Anda di halaman 1dari 3

annafiz.wordpress.

com

https://annafiz.wordpress.com/2014/12/23/awal-penciptaan-bismillah-bag-1/

AWAL PENCIPTAAN BISMILLAH ( Bag.1)

AWAL PENCIPTAAN BISMILLAH ( Bag.1)


Sebutir debu serta kesekejapan hidup diubah melalui tradisi menjadi sebuah bintang di cakrawala, yang
diberkahi Alloh dengan kemapanan dan merefleksikan keabadian Al-ilah. Menurut doktrin tradisional, realitas
batin alam semesta mengungkapkan diriNYA senDIRI melalui mata batin atau penglihatan intelektualkarena
mata batin merupakan alat persepsi yang berdasarkan keselarasan, semesta raya.
Dalam makrokosmos, keselarasan alam semesta terwujud pada taraf realitas yang lebih tinggi dan menjadi
suram serta semakin samar dalam tingkat kosmos yang semakin rendah, karena jauh sebelum Tuhan
menciptakan manusia pertama, yakni Adam As (Abul Basyar) AL-Ilah yang Maha Agung lebih dulu menciptakan
suatu alam yang disebut ALAM LAHUT / alam tanpa batas yang di huni oleh NUR MUHAMMAD lalu di terus kan
ke Alam Jabbarut & Malaakut, dan dihuni oleh para malaikat-malaikat Allah yang tak terbilang banyaknya.
Sebagian dari kelompok para Malaikat-Malaikat Allah tersebut adalah kelompok Malaikat Muqarrabin, Malaikat
Kurubiyyin, Malaikat Kiraman Katibin, Malaikat Arsyi, Malaikat Hafadzah dan Malaikat Aran Jabaniyyah, Malaikat
Arsyi. Dan masih banyak lagi golongan Malaikat-malaikat lainnya yang tidak dapat disebutkan disini.
Para malaikat-malaikat ini masing-masingnya mempunyai sayap, yang sayapnya saja secara langsung
melambangkan Hakikat realitas penerbangan dan pendakian melawan seluruh hal yang merendahkan derajat
serta menurunkan kekuatan atas dunia ini, yang akhirnya mengantar pada kebebasan dari kungkungan duniawi
yang serba terbatas. Seperti tersebut didalam Firman-Nya : Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi
yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai urusan) yang mempunyai sayap
masing-masing (ada yang) dua, tiga empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya,
sesungguhnya Allah Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu. (Q.S. 35 : 1).
Alam Jabbarut & Malakut terdiri dari tujuh lembah pegunungan kosmik Qaf yang pada puncaknya terdapat
singgasana Al-Ilah (Al-Arsy). Alloh yang menciptakan singgasana (Al-Arsy) dari jambrud hijau dan keempat
tiangnya terbuat dari batu merah delima, yang dibawa oleh delapan Malaikatul Arsy, yang selalu bertasbih memuji
Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya. Ketujuh lembah Qaf itu sendiri, adalah Lembah Thalab
(pencarian), Lembah Isyq (cinta), Lembah Istighna (kepuasan), Lembah Hayrat (kekaguman), Lembah Faqr
(kemiskinan), Lembah Marifah (gnosis), dan Lembah Fana (lebur).
Dimasing-masing ketujuh lembah pegunungan kosmik Qaf ini terdapat (tersimpan) tujuh buah huruf AlHijaiyyah, yakni huruf-huruf yang ada pada kalimah suci Bismillah. Pegunungan kosmik Qaf merupakan
pesona spiritual dari keindahan dan keAgungan Tuhan, yang selalu menjadi pintu gerbang untuk masuk kedalam
lautan rahasia Tuhan, yang dimulai dengan kerinduan kepada-Nya, dan bergerak secara perlahan menuju
penyingkapan hakikat Bismillah yang suci dan mensucikan, dan akhirnya mencapai peleburan (Fana) dengan
melintasi horizon esoterisme Qaf yang sangat luas dan tanpa batas. Qaf, demi Al-Quran yang sangat mulia
(Q.S. : 50 : 1)
Ekspresi universal kehidupan Alam Jabbarut & Malaakut dan jalan inisiatik, dimungkinkan oleh tingginya
tingkatan spiritual (maqam) yang sekaligus menjadi awal cikal bakal penciptaan langit dan bumi yang pada waktu
itu (di alam jabbarut malakut), langit masih berupa asap, asap yang keluar dari ketujuh lembah Qaf, kemudian
Allah satukan dan dari asap tersebut dijadikannya tujuh lapis langit. Seperti tersebut dalam firman-Nya: Yang
menciptakan tujuh lapis langit (Q.S. : 67 : 3). Dan firman-Nya lagi : Kemudian Dia menuju kepada penciptaan
langit yang kala itu masih berupa asap (Q.S. : 41 : 11). Setelah tujuh lapis langit terbentuk, kemudian Allah Swt
menciptakan tujuh lapis bumi yang diambil dari pegunungan kosmik Qaf pula. Allah-lah yang mnciptakan tujuh
langit dan seperti itu pula bumi (Q.S. : 65 : 12)

