Anda di halaman 1dari 3

Secara anatomi, ginjal memiliki ukuran seperti kepalan tangan, dengan panjang 11-12 cm, lebar 5-7

cm, dan tebal 2-3 cm. Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta
buah pada setiap ginjal.
Unit nephron dimulai dari pembuluh darah kapiler yang bersifat sebagai saringan, disebut dengan
glomerulus. Darah akan melewati glomerulus tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urine
yang masih encer) sekitar 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui saluran yang disebut dengan
tubulus. Lalu urine akan dialirkan ke saluran ureter, kandung kemih, dan keluar melalui uretra.
Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak. Pada dasarnya, ginjal
berfungsi menyaring atau membersihkan darah.
Aliran darah ke ginjal sekitar 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari. Darah tersebut disaring menjadi
cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit atau 170 liter/hari ke tubulus. Cairan filtrat kemudian diproses
di dalam tubulus hingga akhirnya keluar dari kedua ginjal menjadi urine sebanyak 1-2 liter/hari.
Fungsi ginjal adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sistem filter atau saringan dan pembuangan sampah.
2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
3. Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.
4. Produksi hormon erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.
5. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.
Penyebab penyakit ginjal antara lain, yaitu:
1. Penyakit umum, seperti kencing manis, hipertensi, kolesterol tinggi, paru atau TBC, sifilis,
malaria, hepatitis, pre-eklampsia, muntaber, perdarahan, dan luka bakar. Hal-hal tersebut dapat
menyebabkan gangguan pada ginjal.
2. Penyakit lokal pada ginjal, seperti penyakit pada saringan (glomerulus) atau glomerulonephritis,
infeksi kuman, adanya kista di ginjal, benturan, terpukul, kanker malignancy, dan sumbatan batu
ginjal atau tumor.
Gejala penyakit ginjal dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Gejala akut, seperti mata bengkak, nyeri pinggang yang hebat, rasa sakit ketika buang air kecil,
demam, dan sering buang air kecil.
2. Gejala kronis, seperti lemas, tidak nafsu makan, mual, muntah, bengkak, buang air kecil
berkurang, gatal, sesak napas, dan anemia.
Penanganan pasien dengan penyakit ginjal dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Periksa, diagnosa atau pengenalan dini terhadap gagal ginjal.
2. Kontrol atau monitor progresivitas gagal ginjal.

3. Deteksi dan koreksi terhadap penyebab gagal ginjal yang masih dapat disembuhkan.
4. Melakukan intervensi pengobatan atau tindakan untuk memperlambat progresivitas gagal ginjal.
5. Hindari kerusakan tambahan pada ginjal, seperti obat atau jamu yang toksik terhadap ginjal.
6. Berikan terapi terhadap komplikasi gagal ginjal.
7. Rencanakan terapi pengganti ginjal.
Pemeriksaan Yang Perlu Dilakukan
Mereka yang rawan penyakit ginjal kronis perlu periksa ke dokter secara rutin untuk mengetahui
secara detail keadaan kesehatannya. Misalnya pemeriksaan protein dalam air kencing, kalau
hasilnya ternyata dua kali positif dalam pemeriksaan selama beberapa pekan, ini menunjukkan
bahwa orang itu telah mengidap penyakit ginjal kronis. Karena ketika organ ginjal mengalami
perusakan, protein akan masuk ke air kemih, dan merupakan pertanda dini terusaknya organ ginjal.
1. Pemeriksaan creatinine darah, creatinine berasal dari sampah yang dihasilkan oleh kegiatan otot
yang normal. Kalau seseorang mengalami gangguan ginjal, akan sulit membuang creatinine darah,
sehingga akan mengendap dalam jumlah besar dalam darah. Berdasarkan taraf creatinine darah
dokter dapat mengetahui fungsi ginjal penderita.
2. Periksa creatinine air kencing. Dari pemeriksaan itu dapat mengetahui kekentalan air kemih
penderita.
3. Analisa air kemih. Untuk mendeteksi apakah terdapat darah, protein, nanah, gula atau kuman .
4. Pemeriksaan mikroalbumin dalam air kencing. Cara deteksi ini cukup sensitif.
5. Pemeriksaan rasio protein dan creatinine. Pemeriksaan ini dapat mengetahui jumlah pembuangan
protein dalam air kemih selama 24 jam, tanpa harus mengumpulkan sampel air kemih selama 24
jam.
Untuk mengevaluasi fungsi ginjal dan menetapkan rencana pengobatannya, kadang masih
diperlukan mengadakan pemeriksaan sebagai berikut:
Glomerular filtration rate (GFR) atau jumlah air kencing yang difiltrasi ginjal per-jamnya. Cara ini
dapat membantu dokter memastikan stadium penyakit ginjal penderita, dan merupakan cara terbaik
untuk menilai fungsi ginjal.
Pemeriksaan ultrasonik atau CT. Melalui pemeriksaan itu, dokter dapat melihat gambar ginjal dan
saluran kemih penderita. Dapat terlihat jelas besar kecilnya ginjal penderita, terjadi atau tidak
penyumbatan seperti ginjal batu atau tumor, ada tidak kelainan struktur ginjal atau saluran kemih.
Biopsi ginjal. Dalam keadaan tertentu perlu diadakan pemeriksaan itu untuk mengamati
strukturnya lewat mikroskop.
Langkah pengobatan yang harus diambil
Bagi penderita penyakit kencing manis dan tekanan darah tinggi harus berobat dengan sungguhsungguh menurut nasehat dokter.
Mengurangi bobot badan berkelebihan lewat diet sehat dan olahraga yang teratur.

Hindari minum obat pelerai nyeri dalam jumlah besar.


Mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, juga perlu membatasi
penyerapan garam, arak dan protein.
Bagi mereka yang terluka ginjalnya haruslah rajin berobat, seperti penyakit kencing manis, tekanan
darah tinggi, lemah darah tinggi dan sejumlah komplikasi penyakit ginjal, antara lain anemia dan
penyakit tulang.
Pengobatan penyakit ginjal parah
Penyakit ginjal yang tidak terdiagnosa tepat waktu atau tidak diobati secara intensif akan
berkembang menjadi penyakit ginjal kronis yang pada akhirnya akan memicu gagal ginjal. Dalam
pengobatan lebih banyak diambil cara cuci darah atau cuci peritoneum atau selaput perut.
Kalau cara-cara pengobatan itu tidak berhasil, dapat mencoba menerima operasi pencangkokan
ginjal. Dan setelah pencangkokan itu berhasil, penderita masih perlu setiap hari minum obat anti
reaksi penolakan, untuk mencegah terjadinya reaksi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai