Anda di halaman 1dari 9

WALIKOTA BANDUNG

PERATURAN WALIKOTA BANDUNG


NOMOR :
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMBERIAN DANA HIBAH KEPADA
RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW)

WALIKOTA BANDUNG,

Menimbang

a. bahwa berdasarkan Pasal 10 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 73 tahun 2005 Tentang Kelurahan, disebutkan bahwa di
Kelurahan dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan seperti Rukun
Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) yang mempunyai tugas
membantu

Lurah

dalam

pelaksanaan

urusan

pemerintahan,

pembangunan, sosial kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.


b. bahwa sebagai tindaklanjut dari upaya untuk meningkatkan kinerja
Lembaga Kemasyarakatan RT dan RW, Pemerintah Kota Bandung telah
menganggarkan dana hibah kepada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun
Warga (RW) sebagaimana telah tercantum dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2010;
c. bahwa untuk menunjang kelancaran Pelaksanaan Penyaluran/ Pemberian
Dana Hibah kepada RT dan RW sebagaimana dimaksud dalam huruf b,
perlu diatur mengenai mekanisme dan prosedur serta syarat-syarat
peneriman dana hibah kepada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga
(RW) termaksud;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf c,
perlu menetapkan Peraturan Walikota Bandung tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penyaluran/ Pemberian Dana hibah kepada Rukun Tetangga
(RT) dan Rukun Warga (RW);

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
5. Undang-Undang

Nomor

15

Tahun

2004

tentang

Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;


6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dengan Kabupaten
Daerah Tingkat II Bandung;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 2005 tentang Kelurahan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2009;

17. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10


Tahun

1989 tentang Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II

Bandung;
18. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2006 tentang
Pemekaran dan Pembentukan Wilayah Kerja Kecamatan dan Kelurahan
di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2008;
24. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2006 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
25 Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah Kota Bandung;
26 Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025;
27 Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun Anggaran 2009
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun
Anggaran 2009;
28 Keputusan Walikota Bandung Nomor 278 tahun 2000 tentang Tata Cara
Pembentukkan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW);
29 Peraturan Walikota Bandung Nomor: 107 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pertanggungjawaban Hibah dan Bantuan Sosial;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan

Peraturan Walikota Bandung tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran/


Pemberian Dana Hibah kepada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga
(RW)
Pasal 1
(1) Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran/ Pemberian Dana hibah kepada Rukun
Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) adalah pedoman teknis yang
memuat prosedur dan mekanisme Penyaluran/ Pemberian dana hibah
kepada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) yang harus
dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat.

(2) Untuk memperoleh kebulatan hubungan yang menyeluruh, maka


Sistematika Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran/ Pemberian Dana hibah
kepada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), disusun sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN

BAB II : MEKANISME

PELAKSANAAN

KEGIATAN

PENYALURAN/ PEMBERIAN DANA HIBAH KEPADA


RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW)
BAB III : MONITORING,

EVALUASI,

PELAPORAN

DAN

INDIKATOR KEBERHASILAN
BAB IV : PENUTUP

Pasal 2
Isi beserta uraian berikut format-formatnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 ayat (2), tercantum dalam Lampiran I dan II merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 3
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bandung.

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal

WALIKOTA BAN

DADA ROSAD

Diundangkan di Band
LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA BANDUNG
Nomor
:
Tanggal
:
11 MEI 2007
PETUNJUK PELAKSANAAN
PEMBERIAN DANA HIBAH
KEPADA RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW)
KOTA BANDUNG
TAHUN ANGGARAN 2010

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin maju dan berkembangnya

Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di Kota Bandung yang tumbuh dan berkembang
dengan prakarsa dan inisiatif masyarakat, keberadaan RT/RW selama ini sangat dirasakan
manfaatnya karena telah berperan dalam upaya mewujudkan dan memelihara kerukunan
bertetangga dan berwarga dalam masyarakat.
RT dan RW sebagai lembaga kemasyarakatan yang merupakan

