DIUSULKAN OLEH:
LUCITANIA RIZKY
20110510236/2011
SANNYA PESTARI DEWI
20110510235/2011
SEPTIAN TRI CAHYO
20110510286/2011
BUNGSU ANUGRAH GUSTI
20120510389 2012
ii
A. JUDUL
Peran Need for Achievement bagi Pedagang Pasar Gamping untuk
Keberhasilan Revitalisasi Pasar
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang memiliki banyak
kekayaan alam di dalamnya, dari minyak bumi hingga sayur atau buah buahan.
Indonesia yang berpenduduk lebih dari 237.641.326 jiwa ( Statistik Indonesia,
2011: 455) memiliki latar belakang mata pencaharian yang identik. Tak heran jika
sebagian besar penduduk Indonesia bermata pecaharian sebagai petani dan
pedagang. Maka dari situ lah kami melihat sisi manusia pedagang jarang disentuh
walau usaha tergantung yang menjalankan. Modal manusia merupakan modal
yang paling utama dalam menjalakan usahannya. Mengacu pada persoalan itu,
kita melihat fakta di lapangan bahwa pasar yang digunakan oleh mayoritas
pedagang desa adalah pasar tradisional yang juga sebagai salah satu karakteristik
unik bangsa Indonesia. Menurut data Neilsen 2004 , jumlah pasar tradisional yang
tersebar di seluruh pelosok Indonesia cenderung mengalami penurunan
dibandingkan dengan retail market dan supermarket. Supermarket mengalami
peningkatan setiap tahunnya sebesar 0.66%. Keadaan berbeda dalam peningkatan
prosentase retail market (minimarket) sebesar 1,28% pertahun. Ironisnya, pasar
tradisional tidak mengalami kondisi yang sama dengan ke dua jenis pasar tersebut,
melainkan mengalami penurunan hingga 1,72% .
Grafik 1.
Persentase Minimarket, Supermarket, dan Pasar Tradisional terhadap Total
Keseluruhan Pasar di Indonesia
100%
80%
Pasar Tradisional
60%
Supermarket
40%
Minimarket
20%
0%
2000
2001
2002
2003
2004
Peningkatan jumlah retail market tersebut tidak lepas dari perubahan sosial
yang terjadi di masyarakat sekarang ini dimana mayoritas penduduk Indonesia
memiliki tingkat pendapatan yang tinggi, atau dapat disebut dengan menengah
keatas yang memiliki perubahan hingga 64% (Data Statistik Indonesia, 2011:
455-474). Alasan pemerintah pusat (kementrian perdagangan) membukakan
peluang sebesar-besarnya pada investor asing dalam menanamkan modalnya di
Indonesia adalah menghormati demand dari para konsumen kelas menengah
keatas. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Wakil Menteri Perdaganagan RI :
Kita juga harus memperhitungkan dan menghormati keinginan bagi para
konsumen berkelas menengah ketas untuk mendapatkan kebutuhannya di tempat
yang lebih baik, dimana pasar tradisional belum dapat memaksimalkan perannya
(Wawancara, 24 September 2012, Pasar Kranggan Yogyakarta). Kebersihan,
kenyamanan dan keamanan merupakan tiga faktor yang sulit untuk dilepaskan
saat konsumen memilih sebuah tempat pembelanjaan. Ini bukanlah sebuah
masalah yang bisa kita biarkan begitu saja, melainkan masalah serius untuk kita
tangani bersama, pedagang sebagai sumber manusia, masyarakat umum, dan
pemerintah.
Pertumbuhan retail market sudah mulai berkembang di Indonesia sejak
tahun 2000 tersebut telah menimbulkan persaingan yang tidak seimbang.
Datangnya pasar modern di tengah kehidupan masyarakat tanpa adanya
keseimbangan dengan peningkatan pelayanan dalam pasar tradisional atau
pemberian pengetahuan yang cukup untuk membekali para pedagang usaha kecil,
membuat persaingan yang tumbuh terlihat timpang. Ketimpangan tersebut dapat
dilihat dari berbagai aspek, diantaranya pelayanan yang diberikan, kejelasan harga
yang ditawarkan, penataan barang display, kebersihan barang dagang, dan hal
yang paling tidak dapat ditolerir lagi adalah mengenai tidak adanya pembatasan
dalam jam buka. Pasar modern, terutama retail market memiliki jam buka 24 jam
non-stop sedangkan pasar tradisional hanya buka berkisar antara jam 5.00 pagi
hingga 11.00 siang. Ini merupakan persoalan serius yang hingga saat ini tidak
disentuh dalam ranah hukum (peraturan) oleh pemerintah daerah setempat,
maupun pemerintah pusat.
