Anda di halaman 1dari 17

W

PENDAHULUAN
A.

Syiah adalah sebuah paham yang memiliki perbedaan sangat mendasar/prinsip dengan Sunni,
sedangkan di wilayah Jawa Timur sendiri, hampir keseluruhan penduduknya yang beragama Islam
adalah berpaham Ahlus Sunnah wal Jamaah (Sunni) sehingga keberadaan paham Syiah di tengahtengah masyarakat Jatim selalu memicu terjadinya konflik SARA.

B.

Pada tahun 1988, HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI membeli tanah rawa milik Ibu SYAROFAH dan
tanah milik Bpk. TABLARI dengan menggunakan dana gotong royong dari jamaahnya kemudian
pada tahun 1989 dimulailah pembangunan Ponpes Darus Sholihin ala kadarnya. Sebagai
pemrakarsa berdirinya ponpes adalah HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI, K. AHMAD KASIB dan H.
SHOLIHIN. Setelah 4 tahun Ponpes dibangun, dengan pertimbangan agar memudahkan proses
belajar mengajar, HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI dan keluarganya pindah rumah di lingkungan
Ponpes pada tahun 1992.

C.

Awal munculnya isu Syiah di Kab. Jember terjadi saat HABIB MUHDOR (paman dari HABIB ZEIN
anak mantu HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI) diundang sebagai penceramah pengajian di daerah
TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Ds. Puger Kulon pada tahun 2007. Secara terang-terangan, HABIB
MUHDOR menyampaikan bahwa HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI adalah penganut ajaran Syiah
dan meminta masyarakat agar waspada dengan penyebaran ajaran Syiah karena tidak sesuai
dengan ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah. Menanggapi isu tersebut, masyarakat dan organisasi Islam
yang ada (MWC NU Puger, PCM Muhamadiyah Puger dan Pengurus Cabang NU Kencong) tidak
melakukan reaksi apapun. Masyarakat menganggap bahwa pernyataan HABIB MUHDOR tersebut
hanya fitnah yang tanpa bukti karena selama ini HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI sama sekali tidak
menunjukkan sikap, perilaku atau ciri-ciri penganut Syiah, tetapi HABIB MUHDOR secara terus
menerus menyampaikan isu Syiah tersebut setiap kali mengisi pengajian di wilayah Puger.

KRONOLOGIS
A. Akar Masalah Konflik Syiah Sunni di Wilayah Kab. Jember
1.

Tahun 2011

Pada akhir bulan Pebruari 2011, salah satu warga Dsn. Mandaran Ds. Puger Wetan Kec. Puger
bernama EKO MARDI SANTOSO secara tidak sengaja mengejek HABIB ALI BIN UMAR AL
HABSYI dan mengatakan bahwa HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI adalah penganut ajaran
Syiah. Hal tersebut memicu reaksi dari jamaah HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI dan pada
tanggal 6 Maret 2011, 30 orang jamaah HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI menyerahkan EKO
MARDI SANTOSO ke Polsek Puger dengan tuduhan pencemaran nama baik, namun akhirnya
pada tanggal 7 Maret 2011 dicapai kata sepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
secara kekeluargaan. EKO MARDI SANTOSO mengetahui bahwa HABIB ALI BIN UMAR AL
HABSYI adalah penganut paham Syiah dari ceramah yang disampaikan oleh HABIB MUHDOR
dalam setiap pengajian-pengajian di wilayah Puger dan terakhir EKO MARDI SANTOSO menjadi
korban penganiayaan saat HABIB ZEIN dkk mendatangi rumah Ustad FAUZI.

2.

Tahun 2012
Sekitar pertengahan bulan Mei 2012, beredar rekaman ceramah yang diduga suara HABIB ALI BIN
UMAR AL HABSYI dengan durasi 51.48 menit dalam file MP3 yang isinya berkaitan dengan ajaran
Syiah. Ceramah tersebut merupakan ceramah rutin HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI saat
pengajian setiap hari Jumat di Ponpes Darus Sholihin sebelum pelaksanaan Sholat Jumat yang
disiarkan melalui radio amatir milik SMK Informatika Darus Sholihin. Rekaman tersebut beredar cepat
di wilayah Puger via bluetooth handphone sehingga menimbulkan keresahan. Inti dari isi rekaman
ceramah HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI adalah sbb :

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Para sahabat Nabi yaitu Abu Bakar Sidik, Umar Bin Khotob dan Usman Bin Afan bahwasannya tidak
ada dalilnya diberikan gelar Rodiallohuan (RA).
Syaidina ALI (Ali Bin Abi Tholib / anak pertama dari Nabi Muhammad) pantas mendapatkan gelar
Alaihi Salam dikarenakan telah dilakurkan didalam Kabbah.
Kedudukan Nabi Muhammad dengan anaknya (Ali Bin Abi Tholib, Hasan Husen dan Siti Fatimah)
adalah sama.
Munculnya Sholawat Nabi yang pertama adalah Alloh Huma Sholi ala Muhammad Wa ali
Muhammad.
Gelar Rosululloh SAW (Solullohu Alaihi Wasalam) adalah salah yang betul adalah Solullohu Wa alaihi
Wa alih.
Sholawat orang Ahlu al-sunnah wa al-jamaah adalah Yarobisholi ala Muhammad Yarobisholi alaihi
Wasalim dan Sholawat orang Syiah Yarobisholi ala Muhammad Yarobisholi alaihi Wa alik.

g.

h.

i.
j.

Saat Nabi muhammad melaksanakan Haji Wadak (Haji penghabisan) saat itu didatangi oleh
Malaikat Jibril disuruh menyampaikan sesuatu yaitu bahwasannya Ali Bin Abi Tholib adalah penerus
perjuangan Rosululloh menjadi khalifah/pemimpin namun Rosululloh tidak berani menyampaikan,
sehingga perjuangan Nabi Muhammad dianggap gagal.
Pada saat akan mekasanakan perang melawan Romawi Rosululloh sedang sakit keras maka
menunjuk USAMAH BIN JAID yang masih berumur 18 tahun untuk memimpin perang dan para
sahabat agar mengikutinya, namun para sahabat tidak mau berangkat karena Rosululloh sedang
sakit dan menungguinya dirumah Rosululloh hal tersebut dianggap bahwa para sahabat menunggu
wasiat yang akan disampaikan oleh Rosululloh.
Saat menyampaikan wasiat bahwa para sahabat menganggap Rosululloh mengigau sehingga para
sahabat disuruh keluar oleh Rosululloh, kemudian saat wafatnya Rosululloh para sahabat tidak ada
yang mendekatinya dan tidak tahu kemana.
Berdasarkan kitab Imam Buchori dan Imam Muslih bahwa yang mendengar wasiat yang
disampaikan oleh Rosululloh adalah Abdullah Bin Abas, adapun wasiat yang disampaikan
Rosululloh yang didengarkan oleh Abdullah Bin Abas adalah sbb :

Keluarkan orang-orang khafir dari tanah Arab.


Pasukan USAMAH harus berangkat.
Lupa.... kata Lupa... hal tersebut dianggap oleh Syiah bahwa Rosululloh berkata Apa bila aku
meninggal dunia maka Ali Bin Abi Tholib sebagai penerusKu untuk memerangi orang-orang yang
durjanah.
Beredarnya ceramah HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI tersebut memperkuat dugaan bahwa HABIB ALI
BIN UMAR AL HABSYI adalah penganut ajaran Syiah dan menimbulkan opini bahwa pembangunan
Ponpes Darus Sholihin yang cukup pesat adalah bantuan / dukungan dari negara Iran yang
menganut ajaran Syiah. Pihak ketiga kemudian memanfaatkan situasi dengan menyebarkan
beberapa SMS yang bersifat provokatif kepada Toga, Tomas serta masyarakat Puger antara lain
tentang rekaman ceramah HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI yang melecehkan sahabat Nabi
Muhammad SAW, dugaan HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI sebagai penganut ajaran / faham
Syiah serta adanya isu penyerangan terhadap Ponpes Darus Sholihin.

