PENDAHULUAN
tanaman kelapa sawit cukup banyak, sehingga pemanfaatan air tanah pun masih tidak
mencukupi kebutuhan air bersih secara keseluruhan.
Pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum di Kecamatan Muara Badak dapat
dikategorikan masih berada di bawah standar untuk pengolahannya, sehingga
diperlukan IPA yang secara khusus menangani kebutuhan tersebut. Kuantitas dan
kontinuitas air di kecamatan tersebut termasuk mencukupi untuk digunakan sehari-hari
oleh masyarakat secara merata. Oleh karena itu, dilakukan perencanaan pembangunan
air minum untuk pemenuhan kebutuhan air masyarakat Kecamatan Muara Badak.
BAB II
LANDASAN TEORI
tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh
karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan
dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut.
dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih
ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum. Air sumur dalam yaitu air
yang berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah
biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu, sebagaian besar air sumur dalam ini sudah
cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses
pengolahan).
d. Settling tipe IV, terjadi pemampatan partikel yang telah mengendap yang terjadi
karena berat partikel.
Kriteria perencanaan unit sedimentasi (pengendapan) untuk kesesuaian dengan
kapasitas air baku dan kebutuhan air masyarakat.
Tabel 2.1 Kriteria Unit Sedimentasi
Kriteria Umum
Beban permukaan (m3/m2/jam)
Kedalaman (m)
Waktu retensi (jam)
Lebar / panjang
Beban pelimpah
(m3/m/jam)
BilanganReynold
Kecepatan pada pelat/tabung
pengendap (m/menit)
Bilangan Froude
Kecepatan vertikal (cm/menit)
Sirkulasi Lumpur
Kemiringan dasar bak (tanpa scrapper)
Periode antar pengurasan lumpur (jam)
Kemiringan tube/plate
2.3.1.2 Filtrasi
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair maupun gas) yang
membawanya menggunakan suatu medium berpori untuk menghilangkan sebanyak
mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan stabil (koloid). Pada pengolahan air
minum, Filtrasi digunakan untuk menyaring air hasil dari proses koagulasi flokulasi
sedimentasi sehingga dihasilkan air minum dengan kualitas tinggi. Di samping
mereduksi kandungan zat padat, filtrasi dapat pula mereduksi kandungan bakteri,
menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan mangan.
Kriteria perencanaan untuk unit filtrasi (saringan cepat) dapat dilihat pada tabel 2.2
berikut.
Porositas
Kadar SiO2
Media antrasit:
Tebal (mm)
ES (mm)
UC
Berat jenis (kg/dm3)
Porositas
Filter bottom/dasar
saringan:
1) Lapisan penyangga
dari atas ke bawah
Kedalaman (mm)
Ukuran Butir (mm)
Kedalaman (mm)
0.4
>95%
0.4
>95%
0.4
>95%
400 500
1.2 1.8
1.5
1.35
>95%
400 500
1.2 1.8
1.5
1.35
>95%
400 500
1.2 1.8
1.5
1.35
>95%
80 100
25
80 100
80 100
25
80 100
N
o
Unit
5 10
80 100
10 15
80 150
15 30
Jenis Saringan
Saringan dengan
Pencucian Antar
Saringan
5 10
80 100
10 15
80 150
15 30
<0.5
>4%
<0.5
>4%
Saringan Biasa
(Gravitasi)
Saringan
Bertekanan
<0.5
>4%
Beberapa syarat yang harus dipenuhi perencanaan unit koagulasi dapat dilihat pada
tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Kriteria Unit Koagulasi (Pengadukan Cepat)
Unit
Pengaduk cepat
Tipe
Kriteria
Hidrolis :
- Terjunan
- Saluran bersekat
- Dalam pipa bersekat
- Perubahan phasa engaliran
Mekanis
- Bilah (Blade), Pedal (Padle) kipas
- Flotasi
Waktu pengadukan
(detik)
Nilai G/detik
30 120
>750
Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi, yaitu penggabungan inti flok menjadi flok
berukuran lebih besar yang memungkinkan partikel dapat mengendap. Penggabungan
flok kecil menjadi flok besar terjadi karena adanya tumbukan antar flok. Tumbukan ini
terjadi akibat adanya pengadukan lambat.
Berdasarkan metodenya, pengadukan dibedakan menjadi pengadukan mekanis,
pengadukan hidrolis, dan pengadukan pneumatis.
a.
b.
(impeller).
Pengadukan hidrolis adalah pengadukan yang memanfaatkan gerakan air sebagai
tenaga pengadukan. Sistem pengadukan ini menggunakan energi hidrolik yang
dihasilkan dari suatu aliran hidrolik. Energi hidrolik dapat berupa energi gesek,
energi potensial (jatuhan) atau adanya lompatan hidrolik dalam suatu aliran.
Beberapa contoh pengadukan hidrolis adalah terjunan, loncatan hidrolis, parshall
flume, baffle basin (baffle channel), perforated wall, gravel bed dan sebagainya.
10
c.
Kriteria Umum
Flokulator
Flokulator
Hidrolis
Horizontal
Vertikal
60 (menurun)
dengan Pedal
60 (menurun)
dengan Bilah
70 (menurun)
5
30 45
6 10
Bukaan
10
30 40
36
Kecepatan
10
20 -40
24
Kecepatan
20 100
1
Kecepatan
pintu/sekat
0.9
putaran
0.9
putaran
1.8 2.7
aliran air
1.5 0.5
5 20
0.1 0.2
15
8 25
Flokulator Mekanis
Sumbu
Sumbu
Clarifier
100 10
2 4*
2.3.2.3 Desinfeksi
Desinfeksi air minum bertujuan membunuh bakteri patogen yang ada dalam air.
Desinfektan air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan pembubuhan
copper dan silver, asam atau basa, senyawa-senyawa kimia, dan klorinasi. Adapun
desinfeksi yang dilakukan secara fisik yaitu pemanasan, penyinaran antara lain dengan
sinar UV, Thermal, dan gelombang mikro (Didik, 2011).
