Perbandingan Nyeri Pasca Operasi Herniorrhaphy Secara Lichtenstein Dengan Trabucco
Perbandingan Nyeri Pasca Operasi Herniorrhaphy Secara Lichtenstein Dengan Trabucco
G'hh.'
r@ie+llseqr
:
' P@19,
.
Dr.H.A$dIZ# SS-ffiD
h- EtHiuq MS
' ..
. -
':.
..:
DR h[ ETAMIL PADA}.IG
2010
Ai{DA$s
PerclitianAkhir
t
l'
:J'
:
*a-a--'t-
TRASUCCg
"''??,,,.:,,.;.,..
IIe
Pembimhing
h. Erkadisq M$
.BAGIAN ILMTJ
FESAI{ ,
.,1
2010
Oteh
Ile*drizal Iscan
Peserta PPDS I IImu Bedah FK Unand
No" BP : A42220A5
I
it{o. Register CHS '..16677
Penelitian ini sebagai salatr satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikari Spesialis' Bedah
Fakultas Kedokteran U:riversitas Andalas Padang.
Dibacakan tanggal : 7 September 2010
DISETUJUI G{,EH
:
pembimb,ing
. H.
II
KATA PENGANTAR
dapat
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia Nya penulis
menyelesaikan penelitian akhir dengan judul " PERBANDINGAN NYERI
LICHTENSTEIN
Dr. H.
Asril Zahari, SpB-KBD, dan Dr. Erkadius, M.Sc selaku pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan sampai selesainya penelitian ini.
Rasa terima kasih juga penulis sampaikan pada
KBD sebagai Ketua Bagiatr llmu Bodah FK Unatrd / RS th-lvtDjamil dan Dr.
Dody
Efuansdl
kof,IhJ{-
Kamardi Thalut, SpB, Dr.H. Rivai Ismail, SpB, Dr.H. Ahmad Rizal,
SpB,SpB0trICSr Dr- Juli Isnail,SpB.TKV, Prof. Dr. H. Azamris, SpB (K) Onk,
DR. Dr.Mnlfrcr tt{qias, SpB, SpBO, FICS, Dr. H. Asril Zahari, SpB KBD, Dr.
SpB KBD, Dr. Alvarino, SpB, SpU, Dr. H. Daan Khambri" SpB (K) Onlg M.Kes,
Dr. Dedi Saputra, SpBP, Dr. Yewi Zulfiqar SpB, Dr. Ardian Riza SpOT, M.Kes,
Dr. Raflis Rustam, SpB KBV, Dr, Rizky Rahmadian, SpOT, M.Kes dan Dr.
Mochammad Ridwan,
pendidikan.
Terima kasih juga kepada dr. Rudy Permadi, SpAn, dr. Nasman Poear,
SpAn, dr. Liliriawati
AK
rlen dr. Yulinda AMullah SpAn, atas kerjasamanya selama penulis menjalani
pendidikan di RS dr. M. Djamil Padang.
anakku
@egina dan Rifqi), terima kasih atas dukungan moril dan cinta yang tulus yang
diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retalq kritik dan saran
diasa
ini.
Semoga
Allah SwT
&r.:'
ffi{l:'
F;;
Fmilis
bimakasih
S..u
swr
senantiasa meliifupahkan berkah dan rahmat Nya bagi kita semua. Amin.
trJ-.
F.'
Padang, September 2010
Penulis
jjj4t:-4ii{:l:i::'
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
lll
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
ABSTRAK
vlll
BAB
PENDAHT.'LUAN
l.l.
BAB
IL
Latarbelakang
TINJAUANPUSTAKA
2.4. GejalaKlinis
l3
2.8. PengertianNyeri
14
2.9. PengukuranNyeri
16
2. I 0. Jenis-jenis Pengukuran
BAB
BAB
III.
IV.
Nyeri
t7
2L
2L
21
METODOLOGI PENELITIAN
))
22
22
4.3. Subjek
Penelitian
...................:....... 22
1il
22
4.7. Pelaksanaan
....;-..............................,.
