Anda di halaman 1dari 4

WHO rekomendasi

Program aksi
I. Menyediakan monitoring yang tepat
Rekomendasi 1: menggunakan
- memaksimalkan penggunaan
partograf fase aktif dengan 4
dari partograf untuk melihat
jam aksi untuk memonitor
apakah tenaga medis mengikuti
perkembangan lahiran.
alur yg diharapkan atau pada
saat lahiran dibantu dgn
augmentasi. Penggunaan
partograf dapat dimaksimalkan
saat digunakan bersamaan
dengan protokol lahiran
standard.
- Konfimasikan penggunaan
partograf 4 jam termasuk
kedalam national guidelines.
Rekomendasi 2: Pemeriksaan
- Prioritaskan wanita yang
vagina digital dgn interval 4 jam menginginkan sedikit
disarankan untuk assessment
pemeriksaan vagina.
rutin dan untuk identifikasi
- Pastikan kalau rektal exam
keterlambatan dari lahiran aktif.
merupakan pemeriksaan rutin.

WHO rekomendasi
II. Mengurangi intervensi yg salah
lahiran pelan.
Rekomendasi 7: Menggunakan
antispasmodic agent untuk
pencegahan dari lahiran telat
tidak direkomendasikan.

Rekomendasi 8: Penghilang
nyeri untuk mencegah
keterlambatan dan menurunkan
penggunaan dari augmentasi
pada lahiran tidak
direkomendasikan.
Rekomendasi 9: Penggunaan
IVFD dgn tujuan memperpendek
durasi lahiran tidak
direkomendasikan.
Rekomendasi 13: Penggunaan
anemas untuk mengurangi
lahiran augmentasi tidak

Program aksi
yg dianggap dapat mencegah
- Data yg ada tidak mendukung
dalam memendekkan lahiran
kala I, dan tidak terbukti
meningkatkan hasil perbaikan
pada hasil critical maternal dan
neonatal.
- Penghilang nyeri dapat
memberikan manfaat selama
lahiran dan bagus untuk
intrapartum care. Namun, tidak
ada bukti yg jelas penghilang
nyeri dapat mengurangi waktu
lahiran atau frekuensi dari
lahiran augmentasi.
- Kurangi penggunaan IVFD.
Memiliki potensi celaka berupa
maternal overload. Penggunaan
IVFD meningkatkan harga
lahiran.
- Penggunaan anemas juga
dianggap invasive dan kurang
nyaman untuk wanita.

direkomendasikan.
WHO rekomendasi
III. Meningkatkan kapasitas wanita
Rekomendasi 10: Untuk wanita
dengan risiko rendah, cairan oral
dan intake makanan saat lahiran
direkomendasikan.
Rekomendasi 11: Menganjurkan
mobilitas dan posisi tegap daam
lahiran yang berisiko rendah itu
di rekomendasikan.

Rekomendasi 12: Ditemani selalu


saat lahiran itu direkomendasi
untuk meningkatkan hasil
lahiran.

Program aksi
untuk mengalami lahiran natural.
- Cegah membatasi oral cairan
dan intake makanan selama
lahiran.
Membiarkan wanita untuk
memilih posisi tegap atau
ambulant dalam lahiran terbukti
menurunkan waktu kala 1 dalam
wanita nulipara dan menurunkan
caesarean rate. Tidak ada
peningkatan risiko dari perinatal
mortality, fetal distress, atau ke
NICU.
- Menurunkan waktu lahiran.
Menurunkan waktu lahiran per
vaginam operatif dan SC.

WHO rekomendasi
Program aksi
IV. Menyediakan penanganan yg adekuat untuk kasus lambat
progress lahiran.
Rekomendasi 14: menggunakan
- Untuk insufisiensi kontraksi
oxytocin tunggal untuk
mencegah lahiran lama.
treatment lahiran lambat.
Rekomendasi 19: Penggunaan
- Prioritaskan wanita yang
amniotomy dan oxytocin untuk
menginginkan sedikit
treatment dari lahiran lambat yg pemeriksaan vagina.
sudah terkonfirmasi.
- Pastikan kalau rektal exam
merupakan pemeriksaan rutin.
Rekomendasi 20: Penggunaan
- Hindari penggunaan internal
internal tocodynamometry
tocodynamometry karena masih
dibandingkan external
ada potensi celaka.s
tocodynamometry, dgn tujuan
memperbaiki hasil dari lahiran
augmentasi direkomendasikan.
WHO rekomendasi
Program aksi
V. Menghindari tindakan yg tidak bermanfaat untuk penanganan
lahiran lama.
Rekomendasi 3: Paket pelayanan - Hindari penggunaan sistemik
untuk aktif management lahiran
paket intervensi.
untuk pencegahan lahiran lama
tidak di rekomendasikan.
Rekomendasi 4: Penggunaan
- Hindari penggunaan
dini amniotomy dengan oxytocin amniotomy dan oxytosin dini

tidak direkomendasikan

dalam augmentasi bila terdeteksi


proses lambat dalam awal
persalinan

Rekomendasi 5: Penggunaan
oxytocin untuk pencegahan
lahiran lambat pada wanita yg
mendapati epidural analgesia
tidak direkomendasikan.