Belum lagi, ketika kita berbicara mengenai masalah geografi atau tata
letak zona pasar tradisional dan pasar modern yang belum diatur secara jelas oleh
pemerintah. Mengacu pada Perbup Sleman No.13 Tahun 2010, mengatur pasar
modern untuk mengklasifikasikan toko modern, toko berjaring nasional an
bagaimana jarak yang mengatur toko modern tersebut dengan pasar tradisional
(www.slemankab.go.id-diakses pada tanggal 1 Oktober 2012; pukul 11.45). Akan
tetapi, Perbup Sleman tersebut tidak dapat secara praktis menyelesaikan masalah
yang terjadi dilapangan, karena terlihat pada omset pasar tradisional yang berada
di Kabupaten Sleman mengalami penurunan, dikarenakan faktor jarak pasar
modern yang hanya berjarak 30-40 m dari pasar tradisional. Hal ini belum dapat
diselesaikan hingga sekarang, upaya yang diberikan oleh pemerintah sekitar hanya
pada memberikan pengajuan rancangan peraturan yang mengatur masalah tersebut
di akhir bulan Agustus 2012.
Masyarakat yang berada sudah mulai memandang bahwa Pasar
Tradisional merupakan pasar kuno, yang tidak ada improvement didalam
pengembangannya. Hal tersebut semakin memperkuat bahwa kondisi pasar
tradisional ini tertinggal sekitar 0,143% per bulan dengan pasar modern ( Source :
A.C Nielsen, 2004 ). Melihat geografis atau letak dari Pasar Gamping yang terapit
oleh pasar-pasar modern, seperti Mirota Market, Indomaret, Pusat Import BuahBuahan, sehingga mengidentifikasikan bahwa omset di Pasar Gamping sangat
mengalami penurunan drastis dan perkembangan pasar yang tidak sehat karena
tidak adanya keseimbangan.
Ketidakseimbangan itu tidak hanya pada jumlah kuantitas dari
merebaknya pasar modern, akan tetapi dilihat dari omset yang didapat untuk
penigkatan para pedagangnya. Berikut merupakan data untuk membandingkan
omset yang diperoleh pasar tradisional dan pasar modern :
Tabel 1.
Perbandingan Omzet Pedagang Pasar Tradisional dengan Retail Market
Jenis Pasar
Omset
Per-Bln
Per-Tahun
Total Omset
Jumlah Pasar
Pasar Tradisional
Retail market
Rp 764,2 ribu
Rp 208,3 miliyar
Rp 9,1 juta
Rp 2,5 triliyun
Rp 156,9 triliyun
Rp 70,5 triliyun
Fenomena tersebut direspon secara lamban dan berkesan tidak agresif oleh
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Sehingga, kami akan menyelidiki
mengenai kontribusi need achievement para pedagang pasar terhadap
keberhasilan program revitalisasi pasar oleh pemerintah daerah Pasar Gamping,
Sleman.
C. PERUMUSAN MASALAH
Pemda Sleman melalui Dinas Pasar telah mengeluarkan kebijakan dan
program kegiatan untuk meningkatkan daya saing pasar gamping. Namun
demikian
program
ini
belum
menunjukkan
keberhasilannya.
Rumusan
3.
F. TINJAUAN PUSTAKA
Need for achievement adalah salah satu teori dari teori umum tiga
kebutuhan. Teori tiga kebutuhan ini disampaikan oleh David Mc Clelland
beserta rekan-rekannya. Inti teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan
bahwa pemahaman tentang motivasi akan semakin mendalam apabila disadari
bahwa setiap orang mempunyai tiga jenis kebutuhan, yaitu : Need for
Achievement, Need for Power, dan Need for Affiliation. (Sondang, 1989:
167).
