Unud 136 193760511 Tesis
Unud 136 193760511 Tesis
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
1
TESIS
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
Lembar Pengesahan
PEMBIMBING I,
PEMBIMBING II.
NIP. 19590603.198601.1.001
NIP. 19560505.198003.1.005
Mengetahui,
Direktur
Program Pascasarjana
Program Pascasarjana
Universitas Udayana
Universitas Udayana
NIP. 19620922.198702.1.002
NIP. 19590215.198510.2.001
Anggota:
1.
2.
3.
4.
PERNYATAAN
ORISINALITAS TESIS
Denpasar,
Mahasiswa
Nama
NIM
0990661012
PS
Magister Manajemen
PSFEUNUD
penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini,
SE., M.Si; Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS; Drs. Ketut Mustanda, MM yang telah
memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud
seperti ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus serta
penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Ajik
dan Ibu yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar
berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk
berkembanganya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada calon istri
dan kakak tercinta yang telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih
berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mah Esa selalu melimpahkan
rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan penyelesaian tesis ini serta
kepada penulis sekeluarga.
ABSTRAK
ABSTRACT
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN SAMPUL....
PRASYARAT GELAR..
iii
PENDAHULUAN... . 1
1.1
Latar Belakang..... . 1
1.2
Rumusan Masalah.... . 10
1.3
Tujuan Penelitian..... . 10
1.4
Manfaat Penelitian... . 11
Landasan Teori...... 12
2.1.1
Nilai Perusahaan...... . 12
2.1.2
Struktur Modal................ . 18
11
2.1.3
Pertumbuhan Perusahaan......... . 24
2.1.4
Analisis Rasio...... . 25
2.1.5
Profitabilitas.... . 31
2.1.6
2.1.7
2.1.8
2.1.9
36
42
BAB III
3.1.
Kerangka Berpikir.......... . 45
3.2
Kerangka Konseptual.......... . 50
3.3
BAB IV
METODE PENELITIAN.. . 52
4.1
4.1.1
Rancangan Penelitian........ . 52
4.1.2.
Lingkup Penelitian........ . 52
4.2
Variabel Penelitian........ . 52
4.2.1
Identifikai Variabel..... . 52
4.2.2
4.3
4.3.1
Jenis Data..... . 55
4.3.2
4.3.3
4.4
4.4.1
4.4.2
12
BAB V
5.1
Statistik Deskriptif.... . 63
5.2
Hasil Penelitian... 66
5.2.1
5.2.2
5.2.2
5.2.2
Pengujian Hipotesis... . 72
5.3
Pembahasan... . 74
5.3.1
5.3.2
5.3.3
5.3.4
5.3.5
5.4
Impilkasi Penelitian... . 80
BAB VI
6.1
Simpulan . 83
6.2
Saran.. . 82
DAFTAR PUSTAKA . 85
LAMPIRAN.. . 90
13
DAFTAR TABEL
No
1.1
Tabel
Halaman
4.1
57
4.2
58
5.1
64
5.2
67
5.3
69
5.4
14
71
DAFTAR GAMBAR
No
Gambar
Halaman
3.1
Krangka Konseptual..
4.1
50
5.1
59
70
15
DAFTAR ISTILAH
DER :
ROE
Return On Equity
PBV
16
DAFTAR LAMPIRAN
No
1
Lampiran
Halaman
90
91
92
93
94
95
96
17
97
10
11
99
12
98
100
101
13
Descriptives Statistics.. .
102
14
15
16
107
20
106
19
105
18
104
17
103
108
18
109
BAB I
PENDAHULUAN
19
pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham adalah price book value
(PBV). PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan hubungan antara harga
pasar saham dengan nilai buku per lembar saham.
Nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan
ditambah nilai pasar hutang. Dengan demikan, penambahan dari jumlah ekuitas
perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
nilai perusahaan, diantaranya: keputusan pendanaan, kebijakan deviden,
keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Beberapa
faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang
tidak konsisten.
Saat ini dunia usaha sangat tergantung pada masalah pendanaan. Dunia
usaha mengalami kemunduran yang diakibatkan oleh banyaknya lembagalembaga keuangan yang mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat adanya
kemacetan kredit pada dunia usaha tanpa memperhitungkan batas maksimum
pemberian kredit dimasa lalu oleh perbangkan dan masalah kelayakan kredit yang
disetujui. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka manajer keuangan perusahaan
harus berhati-hati dalam menetapkan struktur modal yang diharapkan perusahaan
dapat meningkatkan nilai perusahaan dan lebih unggul dalam menghadapi
persaingan
bisnis.
Tujuan
perusahaan
dalam
jangka
panjang
adalah
(net income) setelah pajak menjadi semakin besar, atau tingkat profitabilitas
semakin tinggi.
Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan struktur modal diantara
adalah Christianti (2006) menemukan bahwa adanya perbedaan kepentingan
outsider dengan insider menyebabkan terjadinya agency cost dimana manajer
cendrung menggunakan hutang yang tinggi bukan atas dasar maksimisasi nilai
perusahaan tetapi utuk kepentingan opportunistic. Sugihen (2003) menemukan
bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung dan negatif terhadap nilai
perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal ini
kembali normal, maka perusahaan kembali membaik dan nilai pasar ekuitas
ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri
dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri
yang sama. Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh
hasil positif dalam artian pemantapan posisi di era persaingan, menikmati
penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan
pangsa pasar. Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari
citra positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena
kesuksesan yang diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap
adanya isu negatif. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian penting
karena dapat menurunkan sumber berita negatif yang menggambarkan
kemampuan
perusahaan
untuk
mempertahankan,
mengembangkan
dan
Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk
secara optimal memberikan kontribusinya. Agar pertumbuhan cepat tidak
memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali, maka dalam mengelola
pertumbuhan, perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan
pada pengendalian biaya.
Growth dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana total aset masa
lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang
akan datang (Taswan, 2003). Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan
aktiva perusahaan yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang
menyakini bahwa persentase perubahan total aktiva merupakan indikator yang
lebih baik dalam mengukur growth perusahaan (Putrakrisnanda, 2009).
Ratusan perusahaan saat ini telah menerapkan perencanaan strategis secara
menyeluruh dalam upaya mereka untuk meraih pendapatan laba yang lebih tinggi.
Tujuan jangka panjang menunjukkan hasil yang diharapkan dengan menjalankan
strategi tertentu. Strategi mempresentasikan tindakan yang akan diambil untuk
mencapai tujuan panjang. Tujuan harus kuntitatif, terukur, realistis, dapat
dimengerti, menantang, hirarkis, dapat dicapai dan selaras dengan unit organisasi.
Salah satu tujuan biasanya dinyatakan dalam bentuk pertumbuhan aset. Tujuan
jangka panjang dibutuhkan pada tingkat korporasi, divisi, dan fungsional dalam
organisasi. Tujuan tersebut merupakan ukuran penting dalam tujuan keuangan
perusahaan mencangkup sesuatu yang diasosiasikan dengan pertumbuhan dalam
pendapatan, pertumbuhan dalam laba, tingkat pengembalian investasi yang tinggi,
dan perbaikan arus kas.
23
equity. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity
(ROE)
Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas
pemegang saham. ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk
mengukur profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka kinerja
perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja
manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional
secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi
dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan efektivitas manjemen dalam
mengelola investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan
kinerja manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara
efektif untuk menciptakan laba bersih.
ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham.
Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik
karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga
akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen
perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat
kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan
menaikkan harga saham tersebut di pasar modal. Penelitian yang dilakukan oleh
Wirawati (2008) menunjukkan bahwa variabel return on equity (ROE),
berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.
25
DER (%)
ROE (%)
2005
100
2006
106
13.06
1,420
2007
107
22.96
1,840
2008
127
24.66
1,835
10.93
3,306
2009
Sumber: Lampiran 9, 10, dan 11
26
27
28
29
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Nilai Perusahaan
Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan
mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi
barang dan atau jasa untuk dijual (Salvatore, 2005). Perusahaan ada karena akan
menjadi sangat tidak efisien dan mahal bagi pengusaha untuk masuk dan
membuat kontrak dengan pekerja dan para pemilik modal, tanah dan sumber daya
lain untuk setiap tahap produksi dan distribusi yang terpisah. Sebaliknya,
pengusaha biasanya masuk dalam kontrak yang besar dan berjangka panjang
dengan tenaga kerja untuk mengerjakan berbagai tugas dengan upah tertentu dan
berbagai tunjangan lain. Kontrak yang umum semacam itu jauh lebih murah
ketimbang sejumlah kontrak spesifik dan sangat menguntungkan baik bagi
pengusaha maupun pekerja dan pemilik sumber daya lain. Perusahaan ada karena
untuk menghemat biaya transaksi semacam itu. Dengan menginternalisasi
berbagai transaksi (yaitu dengan menjalankan berbagai fungsi dalam perusahaan),
perusahaan juga menghemat pajak penjualan dan menghindari kontrol harga dan
peraturan pemerintah yang berlaku hanya untuk transaksi antar perusahaan.
Semula teori perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa maksud atau
tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau jangka pendek.
30
yang
berdasarkan
appraiser
independent
juga
akan
32
4) Nilai Chop-Shop
Pendekatan Chop-Shop untuk valuasi pertama kali diperkenalkan oleh
Dean Lebaron dan Lawrence Speidell of Batterymarch Financial
Management. Secara khusus, ia menekankan untuk mengidentifikasi
perusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila
dipisahkan
menjadi
bagian-bagian.
Pendekatan
ini
arus
kas
untuk
penilaian
dimaksudkan
agar
dapat
33
perusahaan
merupakan
persepsi
investor
terhadap
tingkat
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham
yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi
akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun
juga pada prospek perusahaan di masa depan.
Menurut Brigham&Houston (2001) terdapat beberapa pendekatan analisis
rasio dalam penilaian market value, terdiri dari pendekatan price earning ratio
(PER), price book value ratio (PBVR), market book ratio (MBR), deviden yield
ratio, dan deviden payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini nilai perusahaan
diukur dengan PBV.
Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value
(PBV), menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif
terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan
harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin
tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi
pemegang saham. Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya
34
PBV =
Ps
(2.1)
BVS
Ps merupakan harga pasar saham dan BVS merupakan nilai buku per
lembar saham (book value per share). BVS digunakan untuk mengukur nilai
shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan
cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. PBV
mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut :
1) Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat
diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya
dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value
sebagai perbandingan
2) Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua
perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan
yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation
3) Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai
dengan menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi
menggunakan price book value ratio (PBV)
35
modal
modern,
dengan
penelitian
36
selanjutnya
berfokus
pada
memperbolehkan
perusahaan
untuk
mengurangkan
37
38
tingkat
leverage
(penggunaan
hutang)
terhadap
total
DER=
Total Hutang
(2.2)
Total Ekuitas
Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun
40
pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi
DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang)
semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berdampak
semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). (Robert, 1997).
2.1.2.1 Trade Off Theory
Selain teori yang telah dikemukakan oleh MM masih terdapat teori struktur
modal yang lain yang membahas hubungan antara struktur modal dengan nilai
perusahaan. Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan
merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang
dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi
trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan
pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat
lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena
penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak
diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti
corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax, dalam menjelaskan mengapa
suatu
perusahaan
memilih
struktur
modal
tertentu
(Husnan,
2000).
41
perusahaan
diukur
dari
42
proporsi
perubahan
aset,
untuk
membandingkan kenaikan atau penurunan atas total aset yang dimiliki oleh
perusahaan.
Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai
seberapa
jauh
perusahaan
akan
menggunakan
hutang
sebagai
sumber
43
keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik tertentu maupun
operasinya selama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari
laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat
digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dan deviden di masa depan.
Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari
analisis laporan keuangan sedangkan sudut pandang manajmen, analisis laporan
keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi konsisi-kondisi
di masa depan maupun yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk
melakukan perencanaan langkah-langkah akan meningkatkan kinerja perusahaan
di masa mendatang.
1) Rasio Likuiditas
Aktiva likuid adalah akiva yang diperdagangkan dalam suatu pasar
yang akan aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas
dengan menggunakan harga pasar yang berlaku.
Aktiva lancar umumnya meliputi kas, sekuritas, hutang usaha, dan
persediaan. Kewajiban lancar terdiri atas hutang usaha, wesel tagih jangka
pendek, hutang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan
beban-beban akrual lainnya (terutama gaji).
Jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan akan
membayar tagihan-tagihannya (hutang usaha) secara lebih lambat,
meminjam dari bank, dan seterusnya. Jika kewajiban lancar meningkat
44
secara lebih cepat dari aktiva lancar, rasio lancar akan turun, dan hal ini
pertanda adanya masalah. Karena rasio lancar merupakan indikator
tunggal terbaik dari sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek
telah ditutupi oleh aktiva-aktiva yang dirahapkan dapat diubah menjadi
kas dengan cukup tepat, rasio ini merupakan ukuran solvabilitas jangka
pendek yang paling sering digunakan.
2) Rasio Manajemen Aktiva
Rasio manajemen aktiva (asset management ratio), mengukur
seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio-rasio ini
dirancang untuk menjawab pertanyaan sebagi berikut: apakah jumlah total
dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat
wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat
penjualan yang diproyeksinya?. Rasio perputaran persedian dinyatakan
sebagai penjualan dibagi persediaan.
A. Mengevaluasi hutang (jumlah hari penjualan belum tertagih)
Jumlah hari penjualan belum tertagih (days sale outstanding),
digunakan untuk menilai hutang, dan dihitung dengan membagi hutang
dengan jumlah hari penjualan rata-rata untuk menemukan berapa hari
penjualan masih dicatat dalam hutang. Jadi DSO, mencerminkan ratarata rentang waktu perusahaan harus menunggu untuk menerima kas
setelah melakukan penjualan.
45
perputaran aktiva
tetap
mengukur
seberapa
efektifkah
yang umumnya
disebut sebagai rasio hutang, akan mengukur persentase dari dana yang
diberikan kreditor. Total hutang meliputi kewajiban lancar dan hutang
jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio hutang yang lebih rendah
karena semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar peredaman
dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Pemegang
saham, di lain pihak, mungkin menginginkan lebih banyak laverage
karena akan memperbesar ekspektasi kentungan.
A. Kemampuan untuk membayar bunga (rasio kelipatan pembayaran
bunga)
Rasio kelipatan pembayaran bunga mengukur sejauh mana laba
operasi dapat menurun sebelum perusahaan tidak mampu lagi
membayar bunga tahunannya. Kegagalan dalam memenuhi kewajiban
ini akan dapat mengakibatkan adanya tuntutan hukum oleh kreditor
perusahaan yang kemungkinan akan menyebabkan kebangkrutan.
