Anda di halaman 1dari 35

1.

Lesi primer
a. Macula
Batas jelas
Berasal dari vaskularisasi : merah kecokelatan, bila ditekan berwarna
pucat. Ex: hyperemia (peningkatan jumlah darah di dalam pembuluh
darah).
Berasal dari pigmen darah : merah kebiruan. Ex: petechiae, purpura,
echymosis (hematom).
Petechiae: bintik-bintik merah akibat pendarahan di dalam kulit.
Kecil, bercak bulat, merah atau ungu sekitar 1-2mm. tipe sub pupura
yang biasanya disebabkan oleh trauma fisik.
Purpura: lebih besar daripada petechiae, tetapi kurang dari 1cm.
bentuknya tergantung dengan lokasi jaringan dan jumlah atau
pencairan darah yang menggenang. Pupura digunakan untuk
menggambarkan bercak ungu yang disebabkan oleh perdarahan di
bawah kulit.
Ecchymosis : bercak pendarahan lebih dari 1cm. purpura dan
ecchymosis mungkin bentukna irregular, tergantung dengna jumlah
darah yang menggenang (pooled blood).
Berasal dari pigmen melanin : berwarna biru kecoklatan. Ex :
hiperpigmentasi
b. Papula
Diameter <1cm, batas jelas, superficial, dapat melekat dengan suatu tagkai
atau dasar yang kuat. Berisi zat padat, sel radang, jaringan ikat, sisa zat
metabolic.
Ex: Lichen planus (pada mukosa) = papula keputihan;
Fordyces spot = anomaly pertumbuhan dimana kelenjar lemak tumbuh
ektopik (muncul ke permukaan);
Kondiloma akuminatum : tumor pada genitalia yang bersifat lunakseperti
jengger ayam dan tidak nyeri
Parulis : abses gingiva
Papiloma skuamosa : pertumbuhan jinak (non kanker) kecil yang dimulai
di sel skuamosa (tipis, sel datar) yang ditemukan dalam jaringan yang
membentuk permukaan kulit (epidermis), saluran pernafasan dan
saluran pencernaan dan pada lapisan organ berongga tubuh.
Permukaan papula erosi atau deskuamasi
c. Plak
Bentukan variasi dari papula; diameter >1cm; timbul bentuk yang
melandai; permukaan halus, menonjol/bentuk fisura; warna putih keabuan.
Meskipun terutama superficial, plak dapat meluas lebih dalam ke dermis
daripada papula. Kadan gpermukaan keratinnya berproliferasi, suatu
keadaan yang dikenal sebagai lichenifiksasi. Lichen planus, leukoplakia (lesi
praganas: ada kecenderungan menjadi ganas) atau melanoma pada
awalnya dapat tampak sebagai suatu plak.

d. Nodula
Pemadatan massa jaringan yang berbatas jelas, berisi jaringan ikat dilapisi
epitel. Dasar nodula melibatkan submukosa dan daerah di bawah epidermis
(meluas lebih dalam ke dalam dermisnya). Dapat terjadi karena iritasi
kronis. Diameter <1cm.
Fibroma : tumor jinak dari jaringan ikat fibrosa yang terjadi karena iritasi
kronis (iritasi ringan yang terus menerus).
Lipoma : tumor jinak jaringan lemak
Lipofibroma : suatu neoplasma intraoral jinak yang jarang dijumpai dan
berasal dari jaringan ikat campur
Neuroma : tumor saraf yang merupakan akibat dari kompresi atau
trauma.
e. Vesikula
Diameter <1cm. cairan terdiri atas limfe atau serum, plasma, juga dapat
berisi darah. Dinding epitel tipis, akhirnya akan pecah dan menjadi ulkus
atau eschar (keropeng). Vesikel umum dalam infeksi virus seperti herpes
simpleks, herpes zoster, primary herpetic gingivostomatitis, cacair air,
cacar, herpangina, measles (campak).
Herpes simpleks : vesiekel yang berulserasi disebabkan oleh HSV.
Apabila terjadi rekuren pada vermilion bibir, menjadi herpes labialis.
Sedangkan pada intra oral menjadi herpetika stomatitis.
Herpes zooster atau shingles : suatu infeksi kambuhan dari cacar air
(chickenpox, varicella). Awalnya varicella yang diinfeksi oleh varicella
zoster virus. Kemudian rekuren menjadi herpes zoster. Pada herpes
zoster, VZV (Varicella Zooster Virus) mengalami reaktivasi menjadi VZV
yang dorman atau laten pada saraf cranial dan spinal.
Primary gingivo stomatitis : disebabkan oleh HSV tipe 2
Gingivo stomatitis = herpetika gingivostomatitis = primary gingivo
stomatitis herpetika = stomatitis herpetika
Cacar air (chickenpox, varicella) : disebabkan oleh virus yang sama
dengan herpes zoster. Lesi yang pertama dan terbesar disebut Herold
spot
Cacar (Variola, Smallpox) : disebabkan oleh virus Variola yang diperoleh
dari inhalasi (pernafasan ke paru2). Virus dimulai dari paru2, darisana
virus menyerang aliran darah dan menyebar ke kulit, usus, paru2, ginjal
dan otak. Awalnya macula vesikula pustule
Herpangina : disebabkan oleh virus coxsackie grup A tipe 4. Dapat
sembuh dengan cepat dan sembuh dengan sendirinya. Diagnosis
banding yang terpenting adalah gingiviostomatitis herpetika akut
Measles (campak, rubeola, morbilli) : orang awam menyebutnya
gabagen, tampek, kerumut (bahasa banjar). Disebabkan oleh virus
morbilli, family Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Tanda dan gejala
campak 3C, yaitu Cough (batuk), Coryza (peradangan selaput mukosa),
Conjunctivitis (mata merah meradang) dan kemudian timbul Kopliks

f.

spot. Sangat menular dan ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium


kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi
Bula (Blister)
Bentukan seperti vesikula tetapi diameternya >5mm. bila pecah menjadi
ulser/ulkus, sembuh dengan jaringan parut. Ex: Pemphigus Vulgaris
Pemphigus Vulgaris
Merupakan penyakit autoimmune berupa bula yang bersifat kronik,
dapat mengenai membran mukosa maupun kulit dan ditemukannya
antibodi IgG yang bersirkulasi dan terikat pada permukaan sel
keratinosit, menyebabkan timbulnya suatu reaksi pemisahan sel-sel
epidermis diakibatkan karena tidak adanya kohesi antara sel-sel
epidermis, proses ini disebut akantolisis dan akhirnya terbentuknya bula
di suprabasal.

Keratinosit atau sel skuamosa adalah jenis sel yang ditemukan pada
epidermis, lapisan luar kulit. Keratinosit membuat keratin.
Keratin adalah protein berserat yang berada di dalam sel-sel epidermis.
Keratin juga merupakan zat penyusun rambut dan kuku. Keratin dibuat
oleh keratinosit (sel-sel di epidermis).
g. Pustula
Bentukan yang sama seperti vesikula / bula tetapi berisi nanah / pus. Ex:
penyakit impetigo (pada kulit berupa bisul-bisul kecil)
Impetigo merupakan penyakit infeksi kulit yang sangat menular yang
umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak. Impetigo biasanya berupa
luka merah pada wajah, khususnya disekitar hidung dan mulut.
Meskipun ini biasa terjadi ketika bakteri masuk ke dalam tubuh melaluui
kulit yang rusak atau terluka, ini juga dapat terjadi pada kulit yang
sehat. Ada dua jenis bakteri yang menyebabkan impetigo
staphylococcus aureus dan streptococcus pyogenes.
h. Keratosis
Penebalan yang tidak normal dari lapisan terluar epitel (stratum korneum).
Warna: putih sampai keabuan. Ex: linea albabukalis, leukoplakia,lichen
planus
Linea alba bukalis (white line) adalah kondisi yang sering muncul di
sepanjang mukosa bukal setinggi dataran oklusal gigi rahang atas dan
rahang bawah yang disebabkan adanya tekanan, iritasi gesekan, dan
trauma dari permukaan gigi. Linea alba bukalis berbentuk garis putih
keabuan memanjang di mukosa bukal, biasanya bilateral di kanan dan
kiri, berawal dari sudut mulut hingga gigi posterior. Penampakan klinis
berupa warna putih keabuan disebabkan hyperkeratosis epitel. Lesi ini
tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan berarti
Leukoplakia adalah sebuah kondisi dimana munculnya penebalan,
berwarna putih di gusi, di pipi bagian dalam, dan terkadang di lidah.
Bentuk bercak putih yang tebal ini tidak bisa dibuang dengan guratan.
Umumnya, penyakit ini diderita oleh orang berusia 40 tahun ke atas.

i.

j.

