Anda di halaman 1dari 40

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penggunaan Lensa Kontak


1. Definisi Lensa Kontak
Lensa kontak telah banyak digunakan untuk kornea bahan poly
hydroxymethyl methacrylate membantu mengatasi kelainan refraksi. Dalam
kebanyakan kasus, lensa kontak digunakan sebagai pengganti kacamata.
Lensa kontak juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit mata tertentu
atau dapat digunakan untuk tujuan kosmetik yaitu mengubah penampilan
warna mata.
Lensa kontak adalah protesa okular yang dikenakan untuk memperbaiki
visus. Mayoritas lensa kontak dipakai untuk koreksi penglihatan karena
alasan kosmetik.
Lensa kontak adalah lensa yang menempel pada mata atau selaput bening
yang dipergunakan seseorang dengan gangguan penglihatan untuk
memperbaiki penglihatannya. Pada mata tidak dipergunkan kaca mata akan
tetapi lensa yang diatur kelengkungannya sehingga dapat menempel pada
selaput bening.

2. Klasifikasi Lensa Kontak


Klasifikasi lensa kontak beserta keuntungan dan kelemahannya
berdasarkan American Optometric Association:

a. Rigid gas-permeable (RGP)


Terbuat dari plastik tipis yang fleksibel yang mempermudah
masuknya oksigen ke mata. Keuntungan: penglihatan lebih baik, waktu
berdaptasi pendek, nyaman, mengoreksi hampir seluruh kelainan refraksi
mata, mudah digunakan dan disimpan, jangka penggunaannya relatif
lama, tersedia dalam berbagai warna, dan bifokal. Kelemahan: lebih
mudah terlepas pada pusat mata daripada tipe yang lain, debris lebih
mudah menempel pada lensa, memerlukan penggunaan yang konsisten
dan pemeriksaan kesehatan mata.
b. Daily-wear soft lens
Terbuat

dari

plastik

yang

lembut

dan

fleksibel,

yang

mempermudah masuknya oksigen ke mata. Keuntungan: waktu


beradaptasi sangat pendek, lebih nyaman dan tidak mudah terlepas
seperti RGP, tersedia dalam berbagai warna dan bifokal, baik untuk yang
selalu menjaga penampilan. Kelemahan: tidak mengoreksi semua
kelainan refraksi mata, penglihatan tidak setajam seperti menggunakan
lensa RGP, lensanya mudah berminyak dan harus diganti, dan
memerlukan perawatan yang intensif.

c. Extended-wear
Digunakan pada malam hari, tersedia dalam jenis soft lens dan
RGP. Keuntungan : bisa dipakai selama 7 hari tanpa dilepas. Kelemahan:

tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata, risiko komplikasi


meningkat, memerlukan pemeriksaan kesehatan mata yang rutin, dan
pelayanan yang profesional.
d. Extended-wear disposable
Digunakan dalam waktu berjangka, dari hari pertama sampai 6
hari kemudian diganti. Keuntungan: tidak perlu dibersihkan, memiliki
risiko yang rendah jika digunakan sesuai petunjuk, tersedia dalam
berbagai warna, bifokal, dan sebagai lensa cadangan. Kelemahan:
Penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP, tidak
mengoreksi semua kelainan refraksi mata, dan perawatannya lebih sulit.
e. Planed replacement
Lensa ini digunakan secara berjangka sebagai pengganti dari soft
lens, kebanyakan digunakan lebih dari 2 minggu, sebulan atau 4 bulan.
Keuntungan: mudah dibersihkan dan tidak mudah terkena infeksi, baik
untuk mata yang sehat, tetapi harus dengan resep dokter. Kelemahan:
penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP, tidak
mengoreksi semua kelainan refraksi mata, dan perawatannya lebih sulit.

3. Macam-macam lensa kontak


Lensa kontak dikenal dalam bentuk :
a. Lensa kontak keras

Lensa kontak keras terbuat dari bahan polimetilmetakrilat


(PMMA) dengan bentuk yang disesuaikan kelengkungannya dengan
permukaan selaput bening mata. Ukuran atau penampang lensa ini lebih
kecil dari pada penampang selaput bening untuk memudahkan zat asam
masuk ke dalam selaput bening yang ditutupnya. Lensa ini memenuhi
seluruh syarat lensa kontak akan tetapi dengan daya tembus gas terutama
oksigen yang buruk.
Keuntungan memakai lensa kontak keras :
1) Tajam penglihatan yang lebih baik dari pada lensa kontak lembut
2) Astigmat ringan akan dapat hilang akibat permukaan selaut bening
yang melengkung ditutup oleh lensa kotak keras
3) Lensa kontak keras bersifat netral dan tidak menimbulkan reaksi
alergi terhadap jaringan mata
Kerugian memakai lensa kontak keras :
1) Tidak dapat dipakai lebih dari 12 jam karena zat asam yang tidak
dapat melaluinya
2) Pada permulaan pemakaian akan sangat terasa mengganggu
3) Untuk merasa nyaman memerlukan waktu sampai beberapa minggu
4) Dapat mengakibatkan penurunan kerentanan selaput bening
b. Lensa kontak lembut
Lensa kontak lenbut terbuat dari pada bhan yang lebih lembut.
Lensa ini terbuat dari hidroksi etil meta krilat (HEMA), EDMA, PVP
bersifat sangat lentur yang memberikan lebih sedikit keluhan pada
pemakaiannya karena mudah mengikuti bentuk permukaan kornea.
Lensa kontak lembut dipakai untuk pengobatan karena :
1) Sifatnya yang lentur
2) Mengandung banyak air

3) Baik untuk astigmat iregular, edema kornea atau keratitis bulosa,


erosi rekuren, trauma kimia, dan perforasi kecil kornea.
Dengan lensa kontak lembut, penglihatan tidak sempurna seperti
lensa

kontak

keras,

ongkos

lebih

besar

akibat

diperlukannya

penyimpanan steril, pada lensa lembut dapat tertimbun lemak.