Catatan : Pengertian mengenai penciptaan langit dan bumi ini adalah langit akhirat dan bumi akhirat, karena
setelah penciptaan langit dan bumi akhirat ini, Allah Swt menciptakan tujuh surga dan tujuh neraka, barulah langit
dan bumi dunia Allah ciptakan dalam masa yang pada saat itu bumi masih dalam keadaan gelap gulita.
Seperti yang Allah Swt firmankan didalam Al-Quran : Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi,
dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan kami sedikitpun tidak ditimpa kelelahan (Q.S. : 50 :
38)
Al-ilah Yang Maha Esa menciptakan dunia setelah DIA (Allah) menciptakan surga dan neraka berikut wildan dan
bidadari. Dunia saat itu masih dalam keadaan gelap gulita, dan setelah Nabi Adam As dan Siti Hawa terusir dari
surga, kemudian turun ke dunia, barulah Allah Swt menciptakan cahaya yang menerangi dunia (matahari-bulandan bintang), walau sebenarnya penciptaan cahaya (cahaya Muhammad) ini lebih dulu dari pada penciptaan
Alam Jabbarut Malaakut, yakni Nur Muhammad
Al-haq adalah cahaya langit dan bumi. Demikian penegasan Al-Quran yang kemudian dimensi kosmogonis dan
kosmologisnya diperkuat oleh Rasul Saw. Dengan sabdanya : Yang pertamakali diciptakan oleh Alloh adalah
cahaya / Nur muhammad yang menjadi awal dari tajallinya (tanpak) alam dan menjadi awal mulanya kehidupan
serta menjadi RATU nya RUH dan di sebut dg RUH idlofi
Cahaya bagaikan kutub-kutub spiritual yang menyala, laksana norma dan teladan-teladan yang hidup dan
menjadi perhatian para pencari kebenaran dimana dan kapanpun yang sekaligus merupakan realitas surgawi
dibalik bentuk keduniawian.
Hakikat Bismillah adalah gema panggilan Al-haq kepada manusia untuk kembali ke sumber spiritualnya .
Sebenarnya seluruh manifestasi berasal dari ketujuh huruf ini (Ba Sin Mim Alif Lam Lam Ha), karena bagaimana
mungkin Yang Esa melambangkan sesuatu yang lain dari huruf-huruf yang akan mengakui keEsaan-Nya,
apalagi penggabungan dari ketujuh huruf-huruf ini jika berbentuk huruf Arab yang memanjang dari kanan ke kiri,
akan merupakan lambang penerimaan prinsip material dan pasif, dalam arti kata ketaqwaan mutlak serta
dimensi keindahan yang menyempurnakan ke-Agungan diri-Nya, dan sekaligus melambangkan pusat teragung
yang dari-Nya segala sesuatu itu berasal dan kemana segala sesuatu itu kembali.
Manusia harus percaya kepada yang suci dan terlibat didalamnya, kalau tidak, maka Yang Suci akan
menyembunyikan dirinya dibelakang selubung yang tidak dapat diraba dan dilalui, yang pada hakikatnya adalah,
selubung jiwa rendah manusia .
Kesucian Bismillah mampu menciptakan sesuatu yang bersifat spiritual sekaligus sensual, menyingkap
keindahan dunia ini beserta sifat fananya, dan menjelma dalam bentuk alam transendental yang indah melalui
teofani Tuhan, karena hakikat Bismillah masih suci dan dicari oleh sebagian masyarakat Islam, dan menjadi nilai
universal bagi seluruh dunia pada saat kebodohan mengancam untuk mencekik spirit Bismillah itu sendiri.
Nama Allah adalah kunci khazanah misteri Tuhan dan pintu gerbang menuju Yang Gaib dan Yang Nyata. Itulah
realitas yang berdasarkan identitas esensial Tuhan dan kesucian nama-Nya. Itulah alasan mengapa para Ahlul
Hukama selalu merenungi dan menyebutkan bahwa ; Huruf-huruf didalam Bismillah turun dari dunia spiritual
ke dunia fisikal dan memiliki substansi spiritual batin ketika mengenakan selubung dunia gaib yang mampu
menembus kedalam makna batinnya, dan dapat merenungkan simbol prinsip-prinsip realitas maupun pedoman
yang terwujud
AlQuran bagaikan sepercik cahaya yang menyinari kegelapan eksistensi manusia di dunia ini.
Misteri Zat yang menyatakan identitas, yang sekaligus merupakan sifat Tuhan yang mutlak dan juga
transendensi, mencakup seluruh aspek ketuhanan yang mungkin termasuk dunia dengan pembiasan pembiasan
dari-Nya yang mengindividualisasi tak terkira banyaknya. Maka dari itu orang yang mencintai Tuhan akan selalu
mengosongkan hatinya dari segala sesuatu selain-Nya (ini terapi yang sangat ampuh untuk mencapai puncak
kekhusyuan didalam shalat); karena Alif Lam Lam Ha akan menyerbu hatinya dan tidak menyisakan ruang
sedikitpun untuk sesuatu yang lain, karena seseorang hanya perlu mengetahui dan menyelami hakikat Bismillah

ini untuk mengetahui semua yang dapat diketahui


Hal ini pernah disinggung dalam salah satu Hadits Rasul Saw, yang menyebutkan, bahwa Barang siapa yang
melakukan sesuatu pekerjaan dengan tanpa diawali Bismillah, maka tidak akan ada keberkahan didalam
pekerjaannya itu. Karena didalam makan dan minumnya manusia, Iblis akan turut andil didalamnya, jika tidak
diawali dengan ucapan Bismillah.
Sedangkan mengenai huruf Ha (Ha, marbutoh), yang melambangkan realitas lingkaran kosmos sebagai wahyu
primordial Tuhan yang merupakan hasil dari pengejawantahan keEsaan pada bidang keanekaragaman. Keempat
buah huruf suci ini merefleksikan kandungan prinsip keEsaan ilahi, kebergantungan seluruh keanekaragaman
kepada Yang Esa, kesementaraan dunia dan kualitas-kualitas positif dari eksistensi kosmos atau makhluk,
sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt didalam Al-Quran: Yaa Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia
Keempat huruf ini jika digabungkan menjadi kalimat Allah. Itulah alasan mengapa Alif menjadi sumber abjad
dan huruf pertama dari nama Tuhan Yang Maha Kekal ini, Allah, yang bentuk visualnya benar-benar
menyampaikan seluruh doktrin metafisik Islam mengenai alam realitas.
Karena dalam bentuk tulisan dari nama Allah dalam bahasa Arab, kita melihat dengan jelas suatu garis
horizontal, yakni gerak penulisannya, kemudian garis tegak lurus dari Alif dan Lam semacam garis melingkar,
yang secara simbolis dapat disamakan dengan suatu lingkaran Tauhid yang mengelilingi jiwa orang Islam, dan
sekaligus merupakan suatu teofani dan refleksi dari ketakterbatasan kekayaan khazanah Tuhan yang tercipta
setiap saat tanpa pernah kehabisan kemungkinan-kemungkinannya. Hal ini pula yang menegaskan peran kitab
suci Al-Quran sebagai petunjuk (Al-Huda), jalan menuju Al-Haq
Kesucian Bismillah membantu manusia untuk menembus selubung eksistensi material sehingga memperoleh
jalan masuk ke Barakah yang terletak didalam firman illahi dan untuk mengenyam suatu rasa, bahwa setiap
jiwa akan mengenyam sesuai dengan kapasitas, keterbatasan, dan keabadiannya.***
Huruf Alif didalam kalimat Bismillah dengan vertikalitasnya melambangkan kekuatan Tuhan dan prinsip
transenden yang darinya segala sesuatu itu berasal, sedangkan dua huruf Lam dalam bentuk kail (mata kail),
yang melambangkan suatu peringatan agar hamba Allah berhati-hati dalam pancingan Iblis atau setan dan
sekaligus merupakan pengejawantahan yang dapat dilihat dari firman ilahi, untuk membantu kaum muslim
menembus kedalam dan ditembusi oleh kehadiran ilahi yang sesuai dengan kapasitas spiritual setiap orang Islam
Bagi mereka yang mengikuti jalan menuju haqiqah, kalimat suci ini merupakan pembantu pertama yang sangat
diutamakan untuk merenungkan ke-Esaan Ilahi Rabbi, karena huruf Ba yang dilambangkan oleh titik pengenal
kesucian horizontal Sin dengan wujud lengkungan vertikal yang menghadap langit dan Mim yang berporos
pada suatu tiang kepasrahan.
Tiga huruf-huruf suci ini secara keseluruhan melambangkan eksistensi universal untuk menuntun manusia dalam
pembauran kualitas, kekuatan, dan aliran berbagai elemen agar setiap muslim mengingatkan ajaran Tuhan, yaitu
dalam bentuk alam semesta, yang benar-benar muslim atau tunduk kepada kehendak Al-haq dengan mematuhi
sifat dan hukum alamnya sendiri-sendiri.
Kalimat suci Bismillah yang terucap saat berdzikir, berarti sang pendzikir telah kembali kepusat alam, bukan
secara eksternal melainkan melalui hubungan batin yang menghubungkan dirinya dengan prinsip-prinsip dan
irama-irama alam primordial yang sakral dan teramat

Anda mungkin juga menyukai