Penelitian
........... 24
24
Etikapenelitian
BAB V T{ASIL PENELITIAN
BAB VI FEMBAI{ASAN
..................
BAB VtI KESIMP{JLAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
4.10,
Lr-
F.
&"=
ffi
lEf ,!r''
16.''-.. :l
F'ii
lv
......... 26
27
33
37
................ 37
........ 37
38
;::,1:: .
DAFTAR GAilBAR
G+,
*4Ei
Cratnbar
l.
Bagian-bagian hernia..
l:
skematis.....
.........7
t1
t2
DAFTAR TAEEL
Pasien.
ZB
PekerjaanPasien........
gr6i61$. ksieru.......
Tabel 2. Disfibusi
'
Tabel
3.
T*cl 4
'
'
Tabel
6.
'r
28
_]-:l-':::_
P@
28
Pasi9ru.r.r..i...i.......
padapasien
Tabel
8-
Zg
uniltu
.,:
:-
kffiol
ubng @a
".:'l *,
1,,;, *o,.,-:'.,,1-:-:*i
t:. t:--::nlt'::':t'a'':'- :'1"
:'
,. ',
"1:
vl
'
'
pasien
pasien-
30
3l
-.................. 32
DAFTAR LAIf,PIRAN
$$.=
l
1. Master
2.
3.
MDjamil
Padang
vll
Abstrak
Latar Belakang : Salah satu tehnik tension free herniorhaptty adalah tehnik
Lichtenstein yang telah diperkenalkan sejak tahun 1986. Tahun l9B9 Trabucco
juga memperkenalkan tehnik tension free herniorrhaplry sutureless. Perbedaan
kedua tehnik ini terletak pada jenis mesh prostetik yang digunakan , jahitan dan
penempatan meshnya.
ini
r:
nyeri pada hari ke-3 dimana intensitas nyeri trabucco lebih rendah dari
Lichtenstein. Didapat perbedaan tidak bermakna intensitas nyeri pada hari ke-l
Kata Kunci
vllt
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah yang sering dijumpai pada penderita pasca operasi hemia
inguinalis adalah rasa nyeri, tidak nyaman, pembatasan aktifitas fisih dan dalam
jangka panjang adalah kekambuhan. Herniorrhaphy adalah tindakan operasi yang
cukup sering dilakukan dalam bidang bedah umum. Evolusi tindakan untuk
herniorrhaphy inguinalis dewasa
perubahan. Berbagai
tinggi
.r'2'3
Mesh
) . Tehnik ini
terbukti sukses mengurangi rekurensi, biaya operasi, dan waktu perawatan, serta
memperbaiki kualitas hidup pasien. Selain itu cara ini juga dapat mengurangi
dalam
penatalaksanaan hernia sejak tahun 1986. Telah banyak penelitian yang dilakukan
untuk membandingkan tehnik ini dengan tehnik non tension free hernionhaphy
dan didapatkan hasil bahwa tehnik Lictenstein ini jauh lebih
, Trabucco
baik.
r'2'3'6
extemus. Trabucco menyatakan bahwa tehnik ini mempunyai angka rekurensi dan
ts2s'26
, jahitan dan
akan
menimbulkan rasa nyeri atau intensitas nyeri yang berbeda oleh penderita pasca
operasi herrniorhaphy. Menurut Bonica (1990), biasanya periode nyeri akut rata-
rata 1,5 hari (l-3 hari).6 Dari Literatur yang saya dapatkan, belum ada penelitian
yang membandingkan kedua tehnik ini.
secara
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan
umum
operasi herniorrhaphy
menurut
l.
khusus
2.
"'
3.
l.