11
BAB III
METODOLOGI
12
pH meter
Turbidity meter
Jirigen
Settling column tipe I
Stopwatch
Botol air mineral
B. Bahan
1. Air sampel (air kolam UNMUL I)
2. Tawas (Al2SO4)
3. Akuades
4. Tisu
3.1.1.2 Cara Kerja
1.
2.
3.
4.
menit ke 25) air sampel diambil melalui kran yang terdapat pada alat.
5. Diuji kekeruhan air sampel menggunakan turbidity meter yang telah dikalibrasi
dengan cara menghidupkan alat dan setiap sampel dimasukkan dalam botol sampel
yang telah dibilas dengan akuades dan dilap dengan tisu.
6. Dicatat hasil pengukuran pada tabel dan dihitung kecepatan (Vo) dan fraksi .
7. Diaplikasikan pada grafik nilai hasil pengamatan kekeruhan sedimentasi tipe I.
8. Dihitung luas di atas kurva dengan cara dibagi menjadi beberapa segmen dalam
bentuk segi empat.
9. Dihitung removal total (%) hasil pengendapan sedimentasi tipe I.
3.1.2 Unit Koagulasi dan Flokulasi
3.1.2.1 Alat dan Bahan
A. Alat
1. pH meter
2. Turbidity meter
13
3. Jirigen
4. Kerucut imhoff
5. Gelas kimia
6. Neraca analitik
7. Batang pengaduk
8. Settling colum tipe II
9. Stopwatch
10. Tali rafia
11. Botol air mineral
B. Bahan
1. Air sampel (air kolam UNMUL I)
2. Tawas (Al2SO4)
3. Akuades
4. Tisu
5. Alumunium foil
3.1.2.2 Cara Kerja
1. Dihomogenkan air sampel.
2. Diukur pH dan kekeruhan awal air sampel.
3. Dimasukkan air sampel ke dalam 4 buah gelas kimia masing-masing sebanyak
1000 ml.
4. Ditambahkan larutan tawas 1% dengan masing-masing dosis sebanyak 20, 25, 30,
dan 35 ml.
5. Diletakkan 4 gelas kimia berisi larutan tersebut pada alat jar test, lalu dihidupkan
a.
b.
c.
6.
14. Dihitung dosis koagulan menggunakan dosis optimum hasil jar test, kemudian
ditentukan dimensi bak pembubuh koagulan.
15. Ditentukan data perencanaan unit flokulasi sesuai kriteria perencanaan yang
ditentukan oleh Revisi SNI 19-6774-2002, yaitu waktu detensi (td) dan gradien
kecepatan (G).
16. Dihitung volume dan dimensi pada unit flokulasi.
17. Dihitung jumlah sekat dan jarak antar sekat pada flokulator.
18. Dihitung head loss yang dihasilkan sesuai data perencanaan pada unit flokulasi.
3.1.3 Unit Sedimentasi II
3.1.3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
1. pH meter
2. Turbidity meter
3. Jirigen
4. Gelas kimia
5. Neraca analitik
6. Batang pengaduk
7. Settling colum tipe II
8. Stopwatch
9. Tali rafia
10. Botol air mineral
B. Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
15
10 menit
(sampai menit ke 60) sampel air diambil secara bersamaan melalui kran yang
terdapat pada alat.
5. Diuji kekeruhan air sampel menggunakan turbidity meter yang telah dikalibrasi
dengan cara menghidupkan alat dan setiap sampel dimasukkan dalam botol sampel
yang telah dibilas dengan akuades dan dilap dengan tisu.
6. Dicatat hasil pengukuran pada tabel dan dihitung kecepatan (Vo) serta fraksi.
7. Dihitung removal total (%) hasil pengendapan sedimentasi tipe II.
8. Diaplikasikan prosentase removal total pada grafik isoremoval.
9. Dihitung total removal (%) untuk waktu tertentu pada grafik isoremoval.
10. Dihitung surface loading pengendapan untuk tiap waktu yang telah ditentukan, lalu
diplot garfik hubungan antara prosentase removal total dan surface loading.
11. Dihitung dimensi bak sedimentasi II berdasarkan debit (Q) dan surface loading.
3.1.3 Unit Filtrasi
3.1.3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Alat tulis
B. Bahan
1. Air sampel (air kolam UNMUL I)
3.1.3.2 Cara Kerja
1. Ditentukan data perencanaan sesuai kriteria perencanaan Revisi SNI 19-6774-2002
untuk unit filtrasi.
2. Dihitung jumlah bak filtrasi dan debit tiap bak filter yang akan beroperasi.
3. Dihitung luas permukaan filter, lalu ditentukan dimensi filter dan jumlah kebutuhan
4.
5.
6.
7.
media filter.
Dihitung laju filtrasi sesuai dengan debit dan luas permukaan filter.
Dihitung Unit Filter Run Volume (UFRV) pada unit filter.
Dihitung debit backwash dan laju backwash.
Dihitung volume kebutuhan air untuk backwash dan volume unit backwash per
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Rata-rata
Jumlah
Penduduk
(Jiwa) (P)
28,934
29,786
30,663
31,566
32,495
33,452
34,437
36,190
36,527
37,583
33,163
Pn
= Po + Ka (Tn To)
Ka
P2 - P 1
= T 2 - T1
Konstanta
Aritmatik
852
877
903
929
957
985
1,753
337
1,056
961
Proyeksi
Penduduk
(Pn)
28,934
29,895
30,856
31,817
32,778
33,739
34,700
35,661
36,622
37,583
Total
(Xn-Xr)2
(Xn-X)2
17,881,382.28
10,677,722.99
5,320,951.23
1,811,067.01
148,070.33
331,961.19
2,362,739.59
6,240,405.52
11,964,958.99
19,536,400.00
76,275,659.14
11,896.94
37,274.07
63,120.05
79,992.37
82,402.83
69,232.42
279,755.98
9,032.64
632,707.31
Keterangan:
Pn
Po
Tn
= tahun ke-n
To
= tahun dasar
Ka
= konstanta arithmatik
P1
P2
T1
T2
19
Relasi
(Xn-Xr) - (Xn-Pn) 2
2
i=1
i=1
(Xn-Xr)2
i=1
76,275,659.14 - 632,707.31
76,275,659.14
= 0.995
Standar Deviasi
(Xn-Xr) 2
i=1
n
76,275,659.14
10
= 2761.8
4.1.2 Metode Geometrik
Proyeksi penduduk Kecamatan Muara Badak menggunakan metode geometrik dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk Metode Geometrik
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
Jumlah
Penduduk
(Jiwa) (P)
28,934
29,786
30,663
31,566
32,495
Rasio
0.0286
0.0286
0.0286
0.0286
Proyeksi
Penduduk
(Pn)
28,934
29,762
30,613
31,488
32,389
(Xn-Xr)2
(Xn-X)2
17,885,022.39
11,571,331.90
6,505,576.05
2,806,305.87
600,269.46
599.47
2,539.05
6,049.25
11,387.43
(Xn-Xr)2
(Xn-X)2
22,925.20
18,840.50
Tahun
2004
Jumlah
Penduduk
(Jiwa) (P)
33,452
Rasio
0.0286
Proyeksi
Penduduk
(Pn)
33,315
20
2005
2006
2007
2008
Rata-rata
Pn
34,437
36,190
36,527
37,583
33,163.43
0.0286
0.0484
0.0092
0.0281
0.0286
34,268
35,247
36,255
37,292
Total
1,218,985.85
4,342,995.36
9,559,940.20
17,045,897.42
71,559,249.71
28,727.77
888,464.90
73,796.07
84,623.89
1,115,028.32
= Po (1 + r)n
Keterangan:
Pn
Po
Relasi
(Xn-Xr) 2 i=1
(Xn-Pn) 2
i=1
(Xn-Xr)2
i=1
71,559,249.71 - 1,115,028.32
71,559,249.71
= 0.98
Standar Deviasi
(Xn-Xr) 2
i=1
n
71,559,249.71
10
= 2675.1
21
Proyeksi penduduk Kecamatan Muara Badak menggunakan metode least square dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.3 Proyeksi Penduduk Metode Least Square
X2
XY
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Jumlah
Penduduk
(Y)
28,934
29,786
30,663
31,566
32,495
33,452
34,437
36,190
36,527
37,583
3,996,001
4,000,000
4,004,001
4,008,004
4,012,009
4,016,016
4,020,025
4,024,036
4,028,049
4,032,064
20,035
331,634
40,140,205
57,839,788.94
59,572,496.71
61,357,095.90
63,195,140.12
65,088,229.49
67,038,012.01
69,046,185.00
72,597,140.00
73,309,689.00
75,466,664.00
TOTAL
664,510,441
Tahun
(X)
Proyeksi
Penduduk
(Pn)
28,739
29,722
30,705
31,689
32,672
33,655
34,638
35,621
36,605
37,588
(Xn-Xr)2
(Xn-X)2
19,574,987.84
11,841,659.31
6,041,662.91
2,174,998.65
241,666.52
241,666.52
2,174,998.65
6,041,662.92
11,841,659.31
19,574,987.85
38,139.84
4,094.61
1,783.76
15,040.24
31,139.12
41,178.34
40,488.70
323,294.78
6,022.01
22.98
331,634
79,749,950.48
501,204.41
= a + bX
Keterangan:
= variabel independen
= konstanta
Y . X 2 X . Y
2
n. X 2( X )
n . X 2 ( X )
22
= 983.19
Y
= -1936661.29 + 983.19 X
Relasi
(Xn-Xr) - (Xn-Pn) 2
2
i=1
i=1
(Xn-Xr)2
i=1
79,749,950.48 - 501,204.41
79,749,950.48
= 0.99
Standar Deviasi
(Xn-Xr) 2
i=1
n
79,749,950.48
10
= 2824
Metode
Aritmatik
28,934
29,895
30,856
Metode
Geometrik
28,934
29,762
30,613
Metode
Least Square
28,739
29,722
30,705
23
2002
2003
2004
2005
31,817
32,778
33,739
34,700
31,488
32,389
33,315
34,268
31,689
32,672
33,655
34,638
Tahun
2006
2007
2008
r
SD
Metode
Aritmatik
35,661
36,622
37,583
0.996
2761.80
Metode
Geometrik
35,247
36,255
37,292
0.98
2675.06
Metode
Least Square
35,621
36,605
37,588
0.99
2824
Perbandingan jumlah proyeksi penduduk antara ketiga metode tersebut, yaitu Metode
Aritmatik, Metode Geometrik dan Metode Least Square setelah dilakukan perhitungan
diperoleh hasil relasi dan standar deviasi masing-masing sesuai tabel 4.4 diatas.
Diketahui bahwa hasil proyeksi penduduk dengan metode geometrik menghasilkan nilai
yang lebih dapat diterima untuk memproyeksikan jumlah penduduk.
Tabel 4.5 Proyeksi Jumlah Penduduk 1999-2018
Tahun
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Jumlah
Penduduk
28,934
29,762
30,613
31,488
32,389
33,315
34,268
35,247
36,255
37,292
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Jumlah
Penduduk
38,358
39,455
40,584
41,744
42,938
44,166
45,429
46,728
48,064
49,438
24
Asumsi:
Kebutuhan air bersih per orang per hari
= 150 L/org/hari
= 5 orang
Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Terlayani oleh Sambungan Rumah (SR) dan Hidran Umum (HU)
Penduduk Total
Dilayani SR
Dilayani Hidran Umum
%
100
90
10
2018
49,438
44,494
4,944
Berdasarkan asumsi kebutuhan air domestik masyarakat Kecamatan Muara Badak yang
terlayani oleh Sambungan Rumah (SR) dan Hidran Umum (HU) diperoleh kebutuhan
total domestik pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Kebutuhan Air Domestik
Jenis
Sambunga
n
SR
HU
Total
Standar
Kebutuhan
Air minum
(L/o/hr)
150
30
(L/hari)
(L/det)
2018
Pendudu
k (Jiwa)
Kebutuhan
Air (L/hr)
44,494
4,944
6,674,130
148,314
6,822,444
78.96
Rumah Sakit
Sekolah Dasar
SLTP
SLTA
350
40
50
80
Asumsi
Jumlah Orang
per hari
100
4500
3500
3500
Restoran Umum
15
100
Sarana Umum
Kebutuhan Air
Rata-rata L/org/hari
Kebutuhan
Air Total
L/hari
35000
180000
175000
280000
Kebutuhan
Air Total
L/detik
0.54
2.78
2.70
4.32
1500
0.02
25
Hotel/Penginapa
n
Gedung
Peribadatan
Total
4.3.3 Kebutuhan Total
300
200
60000
0.93
10
150
1500
0.02
845
12050
733000
11.31
Kebutuhan total air bersih hasil perhitungan kebutuhan domestik dan non domestik
diperoleh hasil seperti pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Kebutuhan Total Tahun 2018
Kebutuhan
Domestik
Non Domestik
Jumlah
Kebutuhan air IPA (10%)
Kebocoran (20%)
Total
L/hari
6,674,130
733,000
7,407,130
740,713
1,481,426
9,629,269
L/detik
78.96
11.31
90.28
8.57
17.15
111.45
26
0.11145 m /detik
A = 0.08 m/detik
A = 1.39 m2
A = s2
s =
1.39 m 2
= 1.18 m
Q
v eff
3
0.11145 m /detik
= 0.2 m/detik 80%
= 0.69 m2
A = s2
s =
0.69 m2
= 0.83 m
0.11145 m /detik
A = 0.07 m/detik
A = 1.59 m2, s = 1.26 m
4.4.2 Unit Sedimentasi I
4.4.2.1 Hasil Pengamatan
Tinggi Settling Tinggi kran = 1.65 m 0.15 m
= 1.5 m
27
Waktu Pengambilan
Kekeruhan
Sampel (menit)
(NTU)
0
5
10
15
20
25
478
461
445
444
420.33
390.67
4.4.2.2 Perhitungan
A. Fraksi
Kekeruhan t
Fraksi = Kekeruhan awal
1. F5
461 NTU
= 478 NTU
= 0.96
2. F10
445 NTU
= 478 NTU
= 0.93
444 NTU
3. F15 = 478 NTU
= 0.928
4. F20
420.33 NTU
= 478 NTU
= 0.879
390.67 NTU
5. F25 = 478 NTU
= 0.817
B. Kecepatan Pengendapan (Vo)
28
1.5 m
1. Vo (5) = 300 detik
= 0.005 m/s
1.5 m
2. Vo (10) = 600 detik
= 0.0025 m/s
1.5 m
3. Vo (15) = 900 detik
= 0.00167 m/s
1.5 m
4. Vo (20) = 1200 detik
= 0.00125 m/s
1.5 m
5. Vo (25) = 1500 detik
= 0.001 m/s
Tabel 4.11 Nilai Fraksi dan Kecepatan Pengendapan (Vo)
Waktu Pengambilan
Kecepatan Pengendapan Vo
Sampel (menit)
5
10
15
20
25
(m/s)
0.005
0.0025
0.00167
0.00125
0.001
Fraksi
0.96
0.93
0.928
0.879
0.817
C. Total Removal
Fo
1
V df
R = (1 Fo) + Vo
0
Keterangan:
R = besarnya fraksi pengendapan partikel total
Fo= fraksi partikel tersisa pada kecepatan Vo
Vo= kecepatan pengendapan (m/detik)
dF= selisih partikel tersisa
29
1
0.8
0.6
Fraksi
0.4
0.2
0
0
0.01
0.01
Kurva hasil sedimentasi I dibagi menjadi beberapa segmen di bagian atas kurva, lalu
dihitung luasnya seperti pada tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Perhitungan Luas Segmen
dF
0.01
V
0.0015
0.0013
0.015
1
0.015 0.0011
0.0009
0.035
9
0.03 0.0009
0.0008
0.04
1
0.0007
0.04
2
0.0006
0.045
1
0.0005
0.045
1
0.0004
0.038
1
0.0003
0.035
2
0.0002
0.02
5
0.03 0.0002
0.0001
0.028
5
0.03 0.0001
Jumlah
V dF
0.000015
0.0000196
5
0.0000165
0.0000346
5
0.000027
0.0000324
0.0000288
0.0000274
5
0.0000229
5
0.0000155
8
0.0000112
0.000005
0.000006
0.0000042
0.000003
0.0002693
30
8
Fo
1
V dF
R = (1 Fo) + Vo
0
1
0.00026938
= (1 0.938) + 0.0017
= 0.2205 22%
D. Dimensi Bak Sedimentasi
Q
Luas Permukaan, A = V o
0.1115 m 3 /detik
= 0.0017 m/detik
= 65.6 m2
Luas Alas, A
= s2
65.6 m2 = s2
65.6 m2
= 8.1 m
Unit
Pengaduk cepat
Tipe
Kriteria
Hidrolis :
- Terjunan
- Saluran bersekat
- Dalam pipa bersekat
- Perubahan phasa pengaliran
Mekanis
- Bilah (Blade), Pedal (Padle) kipas
- Flotasi
Waktu pengadukan
(detik)
Nilai G/detik
30 120
>750
n=1
Gradien kecepatan,
G = 810 /detik
Waktu detensi,
td = 50 detik
= 997.7 kg/m3
Viskositas absolut,
Debit,
= Q td
= 0.1115 m3/detik 50 detik
32
= 5.575 m3
2. Dimensi Unit Koagulasi, free board = 20 cm
V
= p l t = s3
3 V
3 5.575 m3
= 1.77 m
Jadi, dimensi unit koagulasi p = 1.77 m, l = 1.77 m dan t = 1.77 m + 0.2 m = 1.97 m
3. Tenaga
P
= G2 V
= (810/detik)2 8.949 x 10-4 kg/m.detik 5.575 m3
= 3273.33 Nm/det
4. Diameter impeller
P
= KT n3 Di5
Di
3273.33 Nm/detik
4.8 (2 rps)2 997.7 kg/ m 3
= 0.7 m
5. Nilai Reynolds
NRe
Di 2 n
=
(0.7)2 (2 rps) 997.7 kg/ m 3
= 8 . 949 x 10-4 kg/m.d e t i k
= 1092576 Turbulen
33
No
1
2
3
Rata-rata
pH awal
7.49
7.69
7.65
7.61
Dosis
Tinggi Endapan
Koagulan (ml)
(ml)
20
17
25
16
30
16.5
35
16
pH
Waktu Pengendapan
Kekeruhan
(menit)
Akhir (NTU)
15
5.61
15
5.17
15
4.56
15
2.67
3.4
2
3.2
9
3.1
9
3.0
8
Diketahui:
Q air baku
111500 ml/detik
34
V = 4 D2t
D =
4V
t
4 289.008 m 3
(22/7) 2.5 m
= 12.13 m
Jumlah Bak Pembubuh koagulan, n = 6
Vtotal
V = n
289.008 m
= 6
= 48.17 m3
Dimensi tiap Bak Pembubuh Koagulan, t = 2.5 m
V = 4 D2t
D =
4V
t
4 48.17 m 3
(22/7) 2.5 m
=5m
Perhitungan Dosis Kapur
Q = 0.1115 m3/detik = 111500 ml/detik
Dosis Optimal = 6 mL CaO dalam 1000 mL air sampel
Maka,
35
111500 ml/detik
= 1000 mL
6 ml CaO
= 669 mL CaO/s
Keb CaO per hari
= Keb. CaO/s x td
= 669 mL CaO/s x 10 jam/hari
= 24,084,000 mL CaO/hari
= 24,084 L/hari
53 gram
1 liter
= r2 h
24 m3
= 3,14 . r2 . 1.5 m
= 2.25 m
= 4.5 m
24
3,14 x 1.5
m2
Kriteria Umum
Flokulator
Flokulator Mekanis
Flokulator
36
Hidrolis
60 (menurun)
5
Waktu kontak (menit)
30 45
Tahap flokulasi (buah)
6 10
Bukaan
Pengendali energi
pintu/sekat
Kecepatan aliran max.(m/det)
0.9
Luas bilah/pedal
dibandingkan luas bak (%)
Kecepatan perputaran sumbu
(rpm)
Tinggi (m)
G (gradien kecepatan) 1/detik
Sumbu
Horizontal
dengan Pedal
60 (menurun)
10
30 40
36
Kecepatan
putaran
0.9
Sumbu
Vertikal
dengan Bilah
70 (menurun)
10
20 -40
24
Kecepatan
putaran
1.8 2.7
20 100
1
Kecepatan
aliran air
1.5 0.5
5 20
0.1 0.2
15
8 25
Clarifier
100 10
2 4*
Q = 0.1115 m3/detik
Waktu detensi
Gradien 1,
G = 60/detik
Gradien 2,
G = 30/detik
= 997.7 kg/m3
Viskositas absolut,
Faktor friksi,
f = 0.3
3 V
3 100.35 m3
= 4.65 m
37
{[
2 1
3
][ ] }
2t
HLG
(1.44+f) Q
{[
][
2 1
3
]}
= 50
4. Jarak Antar Sekat
L
Jarak antar sekat = n
4.65 m
= 50
= 9.3 cm
5. Head Loss
t
h = g
G2
(60/detik)2
= 0.29 m
6. Dengan Perhitungan yang sama, diperoleh data untuk kompartemen ke-2:
G
Td
Jumlah sekat
Jarak antar sekat
Head loss
= 30/detik
= 900 detik
= 32
= 14.5 cm
= 0.07 m
38
No
1
2
3
Rata-rata
Kekeruhan (NTU)
63.7
55.4
56.4
58.5
Berdasarkan pengukuran kekeruhan dengan interval 10 menit pada settling column tipe
II di tiap kran diperoleh nilai seperti pada tabel 4.18 berikut.
Tabel 4.18 Nilai Kekeruhan (NTU) Sedimentasi tipe II
Kedalaman
(cm)
50
100
150
200
250
10
56.36
54.43
48.96
38.67
32.46
20
23.53
20.23
20.23
17.63
15.47
Waktu (menit)
30
40
18.9
13.85
15.80
11.64
14.72
10.59
14.70
9.73
14.46
9.31
50
9.78
9.45
9.25
9.10
8.78
60
9.54
9.20
8.92
8.61
8.39
Nilai kekeruhan yang diperoleh digunakan dalam perhitungan total removal dengan
rumus, Total Removal = 100% - ( Kekeruhan t/Kekeruhan awal ) 100%, sehingga
diperoleh nilai seperti pada tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19 Prosentase Total Removal (%)
Kedalaman
(cm)
50
100
10
3.66
6.96
20
59.78
65.42
Waktu (menit)
30
40
67.69
76.32
72.99
80.10
50
83.28
83.85
60
83.69
84.27
39
150
200
250
16.31
33.90
44.51
65.42
69.86
73.56
74.84
74.87
75.28
81.90
83.37
84.09
84.19
84.44
84.99
84.75
85.28
85.66
50
60
4.4.5.2 Perhitungan
Kedalaman (cm)
50
100
150
200
250
300
0
10
20
30
40
H1
RT = R B + H
1. R16
H2
(RC RB) + H
H3
(RD RC) + H
220
145
= 30 + 250 (40 30) + 250 (50 40) +
(RE RD)
75
35
250 (60 50) + 250 (70
10
60) + 250 (80 70)
= 49.4%
205
150
2. R17 = 40 + 250 (50 40) + 250 (60 50) +
40
10
250 (70 60) + 250 (80
70)
3. R19
= 56.2%
230
50
10
= 50 + 250 (60 50) + 250 (70 60) + 250 (80 70)
40
4. R32
= 61.6%
240
35
= 60 + 250 (70 60) + 250 (80 70)
= 71%
5. R43
225
= 70 + 250 (80 70)
= 79%
90
80
70
60
50
% RT 40
30
20
10
0
10
15
20
25
30
35
40
45
Waktu (menit)
Untuk mendapatkan 65% pengendapan diperlukan waktu 25 menit (lihat kurva di atas).
Perhitungan surface loading, SL = H/t, dengan H adalah tingi kolom dan t adalah waktu
yang dipilih, sehingga diperoleh data seperti tabel 4.20 berikut.
Tabel 4.20 Nilai Surface Loading dan %RT
Waktu
(menit)
16
17
19
32
43
Surface Loading
(m3/hari.m2)
225
169.41
113.68
45
16.74
%RT
49.4
56.2
61.6
71
79
41
90
80
70
60
50
% RT 40
30
20
10
0
0
50
100
150
200
250
td = 25 menit
Vo = 85 m3/m2-hari
Untuk desain, nilai hasil percobaan dikalikan dengan faktor scale up.
Berdasarkan nilai kecepatan pengendapan (Vo) yang diperoleh, maka dapat ditentukan
luas permukaan bak.
As = Q/Vo
= (9633.6 m3/hari)/55.25 m3/m2-hari
= 174.4 m2
Bak berbentuk persegi, maka panjang sisi-sisinya adalah 13.2 m
Kedalaman bak = V/A = td.Q/A
= (43.75 menit 1 hari/1440 menit 9633.6 m3/hari)/174.4 m2
= 1.7 m + 0.6 m (free board) = 2.3 m
VD
Nilai Reynolds, Re =
42
Uraian
Kecepatan Filtrasi (Vf)
Tebal media pasir (Lp)
Tebal media kerikil (Lk)
Waktu backwash (tbw)
Tinggi air diatas media (ha)
Diameter media (m)
Ekspansi backwash
A orifice (Aor):A
A lateral (Al):Aor
A manifold (Am):Al
Jarak orifice (Wor)
Porositas
Diameter orifice (o)
Kecepatan backwash (Vbw)
Surface Loading
Nilai
Satuan
8-12
60-80
10-30
5-15
0,9-1,2
0,6-1,2
30-50
(0,00150,005):1
(2-4):1
(1,5-3):1
6-20
0,36-0,45
0,6-2
15-25
7-12
m/jam
cm
cm
menit
m
mm
%
cm
cm
m/jam
m/jam
Desain Perancangan:
1. Kriteria Perencanaan
a.
Q = 0.1115 m3/detik
-3
b.
Kecepatan filtrasi V f = 10 m/ jam = 2 .77 10 m/det ik
Dp = 1 . 0 mm = 0.001 m
c.
Diameter pasir
d.
e.
Viskositas kinematis
v = 0 . 858110-6 m 2 /det ik
f.
3
3
Densitas = 0. 99654 gr /cm = 966. 54 kg /m
g.
-3
Viskositas dinamis = 0 . 855110 kg/ m.det ik
43
h.
i.
Laju filtrasi secara umum = 1.35 L/detik per m2 6.77 L/detik per m2
Unit Filter Run Volume (UFRV) = 203225.8 L/m2 4064516.13 L/m2
j.
k.
l.
m.
n.
1
3
. 0.1115 m / det
4
A =
100.35 m / jam
10 m / jam
A = 10.035 m 2
= s2
10.035 m2 = s2
10.035
= 3,16 m
44
Pada unit filtrasi direncanakan tinggi media 80 cm, ketinggian ruang backwash
30 cm dan tinggi permukaan di atas media setinggi 60 cm sehingga total tinggi unit
sebesar 1.7 m.
Jumlah media pasir yang dibutuhkan pada unit filtrasi:
V = A t
= 10.035 m2 0.8 m
= 8.028 m3
Kebutuhan pasir silika, (berat jenis = 2600 kg/m3):
Kebutuhan pasir silika = 8.028 m3 2600 kg/m3
= 20872.8 kg
Jumlah kebutuhan pasir silika total = 20872.8 kg 5
= 104364 kg
6. Laju Filtrasi
Laju Aliran
Laju Filtrasi = Luas permukaan filter
27. 875 L/detik
= 10.035 m 2
= 2.78 L/detik per m2
Total volume filter
7. Unit Filter Run Volume (UFRV) = Luas permukaan filter
Q td
= A
27.875 L/detik 24 jam 3600 detik/jam
= 10.035 m 2
= 240000 L/m2
45
8. Debit Backwash
Qbw
= Vbw A
= 20 m/jam 10.035 m2
= 200.7 m3/jam = 55.75 L/detik
9. Laju Backwash
Debit Backwash
Laju Backwash = Luas permukaan filter
55.75 L/detik
= 10.035 m 2
= 5.56 L/detik per m2
100%
46
240000 L/ m 3333.33 L/ m
= 240000 L/ m 2
100%
= 98.6%
= 2:1
A lateral total
Jumlah lateral = A lateral
2
300 cm
= 7.9 cm2
= 37.9 38 buah
Jumlah lateral
Jumlah lateral per sisi manifold = 2
38
= 2
= 19 buah
A manifold : A lateral total = 1.5 : 1
A manifold = 1.5 300 cm2
= 450 cm2
1
D2
A manifold = 4
D manifold =
4 A manifold
4 450 cm2
(22/7)
= 23.9 cm
Jumlah orifice
Jumlah orifice per lateral = Jumlah lateral
54
= 38
= 1.4 2 buah
48
L bak D manifold
P lateral = 2
3.56 m 0.239 m
= 2
= 1.66 m
Jarak orifice =
P manifold (n lateral per sisi manifold D lateral ) + (2 Wor)
n orifice per lateral
3.56 m (19 0,03175 m ) + (2 0.2)
= 2
= 1.68 m
Jarak lateral =
P manifold (n lateral per sisi manifold D lateral ) + (2 Wl)
n lateral per sisi manifold
3.56 m (19 0.03175 m ) + (2 0,05 m)
= 19
= 0.16 m
14. Sistem Inlet
Kecepatan dalam saluran pipa inlet = 0.5 m/detik
3
0.1115 m /detik
Debit tiap saluran, Qi = 4
= 0.027875 m3/detik
Q
= V
49
0.027875 m /detik
= 0.5 m/detik
= 0.05575 m2
1
D2
= 4
2
0.05575 m
1
( 22/7 ) D2
= 4
4 0.05575 m 2
( 22/7 )
= 0.266 m
4.4.7 Unit Desinfeksi
Data perencanaan unit desinfeksi:
Debit,
Q = 0.1115 m3/detik
Konsentrasi,
K = 1%/250 ml
Waktu detensi,
Dosis optimum,
V = 0,9 ml
Sisa khlor,
Kadar khlor,
C = 75%
= Q td
= 0.1115 m3/detik 1800 detik
= 200.7 m3
= p l t = s3
3 V
50
3 200.7 m3
= 5.85 m
3. DPC
DPC =
{[
1000
V C D
250
] }
{[
1000
0.975% - 0.25 mg/l
250
= 2.45 mg/l
4. Dosis Khlor
Rs
5. Kecepatan Pembubuhan
d
Q C Rs
= K
3
6. Kebutuhan Khlor
W
1
=Q C
Rs
1
= 111.5 l/detik 0.75
2.7 mg/l
51
4.4.8 Reservoir
Data Perencanaan:
Q = 0.11145 m3 /detik = 4012.2 m3/hari
Debit
s =
240.73 m 2
s = 15.5 m
52
Penentuan kecepatan aliran dalam pipa berada dalam range 0.3 3 m/detik.
Karakteristik untuk setiap junction sesuai dengan pemenuhan kebutuhan air pengolahan
masyarakat Muara Badak adalah sebagai berikut.
Tabel 4.22 Karakteristik junction
Jalur
L
(m)
1
2
3
3000
5000
8000
V
(m/detik
)
0.8
0.6
0.3
Q asumsi
(m3/detik
)
0.084842
0.029117
0.001254
Jalur
4
5
L
(m)
7000
8000
V
Q asumsi
(m/detik)
0.3
0.001254
0.3
0.001254
53
6
7
8
9
10
11
7000
3000
8500
4000
7000
5000
0.3
0.6
0.3
0.4
0.3
0.3
0.001254
0.029117
0.001254
0.001254
0.001254
0.001254
4.5.2 Perhitungan
Data perencanaan:
C = 110
f = 0.03
g = 9.81 m/detik2
1. Junction 1
a. D =
4Q
v
4 0.084842 m 3 /detik
0.8 m/detik
= 0.36 m
10.68 L
b. K = C2 D5
10.68 3000 m
= 1102 0.36 5
= 395.61
L v2
f
c. Hf =
D 2g
2
4Q
v
4 0.029117 m 3 /detik
0.6 m/detik
= 0.248 m
10.68 L
b. K = C2 D5
10.68 5000 m
= 1102 0.2485
= 4655.13
L v2
f
c. Hf =
D 2g
2
4Q
v
55
4 0.001254 m3 /detik
0.3 m/detik
= 0.073 m
10.68 L
b. K = C2 D5
10.68 8000 m
= 1102 0. 07 35
= 3417611
L v2
f
c. Hf =
D 2g
8000 m (0.3 m/detik)2
0.03
2
=
0.0 73 m 2 9.81 m/ detik
= 15.09 m
d. Hf/Q = (15.09 m)/(0.001254 m3/detik)
= 12030.3
4. Junction 4
a. D =
4Q
v
4 0.0125 m 3 /detik
0.3 m/detik
= 0.073 m
10.68 L
b. K = C2 D5
10.68 7000 m
= 1102 0.0735
56
= 395.61
L v2
c. Hf = f D 2g
2
4Q
v
4 0.00125 m3 /detik
0.3 m/detik
= 0.073 m
10.68 L
b. K = C2 D5
10.68 8000 m
= 1102 0.0735
= 3417611
2
L v
c. Hf = f D 2g
=
0.073 m 2 9.81 m/ detik 2
= 15.09 m
57
6. Junction 6
a. D =
4Q
v
4 0.00125 m 3 /detik
0.3 m/detik
= 0.073 m
10.68 L
b. K = C2 D5
10.68 7000 m
= 1102 0.0735
= 2990409
L v2
f
c. Hf =
D 2g
2
4Q
v
58
4 0.02912 m3 /detik
0.6 m/detik
= 0.248 m
10.68 L
b. K = C2 D5
10.68 3000 m
= 1102 0.2485
= 2793.08
L v2
f
c. Hf =
D 2g
3000 m (0.6 m/detik) 2
0.03
2
=
0.248 m 2 9.81 m/ detik
= 6.64 m
d. Hf/Q = (6.64 m)/(0.02912 m3/detik)
= 228.21
8. Junction 8
a. D =
4Q
v
4 0.00125 m 3 /detik
0.3 m/detik
= 0.073 m
10.68 L
b. K = C2 D5
10.68 8500 m
= 1102 0.0735
59
= 3631211
L v2
c. Hf = f D 2g
2
4Q
v
4 0.00125 m3 /detik
0.4 m/detik
= 0.063 m
10.68 L
b. K = C2 D5
10.68 4000 m
= 1102 0.0635
= 3507387
2
L v
c. Hf = f D 2g
=
0.063 m 2 9.81 m/ detik 2
= 15.48 m
60
4Q
v
4 0.00125 m 3 /detik
0.3 m/detik
= 0.073 m
10.68 L
b. K = C2 D5
10.68 7000 m
= 1102 0.0735
= 2990409
2
L v
c. Hf = f D 2g
4Q
v
4 0.00125 m3 /detik
0.3 m/detik
61
= 0.073 m
10.68 L
b. K = C2 D5
10.68 5000 m
= 1102 0.0735
= 2136007
2
L v
c. Hf = f D 2g
=
0.073 m 2 9.81 m/ detik 2
= 9.43 m
d. Hf/Q = (9.43 m)/(0.00125 m3/detik)
= 7518.94
hf
1.85 hf/Q
136.4632
= 1.85 88992.01
= 0.000829
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan
Jalu
r
1
2
3
L
(m)
300
0
500
0
800
0
V
(m/detik
)
0.8
0.6
0.3
D
(m)
0.36739
1
0.24852
2
0.07295
1
Q asumsi
(m3/detik
)
0.084842
0.029117
0.001254
K
395.610
1
4655.12
8
3417611
Hf
(m)
7.99089
7
11.0746
5
15.0912
1
Hf/Q
94.1857
380.350
8
12030.3
1
Q
koreksi
0.00082
9
0.00082
9
0.00082
9
0.08401
3
0.02828
8
0.00042
6
62
4
5
6
7
8
9
10
11
700
0
800
0
700
0
300
0
850
0
400
0
700
0
500
0
0.3
0.3
0.3
0.6
0.3
0.4
0.3
0.3
0.07295
1
0.07295
1
0.07295
1
0.24852
2
0.07295
1
0.06317
7
0.07295
1
0.07295
1
0.001254
2990409
0.001254
3417611
0.001254
2990409
0.029117
2793.07
7
0.001254
3631211
0.001254
3507837
0.001254
2990409
0.001254
2136007
Jumlah
13.2048
1
15.0912
1
13.2048
1
6.64478
8
16.0344
1
15.4896
3
13.2048
1
9.43200
7
136.463
2
10526.5
2
12030.3
1
10526.5
2
228.210
5
12782.2
1
12347.9
2
10526.5
2
7518.94
5
88992.0
1
0.00082
9
0.00082
9
0.00082
9
0.00082
9
0.00082
9
0.00082
9
0.00082
9
0.00082
9
0.00042
6
0.00042
6
0.00042
6
0.02828
8
0.00042
6
0.00042
6
0.00042
6
0.00042
6
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
63
L/detik; kebutuhan air IPA 8.57 L/detik dan asumsi kebocoran pada jaringan sebesar
17.15 L/detik. Jadi kebutuhan air bersih total adalah 111.45 L/detik.
2.
Sistem Pengolahan Air yang direncanakan untuk kebutuhan air bersih
masyarakat Kecamatan Muara Badak adalah sistem pengolahan lengkap yang terdiri
dari sedimentasi I, koagulasi, flokulasi, sedimentasi II, filtrasi, dan desinfeksi yang
didesain sesuai kriteria perencanaan pada Revisi SNI 19-6774-2002.
3.
Sistem jaringan distribusi air hasil pengolahan masyarakat kecamatan Muara
Badak diperoleh dengan hasil debit awal 0.084842 m 3/detik pada jalur utama dan
0.00125 m3/detik pada jalur sekunder. Dapat disimpulkan bahwa sistem jaringan
distribusi tersebut memenuhi syarat sebagai sistem penyaluran air.
5.2 Saran
Sebaiknya perencanaan sistem pengolahan air bersih disusun dengan mengasumsikan
kebutuhan tambahan untuk menghindari kesulitan pada sumber air sebagai bahan baku
IPA.
DAFTAR PUSTAKA
3. Reynolds, TD., dan Richards, PA. 1992. Unit Operations and Processes in
Environmental Engineering 2nd edition. PWS Publishing Company. Boston.
65
LAMPIRAN
NAMA BANGUNAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
SKALA
1:100
JUDUL GAMBAR
Effluent
SEDIMENTASI I
Influent
Effluent
TANGGAL
11 JUNI 2013
PERENCANA
Tampak Samping
Tampak Atas
INDRA SANJAYA
DIPERIKSA
66
NAMA BANGUNAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
SKALA
1:100
JUDUL GAMBAR
KOAGULASI
TANGGAL
11 JUNI 2013
PERENCANA
INDRA SANJAYA
DIPERIKSA
67
NAMA BANGUNAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
Koagulan
SKALA
1:100
Koagulan
JUDUL GAMBAR
Effluent
FLOKULASI
Influent
Effluent
TANGGAL
11 JUNI 2013
Influent
PERENCANA
Tampak Samping
Tampak Atas
INDRA SANJAYA
DIPERIKSA
68
NAMA BANGUNAN
Effluent
Influent
SKALA
1:100
JUDUL GAMBAR
Effluent
SEDIMENTASI II
TANGGAL
Influent
11 JUNI 2013
Tampak Samping
Tampak Atas
PERENCANA
INDRA SANJAYA
DIPERIKSA
69
NAMA BANGUNAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
SKALA
Influent
Effluent
1:100
JUDUL GAMBAR
Effluent
FILTRASI
Influent
TANGGAL
Tampak Samping
Tampak Atas
11 JUNI 2013
PERENCANA
INDRA SANJAYA
DIPERIKSA
70
NAMA BANGUNAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
Influent
Influent
Effluent
1:100
JUDUL GAMBAR
Effluent
Tampak Samping
SKALA
RESERVOIR
Tampak Atas
TANGGAL
11 JUNI 2013
PERENCANA
INDRA SANJAYA
DIPERIKSA
71
Desinfektan
Influent
Desinfektan
Reservoir
Effluent
Effluent
Reservoir
Influent
Tampak Samping
Tampak Atas
72
Desinfektan
Koagulan
Reservoir
73
NAMA BANGUNAN
NAMA BANGUNAN
SKALA
INSTALASI PENGOLAHAN
INSTALASI PENGOLAHAN
AIR 1:100 AIR
JUDUL GAMBAR SKALA
TANGGAL
LAYOUT ATAS 1:100
11 JUNI 2013
JUDUL GAMBAR
PERENCANA
DIPERIKSA
LAYOUT SAMPING
INDRA SANJAYA
TANGGAL
11 JUNI 2013
PERENCANA
INDRA SANJAYA
DIPERIKSA
74