Keuntungan memakai lensa kontak lembut :
1)
2)
3)
4)

Kaca mata berat terhindar


Lapang penglihatan akan lebih baik
Dapat dipakai saat berolahraga kecuali renang
Kaca mata akan berkabut bila terjadi perubahan suhu, dan hal ini

tidak akan terjadi pada lensa kontak lembut


5) Pemakaiannya akan segera dapat menyesuaikan diri akibat tidak
begitu terasa pada permulaan pemakaiannya
6) Lensa kontak lembut ada yang dapat dipergunakan lebih dari 12 jam
akibat lensa kontak lembut dapat dilalui zat asam
Kerugian memakai lensa kontak lembut :
1) Astigmat atau silinder tidak dapat diimbangi lensa kontak lembut,
karena ia mengikuti permukaan selaput bening yang lonjong.
2) Lensa kontak lembut akan memberikan penglihatan tidak setajam
penglihatan dengan lensa kontak keras karena banyak mengandung
air dan mudah dilalui zat asam
3) Lensa kontak lembut mudah terinfeksi dan kotor sehingga perlu
sering dibersihkan

4) Pelarut lensa kontak lembut dapat merupakan bahan yang


merangsang mata sehingga menimbulkan reaksi alergi
5) Infeksi selaput bening bagi pemakai lensa kontak dapat berakibat
kebutuhan
6) Lensa kontak lembut pakai lama (extended) memperbesar risiko
untuk timbulnya infeksi pseumodomonas. Pseudomonas merupakan
kuman yang berbahaya dan dapat berkembang biak pada lensa
kontak dan pelarut lensa kontak.
c. gas permiable
Lensa ini terbuat dari riklat dan silikon, yang mempunyai daya
serap gas (DK) terbaik.
4. Penyebab Lensa Kontak Tidak Nyaman Dikenakan
Ada beberapa hal yang membuat lensa kontak tidak nyaman
dikenakan, yaitu kontak lensa yang kurang pas pada mata, mata kering,
alergi dan iritasi. Agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, lensa kontak
harus dirawat dengan baik sesuai jadwal perawatan dan penggantian. Ikuti
petunjuk berikut agar mata tetap sehat dan nyaman saat mengenakan lensa
kotak. Jika kita mengabaikan petunjuk yang diberikan, bisa muncul masalah
dengan penglihatan dan kenyamanan serta masalah lain terkait keamanan
mata.
Perlu kita ketahui bahwa masalah di bawah ini bisa terjadi:
a. Mata terasa nyeri, terbakar, gatal (iritasi) atau sakit
b. Mata tidak senyaman saat lensa dipasang pertama kali
c. Terasa ada sesuatu di mata (ada benda asing, tergores)
d. Mata terus berair
e. Tidak seperti biasanya dari mata keluar kotoran
f. Mata merah

g. Pandangan kabur, terlihat ada pelangi atau halo di sekitar benda yang
dilihat
h. Peka terhadap cahaya (fotofobia)
i. Mata kering
Jika ada gejala di atas yang muncul, segera lepas lensa.Jika rasa
tidak nyaman atau gangguan tadi hilang, perhatikan lensa baik-baik. Jika
rusak, lensa jangan dipasang kembali pada mata. Letakkan lensa di kotaknya
dan hubungi ahli mata. Jika pada lensa ada kotoran, bulu mata atau benda
lain, atau jika masalah hilang dan lensa tidak tampak rusak, bersihkan baikbaik lensa tersebut lalu bilas dan beri disinfektan; setelah itu pasang lensa
kembali. Jika lensa sudah terpasang kembali dan masalah tetap ada, segera
lepas lensa dan hubungi ahli mata.
Jika muncul salah satu gejala di atas, ada kemungkinan telah
terjadi gangguan yang parah pada mata, seperti infeksi, ulkus kornea,
neovaskularisasi atau iritis. Jangan pasang lensa kembali, dan segera minta
bantuan tenaga ahli untuk mencari tahu apa masalahnya, dan secepatnya
lakukan perawatan untuk mencegah kerusakan yang parah pada mata.
Selalu ikuti rekomendasi pabrik, bersihkan lensa setiap habis
pakai, dan ganti lensa sesuai jadwal yang disarankan ahli mata. Dengan
mengikuti petunjuk di atas, lensa akan tetap nyaman dipakai dan mata tetap
sehat.

5. Cara perawatandan memakailensa kontak yang benar


a. Cara perawatan lensa kontak
Salah satu aksesori mata yang menjadi favorit adalah softlens
atau lensa kontak yaitu lensa korektif, kosmetik, atau dapat dijadikan
terapi yang biasanya ditempatkan di kornea mata. Kegunaan lensa yang
lebih ringan dan bentuknya tak nampak saat dipakai ini, kurang lebih
sama dengan kacamata konvensional atau kacamata umum yang
berframe. Lensa kontak lebih diminati karena tampilannya yang lebih
trendi dan tak merepotkan, selain tak berframe lensa ini berwarna, jadi
dapat dicocokan dengan baju yang sedang dikenakan juga membuat
tampilan Anda berbeda.
Namun, disamping

kelebihan

soflens

seperti

diatas,perlu

mengingat untuk selalu melakukan perawatan khusus pada softlens


karena jika malas membersihkan dan menyimpannya dengan baik, justru
akan menyebabkan iritasi yang dapat beresiko bagi mata.
Yang perlu diketahui adalah dasar perawatan lensa kontak yaitu
bersihkan, bilas dan sterilkan softlens, seperti berikut:
1) Sebelum membersihkan softlens, cuci tangan dengan sabun agar
kotoran dan kuman tidak terbawa ke mata. Hindari sabun pelembab,
karena bersifat anti untuk lensa kontak. Setelah bersih, keringkan
tangan dengan handuk bebas serat.
2) Lap satu persatu lensa dan bersihkan dengan cairan multipurpose
solution yang direkomendasikan. Bersihkan semua yang menempel

dimata, misalnya kosmetik atau debu yang dapat mengganggu


kenyamanan lensa.
3) Kemudian bilas lensa lagi untuk memastikan kotoran-kotoran yang
masih tertinggal, pastikan untuk tidak lupa membilas, karena
membilas merupakan langkah yang penting.
4) Setelah bersih, tempatkan lensa dalam tempat lensa yang kedap
udara, bertutup rapat, dan rendam dalam cairan multipurpose
solution, jangan memakai multipurpose solution dari lensa kontak
lama. Cairan ini untuk mencuci dan membunuh mikroorganisme
pada lensa softlens.
Penggunaan lensa kontak erat hubungannya dengan cairan
multipurpose solution atau cairan pembersih atau pencuci yang
diformulasikan menyerupai cairan mata. Cara penggunaannya adalah
dengan menuangkan pada wadah khusus dan merendam softlens di
dalamnya. Pemakaian dan perawatan cairan ini pun harus hati-hati,
karena sangat rentan mentransfer kuman atau bakteri ke mata, berikut
langkahnya :
1) Perhatikan waktu perendaman softlens (minimal 4 jam, maximal 24
jam).
2) Hindari pencampuran cairan multipurpose solution yang berbeda
dalam satu penggunaan.
3) Agar tidak terjadi kontaminasi kuman, jangan menuang cairan ini
pada wadah/botol lain untuk digunakan lagi.

4) Lebih dianjurkan memakai pembersih protein yang sama merek atau


produk dengan cairan solution yang dipakai.
5) Pastikan tangan telah dicuci dengan sabun, sebelum memakai cairan
ini untuk membersihkan softlens.
Memakai lensa kontak, tidak hanya harus memperhatikan
kebersihannya, namun harus tau pula bagaimana merawat mata agar
tetap sehat. Terutama yang berkaitan dengan kebutuhan protein pada
mata Anda. Untuk itu, bagi pemakai lensa kontak, disarankan untuk
menggunakan produk cairan removal protein. Fungsinya adalah
mengembalikan protein yang hilang akibat pemakaian lensa dan akan
membuat mata tetap nyaman.
Penggunaan softlens dan berbagai produk perawatan dan
pelengkapnya, harus memperhatikan dua jenis mata berikut:
1) Mata kering dan mudah iritasi. Disarankan untuk menggunakan tetes
mata lensa kontak untuk melumasi mata dan membuat lensa tetap
basah.
2) Mata sensitive dan alergi. Jika hal ini terjadi, tidak perlu produk
tambahan, hanya saja perlu untuk beralih produk yang berlabel
"bebas pengawet."
Apapun jenis, merek atau produk lensa kontakharus di ingat,
seperti hal-hal sebagai berikut:

1) Hindari sentuhan langsung cairan solution pada tubuh, agar tidak


terjadi kontaminasi.
2) Jangan mencuci atau membersihkan lensa kontak dan aksesorisnya
dengan air keran. Karena dapat membawa mikroorganisme
(Acanthamoeba) yang menyebabkan infeksi mata serius.
3) Ingatlah untuk membersihkan lensa kontak aksesorisnya (tempat
lensa, perangkat pembersih/desinfektan, botol enzimatik dan
sebagainya) sesuai petunjuk yang telah ditetapkan.
4) Untuk tempat/wadah lensa, bersihkan dengan air panas setelah itu
keringkan. (Karena kista Acanthamoeba dapat hadirdalam air keran
dan dapat bertahan selama bertahun-tahun setelah pengeringan).
5) Keringkan wadah lensa dengan tisu bersih atau handuk tanpa serat,
kemudian tempatkan pada wadah kedap udara. Ganti wadah lensa
sebulan sekali, untuk mengurangi risiko infeksi.
b. Cara pemakaian lensa kontak
Gangguan penglihatan membuat kita harus menggunakan alat
bantu penglihatan agar penglihatan menjadi jelas. Berbagai cara
dilakukan orang, seperti menggunakan kacamata, softlens, bahkan
operasi plastik. Namun, penggunakan kacamata seringkali menimbulkan
rasa kurang nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga
banyak orang yang sekarang ini melirik untuk memakai kontak lensa.
Apalagi dengan berbagai warna pilihan yang dapat memperindah mata
dan menambah kepercayaan diri bagi pemakainya.
Namun informasi yang minim mengenai penggunaan softlens
menyebabkan banyak terjadi kasus kelainan pada mata, mulai dari iritasi
sampai kebutaan. Pemakaian softlens yang benar dapat menyebabkan

penglihatan menjadi nyaman, memperbaiki daya lihat pada mata, bahkan


bisa juga mempertahankan kelengkungan kornea sehingga dapat
menghambat pertumbuhan ukuran mata minus.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan softlens, pengguna
harus memeriksakan matanya dahulu ke dokter spesialis mata, karena
tidak setiap pengguna bias dan aman untuk memakai softlens. Selain itu,
pemeriksaan yang teliti mengenai bola mata sangat diperlukan untuk
mengetahui tingkat kelengkungan kornea, keadaan permukaan kornea,
kondisi kuantitas dan kualitas air mata.
Apabila ditemukan kontra indikasi pemakaian softlens seperti
mata kering (dry eyes) dimana produksi air mata sedikit atau kurang, ada
iritasi atau infeksi pada mata, dan gangguan pada kedipan mata, maka
penggunaan softlens sangat tidak dianjurkan. Hal ini perlu diketahui
pengguna karena tingginya resiko penggunaan softlens tidak sesuai
aturan seperti mata menjadi merah, mata kering, iritasi, gatal, bahkan
luka pada kornea (cornea ulcer) yang dapat mengakibatkan kebutaan.
1) Langkah pertama, pastikan kamu sudah mencuci tangan dengan
bersih sebelum menyentuh lensa. Mencuci tangan disarankan
menggunakan sabun bayi atau dengan cairan pembersih khusus
softlens, dan hindari memakai sabun yang mengandung deterjen.
2) Selanjutnya, keringkan tangan terlebih dahulu dengan handuk atau
tissue yang bersih. Cara terbaik memakai softlens ialah dengan
mengambilnya dari tempat lensa dan menempatkannya di ujung jari
telunjuk.