BAB II
TII{JAUAN PUSTAI(A
2.1. Definisi Hernia
Hernia yang dalam bahasa Latin sering disebut rupture, merupakan suatu
penonjolan abnormal melewati suatu dinding rongga yang terbuka atau dinding
yang lemah. Hernia pada dinding perut merupakan penyakit yang sering dijumpai
dan memerlukan tindakan pembedahan. l'2'3
Hernia terdiri atas tiga bagian, yaitu kantong herni4 isi kantong dan
pelapis hernia. Kantong hernia merupakan divertikulum dari peritoneum dan
mempunyai leher dan badan. lsi hernia dapat terdiri atas setiap struktur yang
ditemukarq dan dapat merupakan sepotong kecil omentum sampai organ padat
yang besar. Pelapis hernia dibentuk dari lapisan-lapisan dinding abdomen yang
dilewati oleh kantong hemia.r2'3
Abdominal
Heck of Sac
Gantbar
l.
Bagian-bagian Hemia
t-lGntorg hemia: pada hemb abdominalis berupa peritoneum parietalis; 2. lsi hernia:
bettpa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia. Pada hernia abdominalis
ben+a usus; 3. Lrcus Minoris Resisfence (LMR); 4. cincin hemia: Merupakan bagian
bans mircris resrisfene yang dilalui kantong hemia; 5. Leher hernia: Bagian terseirpit
ffirg
1. Hernia inguinalis,
2.
Hernia femoralis, terjadi bila kantong dan isi hernia masuk ke dalam
kanalis femoralis melalui annulus femoralis yang berbentuk corong sejajar
dengan vena femoralis sepanjang kurang lebih dua cm dan keluar pada
fossa ovalis di lipat paha.
3.
4.
Hemia venhalis merupakan nama semua hernia yang terjadi pada anterolateral dinding abdomerg seperti hernia sikatrikaliVhernia insisional
5.
kulit.
tekanan
di dalam abdomen.
2'3'a'5
di
vena
Flernia inguinalis lateralis sering dijumpai pada pria. Angka kejadian pria
adalah 12 kali lebih sering dibanding wanita. Terjadinya hernia pada orang
dewasa" disebabkan oleh penyebab sekunder atau didapat yang adekuat. Hernia
inguinalis lateralis dapat terjadi pada semua umur, namun tersering pada usia
antara 45 sampai 75 tahun.a5
:45:l
1. Terbukanya
prosessus vaginalis
2.
3.
Hal ini bisa terjadi karena batuk kronis, asiteg peningkatan cairan peritoneum
oleh karena akesia bilier, pembesaran prosta! tumor abdomen dan obstipasi.3'4'5
Pada orang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya
:3'4'5
l-
berlcontnalcsi
3.
internus ikut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdominal tidak tinggi dan
kanalis ingunalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot dinding perut
berkonstraksi, kanalis ingunalis berjalan trasnversal dan annulus inguinalis
tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis ingunalis.3'a'7'8
Kelemahan otot dinding perut terjadi akibat kerusakan nervus ilionguinalis
dan nennrs iliofemoralis.t'8'e
lngulnal Hsrnla
srnsl bdrtri
lrilrflsl irEtuin4
fir
knia
mrmcul pada waktu berdiri, bersin, batuk atau mengedan dan menghilang pada
saat berbaring. Rasa nyeri dirasakan didaerah epigastrium atau paraumbilikal
berupa nyeri viseral karena rcgangan pada mesenterium sewaktu segmen usus
masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru
Inspeksi: ketika pasien diminta mengedan akan terlihat beqjolan pada lipat pahq
bahkan benjolan bisa saja sudah nampak meskipun pasien tidak mengedan.
Palpasi: dapat meraba benjolan yang kenyal, yang isinya mungkin berupa usus,
omentum atau ovarium. Palpasi juga dapat menentukan apakah hernia tersebut
jari
auskultasi, bila isi hernia berupa usus maka bising usus dapat terdengar.
