05 Modul Pengolahan Data Pasut
05 Modul Pengolahan Data Pasut
Disusun oleh :
Asyari Adisaputra
2010
Pendahuluan
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik
menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh
benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih
kecil.
Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup
seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan. Puncak gelombang
disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah. Sedangkan
perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang
surut (tidal range).
Tipe pasut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Jika suatu
perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, maka kawasan
tersebut dikatakan bertipe pasut harian tunggal (diurnal tides), namun jika terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut dalam sehari, maka tipe pasutnya disebut tipe harian ganda
(semidiurnal tides). Tipe pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan
ganda disebut dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan
menjadi dua bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe campuran dominasi
tunggal.
Karena sifat pasang surut yang periodik, maka pasang surut dapat diramalkan. Untuk
meramalkan pasang surut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masing-masing
komponen pembangkit pasang surut.
TUJUAN
Tujuan yang akan dicapai adalah setiap peserta mampu memperoleh, mengolah dan
mengintegrasikan data pasang surut untuk penentuan Indeks Kerentanan Pesisir.
1. TAHAPAN PENGOLAHAN
1.1.
Pilih Data
Pilih salah satu stasiun yang terdapat pada gambar tersebut. Namun harus diingat
dalam web ini tidak semua data pasut di seluruh Indonesia tersedia, hanya beberapa
daerah saja yang tersedia di sini.
Klik tulisan dibawah peta, namun harus diingat jenis data yang kita pilih harus sesuai
dengan icon yang terdapat di peta, sebagai contoh misalnya Jakarta memiliki icon putih
jadi kita pilih di Research quality data.
Disini kita pilih interval data yang akan kita download, misalnya data rataan bulanan,
harian atau jam-an.
1.2.
Koordinat titik yang akan dicari pasutnya dapat dilihat pada D:\@-IK-Training\Modul-05RKPS\1-ID_Sel\Point_Tide_Tg.txt
new
file
6. Pada kolom product types pilih MIKE 21, kemudian pada kolom documents pilih
MIKE 21 Toolbox (.21t) kemudian klik OK
7. Setelah itu muncullah tampilan seperti di bawah ini
Pilih tidal kemudian akan muncul 4 pilihan utama yaitu tide analysis of currents,
tide analysis of heights, tide prediction of currents dan tide prediction of heights.
Kemudian kita double klik pada tidal prediction of height untuk memprediksi tinggi pasut
di suatu daerah
Disini setup name tersebut harus diisi, boleh di isi dengan nama anda atau daerah yang
akan diprediksi pasutnya, kemudian pilih next>
9. Kemudian akan muncul layar constituent description seperti gambar di bawah ini
Prediction based on global tide model data dipilih apabila kita hanya memiliki
koordinat titik pasut tersebut tanpa memiliki konstanta pasutnya
Karena kita hanya memiliki koordinat pasutnya maka kita memilih pilihan kedua,
kemudian pilih next>
Point series (.dfs0) dipilih apabila kita memiliki beberapa titik atau koordinat
yang akan diprediksi pasutnya.
Line series (.dfs1) dipilih apabila kita ingin memprediksi pasut pada suatu
garis (memiliki koordinat titik awal dan akhir).
Namun di sini kita hanya akan menggunakan pilihan point series saja. Pada pilihan
prediction period diisi dengan tanggal yang ingin diketahui prediksi pasutnya beserta
interval pasutnya dalam satuan jam. Kemudian pilih next>
station kita isi dengan jumlah titik atau koordinat yang kita ingin ketahui prediksi
pasutnya. Kemudian table di bawahnya diisi dengan nama stasiun pada kolom
pertama, longitude atau bujur pada kolom kedua dan latitude atau lintang pada
kolom ketiga. Caranya cukup dengan mengcopy ketiganya dari worksheet excel.
Kemudian pada specify name and title for the output data file bagian name diisi
dengan nama file dan folder tempat kita menyimpan file hasil prediksi pasutnya.
Sedangkan titlenya tidak perlu diubah karena kita memang ingin mengetahui nilai
prediksi pasutnya.
12. Setelah itu akan muncul tampilan status, untuk menjalankan prediksi pasutnya
kita cukup memilih execute.
finish.
Dengan ini berarti proses untuk memprediksi pasut pada MIKE 21 telah selesai.
13. Untuk membuka hasil prediksi pasut dari mike, kita dapat memilih open (
pada halaman awal MIKE 21, atau dengan cara klik file
open
)
file
Setelah itu akan muncul data hasil prediksi pasut dari MIKE yang kita hasilkan
tadi
10
11
15. Kemudian kita akan mengekspor hasil prediksi tersebut ke dalam format ASCII,
dengan cara pilih file
Export to ASCII
Setelah itu pilih ketik nama dan pilih tempan penyimpanan file tersebut
Hasil dari program mike akan menunjukkan pasut pada titik yang telah kita tentukan.
Hasil akhir yang didapatkan dari prediksi pasut ini adalah kisaran pasut. Kisaran pasut
didapatkan dari pasang tertinggi (HW) dikurangi dengan surut terendah (LW)
=
Dimana
KP
= Kisaran pasut
Maks.L21
= Nilai maksimum tinggi muka laut selama periode 21 hari dari data tiap
jam
Min.L21 = Nilai minimum tinggi muka laut selama periode 21 hari dari data tiap jam
12
80
60
40
20
pasut
LW
HW
-20
-40
-60
Grafik di atas adalah contoh gambaran pasut, pasang tertinggi atau biasa dikenal
dengan HW dan surut terendah atau biasa dikenal dengan LW. Untuk mendapatkan
kisaran pasutnya kita cukup mengurangi nilai HW dengan LW.
13
1.3.
Koordinat titik yang akan dicari pasutnya dapat dilihat pada D:\@-IK-Training\Modul-05RKPS\1-ID_Sel\Point_Tide_Tg.txt
3. Pilih open (
dimana
kita
folder
naotide
(D:\@-IK-Training\Modul-05-
14
RKPS\naotide
(Heron))
Kemudian akan muncul tiga pilihan setelah kita memilih folder naotide tersebut
(nao2xyap.f, naotest.f, naotide.f) kita pilih file naotest.f.
4. Kemudian akan muncul baris program dari file tersebut. Pada baris program ini
yang perlu kita ubah hanya waktu prediksi pasut, lokasi titik pasut, dan nama file
output
15
Baris program ini berfungsi untuk mengubah waktu awal prediksi pasut
Start epoch
iyear1
imon1
iday1
ihour1
imin1
= 2008
=
12
=
1
=
0
=
0
!
!
!
!
!
year
month
day
hour
minute
Baris program ini berfungsi untuk mengubah waktu akhir prediksi pasut
End epoch
iyear2
imon2
iday2
ihour2
imin2
= 2008
=
12
=
15
=
0
=
0
!
!
!
!
!
year
month
day
hour
minute
) kemudian
16
6. Setelah itu kita buka file hasil running program tadi. misalnya karena tadi kita
menyimpan dengan nama TideTg1.out kemudian kita buka file tersebut yang
terletak dalam folder D:\@-IK-Training\Modul-05-RKPS\naotide (Heron)
Hasil dari program naotide akan memiliki format seperti tabel di atas, bagian yang diberi
warna kuning menunjukkan prediksi pasut yang terdapat pada daerah titik tersebut.
Hasil akhir yang didapatkan dari prediksi pasut ini adalah kisaran pasut. Kisaran pasut
didapatkan dari pasang tertinggi (HW) dikurangi dengan surut terendah (LW)
=
Dimana
KP
= Kisaran pasut
17
Maks.L21
= Nilai maksimum tinggi muka laut selama periode 21 hari dari data tiap
jam
Min.L21 = Nilai minimum tinggi muka laut selama periode 21 hari dari data tiap jam
80
60
40
20
pasut
LW
HW
-20
-40
-60
Grafik di atas adalah contoh gambaran pasut, pasang tertinggi atau biasa dikenal
dengan HW dan surut terendah atau biasa dikenal dengan LW. Untuk mendapatkan
kisaran pasutnya kita cukup mengurangi nilai HW dengan LW.
18
2.
DAFTAR FILE
D:\@-IK-Training\Modul-05-RKPS\
1-ID_Sel
: Point_Tide_Tg.txt
2-Data_Asli_Hasil_Prediksi_Mike
: Td-Tg-1998.txt
3-Data_Eksport_Mike
: Td-Tg-1998.txt
4-Data_Sel
: pasut_tangerang.xls
5-naotide
: naotest.f
: TideTg1.OUT
3. BIODATA INSTRUKTUR
Nama : Asyari Adisaputra
Email : duadua_maret@yahoo.co.id
Mobile : 081381597676
19