3) Selanjutnya, dengan bercermin, tariklah ke bawah kelopak mata


bagian bawah dengan jari tengah tangan yang terdapat softlens.
4) Tarik ke atas kelopak mata bagian atas dengan jari telunjuk tangan
yang tidak terdapat softlens kemudian arahkan penglihatan ke atas.
5) Tempatkan softlens pada bagian bawah mata yang berwarna putih
(tahan agar tidak berkedip sebelum softlens menempel).
6) Setelah softlens menempel di mata, segera tutup mata anda,dan
kedipkan mata beberapa kali. Saat itu softlens akan menemukan
posisi yang tepat.
7) Lakukan hal yang sama pada mata yang belum terpasang. Dengan
sedikit latihan, kamu akan mahir memasukkan softlens dengan cepat
tanpa masalah lagi.
6. Pemakaian lensa kontak dengan kebersihan
Pemakaian lensa kontak ini sangat berhubungan dengan kebersihan,lensa
kontak sangat sensitif terhadap debu, apabila lensa kontak ini tercemar atau
kurang bersihakan menyebabkan mata sipemakai gatal-gatal, kemerahan,
pandangan kabur, terjadi iritasi pada mata, pengguna kontak lensa akan
menemukan masalah atau gangguan pada korneanya.
Maka dari itu sebelum melakukan pemakaian lensa kontak kita harus
mengetahui apa saja yang harus diperhatikan dalam pemakaian lensa kontak
tersebut semuanya harus higenis terutama kebersihannya.
Sebelum menyentuh lensa kita diwajibkan mencuci tangan dengan
menggunakan cairan pembersih khusus lensa kontak(soflens)dan hindari
memakai sabun deterjen. Keringkan tangan terlebih dahulu,dengan handuk
atau tissue yang bersih dan langsung mengambil lensa kontak telunjuk
selanjutnya

dengan

bercermin

dan

pasangkan

lensa

kontak

dan

menepatkannya diujung jari telunjuk,selanjutnya bercermin dan pasangkan


lensa kontak atau soflens tersebut kemata, begitujuga sewaktu melepas
soflens tangan harus dalam keadaan bersih atau higenis.
7. Kelebihan dan kekurangan menggunakan lensa kontak
a. Kelebihan menggunakan lensa kontak
1) Menambah percaya diri
Para wanita yang merasa kurang percaya diri memakai kacamata,
bisa mendapatkan rasa percaya diri kembali setelah memakai
softlens.
2) Menunjang aktivitas tertentu
Orang-orang dengan pekerjaan tertentu relatif memerlukan Softlens
agar bisa bergerak bebas dan tak takut terganggu, dibandingkan jika
harus memakai kacamata. Contohnya : olahragawan, penari, aktor,
penyanyi, orang-orang yang bekerja dalam hujan, asap, dan lain-lain.
3) Faktor keamanan
Untuk aktivitas yang lumayan berat, pengguna tak perlu takut lensa
bakal jatuh atau pecah, seperti halnya jika memakai kacamata.
4) Penglihatan lebih baik
Softlens meminimalisasi jarak mata dengan lensa hingga ketajaman
mata menjadi lebih baik. Selain itu, sudut penglihatan pun menjadi
lebih luas karena lensa menempel langsung pada mata.
5) Baik untuk penderita mata silendris (cylinder)
Bagi pemakai kacamata silendris, Softlens mengoreksi kekurangan
akurasi kacamata hingga titik terendah, sehingga penglihatan pun
menjadi lebih baik.
b. Kekurangan menggunakan lensa kontak
1) Tidak nyaman
Pemakai awal biasanya merasa tidak enak, karena adanya benda
asing pada bola mata mereka. Namun, lama-kelamaan, mata pun

akan terbiasa. Biasanya setelah menghentikan pemakaian selama


seminggu, sensitivitas kornea akan normal lagi, sehingga pemakai
harus berdaptasi lagi agar menjadi nyaman dengan Softlensnya.
2) Kekurangan oksigen
Terlalu lama atau terlalu ketat memakai Softlens bisa membuat mata
kekurangan oksigen. Konsekuensinya, berbagai macam komplikasi
bisa terjadi, seperti noda kornea dan kornea edema.
3) Mudah hilang
Ukuran Softlens yang relatif kecil dibanding kacamata membuatnya
lebih gampang hilang atau terselip.
4) Kurang ekonomis (relatif mahal)
Harga Softlens juga relatif mahal, di atas Rp 100 ribu. Apalagi, masa
pakainya hanya berkisar 2 minggu sampai sebulan. Umumnya, hanya
golongan ekonomi tertentu yang mampu membelinya.
5) Adaptasi lama
Pemakai awal butuh waktu lama untuk memakainya, dari belajar
memakai, merawat, hingga membiasakan mata.
6) Butuh perawatan ekstra
Softlens juga butuh perawatan lebih ketimbang kacamata. Misalnya,
harus telaten menggosok, membersihkan, dan menyimpan lensa pada
tempat antikuman.
8. Faktor-Faktor yang diperhatikan dalam menggunakan lensa kontak
Membeli dan menggunakan lensa kontak yang salah beresiko pada
berbagai gangguan mata bahkan kebutaan, maka dari itu penting untuk
berkonsultasi dengan ahlinya untuk mengenali kebutuhan lensa kontak dan
yang perlu dipertimbangkan atau diperhatikan dalam menggunakan lensa
kontak agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan, pada dasarnya hal pertama
yang harus diperhatikan untuk menghindari dampak negatif dari penggunaan

lensa kontak adalah mengetahui cara merawat lensa kontak, baru kita dapat
menggunakannya dengan benar, sehingga kita akan merasa nyaman dan
mengurangi efek sampingnya.
Agar terhindar dari hal-hal tak diinginkan, lensa kontak harus diganti
secara beraturan. Dianjurkan untuk tidak menggunakan air untuk
membersihkan lensa kontak, jangan memakai lensa kontak saat berenang,
pada pekerjaan berdebu, pada mata meradang, saat menggunakan kacamata
dan pada saat tidur, efeknya sangat berbahaya bagi mata, hal ini dikarnakan
mata tidak akan mendapatkan asupan oksigen ke mata. Jangan menggunakan
lensa kontak jatuh tempo kegunaannya. Resiko yang bisa dialami
diantaranya, infeksi yang ditandai dengan radang kornea, warna mata putih,
bahkan gangguan saraf yang menyebabkan infeksi otak. Pemakaian lensa
kontak tidak akan merusak kesehatan mata apabila sesuai dengan kebutuhan
dan prosedurnya.
B. Tinjauan Anatomi Bagian-Bagian Mata dan Fungsinya
1. Definisi Mata
Mata adalah alat indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lantas dengan perantaraan
serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan.
Bagian mata kita melakukan fungsi penglihatan dengan melakukan
koordinasi fungsi mata di setiap bagiannya. Mata kita seperti yang terlihat
dari luar hanya seperti bulatan bola mata namun, pada bagian dalamnya

terdapat jaringan pada anatomi mata yang cukup rumit untuk memproses
penglihatan kita.
Saat kita melihat sesuatu objek, tentunya kita bisa menyebutkan objek
apa yang sedang kita lihat. Hal ini merupakan koordinasi fungsi pada
anatomi mata, sehingga jika salah satu bagian mata ini mengalami gangguan
maka akan mempengaruhi penglihatan.