B. Kemampuan untuk melayani hutang (rasio cakupan EBITDA)
Rasio time interest earned akan berguna dalam menilai kemampuan
sebuah perusahaan memenuhi beban bunga atas hutangnya, akan tetapi
rasio ini memiliki dua kelemahan: 1) Bunga bukanlah satu-satunya
beban keuangan yang bersifat tetap, perusahaan juga harus mengurangi
hutangnya sesuai jadwal, dan banyak perusahaan menyewa aktivanya
dan akibatnya harus melakukan pembayaran sewa. Jika gagal
membayar kembali hutang atau melunasi pembayaran sewanya,
perusahaan terpaksa harus menyatakan bangkrut. 2) EBIT tidaklah
47
48
harga/laba
rasio
harga/laba
(price/earing) menunjukkan
49
Gross Profit
. . (2.3)
Net Sales
Gross profit adalah net sales dikurangi dengan harga pokok penjualan,
sedangkan net sales adalah total penjualan bersih selama satu tahun. Nilai
GPM berada diantara 0 dan 1. Nilai GPM semakin mendekati satu, maka
berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan untuk penjualan dan
semakin besar juga tingkat pengembalian keuntungan.
2) Net Profit Margin (NPM)
NPM berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih
terhadap penjualan bersihnya (Robert, 1997)
NPM=
Nilai NPM ini juga berada diantara 0 dan satu. Nilai NPM semakin besar
mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan
juga berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih.
50
Operating Income
. (2.5)
Average Total Asset
perusahaan
(Sartono,
51
2001).
ROE
secara
eksplisit
yang
akan dinikmati
Adanya
52
6) Earning Power
Earning Power adalah hasil kali net profit margin dengan perputaran
aktiva. Earning Power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini
menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat
perputaran aktiva. Apabila perputaran aktiva meningkat dan net profit
margin tetap maka earning power juga meningkat. Dua perusahaan
mungkin akan mempunyai earing power yang sama meskipun perputaran
aktiva dan net profir margin keduanya berbeda.
2.1.6 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas
Pemilik sebuah perusahaan mungkin dapat mempergunakan hutang yang
berjumlah relatif besar untuk mambatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi
akan meningkatkan ancaman kebangkrutan untuk menjadi lebih berhati-hati dan
tidak menghambur-hamburkan uang para pemegang saham. Kebanyakan
pengambilalihan perusahaan dan pembelian melalui hutang dirancang untuk
meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para
manajer (Brigham & Houston, 2004). Pembelanjaan yang dilakukan oleh
manajemen
yang dapat
diukur dengan debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin tinggi, maka
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah,
sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Denise dan Robert (2009), menemukan
bahwa strategi investasi yang berdasarkan kepemilikan modal dari dalam
perusahaan (modal sendiri) memiliki hubungan positif terhadap profitabilitas
perusahaan, artinya jika perusahaan memperoleh hasil yang lebih besar dari dana
yang dipinjam daripada yang harus dibayar sebagai bunga, maka hasil
pengembalian berupa profit untuk para pemilik akan meningkat. Penelitian yang
dilakukan oleh Kusumasari et al (2009) menemukan bahwa pengaruh struktur
modal berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Safieddine dan Titman (1997) menemukan bahwa
kinerja keuangan perusahaan yang meningkat seiring dengan
rekapitalisasi
peningkatan laverage.
2.1.7 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas
Salah satu cara pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat
profitabilitas.
laba dalam
profitabilitas.
Total
aset
dipilih
sebagi
ukuran
growth
dengan
54
membuktikan bahwa
55
56
Jika pendekatan Modigliani dan Miller dalam kodisi ada pajak penghasilan
perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan
hutang yang semakin besar. Tetapi perlu diingat bahwa bila sekarang dari
financial distress dan nilai sekarang adalah agrncy cost dapat mengakibatkan
menurunnya nilai perusahaan yang memiliki laverage (Sartono, 2001).
Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada di
bawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai
perusahaan. Sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada di atas titik
optimal maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh
karena itu, dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka
berdasarkan trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap
nilai perusahaan.
Solihah dan Taswan (2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Driffield et al (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage
(DAR) dan nilai perusahaan (TobinQ) di Indonesia, Korea, Malaysia, dan tidak
signifikan di Thailand. Penelitian yang dilakukan Syarif (2007) menemukan
bahwa peningkatan hutang mampu meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan
penelitian dengan hasil yang berbeda dilakukan oleh Arijit (2008) menunjukkan
bahwa penggunaan laverage ternyata berdampak negatif terhadap kesempatan
peningkatan nilai perusahaan di masa yang akan datang.
57
58
negatif dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai
perusahaan sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sriwardany (2006) membuktikan bahwa
pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap harga perubahan
saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan
akan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham.
Sedangkan hasil berbeda ditemukan oleh Safrida (2008) membuktikan bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan.
2.1.10 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.
Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari
analisis laporan keuangan sedangkan sudut padang manajemen, analisis laporan
keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi konsisi-kondisi
di masa depan maupun, yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk
melakukan perencanaan langkah-langkah akan meningkatkan kinerja perusahaan
di masa mendatang
Jika manajemen ingin memaksimalkan nilai sebuah perusahaan, maka
harus
mengambil
memperbaiki
melibatkan
keuntungan
dari
kelemahan-kelmahannya.
kekuatan-kekuatan
Analisis
laporan
perusahaan
dan
keuangan
akan
perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi tren posisi keuangan
dari
waktu
ke
waktu.
Studi-studi
60
ini
akan
membantu
manajemen
61
62
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Pemilik sebuah perusahaan mungkin dapat mempergunakan hutang yang
berjumlah relatif besar untuk mambatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi
akan meningkatkan ancaman kebangkrutan untuk menjadi lebih berhati-hati dan
tidak menghambur-hamburkan uang para pemegang saham. Kebanyakan
pengambilalihan perusahaan dan pembelian melalui hutang dirancang untuk
meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para
manajer (Brigham & Houston, 2004). Pembelanjaan yang dilakukan oleh
manajemen
yang dapat
63
suatu
perusahaan
dapat
memilih
alternatif
struktur
modal.
penjualan,
total
aktiva
maupun
modal
sendiri.
Pertumbuhan
65
67
Struktur Modal
(X1)
H1
H3
Profitabilitas
(X3)
H2
Nilai Perusahaan
(Y)
H5
H4
Pertumbuhan
Perusahaan (X2)
modal
berpengaruh
negatif
dan
signifikan
terhadap
68
69
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian
4.1.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dimana terdapat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Hubungan dalam penelitian ini merupakan
hubungan kausal yaitu sebab akibat, diamana ada variabel eksogen (bebas) yaitu
variabel yang mempengaruhi variabel endogen (terikat) yaitu variabel yang
dipengaruhi
4.1.2 Lingkup Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan pengambilan
data melalui ICMD (Indonesian capital market directory) Tahun 2006-2009, dan
situs internet : (www.idx.co.id).
4.2 Variabel Penelitian
4.2.1 Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel perlu dilakukan untuk memberikan gambaran dan
acuan dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang
diajukan, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
70
1) Variabel eksogen
Variabel-variabel eksogen dalam model jalur ialah semua variabel yang
tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada
anak-anak panah menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan
pengukuran, (Sarwono & Suhayati, 2010). Dalam penelitian ini yang
dijadikan variabel eksogen adalah: Struktur Modal (X1) dan Pertumbuhan
Perusahaan (X2) .