Pemeriksaan fisik dengan menggunakan metode finger tip test: hanya
dapat dilakukan pada pria dan pada hernia reponiblis. Tujuan utamanya adalah
jari
hernia Pasien kemudian diminta mengedan. Jika hernia teraba atau menyentuh
ujmg jari berarti ini adalah hernia lateralis, dan bila hemia menyentuh
mpingjari
bagran
100 tahun yang lalu (1884). Semua teknik bedah rekonstruksi menemukan
komplikasi umum yaitu ketegangan pada garis jahitan. Ini adalah fa}for utama
etiologi hernia berulang. Tindakan operatif seperti hemiotomi atau hemioplasty
merupakan satu-safunya pengobatan yang rasionul.
I I'
l2'l
isi hernia
sampai
kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin dan selanjutnya
dipotong.ra'ls'16
Poupart. Metode
Mc Vay dilakukan
ke ligamentum inquinale
a' t t'' 6
ketegangan yang
sederhana dan efisien disarankan dengan melakukan prosedur yang cepat dan
singka1.1+'15'to'tz
adalah
pilihan dalam penatalaksanaan hemia sejak tahun 1986, Tehnik ini terbukti
memberikan hasil lebih baik, dimana pemulihan lebih awal, kebanyakan penderita
kembali bekerja dalam 2 minggu, nyeri pasca operasi minimal dan rekurensi 0,1
di
antara
adalah
ruang
intrafascial, mencegah terjadinya rekurens pada bekas luka dan nyeri pasca
operasi yang berkurang. Dengan teknik ini, korda spermatika ditempatkan dalam
jaringan subkutan, bebas dari kontak langsung dengan mesh dan menghindari
peradangan kronis jaringan.
16
l0
(MoE)
Aponeurosis MOE dibuka secara tajam
Lichtenstein:r2'13'15'r7 adalah
*it
11
13'14'16
adalah dengan
di
spermatik kord tanpa melakukan penjahian pada konjoin tendon di superior atau
@a
ligamentum inguinal
di inferior.ru
diatas Aponeurosis MOE, dan kemudian Aponeurosis MOE dijahit dengan cromik
Z0
t2
Shin et al, dalam sebuah studi multicenter baru-baru ini, menyoroti resiko
free
hernioplasty metode
hal
dari
inkarserata sampai
Saggulata dengan gambaran klinik dari kolik sampai ileus dan peritonitis.
Komplikasi operasi hernia dapat berupa cedera vena femoraliq nervus
ilioinguinalis, nervus iliofemoralis, duktus deferens, ataa buli-buli- Nervus
ilioinguinalis harus dipertahankan sejak dipisatrkan karena jika tidalq maka dapat
timbul nyeri padajaringan parut setelah jahitan dibuka-r3'ra'ls
eabk;an
t*itan,
oleh kerusakan sara{ jepitan saraf oleh jaringan parut, mesh atau
sprmffi4
.lan periostitis.lT
LftLsi luka, bendungan vena, fistel urine atau feses, dan residif. Komplikasi
13
jangka panjang dapat berupa atrofi testis karena lesi arteri spermatika atau
bendungan pleksus pampiniformiso dan residif.
l3'la'15
8' I e'20
syaraf bebas di dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang
berpotensi merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosiceptor, secara anatomis ada
yug
nciseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit,
somatik dalarn, dan daerah viseral Karena letaknya yang berbeda-beda inilah,
nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda-m2L'2z
Nosiceptor kulit berasal dari kulit dan subkutan, nyeri yang berasal dari
drenah
ini
ffi
reseptor
trymen
cepat
serabut
pada
yang lebih dalam, nyeri yang ditransmisikan biasanya bersifat tumpul dan
!4
otot
dan
jaringan penyangga
lainnya. Karena struktur reseptornya komplelq nyeri yang timbul merupakan nyeri
5rang
organ viseral seperti jantung, hati, usus, gi4jal dan sebagainya. Nyeri yang timbul
mda reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat
srsitif terhadap
e'20'
neoiQ
trmdlildin
Pembentukan
dhi
15
s)'araf perifer dan di otak, terutama dalam peran sentralnya memodulasi nyeri
hiperalgesia dan alodinia.
hendaklah
lebih
juga
mampu
29.