2. Bagian-Bagian Mata dan Fungsinya


Pada anatomi mata terdapat bagian luar mata, yang tidak bersinggungan
terhadap proses penglihatan namun lebih kepada perlindungan terhadap
fungsi mata bagian dalam, juga fungsi estetika mata. Bagian bagian mata
tersebut yaitu:
a. Alis mata memiliki fungsi untuk menahan keringat atau air hujan yang
bisa masuk ke dalam bola mata, serta berfungsi melindungi mata dari
sinar matahari yang kelewat terik.
b. Kelopak mata berfungsi untuk menutupi dan melindungi mata pada
benda banda luar, sekaligus memperindah mata, khususnya pada wanita
dengan memakai eyeshadow dan eyeliner sebagai riasan mata.
c. Bulu mata berfungsi untuk melakukan terhadap filter cahaya yang masuk
dan melindungi mata dari masuknya benda-benda asing.
Tanpa mata dengan bagian bagian mata yang sehat, kita tidak bisa
melakukan proses penglihatan. Selain itu, gangguan pada fungsi mata juga
akan terjadi di dalam kegelapan, karena mata tidak bisa melihat sebab tidak

adanya cahaya yang masuk ke mata. Berikut ini bagian bagian mata
manusia:
a. Kornea Lapisan bagian paling luar mata ini, bersifat kuat dan tembus terhadap
cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris.Bagian kornea
mata menerima fungsi untuk menerima, dan kemudian meneruskan cahaya yang
masuk ke mata, dan juga melindungi anatomi mata yang bersifat lebih sensitif di
dalamnya.
b. Aqueous humor Bagian yang merupakan cairan kornea dan lensa mata. Cairan
ini berasal dari badan siliari dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada
sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran
schlemm. Aqueous humor memiliki fungsi untuk melakukan pembiasan
terhadap cahaya yang masuk kedalam mata.
c. Lensa Lensa mata melakukan peran penting dalam mengatur letak bayangan
objek, agar tepat jatuh pada bintik kuning. Lensa mata berfungsi dalam
memfokuskan obyek sehingga jika terdapat gangguan mata silinder misalnya,
hal ini terjadi karena terdapat kelainan yang terjadi pada lensa mata.
d. Iris Anatomi mata yang berbentuk mata yang membentuk celah lingkaran mata
di tengah-tengahnya. Warna pada mata ini dipengaruhi oleh iris yang mengatur
jumlah cahaya yang masuk pada mata dan terletak pada tengah-tengah bola
mata.
e. Pupil Yakni sebuah celah yang terbentuk karena cahaya yang masuk melalui
iris, sehingga pupil ini melakukan pengaturan terhadap banyak dan sedikitnya
cahaya yang masuk ke dalam mata. Pupil berada di tengah iris dan mengecil atau
membesar untuk menyesuaikan cahaya.

f. Vitreus humor berbentuk cairan bening yang terisi pada rongga mata, yakni
memiliki fungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina, serta berfungsi
untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata. Kelainan pada bagian ini
dapat menyebabkan penyakit glaukoma yang sering sebabkan kebutaan.
g. Retina Retina merupakan bagian dinding belakang bola mata, yang merupakan
tempat bayangan dibentuk. Retina atau selaput jala adalah bagian mata yang
peka terhadap cahaya. Kemudian retina inilah yang berfungsi menangkap dan
meneruskan cahaya dari lensa hingga ke saraf mata. Pada ujung ujung syaraf
inilah yang menerima cahaya.
h. Bintik kuning Berbentuk seperti melengkung pada badan retina dan
merupakan bagian paling peka pada retina.
i. Syaraf optik Befungsi untuk meneruskan rangsangan cahaya yang diterima
retina ke bagian otak. Saraf optik atau syaraf mata ini akan menerima semua
informasi yang akan nantinya diproses di otak, dengan demikian kita bisa
melihat suatu objek.
j.
C. Hubungan Penggunaan Kontak Lensa Dengan Terjadinya Kerusakan Pada
Kornea Mata
Kornea adalah selaput bening mata yang dapat menembus cahaya, dan
merupakan jaringan penutup bola mata sebelah depan yang terdiri dari :
1. Epitel, terdiri dari 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang
tindih.
2. Membrane Bowman, merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti
strorma.
3. Stroma, terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu
dengan yang lainnya.
4. Membrane descement, merupakan membrane aseluler, bersifat sangat elastik
5. Endotel, yang berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk heksagonal.

Kornea disarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf
siliar longus dan saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan
suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membrane bowman
melepaskan selubung schwannya. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong
didaerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan. Trauma atau penyakit yang
merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga
dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Kornea merupakan tempat
pembiasan sinar terkuat, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar
masuk kornea dilakukan oleh kornea.
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui
berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya
yang uniform, avaskuler dan deturgenes. Deturgenes, atau keadaan dehidrasi
relative jaringan kornea dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel
dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel
dalam mekanisme dehidrasi dan cidera kimiawi atau fisik pada endotel jauh
lebih berat dari pada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan
edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel
hanya menyebabkan edema lokal stroma kornea sesaat yang akan menghilang
bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi.
Penguapan air dari film air mata prakornea akan mengkibatkan film air
mata akan menjadi hipertonik; proses itu dan penguapan langsung adalah faktor-

faktor yang yang menarik air dari stroma kornea superfisialis untuk
mempertahankan keadaan dehidrasi.
Penyakit kornea seperti, ulkus kornea adalah infeksi pada kornea bagian
luar. Biasanya terjadi karena jamur, virus, protozoa atau karena beberapa jenis
bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus. Penyebab awal
bisa karena mata kelilipan atau tertusuk benda asing. Ulkus kornea terkadang
terjadi di seluruh permukaan kornea sampai ke bagian dalam dan belakang
kornea. Ulkus kornea yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di
bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak
iris (selaput pelangi) dan kerusakan mata. Gejalanya mata merah, nyeri, gatal,
berair, muncul kotoran mata, peka terhadap cahaya (photo phobia), pada bagian
kornea tampak bintik nanah warna kuning keputihan, dan gangguan penglihatan.
Infeksi kornea adalah peradangan pada kornea, yaitu bagian jernih di
bagian depan bola mata yang memungkinkan cahaya masuk ke dalam mata.
Infeksi atau peradangan dapat disebabkan oleh mikro-organisme seperti bakteri,
jamur, parasit-akanthamoeba & mikrosporidia, dan virus seperti herpes
simpleks.
Menurut seorang profesor ahli mata dari Southwestern Medical Center,
Amerika Serikat dalam tulisannya Eye and Contact Lens, mengungkapkan
sebanyak 2.500 pengguna lensa kontak mengalami corneal ulcers. Hal itu
terjadi pada pengguna yang menggunakan lensa kontak setiap hari. Corneal

