Pendahuluan
Transportasi merupakan salah satu prasarana untuk mempermudah manusia dalam melakukan
aktifitas sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kenyamanan transportasi tidak
terlepas dari gataran yang ditimbulkan oleh kondisi kendaraan dan kondisi jalan yang
dilewati. Salah satunya adalah motor. Bagi masyarakat, motor nerperan penting dalam
membantu keseharian mereka. Getaran yang ditimbulkan oleh motor dapat disalurkan kepada
tubuh pekerja dalam getaran mekanis yaitu getaran lengan tangan yang dapat menimbulkan
banyak efek negatif terhadap kesehatan pekerja.
Penyakit akibat kerja (PAK) disebabkan oleh paparan terhadap bahan kimia dan biologis,
serta bahaya fisik di tempat kerja. Meskipun angka kejadiannya lebih kecil diadingkan
penyebab penyakit lain, namun terdapat bukti bahwa penyakit ini mengenai cukup banyak
orang dan khususnya negara-negara yang berkembang pada dunia industri. Pada banyak
kasus, penyakit akibat kerja ini bersifat berat dan dapat mengakibatkan kecacatan.Akan tetapi
ada dua faktor yang membuat penyakit ini mudah dicegah yakni dengan mengiidentifikasi
dan mengontrol bahan penyebab penyakt dan juga mengawasi populasi yang berisiko
sehingga dapat diobati dengan baik
Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai penyakit akibat kerja (PAK) yang
berhubungan dengan faktor fisik tepatnya vibrasi. Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja
(PAK) maka kita harus melakukan dengan cara tujuh langkah diagnosis okupasi serta
Page7
Page7
Riwayat pekerjaan yakni pasien bekerja sebagai kurir pengantar obat yang bekerja
selama 8 jam sehari dan sudah bekerja sebagai kruir pengantar obat selama 12 tahun
lamanya. Tentunya sebagai kurir, pasien menggunakan motor kopling tahun 2000
untuk pendistribusian obat. Kemungkinan pajanan yang dialami oleh pasien yakni
getaran dari motor tersebut.Pasien juga tidak memakai alat pelingung diri (APD)
seperti sarung tangan.
b. Pemeriksaan Fisik
Tentunya pemeriksaan fisik pertama yang dapat kita lakukan adalah menilai keadaan
umum pasien. Dengan melihat keadaan umum pasien, maka dapat kita tentukan
apakah penyakit yang diderita ini berat atau ringan. Setelah menilai keadaan umum
pasien, selanjutnya kita melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang meliputi
suhu, tekanan darah, frekuensi nadi dan pernapasan pasien.
Berkaitan dengan keluhan kebas pada tangan, maka dapat juga dilakukan dengan
pemeriksaan waktu pengisian kapiler (Capillary Refil Time) yakni untuk menilai
curah jantung, tahanan vascular perifer, perfusi kulit dan jaringan, serta obstruksi
arteri regional. Caranya adalah dengan menekan kuku pada salah satu jari hingga
berwarna putih dan lepaskan, normalnya adalah kurang dari 2 detik.2
Dengan keluhan kebas pada tangan, maka dapat dilakukanpemeriksaan sistem
sensorik yaitu:
Sentuhan ringan, maka dapat dilakukan dengan kapas yakni dengan cara sentuhlah
kulit pasien secara ringan dengan menghindari penekanan. Minta pasien
menjawab saat ia merasakan sentuhan dan kemudian membandingkan satu daerah
Page7
bagian tubuhnya itu tajam atau tumpul sedsngksn tes suhudengan menggunakan
bahkan kapal.
Getaran tangan-lengan (tool-hand vibration), yakni getaran yang merambat melalui
tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya basanya antara 20-500
Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia
sangat peka pada prekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan seperti: Supir
bajaj, pengendara motor, operator gergaji rantai, tukang potong rumput, gerinda,
penempa palu.
Page7
Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS) dapat terjadi pada pekerja yag menggunakan alat
akan mengakibatkan perubahan pada organ yang terkena. Efek getarannya tergantung dari
besar getarannya, lama penggunaan dan frekuensi.Perubahan anatomi vaskuler terjadi
dengan hipertrofi dinding pembuluh darah disertai kerusakan sel endotel.Spasme vaskuler
yang disebabkan rasa dingin dimediasi oleh dinding jaringan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian HAVS:
a. Umur, sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan, pertambahan umur dapat
memperbesar risiko apabila umur pekerja 29-60 tahun, maka pekerja lebih rentan
terkena gangguan atau keluhan kesehatan akibat dari getaran lengan dan tangan.
Karena kemampuan elastisitas tulang, otot ataupun urat semakin berkurang sebagai
peredam dari getaran yang merambat ke tubuh.
b. Masa kerja, yakni waktu lamanya pekerja melakukan pekerjaan tersebut. Sehingga
dapat diketahui lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran pada lengan dan tangan.
Ketika masa kerja lebih lama dalam menggunakan alat getar maka paparan yang
sampai ke tubuh makin sering, maka hal itu akan mempermudah pekerja mengalami
HAVS.
c. Lama kerja, yakni waktu atau lamanya pekerja melakukan pekerjaan sehari-jari.
Sehingga dapat diketahui lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran lengan tangan.
Tingkat intensitas getaran yang leebih tinggi serta waktu pemaparan yang lama akan
mengakibatkan kerusakan pada tulang dan sendi. Pemaparan yang lama terhadap
getaran, terutama bila bersamaan dengan faktor yang lainyang berbahaya seperti
dingin, kebisingan dan beban statis dapat mengakibatkan timbulnya penyakit akibat
getaran.
d. Jenis kelamin, kekuatan otot wakita hanya dua per tiga kekuatan otot pria, sehingga
daya tahan otot pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Perempua berbeda fisik
dengan laki-laki sehingga lebih rentan terkena paparan.
e. Penggunaan alat pelindung diri (APD), sangat berpengaruh terhadap kesehatan
pekerja. APD merupakan salah satu cara untuk meminimalkan risiko penyakit akibat
kerja (PAK). APD yang dapat digunakan untuk mengurangi vibrasi terhadap tangan
adalah berupa sarung tangan
Page7
Dinding pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan dari dalam ke luar yakni tunika intima
yang tersusun oleh endotel, tunika media yang tersusun oleh otot dan tunika
adventisia yang tersusun oleh jaringan ikat.Saat vibrasi maka otot dirangsang dengan
getaran sehingga terjadilah kontraksi yang menyebabkan otot hipertrofi kea rah
lumen. Maka lumen akan mengecil sehingga aliran darah berkurang dan oksigen juga
berkurang. Pengendara motor akan mengebaskan tangannya agar aliran darah kembali
dan membawa banyak oksigen.Para pekerja yang tangannya terpajan alat-alat yang
bergetar dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah sehingga mengurangi suplai
darah ke saraf juga. Hal ini akan menyebabkan kehilangan sensoris yang permanen,
kerusakan pada tulang dan otot menjadi lemah.
c. Manifestasi Klinis
Berdasarkan patofisiologi HAVS, maka gejala-gejala yang ditimbulkan terdiri gejala
vascular dan gejala sensorineural. Gejala vaskuler dikenal sebagai fenomena Raynaud
(vibration white finger/VWF) yang terjadi akibat adanya spasme pembuluh
darah.Fenomena Raynaud dapat muncul bila dirangsang oleh udara dingin atau
menyentuh benda dingin.Gelaja-gejala khas fenomenaRaynaurd yakni awalnya jarijari memutih dan menjadi dingin, jari-jari tersebur kemudian berwarna kebiruan
akibatberkurangnya suplai oksigen, kemudian jari-jari memerah oleh karena
vasodilatasi pembuluh arah dan aliran darahkembali lancar. Keadaan ini dapat
menimbulkan kesemutan, kram dan nyeri. Perubahan warna tersebut tidak selalu
dijumpai pada penderita. Namun keluhan tidak nyaman, pucat dan jari dingin tetap
muncul. Lamanya gelaja yang timbul dapat berlangsung beberapa menit hingga
beberapa jam. Tingkat nyeri dan ketidaknyamanan bervariasi tiap orang.
Gejala sensorineural dapat ditemukan pada penderita Hand Arm Vibration Syndrome
(HAVS) adalah rasa baal, dan atau kesemutan pada satu atau lebih jari. Gejala mulai
dari ringan dan hanya berefek pada ujung jari yang sifatnya hilang timbul. Baal atau
kesemutan yang berlangsung lebih dari 1 jam perlu dipertimbangkan mulai awalnya
HAVS. Pada kasus berat, baal dapat mengenai sepanjang seluruh jari. Keadaan ini
dapat menggaganggu aktifitas pekerjaan sehari-hari. Tidak selalu semua jari
bersamaan menjadi kasus ringan atau berat. Kadang-kadang ada bagian jari yang
gejalanya ringan, bagian jari yang lain berat.4,5
5. Faktor Individu
keluarga dan bagaiaman kebiasaan berolahraganya.Perlu juga diketahui higiene dari
pasien tersebut.
Page7
Pada faktor individu maka yang perlu diketahui adalah adanya riwayat atopi/alergi oada
7. Diagnosis Okupasi
a. Diagnosis Kerja
Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS) merupakan sindroma yang diakibatkan
karena mengoperasikan alat yang bergetar secara terus menerus yang dapat
mempengaruhi gejala vaskuler, neurologi,, dan juga muskuloskeletal. Keluhankeluhan yang mungkin dirasakan akibat terpapar getaran adalah seperti rasa nyeri
pada tangan yang biasanya timbul pada malam hari, rasa kebas/baal/kesemutan pada
ibu hjari/telunjuk/jari tengah, kadang-kadang rasa nyeri dapat menjalar sampai lengan
bawah, siku, leher dan di area bahu tapi biasanya hanya terbatas di distal perge;angan
tangan saja, rasa nyeri yang dirasakan dapat mengakibatkan sulit untuk
menggenggam/mengepal. Para pekerja yang tangannya terpajan alat yang bergetar
dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga mengurangi suplai
darah ke saraf dan dapat menyebabkan kehilangan sensoris permanen.
b. Diagnosis Banding
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan keadaan dimana nervus medianus
tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan nyeri, paresthesia dan
kelemahan otot tangan.Gejala CTS meliputi baal dan kesemutan, nyeri yang menjalar
atau meluas dari pergelangan tangan ke bahu atau turun ke telapak tangan dan
kelemahan pada tangan sehingga cenderung menjatuhkan barang yang sedang
dipegang.Gejala yang ditimbulkan hampir sama seperti adanya kesemutan dan baal.
Bila pekerja telah bekerja selama bertahun-tahun dengan alat tangan yang bergetar,
maka perlu dipikirkan terlebih dahulu adanya HAVS sebelum menegakkan diagnosis
CTS murni. CTS bisa dibedakan dengan HAVS bila seluruh faktor seperti anatomi,
kondisi medis dan fisiologis, riwayat terpapar di tempat kerja, dan keterlibatan nervus
ulnaris dievaluasi. Diagnosis yang tepat sangat penting karena berkaitan dengan
tindakan pembedahan yang tidak selalu bermanfaat jika pajanan terhadap getaran
tangan dan lengan merupakan faktor yang berperan terhadap kelainan tersebut.6
Page7
Penatalaksanaan
dalam kolam dan fisioterapi, pemberian obat seperti vasodilator, untuk memperbaiki
fleksibilitas sel darah merah, terapi bloking saraf, terapi bedah untuk paralisa atau parestesis
nervus ulnaris dan pendidikan bagi pasien. Sekalipun telah dilakukan seluruh terapi tersebut
diatas, afek pemulihan membutuhkan waktu yang lama.
Pencegahan
Ada empat hal utama yang perlu diperhatikan agar pekerja terhindar dari HAVS. Empat hal
tersebut adalah modifikasi kerja untuk mengurangi pajanan gataran, evaluasi kesehatan, cara
kerja sehari-hari dan pendidikan bagi pekerja. Modifikasi kerja untuk mengurangi paparan
getaran dilakukan dengan mendesain ulang alat-alat yang bergetar untuk meminimalisasi
pajanan pada tangan atau lengan. Bila pendesainan ulang tidak memungkinkan, maka perlu
dicari cara lain untuk mengurangi efek getaran tersebut. Demikian juga bila memungkinkan,
alat-alat yang bergetar tinggi perlu diimprofisasikan agar efek getaran yang sampai pada
genggaman tangan lebih kecil. Pekerja yang ditempatkan pada pekerjaan yang beresiko tinggi
terkena HAVS perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja dan perlu diperiksa oleh
dokter yang memahami diagnosis dan penanganan terhadap HAVS. Pekerja yang memiliki
riwayat sirkulasi darah yang abnormal tidak boleh bekerja dengan alat-alat tangan yang
bergetar. Demikian pula pekerja yang pernsh mendapat gejala HAVS yang sesang ataupun
berat sama sekali tidak boleh bersentuhan dengan apapun alat yang bergetar. Bila pekerja
kemudian menderita gejala kesemutan atau baal. Atau jika jari-jari mereka kadang-kadang
menjadi putih atau biru, atau nyeri terutama ketika dingin, mereka perlu diperiksa oleh dokter
untuk menegakkan diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Kesimpulan
Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS) merupakan sindroma yang diakibatkan karena
mengoperasikan alat yang bergetar secara terus menerus yang dapat mempengaruhi gejala
vaskuler, neurologi,, dan juga musculoskeletal. Efek getaran tersebut akan merangsang
kontraksi sehingga dapat terjadi hipertrofi dan mengakibatkan penyempitan pada endotel
pembuluh darah sehingga suplai darah dan oksigen berkurang yang akan mengakibatkan
ataupun bajaj. HAVS merupakan penyakit akibat kerja yang harus diatasi sehingga mendapat
Page7
tangan terasa baal ataupun kesemutan. Biasanya HAVS ini terjadi pada pengendara motor
penangana dengan baik.Sebaiknya menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung
tangan sehingga efek getaran yang dirasakan tidak terlalu berat.
Upaya yang paling utama untuk memperbaiki kesehatan akibat HAVS adalah melakukan
pencegahan primer dan sekunder. Tingkat pemajanan getaran dari alat-alat yang digunakan
pekerja harus serendah mungkin. Perlu dibuat petunjuk tentang HAVS, yang mencakup caracara pencegahan gangguan yang terjadi, serta melakukan surveilans kesehatan sebelum
diterima sebagai pekerja, pemeriksaan secara teratur, uji skrining dan investigasi diagnosis.
Bila tidak dapat dilakukan pencegahan dan tidak ada strategi untuk mengatasi gangguan yang
terjadi maka dapat dipastikan makin banyak pekerja yang akan mengalami HAVS.
Daftar Pustaka
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Ed 5 (1). Jakarta: Interna Publishing; 2010. h. 25-7.
2. Willms JL, Schneiderman H, Algranati PS. Diagnosis fisik: evaluasi diagnosis dan
fungsi di bangsal. Jakarta: EGC; 2005. h. 354.
3. Bickley LS.Buku ajar pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan. Ed 8. Jakarta: EGC;
2012. h. 593-6.
4. Sumamur. Hihiene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta: CV Sagung Seto;2009.h
141-50.
5. Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Diagnosis dan tata laksana penyakit
saraf. Jakarta: EGC; 2009. h. 120.
6. Jeyaratnam J, Koh D. Buku ajar praktek kedokteran. Jakarta : EGC ; 2010. H 199-
Page7
201.