Pengukuran nyeri
baru tentang nyeri, misalnya terus menerus, menetap atau kronik. Cara
hi sangat membantu
trsbrn
'
VtS
*se
scate\
rz|P
t6
met&
ini
adalah
namun mungkin kurang sensitif terhadap komponen subyektif dan afektif dari
f,ngsi,
knas- Tetapi beberapa waktu kemudian perubahan tersebut akan kembali sebelum
dll.2o
2t 22
sqrft
b
Self report
l7
l. Verbal Rating
.2023'24
Scale (VRS)
VRS adalah alat ukur yang menggunakan kata sifat untuk menggambarkan
hvel intensitas nyeri yang berbeda, berkisar dari'no pain'sampai oextreme pain'
(nyeri hebat). VRS merupakan alat pemeriksaan yang etbktif untuk memeriksa
imensitas nyeri, yang biasanya diskor dengan membedkan angka pada setiap kata
dengan
menggunakan skala 5-point yaitu tidak ada nyeri dengan skore.'0", ringan dengan
skore
"1",
dengan skore '04". Angka tersebut berkaitan dengan kata sifat dalam vRS, yang
di
antarunya adalah
0l
tiE
qi
7?
lhi*t-
t5s
Irtld&
,10
7'
&!d
tir4
tq;ri
hdl&lj.
l*al*rt
NRS adalah alat ukur yang meminta pasien untuk menilai rasa nyeri sesuai
tlF
100. Angka 0
l8
I point,
23'2a
rki
sry*
VAS adalah alat ukur lainnya yang digunakan untuk memeriksa intensitas
nyeri dan secara khusus melipufi garis 10-15 cm, yang setiap ujungnya
ditandai dengan level intensitas nyeri (ujung kiri diberi tanda .tanpa
nyeri' dan
ujung kanan diberi tanda 'nyeri hebat'. Pasien diminta untuk memberi
tanda
kiri
diberikan pasien dalam mm, dan itulah skor yang menunjukkan level
intensitas nyed. Skor tersebut selanjutnya dicatat untuk melihat
kemajuan
pengobatan/terapi selanjuhrya. Secara potensial, VAS lebih
sensitif terhadap
intensitas nyeri daripada pengukuran lainnya seperti VRS skala 5-point
karena
responnya yang lebih terbatas.2s'2a
pasien
flEafiEk-a
dengan skala verbal nyeri (vRS) (Jensen et.al, 19g6; Kremer et.al,
fiil|f, Bbe.qa
vAS
karena
19
*rt
teliti
dari
(Jensen
et.al, 1986). Dengan demikian, jika memilih VAS sebagai alat ukur maka
penjelasan yang akurat terhadap pasien dan perhatian yang serius terhadap skor
VAS lebih sensitif dan lebih akurat dalam mengukur nyeri dibandingkan
dengan pengukuran deskriptif
KEKURANGAN VAS
/ penjelasan terapis /
pengukur
20
BAB III
KERANGKA KOI{SEPTUAL DA}I }IIPOTE$A
PENELITIAN
3-1. Kerangka Konseptual
ffi
I ujungsyaraf
J
Reaksi local
Jaringan
Histamin
Prostaglandin
Potasium
Serotonin
Bradikinin
sitokin
As. Laktat
Nyeri
tu
lb
Hipotesa Penelitian
secara
2t
BAB IV
HETODOLOGT PE]IELITTAN
i
ddingkan
frgl
ini
Trabucco.
taktu
, H
\&
G
dengan
di
diagnosa
ltf*-Itd-
Jamil Padang.
$
p
i'
l,L
Subyek penelitian
Subyek penelitian terdiri dari pasien yang telah didiagnosa hernia
*,D-".lateralis
F
ti.
llt-
l-
3-
ll
22
5-
l.
2.
3.
Hemia residif
4.
5-
6-
7.
{5.