ulcer yaitu kondisi dimana terdapat luka terbuka pada kornea. Hal ini sering
disebabkan oleh infeksi dan luka kecil atau goresan yang bisa terjadi akibat
penggunaan lensa kontak yang kurang hati-hati.(Cavanagh H. Dwight 2003).
Gejala yang timbul biasanya produksi air mata yang meningkat, sensitif
terhadap cahaya, pandangan menjadi kabur, gatal dan nyeri. Jika gejala tersebut
dibiarkan dan tidak dilakukan perawatan intensif bisa memicu terjadinya
kebutaan.
Menurut Stern (2009),keratitis oleh bakteri adalah masalah terpenting
pada penggunaan lensa kontak. Higiene yang buruk, kegagalan disinfeksi, dan
tipe lensa merupakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan risiko
terjadinya keratitis pada pemakaian lensa kontak (Matthews et al., 2008).
a. Kesalahan Berbahaya Bagi Pengguna Lensa Kontak
1) Tidur menggunakan lensa kontak
Betapa pun lelahnya Anda setelah seharian beraktivitas, jangan pernah
lupa atau malas untuk melepas lensa kontak sebelum tidur. Pada saat
tidur, bakteri pada lensa kontak dapat tumbuh subur di bawah kelopak
mata yang hangat dan lembab. Hal ini berpotensi menyebabkan iritasi
kornea dimana pada jangka waktu panjang bisa membuat mata terasa
sangat sakit hingga mengalami kebutaan.
2) Membersihkan lensa tidak dengan pembersih khusus
Selalu gunakan larutan pembersih khusus lensa kontak (solution) yang
berfungsi tidak hanya meluruhkan deposit dan membunuh mikrobakteria,
tetapi juga dapat memberikan kelembaban yang lebih lama saat lensa
kontak dipakai. Jangan pernah membersihkan lensa kontak dengan air

keran karena mengandung kuman berbahaya bagi kesehatan mata dan


dapatjuga membawa solution dalam kemasan kecil yang praktis seperti
Aquasoft Unidose agar tak perlu repot saat harus membersihkan lensa
kontak dimanapun juga.
3) Menggunakan lensa kontak melebihi masa pakai yang disarankan
Jika anda membeli lensa kontak dengan masa pakai 1 bulan, maka
setelah lewat dari 1 bulan sejak masa pemakaian, ada baiknya untuk
mengganti dengan yang baru. Sebaik apapun menjaga kebersihannya,
lensa kontak yang sudah melebihi masa pakai yang disarankan beresiko
mengakibatkan infeksi mata yang memicu kebutaan. Ciri lensa kontak
yang sudah expired adalah mata terasa perih, gatal, atau mengganjal saat
dipakai.
4) Menggunakan lensa kontak milik orang lain
Sekalipun anda memiliki ukuran minus atau silinder yang sama dengan
orang lain, bukan berarti dapat saling bertukar lensa kontak. Resiko yang
akan timbul adalah penularan virus, infeksi kornea, serta mata merah.
5) Membeli lensa kontak dengan harga murah yang tidak terjamin
kualitasnya
Belilah lensa kontak yang telah teruji secara klinis serta memiliki
kualitas baik. Jangan mudah tergiur dengan penawaran lensa kontak
(khususnya yang berwarna) dengan harga murah namun dapat
menimbulkan

kerusakan

mata

pemanen.

Ada

baiknya

untuk

mengkonsultasikan terlebih dahulu jenis lensa kontak yang cocok lewat


optisien dan dokter mata.

Kerangka Teori

Tidur menggunakan kontakKerusakan


lensa
pada kornea mata
(Matthews et al., 2008)
Membersihkan kontak lensa tidak dengan pembersihan khusus

Produksi air mata meningkat


Sensitif terhadap cahaya
Menggunakan kontak lensa melebihi
masa pakai
yang disarankan
Penggunaan
kontak
lensa
yang tidak
benar
Pandangan
kabur
Gatal dan nyeri
Keratitis
Ulkus kornea
Menggunakan kontak lensa milik orang lain

Membeli kontak lensa dengan harga yang murah dan terjamin kualitasnya

si dan luka kecil atau goresan yang bisa terjadi akibat penggunaan lensa kontak yang kurang hati-h

Skema 1. Skema Kerangka Teori

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsepkonsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep terdiri dari variabel-variabel yang
berhubungan satu dengan yang lainnya. Dengan adanya kerangka konsep akan
mengarahkan untuk menganalisis hasil penelitian.
Berdasarkan landasan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka, maka
kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan secara skematis
sebagai berikut :

INPUT

Variabel Independen

Variabel Dependen

Siswa/i kelas 3 SMA Negeri 1 Muara Muntai


Penggunaan Kontak
Lensa
Tidak
terjadi kerusakan pada kornea mata.

Karakteristik respon :
Usia
Terjadi kerusakan pada kornea mata.

Variabel pengganggu :
Infeksi virus
Infeksi bakteri
Sinar ultraviolet
Iritasi atau alergi terhadap obat tetes mata

Skema 2. Kerangka Konsep Penelitian


Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti

B. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara penggunaan kontak lensa dengan terjadinya
kerusakan kornea mata pada siswa/i kelas 3 SMA Negeri 1 Muara Muntai
Ha(H1) : Ada hubungan antara penggunaan kontak lensa dengan terjadinya
kerusakan pada kornea mata pada siswa/i kelas 3 SMA Negeri 1 Muara Muntai
C. Definisi Operasional
Definisi operasional memberikan pengertian suatu variabel dan
mengambarkan aktifitas yang diperlukan untuk mengukurnya (Notoatmodjo,
2010). Pada tabel berikut akan diuraikan variabel penelitian dalam bentuk
definisi operasional adalah sebagai berikut :

No

Variabel

Definisi
operasional

Alat ukur

Hasil ukur

Skala

1.