- Hindari penggunaan oxytosin


secara rutin dalam augmentasi
persalinan pada wanita yang
mendapat epidural anestesi

Rekomendasi 6: Penggunaan
amniotomy tunggal untuk
pencegahan lahiran lama tidak
disarankan.
Rekomendasi 15: Augmentasi
dengan IV oxytocin segera
setelah konfirmasi lahiran telat
tidak direkomendasikan.
Rekomendasi 16: Dosis tinggi di
awal pada regimen oxytocin
tidak direkomendasikan untuk
lahiran augmentasi.

- Untuk wanita dengan HIV,


hindari amniotomy dini karena
meningkatkan resiko infeksi
- Hindari augmentasi dengan
oxytosin intravena kecuali terjadi
perlambatan persalinan
-Hindari dosis awal yang tinggi
dan peningkatan dosis secara
cepat dalam penggunaan
oxytosin pada augmentasi
persalinan
- Hindari penggunaan
misoprostol

Rekomendasi 17: Penggunaan


oral misoprostol untuk lahiran
augmentasi tidak direkomendasi.
Rekomendasi 18: Penggunaan
amniotomy sendiri untuk
treatment lahiran lambat tidak
direkomendasikan.
Rekomendasi 20: Penggunaan
internal tocodynamometry
dibandingkan dengan external
tocodynamometry dengan tujuan
memperbaiki outcome dari
lahiran augmentasi tidak
direkomendasikan.

- Hanya amniotomy pada


persalinan yang lambat tidak
direkomendasikan

- Hindari penggunaan internal


tocodynamometry, yang tidak
dipraktekan secara luas dalam
banyak keadaan

Kesimpulan
Mengoptimalkan hasil untuk wanita dalam persalinan di tingkat
global membutuhkan pedoman kesehatan oleh petugas kesehatan
yang terbukti meningkatkan perawatan melalui seleksi pasien yang

tepat dan penggunaan intervensi yang efektif. Tujuan dari pedoman


ini adalah untuk mengkonsolidasikan bimbingan untuk intervensi
yang efektif yang diperlukan untuk mengurangi beban kerja global
berkepanjangan dan konsekuensinya. Tujuan utama dari pedoman
ini adalah untuk meningkatkan kualitas hasil perawatan dan
kesehatan yang berhubungan dengan augmentasi persalinan.
Pengenalan keberhasilan kebijakan berbasis bukti yang berkaitan
dengan augmentasi persalinan menjadi program nasional dan
pelayanan kesehatan tergantung pada terencana dan partisipatif
proses konsensus-driven adaptasi dan implementasi. Proses ini
mungkin termasuk pengembangan atau revisi pedoman nasional
yang ada atau protokol berdasarkan dokumen ini. Rekomendasi
yang ada dalam pedoman ini harus disesuaikan ke dalam dokumen
lokal yang tepat yang mampu memenuhi kebutuhan spesifik dari
masing-masing negara dan pelayanan kesehatan nasional. Pembaca
dianjurkan untuk meninjau dan menggunakan dokumen pedoman
penuh ketika merencanakan pelaksanaan dan / atau adaptasi.
Perubahan pada rekomendasi, di mana diperlukan, harus dibatasi
lemah (bersyarat) rekomendasi, dan pembenaran untuk setiap
perubahan harus dilakukan secara eksplisit dan transparan.
Lingkungan yang memungkinkan harus dibuat untuk penggunaan
rekomendasi ini, termasuk perubahan perilaku praktisi kesehatan
dan manajer untuk memungkinkan pelaksanaan praktik berbasis
bukti tersebut (misalnya, menyediakan layar untuk wanita dan
pendamping kelahirannya untuk memastikan privasi ). masyarakat
profesional lokal dapat memainkan peran penting dalam proses ini,
dan proses semua-inklusif dan partisipatif harus didorong. Pada
akhirnya, pedoman ini dimaksudkan untuk menggarisbawahi
pentingnya menghormati hak-hak perempuan dan martabat sebagai
penerima perawatan, dan kebutuhan untuk mempertahankan
standar etika dan keselamatan yang tinggi dalam praktek klinis.

Anda mungkin juga menyukai