David Mc Clelland sebagai salah satu tokoh penting dalam teori
modernisasi. Teori modernisasi Mc Clelland berangkat dari prespektif psikolog
sosial. Dalam bukunya, The Achievement Motive in Economic Growth, Mc
Clelland (1984) memberikan dasar-dasar tentang psikolog dan sikap manusia,
kaitannya dengan bagaimana perubahan sosial terjadi. Pertumbuhan ekonomi
dijelaskan dari sudut pandang faktor internal oleh Mc Clelland yakni pada nilainilai dan motivasi yang mendorong untuk mengeksploitasi peluang, untuk meraih
kesempatan, pendeknya dorongan internal untuk membentuk dan mengubah nasib
sendiri. Pandangan lain didasarkan pada studi Mc Clelland, Inkeles, and Smith
(1961) terhadap thesis Weber mengenai etika dari Protestan dan pertumbuhan
kapitalisme. Berdasarkan tafsiran Mc Clelland, alasan mengapa rakyat Dunia
Ketiga terbelakang? Menurut tesis Weber yang ditafsirkan oleh Mc Clelland
dikarenakan rendahnya need for achievement tersebut. Sekali lagi, sikap dan
budaya manusia dianggap sebagai sumber masalah dan prototipe the achieving
society yang pada dasarnya adalah ciri-ciri dari watak dan motivasi masyarakat.
Mc Clelland memberikan sedikit kesimpulan, yaitu khayalan ada kaitannya
dengan dorongan dan perilaku dalam kehidupan mereka, yang dinamakan need
for achievement (Nach) yakni nafsu untuk bekerja secara baik, bekerja tidak demi
pengakuan sosial atau gengsi, tetapi dorongan kerja demi memuaskan batin dari
dalam. Bagi sebagaian orang yang memiliki dorongan Nach tinggi, maka mereka
akan cenderung unuk bekerja lebih keras. Mc Clelland selalu berpendapat bahwa
masyarakat
tinggal
landas,
kemudian
masyarakat
pematangan
peneliti dan pedagang pasar gamping berdiskusi intensif dan tidak kaku dalam
membahas permasalahan di dalam pasar yang sangat spesifik. Selain itu, manfaat
lain yang didapat adalah penggunaan focus group discussion memungkinkan
peneliti mengumpulkan informasi secara cepat dan konstruktif dari para pedagang
yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Ada tiga kata kunci yang harus
dilakukan dalam FGD, diantaranya : diskusi (bukan wawancara atau obrolan),
kelompok (bukan individu), dan terfokus/terarah (bukan bebas).
3. Teknis analisis data
Dalam penelitian kualitatif, obyektivikasi data akan didapatkan dengan
memberikan kesempatan yang luas kepada obyek untuk bertutur tentang sesuatu.
Artinya peneliti tidak memiliki otoritas untuk melakukan treatment, baik
mengarahkan
agar
responden
memilih
jawaban
tertentu
ataupun
dari setiap tipe/los pedagang terhadap keberhasilan program revitalisasi pasar oleh
pemda Sleman.
H. JADWAL KEGIATAN
Waktu
Bln
Bln
II
III
Penanggung
Jawab (PJ)
No
Nama Kegiatan
Bungsu
Luci
2
3
4
Bln
I
Bln
IV
Septian
Sannya
No
1
2
3
4
5
6
8
2.
No
Nama Bahan/Peralatan
Kertas HVS 80 gram
Alat tulis (notes, ballpaint,
pensil, metaplan, kertas
manila)
Flash disk recording 4 G
CD Blank
Tinta Printer laser jet
Hitam
Tinta Printer Colour
Spidol white board
Jumlah
Tempat Tujuan
Pasar Gamping
Harga Satuan
30.000
30.000
Jumlah Harga
30.000
600.000
400.000
100.000
250.000
800.000
100.000
250.000
250.000
50.000
250.000
50.000
2.080.000
Harga Satuan
Jumlah
Harga
1.000.000
20 set
2 buah
1 pak
1 tube
1 unit
1 dos
Volume
1 rim
Luci
Kantor Pemerintah
Daerah Sleman
Dinas Pasar
Volume
5 kali datang X 4
orang
2 kali datang X 4
orang
4 kali datang X 4
orang
2 kali datang X 4
orang
Jumlah
50.000
50.000
400.000
60.000
75.000
960.000
600.000
2.960.000
10
3.
No
Uraian Kebutuhan
1
2
4.
No
1
2
3
4
No
2
3
Pedagang
Harga Satuan
20 org
20 org
Jumlah
25.000
15.000
Pasar
Jumlah Harga
500.000
300.000
800.000
Volume
Penulisan laporan
1 laporan
Penggandaan laporan
8 exemplar
Penulisan Modul Sosialisasi 1 kegiatan
Penggandaan modul
30 exemplar
Jumlah
5.