B. KONFLIK SYIAH SUNNI KAB. JEMBER JILID I (Tahun 2012)


Beredarnya ceramah HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI bersamaan dengan rencana pengajian
memperingati Isro Miroj Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh kelompok pemuda
ANKER di Dsn Krajan Ds. Puger wetan Kec. Puger Kab. Jember dengan ketua Ust. IMRON yang
akan mengundang HABIB MUHDOR BIN HUSEN AL HAMID, Pengasuh PP. AL Fattah, Dsn.
Sumberejo Ds. Yosorati Kec. Sumberbaru Jember dan KH. ROMZI dari Paiton Kab. Probolinggo.
Pihak HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI merasa khawatir dengan dampak dari pengajian (dimungkinkan
terjadi provokasi dari HABIB MUHDOR dan penyerangan terhadap Ponpes Darus Sholihin)
sehingga pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012 pukul 17.30 WIB, HABIB ZEIN (menantu HABIB ALI
AL HABSYI) bersama M. ARIFIN, SAMSUL, HABIB MUKSIN, HABIB ALWI dan ALI ZAENAL ABIDIN
mendatangi rumah Ustd. FAUZI (tokoh NU Ds. Puger Kulon), 55 Th, alamat Dsn. Mandaran I Ds.
Puger Kulon Kec. Puger Kab. Jember yang dianggap sebagai jamaah HABIB MUHDOR dan
berpengaruh di Ds. Puger Kulon. Maksud kedatangan HABIB ZEIN dkk adalah untuk klarifikasi
menganai rencana pengajian dan isu penyerangan terhadap Ponpes Darus Sholihin.
Saat mendatangi rumah Ustad FAUZI, HABIB ZEIN dkk membawa handycam untuk merekam semua
percakapan antara HABIB ZEIN dengan ustad FAUZI yang kemudian hal tersebut membuat
tersinggung Ustad FAUZI sehingga terjadi cek cok. Mendengar keributan tersebut, EKO MARDI
SANTOSO dan H. SATUKI (saudara Ustad FAUZI yang rumahnya berdekatan dengan Ustad FAUZI)
mendatangi rumah Ustad FAUZI dan akhirnya terjadi saling dorong antara kedua belah pihak yang
menyebabkan EKO MARDI SANTOSO luka ringan pada pelipis sebelah kiri. Berdasarkan
keterangan dan pengakuan dari EKO MARDI SANTOSO, bahwa luka yang dialaminya karena
terkena senjata tajam yang dibawa oleh HABIB ZEIN dkk. Setelah terjadi klass fisik tersebut, HABIB
ZEIN dkk meninggalkan lokasi sedangkan sedangkan warga disekitar Ustad FAUZI tetap berkumpul
di TKP.

C. KONFLIK SYIAH - SUNNI KAB. JEMBER JILID II (TAHUN 2013)


Pada hari Rabu tanggal 11 September 2013 Pkl. 13.30 s/d 15.00 Wib telah terjadi aksi gerakan massa
secara spontanitas yang bersifat anarkhis dari kelompok HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI
(Pengasuh Ponpes Darus Sholihin / penganut ajaran Syiah) dan kelompok Ustad FAUZI (Tokoh NU
Puger / Sunni) dibantu Sdr. BAKIR (Kasun Kalimalang Ds. Mojomulyo Kec. Puger) yang mana
gerakan massa dari kedua kelompok tersebut awalnya dipicu penyelenggaraan karnaval oleh Ponpes
Darus Sholihin Puger yang mendapatkan penolakan dari sebagian warga Puger karena masih
dianggap sebagai penganut ajaran Syiah.
Adapun kronologis Kejadian sebagai berikut :
1.

Pada Pkl. 13.00 Wib peserta karnaval dilepas oleh ketua panitia karnaval Mayor Laut (Purn) ISA
MAHDI, ST. dari halaman masjid Ponpes Dharus Sholihin Puger namun peserta karnaval tidak
diperbolehkan melanjutkan giat karnaval berdasarkan keputusan rapat bersama Forpimda Jember
dan Muspika Puger agar tidak melaksanakan karnaval, namun justru barikade-barikade yang
disiapkan oleh Petugas Polri dirusak oleh jamaah Ponpes Darus Sholihin yang mengakibatkan salah
satu anggota Polres Jember an. IPTU SUPARMAN (anggota Binmas Jember) mengalami luka Pada
pelipis sebelah kanan akibat lemparan batu dari jamaah Ponpes Darus Sholihin, sehingga karnaval
tersebut tetap dilaksanakan, dengan adanya giat karnaval tersebut menjadi memicu kejadian konflik
tersebut diatas.

2.

Aksi spontanitas warga yang berjumlah 100 orang dari kelompok Ustad. FAUZI (Sunni) yang
kemudian merusak kaca fasilitas Ponpes Dharus Sholihin Puger berupa Masjid, Asrama Ponpes dan
Kantor Ponpes selain itu terdapat 38 unit sepeda motor yang diparkir di Halaman Masjid Ponpes
dirusak massa dan juga 3 (tiga) unit ranmor yang dibakar yaitu ranmor merk Tossa Nopol : N-9943-Y,
sepeda motor Yamaha Mio Nopol : P-5345-NY, sepeda motor Honda Vario Nopol : P-5991-LO, namun
tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Dalam kejadian tersebut Polres Jember berhasil mengamankan salah satu pelaku pengerusakan
yang membawa sajam an. MOCH HASIM, 24 th, nelayan, alamat lingk. Dsn.Getem. Kalimalang Ds.
Mojomulyo Kec. Puger Kab. Jember. Kemudian massa dari pok Ustad. FAUZI bergerak melakukan
pengerusakan dibeberapa rumah yang diduga sebagai jamaah Darus Sholihin Puger diantaranya
rumah milik :
a.
b.
c.
d.
e,
f.

Sdr. HASAN, alamat Dsn. Mandaran 2 Ds. Puger kulon.


Ustad. ROMLI, alamat sda.
Ustad. ROHIM, alamat Dsn. Mandaran Ds. Puger Wetan
Sdri. FARING, alamat sda.
Sdr. TAUFIK, alamat sda.
Sdr. WARI, alamat Dsn. Mandaran 2 Ds. Puger Kulon.

Setelah melakukan aksinya kemudian massa berkumpul di rumah Ustad FAUZI.


3.
Dengan adanya beberapa aksi pengerusakan oleh pok Ustad FAUZI tersebut diatas maka
pada pkl. 14.30 Wib secara spontanitas massa dari pok HABIB ALI membalas gerakan tersebut
dengan melakukan pengerusakan terhadap beberapa rumah yang diduga milik Jamaah Ustad.
FAUZI diantaranya :
a.
3 (tiga) unit rumah milik H. TAMAN, alamat Dsn. Mandaran 2 Ds. Puger Kulon.
b.
Sdr. DARIO'I, alamat sda.
c.
H. NURIL, alamat sda.
d.
H. HASAN, alamat sda.
e.H. ROBIDAH, alamat sda.
f.Sdr. BAGIO Kasun Mandaran 2 Ds. Puger Kulon.
g.
Sdr. BASTOMI, alamat sda.
h.
H. ATIM, alamat sda.
Selain merusak beberapa rumah massa dari pok HABIB ALI juga melakukan pengerusakan
terhadap gudang penyimpanan ikan milik H. TAMAM dan H. MUSTADA'IN.

4.

Pada pkl. 15.00 Wib massa dari pok HABIB ALI membakar 2 (dua) perahu milik pok Ustad FAUZI
namun hanya terbakar Pada bagian mesin yaitu milik Sdr. DOKI, alamat Dsn. Mandaran Ds. Puger
Kulon dan perahu Milik H. ATIM, alamat Sda. Mendengar kabar adanya perahu yang dibakar
tersebut EKO MARDI bersama H. ATIM (pemilik perahu) mengecek perahunya namun kemudian
EKO MARDI bertemu dengan sekolompok pemuda sekitar 20 orang yang diduga dari Pihak HABIB
ALI yang selanjutnya EKO MARDI langsung di keroyok dengan menggunakan senjata tajam, batu,
serta kayu/pentungan sedangkan teman EKO MARDI berhasil melarikan diri. Akibat kejadian
tersebut Korban an. EKO MARDI yang diketahui adalah adik ipar dari Ustad. FAUZI Mengalami luka
parah Pada bagian kepala (Wajah) akibat senjata tajam, setelah sempat mendapatkan perawatan di
RSU Balung Sdr. EKO MARDI meninggal dunia Pada Pkl. 17.30 WIB.

Dari hasil pulbaket dilapangan bahwa sebelum terjadi aksi pengeroyokan korban sempat menantang
berkelahi dan kemudian korban dikeroyok oleh massa sehingga korban mengalami luka berat dan
diketahui bahwa salah satu pelaku an. ROMLI, 40 Th, alamat Dsn. Mandaran Ds. Puger Kulon Kec.
Puger.

LANGKAH LANGKAH YANG TELAH


DILAKUKAN
A.