Variabel

Wawancara

Presentase

Ordinal

Penggunaan
Independen

banyaknya
kontak lensa

a. Penggun

pengguna
akan dilihat

aan

kontak lensa
dengan cara

kontak
mewawancar
lensa
ai Siswa/i
Kelas 3
SMA Negeri
1 Muara
2.

Variabel

Muntai
Kerusakan

Dependen

kornea mata

kerusakan

b. Kerusak

pada Siswa/i

pada kornea

an

Kelas 3

kornea

SMA Negeri

mata

1 Muara

Observasi
(Cheklist)

1. Tidak terjadi

mata.
2. Terjadi
kerusakan
pada kornea

Muntai dapat
mata.
dilihat
dengan
tanda-tanda
kerusakan
kornea mata,

Ordinal

yaitu :
a. Produksi
air mata
meningk
at
b. Sensitif
terhadap
cahaya
c. Pandang
an kabur
d. Gatal
dan nyeri
e. Keratitis
f. Ulkus

Tabel 1. Definisi Operasional

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain case
control. Desain penelitian case control adalah suatu penelitian (survey) analitik,
mempelajari (mencari) faktor risiko dengan menggunakan pendekatan
retrospektif. Desain penelitian ini dipergunakan untuk mencari hubungan
seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya penyakit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kontak lensa dengan
terjadinya kerusakan kornea pada mata.
KerusakanK

PenggunaanKontak
Lensa (+)

Retrospektif

(+)

PenggunaanKontak

Siswa/i Kelas 3SMA Negeri

Lensa (-)
PenggunaanKontak
PenggunaanKontak
Lensa (+)

ornea Mata

1 Muara Muntai
KerusakanK

Retrospektif

ornea Mata
(-)

Lensa (-)
Skema 3. Desain Penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut
masalah yang diteliti (Nursalam, 2001).
Adapun populasi dan penelitian ini adalah penggunaan kontak lensa pada
siswa/i Kelas 3 SMA Negeri 1 Muara Muntai.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling
tertentu untuk bisa memenuhi/mewakili populasi (Nursalam, 2001). Tehnik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Simple Random Sampling
yaitu pengambilan sampel secara acak dan hanya dapat digunakan pada
populasi yang homogen (Notoatmodjo, 2005) dengan batas waktu yang telah

ditentukan yaitu mulai bulan November 2014. Besar sampel yang diambil
ditentukan berdasarkan rumus untuk populasi kecil atau kurang dari 10.000
(Alimut, 2008), yaitu :
Rumus Slovin :

n=

N
2
1+n( e )

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang ditentukan sebesar 5%

Besar Sampel yaitu :

n=

84
2
1+84 (0,005 )

n=

84
1+84 (0,0025)

n=

84
=69,42
1,21

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel ditentukan


sebanyak 69 orang. Adapun sampel yang diambil harus memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria umum subyek penelitian dari suatu
populasi target dan terjangkau yang akan diteliti, yaitu : Siswa/i kelas 3
SMA Negeri 1 Muara Muntai yang bersedia menjadi responden dan
menandatangani surat persetujuan peserta penelitian.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan subjek yang tidak
memenuhi kriteria inklusi dan studi karena sebagai sebab, yaitu : Siswa/i
kelas 1 dan 2 SMA Negeri 1 Muara Muntai, menolak menjadi
responden, dan tidak hadir pada saat penelitian berlangsung.
C. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 1 Muara Muntai. Alasan
pengambilan tempat penelitian ini karena banyaknya siswa/i kelas 3 SMA
Negeri 1 Muara Muntai yangmenggunakan kontak lensa.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada pukul 08.00 12.00 WITA selama 3 hari,
mulai tanggal 13 - 15 November 2014.
E. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam suatu
penelitian, karena data yang diperoleh digunakan untuk menguji hipotesis yang

telah dirumuskan. Pada penelitian ini, alat pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi (cheklist). Alat pengumpulan data dirancang oleh peneliti
dengan mengacu pada kerangka konsep yang telah dibuat, teori dalam studi
pustaka, dan rujukan dari observasi (cheklist) yang berhubungan dengan
penelitian.
F. Prosedur Pengumpulan Data
Obsevasi (cheklist) dengan prosedur sebagai berikut :
a. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing, peneliti akan
meminta ijin kepada Kepala Sekolah Muara Muntai, lalu menyerahkan surat
ijin yang telah ditandatangani tersebut kepada pembimbing.
b. Setelah dapat ijin dari Kepala Sekolah, peneliti mengunjungi responden dan
memberikan penjelasan tentang penelitian serta meminta persetujuan untuk
menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan.
c. Responden diberi penjelasan mengenai cara pengisian observasi (cheklist)
serta memberi kesempatan responden untuk bertanya apabila ada yang
kurang dipahami.
d. Responden diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan saat itu juga.
Peneliti mengingatkan responden untuk menjawab seluruh pertanyaan
dengan lengkap.
e. Responden diminta memberikan secara langsung observasi (cheklist) yang
telah diisi kepada peneliti. Kemudian peneliti memeriksa kelengkapannya
dan apabila belum lengkap maka peneliti meminta responden untuk
melengkapinya kembali saat itu.
f. Peneliti mengakhiri pertemuan dengan responden setelah observasi (cheklist)
lengkap, peneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan responden atas
partisipasinya dalam penelitian.

G. Rencana Analisis Data


Setelah pengambilan data dengan observasi (cheklist), tahap selanjutnya
adalah pengolahan data agar analisa yang dihasilkan memberikan informasi
yang benar. Tahap-tahap pengolahan data yang dilakukan adalah:
a. Editing
Editingadalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh. Apakah setiap pertanyaan sudah dijawab dengan tepat dan
membuat tanda cek () pada pilihan yang dianggap tepat.
b. Tabulasi Data
Data yang telah diedit diolah dengan menggunakan ringkasan statistik
berupa distribusi frekuensi tendensial sentral yang disajikan dalam bentuk
tabel.
c. Melakukan Teknik Analisis
Khususnya terhadap data penelitian menggunakan ilmu statistik terapan
yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Analisis ini
bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karateristik masingmasing variabel yang diteliti. Sehingga akan terlihat distribusi dan persentasi
dari data hubungan penggunaan kontak lensa dengan terjadinya kerusakan
kornea mata pada siswa/i kelas 3 SMA Negeri 1 Muara Muntai.
1) Analisa Univariat
Tujuan analisa ini adalah untuk menjelaskan

atau

mendiskripsikan masing-masing variabel, baik variabel terikat yaitu


penggunaan kontak lensa dan variabel bebas yaitu kerusakan kornea
mata
Rumus persentase :

p=

f
100
N

Keterangan :
P : Prosentase
f : Frekuensi yang dicari
N : Jumlah responden
2) Analisa Bivariat
Untuk melakukan perhitungan digunakan rumus Chi Square (X 2)
yang tujuannya untuk menguji

hipotesis bahwa antara variable

independen dan variable dependen terdapat hubungan yang signifikan.