HEmia inguinalis lateralis. Jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 30
rang;
15 orang
Rumus sampel
n:(Zalpha +Zbeta)2
:8
o$5)2
fu
arpha +
z beta)2:
adalah
1.96 +
(7+3)/(7+l):
fficl,
qpd.
A Biom'etrical
yorlq l9g0)
23
Persiapan Operasi
Elektif
t:
&
Analisa data
i
t
It
t:
t'
br
isian yang telah disiapkan dengan garis sepanjang lOcm , dan kemudian
mdai
f,**rn
ffihdoperasi
ii
$o
{,:
Prdahari
(0)
I.
penderita immobilisasi.
penderita mobilisasi.
penderita jalan.
penderita pulang
P.dahariIII
@ Ada
hari
WI
sewakfu kontrol
hdr
bari
)ilV
24
{.L ltefriisi
operasional
kanalis
inguinalis
Hernia reponibilis:
nlrlah dimana isi hemia dapat keluar masuk dari kantong hernia
Hernia irreponibilis:
tidak
nenimbulkan nyeri.
I
fi
hr
Taik l{erniorrhaphy
yang dilakukan :
lr
!r
Pcrdidikan:
fr
H.
Adalah jenjang pendidikan yang telah dilalui penderita seperti SD, SLTP,
I^ur
operasi :
selesai
k llrrci
I*xitps
Adthh
bol
Nyeri :
poli klinik
75
latsa data
Ih yang akan didapatkan dari penelitian ini akan diolah dengan
EEiErlrratn komputerisasi, dan dilakukan pengujian uji statistik parametric.
Etika Penelitian.
Karena memakai pasien untuk penelitian
trryak dan diberi penjelasan yang sebenarnya dan dapat dimengerti oleh
26
BAB V
HASTL PEHELITIAH
Telah dilakukan penelitian cohort study prospektif dengan
mernbandingkan intensitas
herniorrhaphy menurut
ilt-Djamil Padang.
Pada Penelitian
frgra
sebanyak
ini
secara
dengan
mggunakan pengukuran Visual Analog Scale ( VAS ) pada hari pertam4 hari
rM4 hari ketiga dan saat control setelah dilakukan pasca herniorrhaphy.
Data yang didapat diolah secara komputerisasi dan dilakukan
uji statistic
nrctric ( chi square & t test) dengan derjat kepercayaan F>0,05 dan disajikan
&n bentuk tabel. Dari penelitian didapatkan hasil sebagai berikut
:
[- Tlhk
frfri square :1,333; P0,05) dan dalam distribusi pekerjaan pasien (chi square
l.
dan
dan Tabel 2.
27
TId
l- Distribusi pendidikan
pasien
Herniorrhaphy
Lichtenstein Trabucco
Pcndidikan
Total
SD - SLTP
15
SLTA/>
l5
l5
15
30
, Total:
Chi square
56
109
& pegawai
Total
Chi square =
l3
l9
l5
15
l,l2l,
30
> 0,05
bermakna
Hcl3.
(t:
0.239;
P:
14.8) tahun
Herniorrhaphy
Umur'
Total
20 -29
30-39
40 -49
50-59
ffi-69
m -79
Titrl
l5
t5
3g
F = 0,813
28
fi
9 menit
l0 -
19 menit
20 -29 menit
30 - 39 menit
40 - 49 menit
50 - 59 menit
60 - 69 menit
ll
70 -79 menit
80 - 89 menit
90 - 99 menit
t:2.876
h {. eh
dan
P:
0.008
intensitas nyeri pada hari pertama setelah operasi (Tabel 5) tidak berbeda
n-{l}
ffir
?:
(t:1,299;
rfiIf,tO59).