2) Variabel endogen
Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak panah menuju
kearah variabel tersebut. Variabel yang mancangkup di dalamnya adalah
mencangkup variabel perantara dan tergantung/terikat. Variabel perantara
endogen mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah
variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur, yang dijadikan variabel
perantara adalah profitabilitas (X3). Sedangkan variabel tergantung/terikat
mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya, yang dijadikan variabel
tergantung/terikat adalah nilai perusahaan (Y).
2010).
4.2.2 Difinisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, operasional variabel didifinisikan sebagi berikut:
1) Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan diukur dengan price book value (PBV) adalah rasio
antara harga perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham pada
71
PBV =
X 100% . . (3.1)
72
4) Profitabilitas (X3)
Profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) adalah rasio antara
laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal sendiri pada
perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. ROE menunjukkan
seberapa banyak perusahaan yang telah memperoleh dana atas dana yang
diinvestasikan oleh pemegang saham. Satuan pengukuran ROE adalah
dalam persentase:
ROE =
73
74
Tabel 4.1
Proses Pengambilan Sampel
No
Karakteristik Sampel
Ket
151
Perusahaan manufaktur
laporan
37
87
27
Emiten
No
15
16
PT Delta Djakarta
17
18
19
PT Mayora Indah
20
21
PT SMART
22
23
24
PT AKR Corporindo
25
PT Dyanaplast
26
PT Semen Gersik
27
PT Arwana Citramulia
14
Emiten
PT Multipolar
PT Hexindo Adiperkasa
PT Multistrada Arah Sarana
PT Selamat Sempurna
PT United Tractors
PT Darya-Varina Laboratoria
PT Kimia Farma
PT Merck
PT Pyridam Farma
PT Tempo Scan Pacific
PT Mandom Indonesia
PT Mustika Ratu
PT Unilever Indonesia
PT Voksel Electric
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2006-2009
76
Mengingat
model
tersebut
dikembangkan
untuk
menjawab
permasalahan penelitian serta berbasis teori dan konsep, maka dinamakan model
hipotetik.
Berdasarkan Gambar 4.1 dibuat sistem persamaan struktural sebagai
berikut:
Sub Struktur 1: X3 = 1 X1 + 2 X2 + 1 . . (3.5)
Sub Struktur 2: Y = 3 X1 + 4 X2 + 5 X3 + 2 (3.6)
77
Keterangan:
X1 adalah struktur modal
X2 adalah pertumbuhan perusahaan
X3 adalah profitabilitas
Y adalah nilai perusahaan
1 adalah koefisien jalur X1 dengan X3
2 adalah koefisien jalur X2 dengan X3
3 adalah koefisien jalur X1 dengan Y
4 adalah koefisien jalur X2 dengan Y
5 adalah koefisien jalur X3 dengan Y
X1
3
1
X3
X2
2
78
(3.6)
Dalam hal ini, interprestasi terhadap R2m sama dengan interprestasi koefisien
determinasi (R2) pada analisis regresi.
79
Pei = yang merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung
dengan rumus:
Pei = 1 R . (3.7)
Langkah keempat dalam analisis jalur adalah pendugaan parameter atau
koefisien path. Perhitungan koefisien pada gambar diagram jalur. Di dalam
analsis jalur disamping ada pengaruh langsung juga terdapat pengaruh tidak
langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan koefisien jalur merupakan
pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak langsung dilakukan dengan
mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total dihitung
dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung.
Langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah dengan melakukan
interperstasi hasil analisis, yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan
dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat, yaitu dengan
membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
81
Minimum
Maximum
Mean
Deviation
108
.00
82.21
19.1669
16.74405
108
.00
.82
.1796
.16119
108
.01
35.45
4.0028
5.12940
108
.12
5.35
1.1976
.97865
108
Sumber: Lampiran 13
82
diketahui nilai perusahaan terendah sebesar 0.00% dan nilai tertinggi sebesar
0.82%. Hal ini menunjukkan sebagian besar perusahaan manufaktur mengalami
pertumbuhan perusahaan yang positif yang diukur dengan pertumbuhan aset.
Profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) merupakan hasil
pembagian antara laba bersih dengan modal sendiri. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa
rata-rata profitabilitas perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia Tahun 20006-2009 sebesar 4.0028% dan standar deviasi sebesar
5.12940% dimana nilai standar deviasinya lebih besar dari nilai rata-ratanya. Hal
ini menunjukkan fluktuasi frofitabilitas yang besar pada perusahaan manufaktur
yang menjadi sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat diketahui nilai profitabilitas
terendah sebesar 0.01% dan tertinggi sebesar 35.45, kondisi tersebut menunjukkan
sebagian besar perusahaan menufaktur memiliki nilai profitabilitas yang posotof
yang diukur dengan return on equity.
83
84
R2
df1
df2
P.Value
Keterangan
hitung
X1X3
0.322
50.288
106
0.000 signifikan
X2X3
0.065
7.409
106
0.008 signifikan
X1Y
0.219
29.790
106
0.000 signifikan
X2Y
0.107
12.678
106
0.001 signifikan
X3Y
0.369
61.958
106
0.000 signifikan
85
= 1- (0.631 2 . 0.571 2)
= 0.875
Koefisien determinasi total persamaan struktural dari model penelitian sesuai
dengan perhitungan diperoleh nilai R2 m = 0.875. Koefisien determinasi total
sebesar 0.875 mempunyai arti bahwa sebesar 87.5 persen informasi yang
terkandung dapat dijelaskan oleh model yang dibentuk, sedangkan sisanya, yaitu
12.5 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang dibentuk. Pei
merupakan standard error of estimate dari model regresi, Pe1 sebesar 0.631 dan
Pe2 sebesar 0.571
5.2.3 Hasil Analisis Regresi
86
Berdasarkan hasil olahan data regresi dapat diringkas koefisien jalur yang
ditampilkan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3
Ringkasan Koefisien Jalur
Regresi
t hitung
P. Value
Keterangan
d Erorr
X1X3
0.552
0.731
7.101
0.000
Signifkan
X2X3
0.217
2.474
2.790
0.006
Signifikan
X1Y
0.205
0.005
2.264
0.026
Signifkan
X2Y
0.200
0.468
2.597
0.011
Signifikan
X3Y
0.440
0.018
4.718
0.000
Signifikan
87
Struktur Modal
(X1)
0.552
1
0.205
Profitabilitas
(X3)
0.631
0.217
0.440
Nilai
Perusahaan (Y)
0.200
0.571
Pertumbuahan
Perusahaan (X2)
X1
PL
PTL
X2
PT
PL
88
PTL
X3
PT
PL
PTL
PT
X2
X3
0.552
0.552
0.217
0.217
0.205
0.242
0.447
0.200
0.095
0.295
0.440
0.440
89
90
91
5.3 Pembahasan
5.3.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas.
Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh bahwa struktur modal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan
manufaktur di BEI Tahun 2006-2009.
Bagi setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana
merupakan hal penting sebab hal tersebut akan mempengaruhi struktur keuangan
perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Sumber dana
perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang diukur dengan
debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin tinggi, maka kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah, sehingga DER
mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas.
Struktur modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam struktur
keuangan jangka panjang perusahaan. Kombinasi yang tepat antara utang dan
ekuitas diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas. Struktur modal dalam
92
penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio, dimana DER merupakan
perbandingan total utang jangka panjang dengan total modal. Hasil penelitian ini
berarti bahwa peningkatan dan penurunan pengambilan utang jangka panjang
dalam struktur modal perusahaan berpengaruh searah terhadap nilai laba bersih.
Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan, yang
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya.
Hasil temuan ini didukung oleh Soliha & Taswan (2002), semakin tinggi
proporsi utang maka akan semakin tinggi nilai perusahaan yang dilihat dari laba
yang diperolehnya, namun pada titik tertentu peningkatan utang akan menurunkan
nilai perusahaan kerena manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang lebih kecil
dari biaya yang ditimbulkan.
Hasil temuan ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Myers (1984)
yang menemukan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang
tinggi cendrung diakibatkan karena mengambil utang lebih sediki, dan
Kusumasari et al (2009) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh
tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.
93
94
95
96
pengujian
hipotesis
kelima
diperoleh
bahwa
profitabilitas
97
98
penelitian yang sama pada periode yang berbeda atau obyek yang berbeda pada
periode yang sama.
2) Implikasi praktis
Hasil penelitian yang menemukan bahwa struktur modal berpangaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil ini menunjukkan bahwa
peningkatan utang jangka panjang berarti akan menaikkan laba bersih perusahaan,
kecendrungan peningkatan nilai utang jangka panjang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia guna meningkatkan
pengembangan bisnis dan dapat meningkatkan laba.
Hasil penelitian yang menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengelolaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, fluktuasi nilai aset berupa peningkatan atau peurunan nilai
current asset dan non current asset, akan berpengaruh terhadap rasio tingkat
pengembalian aset.
99
terlalu besar juga akan menyebabkan perusahaan akan semakin terbeban dalam
pembayaran beban bunga sehingga akan menimbulkan risiko kebangkrutan yang
semakin tinggi. Sejauh manfaat
memberikan arti bahwa setiap adanya peningkatan aset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan merupakan suatu sinyal yang positif bagi investor, pertumbuhan aset
yang positif juga memberikan arti bahwa manajemen telah mampu mengelola
perusahaan dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sehingga perusahaan
perlu memperhatikan dan terus meningkatkan ROE dengan cara meningkatkan
labanya. Return on equity (ROE) merupakan rasio yang sangat penting bagi
pemilik perusahaan (the common stockholder). Pertumbuhan ROE menunjukkan
prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan
keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan
investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal
dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu
perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di
pasar modal
100
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
profitabilitas.
2) Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas.
3) Struktur modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
4) Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
5) Profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
101
6.2 Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:
1) Bagi Perusahaan
Disarankan kepada perusahaan, penentuan struktur modal dengan
menggunakan hutang pada tingkat tertentu (sejauh manfaat lebih besar,
tambahan hutang masih diperkenankan) sebagai sumber pendanaanya
dapat meningkatkan profitabilitas dan nilai perusahaan. Sedangkan dari
pertumbuhan
perusahaan
yang
positif
menunjukkan
kemampuan
102
DAFTAR PUSTAKA
103
Driffeild, N., V. Mahambare, and S.Pal. 2007. How Does Ownership Structure
Affect Capital Structure and Firm Value? Recent Evidence From East
Asia. (online), (www.google.com).
Ekayana, Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang, Profitabilitas
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris
Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
tahun 2001-2005), ASET Vol.9 Nomer 2,Agustus 2007.
Euis dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan
Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi.
Haruman, Tendi. 2007. Pengaruh Keputusan Keuangan dan Kepemilikan
Instutisional Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Manufaktur yang Listing di BEJ). The First PPM National Conference on
Management Reseach. Sekolah Tinggi Manajemen PPM. Universitas
Widyatama Bandung.
Hasnawati, Sri. 2005. Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Deviden
Terhadap Nilai Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta. Usahawan:
No.09/Th XXXIX, September 2005.
Hair J.F., R.E. Anderson R.L. Tatham, dan W.C Black, 1995. Multivariat Data
Analysis. Fourt Edition, New Jersey: Prentice Hall.
Helferd, E.A. 1997. Teknik Analsis Keuangan. Penerjemah Hermawan Wibowo.
Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Husnan, 1998, Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan (keputusan jangka
panjang), Buku 1, Edisi 4, BPFE.
Husnan, S., 2000. Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjeng, BPFE Yogyakarta, pp.7.
Husnan, S., dan E. Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Keempat. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.
ICMD.2010. Indonesian Capital Market Directory.Jakarta, Indonesia.2010.
