PENDAHULUAN
Karsinoma kista adenoid adalah tumor yang jarang terjadi, yaitu <1% dari
semua maligna kepala dan leher, dan 10% dari neoplasma glandula saliva. Hal
ini terjadi leih sering pada kelenjar saliva minor daripada mayor. Karsinoma kista
adenoid berkembang dengan perlahan, tumor yang terus berkembang dan
memiliki kecenderungan untuk kambuh secara local dan bermetastasis jauh.
Salah satu penelitian menemukan penyebaran perineural pada sekitar 60%
kasus, dengan insidensi tinggi kekambuhan local (hampir 63%). Kekambugn dan
metastasis bisa terjadi bahkan setelah pengobatan tumor utama. Saluran
sinonasal adalah lokasi yang paling banyak kedua untuk karsinoma kista adenoid
(26,8%), setelah rongga mulut (70,1%).
Diagnosis maligna saluran sinonasal seringkali tertunda karena mirip dengan
gejala penyakit inflamasi. Paralisis nervus cranial, nyeri wajah, trismus, sakit
kepala dan gejala pada mata mengindikasikan awal penyakit, dan terjadi ketika
pertumbuhan tumor telah meluas melebihi sinus paranasal atau cavum nasal.
Laporan klinis karsinoma kista adenoid sinonasal masih jarang. Oleh karena itu,
penelitian ini mengevalusi megenai patofisiologi, karakteristik klinis dan hasil
penanganan dari tumor ini.
MATERIAL DAN METODE
yang paling baik. (Penemuan ini dipaparkan leih dari 40 tahun lalu oleh Leafstedt
et al. pada review dari Roswell Park Cancer Institute).
Pada penelitian ini didapatkan bahwa pasien berada pada usia decade ke-4 dan
ke-6, hal ini mirip dengan penelitian lain. Penelitan awal ditemukan bahwa
karsinoma kista adenoid paling sering pada wanita, tp beberpa literature terbaru
mengidentifikasi bahwa laki-laki sedikit lebih dominan. Penelitian ini memiliki
rasio yang sama antara laki-laki dan wanita, mungkin dikarenakan ukuran
sampel yang kecil.
Karsinoma kista adenoid sinonasal kebanyakan berasal dari sinus maksilaris
(>60%), diikuti oleh cavum nasal (20-30%), nasofaring (8-10%) dan sinus
ethmoidal (8-10%). Pada penelitian ini, lokasi utama yang paling banyak terjadi
pada sinus ethmoidal, ditemukan pada 3 pasien (figure 1); pasien keempat
memiliki tumor sinus sphenoid. Tidak ada pasien yang memiliki tumor sinus
maksilaris. Secara tidak mengejutkan, frekuensi keterlibatan lokasi utama sangat
bervariasi dari laporan pada literature, diakibatkan karena pompulasi sampel
akhir yang besar.
Karsinoma kista adenoid bisa juga berasal dari area nasofaring. Di Malaysia,
nasofaring malignan paling banyak berasal dari nasofaring karsinoma (NPC). Hal
ini penting untuk membedakan tumor ini dari karsinoma kista adenoid sama
seperti perbedaan modalitas pengobatan dan prognosis.
Pada penelitian ini, epistaksis yang intermitten merupakan gejala utama dari 3
kasus. Pasien yang lain mengeluh tinnitus unilateral tanpa gejala nasal. Kedua
epistaksis dan tinnitus juga merupakan gejala yang sering dari NPC.
Sejak manifestasi awal karsinoma kista adenoid bisa menyerupai penyakit
inflamasi seperti rhinitis kronik dan rinosinusitis, dan sejak sinus paranasal
adalah ruang berisi udara, diagnosis sering tertunda, dengan pasien sering
didapatkan dengan stage tumor lanjutan (advanced). Pada peneitian ini, 2 pasien
didapatkan dengan T3 tumor dan 2 dengan T4 tumor.
Laporan insiden dari metastase nodus limfe pada karsinoma kista adenoid
adalah rendah; 3-5,5%. Insiden dari metastasis nodal pada kasus karsinoma kista
adenoid sinonasal masih lebih rendah dibandingkan dengan NPC, mungkin
dikarenakan distribus penyebaran limfatic di saluran sinonasal dan struktur yang
mengelilingi. Tidak ada pilihan diseksi leher yang dilakukan pada metastesis
servikal pada penelitian ini, kaena tidak satupun memiliki metastase servikal
pada saat didiagnosis. 1 dari 4 pasien memiliki pembengkakan nodule leher
ipsilateral setahun setelah radioterapi. Pasien yang sama juga menunjukkan
keluhan akibat perluasan region infiltrasi.
Pencitraan sebelum operasi sangat penting untuk menggambarkan sejauh mana
tumor tersebut, karena rumitnya anatomi saluran sinonasal. Kedua CT-Scan dan
MRI sangat berguna, dan saling melengkapi dalam memperkirakan keterlibatan
dasar tengkorak anterior dan posterior. CT-Scan merupakan modalitas pencitraan
terbaik untuk menunjukkan efek pada tulang sekitar, ditunjukkan pada figure
Berkenaan dengan pembedahan, tidak ada pasien yang memiliki bukti penyakit
pada lokasi utama kecuali pada pasien ketiga, yang telah melakukan
pembersihan memiliki hanya pada parsial karea keterlibatan sinus cavernous.
Dekatnya saluran sinonasal dengan struktur limit vital reseksi luas local.
Karsinoma kista adenoid lebih sulit untuk dioperasi dibandingkan kanker kepala
leher lainnya, dan ini sering menghasilkan operasi margin positif. Pada penelitian
ini, 2 pasien memiliki margin positif, salah satu dari yang memiliki infiltrasi
lokoreginal dan metastasis nodul. Haddad et al memiliki pendapat bahwa margin
positif mungkin merupakan refleksi dari penyakit yang lebih agresif, meyerang
dan resisten, daripada refleksi reseksi inadekuat.
-