Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN (TERM OF REFERENCE)

KEGIATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR (PBM)


JURUSAN FARMASI TAHUN 2011
Kementerian/Lembaga

: Kementerian Kesehatan RI

Unit Eselon I

: Badan PPSDM Kesehatan

Program

: Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Hasil

: Dilakukannya Manajemen dan Pelaksanaan tugas


Teknis Lainnya

Unit Eselon II/Satker

: Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang

Kegiatan

: Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM)

Indikator Kinerja Kegiatan

: Kegiatan PBM dapat berjalan dengan tertib dan lancar

Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Orang, LHP


Volume

: 117 Orang Peserta 10 LHP

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
(a)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan

(b)

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.00.06.1.2.1183 tanggal 23 Juli


2003 tentang Kurikulum Nasional Pendidikan D III Farmasi.

(c)

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.00.06.2.4.3199 tanggal 14


September 2004 tentang petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Tinggi Pendidikan Tenaga Kesehatan.

(d) Gambaran Umum


Proses

pendidikan

merupakan

kegiatan

memobilisasi

segenap

komponen

pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana


proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian
tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu
kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lain
saling

tergantung.

Walaupun

komponen-komponennya

cukup

baik,

seperti

tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, juga ditunjang dengan
pengelolaan yang andal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara
optimal. Demikian pula bila pengelolaan baik tetapi di dalam kondisi serba
kekurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal.

Dalam seluruh proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan


yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar
dirancang dan dijalankan secara professional. Sesuai dengan tuntutan kualitas
pembelajaran, diperlukan adanya suatu kegiatan pembelajaran yang terstruktur dan
sistematis untuk memperlancar dan meningkatkan efisiensi proses belajar mengajar
(PBM) di kelas, laboratorium maupun lahan praktik.
Untuk mencapai tujuan dari kegiatan proses belajar mengajar dilakukan melalui
kegiatan pengajaran di kelas, pengajaran laboratorium, evaluasi hasil pengajaran,
bimbingan dan konseling yang dilakukan dosen terhadap mahasiswa, serta
pengiriman mahasiwa ke lahan lahan praktik di Institusi lain yang lebih lengkap
Adapun jenis kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan PBM di Kelas (117 org)
b. Pelaksanaan PBM di Laboratorium (117 org)
c. Evaluasi Hasil PBM (117 org)
d. Bimbingan dan Konsultasi (117 org)
e. Sewa Lahan Praktik
B. Penerima Manfaat
Mahasiswa Jurusan Farmasi
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
Seluruh kegiatan yang akan dilakukan dilaksanakan dengan cara swakelola
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
(a) Pelaksanaan PBM di Kelas (117 org)
Kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas dilakukan oleh Dosen dan Staf
Pengajar yang memiliki kompetensi pada mata kuliah terkait dan disesuaikan
dengan rumpun keilmuan masing-masing. Dengan kegiatan ini diharapkan tujuan
proses pendidikan yang efektif dan efiisien dapat tercapai. Satuan yang muncul dari
kegiatan ini adalah:
a. Belanja bahan

= 2 kls x 12 bln x PT = 12 PT
1 kls x 4 bln x PT = 2 PT

b. Biaya foto copy = 2 kls x 12 bln x PT = 12 PT


1 kls x 4 bln x PT = 2 PT
c. Honor DTT

= 5 SKS x 5 semester = 25 SKS


(2 semester untuk TK. III, 2 semester untuk TK II
dan 1 semester untuk TK I)

d. Perjalanan DTT = 5 SKS x 5 semester x 16 pert. = 400 OT


(b) Pelaksanaan PBM di Laboratorium (117 org)
Kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) di laboratorium dilakukan oleh Dosen
dan Staf Pengajar yang sekaligus bertugas sebagai pembimbing praktikum dan
seorang Dosen yang bertugas sebagai koordinator praktikum yang memiliki
kompetensi pada mata kuliah praktikum terkait dan disesuaikan dengan rumpun
keilmuan masing-masing. Dengan kegiatan ini diharapkan tujuan proses
pendidikan yang efektif dan efiisien dapat tercapai. Satuan yang muncul dari
kegiatan ini adalah:
a. Belanja bahan = 2 kls x 12 bln x 1 PT = 48 PT