29
md
t:1,722; P:0.096
t:1299;
P = 0205
30
5. skala intensitas nyeri pada hari ketiga setelah operasi (Tabel 7) memiliki
perbedaan secara bermakna
Lichtenstein Q.0g
(t
:3,198; P
antara operasi
+ 0.65). Skala
0.003
intensitas nyeri pada hari kontrol (hari ke-7) setelah operasi (Tabel 8)
kernbali tidak berbeda secara bermakna (
t:3,034;
0.0 - 0.9
1.0
- 1.9
2.0 -2.9
3.0 - 3.9
4.0 - 4.9
38
46
41
3t-
0.99).
ll
l0
5
3
5.0 - 5.9
6.0 - 6.9
7.0 -7.9
8.0 - 8.9
t:3,198;
P = 0.003
3l
t2
0.0 - 0.9
15
27
1.0
1.9
2.0
-2.g
t
t-
3.0 - 3.9
4.0
4-9
5.0 - 5.9
6.0 - 6.9
7.O
8.0
-7-9
-
8.e
l
i
t=3,034: P:0.005
dTat
melakukan aktivitas atau kegiatan harian pada hari ke 14 dan juga pada
ian tidak ditemukan komplikasi pasca operasi seperti hematom, seroma
infeksi.
32
BAB VI
PEMBAHA$AI*
Hernia merupakan suatu penonjolan abnormal melewati suatu dinding
ngga
perut
tindakan
r2,3
free hemiorrhaphy
secara
rigit dan
tanpa
(l-3
hari).6
l-3)- Fattor
*tsr
Srurg
JJ
tqg
bmia
pUaan
6de
sementara
13'
ta' 15
fterusakan saraf, jepitan saraf oleh jaringan parut, mesh atau jahitan,
misplace mesho mesh yang mengeras (meshoma), infeksi, rekurensi
i;
laltat
serotonin,
prostaglandin dan
lm
pusat
34
Pada penelitian
dimana hari pertama intensitas nyerinya (5.56 + 0.94) hari kedua (3.30 +
dan hari
ketiga
(0.05
1.21)
Setelah dilakukan
yang
bwmakna pada intensitas nyeri pada hari pertama dan kedua (Tabel 5 dan 6).
( table z ).
ini
dan
nekrosis jaringan
ini
dapat
mt
'q,
bffisatmsion
ini
3,
semakin
35
namun tidak terbukti secara statistik teknik tension frec mana yang
dalam mengurangi nyeri pasca operasi.26
Erda penelitian ini didapatkan intensitas nyeri yang tidak bermakna pada
da
H
op
dapat
alcivitas sehari-hari. EIal ini disebabkan pada hari ke-7 saat control
adanya rasa nyeri yang akan membatasi aktivitas atau kegiatan
Kondisi ini sesuai dengan didapatkan oleh Albiner dimana nyeri post
secara Lichtenstein dapat melakukan aktivitasnya dalan 14 hari.
36
BAB vtt
KESIMPULAN DAH SARAI{
?.1. Kesimpulan
Dari penelitian ini didapatkan hasil
l-
2.
3.
dari Lichtenstein.
4-
l.
37
DAFTAR PUSTAI(A
Warko
I(
omentum,
4. Anon G, Indirect Inguinal Herni4 Emerg Surg; Last up date August 15;
2AO7;91;947-52
Lichtenstein IL. Herniorrhaphy: a personal experience with 6,321 cases.
Am J Surg 1987; 153: 553-9
f,"
f"
editors. Principles
of
1999.p.1585-611
tt-
P,
to"d.
Sun Fransisco
lM- Soetamto
38
14-
15.
16.
17.
19-
Hlm
1-63
I!ll- Price DD, Bush FM, Long 5, Harkins SW. A comparison of pain
mqsurement characteristics of mechanical visual analogue and simple
numerical rating scales. Pain 1994;56:217-26
a
! M-*'ewers M.E. & Lowe N.K. (1990) A critical review of visual analogue
sles in the measurement of clinical phenomena. Research in Nursing and
],
* llealth 13,227+236.
tf-Cmrpbell WT, Lewis S. Visual Analogue Measurement of Pain. Uster
MdJ
0A R-Rollino,R Pagell4R Maimone, Experience with the Trabucco tension['c srnrless Hernioplasty: Hernia : New York, Springer - Verley 2000 :
!fi}-29r.