Rumus Chi Square sebagai berikut :
x 2=

(0E)
E

Keterangan :
0 : Nilai observasi (pengamatan)
E : Nilai expected (harapan)
Rumus untuk mencari nilai expected sebagai berikut :

E=

Total baris Total kolom


Jumlah seluruh data

Tanda-tanda

Kerusakan Kornea

Penggunaan Kontak
Lensa
Ada
tandakemerahanpadad

Mata

Total

Ya

Tidak

a+b

c+d

e+f

g+h

i+j

(a+c+e+

(b+d+f+

(a+b+c+d+e+f+g+h+i

g+i)

h+j)

+j)

aerahsekitarmata
Ada
timbulgatalpadadaerah
sekitamata
Ada rasa
nyeridansepertiterbaka
rpadadaerahsekitarmat
a
Ada
iritasipadadaerahsekita
rkorneamata
Respondenmerasakans
emuagejala yang
dirasakansaatmenggun
akankontaklensasepert
i (iritasi, gatal, nyeri,
dll )

Tabel 2. Tabel Kontigensi


Dengan Ho ditolak jika X2hitung X2 tabel
Tabel
5x2
penggunaan

Chi

Square

hendaknya

mempertimbangkan syarat-syarat :
1. Jika n 40 digunakan Chi Square (X2)
2. Jika n 20 40. Jika semua nilai Expected dalam kolom 5 gunakan
Chi Square (X2), tetapi jika ada nilai didalam kolom 5 maka
digunakan uji Fisher Exact ().
3. Jika jumlah sampel 20 gunakan uji Exact ().

H. Etika Penelitian
1. Autonomy : Setelah peneliti memberikan penjelasan kepada calon
responden

maka calon dapat menunjukan sersedia atau tidak menjadi

respondendan sewaktu-watu calon responden dapat mengundurkan diri dari


proses penelitian.
2. Non Maleficience :Dalam proses penelitian, peneliti berkewajiban untuk
tidak menimbulkan kerugian atau cedera bagi responden karena peneliti
hanya ingin mengetahui seberapa banyak pengguna kontak lensa.
3. Beneficience : Peneliti melakukan hal yang terbaik dalam melaksanakan
penelitian dan jika terjadi sesuatu akibat intervensi maka peneliti mencari

solusi yang terbaik yaitu memperhatikan respon dari responden untuk


mengembalikan status kesehatan responden pada kondisi semula.
4. Verecty : Dalam proses penelitian, peneliti harus menjelaskan proses
penelitian pada calon responden dengan benar dan jujur tanpa berbohong
apalagi menipu responden sehingga calon responden percaya pada peneliti.
5. Justice : Peneliti harus berlaku adil kepada semua responden tanpa berpihak
kepada siapapun dan keputusan yang diambil tidak akan berdampak buruk
pada semua calon responden.
6. Fidelity : Dalam melakukan tindakan penelitian peneliti berkewajiban
untuk bertanggung jawab atas segala yang terjadi kepada responden selama
proses penelitian berlangsung.
7. Konfidensilitas : Peneliti berkewajiban untuk merahasiakan identitas
responden, data yang diperoleh dan hasil penelitian serta semua berkas yang
mencantumkan identitas calon responden, identitas calon responden
digunakan untuk pengolahan dan apabila sudah tidak digunakan lagi akan
dimusnakan.
I. Rencana Anggaran
Adapun perincian dana yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
No
1.

2.
3.

BIAYA
Peralatan alat tulis :
1. Kertas HVS 3 RIM
2. Tinta printer
3. Jilid
4. Foto copy
Biaya tak terduga
Total

JUMLAH
Rp.200.000,Rp.100,000,Rp.150.000,Rp.90.000,Rp. 500.000,Rp.1.040.000,-

Tabel 3. Rencana Anggaran

J. Rencana Jadwal Penelitian


N

Bulan/minggu

kegiatan

1.
2.
3.
4.
5.

Menentukan judul
Mencari sumber teori
Mengumpulkan data
Penyusunan proposal
Mengumpulkan

6.

proposal
Seminar proposal

September
1

Oktober
4

Tabel 4. Rencana Jadwal Penelitian

November
4

DAFTAR PUSTAKA
Sidarta, H.(2004). Ilmu Perawatan Mata. Jakarta: Cv. Sagung Seto
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2001). Metodelogi Riset Keperawatan. Jakarta : EGC
Mansoer, A.dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Ilyas, S. (2001). Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kedua. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
http://www.step/by/step/merawat/lensa kontak_Artikel tentang kesehatan.htmdiambil
pada tanggal 10 September 2014
http://www.SEJARAH/SOFTLENS/kaila9d1513.htmdiambil

pada

tanggal

11

September 2014
http://www.Lensa/Kontak/tidak/Nyaman/Dikenakan/Bausch/Lomb.htmdiambil

pada

tanggal 11 September 2014


http://Hati/Kecil/Ku/Asal/Mula/Penggunaan/Softlens/atau/Lensa/Kontak.htmdiambil
pada tanggal 23 September 2014

http://HUBUNGAN/PEMAKAIAN/LENSA/KONTAK/DENGAN/FAKTORFAKTOR/KEBERSIHAN.htmdiambil pada tanggal 23 September 2014


http://www.centralartikel.com/2014/09/13.kelainan-kelainan-pada-matakelainan.htmldiambil pada tanggal 01 Oktober 2014
http://ridwanaz.com/2014/09/13.kesehatan/efek-samping-dan-bahaya-lensa-kontakpada-mata/.htmdiambil pada tanggal 01 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai