TINJAUAN PUSTAKA
dari
plastik
yang
lembut
dan
fleksibel,
yang
c. Extended-wear
Digunakan pada malam hari, tersedia dalam jenis soft lens dan
RGP. Keuntungan : bisa dipakai selama 7 hari tanpa dilepas. Kelemahan:
kontak
keras,
ongkos
lebih
besar
akibat
diperlukannya
g. Pandangan kabur, terlihat ada pelangi atau halo di sekitar benda yang
dilihat
h. Peka terhadap cahaya (fotofobia)
i. Mata kering
Jika ada gejala di atas yang muncul, segera lepas lensa.Jika rasa
tidak nyaman atau gangguan tadi hilang, perhatikan lensa baik-baik. Jika
rusak, lensa jangan dipasang kembali pada mata. Letakkan lensa di kotaknya
dan hubungi ahli mata. Jika pada lensa ada kotoran, bulu mata atau benda
lain, atau jika masalah hilang dan lensa tidak tampak rusak, bersihkan baikbaik lensa tersebut lalu bilas dan beri disinfektan; setelah itu pasang lensa
kembali. Jika lensa sudah terpasang kembali dan masalah tetap ada, segera
lepas lensa dan hubungi ahli mata.
Jika muncul salah satu gejala di atas, ada kemungkinan telah
terjadi gangguan yang parah pada mata, seperti infeksi, ulkus kornea,
neovaskularisasi atau iritis. Jangan pasang lensa kembali, dan segera minta
bantuan tenaga ahli untuk mencari tahu apa masalahnya, dan secepatnya
lakukan perawatan untuk mencegah kerusakan yang parah pada mata.
Selalu ikuti rekomendasi pabrik, bersihkan lensa setiap habis
pakai, dan ganti lensa sesuai jadwal yang disarankan ahli mata. Dengan
mengikuti petunjuk di atas, lensa akan tetap nyaman dipakai dan mata tetap
sehat.
kelebihan
soflens
seperti
diatas,perlu
dengan
bercermin
dan
pasangkan
lensa
kontak
dan
lensa kontak adalah mengetahui cara merawat lensa kontak, baru kita dapat
menggunakannya dengan benar, sehingga kita akan merasa nyaman dan
mengurangi efek sampingnya.
Agar terhindar dari hal-hal tak diinginkan, lensa kontak harus diganti
secara beraturan. Dianjurkan untuk tidak menggunakan air untuk
membersihkan lensa kontak, jangan memakai lensa kontak saat berenang,
pada pekerjaan berdebu, pada mata meradang, saat menggunakan kacamata
dan pada saat tidur, efeknya sangat berbahaya bagi mata, hal ini dikarnakan
mata tidak akan mendapatkan asupan oksigen ke mata. Jangan menggunakan
lensa kontak jatuh tempo kegunaannya. Resiko yang bisa dialami
diantaranya, infeksi yang ditandai dengan radang kornea, warna mata putih,
bahkan gangguan saraf yang menyebabkan infeksi otak. Pemakaian lensa
kontak tidak akan merusak kesehatan mata apabila sesuai dengan kebutuhan
dan prosedurnya.
B. Tinjauan Anatomi Bagian-Bagian Mata dan Fungsinya
1. Definisi Mata
Mata adalah alat indera penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lantas dengan perantaraan
serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat
penglihatan pada otak, untuk ditafsirkan.
Bagian mata kita melakukan fungsi penglihatan dengan melakukan
koordinasi fungsi mata di setiap bagiannya. Mata kita seperti yang terlihat
dari luar hanya seperti bulatan bola mata namun, pada bagian dalamnya
terdapat jaringan pada anatomi mata yang cukup rumit untuk memproses
penglihatan kita.
Saat kita melihat sesuatu objek, tentunya kita bisa menyebutkan objek
apa yang sedang kita lihat. Hal ini merupakan koordinasi fungsi pada
anatomi mata, sehingga jika salah satu bagian mata ini mengalami gangguan
maka akan mempengaruhi penglihatan.
adanya cahaya yang masuk ke mata. Berikut ini bagian bagian mata
manusia:
a. Kornea Lapisan bagian paling luar mata ini, bersifat kuat dan tembus terhadap
cahaya, melalui kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris.Bagian kornea
mata menerima fungsi untuk menerima, dan kemudian meneruskan cahaya yang
masuk ke mata, dan juga melindungi anatomi mata yang bersifat lebih sensitif di
dalamnya.
b. Aqueous humor Bagian yang merupakan cairan kornea dan lensa mata. Cairan
ini berasal dari badan siliari dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada
sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran
schlemm. Aqueous humor memiliki fungsi untuk melakukan pembiasan
terhadap cahaya yang masuk kedalam mata.
c. Lensa Lensa mata melakukan peran penting dalam mengatur letak bayangan
objek, agar tepat jatuh pada bintik kuning. Lensa mata berfungsi dalam
memfokuskan obyek sehingga jika terdapat gangguan mata silinder misalnya,
hal ini terjadi karena terdapat kelainan yang terjadi pada lensa mata.
d. Iris Anatomi mata yang berbentuk mata yang membentuk celah lingkaran mata
di tengah-tengahnya. Warna pada mata ini dipengaruhi oleh iris yang mengatur
jumlah cahaya yang masuk pada mata dan terletak pada tengah-tengah bola
mata.
e. Pupil Yakni sebuah celah yang terbentuk karena cahaya yang masuk melalui
iris, sehingga pupil ini melakukan pengaturan terhadap banyak dan sedikitnya
cahaya yang masuk ke dalam mata. Pupil berada di tengah iris dan mengecil atau
membesar untuk menyesuaikan cahaya.
f. Vitreus humor berbentuk cairan bening yang terisi pada rongga mata, yakni
memiliki fungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina, serta berfungsi
untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata. Kelainan pada bagian ini
dapat menyebabkan penyakit glaukoma yang sering sebabkan kebutaan.
g. Retina Retina merupakan bagian dinding belakang bola mata, yang merupakan
tempat bayangan dibentuk. Retina atau selaput jala adalah bagian mata yang
peka terhadap cahaya. Kemudian retina inilah yang berfungsi menangkap dan
meneruskan cahaya dari lensa hingga ke saraf mata. Pada ujung ujung syaraf
inilah yang menerima cahaya.
h. Bintik kuning Berbentuk seperti melengkung pada badan retina dan
merupakan bagian paling peka pada retina.
i. Syaraf optik Befungsi untuk meneruskan rangsangan cahaya yang diterima
retina ke bagian otak. Saraf optik atau syaraf mata ini akan menerima semua
informasi yang akan nantinya diproses di otak, dengan demikian kita bisa
melihat suatu objek.
j.
C. Hubungan Penggunaan Kontak Lensa Dengan Terjadinya Kerusakan Pada
Kornea Mata
Kornea adalah selaput bening mata yang dapat menembus cahaya, dan
merupakan jaringan penutup bola mata sebelah depan yang terdiri dari :
1. Epitel, terdiri dari 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang
tindih.
2. Membrane Bowman, merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti
strorma.
3. Stroma, terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu
dengan yang lainnya.
4. Membrane descement, merupakan membrane aseluler, bersifat sangat elastik
5. Endotel, yang berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk heksagonal.
Kornea disarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf
siliar longus dan saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan
suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membrane bowman
melepaskan selubung schwannya. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong
didaerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan. Trauma atau penyakit yang
merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga
dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Kornea merupakan tempat
pembiasan sinar terkuat, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar
masuk kornea dilakukan oleh kornea.
Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui
berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya
yang uniform, avaskuler dan deturgenes. Deturgenes, atau keadaan dehidrasi
relative jaringan kornea dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel
dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel
dalam mekanisme dehidrasi dan cidera kimiawi atau fisik pada endotel jauh
lebih berat dari pada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan
edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel
hanya menyebabkan edema lokal stroma kornea sesaat yang akan menghilang
bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi.
Penguapan air dari film air mata prakornea akan mengkibatkan film air
mata akan menjadi hipertonik; proses itu dan penguapan langsung adalah faktor-
faktor yang yang menarik air dari stroma kornea superfisialis untuk
mempertahankan keadaan dehidrasi.
Penyakit kornea seperti, ulkus kornea adalah infeksi pada kornea bagian
luar. Biasanya terjadi karena jamur, virus, protozoa atau karena beberapa jenis
bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus. Penyebab awal
bisa karena mata kelilipan atau tertusuk benda asing. Ulkus kornea terkadang
terjadi di seluruh permukaan kornea sampai ke bagian dalam dan belakang
kornea. Ulkus kornea yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di
bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak
iris (selaput pelangi) dan kerusakan mata. Gejalanya mata merah, nyeri, gatal,
berair, muncul kotoran mata, peka terhadap cahaya (photo phobia), pada bagian
kornea tampak bintik nanah warna kuning keputihan, dan gangguan penglihatan.
Infeksi kornea adalah peradangan pada kornea, yaitu bagian jernih di
bagian depan bola mata yang memungkinkan cahaya masuk ke dalam mata.
Infeksi atau peradangan dapat disebabkan oleh mikro-organisme seperti bakteri,
jamur, parasit-akanthamoeba & mikrosporidia, dan virus seperti herpes
simpleks.
Menurut seorang profesor ahli mata dari Southwestern Medical Center,
Amerika Serikat dalam tulisannya Eye and Contact Lens, mengungkapkan
sebanyak 2.500 pengguna lensa kontak mengalami corneal ulcers. Hal itu
terjadi pada pengguna yang menggunakan lensa kontak setiap hari. Corneal
ulcer yaitu kondisi dimana terdapat luka terbuka pada kornea. Hal ini sering
disebabkan oleh infeksi dan luka kecil atau goresan yang bisa terjadi akibat
penggunaan lensa kontak yang kurang hati-hati.(Cavanagh H. Dwight 2003).
Gejala yang timbul biasanya produksi air mata yang meningkat, sensitif
terhadap cahaya, pandangan menjadi kabur, gatal dan nyeri. Jika gejala tersebut
dibiarkan dan tidak dilakukan perawatan intensif bisa memicu terjadinya
kebutaan.
Menurut Stern (2009),keratitis oleh bakteri adalah masalah terpenting
pada penggunaan lensa kontak. Higiene yang buruk, kegagalan disinfeksi, dan
tipe lensa merupakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan risiko
terjadinya keratitis pada pemakaian lensa kontak (Matthews et al., 2008).
a. Kesalahan Berbahaya Bagi Pengguna Lensa Kontak
1) Tidur menggunakan lensa kontak
Betapa pun lelahnya Anda setelah seharian beraktivitas, jangan pernah
lupa atau malas untuk melepas lensa kontak sebelum tidur. Pada saat
tidur, bakteri pada lensa kontak dapat tumbuh subur di bawah kelopak
mata yang hangat dan lembab. Hal ini berpotensi menyebabkan iritasi
kornea dimana pada jangka waktu panjang bisa membuat mata terasa
sangat sakit hingga mengalami kebutaan.
2) Membersihkan lensa tidak dengan pembersih khusus
Selalu gunakan larutan pembersih khusus lensa kontak (solution) yang
berfungsi tidak hanya meluruhkan deposit dan membunuh mikrobakteria,
tetapi juga dapat memberikan kelembaban yang lebih lama saat lensa
kontak dipakai. Jangan pernah membersihkan lensa kontak dengan air
kerusakan
mata
pemanen.
Ada
baiknya
untuk
Kerangka Teori
Membeli kontak lensa dengan harga yang murah dan terjamin kualitasnya
si dan luka kecil atau goresan yang bisa terjadi akibat penggunaan lensa kontak yang kurang hati-h
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsepkonsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep terdiri dari variabel-variabel yang
berhubungan satu dengan yang lainnya. Dengan adanya kerangka konsep akan
mengarahkan untuk menganalisis hasil penelitian.
Berdasarkan landasan teori yang diuraikan pada tinjauan pustaka, maka
kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan secara skematis
sebagai berikut :
INPUT
Variabel Independen
Variabel Dependen
Karakteristik respon :
Usia
Terjadi kerusakan pada kornea mata.
Variabel pengganggu :
Infeksi virus
Infeksi bakteri
Sinar ultraviolet
Iritasi atau alergi terhadap obat tetes mata
B. Hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara penggunaan kontak lensa dengan terjadinya
kerusakan kornea mata pada siswa/i kelas 3 SMA Negeri 1 Muara Muntai
Ha(H1) : Ada hubungan antara penggunaan kontak lensa dengan terjadinya
kerusakan pada kornea mata pada siswa/i kelas 3 SMA Negeri 1 Muara Muntai
C. Definisi Operasional
Definisi operasional memberikan pengertian suatu variabel dan
mengambarkan aktifitas yang diperlukan untuk mengukurnya (Notoatmodjo,
2010). Pada tabel berikut akan diuraikan variabel penelitian dalam bentuk
definisi operasional adalah sebagai berikut :
No
Variabel
Definisi
operasional
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
1.
Variabel
Wawancara
Presentase
Ordinal
Penggunaan
Independen
banyaknya
kontak lensa
a. Penggun
pengguna
akan dilihat
aan
kontak lensa
dengan cara
kontak
mewawancar
lensa
ai Siswa/i
Kelas 3
SMA Negeri
1 Muara
2.
Variabel
Muntai
Kerusakan
Dependen
kornea mata
kerusakan
b. Kerusak
pada Siswa/i
pada kornea
an
Kelas 3
kornea
SMA Negeri
mata
1 Muara
Observasi
(Cheklist)
1. Tidak terjadi
mata.
2. Terjadi
kerusakan
pada kornea
Muntai dapat
mata.
dilihat
dengan
tanda-tanda
kerusakan
kornea mata,
Ordinal
yaitu :
a. Produksi
air mata
meningk
at
b. Sensitif
terhadap
cahaya
c. Pandang
an kabur
d. Gatal
dan nyeri
e. Keratitis
f. Ulkus
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain case
control. Desain penelitian case control adalah suatu penelitian (survey) analitik,
mempelajari (mencari) faktor risiko dengan menggunakan pendekatan
retrospektif. Desain penelitian ini dipergunakan untuk mencari hubungan
seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya penyakit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kontak lensa dengan
terjadinya kerusakan kornea pada mata.
KerusakanK
PenggunaanKontak
Lensa (+)
Retrospektif
(+)
PenggunaanKontak
Lensa (-)
PenggunaanKontak
PenggunaanKontak
Lensa (+)
ornea Mata
1 Muara Muntai
KerusakanK
Retrospektif
ornea Mata
(-)
Lensa (-)
Skema 3. Desain Penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut
masalah yang diteliti (Nursalam, 2001).
Adapun populasi dan penelitian ini adalah penggunaan kontak lensa pada
siswa/i Kelas 3 SMA Negeri 1 Muara Muntai.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan sampling
tertentu untuk bisa memenuhi/mewakili populasi (Nursalam, 2001). Tehnik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Simple Random Sampling
yaitu pengambilan sampel secara acak dan hanya dapat digunakan pada
populasi yang homogen (Notoatmodjo, 2005) dengan batas waktu yang telah
ditentukan yaitu mulai bulan November 2014. Besar sampel yang diambil
ditentukan berdasarkan rumus untuk populasi kecil atau kurang dari 10.000
(Alimut, 2008), yaitu :
Rumus Slovin :
n=
N
2
1+n( e )
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang ditentukan sebesar 5%
n=
84
2
1+84 (0,005 )
n=
84
1+84 (0,0025)
n=
84
=69,42
1,21
telah dirumuskan. Pada penelitian ini, alat pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi (cheklist). Alat pengumpulan data dirancang oleh peneliti
dengan mengacu pada kerangka konsep yang telah dibuat, teori dalam studi
pustaka, dan rujukan dari observasi (cheklist) yang berhubungan dengan
penelitian.
F. Prosedur Pengumpulan Data
Obsevasi (cheklist) dengan prosedur sebagai berikut :
a. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing, peneliti akan
meminta ijin kepada Kepala Sekolah Muara Muntai, lalu menyerahkan surat
ijin yang telah ditandatangani tersebut kepada pembimbing.
b. Setelah dapat ijin dari Kepala Sekolah, peneliti mengunjungi responden dan
memberikan penjelasan tentang penelitian serta meminta persetujuan untuk
menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan.
c. Responden diberi penjelasan mengenai cara pengisian observasi (cheklist)
serta memberi kesempatan responden untuk bertanya apabila ada yang
kurang dipahami.
d. Responden diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan saat itu juga.
Peneliti mengingatkan responden untuk menjawab seluruh pertanyaan
dengan lengkap.
e. Responden diminta memberikan secara langsung observasi (cheklist) yang
telah diisi kepada peneliti. Kemudian peneliti memeriksa kelengkapannya
dan apabila belum lengkap maka peneliti meminta responden untuk
melengkapinya kembali saat itu.
f. Peneliti mengakhiri pertemuan dengan responden setelah observasi (cheklist)
lengkap, peneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan responden atas
partisipasinya dalam penelitian.
atau
p=
f
100
N
Keterangan :
P : Prosentase
f : Frekuensi yang dicari
N : Jumlah responden
2) Analisa Bivariat
Untuk melakukan perhitungan digunakan rumus Chi Square (X 2)
yang tujuannya untuk menguji
(0E)
E
Keterangan :
0 : Nilai observasi (pengamatan)
E : Nilai expected (harapan)
Rumus untuk mencari nilai expected sebagai berikut :
E=
Tanda-tanda
Kerusakan Kornea
Penggunaan Kontak
Lensa
Ada
tandakemerahanpadad
Mata
Total
Ya
Tidak
a+b
c+d
e+f
g+h
i+j
(a+c+e+
(b+d+f+
(a+b+c+d+e+f+g+h+i
g+i)
h+j)
+j)
aerahsekitarmata
Ada
timbulgatalpadadaerah
sekitamata
Ada rasa
nyeridansepertiterbaka
rpadadaerahsekitarmat
a
Ada
iritasipadadaerahsekita
rkorneamata
Respondenmerasakans
emuagejala yang
dirasakansaatmenggun
akankontaklensasepert
i (iritasi, gatal, nyeri,
dll )
Chi
Square
hendaknya
mempertimbangkan syarat-syarat :
1. Jika n 40 digunakan Chi Square (X2)
2. Jika n 20 40. Jika semua nilai Expected dalam kolom 5 gunakan
Chi Square (X2), tetapi jika ada nilai didalam kolom 5 maka
digunakan uji Fisher Exact ().
3. Jika jumlah sampel 20 gunakan uji Exact ().
H. Etika Penelitian
1. Autonomy : Setelah peneliti memberikan penjelasan kepada calon
responden
2.
3.
BIAYA
Peralatan alat tulis :
1. Kertas HVS 3 RIM
2. Tinta printer
3. Jilid
4. Foto copy
Biaya tak terduga
Total
JUMLAH
Rp.200.000,Rp.100,000,Rp.150.000,Rp.90.000,Rp. 500.000,Rp.1.040.000,-
Bulan/minggu
kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
Menentukan judul
Mencari sumber teori
Mengumpulkan data
Penyusunan proposal
Mengumpulkan
6.
proposal
Seminar proposal
September
1
Oktober
4
November
4
DAFTAR PUSTAKA
Sidarta, H.(2004). Ilmu Perawatan Mata. Jakarta: Cv. Sagung Seto
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2001). Metodelogi Riset Keperawatan. Jakarta : EGC
Mansoer, A.dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Ilyas, S. (2001). Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kedua. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
http://www.step/by/step/merawat/lensa kontak_Artikel tentang kesehatan.htmdiambil
pada tanggal 10 September 2014
http://www.SEJARAH/SOFTLENS/kaila9d1513.htmdiambil
pada
tanggal
11
September 2014
http://www.Lensa/Kontak/tidak/Nyaman/Dikenakan/Bausch/Lomb.htmdiambil
pada