Anda di halaman 1dari 18

AUDIT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG

RUMAH SAKIT Dr. KARYADI SEMARANG


Hendra Rizki Hadiputra (L2F004482)
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang
E-mail : hendra.rizki.hp@gmail.com
Abstrak : Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting bagi kita.
Tanpa adanya energi listrik, berbagai aktivitas manusia tidak dapat berjalan baik dan lancar.
Namun konsumsi energi listrik secara berlebihan akan membawa dampak negatif. Oleh karena
itu, pemanfaatan energi listrik harus dilakukan secara hemat dan efisien. Untuk mengetahui
profil penggunaan energi listrik di suatu bangunan gedung dapat dilakukan audit energi listrik
pada bangunan gedung tersebut.
Audit energi terdiri dari beberapa tahap. Mulai dari pengumpulan data mengenai
penggunaan energi listrik pada periode sebelumnya, pengukuran langsung penggunaan energi
listrik, perhitungan intensitas kebutuhan energi listrik (IKE) serta analisa mengenai peluang
hemat energi.
Hasil dari pengambilan data dan analisa tersebut kemudian dilaporkan dengan disertai
rekomendasi upaya penghematan energi pada bangunan gedung yang bersangkutan. Sehingga,
pemakaian energi listrik pada bangunan gedung tersebut bisa lebih efektif dan efisien.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di dunia telah menghasilkan
berbagai penemuan baru, antara lain
peralatan-peralatan elektronik. Penggunaan
alat-alat listrik dalam kehidupan sehari-hari
sangat praktis dan efektif. Namun semakin
banyak peralatan elektronik digunakan di
masyarakat juga menyebabkan konsumsi
energi listrik juga meningkat. Peningkatan
konsumsi energi listrik ini tidak sebanding
dengan jumlah pasokan listrik dari pusat
pembangkit.
Untuk
menghindari
terjadinya
pemborosan energi listrik, Direktorat
Pengembangan
Energi,
Departemen
Pertambangan dan Energi, telah membuat
petunjuk konservasi energi pada bangunan
gedung yang mengkonsumsi energi cukup
besar, seperti perkantoran, rumah sakit,
swalayan, dan lain lain.
Audit energi pada bangunan gedung
dilakukan
untuk
mengetahui
profil
penggunaan
energi
dan
peluang
penghematan energi pada bangunan gedung
untuk menungkatkan efiiensi penggunaan
energi pada bangunan gedung yang
bersangkutan. Sehingga penggunaan energi
pada bangunan gedung tersebut bisa lebih
efisien dan menghemat biaya.

1.2 Tujuan
Maksud
dan
tujuan
penulis
melakukan kerja praktek :
1. Penulis ingin mempelajari proses
audit dan konservasi energi pada
bangunan gedung dalam rangka
meningkatkan
efisiensi
penggunaan energi listrik.
2. Memadukan ilmu yang diperoleh
dibangku kuliah dengan aplikasi
di lapangan atau dunia kerja
3. Kerja praktek dilakukan sebagai
syarat
menempuh
jenjang
pendidikan S-1 pada Jurusan
Teknik
Elektro
Universitas
Diponegoro Semarang.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penulisan laporan kerja
praktek ini, penulis menjelaskan tentang
proses audit energi listrik pada bangunan
gedung Rumah Sakit Dr. Karyadi
Semarang.

II. PEMBAHASAN
2.1 Petunjuk Teknis Audit Energi
Bangunan Gedung
Petunjuk teknis konservasi energi
bidang audit energi pada bangunan gedung
ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi
semua pihak yang terlibat dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan
gedung dalam rangka peningkatan efisiensi
penggunaan
energi sehingga dapat
menekan pengeluaran biaya energi. Audit
energi bertujuan mengetahui potret
penggunaan energi dan mrncari usaha yang
perlu
dilakukan
dalam
rangka
meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
Lingkup bahasan petunjuk teknis ini
meliputi :
a. Kriteria audit energi
b. Audit energi awal
c. Audit energi rinci
Petunjuk teknis ini menggunakan standar
yang berlaku di Indonesia. Apabila ada
besaran yang belum diatur di Indonesia,
dapat digunakan standar lain yang dapat
diterima oleh masyarakat profesi, antara
lain standar ASHARE, JIS dan lain
sebagainya selama standar tersebut tidak
bertentangan dengan peraturan yang
berlaku di Indonesia.
2.1.1 Kriteria Audit Energi
2.1.1.1 Kriteria Umum
Audit energi dianjurkan untuk
dilaksanakan terutama pada gedung
perkantoran, pusat
belanja, hotel,
apartemen, dan rumah sakit.
Dengan melaksanakan audit energi
diharapkan :
a. Dapat diketahui besarnya intensitas
konsumsi energi (IKE) pada
bangunan tersebut.
b. Dapat dicegah pemborosan energi
tanpa harus mengurangi tingkat
kenyamanan gedung yang berarti
pula penghematan biaya energi.
c. Dapat diketahui profil penggunaan
energi
d. Dapat dicari upaya yang perlu
dilakukan
dalam
usaha
meningkatkan efisiensi penggunaan
energi.

2.1.1.2 Intensitas Konsumsi Energi (IKE)


Listrik dan Standar
Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
Listrik merupakan istilah yang digunakan
untuk menyatakan besarnya pemakaian
energi dalam bangunan gedung dan telah
diterapkan di berbagai negara (ASEAN,
APEC), dinyatakan dalam satuan kWH/m2
per tahun.
Sebagai target, besarnya IKE listrik
untuk indonesia, menggunakan hasil
penelitian yang dilakukan oleh ASEANUSAID pada tahun 1987 yang laporannya
baru dikeluarkan pada tahun 1992 dengan
rincian sebagai berikut :
a. IKE untuk perkantoran (komersial)
: 240 kWH/m2 per tahun.
b. IKE untuk pusat belanja
: 330 kWH/m2 per tahun.
c. IKE untuk hotel / apartemen
: 300 kWH/m2 per tahun.
d. IKE untuk rumah sakit
: 380 kWH/m2 per tahun.
Tidak menutup kemungkinan nilai
IKE tersebut berubah sesuai dengan
kesadaran masyarakat terhadap penggunaan
energi, seperti mahalnya Singapura yang
telah menetapkan IKE listrik untuk
perkantoran sebesar 210 kWH/m2 per
tahun.
Dalam menghitung besarnya IKE listrik
pada bangunan gedung, ada beberapa istilah
yang digunakan, antara lain :
a. IKE listrik per satuan luas kotor
gedung.
Luas kotor = luas total gedung yang
dikondisikan (ber AC) + luas total
gedung yang tidak dikondisikan
(tanpa AC).
b. IKE listrik persatuan luas total
gedung yang dikondisikan (netto)
c. IKE persatuan luas ruang dari
gedung yang disewakan ( net
product)
Sebagai pedoman, telah ditetapkan nilai
standar IKE untuk bangunan di Indonesia
yang telah ditetapkan oleh Depatemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia
tahun 2004.

Tabel 2.1 Standar IKE Departemen


Penddikan Nasioal Republik Indonesia
Kriteria

Ruangan AC
(KWh/m2/bln)

Sangat Efisien
Efisien
Cukup Efisien
Agak Boros
Boros
Sangat Boros

4,17 - 7,92
7,92 12, 08
12,08 14,58
14,58 19,17
19,17 23,75
23,75 37,75

Ruangan Non
AC
(KWh/m2/bln)
0,84 1,67
1,67 2,5
2,5 3,34
3,34 4,17

Mulai
Pengumpulan dan Penyusunan Data Historis
Tahun Lalu
Data historis energi tahun
sebelumnya
Menghitung Besar IKE Tahun Sebelumnya
Tidak
IKE > Target ?