Pola hidup tak sehat, hobi menenggak minuman beralkohol, dan


kebiasaan merokok adalah penyebab utamanya. Namun, dalam
perkembangannya terkini, penyakit ini juga menyerang anak-anak usia
muda.
Lichen planus adalah suatu kondisi inflamatori autoimun kronis yang
berdampak pada tepi mulut, biasanya tampak sebagai lesi berwarna
putih. Oral lichen planus paling sering timbul pada mukosa pipi, tapi juga
dapat timbul pada gingiva, bibir, dan bagian lain dari mulut. Oral lichen
planus terkadang juga meliputi kerongkongan atau esophagus.
Wheals
Bentukan yang sama seperti papula, diameter lebih kecil, cepat sembuh.
Berisi serum. Ex: bintil karena gigitan nyamuk
Tumor
Massa padat dari jaringan, diameter lebih dari 2cm. ATAU suatu neoplasma:
pertumbuhan yang bebas, barupembelahan sel yang progresif dan tidak
terkontrol, tidak pounya kegunaan fisiologis. Dapat berwarna apapun.
Lokasi pada jaringan lunak rongga mulut manapun. Klinis lesi bulat
menimbul, tumor menetap : bertangkai / lserasi di tengahnya.

2. Lesi sekunder
a. Erosi
Kerusakan kulit/mukosa yang dangkal karena hilangnya lapisan epitel
sampai stratum basalis. Bentuk tidak beraturan, permukaan kasar, dapat
sembuh tanpa jaringan parut. Ex: lichen planus tipe erosif, phempigus
Lichen planus tipe erosif : penyebabnya sama dengan lichen
planus.ditandai dengan adanya ulser di bagian tengah lesi yang dilapisi
oleh fibrin atau pseudomembran. Ulser tersebut dikelilingi oleh daerah
kemerahan dan seringkali terdapat garis-garis putih. Tipe ini umumnya
terdapat di mukosa bukal. Sama seperti tipe atrofik, pasien dapat
mengeluh adanya rasa sakit atau rasa terbakar.
b. Ulserasi
Kerusakan mukosa/kulit yang melebihi membrane basalis. Warna putih
kekuningan, terdapat sel radang, epitel yang mengalami deskuamasi, sisa
makanan, bakteri. Ukuran beberapa mm cm. rasa nyeri (+) dan bila
ditekan menimblkan perdarahan karena kerusakan sampai lamina propia.
Ex: ulkus traumatikus, stomatitis aftosa rekuren, bechet
dIsease, cyclic neutropenia, skuamosa sel karsinoma, necrotizing sialo
metaplasia, TBC, ANUG, Lichen planus tipe erosive, reaksi lichenoid,
mukositis, osteoradionekrosis.
Ulkus traumatikus : bisa disebabkan oleh mekanis, thermal, kimiawi dan
elektris.
Stomatitis aftosa rekuren : diklasifikasikan dalam tiga kategori, SAR
mayor, SAR minor, SAR hepertiformis. Etiologinya dapat berupa
gangguan imun, gangguan hormoinal, gangguan endokrin, stress

emosional, herediter, defisiensi nutrisi dan vitamain, penyakit sistemik,


alergi makanan atau obat-obatan.
Bechet dIsease : terdapat triad ulserasi, yaitu pada mukosa genital,
mata, rongga mulut. Penyebabnya belum jelas tetapi kemungkinan
besar disebabkan oleh gangguan imun.
Cyclic neutropenia : didefinisikan sebagai gangguan sirkulasi neutrofil.
Skuamosa sel karsinoma : keganasan pada sel skuamosa. Penyebab
utamanya adalah tembakau dan alkohol
Sel skuamosa : sel berlapis pipih
Necrotizing sialo metaplasia : suatu kondisi tumor jinak kelenjar saliva
pada palatum durum namun dapat terjadi juga pada kelenjar saliva
minor. Etiologinya ischemic (defisiensi darah) sekunder.
TBC : disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
Sifilis : suatu penyakit kelamin yang disebabkan oleh spirochetae
Treponema pallidum
ANUG (Acute Necrotizing Ulceratif Gingivitis) : etiologi belum diketahui,
diduga kuat oleh karena bakteri anaerob khususnya Spirochetae dan
Fussobacterium.
Lichen Planus tipe erosif : suatu kondisi inflamatori autoimun kronis yang
berdampak pada tepi mulut, biasanya tampak sebagai lesi berwarna
putih.
Reaksi Lichenoid : disebut lichenoid karena secara klinis dan histology
sama dengan lichen planus dan disebabkan karena obat-obatan
khususnya anti hipertensi, hipoglikemik, non-steroid, dan anti inflamasi.
Mukositis : disebabkan karena terapi radiasi
Osteoradionekrosis : penyakit yang disebabkan oleh terapi radiasi yang
menyebabkan malignansi pada maxilla dan mandibula, sering terjadi
ulserasi dan nekrosis pada jaringan lunak yang diradiasi.
c. Fisura
Celah pada mukosa. Dapat terasa nyeri bila sampai membrane basalis. Ex:
fissured tongue (dapat pada lidah/bibir), cheilitis eksfoliatif, cheilitis
angularis.
Fissured tongue (scrotal tongue, lingua plicata, Plicated tongue, and
furrowed tongue) : kelainan anatomi lidah yang menyebabkan di
permukaan lidah banyak terdapat celah2, yang juga sering
menyebabkan reaksi sensitif terhadap makanan pedas, panas berbumbu
atau dingin. Atau sering mengalami sensasi terbakar. Penyebabnya tidak
diketahui pasti
Cheilitis eksfoliatif : lesi pada vermilion border berupa hyperkeratosis
dan inflamasi. Etiologinya kandida albikan dan kebiasaan menggigit bibir
Cheilitis angularis : lesi yang berupa fisura eritematous pada sudut bibir.
d. Sikatriks
Adalah bentukan jaringan baru yang berlebihan pada penyembuhan luka.
Ex: keloid

Keloid adalah pertumvuhan jaringan ikat yang tumbuh berlebihan pada


kulit bekas luka
e. Deskuamasi
Pengelupasan lapisan epitel (str. Korneum). Bisa fisiologis atau patologis.
Fisiologis : pengelupasan epiel sehingga kulit mengalami regenerasi.
Patologis, contohnya ketombe.
f. Pseudomembran
Membrane palsu. Ex: kandidiasis pseudomembran akut.
Acute pseudomembran candidiasis adalah suatu infeksi oportunistik
yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan dari jamur candida
albican.
g. Eschars
Cacat/kerusakan pada kulit/mukosaakibat luka bakar.
h. Krusta
Lapisan luar yang terbentuk dari pengeringan eksudat
i.

Sinus
Suatu saluran atau fistula yang memenjang dari rongga supuratif, kista atau
abses ke permukaan epidermis. Ex: aktinomikosis
Aktinomikosis adalah penyakit supuratif dan granulomatosus kronik
yang disebabkan okeh Actinomisis Israelli (bakteri batang (+)). Paling
sering terjadi pada servikofasialis. Biasanya terletak pada daerah
submandibular atau sekitar sudut rahang dalam bentuk suatu
pembengkakakkan yang amat kuat, menonjol, dan kebanyakan
berwarna merah keunguan.

3. Macam-macam reaksi hipersensitivitas


a) Tipe I (hipersensitivitas cepat/alergi/anafilaksis): merupakan respon jaringan
yang terjadi karena adanya ikatan silang antara alergen dan IgE. Reaksi ini
dapat disebut juga sebagai reaksi cepat, reaksi alergi, atau reaksi
anafilaksis. Reaksi tipe cepat dan setempat diobati dengan antihistamin.
Contohnya syok anafilaktik, urtikaria, edema, angioneurotik, stomatitis
alergika, asma bronchial, dermatitis atropi
b) Tipe II (hipersensitivitas sitotoksik): terjadi karena dibentuknya IgG dan IgM
terhadap antigen yang merupakan bagian dari sel pejamu. Reaksi ini dapat
disebut juga sebagai reaksi sitotoksik atau reaksi sitolitik. Manifestasi yang
ditimbulkan oleh reaksi ini dapat berupa anemia hemolitik autoimun,
eritroblastosis fetalis, sindrom Good Pasture, atau pemvigus vulgaris.
c) Tipe III (imun kompleks): terjadi karena pengendapan kompleks imun
(antigen-antibodi) yang susah difagosit sehingga akan mengaktivasi
komplemen dan mengakumulasi leukosit polimorfonuklear di jaringan.
Reaksi ini juga dapat disebut reaksi yang diperantarai kompleks imun.
Manifestasi yang ditimbulkan oleh reaksi ini dapat berupa reaksi Arthus,
serum sickness, LES, AR, glomerulonefritis, dan pneumonitis, sindrom
Bechet.

d) Tipe IV (delayed type hipersensitivity): disebut juga reaksi imun seluler


lambat. Diawali oleh adanya peptide antigen yang dipresentasikan oleh APC
(Antigen Presenting Cell) ke sel T (sel T CD4+ dan CD8+). Sel T ini akan
bermigrasi ke jalan masuk antigen dan melepaskan mediator inflamasi
seperti TNF. Biasanya berkembang lambat dan mencapai tingkat
maksimumnya 24-48jam setelah pemajanan antigen. Paling baik dirawat
dengan kortikosteroid. Reaksi ini dibedakan menjadi beberapa reaksi,
seperti reaksi Tuberkulin, reaksi Inflamasi Granulosa, dan reaksi penolakan
transplant.