Volume
Wakil
Biaya Satuan
Jumlah Harga
500.000
25.000
250.000
30.000
700.000
200.000
250.000
900.000
2.050.000
Biaya Satuan
100.000
Jumlah Harga
1.000.000
100.000
100.000
1.000.000
500.000
2.500.000
Komponen Lain-Lain
Uraian Kegiatan
Volume
Pembelian referensi buku dan 10
jurnal pendukung penelitian
buku/jurnal
Rapat-rapat
10 kali
Komunikasi
5 kali
Jumlah
Komponen Biaya
Peralatan
Perjalanan
Pertemuan/lokakarya
Laporan
Lain-lain
Anggaran
2.080.000
2.960.000
800.000
2.050.000
2.500.000
10.390.000
Total
J. DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Sondang P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Fakih, Mansour. 2002. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Statistik Indonesia 2011.2011.
Indonesia.
11
Pengembangan
Pasar
12
Nama Lengkap
NIM
Tempat/Tanggal Lahir
Alamat Rumah
: Lucitania Rizky
: 20110510236
: Yogyakarta/ 28 Oktober 1992
: Sorowajan, RT 08, No 282, Panggungharjo
Sewon Bantul 55188
No. HP
: 089 954 29 330
E-mail
: lucitaniamahjum@yahoo.com
Asal Perguruan Tinggi
: Unversitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas/ Jurusan
: Isipol/ Ilmu Hubungan Internasional
Program Studi
: S1
Pengalaman Organisasi dan Prestasi :
- Tim Divisi Pendidikan Sekolah Pasar UGM periode 2011/2012
- Tim Divisi Social Market Sekolah Pasar UGM periode 2012/2013
- Mewakili UMY dalam International Conference UNESCO Young
Enterpreneur 2011
Yogyakarta, 23 Oktober 2012
Lucitania Rizky
Anggota Kelompok 1
Nama Lengkap
NIM
Tempat/ Tanggal Lahir
Alamat Rumah
No. HP
E-mail
Asal Perguruan Tinggi
Fakultas/ Jurusan
Program Studi
Prestasi
13
Anggota Kelompok 2
Nama Lengkap
: Septian Tri Cahyo
NIM
: 20110510286
Tempat/ Tanggal Lahir
: Lampung / 3 September 1993
Alamat Rumah
: Mulya Asri RT 03, RW 02 Tulang Bawang
Tengah
No. HP
: 085 729 422 006
E-mail
: septian.tri.cahyo@gmail.com
Asal Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas/ Jurusan
: Isipol/ Ilmu Hubungan Internasional
Program Studi
: S1
Pengalaman Organisasi
:
- Koordinator Art and Culture Division Student English Activity UMY 2012/2013
- Panitia English Week UMY 2012
- Panitia Mataf FISIPOL UMY 2012
- Sekertaris Divisi Syiar Badan Eksekutif Mahasiswa FISIPOL UMY 2012/2013
Yogyakarta, 23 Oktober 2012
14
Alamat rumah
Pendidikan :
Jenjang
S2
S1
Universitas (tahun
lulus)
Magister Perdamaian
dan Resolusi
Konflik, Sekolah
Pasca Sarjana,
Universitas Gadjah
Mada (2007)
Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta
(2000)
Bidang
Keahlian
Perdamaian
dan Resolusi
Konflik
Ilmu
Hubungan
Internasional
Judul Skripsi/Tesis
Evaluasi Terhadap Misi
Peacebuilding United
Nations Transitional
Administration in East
Timor
Sumber Legitimasi
Kekuasaan Hafidz Al
Assad di Suriah
Penelitian :
No
1
2
3
4
Judul
Pengaruh Pergantian Kekuasaan di
Asia Tenggara Terhadap Integrasi
ASEAN
Hubungan Luar Negeri Uni EropaIndonesia
Faksionalisasi Gerakan Aceh Merdeka
Pasca Perjanjian Damai Helsinki 2005
Faktor-Faktor Penyebab dan Pemicu
Konflik di Irak Pasca Berakhirnya
Kekuasaan Saddam Hussein
Tahun
2005
Sumber Dana
UMY
2004
UMY
2007
UMY
2006
UMY