Tidak menutup kemungkinan nilai


IKE tersebut berubah sesuai dengan
kesadaran masyarakat terhadap penggunaan
energi.
2.1.2 Proses Audit Energi
Proses audit energi terdiri dari dua
bagian yaitu audit energi awal dan audit
energi rinci. Audit energi awal pada dapat
dilakukan pemilik/pengelola gedung yang
bersangkutan berdasarkan data rekening
pembayaran energi yang dikeluarkan dan
luas gedung.
Disarankan IKE dari hasil audit
energi awal disampaikan kepada asosiasi
profesi atau instansi yang bersangkutan
untuk dijadikan bahan informasi dan
masukan dalam menetapkan IKE yang
baru.
Audit energi terinci dilakukan apabila
nilai IKE lebih besar dari nilai standar.
Rekomendasi yang disampaikan oleh TIM
hemat Energi (THE) yang dibentuk oleh
pemilik/.pengelola
gedung
bangunan
dilaksanakan sampai diperolehnya nilai
IKE sama atau lebih kecil dari nilai standar,
dan selalu diupayakan untuk dipertahankan
atau diusahakan lebih rendah di masa
mendatang.
Proses audit energi yang disarankan
seperti ditunjukkan dalam bagan di bawah
ini.

Ya
Lakukan penelitian dan pengukuran konsumsi energi

Data konsumsi energi hasil


pengukuran
Tidak
Periksa IKE > Target ?
Ya
Mengenali kemungkinan PHE

Analisa PHE

Rekomendasi PHE

Implementasi

Ya
Periksa IKE > Target ?
Tidak
Selesai

Gambar 2.1 Diagram alir proses audit


energi.
2.1.2.1 Audit energi awal
A. Pengumpulan Dan Penysunan Data
Energi Bangunan
Kegiatan audit energi awal meliputu
pengumpulan data energi bangunan dengan
data yang tersedia dan tidak memerlukan
pengukuran.
B. Data Yang Diperlukan
Data yang diperlukan meliputi :
a. Dokumentasi bangunan
Dokumentasi
bangunan
yang
diperlukan adalah gambar teknik
bangunan
sesuai
pelaksanaan
konstruksi , terdiri :
1) Denah tampak dan potongan
bangunan seluruh lantai.

2)

Denah instalasi pencahayaan


bangunan seluruh lantai.
3) Diagram garis tunggal listrik,
lengkap dengan penjelasan
penggunaan daya listriknya
dan besarnya penyambungan
daya
listrik PLN
serta
besarnya daya listrik cadangan
dari Genset bila ada.
b. Pembayaran
rekening
listrik
bulanan bangunan selama satu
tahun terakhir dan rekening
pembelian bahan bakar minyak
atau bahan bakar gas.
c. Tingkat
hunian
bangunan
(occupancy rate).
Berdasarkan data bangunan seperti
disebutkan di atas, dapat dihitung :
a. Rincian luas bangunan dan luas
total bangunan (m2).
b. Tingkat
pencahayaan
ruang
(Lux/m2)
c. Daya listrik total yang dibutuhkan
(kVA atau kW)
d. Intensitas daya terpasang per m2
peralatan lampu (Watt/m2)
e. Daya listrik terpasang per m2 luas
lantai untuk keseluruhan bangunan.
f. Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
listrik bangunan.
g. Biaya energi bangunan.

2.1.2.2 Audit Energi Rinci


A.
Penelitian
Dan
Pengukuran
Konsumsi Energi
Audit energi rinci perlu dilakukan
bila audit energi awal memberikan
gambaran nilai IKE listrik lebih dari
nilai standar yang ditentukan.
Audit energi rinci perlu dilakukan
untuk mengetahui profil penggunaan
energi pada bangunan, sehingga dapat
diketahui peralatan pengguna energi apa
saja yang pemakaian energi cukup
besar.
Kegiatan yang dilakukan dalam
penelitian energi adalah mengumpulkan
dan meneliti sejumlah masukan yang
dapat
mempengaruhi
besarnya
kebutuhan energi bangunan, dan dari

hasil penelitian dan pengukuran energi


dibuat profil energi bangunan.
B. Pengukuran Energi
a. Alat Ukur dan kalibrasi
1. Seluruh analisa energi bertumpu
pada hasil pengukuran. Hasil
pengukuran harus dapat diandalkan
dan mempunyai kesalahan error
yang masih dapat diterima. Untuk
itu penting menjamin bahwa alat
ukur
yang
digunakan
telah
dikalibrasi dalam batas waktu
sesuai ketentuan yang berlaku.
Kalibrasi ini dilakukan oleh pihak
yang diberi wewenang hukum
untuk itu.
2. Alat ukur yang digunakan dapat
berupa alat ukur yang dipasang
tetap (permanent) pada instalasi
atau alat ukur yang dipasanga tidak
tetap (portabel).
b. Pengukuran Tingkat Pencahayaan
Tingkat pencahayaan dihitung
dengan menggunakan persamaan di
bawah ini.
(lux)
.. (3.1)
di mana :
Ftotal

A
Kp
Kd

= Fluks luminus total


dari semua lampu
yang
menerangi
bidang
kerja
(lumen)
= Luas bidang kerja
(m2)
= Koefisien
penggunaan
= Koefisien
depresiasi
(penyusutan)

c. Pengukuran Besarnya Konsumsi


Energi Listrik Pencahayaan
Pengukuran besarnya daya listrik
untuk
pencahayaan
digunakan
wattmeter dan pengukuran konsumsi
energi menggunakan watt-jam meter
yang dipasang tetap pada panel listrik
yang melayani pencahayaan. Sangat

ideal bila pada panel tersebut juga


dipasangkan
watt
meter
yang
dilengkapi dengan watt maksimum.
Pada kenyataanya dalam gedung
komersial, energi untuk pencahayaan
merupakan salah satu bagian yang
relative besar penggunaan energi
listriknya.
d. Pengukuran besarnya konsumsi
listrik untuk tata udara
Pengukuran besar konsumsi listrik
untuk tata udara tidak dijelaskan lebih
detail pada laporan ini, karena pada
laporan ini hanya mebahas audit dan
konservasi energi system pencahayaan.
C. Mengenali Kemungkinan Peluang
Hemat Energi
Hasil pengukuran yang dilakukan,
selanjutnya ditindak lanjuti dengan
penghitungan besarnya intensitas konsumsi
energi (IKE) dan penysunan profil
penggunaan energi bangunan.
Besarnya IKE hasil perhitungan
dibandingkan dengan IKE standar. Bila
hasilnya ternyata kurang dari IKE standar
maka kegiatan audit rinci dapat dihentikan
atau bila diteruskan dengan harapan dapat
memperoleh IKE yang lebih rendah lagi.
Bila hasilnya lebih dari IKE target, berarti
ada peluang untuk melanjutkan proses audit
energi rinci berikutnya untuk memperoleh
penghematan energi.
D. Analisa Peluang Hemat Energi
Apabila peluang hemat energi telah
dikenali, selanjutnya perlu ditindaklanjuti
dengan analisa peluang hemat energi, yaitu
dengan cara membandingkan potensi
perolehan hemat energi dengan biaya yang
harus dibayar untuk pelaksanaan rencana
penghematan
energi
yang
direkomendasikan.
Penghematan energi pada bangunan
gedung tidak dapat diperoleh begitu saja
dengan cara mengurangi kenyamanan
penghuni. Analisa peluang hemat energi
dilakukan dengan usaha usaha :
a. Mengurangi
sekecil
mungkin
penggunaan energi. ( Mengurangi
kW dan jam operasi ).
b. Memperbaiki kinerja peralatan.
c. Penggunaan sumber energi yang
murah.

E. Laporan Dan Rekomendasi


Laporan audit energi terdiri dari
bagian bagian sebagai berikut :
1. Ringkasan (executive summary)
Ringkasan ini berisi :
a. Uraian
pekerjaan
yang
dilakukan.
b. Tabel yang berisi langkah
langkah
yang
direkomendasikan yang telah
diteliti dengan baik dari segi
teknis maupun ekonomis.
c. Langkah langkah yang
kelihatan
menguntungkan
tetapi perlu penelitian yang
lebih lanjut.
d. Rencana

rencana
implementasi
yang
direkomendasikan.
2. Latar Belakang
Bagian ini merupakan faktor
faktor penting yang terkait
dengan audit yang dikerjakan
dan rekomendasi yang akan
diterapkan, misalnya :
a. Uraian tentang kondisi dan
karakteristik bangunan.
b. Sistem suply energi utama;
bagian
ini
memberikan
indikasi penggunaan bahan
bakar dan listrik secara
keseluruhan dan pengguna
pengguna utama setiap jenis
energi.
3. Manajemen energi
Pandangan umum tentang energi,
kaitannya dengan kegiatan
manajemen dan tingkat kesadaran
tentang energi.
4. Pelaksanaan audit energi
Mengindikasikan
catatan

catatan penggunaan energi apa


yang ada dan bagaimana kinerja
peralatan energi di bangunan
yang dipantau.
5. Pemanfaatan energi
Mencakup
performansi
penggunaan
energi,
neraca
energi, dan biaya energi.
Rekomendasi harus disusun sejauh
mungkin mengikuti urutan yang sama

dengan bagian sebelumnya. Rekomendasi


yang akan dibuat mencakup masalah :
1. Manajemen energi; termasuk :
a. Program manajemen yang
telah diperbaiki
b. Implementasi audit energi
yang lebih baik
c. Cara
meningkatkan
kesadaran
penghematan
energi
2. Pemanfaatan energi; termasuk :
a. Langkah

langkah
perbaikan
efisiensi
penggunaan energi tanpa
biaya misalnya merubah
prosedur.
b. Langkah

langkah
perbaikan dengan biaya
murah.
c. Langkah langkah dengan
investasi kecil.
d. Langkah langkah dengan
investasi besar.

2.2.2 Audit Energi Awal Gedung RS Dr.


Karyadi Semarang
2.2.2.1 Distribusi Jaringan Listrik
Rumah Sakit Dr. Karyadi
Rumah
Sakit
Dr.
Karyadi
Semarang menggunakan sumber energi
listrik tegangan menengah yang disuplai
oleh PLN. Daya listrik tersebut digunakan
untuk memikul seluruh beban listrik yang
ada di dalam bangunan.
Suplai daya listrik tegangan
menengah
dari
PLN
sebelum
didistribusikan ke peralatan (pemakai)
dalam bangunan, terlebih dulu diturunkan
tegangannya menjadi tegangan rendah pada
dua gardu yaitu Gardu I dan III dengan
masing-masing gardu terdapat 3 buah trafo
step
down
yang
masing-masing
dihubungkan pada sebuah panel pembagi
utama, kemudian didistribusikan pada
beberapa sub panel.
GARDU I

TRAFO 1
Ward anak

Lampiran lampiran pada laporan


rekomendasi ini memasukkan :
1. Tarif energi
2. Perhitungan

perhitungan
energi.

Fencing cuci

TRAFO 2

Audit Energi pada Bangunan


Gedung RS Dr. Karyadi Semarang
2.2.1 Gambaran Umum Gedung RS Dr.
Karyadi
Kompleks Rumah Sakit Dr. Karyadi
Semarang yang terletak di Jl.Dr. Sutomo
No. 16 Semarang terdiri dari 77 gedung,
dengan satu gedung berlantai empat, empat
gedung berlantai tiga, delapan gedung
berlantai dua dan sisanya gedung satu
lantai.
Kompleks bangunan Rumah Sakit
Dr. Karyadi Semarang mempunyai luas
bangunan kotor 80.000 m2 dan luas
bangunan ber AC adalah 3.000 m2
(3.75%). Rumah sakit Dr. Karyadi
mempunyai dua jenis langganan yaitu jens
langganan tegangan rendah ( 22 kVA dan
1300 VA) dan tengangan menengah (2770
KVA. Dengan konsumsi daya reaktif hanya
di ukur pada pelanggan tegangan menengah
yaitu pada langganan 2770 kVA. Bangunan
yang ada di kompleks RS Dr. Karyadi
adalah sebagai berikut.

Diklat & Perpus


interward
MRI
Pompa

TRAFO 3
Paviliun Garuda

TEGANGAN
MENENGAH PLN

2.2

Radiotherapi & air limbah

KWH METER
UTAMA

TRAFO 1

OPD LIGHTNING 1
OPD LIGHTNING 2
OPD

TRAFO 2

Gaiatri
AC Direktur (Ward Syaraf)
AC OPD
ICCU Ward Syaraf
Merak IRNA & AC
Peny. Dalam

TRAFO 3

GARDU III
TEGANGAN
MENENGAH PLN
1 FASA (S)
TEGANGAN
MENENGAH PLN
1 FASA (T)

KWH
METER

MDP GEDUNG
LAB. CENTRE 1

KWH
METER

MDP GEDUNG
LAB. CENTRE 2

Gambar 2.2 Line diagram RS. Kariadi dari


survey

LVDP III

GARDU I
INTERLOCK DENGAN CB II

80 KA
1000 - 2000A

80 KA
150 - 200A

POMPA

170 250A

ICCU

BEBAN

DARI GENSET-II
(EMERGENCY)

254 MCCB

Trafo I

75 kVA
126
10

WARD SYARAF

150 200A

OPD NYFGbY 4x70mm

900 1600A

RADIOLOGI

80

750
1041 kVA

BEBAN

REMOTE CONTROL KE GENSET-I&II

80 KA
3200A

Trafo II

1041 kVA

80 KA
1000 - 2000A

900 1600A

OPD NYFGbY 3(4x185mm )

150 200A

OPD NYFGbY 4x70mm

240 - 400A

CARDIAC CENTER

180

900 1600A

COT NYFGbY 3(4x185mm )

720

150 200A

OPD NYFGbY 4x70mm

640 kVA
80

DARI GENSET-III
(EMERGENCY)

BEBAN
INTERLOCK DENGAN CB III

Trafo III
Dari
PLN
2O KV

54 / 80 kVA

A A A

980 kVA

980 kVA

80 KA
3200A

V
M

DARI SUB III


3000/5A

KWh METER
UTAMA

BEBAN

INTERLOCK DENGAN
LOAD BREAK SWITCH

80 KA
3200A

Trafo I

240 - 400A

WARD SYARAF

900 1600A

OPD NYFGbY 4x185mm

900 1600A

190 kVA

A A A
V

BEBAN

640

RADIOLOGI

750

240 - 400A

NO BREAK SET

150

390 630A

SPARE

3000/5A

INTERLOCK DENGAN
LOAD BREAK SWITCH

Trafo II

80 KA
3200A

DARI SUB III

270
1730 kVA

1730 kVA

BEBAN

Gambar 2.5 Panel MDP dari Gardu III

Trafo III
GARDU III

Dari
PLN
220 V

Dari
PLN
220 V

LAB
CENTER I
KWh METER

LAB
CENTER II
KWh METER

Gambar 2.3 Jaringan Utama RS. Kariadi


LVDP I
30 KA
20 - 100A

INTERLOCK DENGAN CB1


50 KA
350 630A

170 250A

DARI GENSET-I
(EMERGENCY)

RADIO THERAPY
WARD ANAK

50 kVA
120

50 - 70A

DAPUR

35

90 130A

FENCING CUCI

60

50 - 70A

INTER WARD

A A A

32
297 kVA

297 kVA

V
REMOTE CONTROL KE GENSET-I

50 KA
1500/5A 900 1600A

390 630A

WARD ANAK

170 250A

RADIO THERAPY 125

150 200A

SPARE

50 - 70A

SPARE

50 KA
900 1600A

DARI SUB I

INTERLOCK DENGAN
LOAD BREAK SWITCH

240 kVA

100
38
365 kVA

2.2.2.2 Data Penggunaan Energi Listrik


A. Data Penggunaan Energi Listrik RS.
Dr. Karyadi
Dalam melaksanakan audit energi
pada bangunan kompleks Rumah Sakit dr.
Karyadi, dilakukan pengambilan data
sekunder konsumsi energi dari rekening
listrik tahun 2003, 2004, 2005 dan 2006.
Konsumsi energi listrik RS dr. Karyadi
untuk beban tenaga disuplai oleh Gardu I
dan Gardu III, yang merupakan pelanggan
PLN 2770 KVA. Tabel 4.1 adalah data
pemakaian energi listrik pada kompleks
Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang. Dari
tabel tersebut dapat diamati adanya
peningkatan pemakaian rata rata dari
192182 kWh pada tahun 2003 menjadi
202091 kWh pada tahun 2006.

365 kVA

50 KA
900 1500A

50 - 70A

DAPUR

35 kVA

FENCING CUCI

60

A A A
90 130A

V
50 KA
900 1600A

DARI SUB I

170 250A

RADIO THERAPY 125

390 630A

WARD ANAK

1500/5A

INTERLOCK DENGAN
LOAD BREAK SWITCH

90 130A

PERMUSTAKAAN

240
60

170 250A

INTER WARD

128

150 200A

SPARE

100

70 100A

SPARE

52
648 kVA

648 kVA

Gambar 2.4 Panel MDP dari Gardu I

Tabel 2.2 Konsumsi energi listrik (kWh)


RS Karyadi
kWh
2003
424000
488000
448000
440000
428000
412000
444000
440000
408000
360000
380000

Bulan
Des
Nop
Okt
Sep
Aug
Jul
Jun
May
Apr
Mar
Feb
Jan

kWh
2004
576000
576000
548000
524000
516000
492000
496000
512000
564000
364000
468000
456000

kWh
2005
548000
608000
592000
572000
580000
576000
604000
600000
568000
528000
528000
596000

B. Perhitungan Audit Awal Intensitas


Konsumsi Energi Listrik
Intensitas Konsumsi Energi adalah
jumlah penggunaan energi tiap meter
persegi luas gross bangunan dalam suatu
kurun waktu tertentu. Luas gross kompleks
Rumah Sakit Dr Karyadi Semarang adalah
51.799 m2. Konsumsi energi listrik
kompleks RS Dr Karyadi pada tahun 2003
setiap bulan berkisar antara 380.000 kWh
hingga 488.000 kWh, dan untuk energi
daya reaktifnya berkisar antara 188.000
KVARh
hingga
232.000
KVARh.
Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi
dapat dihitung sebagai berikut.
Total kWh 2003
IKE =
Luas Gross

kWh
2006
640000
612000
600000
616000
608000
620000
608000
624000
552000
556000
572000

K o n su m si E n erg i L istrik R S K aryad i (kW H )

700000

IKE

IKE

600000

Energi listrik (kWH)

500000

4672000
51799
90,19 kWh/m2tahun

400000

Dengan cara perhitungan yang


sama dapat dilakukan perhitungan untuk
seluruh data dan menghasilkan data sebagai
berikut.

300000

200000

100000

0
D es

N op

Ok

Sep

Aug

Ju l

Ju n

M ay

Apr

M ar

Feb

Ja n

B u la n

2003

2004

2005

2006

Gambar 2.6 Diagram konsumsi energi


listrik (kWh) 2770 KVA RS Dr Karyadi

Tabel 2.3 Intensitas Konsumsi Energi Listrik Sistem 2770 KVA RS Dr Karyadi
Tahun 2003

Tahun 2004

Tahun 2005

Tahun 2006

Bula
n

Luas
Gross

kWh

IKE

kWh

IKE

kWh

IKE

kWh

IKE

Des

51799

424000

8.19

576000

11.12

548000

10.58

Nop

51799

488000

9.42

576000

11.12

608000

11.74

640000

12.36

0.00

Ok

51799

448000

8.65

548000

10.58

592000

11.43

612000

11.81

Sep

51799

440000

8.49

524000

10.12

572000

11.04

600000

11.58

Aug

51799

428000

8.26

516000

9.96

580000

11.20

616000

11.89

Jul

51799

412000

7.95

492000

9.50

576000

11.12

608000

11.74

Jun

51799

444000

8.57

496000

9.58

604000

11.66

620000

11.97

May

51799

440000

8.49

512000

9.88

600000

11.58

608000

11.74

Apr

51799

408000

7.88

564000

10.89

568000

10.97

624000

12.05

Mar

51799

360000

6.95

364000

7.03

528000

10.19

552000

10.66

Feb

51799

380000

7.34

468000

9.03

528000

10.19

556000

10.73

Jan

51799

0.00

456000

8.80

596000

11.51

572000

11.04

Total

51799

4672000

90.19

6092000

117.61

6900000

133.21

6608000

127.57

In ten sitas K o n su m si E n erg i R S K aryad i

1 4 .0 0

1 2 .0 0

IKE (kWH/m2/bl)

1 0 .0 0

8 .0 0

6 .0 0

4 .0 0

2 .0 0

0 .0 0
D es

N op

Ok

Sep

Aug

Ju l

Ju n

M ay

Apr

M ar

Feb

Ja n

B u la n

IK E 2003

IK E 2004

IK E 2005

IK E 2006

Gambar 2.7 Diagram Intensitas Konsumsi Energi Listrik Sistem 2770 KVA RS Dr Karyadi
C. Pengukuran Energi
Pengukuran
energi
listrik
menggunakan power meter digital HIOKI
pada panel panel cirkuit breaker.
Sedangkan untuk mengukur intensitas
penerangan menggunakan Lux meter. Titiktitik pengukuran energi listrik dapat dilihat
pada tabel 4.11. Berdasarkan tabel tersebut,
diperoleh keterangan sebagai berikut:
1) Sampling pengambilan data untuk
ruangan tidak ber-AC, dan

memakai
penerangan
standar
dilakukan pada Lab Central I.
2) Sampling pengambilan data untuk
ruangan ber-AC, dan memakai
penerangan standar dilakukan pada
Ruang Merak.
Hasil dari pengukuran energi pada
Sistem 2770kVA dapat dilihat pada table
dan gambar berikut.

