PEMBAHASAN
Pasien perempuan berusia 51 tahun datang ke poliklinik mata Rumah Sakit
Sanglah dengan keluhan kabur pada kedua matanya. Keluhan kabur pada kedua
matanya ini pertama kalinya dirasakan 2 bulan yang lalu. Pasien mengatakan
bahwa keluhan mata kaburnya ini terjadi secara tiba-tiba saat pasien sedang
beraktivitas.
Dilihat dari faktor resikonya dimana pasien disini merupakan ras Asia. Ras
Asia lebih sering terkena glaukoma sudut tertutup. Pasien dengan usia diatas 60
tahun lebih beresiko untuk menderita glaukoma. Disini pasien sekarang berusia 51
tahun dimana usia tua menjadikan pasien beresiko untuk menderita glaukoma. Di
keluarga pasien tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat glaukoma
sebelumnya. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes
mellitus, maupun penyakit jantung.
Dari anamnesis yang dilakukan didapatkan gejala-gejala yang sesuai
dengan diagnosis glaukoma. Pasien mengeluh pandangan kabur, sakit kepala
diseluruh bagian kepalanya, rasa berkunang-kunang, dan silau. Pasien merasa
pandangan kabur, sakit kepala, rasa berkunang-kunang, dan silau karena pada
glaukoma sudut tertutup akut terjadi peningkatan tekanan bola mata dengan tibatiba akibat penutupan pengaliran keluar aqueous humor secara mendadak. Ini
menyebabkan pandangan menjadi kabur, rasa sakit yang hebat dan kornea keruh.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan TIO dari pemeriksaan
palpasi mata kanan Normal dan mata kiri N+2, sudut bilik mata depan yang
sempit dan kelainan lapang pandang. Pemeriksaan lokalis didapatkan tekanan
mata kiri lebih keras dibandingkan mata kanan. Pada pasien didapatkan sudut
bilik mata depan yang dangkal melalui pemeriksaan segmen anterior. Secara teori
peningkatan tekanan bola mata merupakan salah satu tanda glaukoma. Pada
pasien ini dari pemeriksaan palpasi digital didapatkan peningkatan tekanan pada
mata kirinya. Dari pemeriksaan segmen anterior sudut bilik mata depan dangkal.
Secara teori pasien dengan glaukoma umumnya memiliki bilik mata depan yang
38
dangkal. Dari pemeriksaan fisik pasien sudah mengarah pada diagnosis Glaukoma
dengan sudut tertutup. Sehingga dilakukan pemeriksaan penunjang yang dapat
membantu menegakkan diagnosis.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah non-contact tonometry
dengan hasil tekanan bola mata kanan adalah 16 mmHg dan tekanan bola mata
kiri adalah 40 mmHg. Kemudian pemeriksaan lain yang dilakukan adalah
pemeriksaan slit lamp dengan hasil papil N. II, bulat berbatas tegas, CDR 0,3
0,4, cupping (-), retina baik dengan reflek makula (+), dan pada mata kiri
ditemukan papil N. II, bulat, berbatas tegas, CDR 0,3, cupping (-), Bayonet
sign(-), retina baik dengan reflek makula (+). Dari pemeriksaan penunjang Ocular
computed tomography didapatkan penurunan lapang pandang pada tepi lapang
pandang pada kedua mata. Maka pasien dapat didiagnosis Glaukoma.
Penatalaksanaan dari glaukoma pada pasien ini adalah Cendo Timol 0,5%
yang merupakan penghambat beta 1 dan beta 2 adenergik. Pemberian obat ini
bertujuan untuk menurunkan tekanan intraokular dengan cara mengurangi
produksi aqueous humor. Cendo Carpine merupakan tetes mata yang mengandung
Pilocarpine berfungsi sebagai direct acting colinergic parasymphatomimetic
agents yang berfungsi untuk mengurangi resistensi terhadap aliran keluar aqueous
humor, sehingga terjadi penurunan tekanan inta okular. Acetazolamide merupakan
obat yang mengandung carbonic anhydrase inhibitor yang berfungsi untuk
mengurangi tekanan cairan pada bola mata dengan cara mengurangi pembentukan
cairan di mata. Selain itu, acetazolamide juga berfungsi untuk meningkatkan
ekskresi air dari dalam tubuh melewati ginjal. KSR merupakan obat yang
mengandung Pottasium Chloride yang berfungsi untuk pengobatan dan
pencegahan terhadap hipokalemia.
38
BAB V
SIMPULAN
tekanan
bola
mata
dan
mencegah
kerusakan
penglihatan lebih lanjut. Pada pasien diberikan terapi medikamentosa berupa tetes
mata Cendo Timol, tetes mata Pilocarpine, Acetazolamid tablet, dan tablet KSR.
Semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin besar tingkat
kesuksesan pencegahan kerusakan penglihatan. Pasien dianjurkan kontrol rutin
38
38