U"GCmpnlli
39
tf
l,
a7.tt{4
'10,
tt.t2{c
11,
c7.26.36
12.
69.1 5.03
13,
69.08.74
14.
69-8241
15.
1,
67-96-11
68-65-18
2.
68-00-77
3.
69-14-03
4.
5.
69-00-90
21-04-21
6,
69-0541
7.
8.
69-19-86
69-32-51
697-28
10.
11.
12.
69-68-78
69-38-21
69-58-34
13.
6941-72
14.
15.
69-92-20
6948-79
Tanl
Tanl
pens, PNS
Tanl
75
70
8D
un$u!!
c6
SLTA
79
62
6g
SD
,lohtrnrtrln
Llohtrnrtcln
SLTP
SD
BO
D3
59
37
SLTA
SD
Buruh
Buruh
43
lhhn.t.ln
T,
40
{t
rittrln
L
T=
Swmtr
LTA
SLTP
Llohtanatcln
Llchtcnetoln
Llchtensteln
Llchtenstein
Lichtenstein
Lichtenstein
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
Trabucco
60
l,r
,t
0,t
,2
2.9
1,7
6,4
4.4
3,1
1.1
2.9
2.1
0,2
0.2
0.3
3.7
0.8
3.3
1,5
3.5
3.9
J.O
4.9
3.8
5.7
0.5
4.5
70
6.8
6.3
60
6.1
PNS
65
6.9
PNS
Guru SLTA
80
8.6
7.5
65
60
4.1
70
7.7
0.2
0
0.7
0.5
0.3
2.4
1.5
2
0
1.7
0.8
5.2
2.1
4.6
3.4
2.7
0.6
o.2
4.9
2.6
SLTA
PNS
60
4.9
78
sl
64
SLTA
Swasta
pens. PNS
90
75
7.5
7.3
75
73
SD
60
45
40
4.5
4.6
3.7
2.1
1.5
0.7
0,5
0.3
70
6.1
3.1
2.1
0.3
3.8
4.2
1.6
1.5
0.2
30
5.7
7.2
5.3
1.2
60
6.1
3.4
50
6.5
4.4
3.7
0.3
1.5
0.6
1.6
47
SLTA
SLTA
76
SD
Buruh
Pens. PNS
Swasta
Pens" PNS
53
S1
PNS
60
49
SD
55
66
52
SD
Tani
Tani
Swasta
Swasta
Tani
Swasta
Buruh
52
73
67
47
48
SLTA
SLTA
SD
79
SD
SLTP
SLTA
SLTP
47
S1
PNS
Tani
Guru
60
2.3
0
0
0
0.2
0
0
0
0
70
35
6.2
3.8
6.3
0,1
40
60
45
5.8
5.2
5.8
3.2
3.2
0.1
3.1
4.7
3.5
1.5
0
0
0
0
Drort
Drort
?ldrk rdr
Tldrk rde
Daoat
Dapat
Dapat
Daoat
Daoat
Daoat
Daoat
Daoat
Dapat
Daoat
Dapat
Daoat
Daoat
Dapat
Daoat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Dapat
Tldak ada
Tldak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
----..,....
lturnia lnguinalis Lateralis Reponibilis
tneponibilis,
: Lichtenstein / Trabucco
: Spinal/ General
Fyeri hari ke- I
kr
alrtivitas sehari-ftari
Dapat
/ Tidak ( teryanggu )
pcnerurr
'Perbandingan nyeri pasca operasi tten*ortapny
secara Lichbnsfiein dengan TrabueoPersetuiuan untrk mengiladi
Fsca operasi
Padang,
Saya yang menyatakan
DEPARTEMEN KESEIIATAN RI
BLU RS.DR.M.JAMIL PADANG
: Hendrizal Iscan
ritusi
the institution
: PPDS
Ilmu Bedah
FK Unand