ICMD.2008. Indonesian Capital Market Directory.Jakarta, Indonesia.2008.
Jiraporn dan Liu. 2007. Capital Structure, Staggered Boards, and Firm Value.
Avalaible from: http://papers.ssrn.com.
Kallapur, Sanjay, dan Mark A. Trombley, 1999, The Association Between
Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth, Journal of
Business & Accounting 26, April/May, 505519.
104
105
106
107
Lampiran 1
Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan
Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER
No
Emiten
2005
2006
Pertumbuhan Aset
2007
2008
1.44
2.22
2006
0.78
0.77
0.74
2.87
0.09
Cahaya Kalbar
0.83
0.44
1.80
1.58
Davomas Abadi
1.24
1.77
2.27
Delta Djakarta
0.32
0.32
0.29
0.66
0.68
2.33
Mayora Indah
10
11
12
20007
2008
2009
0.03
-0.04
0.12
0.13
0.14
-0.14
0.43
-0.01
-0.06
4.37
0.55
0.43
-0.06
-0.23
0.34
0.06
0.04
0.18
0.09
0.67
0.63
0.28
0.30
0.25
0.33
2.10
2.61
3.08
0.10
0.82
0.33
0.02
0.61
0.58
0.73
1.32
0.06
0.22
0.54
0.11
1.52
2.08
2.14
1.73
0.06
0.02
0.51
0.06
0.92
1.36
0.82
0.12
33.05
832.64
64.47
15.28
-0.01
-0.02
0.10
0.11
2.31
1.87
2.14
1.63
0.01
0.01
-0.02
0.23
13
Sekar Laut
4.45
0.79
0.90
1.00
0.71
0.13
0.10
-0.02
14
Sinatar TOP
0.45
0.36
0.44
0.72
-0.02
0.11
0.21
-0.12
15
SMART
1.38
1.06
1.29
1.17
0.16
0.52
0.24
0.02
16
2.76
2.82
1.26
1.60
0.02
0.42
0.28
0.33
17
1.83
1.37
1.62
2.15
0.41
0.20
0.14
-0.01
18
0.54
0.53
0.64
0.53
0.00
0.09
0.26
0.01
19
0.65
0.97
1.50
1.58
0.27
0.64
0.15
-0.03
20
Gudang Garam
0.69
0.65
0.68
0.55
-0.02
0.10
0.01
0.13
108
2,1
Lampiran 2
Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan
Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER
No
Emiten
21
22
Argo Pantes
23
24
Eratex Djaja
25
Pertumbuhan Aset
2005
2006
2007
2008
2006
20007
2008
2009
20
1.55
1.21
0.94
1.00
0.06
0.24
0.03
0.10
5.20
14.33
0.00
-0.05
-0.08
-0.15
-1
4.51
0.16
0.22
-0.31
-1
-2.26
0.03
-0.05
-0.42
-0.42
-0.04
-0.09
-0.04
-0.20
1.23
21.36
1.99
17.33
3.75
13.93
Panasia Filament
9.06
2.73
3.97
26
Panasia Indosyntec
1.47
0.69
0.88
1.29
0.07
-0.09
0.01
-0.13
27
Roda Vitatex
0.24
0.57
0.56
0.35
0.46
0.09
0.00
0.12
28
2.75
-0.02
0.02
0.00
-0.03
5.62
2.98
10.63
2.19
29
2.92
27.44
-4.59
-0.05
-0.01
-0.13
-0.20
30
Unitex
-0.06
0.02
-0.06
31
32
15.29
8.50
12.98
216.26
-0.07
0.05
-0.07
-0.17
0.75
0.85
0.99
0.40
-0.10
0.02
-0.02
-0.02
-1
33
Hanson Internasional
1.36
1.96
4.88
-1.01
-0.11
-0.22
-1.00
-0.60
-4
34
Indo Acidatama
1.47
1.06
0.79
1.04
-0.02
0.01
0.18
0.05
35
Indorama Synthetics
1.38
-0.03
0.10
0.14
-0.23
Karwell Indonesia
9.89
1.62
15.14
1.50
36
1.51
12.00
-2.68
-0.35
-0.06
-0.50
-0.33
37
Pan Brothers
2.56
3.73
4.85
8.69
0.42
0.50
0.14
-0.14
38
0.20
-0.07
0.11
-0.12
39
0.63
0.76
0.72
1.00
0.24
0.11
0.12
-0.07
40
Sepatu Bata
0.73
0.43
0.60
0.47
-0.11
0.22
0.21
0.04
Emiten
2005
2006
2007
1.34
2.29
1.97
109
Pertumbuhan Aset
2008
2006
0.12
20007
-0.19
2008
-0.31
2009
-0.26
200
-24
42
Barito Pacific
1.17
0.64
0.57
1.22
-0.24
8.72
0.02
-0.05
-0
43
4.69
2.61
2.20
5.53
0.22
0.25
0.14
-0.07
-12
44
3.20
1.88
1.79
3.33
-0.33
-0.03
0.03
0.11
45
1.69
1.91
1.91
1.84
0.19
0.10
-0.01
-0.01
46
1.57
1.84
1.82
1.78
-0.08
0.09
47
2.77
1.23
48
2.38
2.97
2.81
2.65
-0.08
49
2.26
2.08
1.22
1.36
0.05
50
Suparma
Surabaya Agung Industry Pulps
&Kertas
2.12
1.98
51
1.55
1.33
1.33
1.38
52
AKR Corporindo
0.86
1.09
1.57
1.81
53
54
3.76
2.90
1.31
1.70
-0.05
55
Colorpark Indonesia
0.84
1.05
1.29
1.86
0.24
56
Eterindo Wahanatama
0.34
0.43
0.19
0.68
57
Lautan Luas
2.10
2.43
2.42
58
0.67
0.72
59
60
0.54
0.04
0.26
-0.16
-0.01
-0.02
0.07
0.21
-0.11
-11
0.09
0.04
-0.09
0.21
-0.05
-0.04
-0.01
0.21
-0.18
0.47
0.39
0.24
12
-0.10
-0.07
0.60
0.14
-0.06
0.26
0.54
-0.15
11
0.10
-0.15
-0.05
0.28
3.11
0.14
0.17
0.61
-0.10
0.83
0.95
0.08
0.31
0.32
-0.24
0.96
0.66
0.68
0.23
-0.09
0.16
16
0.58
1.13
1.29
-0.05
0.18
-0.28
0.20
0.02
Lampiran 4
Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan
Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER
No
Emiten
Pertumbuhan Aset
2005
2006
2007
2008
2006
20007
2008
2009
2006
61
0.20
0.29
0.38
0.34
0.02
0.07
-0.09
0.00
-2.4
62
Ekadharma Internasioanal
0.35
0.29
0.39
1.03
0.00
0.14
0.66
0.17
9.9
63
Intanwijaya Internasional
0.12
0.13
0.15
0.10
-0.04
0.04
-0.02
-0.10
-4.0
64
0.72
0.84
1.09
0.82
-0.14
-0.12
0.30
0.17
-25.0
65
0.18
0.48
0.56
0.62
0.24
0.05
-0.20
-0.24
0.3
66
1.41
1.36
1.32
1.17
0.00
0.06
0.06
-0.03
2.4
67
0.30
0.42
0.37
0.35
0.04
0.08
0.11
-0.01
1.5
68
Asiaplast Industries
1.17
0.98
1.27
1.20
-0.09
0.10
-0.06
0.10
0.0
110
69
Berlina
1.70
1.66
1.34
1.29
0.03
-0.06
0.12
0.17
-3.7
70
Dyanaplast
1.57
1.71
1.63
1.79
0.05
0.00
0.10
0.05
1.7
71
0.42
0.44
0.53
0.38
0.06
0.14
-0.07
0.04
5.6
72
0.35
0.35
0.36
0.43
0.01
0.05
0.05
-0.04
0.8
73
Layabd Internasional
1.24
1.10
1.38
1.54
0.05
0.15
22.56
0.00
4.3
74
2.06
0.75
0.48
0.04
75
Siwani Makmur
0.53
0.57
1.19
0.05
0.10
-0.12
-0.19
2.5
76
3.52
6.62
0.92
36.75
1.48
-0.01
-0.26
13.52
-0.11
-77.2
77
Trias Sentosa
1.20
1.07
1.18
1.08
-0.04
0.06
0.01
-0.11
2.6
78
Yanaprima Hastapersada
6.98
2.00
0.93
0.52
-0.03
-0.09
0.44
0.06
15.6
79
Holcim Indonesia
2.98
2.37
2.19
1.93
-0.04
0.02
0.14
-0.12
8.3
80
0.87
0.59
0.45
0.33
-0.09
0.04
0.12
0.18
9.8
Lampiran 5
Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan
Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER
No
Emiten
2005
2006
Pertumbuhan Aset
2007
2008
2006
20007
2008
2009
20
81
Semen Gersik
0.62
0.35
0.27
0.30
0.03
0.14
0.25
0.22
82
1.10
1.74
2.07
2.76
0.55
0.10
0.19
-0.10
83
Bentojaya Manunggal
0.12
0.31
0.35
0.28
0.21
0.38
0.52
-0.01
84
Citra Tubindo
0.70
1.13
0.87
1.06
0.49
0.01
0.30
-0.11
85
-86.71
11.08
1.47
-0.54
86
6.39
5.39
7.12
-0.13
0.29
-0.42
87
Intamaraya
1.44
2.01
2.84
-0.04
-0.06
-0.39
88
-0.09
0.10
0.04
-0.10
89
0.25
0.06
0.22
0.48
-0.08
0.42
0.49
-0.10
90
0.23
0.27
0.26
0.15
0.17
0.05
91
Lionmesh Prima
0.99
0.86
1.16
0.64
0.03
0.44
-0.01
0.18
92
3.50
3.70
2.28
2.90
0.08
0.67
0.30
-0.08
93
1.41
2.05
0.62
-0.23
10.57
111
0.17
94
8.19
7.28
10.16
14.61
0.14
0.24
-0.01
-0.15
95
Tira Austenite
1.37
2.33
2.14
1.94
0.36
-0.03
-0.04
-0.12
96
1.09
1.39
0.28
0.31
-0.13
-0.43
0.07
-0.02
97
3.58
1.82
1.44
1.13
0.14
0.23
-0.10
0.13
98
Arwana Citramulia
1.10
1.50
1.68
1.58
0.31
0.32
0.17
0.12
99
5.78
2.27
1.27
1.28
-0.03
0.13
0.02
-0.03
100
0.01
0.04
0.59
5.80
Emiten
2005
2006
Mitra Investindo
Pertumbuhan Aset
2007
5.33
2008
2006
20007
5.50
0.08
2008
2009
0.03
-0.15
0.01
-0.02
-0.13
102
Mulya Industrindo
103
2.93
2.24
1.88
1.84
0.07
0.01
0.13
-0.02
104
4.11
4.70
4.39
6.72
0.12
0.30
0.43
-0.13
105
Kabelindo Murni
0.83
0.80
0.98
1.06
0.07
0.56
0.06
-0.23
106
1.74
1.92
0.22
-0.19
107
0.62
0.58
0.34
0.25
108
1.51
1.15
2.67
109
Voksel Electric
0.78
0.82
110
Astra Graphia
0.82
111
Metrodata Electronics
112
Multipolar
113
Myoh Technology
114
Sat Nusapersada
115
0.00
0.08
-0.10
2.15
0.08
0.03
0.92
-0.13
-0.08
1.61
2.70
0.14
0.71
0.45
0.06
0.98
0.99
1.53
0.13
0.07
0.35
-0.08
1.46
1.73
2.88
2.74
0.11
0.57
0.11
-0.18
2.39
3.63
3.65
5.35
0.36
0.31
0.16
0.04
1.23
2.85
4.13
0.00
-0.21
-0.08
2.54
2.44
0.52
0.87
0.29
0.12
-0.07
Astra Internasional
1.81
1.41
1.17
1.21
0.08
0.05
0.10
0.27
0.10
116
Astra Otopart
0.71
0.57
0.48
0.45
0.14
0.15
0.17
117
Gajah Tunggal
2.68
2.41
2.54
4.28
0.16
0.03
0.04
118
Goodyear Indonesia
0.66
0.62
0.94
2.45
0.00
0.03
0.01
0.27
0.76
0.10
119
Hexindo Adiperkasa
2.10
2.19
2.68
1.36
0.15
0.43
0.04
120
Indo Kordsa
0.87
0.61
0.52
0.48
0.13
0.11
0.02
0.08
-0.19
-2
Lampiran 7
Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan
Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER
No
Emiten
Pertumbuhan Aset
2005
2006
2007
2008
2006
20007
2008
2009
121
21.23
20.90
27.04
17.78
-0.04
0.11
0.14
-0.09
122
Indospring
5.89
6.13
6.61
7.45
0.07
0.22
0.53
-0.32
123
Intraco Penta
1.80
1.69
1.83
2.46
-0.04
0.04
0.32
-0.09
124
0.88
0.77
0.79
1.21
-0.07
0.28
0.31
-0.25
125
0.95
0.99
0.40
0.85
0.32
0.26
0.32
0.07
126
1.61
1.03
2.05
127
0.56
0.52
0.63
128
Polysindo Indonesia
129
Nipress
1.28
1.48
2.18
1.64
0.16
0.31
0.12
-0.03
130
Polychme Indonesia
1.94
2.19
2.15
2.81
-0.10
0.04
-0.07
-0.04
131
3.33
3.68
3.19
3.84
0.06
-0.09
0.02
-0.24
132
Selamat Sempurna
0.55
0.53
0.66
0.63
0.08
0.16
0.12
0.01
133
Tunas Ridean
3.44
4.24
2.91
2.50
-0.05
0.17
0.07
-0.51
134
United Tractors
1.58
1.44
1.26
1.05
0.06
0.16
0.76
0.07
135
Inter Delta
-0.10
-0.14
0.55
-0.07
136
Modern Internasional
5.98
1.85
1.89
1.49
0.02
0.02
-0.13
-0.02
137
2.05
2.17
2.24
2.22
0.00
-0.05
-0.15
0.79
138
Darya-Varina Laboratoria
0.41
0.35
0.21
0.26
0.01
0.01
0.14
0.23
139
Indofarma
0.96
0.45
2.46
2.25
0.32
0.47
-0.04
-0.25
140
Kalbe Farma
0.78
0.36
0.33
0.38
0.00
0.11
0.11
0.20
-0.11
0.01
-0.04
Lampiran 8
Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan
Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER
No
Emiten
2005
113
2006
2007
Pertumbuhan Aset
2008
2006
20007
2008
2009
20
141
Kimia Farma
0.39
0.45
0.53
0.53
0.07
0.10
0.04
0.08
142
Merck
0.21
0.20
0.18
0.15
0.30
0.17
0.13
0.16
143
Pyridam Farma
0.21
0.27
0.42
0.42
0.09
0.15
0.04
0.01
144
70.74
22.90
0.34
0.30
0.55
0.03
145
0.43
0.37
0.30
0.08
146
0.26
0.23
0.26
0.29
0.06
0.12
0.07
0.10
147
Mandom Indonesia
0.19
0.11
0.08
0.12
0.23
0.08
0.26
0.09
148
Mustika Ratu
0.14
0.10
0.13
0.17
0.00
0.08
0.12
0.03
149
Unilever Indonesia
0.76
0.95
0.98
1.10
0.20
0.15
0.22
0.15
150
151
70.30
0.75
Tingkat Debt to Equty Ratio (DER) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2008
DER
2005
2006
2007
2008
0.78
0.77
0.74
2.87
Delta Djakarta
0.32
0.32
0.29
0.34
0.66
0.68
0.67
0.63
2.33
2.10
2.61
3.08
Mayora Indah
0.61
0.58
0.73
1.32
1.52
2.08
2.14
1.73
SMART
1.38
1.06
1.29
1.17
2.76
2.82
1.26
1.60
Hanjaya Mandala
Sampoerna
1.55
1.21
0.94
1.00
10
AKR Corporindo
0.86
1.09
1.57
1.81
114
Lampiran 9
Emiten
17
0.11
No
11
Dyanaplast
1.57
1.71
1.63
1.79
12
Semen Gersik
0.62
0.35
0.27
0.30
13
Arwana Citramulia
1.10
1.50
1.68
1.58
14
Voksel Electric
0.78
0.82
1.61
2.70
15
Multipolar
2.39
3.63
3.65
5.35
16
Hexindo Adiperkasa
2.10
2.19
2.68
1.36
17
0.95
0.99
0.40
0.85
18
Selamat Sempurna
0.55
0.53
0.66
0.63
19
United Tractors
1.58
1.44
1.26
1.05
20
Darya-Varina Laboratoria
0.41
0.35
0.21
0.26
21
Kimia Farma
0.39
0.45
0.53
0.53
22
Merck
0.21
0.20
0.18
0.15
23
Pyridam Farma
0.21
0.27
0.42
0.42
24
0.26
0.23
0.26
0.29
25
Mandom Indonesia
0.19
0.11
0.08
0.12
26
Mustika Ratu
0.14
0.10
0.13
0.17
27
Unilever Indonesia
0.76
0.95
0.98
1.10
100
106
107
127
Rata-rata (%)
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah
Lampiran 10
Tingkat Pertumbuhan Aset Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009.