Tahun 2012 ( KONFLIK SYIAH SUNNI KAB. JEMBER JILID I )

Polres Jember bersama jajaran Forpimda Kab. Jember dan lembaga-lembaga terkait lainnya,
berusaha untuk mencari solusi dan pada hari Senin tanggal 04 Juni 2012 pkl. 14.00 s/d 16.30
WIB bertempat di aula Rupatama Polres Jember telah dilaksanakan pertemuan membahas
tentang permasalahan keagamaan terutama masalah Syiah yang terjadi di wilayah Kec. Puger
dan Kec. Panti. Selain Kapolres Jember, hadir pula WIDI (Kepala Bakesbangpol dan Linmas),
Prof. Dr. HALIM SUBAHAR (Ketua MUI), Drs. RAEFI (Kepala Kemenag Jbr), KH. BAHARUDIN
ROSYID (tokoh Muhamadiyah), Gus Afton ( Ketua FKUB ), Dr. Kasman (Ketua Pengurus Daerah
Muhamadiyah), KH. ABDULLAH SYAMSUL ARIFIN (Ketua PCNU Jember), Dr. Faisol (Ketua Al
Irsyad), Muspika Puger, Muspika Panti, Masyarakat Panti (Misbah, Ust. Darmin, Sukarso, H.
Ahmad, Munaroh, Burhan muklis, Sarkawi), Iyek Ali dan Iyek Muhammad (Putra Habib Husen Al
Muhdor), masyarakat Puger/NU (Ust. Fausi, Baihaki dan 13 orang lainnya) dan Habib Zainal
(anak dr Habib Ali Umar Al Habsy).
Kesimpulan dari pertemuan antara lain isu-isu penyerangan terhadap Ponpes Darus Sholihin tidak
ada, MUI Kab. Jember diberi waktu selama 3 minggu untuk melakukan kajian terhadap dugaan
bahwa HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI adalah penganut Syah dengan bukti rekaman
ceramah HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI yang beredar di masyarakat dan semua pihak
diminta untuk menahan diri sedangkan apabila ada informasi mengani isu SARA, agar
dikomunikasikan dengan aparat terkait.

B. Tahun 2013 ( KONFLIK SYIAH SUNNI KAB. JEMBER JILID II )


Pada hari Senin tanggal 16 September 2013 dilaporkan perkembangan nama-nama pelaku yang diketahui
dengan terang-terangan secara bersama-sama menggunakan kekerasan yang mengakibatkan
meninggalnya seseorang atau secara lisan maupun tulisan menghasut supaya melakukan perbuatan
pidana dan memiliki, membawa sajam sesuai dengann Pasal 170 (1) & (2 ke 3E) KUHP & Pasal 351 (3)
Psl 180 KUHP & Pasal 2 (1) UU Darurat No. 12 Thn 1951 dan telah ditetapkan sebagai tersangka sebagai
berikut :
1.

2.
a.
b
c.
d.
e.
f.

Tersangka yang berhasil diamankan (ditangkap) pada tanggal 13 September 2013 sesuai
dengan LP/K/53/IX/2013 tanggal 11 September 2013 An. ROMLI HIDAYAT Bin ATIM, 41 Th, wiraswasta,
alamat Dsn. Mandaran II Ds. Puger Kulon Kec. Puger (kelompok Ponpes Dharus Solihin/HABIB ALI bin
UMAR AL HABSI).
Tersangka yang berhasil diamankan pada tanggal 14 September 2013 antara lain ( kelompok / pengikut
HABIB ALI bin UMAR AL HABSI ) :
Sdr. SUGITO Bin TRAWI als GALBET, 38 Th, nelayan, alamat Dsn. Mandaran I RT. 05 RW. 05 Ds. Puger
Kulon Kec. Puger (ditangkap Unit Gabungan Polda Jatim dan Polres Jember).
SULAM TAUFIK Bin ABDULLAH, 25 Th, swasta, alamat Dsn. Mandaran Ds. Puger Kulon Kec. Puger.
H. AHMAD ROFIK als KAJI OPIK Bin MISKUN, 36 Th, nelayan, alamat Dsn. Mandaran I RT. 03 RW. 07
Ds. Puger Kulon Kec. Puger.
ABDUL ROHIM Bin SAPI'I als ROHIM, 33 Th, nelayan, alamat Dsn. Krajan II Ds. Puger Kulon
Kec. Puger.
SHOLIHIN SUPRAYITNO als P. GHOFI, 42 Th, swasta, alamat Dsn. Mandaran I RT. 05 RW. 01
Ds. Puger Kulon Kec. Puger.
LUKMAN HAKIM als ALUK Bin RAHAJI, 31 Th, swasta, alamat Dsn. Mandaran I RT. 04 RW. 05 Ds. Puger
Kulon Kec. Puger.

3.

Berikut identitas orang (pendukung Ustad FAUZI) yang diduga melakukan pengerusakan Ponpes
Darus Sholihin yang telah berhasil diamankan pada hari Minggu tanggal 15 September 2013
sebagai berikut :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

SUTRISNO, 30 Th, swasta, alamat Ds. Puger Kulon Kec. Puger.


M. RIDO'I, 34 Th, swasta, alamat Ds. Puger Kulon Kec. Puger.
H. ZAZURI, 48 Th, swasta, alamat Ds. Puger Kulon Kec. Puger.
AHMAD, 60 Th, swasta, alamat Ds. Puger Kulon Kec. Puger.
SAPAN, 52 Th, swasta, alamat Ds. Puger Kulon Kec. Puger.
HARTON, 21 Th, swasta, alamat Ds. Puger Kulon Kec. Puger.
MASKUR, 25 Th, swasta, alamat Ds. Puger Kulon Kec. Puger.

KESIMPULAN
A.

Jika disimak secara historis HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI adalah seorang perantau dari NTB,
datang ke Jember sebagai pedagang dan melakukan syiar agama Islam hingga akhirnya berhasil
mendirikan Ponpes Darus Sholihin dan yayasan pendidikan yang mengelola sekolah formal. Pada
puncak ketokohan HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI, yang bersangkutan memperoleh sorotan
hingga reaksi dan aksi dari tokoh agama Islam di wilayah Puger dan sekitarnya terkait ajaran yang
dianut dan disebarkannya identik dengan ajaran Syiah.

B.

Secara tidak langsung, tokoh masyarakat sekitar merasa tersaingi oleh HABIB ALI BIN UMAR AL
HABSYI karena yang bersangkutan tidak pernah membebani secara materi / meminta sumbangan
kepada masyarakat untuk pembangunan ponpes Darus Sholihin berserta fasilitasnya dan untuk
kegiatan keagamaan yang dilaksanakannya, bahkan HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI masih
memberikan bantuan dana untuk mushola di sekitar lokasi ponpes. Selain itu HABIB ALI BIN UMAR
AL HABSYI juga memberi kemudahan bagi warga sekitar yang putra putrinya menempuh pendidikan
formal di Ponpes Darus Sholihin (sekolah dengan biaya murah). HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI
merasa sudah mempunyai pengaruh besar di Puger dan mempunyai jamaah yang militan sehingga
setiap muncul permasalahan yang menyudutkan HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI terutama
mengenai isu ajaran Syiah, jamaah HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI langsung bereaksi dengan
mendatangi orang yang menyebarkan isu. Hal ini terjadi pada EKO MARDI SANTOSO tahun 2011
dan Ustad FAUZI tahun 2012.

C. HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI selama ini menyangkal kalau yang bersangkutan adalah penganut
p;aham Syiah dengan mengatakan dirinya juga penganut paham Ahlussunnah Wal Jamaah, namun
para tokoh agama dari kalangan NU / Sunni tidak mempercayai lagi pernyataan tersebut karena ada
anggapan bahwa HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI sedang ber-taqiyah (berbohong) sebuah cara
yang diperbolehkan dalam ajaran Syiah ketika seorang penganut Syiah sedang dalam bahaya.
Fakta-fakta seperti isi ceramah dalam rekaman dan pandangan santri Darus Sholihin terrhadap
sahabat Nabi Muhammad SAW dan pola kepemimpinan Islam (immamah) menunjukkan bahwa
HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI adalah penganut Syiah. Hubungan HABIB ALI BIN UMAR AL
HABSYI dengan Yayasan Al Hujjah Jl. Sriwijaya Kel. Karangrejo Kec. Sumbersari Kab. Jember dan
seringnya HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI mengunjungi rumah saudaranya An. FAKIR AL HABSI
( Pengasuh Ponpes Al Hairiyah / Ketua Syiah Ijabi Kab. Bondowoso ) di Ds. / Kec. Jambesari
Darusolah, menguatkan bahwa HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI adalah penganut paham Syiah.
Ajaran Syiah disampaikan oleh HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI kepada santri dan jamaahnya
sedikit demi sedikit sehingga para santri dan jamaah merasa tidak menerima ajaran Syiah dari
HABIB ALI BIN UMAR AL HABSYI.
D. Menurut catatan sejarah konflik antara Syiah dengan Sunni adalah konflik klasik yang telah dimulai
sejak masa kekhalifahan para Sahabat, konflik tersebut terus terjadi dan berkembang hingga saat ini
dan tidak akan pernah menemukan penyelesaian karena berkaitan erat dengan perbedaan
mendasar/pokok tentang aqidah. Syiah dengan Sunni tidak mungkin disatukan kecuali salah satu
memerangi yang lainnya sehingga salah satunya memenangkan peperangan tersebut, atau salah satu
diantaranya menyatakan diri masuk ke dalam Syiah atau Sunni.

E.

Perkembangan Syiah tidak hanya sebatas kepentingan agama akan tetapi sudah sarat dengan
kepentingan politik dimana tujuan politik syiah adalah untuk menggulirkan revolusi Republik Islam
Syiah, dimana mereka didorong oleh aqidah Syiah yaitu imamah (menegakkan kepemimpinan) dan
dilakukan secara bawah tanah dengan mengandalkan aqidah taqiyyah (berbohong).

F.

Konflik secara terbuka antara Syiah dengan Sunni di Jatim telah meletus dibeberapa wilayah antara
lain terjadi di Kab. Sampang, Kab. Jember dan Kab. Pasuruan yang mengakibatkan konflik sosial
dan berdampak pada kerusuhan massa. Hingga saat ini pemerintah belum memiliki keberanian
untuk mengambil sikap tegas terhadap potensi konflik antara Syiah dengan Sunni dan apabila hal
tersebut terus dibiarkan berlarut larut maka tidak menutup kemungkinan konflik horizontal maupun
vertikal akan terus terjadi, khsusunya di Jatim dan akan merembet ke wilayah lain di Indonesia.

REKOMENDASI

A.

Tingkatkan upaya pre emtif, preventif dan represif dengan melibatkan seluruh instansi dan potensi
masyarakat yang ada di wilayah Jatim untuk menyikapi konflik Syiah dengan Sunni dengan
mengedepankan Kemenag, FKUB, MUI dan Toga/Tomas serta 3 (tiga) Pilar Utama sebagai deteksi
dini sehingga diharapkan sitkamtibmas di wilayah Jatim tetap kondusif.

B.

Segera pemerintah melalui Kemenag, Kemenkumham bekerjasama dengan Ormas Islam, MUI dan
para ulama serta instansi terkait lainnya untuk melakukan pembahasan dan dialog Nasional untuk
mencari solusi dan melakukan penelitian secara komprehensif apabila ditemukan bahwa Syiah di
Indonesia merupakan aliran sesat dan menyesatkan maka pemerintah harus berani dan tegas untuk
mencabut rekomendasi yang dikeluarkan oleh Kemenkumham terhadap organisasi IJABI dan ABI
sehingga tidak terus berkembang menjadi issue nasional dan pada akhirnya menjadi konflik
horizontal maupun vertikal dalam skala yang lebih luas.

C.

Diharapkan Tokoh Ulama yang tergabung di dalam MUI Pusat maupun daerah bekerjasama dengan
Bakorpakem untuk melakukan pembahasan secara Nasional terkait dengan aliran Syiah dan apabila
dalam pembahasan tersebut ada indikasi kelompok Syiah adalah sesat diharapkan mereka
melakukan usulan kepada pemerintah untuk melarang Syiah berkembang di Indonesia mengingat
Syiah di Indonesia sudah berkembang menjadi besar dan tidak menutup kemungkinan kedepan
Syiah akan melakukan revolusi untuk mecapai tujuannya.

D. Dalam penyelasaian konflik agar mencerminkan azas kemanusiaan, hak asasi manusia,
kebangsaan, kekeluargaan, kebhinekatunggalikaan, keadilan, ketertiban dan kepastian hukum tidak
berlaku diskriminatif, tidak membeda-bedakan kelompok yang bertujuan untuk menciptakan
masyarakat yang aman tentram dan sejahtera, terpeliharanya kondisi damai dan harmonis dalam
hubungan permasyarakatan serta menumbuhkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam
kehidupan bermasyarakat dan beragama.

Anda mungkin juga menyukai