ULCER
1. Ulcer adalah kerusakan pada epitel kulit atau mukosa yang melebihi membrane
basalis.
2. Ulcer yang tidak sakit: TU kronis, sifilis stadium 1, ulcer pada TB,
3. Macam lesi ulseratif
a) Ulkus traumatikus
b) Stomatitis aftosa rekuren
c) Stomatitis alergika
d) Behcet disease
e) Karsinoma sel skuamosa
f) Lichen planus tipe erosive
g) ANUG
h) Noma
i) Sifilis
j) Tuberculosis
k) Mukositis
l) Stomatitis karena virus
m) Histoplasmosis
n) Cyclic neutropenia
o) Necrotizing sialometaplasia
p) Osteoradionekrosis
q) Reaksi lichenoid
A. ULKUS TRAUMATIKUS
1. DEFINISI

Lesi ulserasi yang disebabkan oleh karena trauma


2. ETIOLOGI
a) Mekanik
Makanan kasar/tajam
Tergigit
Terkena sikat gigi
Sayap atau klamer gigi tiruan
Tepi restorasi yang tajam
Bekas jarum suntik atau sondase
Piranti orto
b) Kimia Chemical Burn
Aspirin (harusnya diminum, tetapi ditumbuk dan ditaruh di gigi)
Perak nitrat 10% (garam yang mudah larut dalam air, digunakan sebagai
bahan akustik, antiseptic, dan astringensia)
H202 3% (digunakan sebagai bahan irigasi)
Fenol (sebagai antiseptic dan desinfektan)
TKF (Tri Kresol Formalin) (untuk desinfeksi saluran akar)
c) Thermis
Makanan/minuman panas
CO2 dingin (dry ice)
d) Elektris
Arus galvanis
3. PATOGENESIS
Trauma mengakibatkan terbentuknya lesi. Kemudian terjadi radang yang
diperparah dengan masuknya mikroorganisme ke dalam mikrolesi tersebut.
tanda keradangan tersebut diantaranya:
Tumor: rangsangan mengakibatkan keluarnya zat antiinflamasi secara
lokalisir oleh karena pelebaran pembuluh darah
Rubor: pelebaran pembuluh darah mengakibatkan tampak merah
Dolor: pelebaran pembuluh darah mendesak saraf sehingga timbul rasa
sakit
Kalor: untuk mengantisipasi agen yang masuk, terjadi pengerahan zat-zat
antiinflamasi untuk memfagositir sehingga terjaid peningkatan metabolism
di dalam sel yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh
Fungsiolesa: oleh karena terjadi dolor, maka terjadi penurunan fungsi
4. GAMBARAN KLINIS
Ulkus soliter, terjadi dalam waktu singkat , bentuk bervariasi (tergantung
traumanya), batas tepi irregular, daerah sekitar ulkus kemerahan (radang),
central putih kekuningan / keabu-abuan eksudatif (jaringan nekrotik), nyeri
Ulkus kronik (tanpa perawatan) terdapat hiperplasi epitel yang
mengakibatkan terbentuknya jaringan granulasi

5. CiIRI KHAS
Karena trauma, bentuknya irregular
6. ANAMNESIS
Awalnya kena apa kok bias timbul? Kena gigit atau hanis makan minum
panas atau apa?: untuk mengetahui etiologi dan menegakkan diagnose
(untuk membedakan dengan DD nya)
Sejak kapan: untuk mengetahui akut atau kronis, mengetahui etiologinya
Sebelumnya pernah mengalami hal yang sama tidak: untuk mengetahui
rekuren atau tidak, dan menegakkan diagnosis (untuk membedakan dengan
DD nya)
Ada di daerah lain tidak: untuk menegakkan diagnosis (untuk membedakan
dengan DD nya) dan menentukan rencana perawatan
Sakit atau tidak: untuk menegakkan diagnosis (untuk membedakan dengan
DD nya), dan rencana perawatan
Punya penyakit lain tidak, seperti kencing manis, tekanan darah tinggi,
penyakit ginjal, jantung, sedang menerima perawatan radioterapi , dll? Atau
mungkin ada keluarga yang pernah/mengalami?: untuk mengetahui factor
pemberat, dan rencana perawatan
Sudah pernah diobati belum: untuk mengetahui reaksi tubuh atau
penyembuhan terhadap obat tersebut, dan untuk menghindari terjadinya
resistensi obat
Awalnya ukurannya kecil kemudian membesar atau langsung membesar:
untuk menegakkan diagnosis (untuk membedakan dengan DD nya)
Ada alergi tertentu tidak: untuk mengetahui alergi, factor pemicu dan
dalam menentukan rencana perawatan
Punya kebiasaan merokok, minum alcohol, nginang atau lainnya tidak?:
untuk mengetahui factor predisposisi dan factor yang mempengaruhi
proses penyembuhan
Untuk perempuan, sedang hamil atau sedang menstruasi atau sedang
banyak pikiran (untuk perempuan dan laki2) tidak?: untuk menegakkan
diagnosis (untuk membedakan dengan DD nya)
7. DIAGNOSIS BANDING
TU

SAR

BECHET

CHANCRE

ULCER
REKUREN
SAKIT
ETIOLOGI

v
v
Trauma

v
v
v
Bervariasi

JUMLAH
LESI
LOKASI

single

Single/multiple

oral

oral

DISEASE
v
v
v
Belum
diketahui,
tetapi diduga
karena reaksi
hipersensitivit
as lambat
Single
Oral, genital,
mata

v
Inf. Bakteri

single
Oral, genital,
kulit

8. PENATALAKSANAAN
a) Menghilangkan factor penyebab
b) Sanitasi lesi dengan povidone iodine 10%
c) R/ Becom C Capl 500mg NO X
S 1 dd I
-----------------------#-------------------------R/ Benzocaine 4%
R/ Borax Glicerine ad. 15ml fl No
I
Borax Glicerine ad. 25ml fl No I
ATAU
S obat oles mulut 34x/hari
S obat oles mulut 3-4x/hari
----------------------#------------------------------------------------#-------------------------ATAU
R/ Kenalog in orabase 5gr tube NO I
S uc
-----------------------#-------------------------R/ Chlorhexidine gluconate 0,2% gargle fl No I
S coll or 2 dd 10ml (drg. Astrid ) / 2 dd I (drg. Ichi)
-----------------------#-------------------------d) Instruksi:
Menjaga OH
Mengrugangi merokok (apabila merokok)
Makan makanan begizi dan banyak minum air putih
Obat diminum secara teratur dan sesuai anjuran
B. SAR
1. DEFINISI
o Suatu kelainan pada mukosa mulut dengan gejala khas: ulcer kambuhan
dan terasa nyeri.
o Hanya terjadi pada mukosa mulut.
o Nama lain SAR: Recurent Apthosa Ulceration, Recurent Oral Ulceration

2. KLASIFIKASI
a) SAR Tipe Minor
o Diameter kurang dari 1cm
o Sembuh dalam waktu 7-10 hari
o Sembuh tanpa jaringan parut
b) SAR Tipe Mayor
o Nama lain : Suttons disease
o Diameter >1cm
o Sembuh 2-3minggu dengan jaringan parut
c) SAR Herpetiformis
o Diameter kurang dari 0,5cm
o Multiple
o Menyebar ke seluruh mukosa mulut
o Klinis: ulcer bulat/oval, nyeri, batas jelas dan teratur, tepi ulcer
kemerahan, sentral ulcer putih kekuningan
o Pathogenesis: diawali dari rasa terbakar di mukosa mulut (2-48jam)
diikuti timbulnya macula yang eritematus, dalam beberapa jam
timbul papula kecil berwarna putih, kemudian papula berubah
menjadi ulcer dan terdapat pembesaran kelenjar limfe regional
(limfadenitis)
3. ETIOLOGI
Belum diketahui, diduga multifaktorial
Sering dihubungkan dengan factor predisposisi:
o Gangguan imunologi
o Gangguan hormonal
o Stress emosional
o Herediter
o Defisiensi nutrisi, vitamin
o Trauma
o Penyakit sistemik
o Gangguan endokrin
o Alergi
4. PATOGENESIS

5. GAMBARAN KLINIS
PERBEDAAN

MINOR
ULSER/APT
AE MINOR

Jumlah

Single/multip
le

MAYOR
ULSER/APTHA
E
MAYOR/SUTT
ONS
DISEASE
Mukosa tak
berkeratin
Ulserasi dalam
dan cenderung
perdarahan
Single (jarang
multiple)

Lokasi

Mukosa tak
berkeratin
Ulser

Diameter
Batas
Sekitar Lesi
Warna Dasar
Lesi
Tepi Lesi

2-3 mm
Jelas
Kemerahan
Abu2/kuning

>10mm
Jelas
Kemerahan
Kekuningan

Bulat/oval

Tak beraturan

Bentuk Lesi

6. CIRI KHAS
Ulcer yang rekuren
7. ANAMNESIS

ULSER
HERPETIFO
RMIS

Mukosa tak
berkeratin
Ulserasi

10-100
terjadi
serentak
1-2mm
Jelas
Kemerahan
Kekuningan
Jelas, kadang
tidak jelas

a. Awalnya kena apa kok bisa timbul? Kena gigit atau habis makan minum
panas atau tiba2 muncul?: untuk mengetahui etiologi dan menegakkan
diagnose (untuk membedakan dengan DD nya)
b. Sejak kapan: untuk mengetahui akut atau kronis, mengetahui
etiologinya
c. Untuk perempuan, sedang hamil atau sedang menstruasi atau sedang
banyak pikiran (untuk perempuan dan laki2) tidak?: untuk menegakkan
diagnosis (untuk membedakan dengan DD nya)
d. Sebelumnya pernah mengalami hal yang sama tidak: untuk mengetahui
rekuren atau tidak, dan menegakkan diagnosis (untuk membedakan
dengan DD nya)
e. Ada di daerah lain tidak: untuk menegakkan diagnosis (untuk
membedakan dengan DD nya) dan menentukan rencana perawatan
f. Sakit atau tidak: untuk menegakkan diagnosis (untuk membedakan
dengan DD nya), dan rencana perawatan
g. Punya penyakit lain tidak, seperti kencing manis, tekanan darah tinggi,
penyakit ginjal, jantung, sedang menerima perawatan radioterapi , dll?
Atau mungkin ada keluarga yang pernah/mengalami? : untuk
mengetahui factor pemberat, dan rencana perawatan
h. Sudah pernah diobati belum: untuk mengetahui reaksi tubuh atau
penyembuhan terhadap obat tersebut, dan untuk menghindari
terjadinya resistensi obat
i. Awalnya ukurannya kecil kemudian membesar atau langsung membesar:
untuk menegakkan diagnosis (untuk membedakan dengan DD nya)
j. Ada alergi tertentu tidak: untuk mengetahui alergi, factor pemicu dan
dalam menentukan rencana perawatan
k. Punya kebiasaan merokok, minum alcohol, nginang atau lainnya tidak?:
untuk mengetahui factor predisposisi dan factor yang mempengaruhi
proses penyembuhan
8. DIAGNOSIS BANDING
TU
Chancre
SSC
Gingivostomatitis herpetika primer
Bechet disease

ULCER
REKUR
EN
SAKIT

SAR

TU

BECHET
DISEASE

Chan
cre

SCC

v
v

v
-

v
v

v
-

v
????

GINGIVOSTOMA
TITIS
HERPETIKA
PRIMER
v
-

v/-

Bervariasi

Trau
ma

Belum
diketahui,
tetapi
diduga
karena
reaksi
hipersensitiv
itas lambat

Inf.
Bakter
i

JUMLA
H LESI
LOKAS
I

Single/multi
ple
oral

single

Single

single

oral

Oral, genital,
mata

Oral,
genita
l, kulit

DLL

ETIOL
OGI

Tepi tidak
ada
peninggian

Belum
diketahui
secara
pasti,
factor
resikonya
karsinoge
n dan
factor
predispos
isi. Bs
disebabk
an oleh
sifilis,
EBV, HSV,
HPV
Single

HSV Tipe 1

Oral

Oral

multiple

Tepi ada
peninggia
n
(indurasi)
Berjalan
lama

Berjalan
cepat
9. SURAT RUJUKAN

Surabaya, 1 Januari 2015


Kepada :
Yth. Kepala Lab. PA minat
HPA
RSAL dr. Ramelan
Surabaya
Dengan hormat,
Dengan ini kami menghadapkan pasien,
Nama

: Tono

Usia

: 25TH

Alamat

: Jl. ABC No.1

Dari anamnesa dan pemeriksaan klinis didapatkan diagnosis sementara


berupa Stomatitis Aftosa Rekuren tipe mayor. Mohon dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut dibidang sejawat. Sekian, kami sampaikan terimakasih dan
saya mohon sedikit kabar.

Surabaya, 1 Januari 2015


Btk. Wass Coll.

Drg. _____________
Nb: Tindakan
10.HASIL LAB
Pemeriksaan HPA didapatkan epitel yang putus dengan infiltrate inflamasi
yang meluas ke dalam
11.PENATALAKSANAAN
a. Menghilangkan factor penyebab
b. Sanitasi lesi dengan povidone iodine 10%
c. R/ Becom C Capl 500mg NO X
S 1 dd I
-----------------------#-------------------------R/ Benzocaine 4%
I
Borax Glicerine ad. 25ml fl No I
mulut 3-4x/hari
S obat oles mulut 3-4x/hari
#------------------------------------------------#--------------------------

R/ Borax Glicerine ad. 15ml fl No


ATAU

S obat oles

-----------------------

ATAU
R/ Kenalog in orabase 5gr tube NO I
S uc
-----------------------#-------------------------R/ Chlorhexidine gluconate 0,2% gargle fl No I
S coll or 2 dd 10ml (drg. Astrid ) / 2 dd I (drg. Ichi)
-----------------------#-------------------------d. Instruksi:
Menjaga OH
Mengrugangi merokok (apabila merokok)
Makan makanan begizi dan banyak minum air putih
Obat diminum secara teratur dan sesuai anjuran

12.PROGNOSIS
Baik jika dilakukan perawatan dengan prosedur yang benar
C. Bechet Disease
1. DEFINISI
Kondisi medis langka yang ditandai dengan peradangan kronis pada
pembuluh darah di seluruh tubuh.
2. ETIOPATOGENESIS
Etiologinya belum diketahui, tetapi diperkirakan berasal dari virus dan
reaksi hipersensitivitas lambat yang kemungkinan menyangkut antigen
antigen HLA, kompleks imun dan vaskulitis (peradangan pada pembuluh
darah).
HLA (Human Leukocyte Antigent-complex): istilah yang digunakan bagi
MHC manusia
MHC (Major Histocompatibility Complex): gen yang membantu
menyajikan antigen antigen kepada sel T
HLA-B5 dikaitkan dengna penyakit mata, HLA-B27 dikaitkan dengan
arthritis dan HLA-B12 dengan keterlibatkan mukokutaneous, dan HLA-Bw51
berkaitan erat dengan penyakit Bechet.
Virus (HIV, Hper simplex, Herpes Zooster, sitomegalo virus) juga
bertanggun jawab menyebabkan terjadinya Bechet Disease.
Patologi berupa uveitis kronik non granulomatosa dengan retina
perivaskulitis yang menyolok dan vaskulitis, sering disertai hemorrhagic
retina. Hypopion yang mengandung sel-sel polimorfonuklear juga
merupakan ciri dari vaskulitis pada lesi membrane mukosa.
Hypopion: akumulasi sel darah putih (nanah) di ruang anterior mata.
3. CIRI KHAS
Ulcer; kambuhan; ada di mukosa mata, oral, genital (triad ulserasi)
4. GEJALA KLINIS
a) Ulkus mukosa oral
Satu, bebrapa, atau sekelompok ulkus mirip aphtosa pada mukosa pipi
atau bibir. Tetpi dapat terjadi pada setiap daerah mukosa mulut. Sama
dengan aphtosa, ulkusnya rata, dangkal, dan oval dengan ukuran yang
bervariasi. Lesi kecil cenderung lebih sering tejradi daripada lesi besar.
Eksudat serofibrinosa menutupi permukaannya dan tepi-tepinya merah
dan berbatas tegas. Sering ada keluhan sakit dan periode kambuh dari
eksaserbasi dan remisi adalah khas.
b) Ulkus genital
Gambarannya mirip dengan ulkus mukosa oral, hanya ulkusnya lebih
dalam sehingga dalam penyembuhan dapat meninggalkan jaringan
parut. Pada wanita, ulkus lebih nyeri. Predileksi pada jaringan skrotum,
sedang pad wanita di daerah vulva. Dapat disertai pembesaran
kelenjaran getah bwning regional dan demam. Ulkus genital dapat
mengenai mukosa atau kulit dan cenderung lebih kecil dan kurang
umum daripada lesi oral.