Pertumbuhan Aset
No
1
Emiten
2006
0.09
115
2007
0.12
2008
0.13
2009
0.14
Delta Djakarta
0.06
0.04
0.18
0.09
0.28
0.30
0.25
0.33
0.10
0.82
0.33
0.02
Mayora Indah
0.06
0.22
0.54
0.11
0.06
0.02
0.51
0.06
SMART
0.16
0.52
0.24
0.02
0.02
0.42
0.28
0.33
Hanjaya Mandala
Sampoerna
0.06
0.24
0.03
0.10
10
AKR Corporindo
0.20
0.47
0.39
0.24
11
Dyanaplast
0.05
0.00
0.10
0.05
12
Semen Gersik
0.03
0.14
0.25
0.22
13
Arwana Citramulia
0.31
0.32
0.17
0.12
14
Voksel Electric
0.14
0.71
0.45
0.06
15
Multipolar
0.36
0.31
0.16
0.04
16
Hexindo Adiperkasa
0.13
0.15
0.43
0.04
17
0.32
0.26
0.32
0.07
18
Selamat Sempurna
0.08
0.16
0.12
0.01
19
United Tractors
0.06
0.16
0.76
0.07
20
Darya-Varina Laboratoria
0.01
0.01
0.14
0.23
21
Kimia Farma
0.07
0.10
0.04
0.08
22
Merck
0.30
0.17
0.13
0.16
23
Pyridam Farma
0.09
0.15
0.04
0.01
24
0.06
0.12
0.07
0.10
25
Mandom Indonesia
0.23
0.08
0.26
0.09
116
26
Mustika Ratu
0.00
0.08
0.12
0.03
27
Unilever Indonesia
0.20
0.15
0.22
0.15
13.06
22.96
24.66
10.93
Rata-rata (%)
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah
Lampiran 11
Tingkat Return on Equity (ROE) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2009.
ROE
No
Emiten
2006
2007
2008
2009
10.92
12.99
14.60
14.60
Delta Djakarta
10.02
10.32
16.11
21.43
23.92
27.17
25.96
28.48
13.13
13.63
12.07
20.44
Mayora Indah
9.65
13.09
15.76
23.53
2.08
42.68
64.59
323.59
SMART
24.37
28.03
22.67
15.61
0.14
4.50
7.34
8.82
Hanjaya Mandala
Sampoerna
62.00
44.94
48.40
48.63
10
AKR Corporindo
12.33
14.97
13.06
15.78
11
Dyanaplast
1.74
0.20
0.00
14.93
12
Semen Gersik
23.56
26.79
31.27
32.62
13
Arwana Citramulia
14.86
18.60
19.17
18.65
14
Voksel Electric
13.70
17.39
1.66
14.27
15
Multipolar
3.31
3.50
12.69
6.98
117
16
Hexindo Adiperkasa
11.41
15.11
8.06
34.30
17
23.56
2.27
0.23
11.98
18
Selamat Sempurna
14.67
16.66
16.75
26.69
19
United Tractors
20.25
26.04
23.90
27.58
20
Darya-Varina Laboratoria
12.74
10.80
13.94
13.02
21
Kimia Farma
5.05
5.75
5.84
6.28
22
Merck
36.74
31.93
30.13
41.42
23
Pyridam Farma
2.65
2.60
3.33
5.17
24
14.03
13.60
14.34
14.94
25
Mandom Indonesia
16.48
16.51
14.07
14.15
26
Mustika Ratu
3.44
3.98
7.34
6.64
27
Unilever Indonesia
72.69
72.88
77.64
82.21
1,420
1,840
1,835
3,306
Rata-rata (%)
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah
Lampiran 12
Tingkat Pertumbuhan Price Book Value (PBV) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun
2006-2009.
PBV
No
Emiten
2006
2007
2008
2009
3.24
3.36
2.87
4.90
PT Delta Djakarta
0.85
0.56
0.62
1.68
2.85
2.90
2.87
3.63
2.53
3.38
0.95
3.07
Mayora Indah
1.28
1.24
0.70
2.18
118
5.84
5.86
3.03
35.45
SMART
4.07
4.88
1.06
1.53
1.92
2.24
1.81
1.40
Hanjaya Mandala
Sampoerna
7.74
4.48
4.41
4.36
10
AKR Corporindo
1.64
3.37
1.40
2.11
11
Dyanaplast
0.66
0.60
0.51
0.57
12
Semen Gersik
3.92
5.01
3.07
4.39
13
Arwana Citramulia
1.16
1.49
1.26
0.80
14
Voksel Electric
1.31
2.18
0.79
0.91
15
Multipolar
0.34
0.30
0.22
0.26
16
Hexindo Adiperkasa
2.19
1.66
2.11
7.38
17
0.31
0.41
0.24
0.23
18
Selamat Sempurna
1.12
2.02
1.02
2.43
19
United Tractors
4.07
5.42
1.32
3.72
20
Darya-Varina Laboratoria
2.05
1.94
1.06
1.54
21
Kimia Farma
1.05
1.87
0.45
0.71
22
Merck
3.80
4.20
2.43
5.06
23
Pyridam Farma
0.41
0.65
0.39
0.81
24
2.09
1.60
0.81
1.36
25
Mandom Indonesia
2.07
2.26
1.35
1.85
26
Mustika Ratu
0.52
0.45
0.22
0.53
27
Unilever Indonesia
21.26
19.13
19.20
22.77
297
309
208
428
Rata-rata (%)
Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah
119
Lampiran 13
Descriptives Statistics
Descriptive Statistics
Minimum
Maximu
m
Mean
Std.
Deviation
Struktur Modal
108
.00
82.21
19.1669
16.74405
Pertumbuhan
Perusahaan
108
.00
.82
.1796
.16119
Profitabilitas
108
.01
35.45
4.0028
5.12940
Nilai Perusahaan
108
.12
5.35
1.1976
.97865
Valid N (listwise)
108
120
Lampiran 14
Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Tahun 2006-2009.
121
Model Summary
Equation
Linear
R Square
.322
F
50.288
df1
Parameter Estimates
df2
122
Sig.
106
.000
Constant
.672
b1
.174
Lampiran 15
Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Tahun
2006-2009.
R Square
.065
F
7.409
df1
Parameter Estimates
df2
123
Sig.
106
.008
Constant
2.542
b1
8.134
Lampiran 16
124
Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 20062009.
R Square
.219
F
29.790
df1
Parameter Estimates
df2
125
Sig.
106
.000
Constant
.673
b1
.027
Lampiran 17
Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Tahun 2006-2009.
126
Model Summary
Equation
Linear
R Square
.107
F
12.678
df1
Parameter Estimates
df2
127
Sig.
106
.001
Constant
.841
b1
1.984
Lampiran 18
Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 20062009.
R Square
.369
F
61.958
df1
Parameter Estimates
df2
128
Sig.
106
.000
Constant
.734
b1
.116
Lampiran 19
Model Summary
Model
1
R
.607(a)
R Square
.369
Adjusted R
Square
.357
Std. Error of
the Estimate
4.11457
129
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
1037.631
1777.617
2815.248
df
2
105
107
Mean Square
518.815
16.930
F
30.645
Sig.
.000a
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Struktur Modal
Pertumbuhan
Perusahaan
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-.478
.731
.169
.024
6.902
2.474
130
Standardized
Coefficients
Beta
.552
t
-.655
7.101
Sig.
.514
.000
.217
2.790
.006
Lampiran 20
Model Summary
Model
1
R
.655(a)
R Square
.429
Adjusted R
Square
.412
Std. Error of
the Estimate
.75039
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
43.919
58.561
102.479
df
3
104
107
Mean Square
14.640
.563
F
25.999
Sig.
.000a
131
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Struktur Modal
Pertumbuhan
Perusahaan
Profitabilitas
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
.414
.134
.012
.005
Standardized
Coefficients
Beta
.205
t
3.100
2.264
Sig.
.002
.026
1.214
.468
.200
2.597
.011
.084
.018
.440
4.718
.000
132