1 kls x 4 bln x 2 PT = 8 PT
b. Biaya foto copy = 2 kls x 12 bln x PT = 12 PT

1 kls x 4 bln x PT = 2 PT
c. Honor :

Pembimbing = 51 SKS praktik x 4 pembimbing x 4 bln = 816 SKS

Koordinator praktik = 28 MK x 1 OH = 28 OH

(c) Evaluasi Hasil PBM (117 org)


Evaluasi Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas dan laboratorium berupa Ujian
Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester (UAS). Dosen dan Staf Pengajar
berperan sebagai pembuat naskah soal sekaligus koreksi hasil ujian serta dapat
berperan sebagai pengawas ketika ujian berlangsung. Dengan kegiatan ini
diharapkan tujuan proses pendidikan yang efektif dan efisien dapat tercapai.
Satuan yang muncul dari kegiatan ini adalah:
a. Belanja bahan

= 2 semester x 1 PT = 2 PT

b. Belanja foto copy : 40 Mhs x 37 MKT x 2 (UTS & UAS) = 2960 KL


40 Mhs x 28 MKP (dgn praktik) x 2 = 2240 KL
c. Honor :
-

Pembuatan naskah soal : 37 MKT x 2 (UTS & UAS) = 74 MKT


28 MKP x 2 = 56 MKP

Koreksi : 37 MKT x 40 Mhs x 2 = 2960


28 MKP x 40 Mhs x 2 = 2240

Pengawas ujian : 37 MKT x 2 pengawas = 74 OK


28 MKP x 2 pengawas = 56 OK

(d) Bimbingan dan Konsultasi


Kegiatan bimbingan dan konsultasi dilakukan oleh Dosen Tetap Institusi yang
berperan sebagai Dosen Pembimbing Akademik. Konsultasi akademik rutin
dilakukan setiap bulan dan pada saat perencanaan Kartu Program Studi (KPS)
setiap awal semester baru. Dengan kegiatan ini diharapkan tujuan proses
pendidikan yang efektif dan efiisien dapat tercapai Satuan yang muncul dari
kegiatan ini adalah :
Konsultasi : 40 Mhs x 4 bln = 160 OB
77 Mhs x 12 bln = 924 OB
(e) Sewa Lahan Praktik
Sewa Lahan Praktik dilakukan untuk menunjang kegiatan praktik yang sarana
dan prasarananya tidak dimiliki oleh Institusi. Lahan Praktik yang digunakan
adalah Apotek (Lampung), Rumah Sakit (Lampung), dan Laboratorium Farmasi
Industri yang dimiliki oleh Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
Dengan kegiatan ini diharapkan tujuan proses pendidikan yang efektif dan
efiisien dapat tercapai. Satuan yang muncul dari kegiatan ini adalah :
Satuan yang muncul dari kegiatan ini adalah :
a. Praktikum Farmasetika : 77 Mhs x 40 hr = 3080 OH
40 Mhs x 20 hr = 800 OH
b. Praktikum Farmasi Industri : 37 Mhs x 20 hr = 740 OH
(di Poltekkes Jakarta II)
c. Transport Dosen ke lahan praktik : 4 org x 2 trip (Lampung-Jkt PP) = OT
d. Uang harian dosen : 4 org x 2 hr (di Jakarta) = 8 OH
e. Uang penginapan : 4 org x 1 hr (di Jakarta) = 4 OH
D. Waktu Pencapaian Keluaran
Waktu pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada Semester Genap T.A. 2010/2011
dan Semester Ganjil 2011/2012.

E. Biaya yang Diperlukan


Seluruh biaya kegiatan yang diperlukan Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes
Tanjungkarang untuk kegiatan ini bersumber pada DIPA Poltekkes Kemenkes
Tanjungkarang.

Bandar lampung, 20 Juli 2010


Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
Jurusan Farmasi
Plt. Ketua,

Dra. Hj. Dias Ardini, Apt., MTA.


NIP. 196610271993122001.

Anda mungkin juga menyukai