Tabel 2.4 Data Beban harian RS Karyadi


Jam
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
0.00

I
Cos
(Amp) Phi
20.35 0.89
19.86 0.88
20.15 0.88
20.30 0.89
21.01 0.88
22.66 0.92
34.26 0.92
41.33 0.93
44.51 0.93
44.93 0.93
45.26 0.94
39.73 0.93
34.17 0.93
28.05 0.92
26.17 0.92
25.20 0.92
25.69 0.93
25.31 0.92
24.93 0.91
26.10 0.91
27.26 0.91
21.80 0.90
20.90 0.91
20.01 0.91
Jumlah

V(Volt)
12000
12040
12027
11980
11953
11987
12007
11867
12120
12027
11913
12033
12007
12140
12060
12093
12073
12073
12073
12093
12113
12120
12023
11927

Per Hari
KWH
KVARH
648.98
339.64
634.13
335.35
638.42
348.05
647.14
336.90
662.36
359.30
747.22
325.03
1,132.85
489.40
1,363.83
551.80
1,500.13
606.95
1,509.33
591.77
1,515.68
565.07
1,326.57
544.92
1,138.60
467.71
940.76
397.92
874.76
362.01
842.94
353.99
862.45
348.95
841.56
363.56
820.90
376.40
859.21
397.70
897.51
419.31
714.97
342.21
683.49
318.34
652.13
295.22
22,455.94 9,837.51

Q
(kVAR)
339.64
335.35
348.05
336.90
359.30
325.03
489.40
551.80
606.95
591.77
565.07
544.92
467.71
397.92
362.01
353.99
348.95
363.56
376.40
397.70
419.31
342.21
318.34
295.22

P(kW)
648.98
634.13
638.42
647.14
662.36
747.22
1,132.85
1,363.83
1,500.13
1,509.33
1,515.68
1,326.57
1,138.60
940.76
874.76
842.94
862.45
841.56
820.90
859.21
897.51
714.97
683.49
652.13

Per Bulan
KWH
KVARH
19,469.32
10,189.20
19,023.94
10,060.46
19,152.66
10,441.49
19,414.18
10,106.96
19,870.80
10,779.10
22,416.62
9,751.04
33,985.60
14,681.94
40,914.89
16,554.04
45,003.88
18,208.43
45,279.97
17,753.01
45,470.52
16,952.18
39,797.18
16,347.70
34,158.13
14,031.31
28,222.93
11,937.67
26,242.80
10,860.44
25,288.32
10,619.72
25,873.62
10,468.39
25,246.69
10,906.69
24,627.14
11,292.07
25,776.28
11,931.00
26,925.28
12,579.33
21,449.05
10,266.44
20,504.57
9,550.08
19,563.87
8,856.49
673,678.25 295,125.19

D aya b eb an h arian R S K aryad i

1 ,8 0 0 .0 0

1 ,6 0 0 .0 0

P (kW )
Q (K V A R )
1 ,4 0 0 .0 0

1 ,2 0 0 .0 0

1 ,0 0 0 .0 0

8 0 0 .0 0

6 0 0 .0 0

4 0 0 .0 0

2 0 0 .0 0

.0
23

.0
22

.0
21

0
20

.0

.0
19

.0
18

.0
17

.0
16

.0
15

.0
14

.0
13

.0
12

.0
11

00

00

00

00

00

00

00

00

.0
10

9.

8.

7.

6.

5.

4.

3.

2.

00

0 .0 0

1.

Daya (P(KW), Q(KVAR) , S(KVA)

S (kV A )

Jam

Gambar 2.8 Kurva Daya Beban harian RS Dr Karyadi

10

Pada Lab Sentral 1, konsumsi energi listrik per hari dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.5 Daya Beban harian Lab Sentral 1 RS Dr Karyadi
Jam

V (Volt)

Cos phi

S (KVA)

P (KW)

Q
(KVAR)

2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
20.10
210.10
24.10
206.70
28.10
203.30
46.10
189.90
31.80
220.90
29.70
199.80
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
2.14
215.40
Jumlah

0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.94
0.95
0.97
0.97
0.97
0.97
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70

0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
4.23
4.97
5.71
8.74
6.40
5.92
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
0.46
44.25

0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
3.98
4.76
5.53
8.62
6.20
5.75
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
0.30
40.24

0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
1.43
1.44
1.44
1.48
1.60
1.42
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
0.35
15.11

I (Amp)

1.00
2:51
3:51
4:51
5:51
6:51
7:51
8:51
9:22
10:51
11:51
12:51
13:28
14:28
15:28
16:28
17:28
18:28
19:28
20:28
21:28
22:28
23:28
0:00

K u rva B eb an H arian L ab C en tral 1

5 0 .0 0

4 5 .0 0

I (A m p)

C os phi

P (K W )

4 0 .0 0

3 0 .0 0

2 5 .0 0

2 0 .0 0

1 5 .0 0

1 0 .0 0

5 .0 0

00
0.

.0
23

.0
22

.0
21

.0
20

.0
19

.0
18

.0
17

.0
16

.0
15

.0
14

.0
13

.0
12

.0
11

00

00

00

00

00

00

00

00

.0
10

9.

8.

7.

6.

5.

4.

3.

2.

00

0 .0 0

1.

Arus (Amp) , Fakto Daya dan Daya (kW)

3 5 .0 0

Jam

Gambar 2.9 Kurva Beban harian Lab Sentral 1

11

Perhitungan yang sama dapat


D. Perhitungan Dan Pembahasan Data
dilakukan pada Lab Sentral 1 sesuai tabel
Audit Rinci Intensitas Konsumsi
4.10 sebagai berikut. Konsumsi energi total
Energi Listrik Rumah Sakit Dr
dalam sehari adalah 40,24 kWh, dengan
Karyadi Semarang
Berdasarkan data pada tabel 4.9,
luas gross Lab Sentral 1 adalah 444 m2.
dapat dihitung besarnya konsumsi energi
a. Konsumsi energi per tahun :
listrik yang digunakan pada gedung RS Dr
40,24 kWh/hari x 365 hari/tahun
Karyadi. Data yang diambil sebagai sampel
= 14.687,6 kWh/tahun
adalah selama 24 jam sehari dan 7 hari
b. Besar intensitas konsumsi energi
seminggu.
listrik :
Dari tabel 4.12, konsumsi energi
14.687,6/444
=
33,08
total per hari adalah sebesar 22.455,94
kWh/m2tahun
kWh. Maka dapat dilakukan perhitungan
Berdasarkan perhitungan di atas,
sebagai berikut.
nilai IKE perhitungan hasil pengukuran
a. Konsumsi energi listrik per
sebesar 33,08 kWh/m2/tahun jauh berada di
tahun :
bawah batas standar IKE ASEAN-USAID
22.455,94 kWh/hari x 365
1992, sehingga masih tergolong sangat
hari/tahun
=
8.196.418,1
efisien.
kWh/tahun
b. Besar intensitas konsumsi energi
E. Perhitungan Intensitas Konsumsi
listrik :
Energi Untuk Sampel Ruang Dengan
8.196.418,1/51799 = 158,24
Udara
Dikondisikan
Dengan
kWh/m2/tahun
Penerangan Standar
Dari hasil perhitungan di atas, IKE
Pengukuran untuk sampel ruang
hasil pengukuran dan perhitungan sebesar
ber-AC dengan penerangan standar
158,24 kWh/m2/tahun masih berada di
dilakukan pada ruang Iterna B3. Luas ruang
bawah batas standard IKE ASEAN-USAID
adalah 826,5 m2. Dari hasil pengukuran
tahun 1992 untuk rumah sakit sebesar 380
dapat diperoleh tabel sebagai berikut.
kWh/m2/tahun. Sehingga bisa dikatakan
bahwa nilai IKE ini sangat efisien.
Tabel 2.6 Hasil Pengukuran Konsumsi Energi Ruang Iterna B3
JAM