bentuk murni

partisipasi masyarakat, turut mendukung dan membantu pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah
dalam menjalankan tugas Pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Keberadaan RT dan RW di tengah-tengah masyarakat sebagai jembatan antara masyarakat dan
pemerintah, berguna untuk mengetahui dan memahami permasalahan yang ada di masyarakat
sehingga bisa menjadi ujung tombak Pemerintah Daerah dalam melakukan pembinaan kepada
masyarakat sekaligus menjadi mata dan telinga dalam mendengar dan melihat kondisi
kemasyarakatan secara objektif. Dukungan dan bantuan yang dilakukan RT dan RW kepada
Pemerintah Daerah dilakukan dengan sukarela dan tanpa pamrih merupakan modal dasar dalam
meningkatkan partsipasi masyarakat secara keseluruhan.
Mengingat arti penting dan posisi strategis RT dan RW, maka sudah selayaknya apabila
Pemerintah Kota Bandung lebih memperhatikan dan memprioritaskan keberadaan Lembaga
Kemasyarakatan RT dan RW ini agar lebih dekat sebagai mitra kerjanya dalam memberikan
penghargaan dalam bentuk Insentif atau pemberian dan hibau untuk Peningkatan Bantuan Rukun
Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) memfokuskan pada upaya memotivasi peningkatan
kinerja RT dan RW.

B.

MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Maksud pemberian Dana Hibah kepada RT dan RW yaitu sebagai dukungan untuk
mengopotimalkan kapasitas dan peran lembaga kemasayrakatan RT dan RW dalam
upaya membantu Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.
2. Tujuan
Pemberian Hibah kepada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) diharapkan
akan memberikan manfaat dan nilai guna, yaitu :
a.

Menunjang pemantapan Visi Kota Bandung sebagai Kota Jasa BERMARTABAT;

b.

Menunjang peningkatan Pelayanan kepada masyarakat;

c.

Menunjang peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan;

d.

Menunjang Pemberdayaan masyarakat meliputi bidang politik, ekonomi, sosial


budaya dan lingkungan hidup serta peningkatan kegiatan lainnya sesuai kebutuhan
dan kondisi masyarakat setempat.

C.

SASARAN
Sasaran Pemberian Hibah kepada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) adalah
Para Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) se-Kota Bandung, yang
seluruhnya berjumlah :
Ketua Rukun Warga (RW), sebanyak : 1.559
Ketua Rukun Tetangga (RT), sebanyak : 9.669

D.

KOMPOSISI PENGGUNAAN ANGGARAN


Dalam kerangka pengaturan Penyaluran/ Pemberian dana hibah kepada Rukun Tetangga
(RT) dan Rukun Warga (RW) secara proposional serta mengoptimalkan dana yang akan
diberikan sebagai upaya untuk memperluas objek sasaran, ditetapkan pengaturan
penggunaan komposisi anggaran dengan rincian sebagai berikut :
1.

Bagi Ketua Rukun Warga (RW) ditetapkan anggaran yang dapat diberikan masingmasing sebesar Rp.700.000,- (tujuh ratus rupiah).

2.

Bagi Ketua Rukun Tetangga (RT) ditetapkan anggaran yang dapat diberikan masingmasing sebesar Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

E.

SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran/ Pemberian Dana hibah
kepada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) , disusun sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran,
komposisi penggunaan Dana hibah kepada Rukun Tetangga (RT) dan Rukun
Warga (RW) dan sistematika penulisan.

BAB II

MEKANISME

PELAKSANAAN

KEGIATAN

PENYALURAN/

PEMBERIAN DANA HIBAH KEPADA RUKUN TETANGGA (RT) DAN


RUKUN WARGA (RW)
Bab ini menguraikan tentang kriteria penerima dana hibah dan mekanisme
Penyaluran/ Pemberian dana hibah.
BAB III

MONITORING,

EVALUASI,

PELAPORAN,

DAN

INDIKATOR

KEBERHASILAN
Bab ini menguraikan tentang monitoring, evaluasi, pelaporan, dan indikator
keberhasilan.
BAB IV

PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang penutup secara keseluruhan.

MEKANISME PENYALURAN/ PEMBERIAN DANA HIBAH


1.

Lurah memfasilitasi musyawarah para ketua RT dan RW kelurahan untuk menunjuk


dan menentukan salah seorang RW sebagai penerima kuasa dari RT dan RW se-

kelurahan untuk menerima bantuan Hibah kepada RT dan RW dari Pemerintah Kota
Bandung Tahun Anggaran 2010;
2.

Keua RW penerima kuasa, bertindak atas nama jabatannya dan para Ketua RT dan
RW di kelurahan masing-masing mengajukan permohonan dana hibah kepada
Walikota Bandung melalui Sekretaris Daerah dalam bentuk Proposal yang memuat
latar belakang kegiatan, maksud dan tujuan kegiatan, rincian pembiayaan dan jadwal
pelaksanaan kegiatan yang ditanda tangani oleh Keua RW penerima kuasa dengan
rekomendasi dari Camat setempat, dengan melampirkan :
a. Surat kuasa dari para ketua RW dan RT yang teregisterisasi dan ditanda-tangani
lurah masing-masing;
b. Foto copy Keputusan Pengangkatan Pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun
Warga (RW);
c. Kwitansi rangka 4 (empat) yang salah satunya bermaterai cukup yang telah di isi
nominal sesuai dengan pengaturan penggunaan komposisi anggaran dan
ditandatangani oleh calon penerima Hibah/ Ketua RW penerima kuasa;
d. Foto copy Kartu Tanda Penduduk atas nama Penerima Kuasa beserta para Ketua
RT dan RW;
e. Daftar Nominatif Penerima Hibah langsung yang telah ditanda-tangani oleh
masing-masing penerima (Ketua RT dan RW);
f. Koordinator Penerima Hibah Bantuan RT dan RW tingkat kelurahan Menandatangani Naskah Perjanjian Hibah Daerah;
g. Foto copy rekening bank atas nama penerima kuasa.

3.

Proposal-proposal yang diajukan oleh masing-masing Ketua RW penerima kuasa,


dihimpun dan di verifikasi oleh Kecamatan masing-masing yang selanjutnya
diserahkan kepada Sekretaris Daerah melalui Bagian Pemerintahan Umum yang
selanjutnya diserahkan kepada Tata Usaha Sekretariat Kota Bandung untuk diajukan
dan mendapat persetujuan dari Sekretaris Daerah selaku Pengguna Anggaran;

4.

Setelah mendapat persetujuan, Subag Keuangan Sekretariat Daerah Kota Bandung


melalui Bendahara Sekretariat Kota Bandung membuat Surat Pengajuan Pembayaran
(SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM) bagi para Ketua RW penerima kuasa
untuk dibuatkan Surat Perintah Pencairan Dana oleh Kuasa Bendahara Umum
Daerah (BUD) pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

5.

Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD) pada Dinas Pengelolaaan Keuangan dan
Aset Daerah menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) bagi para Ketua
RW penerima kuasa yang selanjutnya ditransfer melalui rekening ketua RW
penerima kuasa.

6.

Lurah dan camat memfasilitasi penyampaian/pendistribusian bantuan dana hibah dari


ketua RW penerima hibah kepada para ketua RT dan RW kelurahan masing-masing.

C. KETENTUAN LAIN-LAIN
a.

Bagi calon penerima dana hibah/ ketua RW penerima kuasa yang meninggal
dunia/wafat sebelum waktu pencairan dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan
administrasi serta layak diberikan bantuan, proses pencairannya dapat dilaksanakan
oleh salah satu Ketua RW yang ditunjuk berdasarkan hasil musyawarah RT dan RW
Kelurahan yang bersangkutan, yang dituangkan dalam Berita Acara, ditandatangani
seluruh calon penerima langsung (Ketua RT dan RW) serta diketahui oleh Lurah dan
Camat setempat, dengan melampirkan Surat Keterangan kematian dan KTP yang
diberi Kuasa..

b.

Bagi calon penerima dana hibah / ketua RW penerima kuasa yang telah dinyatakan
memenuhi persyaratan administrasi serta layak diberikan bantuan tetapi tidak dapat
hadir secara langsung pada saat pencairan dana hibah dengan alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan, maka proses pencairannya dapat dilaksanakan oleh salah
satu Ketua RW yang ditunjuk berdasarkan hasil musyawarah RT dan RW Kelurahan
yang bersangkutan, yang dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani seluruh
calon penerima langsung (Ketua RT dan RW) serta diketahui oleh Lurah dan Camat
setempat.

Anda mungkin juga menyukai