PENDAHULUAN
aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan
oleh satuan organisasi tertentu.
Organisasi yang selalu berkembang merupakan dambaan semua pihak.
Pemerintah maupun swasta mengharapkan organisasinya dapat tumbuh dan
berkembang. Dengan perkembangan tersebut diharapkan organisasi mampu
bersaing dan berakselerasi dengan kemajuan zaman. Salah satu faktor terpenting
dalam setiap kegiatan organisasi adalah sumber daya manusia yang memiliki
dalam
pelaksanaan
tugas
dan
aktivitasnya
Asisten
1.
2.
dengan judul : Studi Deskriptif Pembagian Kerja dan Prestasi Kerja Pegawai
pada Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat
Daerah Kota Bandung.
prestasi
kerja
pegawai
pada
Asisten
Administrasi
BAB II
KAJIAN TEORI
nilai-nilai politik dalam kaitannya dengan pembuatan keputusan dan perilaku para
pejabat publik.
Roosenbloom dalam Suryadi (2009:3) mengemukakan bahwa:
Administrasi Publik adalah bagian dari aktivitas pemerintah tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan pemerintah dapat terealisasikan.
Pendapat tersebut dapat diasumsikan bahwa administrasi publik sebagai wilayah
kajian yang konsen dengan nilai-nilai implementasi kebijakan politik.
Atmosudirdjo (1976:9) memberikan definisi Administrasi publik
sebagai organisasi dan administrasi dari unit-unit organisasi yang mengejar
tercapainya tujuan-tujuan kenegaraan. Pendapat tersebut mencerminkan,
bahwa pendekatan administrasi publik berhubungan dengan peranan birokrasi
pemerintahan, baik pada tingkat pusat maupun tingkat daerah. Pengaruh aparatur
dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan publik akan mewarnai budaya
organisasi birokrasi yang pada gilirannya akan berpengaruh pada tingkat kinerja
birokrasi dalam sistem administrasi publik secara keseluruhan.
Senada dengan pendapat di atas Harits (2002:41) mengemukakan bahwa :
Terminologi yang luas dari Administrasi Negara diartikan sebagai
kegiantan Negara dalam melaksanakan kekuasaan politiknya,
sedangkan dalam pengertian sempit, administrasi Negara
didefinisikan sebagai suatu kegiatan badan eksekutif dalam
penyelenggaraan pemerintah.
Pendapat di atas, nampak bahwa Administrasi Negara dalam arti luas
sebagai obyeknya ialah Negara, sedangkan dalam arti sempit yang menjadi
obyeknya adalah badan eksekutif (pemerintah). Sedangkan Waldo dalam Nugroho
(2004:32) mengemukakan bahwa admnistrasi publik adalah proses tindakan
untuk merealisasi kepentingan-kepentingan publik yang sebesar-besarnya.
Uraian di atas diasumsikan administrsi publik mencakup makna yang paling luas
yang melibatkan kemitraan antara sektor negara dan sektor masyarakat.
10
baik yang berkenan dengan warga ataupun warga dengan pemerintah. Sedangkan
Dunn dalam Nugroho (2004:4) mendefinisikan kebijakan publik sebagai
serangkaian panjang pilihan-pilihan yang kurang lebih berhubungan,
termasuk keputusan untuk tidak berbuat, yang dibuat oleh kantor-kantor
atau badan-badan pemerintah. Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kebijakan publik merupakan serangkaian keputusan yang saling berkaitan dibuat
oleh satu atau beberapa unit pemerintah yang merupakan konsep dasar atau
pedoman bagi seseorang/instansi pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu,
dalam rangka menjalankan tugas-tugas pemerintah.
Islamy (2003:18) mengemukakan mengenai kebijakan, yaitu sebagai
berikut:
Kebijakan adalah suatu program kegiatan yang dipilih oleh
seseorang atau kelompok orang dan dapat dilaksanakan serta
berpengaruh terhadap sejumlah besar orang dalam rangkai
mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan kebijakan pbulik
(public polity) adalah serangkaian tindakan yang dipilih dan
dialokasikan secara sah oleh pemerintah/Negara kepada seluruh
anggota masyarakat yang mempunyai tujuan tertentu demi
kepenitngan public.
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa kebijakan public merupakan
serangkaian kegiatan yang dipilih oleh pemerintah. Pendapat lain dikemukakan
oleh Wahab dalam Putra (2001:81) dirumuskan sebagai berikut Implementasi
kebijakan merupakan suatu proses pelaksanaan keputusan kebijakan
(biasanya dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Peradilan, Perindah Eksekutif, atau Dekrit Presiden).
Pendapat di atas menunjukkan bahwa implementasi kebijakan sebagai
proses pelaksanaan kebijakan yang diterjemahkan dari perundang-undangan,
11
12
13
14
15
memenuhi syarat formal, yaitu datang kekantor akan tetapi dikantor tidak
mengerjakan pekerjaan apapun, sebaliknya disini dikemukakan bahwa
tiap-tiap pejabat merasa yakin bahwa apa yang harus dipertanggung
jawabkan dalam pelaksanaan pekerjaannya, karena pada dasarnya
kebanyakan orang masuk kerja didasari oleh keyakinan bahwa ada
pekerjaan yang benar-benar harus dikerjakan.
c. Jumlah tugas yang diberikan kepada atasan kepada bawahan sebaiknya
berkisar antara 4 sampai 12 macam.
Artinya, bahwa pemberian tugas atau aktivitas ideal itu antara 4 sampai 12
macam, karena jika atasan memberikan tugas dibawah 4 macam bawahan
akan terlalu santai, sehingga jika ternyata ada tugas banyak yang harus
dikerjakannya tidak akan sanggup untuk mengerjakannya. Sebaliknya jika
atasan memberikan tugas atau aktivitas diatas 12 macam, bawahan tidak
akan mampu mengejakannya dengan sempurna karena kemampuan,
tenaga dan pikiran manusia mempunyai keterbatasan didalam menerjakan
sesuatu.
d. Variasi tugas yang diberikan pada pegawai hendaknya diusahakan erat
hubungannya satu sama lain.
Artinya, apabila seorang pegawai diserahi beban tugas yang sangat jauh
berbeda antara yang satu dengan yang lain, maka pagawai tidak akan
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena jarang orang yang
mempunyai keahlian ganda yang dapat mengerjakan semua jenis
pekerjaan. Dengan kata lain diperlukannya spesialisasi, jika seseorang
16
17
18
3)
19
20
(2003: 1)
21
demikian penilaian prestasi kerja yang efektif dapat sekaligus mempengaruhi dua
hal yaitu kemampuan kerja dan motivasinya dalam bekerja.
2.
22
23
24
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
prestasi
kerja,
yang
25
2.
3.
Dengan adanya kriteria tersebut, maka seorang pemimpin akan dengan mudah
menilai prestasi kerja yang dicapai oleh pegawai dan penulis beranggapan bahwa
dengan mengetahui manfaat penilaian prestasi kerja pegawai, maka prestasi kerja
pegawai dapat ditingkatkan.
BAB III
PEMBAHASAN
26
Jenis Barang
Jumlah Barang
Kondisi
Baik
10
Baik
Rak Buku
Baik
Meja Biasa
Baik
Baik
Monitor Compaq
Baik
Monitor Samsung
Baik
CPU Compaq
Baik
Cerver
Baik
10
Printer Canon
Baik
11
AC National
Baik
12
Speaker
1 Set
Baik
13
Lemari Besi
13
Baik
14
Fille Cabinet
30
Baik
15
Computer
Baik
16
Meja Pimpinan
Baik
17
Kursi Tamu
Baik
27
18
Kursi Lipat
30
Baik
19
Telphone
Baik
20
Jam Dinding
Baik
21
Lambang Garuda
Baik
22
Gambar Presiden
Baik
23
Baik
24
Meja Kerja
15
Baik
25
Meja Tik
Baik
Sumber: Arsip Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota
Bandung 2011
28
hasil
observasi
peneliti,
pada
Asisten
Administrasi
4.