2:01
3:25
4:28
7:47
9:33
10:50
13:05
14:50
17:35
19:13
21:32
22:52

P
(KW)

7,631
8,011
8,052
11,22
11,57
11,89
13,34
8,51
9,868
9,908
9,37
9,33
Jumlah

Q
(KVA
R)

5,35
4,931
5,083
5,7
5,91
5,88
7
5,52
5,367
5,373
5,611
4,96

Berdasarkan tabel di atas, dapat


dihitung nilai IKE untuk ruang Iterna B3
sebagai berikut.
IKE
=
3561/826,5
kWh/m2/bulan = 4,309 kWh/m2/bulan.

Per Hari
KWh

KVARh

7,631
8,011
8,052
11,22
11,57
11,89
13,34
8,51
9,868
9,908
9,37
9,33
118,7

5,35
4,931
5,083
5,7
5,91
5,88
7
5,52
5,367
5,373
5,611
4,96
66,685

Per Bulan
KWh

KVARh

228,93
240,33
241,56
336,6
347,1
356,7
400,2
255,3
296,04
297,24
281,1
279,9
3561

160,5
147,93
152,49
171
177,3
176,4
210
165,6
161,01
161,19
168,33
148,8
2000,55

Sesuai ketentuan Depdiknas, nilai


IKE ruang Iterna B3 sebesar 4,309
kWh/m2/bulan untuk kategori ruangan berAC adalah sangat efisien (4,17 7,92
kWh/m2/bulan).

12

F. Perhitungan Intensitas Konsumsi


Energi Untuk Sampel Ruang
Dengan
Udara
Tidak
Dikondisikan
Dengan
Penerangan Standar
Sampel untuk ruangan tidak berAC dengan penerangan standar adalah Lab
Central I dengan luas 444 m2. Data
konsumsi energi listrik pada Lab Central
diukur dari kWh meter. Dari pengukuran
diperoleh tabel data sebagai berikut.
Tabel 2.7 Hasil Pencatatan kWhmeter Lab
Central I
JAM

Angka Pada Meter

1:59
3:56
6:01
7:52
9:23
10:52
15:30
16:50
19:23
21:22

10397,5
10397,6
10397,8
10398,1
10399,0
10400,1
10402,5
10402,6
10402,6
10402,7

Dari tabel diatas dapat dihitung


pemakaian energi listrik untuk sehari adalah
sebagai berikut.
Konsumsi Listrik satu hari
= 10402,7 10397,5 = 5,2 kWh
Konsumsi Listrik satu
bulan = 30 x 5,2 kWh = 156 kWh
Kemudian dapat dihitung besarnya
IKE untuk Lab Central 1 sebagai berikut.
IKE
=
156/444
kWh/m2/bulan = 0,351 kWh/m2/bulan
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat
dituliskan bahwa nilai IKE Lab Central I
sebesar 0,351 kWh/m2/bulan dan tergolong
sangat efisien sesuai dengan ketentuan
Depdiknas (0,84 1,67 kWh/m2/bulan).
2.3 Analisa Peluang Hemat Energi
2.3.1 Pembenahan Sistem Penerangan
Berdasarkan hasil pengukuran di
lapangan didapatkan data pengukuran
tingkat pencahayaan di Rumah Sakit dr.
Karyadi seperti pada tabel 5.1 dan 5.2.
Kemudian dari tabel tersebut dapat dibuat
diagram batang tingkat pencahayaan pada
tiap ruangan seperti pada gambar 5.1 dan
5.2.

13

Tabel 2.8 Data pengukuran intensitas penerangan RS Dr Karyadi Semarang


Lan
tai

Ruang

LUX
Standar

Pengukuran

Perkantoran Bagian Akuntansi

350

100,33

Administrasi Instalasi Farmasi

350

326,00

Ruang Tunggu Apotik Berdikari

100

220,67

Kamar 12 Ruang Bedah 1 Gd Kutilang

300

34,00

Ruang Penyinaran Radioterapi

300

142,00

Kamar 12 Ruang Bedah 1 Gd Kutilang

300

34,00

Ruang Penyinaran (Radiologi)

300

142,00

Ruang Serba guna (Gd. Dharma Wanita)

200

35,67

Kamar Mayat

150

83,00

Ruang Otopsi

300

592,33

Taman

600

670,33

Parkiran

10

11,00

Koridor (Diklit)

100

27,00

300

41,00

350

161,33

Ruang Operasi (IBS)


Laboratorium Patologi Anatomi (Div.
Lab)
Radiologi

350

52,00

ICU

300

65,67

Kamar VIP B Paviliun Garuda

150

241,00

Kamar Pasien President Suite

150

73,33

Kamar VVIP President Suite

150

54,67

Kamar Pasien Cardiovascular

150

126,00

Kamar 3 Kepodang Gd Kutilang

150

68,33

Kamar 6 (Rajawali)

150

44,00

Kamar 5 (Kepodang)

150

192,00

Kamar 10 (Kutilang)

150

65,33

Kamar 15(Merak)
Kamar Pasien (Bgsl kulit, kelamin dan
THT)

150

24,67

150

114,00

1
1

Kamar Pasien (Cendrawasih)

150

24,00

Kamar Pasien (R. Anak)

150

35,67

Kamar Pasien 11 (Cendrawasih)

150

38,33

Kamar Pasien Klas 3 (Geriatri)

150

17,33

Kamar VVIP (VIP)(Geriatri)

150

25,67

Kamar Pasien bedah syaraf

150

75,67

Kamar Pasien (Bangsal Radium)

150

228,00

14

800
Standar

Pengukuran

700
600

LUX

500
400
300
200
100

U
IC

Ka
m

Pe
rk
a

nt
or
Ad
an
m
Ba
in
gi
is
an
tra
ua
si
Ak
ng
In
un
ar
st
Tu
ta
al
12
ng
ns
as
R
gu
i
iF
ua
ar
Ap
ng
m
o
R
as
tik
Be
Ka
ua
i
da
Be
m
ng
ar
h
r
di
Pe
1
12
ka
G
ny
ri
R
d
in
ua
Ku
ar
ng
a
til
R
an
ua
R
Be n R
ua
g
ng
ad
d
ng
ah
io
Se
t
er
Pe
1
rb
ap
G
a
ny
d
i
gu
in
Ku
ar
na
til
an
an
(G
(R
g
d.
ad
D
ha
io
lo
rm
gi
a
)
W
an
Ka
ita
m
)
ar
M
R
a
ua
ya
ng
t
O
to
ps
i
Ta
La
m
bo
an
ra
Pa
to
rk
riu
Ko
ira
R
m
rid
n
ua
Pa
or
ng
to
(D
lo
O
ik
gi
pe
lit
)
An
ra
s
at
om i (IB
S)
i(
D
iv
.L
ab
)
R
ad
io
lo
gi

Ruangan

Gambar 2.10 Diagram intensitas


penerangan ruangan RS Dr. Karyadi
Semarang
300
Standar

Pengukuran

250

Lux

200

150

100

50

Ka
m
ar
VI
Ka
P
m
B
ar
Pa
Pa
vi
liu
si
Ka
n
en
G
m
Pr
ar
ar
es
ud
VV
Ka
id
a
I
m
en
P
ar
tS
Pr
Ka
Pa
es
uit
m
si
i
e
de
en
ar
nt
3
C
Su
Ke
ar
ite
di
po
ov
da
as
ng
cu
G
la
Ka
d
r
Ku
m
ar
til
an
6
Ka
Ka
g
(R
m
m
aj
a
ar
r5
aw
Pa
al
(K
Ka
i)
si
ep
m
en
od
ar
(B
an
10
an
g)
(
gs
K
Ka
ut
al
m
i
l
an
ku
ar
Ka
lit
g)
15
,k
m
el
(M
ar
am
er
Pa
ak
in
si
)
da
en
n
Ka
(C
Ka
TH
m
en
m
T)
ar
ar
dr
Pa
aw
Pa
s
as
si
ie
Ka
en
ih
n
)
m
(R
11
ar
.A
(C
Pa
na
en
si
k)
en
dr
Ka
a
Kl
w
m
as
as
ar
ih
3
VV
)
Ka
(G
IP
m
er
Ka
ar
(V
ia
m
IP
t
Pa
ar
)(G ri)
si
Pa
en
er
si
ia
be
en
tri
da
)
(B
h
an
sy
gs
ar
af
al
R
ad
iu
m
)

Kamar Pasien

Gambar 2.11 Diagram intensitas


penerangan kamar pasien RS Dr. Karyadi
Semarang
Penggunaan lampu-lampu pijar
dapat digantikan dengan lampu SL yang
dapat mengahsilkan cahaya dengan lux
lebih tinggi, namun dengan penggunaan
daya listrik yang lebih rendah dari pada
lampu pijar.
Berdasarkan
data
peralatan
elektronik, diketahui bahwa di Rumah Sakit
Dr. Karyadi masih digunakan 57 buah
lampu pijar 25W dan 10 buah lampu pijar
15W. Jika lampu-lampu ini diganti dengan
SL dapat dihitung penghematan sebagai
berikut.
Diasumsikan jumlah titik lampu
tetap.
a. Untuk lampu pijar 25W, kuat arus
cahaya lampu 240 lumens. Jika
diganti dengan lampu SL yang
memiliki efficacy 60 lumens/watt,
maka masing-masing titik lampu

harus dipasang lampu SL dengan


daya 5 watt.
Dengan demikian daya yang dapat
dihemat sebesar :
57 x 20 watt = 1140 watt
b. Untuk lampu pijar 15W, efficacy
lampu sebesar 130 lumens. Jika
diganti dengan lampu SL yang
memiliki efficacy 60 lumens/watt,
maka tiap titik lampu dipasang
lampu SL dengan daya 5 watt. Ini
karena di pasaran, daya terkecil
lampu SL adalah 5 watt.
Dengan demikian daya yang
dihemat sebesar :
10 x 10 watt = 100 watt
Secara keseluruhan, jika semua
lampu pijar diganti dengan lampu SL, dapat
dihitung penghematan energi dan biaya
selama satu hari sebagai berikut.
a. Pada saat beban puncak (WBP)
Penghematan energi = 1240 watt x
4 jam = 4,96 kWh
Penghematan biaya = 4,96 kWh x
Rp. 265,7 /kWh = Rp 1.317,87
b. Di luar beban puncak (LWBP)
Penghematan energi = 1240 watt x
20 jam = 24,8 kWh
Penghematan biaya = 24,8 kWh x
Rp 221,4 /kWh = Rp 5.490,72
Jadi dalam sehari dapat menghemat energi
sebesar 29,76 kWh dan biaya sebesar Rp
6.808,59. Dalam satu bulan, energi yang
bisa dihemat adalah sebesar 892,8 kWh.
Dan biaya yang bisa dihemat per bulan
adalah sebesar Rp. 204.258,00.
Selain itu, dapat dilakukan usahausaha untuk meningkatkan efisiensi
pemanfaatan energi listrik seperti berikut
ini.
a. Grouping Lampu
Untuk ruangan yang cukup besar
perlu adanya grouping lampu
dengan saklar tertentu sehingga
tidak semua harus dihidupkan atau
dimatikan tapi bisa sebagian saja,
sehingga
dapat
menghemat
penggunaan energinya.
b. Menghidupkan lampu hanya pada
saat diperlukan saja.
c. Mewarnai dinding, lantai dan
langit-langit dengan warna terang,

15

sehinga
tidak
membutuhkan
penerangan yang berlebihan.
d. Memasang lampu penerangan
dalam jarak yang tepat dengan
obyek yang akan diterangi.
e. Mengatur perlengkapan rumah agar
tidak menghalangi penerangan.
2.3.2 Pengaturan Suhu Udara
Setelah dilakukan pengukuran
suhu udara ruangan di Rumah Sakit dr.
Karyadi didapatkan data bahwa rata-rata
suhu ruangan berada pada suhu rata-rata
yaitu antara 22o 32o C. Penggunaan AC di
Rumah Sakit dr. Karyadi tidak diatur pada
suhu yang terlalu dingin, sehingga
penggunaan AC sudah cukup hemat. Untuk
selanjutnya dapat dilakukan usaha sebagai
berikut.
a. Memilih AC hemat energi dan daya
yang sesuai
dengan besarnya
ruangan.
b. Mematikan AC bila ruangan tidak
digunakan.
c. Mengatur
suhu
ruangan
secukupnya, tidak menyetel AC
terlalu dingin.
d. Menutup pintu, jendela dan
ventilasi ruangan agar udara panas
dari luar tidak masuk.
e. Menempatkan AC sejauh mungkin
dari sinar matahari lansung agar
efek pendingin tidak berkurang.
f. Membersihkan saringan (filter)
udara dengan teratur.
2.3.3 Pembenahan Jaringan
Berdasarkan
data
diketahui
bahwa Lab Central I adalah pelanggan PLN
22.000 VA tegangan rendah. Namun
setelah diukur, penggunaan energi listrik di
Lab Central I tidak pernah melebihi 10
kVA. Sedangkan pada Lab Central II,
terdapat kWhmeter tersendiri dengan daya
terpasang sebesar 1.300 VA. Untuk
penghematan, sebaiknya sistem kelistrikan
Lab Central II digabungkan dengan Lab
Central I sehingga Lab Central II tidak
perlu berlangganan listrik PLN 1.300 VA.
Perkiraan biaya yang bisa dihemat dapat
dilihat pada perhitungan sebagai berikut.
Data yang digunakan adalah data
pemakaian listrik Lab Central I dan II bulan
Nopember 2006.

a. Sebelum Lab Central I dan Lab Central


II digabung.
1)
Lab Central I
Biaya beban = (22.000 VA/1000)
x Rp. 11.000,- /kVA = Rp.
242.000,Biaya pemakaian
20 kWh pertama
= 20 kWh
x Rp. 90,- /kWh = Rp. 1.800,40 kWh kedua
= 40 kWh
x Rp. 129,- /kWh = Rp. 5.160,kWh selanjutnya
=
3020
kWh x Rp. 175,- /kWh = Rp.
528.500,Jumlah biaya beban + biaya
pemakaian = Rp. 777.460,Pajak penerangan jalan = 3% x
Rp. 777.460,- = Rp. 23.324,Jumlah total rekening = Rp.
800.784,2)
Lab Central II
Biaya beban = (1.300 VA/1000)
x Rp. 11.000,- /kVA = Rp.
14.300,Biaya pemakaian
20 kWh pertama
= 20 kWh
x Rp. 90,- /kWh = Rp. 1.800,40 kWh kedua
= 40 kWh
x Rp. 129,- /kWh = Rp. 5.160,kWh selanjutnya
=
1480
kWh x Rp. 175,- /kWh = Rp.
259.000,Jumlah biaya beban + biaya
pemakaian = Rp. 280.260,Pajak Penerangan Jalan = 3% x
Rp. 280.260,- = Rp. 8.408,Jumlah total Rekening = Rp
288.668,Sehingga biaya rekening total Lab
Central I dan II adalah Rp. 1.089.452,-.
b. Setelah Lab Central I dan Lab Central
II digabung.
Rekening listrik akan jadi satu dengan
Lab Central I dan perhitungan menjadi
sebagai berikut. Pemakaian energi total
Lab Central I dan II menjadi 4.620
kWh.
Lab Central I
Biaya beban = (22.000 VA/1000) x Rp.
11.000,- /kVA = Rp. 242.000,Biaya pemakaian
20 kWh pertama
= 20 kWh
x Rp. 90,- /kWh = Rp. 1.800,40 kWh kedua
= 40 kWh
x Rp. 129,- /kWh = Rp. 5.160,-

16

kWh selanjutnya
=
4560
kWh x Rp. 175,- /kWh = Rp. 798.000,Jumlah biaya beban + biaya pemakaian
= Rp. 1.046.960,Pajak penerangan jalan = 3% x Rp.
1.046.960,- = Rp. 31.409,Jumlah total rekening = Rp. 1.078.369,Jadi, biaya yang bisa dihemat tiap
bulan jika jaringan listrik Lab Central II
digabungkan dengan Lab Central I adalah
sebesar Rp. 11.083,- yang merupakan
kompensasi dari biaya beban Lab Central
II.
Selain itu, meskipun Lab Central
I dan II dihubungkan, pemakaian energi
listrik Lab Central tidak lebih dari 12 kVA.
Sehingga masih ada kemungkinan untuk
diturunkan dari 20 kVA untuk menekan
biaya beban.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data sekunder dan
primer audit energi Gedung Rumah Sakit
Dr. Karyadi Semarang dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Profil penggunaan energi listrik
a. Dari data sekunder diperoleh
Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
rerata terhadap luasan total, untuk
gedung Rumah Sakit Dr. Karyadi
sebesar 90,19 kWh/ m2 per tahun
(2003), 117.61 kWh/ m2 per tahun
(2004), 133,21 kWh/m2 per tahun
(2005), dan 127,57 kWh/m2 per
tahun (2006), masih berada di
bawah standar IKE ASEANUSAID tahun 1992, dimana untuk
rumah sakit 380 kWh/m2
per
tahun.
b. Profil penggunaan energi dari hasil
pengukuran diperoleh antara lain;
Sistem tenaga untuk peralatan dan
penerangan
tidak
dipisahkan,
sehinga hanya bisa dihitung
konsumsi energi listrik total.
c. Data dari sampel ruangan ber-AC
memiliki nilai IKE sebesar 4,309
kWh/m2/bulan yang tergolong
sangat efisien menurut Pedoman
pelaksanaan konversi energi listrik
dan pengawasannya di Lingkungan
Departemen Pendidikan Nasional.
Sedangkan untuk sampel ruangan

tidak ber-AC memiliki nilai IKE


0,351 kWh/m2/bulan yang juga
tergolong sangat efisien.
2. Distribusi jaringan listrik
Instalasi jaringan listrik yang ada
tidak
sesuai
dengan
yang
direncanakan, sehingga pembagian
beban antar fasa tidak seimbang.
3.2

Saran
1. Suplai
energi
listrik
antara
penerangan
dan
peralatan
sebaiknya dipisahkan, demikian
pula pembagian beban antar fasa
perlu diseimbangkan. Selain karena
alasan keamanan, hal ini perlu
diperhatikan
untuk
tujuan
konservasi energi.
2. Perlu adanya penataan kembali
group pola operasional lampu,
antara lampu penerangan gedung
yang sudah ada dan lampu
tambahan
sehingga
tujuan
konservasi energi dan sebagian
lampu
yang
dipakai
untuk
meningkatkan daya tarik konsumen
terhadap barang dagangan dapat
tercapai.
3. Perlu penggunaan peralatan dan
lampu yang hemat energi dengan
daya yang kecil namun kuat
penerangannya
tinggi,
untuk
menggantikan penggunaan lampulampu pijar. Sesuai data dan
perhitungan, jika lampu pijar yang
ada diganti dengan lampu SL,
energi yang dapat dihemat sebesar
892,8 kWh. Dan biaya yang bisa
dihemat per bulan adalah sebesar
Rp. 204.258,00.
4. Penghematan juga dapat dilakukan
dengan menggabungkan jaringan
listrik Lab Central I dan Lab
Central II. Biaya yang bisa dihemat
setelah jaringan listrik kedua
bangunan
digabungkan
yaitu
sebesar lebih kurang Rp. 11.083,per bulan.

17

DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional. 2001.
Prosedur Audit Energi Pada
Bangunan Gedung, Konservasi
Energi Sistem Tata Udara
Pada Bangunan Gedung dan
Konservasi Energi Sistem
Pencahayaan
Bangunan
Gedung (SNI 03-6196-2000,
SNI 03-6090-2000, SNI 036197-2000).
Departemen
Pendidikan Nasional.
[2] ASEAN-USAID. 1992. Building
Energy Conservation Project.
ASEAN-Lawrence
Barkeley
Labolatory.
[3] ASHRAE. 1980. Standard on
Energy Conservation in New
Building Design.
[4] The Development & Building
Control
Division
(PWD)
Singapore. 1992. Handbook
on Energy Conservation in
Buildings
and
Building
service. Singapore.
[5]
ASHRAE.
1993.
ASHRAE
Handbook Fundamentals.
[6] F. William Payne, John J. Mc
Gowan.
1988.
Energy
Management for Management
for Building Handbook. The
Fairmont Press. Inc.
[7] Nugroho, Agung. METODE
PENGATURAN
PENGGUNAAN
TENAGA
LISTRIK DALAM UPAYA
PENGHEMATAN
BAHAN
BAKAR PEMBANGKIT DAN
ENERGI. Semarang : Jurusan
Teknik Elektro Fakultas
Teknik Undip

Biografi Penulis
Hendra Rizki HP, lahir di Kudus, 27 April
1987. Saat ini sedang menyelesaikan studi
di Jurusan Teknik Elektro konsentrasi
Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik
UNDIP.
Semarang, Agustus 2007
Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Karnoto, ST. MT.

18

Anda mungkin juga menyukai