c) Kelainan mata
Kelainan di mata yang khas adalah iritis dan iritis dengan hypopion.
Selain itu juga dijumpai skleritis, retinavaskulitis, uveitis, dan optic
neutritis

d) Kelainan kulit
Ditandai dengna papula, nodule subkutan, lapuh macula vesikel,
pustule, pioderma yang luas dan kambuhan, kadang beruba vaskulitis
dan atau eritema nodusum. Kelainan khas pada kulit yang dapat
menyokong diagnosis Bechet syndrome padalah pathergy atau
behcetin reaction yaitu timbulnya indurasi eritematus pada tempat
tusukan jarum yang dalam 24-28jam berubah menjadi pustule kecilkecil. Ini kemungkinan oleh karena kemotaksis sel-sel PMN.
Pioderma: terminology umum untuk berbagai penyakit infeksi kulit
yang disebabkan oleh kuman (bakteri). Paling sering oleh infeksi
bakteri gram positif Staphylococcus aureus, Streptococcus beta
hemolyticus atau keduanya yang biasanya terdapat pada tempattempat yang kurang bersih.
Pathergy: kondisi kulit dimana trauma ringan seperti benjolan atau
memar yang mengakibatkan pertumbuhan lesi kulit atau ulser yang
resisten terhadap penyembuhan.
e) Kelainan sendi
Dapat berupa atralgia dan artritirs kronis pada sendi-sendi besar
terutama sendi lutut yang dapat remisi kemudian kambuh, biasanya
mengenai satu atau dua buah persendian. Persendian biasanya akan
merah dan bengkak seperti dalam arthritis rheumatoid.
Remisi: hilangnya secara lengkap atau parsial dari tanda-tanda dan
gejala penyakit sebagai respon terhadap pengobatan, masa di mana
penyakit berada di bawah kontrol. Remisi tidak selalu berarti
kesembuhan.
Arthritis Rheumatoid: jenis peradangan sendi kronis yang biasanya
terjadi pada sendi di kedua sisi tubuh, seperti tangan, pergelangan
tangan, atau lutut. Kesimetrian ini membantu membedakan

rheumatoid arthritis dari jenis arthritis yang lain. Selain


mempengaruhi
sendi,
rheumatoid
arthritis sesekali
dapat
mempengaruhi kulit, mata, paru-paru, jantung, darah, atau saraf.
f) Manifestasi lain
1. Thromboplebitis, dapat mengenai pembuluh darah superficial
misalnya di kulit sampai yang dalam misalnya venacava.
2. Gangguan susunan saraf pusat, ex meningoensefalitis, hipertensi
intracranial, kelumpuhan saraf cranial, atau degenerasi neurologic
yang menyerupai suatu multiple sclerosis.
3. Gangguan gastrointestinal, ex distensi, nyeri lambung, anoreksia
atau diare, berak darah.
4. Kelainan ginjal dan jantung yang jarang dijumpai, dapat berupa
glomerulonefritis proliferative difusa, nefrosa, myokarditis atau
perikarditis.
Thromboplebitis: radang urat darah (vena peradangan) yang
berkaitan dengan gumpalan darah atau thrombus
Multiple sclerosis: penyakit kronis pada system saraf pusat
Distensi: penggelembungan atau pembesaran, biasanya mengacu
pada perut.

5. ANAMNESIS
1.
pernah
yang

2.
3.
4.
5.
6.

Sebelumnya
mengalami
hal
sama tidak: untuk
mengetahui
rekuren
atau tidak, dan menegakkan diagnosis (untuk
membedakan dengan DD nya)
Ada di daerah lain tidak: untuk menegakkan diagnosis (untuk
membedakan dengan DD nya) dan menentukan rencana perawatan
Ada keluhan lain tidak? Seperti sakit perut, linu2 pada persendian,dll?:
untuk mendukung diagnose
Punya kebiasaan jajan tidak?: untuk menegakkan diagnose apakah
ada infeksi virus dan bakteri
Sering sakit dan merasa tidak enak badan tidak?: untuk menegakan
diagnose yang dimana diduga oleh karena autoimun
Awalnya kena apa kok bisa timbul? Kena gigit atau habis makan minum
panas atau tiba2 muncul?: untuk mengetahui etiologi dan menegakkan
diagnose (untuk membedakan dengan DD nya)

7. Sejak kapan: untuk mengetahui akut atau kronis, mengetahui


etiologinya
8. Sakit atau tidak: untuk menegakkan diagnosis (untuk membedakan
dengan DD nya), dan rencana perawatan
9. Sudah pernah diobati belum: untuk mengetahui reaksi tubuh atau
penyembuhan terhadap obat tersebut, dan untuk menghindari
terjadinya resistensi obat
10.Ada alergi tertentu tidak: untuk mengetahui alergi, factor pemicu dan
dalam menentukan rencana perawatan
6. DIAGNOSIS BANDING
DD: SAR, pyoderma gangrenosum
Persamaan: ulser, sakit, rekuren, oval, etiologi idiopatik, tepi kemerahan,
tidak ada peninggian, batas jelas, bisa diterapi kortikosteroid.
Perbedaan:
Perbedaan
Jumlah

Bechets
syndrome
Single

Lokasi

Ada pada 3 tempat

Rekurensi
Etiologi

ya
Idiopatik

SAR
Ada yang single,
ada yang multiple
Hanya di mukosa
RM

ya
Idiopatik

Pyoderma
Gangrenosum
Single
Oral/ tungkai
bawah/ payudara/
tangan/ badan/
kepala/ leher/
daerah peristomal
ya
Infeksi bakteri

7. SURAT RUJUKAN
Surabya, 1 Januari 2015
Kepada :
Yth. Kepala Lab. PA minat
HPA
RSAL dr. Ramelan
Surabaya
Dengan hormat,
Dengan ini kami menghadapkan pasien,

Nama

: Tono

Usia

: 25TH

Alamat

: Jl. ABC No.1

Dari anamnesa dan pemeriksaan klinis didapatkan diagnosis sementara


berupa Bechet Disease. Mohon dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dibidang
sejawat. Sekian, kami sampaikan terimakasih dan saya mohon sedikit
kabar.

Surabaya, 1 Januari 2015


Btk. Wass Coll.

Drg. _____________
Nb: Biopsi
8. HASIL LAB
Gambaran histopatologis berupa infiltrasi sel mononuclear perivaskular,
vaskulitis disertai proliferasi endotel, kadang dijumpai obliterasi lumen
pembuluh darah. Sedangkan gambaran laboratories menunjukkan
leukositosis, eosinofil dan eksaserbasinya bersama dengan naiknya laju
endap darah, kenaikan nilai C9 dengan protein C-reaktiv, naiknya IgG (dan
menurunnya IgG pada fase akut dan naiknya IgA pada fase penyembuhan)
dan HLA typing dapat membantu diagnosis bentuk inkomplit Bechet
Disease.

Leukositosis: keadaan dengan jumlah sel darah putih dalam darah


meningkat
C9: salah satu protein plasma (ada C1-C9, dimana kumpulan kesembilan
protein plasma tersebut disebut komplemen)
9. PENATALAKSANAAN
a. Sanitasi lesi dengan povidone iodine 10%
b. R/ Becom C Capl 500mg NO X
S 1 dd I
-----------------------#-------------------------R/ Benzocaine 4%
R/ Borax Glicerine ad. 15ml fl No
I
Borax Glicerine ad. 25ml fl No I
ATAU
S obat oles
mulut 3-4x/hari
S obat oles mulut 3-4x/hari
----------------------#--------------------------

-----------------------#-------------------------ATAU
R/ Kenalog in orabase 5gr tube NO I
S uc
-----------------------#-------------------------R/ Chlorhexidine gluconate 0,2% gargle fl No I
S coll or 2 dd 10ml (drg. Astrid ) / 2 dd I (drg. Ichi)
-----------------------#-------------------------R/ Prednisone
c. Instruksi:
Menjaga OH
Mengrugangi merokok (apabila merokok)
Makan makanan begizi dan banyak minum air putih
Obat diminum secara teratur dan sesuai anjuran
10.PROGNOSIS
Cukup baik apabila dilakukan perawatan dengan prosedur yang benar dan
fengan efek yang minimal
D. SCC (Squamosa Cell Carcinoma)
1. DEFINISI
Suatu proliferasi ganas dari keratinosit epidermis yang merupakan tipe sel
epidermis yang paling banyak dan merupakan salah satu dari kanker kulit
yang sering dijumpai setelah basalioma.
o WHO mengklasifikaskan SCC secara histologist menjadi:
1. Well differentiated (Grade I): yaitu proliferasi sel-sel tumor dimana
sel-sel basaloid tersebut masih berdiferensiasi dengan baik
membentuk keratin (keratin pearl)
2. Moderate differentiated (Grade II): yaitu proliferasi sel-sel tumor
dimana sebagian sel-sel basaloid tersebut masih menunjukkan
diferensiasi membentuk keratin
3. Poorly differentiated (Grade III): yaitu proliferasi sel-sel tumor dimana
seluruh sel-sel basaloid tidak berdiferensiasi membentuk keratin,
sehingga sel sulit dikenali
o Berasal dari basal keratinocyte kulit
o Bias ditemukan ulkus sentral dan krusta
o Makin baik differensiasinya makin jarang invasi dan prognosisnya lebih
baik
o Bias metastasis ke kelenjar limfe regional dan metastasis jauh
2. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari SSC masih belum jelas, tetapi factor pendukung dapat
merangsang terjadinya kanker. Terdapat 2 kategori: factor internal dan
factor eksternal.
Factor internal: herediter dan factor pertumbuhan
Factor eksternal: tembakau, alcohol, bakteri, virus, jamur, bahan kimia,
obat-obatan, radiasi, trauma, panas, dingin dan diet.
3. PATOGENESIS

Patogenesis molekuler SCC mencerminkan akumulasi perubahan


genetic yang terjadi selama periode bertahn-tahun. Perubahan ini terjadi
pada gen-gen yang mengkodekan protein yang mengendalikan siklus sel,
keselamatan sel, motilitas sel dan angiogenesis. Setiap mutasi genetic
memberikan keuntungan pertumbuhan yang selektiv, membiarkan
perluasan klonal sel-sel mutan dengan peningkatan potensi malignancy.
Kasinogenesis merupakan suatu proses genetic yang menuju pada
perubahan morfologi dan tingkah laku seluler. Gen-gen utama yang terlibat
pada SCC meliputi proto-onkogen dan gen spressor tumor (tumor
suppressor genes/TSGs). Factor lain yang memainkan peranan pada
perkembangan penyakit meliputi kehilangan alel pada rasio lain kromosom,
mutasi pada proto-onkogen dan TSGs, atau perubahan epigenetic seperti
metilasi atau histonin diasetilasi DNA. Fakto pertumbuhan sitokin,
angiogenesis, molekul adhesi sel, fungsi imun, dan regulasi homeostatic
pada sel-sel normal yang mengelilingi juga memainkan peranan.
4. CIRI KHAS
Ciri khas SCC adalah tampak adanya jaringan sel epidermal yang tidak
teratur dan melakukan invasi ke dalam dermis dalam berbagai derajat
5. GEJALA KLINIS
Ulkus cenderung membesar, tengahnya tertutup oleh selaput nekrotik
kuning kelabu, kadang-kadang ada focus-fokus kasar merah, sedang tepitepinya keras, menimbl dan kadang-kadang berjamur, dalam tahap dini
tidak sakit, dalam tahap lanjut sakit, limfadenopati.

6. ANAMNESIS
a. Timbul
sejak
kapan:
untuk
mengetahui
akut atau kronis,
mengetahui
etiologinya
b. Awalnya
ukurannya
kecil
kemudian membesar atau langsung membesar: untuk menegakkan
diagnosis (untuk membedakan dengan DD nya)
c. Sakit atau tidak: untuk menegakkan diagnosis (untuk membedakan
dengan DD nya), dan rencana perawatan
d. Ada di daerah lain tidak: untuk menegakkan diagnosis (untuk
membedakan dengan DD nya), apakah terjadi metastase, dan
menentukan rencana perawatan
e. Ada kesulitan membuka mulut, mengunyah, berbicara dan meludah oleh
karena rasa sakit tidak?: untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit

f.

Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini?: untuk
mengetahui apakah ada factor herediter
g. Punya kebiasaan merokok, minum alcohol, nginang atau lainnya tidak?:
untuk mengetahui factor predisposisi dan factor yang mempengaruhi
proses penyembuhan
h. Punya penyakit lain tidak, seperti kencing manis, tekanan darah tinggi,
penyakit ginjal, jantung, sedang menerima perawatan radioterapi , dll?
Atau mungkin ada keluarga yang pernah/mengalami? : untuk
mengetahui apakah ada factor herediter dan factor pemberat yang
mempengaruhi, dan rencana perawatan
i. Sakit atau tidak: untuk menegakkan diagnosis (untuk membedakan
dengan DD nya), dan rencana perawatan
j. Sudah pernah diobati belum: untuk mengetahui reaksi tubuh atau
penyembuhan terhadap obat tersebut, dan untuk menghindari
terjadinya resistensi obat
7. DIAGNOSIS BANDING
8. SURAT RUJUKAN
Surabya, 1 Januari 2015
Kepada :
Yth. Kepala Lab. Bedah Mulut
RSAL dr. Ramelan
Surabaya
Dengan hormat,
Dengan ini kami menghadapkan pasien,
Nama
: Tono
Usia
: 25TH
Alamat
: Jl. ABC No.1
Dari anamnesa dan pemeriksaan klinis didapatkan diagnosis sementara
berupa Squamosa Cell Carcinoma. Mohon dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dibidang sejawat. Sekian, kami sampaikan terimakasih dan saya
mohon sedikit kabar.
Surabaya, 1 Januari 2015
Btk. Wass Coll.
Drg. _____________
Nb: Biopsi
9. HASIL LAB
o Ciri khas SCC adalah tampak adanya jaringan sel epidermal yang tidak
teratur dan melakukan invasi ke dalam dermis dalam berbagai derajat
o Adanya anyaman yang terbentuk dari sel keratinosit yang atipik yang
menembus dermoepidermal junction masuk ke dalam dermis

SCC secara histologist menunjukkan proliferasi sel-sel epitel skuamosa.


Terlihat sel-sel yang atipia disertai perubahan bentuk retepeg processus,

pembentukan keratin yang abnormal, pertahanan proliferasi baslaoid


sel, susunan sel menjadi tidak teratur, dan membentuk tumor nest (anak
tumor) yang berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya atau membentuk anak
sebar ke organ lain (metastase).
10.PENATALAKSANAAN
a. Terapi Kuratif
Terapi utama: pembedahan
Indikasi pembedahan:
o Operable
o Umur relative muda
o Karnofsky score baik (cara standar untuk mengukur kemampuan
pasien kanker dalam melakukan tugas sehari-hari- 0-100)
o Komorbid yang berat tidak ada (penampilan bersamaan dari dua
penyakit atau lebih, seperti terjadinya skizofrenia dan
penyalahgunaan zat atau ketergantungan alkohol dan depresi.
Asosiasi ini mungkin mencerminkan hubungan sebab akibat
antara satu gangguan dengan yang lain atau kerentanan yang
mendasari kedua gangguan).
Diseksi KGB leher
b. Terapi Adjuvant
Radioterapi
o Prabedah
o Pascabedah
Kemoterapi
o SSC: regimen cisplatinum + 5FU (nama obat)
o Kemoterapi diberikan bersamaan dengan radioterapi
c. Terapi Tambahan
Terapi komplikasi
o Perdarahan, kesulitan bernafan, kesulitan makan
Terapi Suportif
o Nutrisi, transfuse
Terapi Paliatif
o KRM stadium IV dengan metastasis jauh
o Komorbid yang buruk ada
o Kegagalan terapi kuratif
o Usia lanjut
11.PROGNOSIS
Prognosis penderita karsinoma rongga mulut tergantung dari beberapa
faktor, yaitu ukuran kanker, daerah/lokasi dari kanker primer, ada/tidaknya
keterlibatan jaringan limfa, ada/tidaknya metastase jauh dari kanker primer.
E. TB (Tuberculosis)
1. DEFINISI
Merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan
mycobacterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan
granuloma pada jaringan yang terinfeksi.

Tuberculosis oral dapat terjadi pada setiap membrane mukosa rongga


mulut, tetapi paling sering pada lidah. Selain itu, juga pada palatum,
bibir, mukosa bukal, gingiva, tonsil palatine, dan dasar mulut. Lesi oral
dapat terjadi dalam beberapa bentuk, seperti ulcer, nodul, tuberculoma
dan granuloma periapikal. Secara khusus tampak ulser single, indurasi,
sakit, batas irregular, dilapisi eksudat ; tapi dalam beberapa kasus
secara tidak khusus tampak lesi multiple, atau ulser asimptomatik.
o Lesi tuberculosis oral digolongkan menjadi lesi primer dan lesi sekunder.
Lesi primer: ulser yang tidak sakit, durasi panjang, dan pembesaran
kelenjar limfe
Lesi sekunder (pada umumnya lesi sekunder yang sering terjadi):
sering dikaitkan dengan penyakit paru, biasanya ulcer tunggal,
indurasi, irregular, sakit, dilapisi eksudat inflamasi, dapat mengenai
usia berapa saja tapi umumnya pada dewasa muda dan dewasa tua.
2. ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri anaerob yang dapat hidup
terutama di paru dan berbagai organ tubuh lainnya. Bakteri berbentuk
batang, bersifat tahan asam, non motil dan obligat aerob.
3. PATOGENESIS
o

4. CIRI KHAS
Pasien mengalami gejala batuk berdarah dan berkeringat saat malam hari
5. GEJALA KLNIS
Ulcer, irregular, sedikit indurasi, sering disertai dasar lesi berwarna kuning,
disekeliling ulkus juga dijumpai satu ata beberapa nodule kecil, single, sakit,
pembesaran kelenjar limfe.

6. ANAMNESIS
a. Timbul sejak kapan: untuk mengetahui akut atau kronis, mengetahui
etiologinya
b. Sakit atau tidak: untuk menegakkan diagnosis (untuk membedakan
dengan DD nya), dan rencana perawatan
c. Akhir-akhir ini sering batuk disertai darah atau tidak, sesak nafas,
dan nyeri dada : untuk menegakkan diagnose karena gejala TB batuk
berdarah, sesak nafas, dan nyeri dada

d. Akhir-akhir ini sering merasa kurang enak badan tidak : untuk


menegakkan diagnose karena gejala TB pasien mengalami malaise
dan demam dalam jangka waktu yang lama
e. Apakah sering berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan
aktvitas yang banyak : untuk menegakkan diagnose karena gejala TB
adalah berkeringat di malam hari tanpa aktivitas yang banyak
f. Apa akhir-akhir ini kurang enak makan dan berat badan menurun :
untuk menegakkan diagnose karena gejala TB nafsu makan menurun
dan berat badan menurun
g. Apakah ada keluarga atau kerabat yang pernah menderita penyakit
seperti ini?: untuk mengetahui apakah tertular atau tidak
h. Gejala-gejala di atas sudah terjadi berapa lama? : untuk menegakkan
diagnose, karena gejala tersebut terjadi dapat lebih dari 3 minggu
i. Sudah pernah diobati belum: untuk mengetahui reaksi tubuh atau
penyembuhan terhadap obat tersebut, dan untuk menghindari
terjadinya resistensi obat
j. ???
7. DIAGNOSIS BANDING
a. Suatu keganasan
b. Sarkoidosis
c. Ulser sifilis
d. SAR
e. Infeksi jamur
f. TU
g. SSC
h. Limfoma
ULCER
REKUR
EN
SAKIT
ETIOL
OGI

SAR
V
V

TU
v
-

LIMFOMA
v
v

SCC
V
????

TB
v
-

V
Bervariasi

v
Trau
ma

v
Masih belum
jelas, diduga oleh
karena
perubahan
genetic yang
disebabkan oleh
bahan2
limfogenetik
seperti virus (HIV,
EBV, HTLV-2,
HTLV-8), bahan
kimia, mutasi
spontan, radiasi,
dll

v/Belum
diketahui
secara pasti,
factor
resikonya
karsinogen
dan factor
predisposisi.
Bs
disebabkan
oleh sifilis,
EBV, HSV,
HPV

v/Mycobacteri
um
tuberculosis

*Human T-Cell
Lymphotropic
Virus

DLL

JUMLA
H LESI
LOKAS
I

Single/multi
ple
oral

single

Multiple

Single

Single

oral

Oral, genital,
mata

Oral

Oral

Tepi tidak
ada
peninggian
Berjalan
cepat

Tepi ada
peninggian
(indurasi)
Berjalan
lama

8. SURAT RUJUKAN
Surabaya, 1 Januari 2015
Kepada :
Yth. Kepala Lab. Bedah Mulut
RSAL dr. Ramelan
Surabaya
Dengan hormat,
Dengan ini kami menghadapkan pasien,
Nama
: Tono
Usia
: 25TH
Alamat
: Jl. ABC No.1
Dari anamnesa dan pemeriksaan klinis didapatkan diagnosis sementara
berupa Squamosa Cell Carcinoma. Mohon dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dibidang sejawat. Sekian, kami sampaikan terimakasih dan saya
mohon sedikit kabar.
Surabaya, 1 Januari 2015
Btk. Wass Coll.
Drg. _____________
Nb: Biopsi

9. HASIL LAB
Untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi, apusan saliva, dapat
menunjukkan adanya bakteri TB bila diwarnai dengan pewarnaan ziehlneelsen.
10.PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan tuberculosis dapat dilakukan dengan pemberian obat
anti tuberculosis seperti streptomosin, isoniazid, rifampisin, pirazinamid,
etambutol, etionamid, dan PAS (Para Amino Salisid Acid) yang mempnyai
tiga efek, yaitu aktivitas bakterisidal, aktivitas sterilisasi, dan aktivitas
bakteriostatis.
Sedangkan untuk pwncegahan ada tiga hal, yaitu:
1. Terhadap infeksi tuberculosis, maka harus dilakukan pencegahan
terhadap sputum yang infeksius dan isolasi serta mengobati penderita
2. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara memperbaiki standart
hidup dan usaha melakukan peningkatan kekebalan tubuh dengan
melakukan vaksinasi BCG
3. Pencegahan dengan mengobati penderita yang sakit dengan obat
antituberculosis
o Resep
o Isoniazid ( INH) : Dosis 5 mg / Kg BB, PO
Efek samping : peripheral neuritis, hepatitis, dan hipersensitivitas.
o Ethambutol Hydrochloride (EMB) : Dosis dewasa 15 mg / Kg BB PO,
untuk pengobatan ulang mulai dengan 25 mg /Kg BB / hari. Anak 6
12 tahun : 10 15 mg / Kg BB / hari, efek samping : optik neuritis
(dapat sampai menjadi buta) dan skin rash.
o Rifampin / Rifampicin (RFP) : Dosis 10 mg / Kg BB / hari PO
Efek samping : hepatitis, reaksi demam, purpura, nausea, dan
vomiting
o Pyrazinamide : Dosis 15 30 mg / Kg BB
Efek samping : Hiperurikemia, hepatotoksisitas, skin rash, arthralgia,
dan distress gastrointestinal.
Misalkan laki-laki usia 35 tahun, dengan berat badan 60 Kg.
R/ Becom C 500 mg Capl. No. X
S 1 dd I
-----------------#--------------------R/ Benzocaine 4%
Borax Gliserin ad 25 ml fl No.I
S obat oles mulut 4-5x / hari
-----------------#--------------------R/ Isoniazid 300 mg Tab. No. No. VX
S 1 dd I
-----------------#---------------------

11.PROGNOSIS

Prognosis umumnya baik jika infeksi terbatas di paru, kecuali jika


disebabkan oleh strain resisten obat atau terjadi pada pasien berusia lanjut,
dengan debilitas, atau mengalami kekebalan, yang beresiko tinggi
menderita tuberculosis miller.
F. Stomatitis Alergika
1. DEFINISI
Suatu reaksi hipersensitivitas yang timbul pada rongga mulut yang
disebabkan oleh obat-obatan atau makanan yang digunakan secara
sistemik atau topical

Sifat
Sel yang berperan
Durasi

Tipe I
Ig-E Mediated
(anafilaksis)
Cepat
IgE yang terikat pada sel
Mastt
30-40 menit sesudah
terpapar

Tipe IV
Cell mediated / Delayed
hypersensitive
Lambat
Limfosit T
Beberapa jam bahkan hari
setelah terpapar

2. ETIOLOGI
Tipe I
o
o
o

Obat-obatan contohnya penisilin


Latex
Makanan contohnya kacang, cokelat, tomat

Tipe IV
Obat kumur
Gigi tiruan dari akrilik, gigi tiruan dari bahan krom-kobalt, restorasi
mahkota emas, tumpatan amalgam, jembatan cekat sementara, pasta
gigi, elastic ortodonsi
3. PATOGENESIS
Terdapat kelainan pada system humoral dan seluler. Pada sistem imun
humoral yang banyak berperan adalah sistem antibody seperti IgA, IgG, dan
IgM. Sedangkan imun seluler yang banyak berperan adalah sel T, sel NK, sel
TNF dan sitokin.
4. CIRI KHAS
5. GEJALA KLINIS
Tipe I
o Lokal : urtikaria pada bibir dan mukosa oral, wheals dengan edema local
pada dasar eritema pada kulit, angioedema pada bibir, sekitar mata dan
lidah.
o
o

Sistemik : gejala awal mirip dengan local anafilaksis, gangguan traktus


GI (sakit perut dan mual), pernafasan (disapnea, wheezing, asma), nadi
cepat, lemah, pingsan.