29
bagi masing-masing pegawai belum terlaksana. Hal ini terlihat bahwa Asisten
Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Bandung
dalam memberikan tugas kepada para pegawai kurang merata, misalnya dalam
pengurusan pembuatan laporan daftar inventarisasi perlengkapan kantor, Asda II
memberikan tugas kepada pegawai yang dipandang rajin dan patuh dalam
menjalankan perintah apapun maka setiap ada pekerjaan selalu dibebankan
kepadanya. Hal ini berakibat pegawai yang rajin dan patuh tidak mampu lagi
ditambahi beban tugas sedangkan pegawai yang banyak menganggur akan banyak
mengganggu pegawai yang sibuk seperti mengajak mengobrol sehingga dalam
pelaksanaan pekerjaan mengalami keterlambatan dan hasil pekerjaan menjadi
kurang optimal.
6.
30
31
Penggolongan tugas.
Berdasarkan
hasil
observasi
peneliti
pada
Asisten
Administrasi
bahwa
pelaksanaannya),
sehingga
pegawai
dalam
melaksanakan
32
aktivitas. Guna menilai apakah sesuatu pembagian kerja telah tepat atau
belum.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, satuan organisasi pada Asisten
Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Bandung
memiliki daftar rincian tugas atau daftar rincian aktivitas yang jelas yang berguna
dalam melakukan penilaian pekerjaan hasil kerja pegawai oleh Pimpinan didalam
menjalankan tugasnya dengan menggunakan langkah-langkah tertentu.
12.
33
3.2 Deskripsi
Prestasi
kerja
pegawai
pada
Asisten
Administrasi
prakteknya
masih
adanya
pegawai
yang
tidak
dapat
34
menunda-nunda
pekerjaan,
sehingga
hal
tersebut
dapat
pegawai
pada
Asisten
Administrasi
Perekonomian
dan
umumnya
hambatan-hambatan
pada
organisasi
didalam
35
2.
belum sesuai harapan dan hasil pekerjaan yang masih ada kekurangan
3.
36
pegawai
pada
Asisten
Administrasi
Perekonomian
dan
mengadakan
dan Pembangunan
37
yang dilakukan oleh pegawai secara tegas dan memberikan sanksi berupa
teguran apabila penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang
ditetapkan
sehingga
pegawai memiliki
38
BAB IV
PENUTUP
1.
2.
3.
tepat pada
39
banyak.
Pelaksanaan
penempatan
pegawai
yang
dilakukan
Asisten
Asisten
Administrasi
Perekonomian
dan
Pembangunan
40
Daftar Pustaka
A. Buku :
Alamsyah, Kamal, 2005. Administrasi Publik dalam Perspektif Teori dan
Praktek. Bandung: Universitas Pasundan.
Dharma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta : Rajawali.
. 2003. Manajemen Supervisi, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Handayaningrat, Soewarno. 1983 Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : Mas
Agung.
Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia,
Jakarta : PT Gunung Agung.
Hasibuan, Malayu. 1984 Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, Jakarta
: PT Gunung Agung.
______________
1992 Manajemen Perbankan, Jakarta : PT Gunung
Agung.
Hermawan, Iwan. 2004 PeningkatanKinerja Program Pemantapan Hubungan
Kerja Pada Sekretariat BAPEDA KOTA BANDUNG.
Kountur, Ronny. 2004 Metode Penulisan Dntuk Penulisan Skripsi Dan Tesis
Jakarta : PPM.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandunng : PT Remaja Rosdakarya.
Rao, T.V. 1991Penilaian Prestasi Kerja, Jakarta : Gramedia.
Satibi, Iwan, 2011. Teknik Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi, Bandung:
Ceplas,
Siagian, Sondang .P. 1997 Organisasi Kepemimpinan dan Prilaku
Administrasi, Jakarta : PT Gunung Agung.
41