Tipe IV
o Intraoral tampak daerah merah yang kering dan mengkilat, daerah putih
disekitarnya.
o Pembentukan vesikel multiple yang mengelupas dan membentuk ulkus
yang tertutup fibrin
o Tepi meradang dan eritematosus
o Burning sensation
o Respon terbatas pada mukosa pipi, gusi, bibir, atau lidah bisa juga
melibatkan seluruh rongga mulut
6. ANAMNESIS
7. DIAGNOSIS BANDING
Herpes Simplex

Persamaan
dengan
stomatitis
alergika
Perbedaan
dengan
stomatitis
alergika

Burning sensation
lesi eritema sakit
saat makan
Disebabkan virus
HSV tipe 1 dan tipe
2

Acute
Pseudomembran
Candidiasis
Lesi eritema edema

Disebabkan jamur
candida albicans,
oral hygiene buruk,
terdapat lesi putih
kronis

Eritema
Multiformis
Lesi kemerahan

Pada eritema
terdapat lesi target

8. SURAT RUJUKAN
9. HASIL LAB
Tes Serologi
Pemeriksaan kadar IgE dalam darah
Patch test
Alergen yang dicurigai diletakkan pada kulit normal yang tidak berambut
kemudian dibiarkan berkontak selama 48 jam lalu angkat, setelah 2-4
jam kemudian periksa apakah ada kemerahan yang menetap.
10.PENATALAKSANAAN
a. Sanitasi lesi dengan povidone iodine 10%
b. Antihistamin contohnya Setirizin HCl 10 mg tab
c. Kortikosteroid topical contohnya kenalog in orabase
R/ Becom C Capl 500mg NO X
S 1 dd I
-----------------------#-------------------------R/ Benzocaine 4%
R/ Borax Glicerine ad. 15ml fl No
I

Borax Glicerine ad. 25ml fl No I


ATAU
S obat oles
mulut 3-4x/hari
S obat oles mulut 3-4x/hari
----------------------#------------------------------------------------#-------------------------ATAU
R/ Kenalog in orabase 5gr tube NO I
S uc
-----------------------#-------------------------R/ Chlorhexidine gluconate 0,2% gargle fl No I
S coll or 2 dd 10ml (drg. Astrid ) / 2 dd I (drg. Ichi)
-----------------------#-------------------------d. Instruksi:
Menjaga OH
Menghindari allergen
Makan makanan begizi dan banyak minum air putih
Obat diminum secara teratur dan sesuai anjuran
Bed rest
11.PROGNOSIS
Baik jika dilakukan perawatan dengan prosedur yang benar
G. ANUG
1. DEFINISI
Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG) atau gingivitis ulseratif akut
yang ternekrotisasi merupakan keadaan ynag ditandai dengan timbulnya
ulserasi yang cepat dan terasa sakit pada tepi gingiva dan papila
interdental. Penderita biasanya memiliki bau mulut yang tidak sedap
(halitosis)
Staging (NUG-NUP)
Stage 1: Nekrosis pada ujung papilla interdental
Stage 2: Nekrosis pada seluuruh papilla interdental
Stage 3: Nekrosis meluas ke margin gingiva
Stage 4: Nekrosis meluas ke attached gingiva
Stage 5: Nekrosis meluas ke mukosa bukal dan labial
Stage 6: Nekrosis menyebabkan tulang alveolar terekspos
Stage 7: Nekrosis menembus kulit pipi (chancre)
2. ETIOLOGI
Penyebab ANUG belum diketahui tetapi organisme anaerob terutama
spirochaeta dan spesise Fusobacterium umumnya terlibat. Pericoronitis,
margin restorasi berlebih, merokok, malnutrisi, kelelahan dan stress
dianggap sebagai faktor predisposisi
3. PATOGENESIS
4. CIRI KHAS
Multiple ulcer pada interdental
Adanya pseudomembran
Insiden ANUG meningkat pada pasien HIV
5. GEJALA KLINIS

Nekrosis pada margin gingival dan papilla interdental, papilla interdental


berbentuk seperti crest, gingival tertutupi pseudomembran berwarna abuabu, antara gingival yang sehat dan nekrosis dibatasi linear eritema,
spontaneous gingival bleeding, halitosis/malodor, hipersalivasi, rasa seperti
mengecap loga, febris, malaise, lymphadenopathy.

6. ANAMNESIS
a. Timbul sejak kapan: untuk mengetahui akut atau kronis, mengetahui
etiologinya
b. Sakit atau tidak: untuk menegakkan diagnosis (untuk membedakan
dengan DD nya), dan rencana perawatan
c. Akhir-akhir ini sering merasa kurang enak badan tidak
d. Sudah pernah diobati belum: untuk mengetahui reaksi tubuh atau
penyembuhan terhadap obat tersebut, dan untuk menghindari
terjadinya resistensi obat
e. Punya penyakit lain tidak, seperti kencing manis, tekanan darah
tinggi, penyakit ginjal, jantung, sedang menerima perawatan
radioterapi
,
dll?
Atau
mungkin
ada
keluarga
yang
pernah/mengalami?: untuk mengetahui factor pemberat, dan
rencana perawatan
f. Ada alergi tertentu tidak: untuk mengetahui alergi, factor pemicu dan
dalam menentukan rencana perawatan
g. Punya kebiasaan merokok, minum alcohol, nginang atau lainnya
tidak?: untuk mengetahui faktor predisposisi dan factor yang
mempengaruhi proses penyembuhan
7. DIAGNOSIS BANDING
Herpetic gingivitis
Desquamative gingivitis
Agranulocytosis
Leukemia
Scurvy
noma
8. SURAT RUJUKAN

Surabaya, 1
Januari 2015
Kepada :
Yth. Kepala Lab. periodonsia
RSAL dr. Ramelan
Surabaya
Dengan hormat,
Dengan ini kami menghadapkan pasien,
Nama
: Tono
Usia
: 25TH
Alamat
: Jl. ABC No.1
Dari anamnesa dan pemeriksaan klinis didapatkan diagnosis sementara
berupa Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis. Mohon dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut dibidang sejawat dan mohon sedikit kabar. Sekian,
atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Surabaya, 1 Januari 2015
Btk. Wass Coll.
Drg. _____________
NB : tindakan scaling (tindakan lain smear di lab.PA minat HPA)
9. HASIL LAB
1. Radang gusi marginal yang melibatkan kedua epitel squamous
stratified dan jaringan penghubung yang mendasarinya.
2. Permukaan epitel rusak dan digantikan dengan lapisan fibrin
pseudomembran, sel nekrotik, sel polimorfonuklear, dan berbagai
jenis mikroorganisme.
3. Jaringan ikat yang mendasari hiperemik dengan infiltrasi PMN. Sel
plasma numerous mungkin dapat dijumpai pada infiltrasi peripheral
4. Terdapat pembengkakkan epitelium pada perbatasan dan setiap sel
mengalami degenerasi
10.PENATALAKSANAAN
Terapi dasar tediri dari:
Pembersihan daerah infeksi dengan kapas yang dibasahi dengan
H2O2, setelah diberi anastesi topical
Pada minggu pertama pasien dirawat setiap hari dengan mengulang
pembersihan daerah terinfeksi
Control plak diajarkan bertahapdan segera dimulai bial rasa sensitive
berkurang
Pasien harus menghindari tembakau
Kumur Chlorhexidine 0,12%
Antibiotic sistemik: metronidazole 500mg 2 kali sehari dan penicillin
500 mg oral tiap 6 jam atau amoxicillin

Evaluasi kembali satu bulan stetlah gejala hilang untuk menentukan


jika diperlukan perawatan lebih lanjut.
11.PROGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai