Anda di halaman 1dari 34

[tutup]

Gugur kandungan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Aborsi
Klasifikasi dan rujukan eksternal

ICD-10

O04.

ICD-9

779.6

DiseasesDB

4153

MedlinePlus

002912

eMedicine

article/252560

Adegan abortus pada relief Candi Borobudur (abad ke-9)

Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum
usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat (hidup)
sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka istilahnya adalah kelahiran prematur.
Dalam ilmu kedokteran, istilah-istilah ini digunakan untuk membedakan aborsi:

Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh


trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami.

Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan


yang disengaja. Termasuk di dalamnya adalah:

Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena


kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani
sang ibu, kadang-kadang dilakukan sesudah pemerkosaan.

Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin


yang cacat.

Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasanalasan lain.

Dalam bahasa sehari-hari, istilah "keguguran" biasanya digunakan untuk spontaneous abortion,
sementara "aborsi" digunakan untuk induced abortion.
Daftar isi

1 Pengaturan oleh pemerintah Indonesia

2 Klasifikasi Abortus

2.1 Abortus spontanea

2.2 Abortus provokatus / Induced

3 Penyebab Abortus
o

3.1 Maternal

4 Alasan untuk melakukan tindakan Abortus Provokatus

5 Akibat Abortus Provokatus Kriminalis

6 Lain-lain

7 Diagnosis abortus
o

7.1 Tanda Pasti

8 Aspek Hukum dan Medikolegal Abortus Povocatus Criminalis

9 DAFTAR PUSTAKA

Pengaturan oleh pemerintah Indonesia[sunting | sunting sumber]

Status internasional hukum pengguguran kandungan

Tindakan aborsi menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) di Indonesia dikategorikan
sebagai tindakan kriminal. Pasal-pasal KUHP yang mengatur hal ini adalah pasal 299, 341, 342,
343, 346, 347, 348, dan 349. Menurut KUHP, aborsi merupakan:

Pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya


sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40 minggu).

Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar


kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20
minggu).Dari segi medikolegal maka istilah abortus, keguguran, dan
kelahiran prematur mempunyai arti yang sama dan menunjukkan
pengeluaran janin sebelum usia kehamilan yang cukup.

Klasifikasi Abortus[sunting | sunting sumber]


Beberapa tipikal abortus dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Abortus spontanea[sunting | sunting sumber]


Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam hal ini dibedakan
sebagai berikut:

Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada


kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasiserviks.

A. Pengertian Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap
kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau
dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000) Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada
kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif
M, 1999) Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh
pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990)
B. Etiologi Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu:
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya
menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu.
Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah:

a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma


X

b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna

c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan


temabakau dan alkohol
2. kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis
karena hipertensi menahun
3. faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat,
keracunan, dan toksoplasmosis.
4. kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks
(untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma
uteri, dan kelainan bawaan uterus.
C. Gambaran Klinis
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20
minggu
2. pada pemeriksaan fisik: keadaan umum
tampak lemah kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi
normal atau cepat dan kecil, suhu badan
normal atau meningkat
3. perdarahan pervaginam mungkin disertai
dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. rasa mulas atau kram perut, di daerah atas
simfisis, sering nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus
5. pemeriksaan ginekologi:

a. Inspeksi Vulva: perdarahan pervaginam ada atau tidak


jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva

b. Inspekulo: perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri


terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar
dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau
busuk dari ostium.

c. Colok vagina: porsio masih terbuka atau sudah tertutup,


teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus
sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa,
cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.
D. Patofisiologi Pada awal abortus terjadi
perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan
nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil
konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum
menembus desidua secara dalam jadi hasil

konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada


kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan
sudah lebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu
janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta
hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong
kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas
bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin
masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus,
maserasi atau fetus papiraseus.
Komplikasi:
1. Perdarahan, perforasi syok dan infeksi
2. pada missed abortion dengan retensi lama
hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah.
E. Pathway
F. Pemeriksaan penunjang
1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup
dan negatif bila janin sudah mati
2. pemeriksaan Dopler atau USG untuk
menentukan apakah janin masih hidup
3. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada
missed abortion
Data laboratorium
1. Tes urine
2. hemoglobin dan hematokrit
3. menghitung trombosit
4. kultur darah dan urine
G. Masalah keperawatan
1. Kecemasan
2. intoleransi aktivitas
3. gangguan rasa nyaman dan nyeri
4. defisit volume cairan
H. Diagnosis keperawatan

1. Cemas berhubungan dengan pengeluaran


konsepsi
2. nyeri berhubungan dengan kontraksi
uterus
3. risiko tinggi defisit volume cairan
berhubungan dengan perdarahan
4. kehilangan berhubungan dengan
pengeluaran hasil konsepsi
5. intoleransi aktivitas berhubungan dengan
nyeri
I. Tujuan
DX I: Mengurangi atau menghilangkan kecemasan
DX II: Mengurangi atau menghilangkan rasa sakit
DX III: Mencegah terjadinya defisit cairan
DX IV: Mengurangi atau meminimalkan rasa kehilangan atau
duka cita
DX V: Klien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan
toleransinya
J. fokus intervensi DX I:
Cemas berhubungan dengan
pengeluaran hasil konsepsi
Intervensi:
- Siapkan klien untuk reaksi atas kehilangan
- Beri informasi yang jelas dengan cara yang tepat
DX II: nyeri
berhubungan dengan
kontraksi uteri
Intervensi:
- Menetapkan laporan dan tanda-tanda yang lain. Panggil
pasien dengan nama lengkap. Jangan tinggalkan pasien tanpa
pengawasan dalam waktu yang lama
- Rasa sakit dan karakteristik, termasuk kualitas waktu lokasi
dan intensitas
- Melakukan tindakan yang membuat klien merasa nyaman
seperti ganti posisi, teknik relaksasi serta kolaburasi obat
analgetik
DX III:
Resiko
tinggi
defisit
volume
cairan
berhubun
gan

dengan
perdaraha
n
Intervensi
:
- Kaji perdarahan pada pasien, setiap jam atau dalam masa
pengawasan
1. K
aj
i
p
e
r
d
a
r
a
h
a
n
V
a
gi
n
a
:
w
a
r
n
a
,
ju
m
la
h
p
e
m
b
al
u
t
y
a
n
g
di
g
u
n

a
k
a
n
,
d
e
r
aj
a
t
al
ir
a
n
d
a
n
b
a
n
y
a
k
n
y
a
2. k
aj
i
a
d
a
n
y
a
g
u
m
p
al
a
n
3. k
aj
i
a
d
a
n
y

a
t
a
n
d
a
t
a
n
d
a
g
el
is
a
h
,
t
a
ki
k
a
r
di
a
,
hi
p
e
rt
e
n
si
,
d
a
n
k
e
p
u
c
a
t
a
n
- monitor nilai HB dan Hematokrit
D
X
I
V:

K
e
hi
la
n
g
a
n
b
er
h
u
b
u
n
g
a
n
d
e
n
g
a
n
p
e
n
g
el
u
ar
a
n
h
a
si
l
k
o
n
s
e
p
si
In
te
rv
e
n
si
:
- Pasien menerima kenyataan kehilangan dengan tenang tidak
dengan cara menghakimi

- Jika diminta bisa juga dilakukan perawatan janin


- Menganjurkan pada pasien untuk mendekatkan diri pada
Tuhan YME
DX V:
Intoleransi
aktivitas
berhubung
an dengan
nyeri
Intervensi:
- Menganjurkan pasien agar tiduran
- Tidak melakukan hubungan seksual

Abortus
insipiens,
Peristiwa pe
arahan uteru
pada
kehamilan
sebelum 20
minggu
dengan
adanya dilat
serviks uteri
ng meningka
tetapi hasil
konsepsi
masih dalam
uterus.

Abortus
inkompletus
Pengeluaran
sebagian ha
konsepsi pa
kehamilan
sebelum 20
minggu
dengan mas
ada sisa
tertinggal
dalam uteru

Abortus
kompletus,
semua hasil
konsepsi
sudah
dikeluarkan.

Abortus
provokatus /
Induced[sunt
g | sunting
sumber]

Abortus
provokatus me
pakan jenis
abortus yang
sengaja
dibuat/dilakukan
yaitu dengan ca
menghentikan
kehamilan
sebelum janin
dapat hidup di lu
tubuh ibu. Pada
umumnya bayi
dianggap belum
dapat hidup di
luar kandungan
abila usia
kehamilan belum
mencapai 28
minggu, atau be
badan bayi kura
dari 1000 gram,
walaupun terdap
beberapa kasus
bayi dengan ber
dibawah 1000
gram dapat teru
hidup.
Pengelompokan
Abortus
provokatus seca
lebih spesifik:

Abortus
Provokatus
Medisinalis/A
ficialis/Thera
uticus, abort
yang dilakuk
dengan
disertai indik
medik. Di
Indonesia ya
dimaksud
dengan indik
i medik adal

demi
menyelamat
n nyawa ibu
Syaratsyaratnya:

1. Dilakukan
oleh tenaga
kesehatan y
memiliki kea
dan kewena
untuk
melakukann
(yaitu seoran
dokter ahli
kebidanan d
penyakit kan
n) sesuai de
tanggung
jawab profes

2. Harus memi
pertimbanga
ahli (ahli me
lain, agama,
m, psikologi

3. Harus ada
persetujuan
dari penderi
suaminya at
keluarga ter

4. Dilakukan di
sarana kese
yang memili
tenaga/pera
ang memad
yang ditunju
pemerintah.

5. Prosedur tid
dirahasiakan

6. Dokumen
medik harus
lengkap.

Abortus
Provokatus
Kriminalis,
aborsi yang

sengaja
dilakukan
tanpa
adanya indik
i medik (ileg
Biasanya
penggugura
dilakukan
dengan
menggunaka
alat-alat atau
obat-obat
tertentu.

Penyebab
Abortus[sun
ng | sunting
sumber]

Karakteristik ib
hamil dengan
abortus yaitu:
1. Umur

Dalam kurun
reproduksi seha
dikenal bahwa u
aman untuk keh
dan persalinan a
20-30 tahun. Ke
maternal pada w
hamil dan melah
pada usia di baw
tahun ternyata 2
lebih tinggi darip
kematian matern
yang terjadi pad
20-29 tahun. Ke
maternal mening
kembali sesudah
30-35 tahun. Ibu
yang terlalu mud
seringkali secara
emosional dan f
belum matang, s
pendidikan pada
umumnya renda
yang masih mud
masih tergantun
orang lain.

Keguguran seba
dilakukan denga

sengaja untuk
menghilangkan
kehamilan rema
yang tidak
dikehendaki.
Keguguran seng
yang dilakukan o
tenaga nonprofe
dapat menimbul
akibat samping
serius seperti tin
angka kematian
infeksi alat repro
yang pada akhir
dapat menimbul
kemandulan. Ab
yang terjadi pad
remaja terjadi ka
mereka
belum matured d
mereka belum m
sistem transfer
plasenta seefisie
wanita dewasa.

Abortus dapat te
juga pada ibu ya
meskipun merek
telah berpengala
tetapi kondisi
badannya serta
kesehatannya s
mulai menurun
sehingga dapat
memengaruhi ja
intra uterine.
2. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

Jarak kehamilan
dari 2 tahun dap
menimbulkan
pertumbuhan jan
baik, persalinan
perdarahan pad
persalinan karen
rahim belum pul
baik. Ibu yang m
anak dengan jar
sangat berdekat
bawah dua tahu
mengalami peni
risiko terhadap t
perdarahan pad
III, termasuk kar

plasenta previa,
dan ketuban pec
serta dapat mela
bayi dengan ber
rendah.
3. Paritas ibu

Anak lebih dari 4


menimbulkan ga
pertumbuhan jan
perdarahan saa
karena keadaan
biasanya sudah
2-3 merupakan
aman ditinjau da
kematian matern
dan paritas tingg
mempunyai ang
maternal lebih ti
tinggi paritas, le
kematian matern
pada paritas 1 d
dengan asuhan
baik, sedangkan
paritas tinggi da
atau dicegah de
berencana. Seb
kehamilan pada
adalah tidak dire
4 Riwayat Kehamilan yang lalu

Menurut Malpas
kemungkinan te
lagi pada seoran
73% dan 83,6%
Warton dan Fras
Jones memberi
lebih baik, yaitu
(Wiknjosastro, 2

Maternal[sun
sumber]
Penyebab dari

Penyebab secar

Infeksi akut

1. virus,
misalnya ca

2. Infeksi bakte
misalnya str

3. Parasit, misa

Infeksi kroni

1. Sifilis, biasa
abortus pad

2. Tuberkulosis

3. Keracunan,
tembaga, tim

4. Penyakit kro
1. hipertensi
2. nephritis
3. diabetes

4. anemia bera

5. penyakit jan

6. toxemia grav

5. Gangguan fi
misalnya Sy

6. Trauma fisik

Penyebab y

1. Fibroid, inko

2. Radang pelv

3. Retroversi k

4. Hubungan s
sewaktu ham
menyebabka
abortus.
Penyebab dari

Kematian ja
bawaan.

Mola hidatid

Penyakit pla
misalnya inf
asi.

Alasan unt
melakukan
Abortus
Provokatus
g sumber]

Abortus Provok

Abortus yan
(threatened
dengan perd
menerus, at
meninggal (m

Mola Hidatid
atau hidram

Infeksi uteru
tindakan abo

Penyakit keg
saluran jalan
misalnya ka
jika dengan
akan mengh
untuk penya
lainnya pada
seperti kank

Prolaps uter
tidak bisa di

Telah berula
mengalami o

Penyakit-pe
sedang men
misalnya pe
jantung orga
dengan kega
jantung, hipe
berkulosis p
gravidarum

Penyakit-pe
misalnya dia
terkontrol ya
disertai kom
vaskuler, hip
lain.

Epilepsi, skl
dan berat.

Hiperemesis
berat, dan c

Gangguan ji
kecenderung
diri. Pada ka
sebelum me
abortus haru
dengan psik

Abortus Provok

Abortus provoka
sering terjadi pa
tidak dikehenda
alasan wanita tid
kehamilannya:

Alasan kese
tidak cukup

Alasan psiko
sendiri suda
mau untuk p

Kehamilan d

Masalah eko
anak berarti
beban ekono

Masalah sos
khawatir ada
turunan, jan

Kehamilan y
akibat perko
akibat inces
keluarga).

Selain itu tid


juga bahwa
kegagalan k
termasuk tin
yang tidak d

faktor: umur keti


mempunyai mom
setujuan keluarg
yang minim nak
ekonomi minim
pantauan orang

Akibat Abo
Provokatus
Kriminalis
sumber]

Komplikasi me
timbul pada ibu
Perforasi

Dalam melakuka
kerokan harus d
ada kemungkina
terjadinya perfor
yang dapat men
peritoneum, keli
atau ke kandung
sebab itu, letak
ditetapkan lebih
seksama pada a
pada dilatasi ser
digunakan tekan

Kerokan kuret d
hati-hati, akan te
kuret ke luar dap
dengan tekanan
Bahaya perforas
ialah perdarahan
Apabila terjadi p
diduga terjadi pe
penderita harus
seksama denga
keadaan umum,
darah, kenaikan
turunnya hemog
perut bawah. Jik
meragukan atau
bahaya, sebaikn
dilakukan lapara
dengan segera.

Luka pada serv


Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka
dapat timbul sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit.
Apabila terjadi luka pada ostium uteri internum, maka akibat
yang segera timbul ialah perdarahan yang memerlukan
pemasangan tampon pada serviks dan vagina. Akibat jangka
panjang ialah kemungkinan timbulnya incompetent cerviks.

Pelekatan pada
Melakukan kerokan secara sempurna memerlukan pengalaman.
Sisa-sisa hasil konsepsi harus dikeluarkan, tetapi jaringan
miometrium jangan sampai terkerok, karena hal itu dapat
mengakibatkan terjadinya perlekatan dinding kavum uteri di
beberapa tempat. Sebaiknya kerokan dihentikan pada suatu
tempat apabila pada suatu tempat tersebut dirasakan bahwa
jaringan tidak begitu lembut lagi.
Perdarahan
Kerokan pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola
hidatidosa terdapat bahaya perdarahan. Oleh sebab itu, jika
perlu hendaknya dilakukan transfusi darah dan sesudah itu,
dimasukkan tampon kasa ke dalam uterus dan vagina.
Infeksi
Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka
bahaya infeksi sangat besar. Infeksi kandungan yang terjadi
dapat menyebar ke seluruh peredaran darah, sehingga
menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan abortus
kriminalis antara lain infeksi pada saluran telur. Akibatnya,
sangat mungkin tidak bisa terjadi kehamilan lagi.
Lain-lain...
Komplikasi yang dapat timbul dengan segera pada pemberian
NaCl hipertonik adalah apabila larutan garam masuk ke dalam
rongga peritoneum atau ke dalam pembuluh darah dan
menimbulkan gejala-gejala konvulsi, penghentian kerja jantung,
penghentian pernapasan, atau hipofibrinogenemia. Sedangkan
komplikasi yang dapat ditimbulkan pada pemberian
prostaglandin antara lain panas, rasa enek, muntah, dan diare.

Komplikasi yan
Sesuai dengan tujuan dari abortus itu sendiri yaitu ingin
mengakhiri kehamilan, maka nasib janin pada kasus abortus
provokatus kriminalis sebagian besar meninggal. Kalaupun bisa
hidup, itu berarti tindakan abortus gagal dilakukan dan janin
kemungkinan besar mengalami cacat fisik.

Lain-lain[s

Komplikasi yang
pemberian NaC
masuk ke dalam
dalam pembuluh

gejala konvulsi,
pernapasan, ata
komplikasi yang
pemberian prost
rasa enek, munt

Komplikasi yan
Sesuai dengan tujuan dari abortus itu sendiri yaitu ingin
mengakhiri kehamilan, maka nasib janin pada kasus abortus
provokatus kriminalis sebagian besar meninggal. Kalaupun bisa
hidup, itu berarti tindakan abortus gagal dilakukan dan janin
kemungkinan besar mengalami cacat fisik.

Secara garis be
dan juga janin y
keduanya.

Cara cara Abo


Mekanik:
1. Umum.
a. Latihan olahraga berlebihan
b. Naik kuda berlebihan
c. Mendaki gunung, berenang, naik turun tangga
d. Tekanan/trauma pada abdomen

Wanita cemas a
dan mungkin ke
pikuk, mengend
kekerasan dari s
kematian akibat
banyak dilapork
2. Lokal.
a. Memasukkan alat-alat yang dapat menusuk ke dalam vagina:
pensil, paku, jeruji sepeda
b. Alat merenda, kateter atau alat penyemprot untuk menusuk
atau menyemprotkan cairan kedalam uterus untuk melepas
kantung amnion
c. Alat untuk memasang IUD
d. Alat yang dapat dilalui arus listrik
e. Aspirasi jarum suntik

Metode hisapan
walaupun dilaku
dapat dilakukan
Cara ini aman a
dari hasil konsep

Tujuan dari mer


otomatis janin a
cerviks, yang da
sampai jari-jari d

Paramedis yang
oleh dokter mau
alat yang steril m
antara uterus da
awam percayai
dan alat mungki

Penetrasi dari b
maka cerviks da
dengan pengula
saluran yang tid
ke fundus, yang
dan infeksi.

Perforasi dari di
diakibatkan dari
kuman berasal d
adalah cervical s
alat mungkin me
mengakibatkan
yang dapat terja

Kekerasan Kim

Berbagai macam
digunakan untuk
beberapa lainny
klorida, potassiu
sendiri, baik dar

Pseudomembra
Potasium perma
beberapa tahun
menyebabkan n
termasuk kerusa
yang mana dapa

Diagnosis

Sekitar 20 perse
kehamilan. Wan
untuk mendetek
di seluruh dunia
diklasifikasikan s
kantung kecil ter
kemudian

Jenis obat-oba

a. Emmenag

Cara kerja: Indir


dikeluarkan

Direct: Bekerja l

Misal: Aloe, Can


Santonin, Seneg

b. Purgativa

Misal:
Colocynth: Aloe

Castor oil: Magn

c. Ecbolica:

Misal: Apiol, Erg

Cara kerja ergot

Kontraksi uterus

d. Garam da
keselamatan

Misal: Arsenicum

Diagnosis keham
menjadi 2 yakni:
1. Tanda pasti
2. Tanda tidak
i. Tanda mungkin (probable signs)
ii. Tanda dugaan (presumptive signs)

Tanda Pasti[s

Tanda pasti keh

1. Pada inspek

2. Pada palpas

3. Pada ausku

4. Pada pemer

5. Pada pemer

Tanda mungkin
Tanda mungkin

1. Pembesaran

2. Perlunakan

3. Kontraksi ut

4. Ballotment (
5. Tes hormon
Tanda dugaan

Tanda dugaan k
1. Amenore

2. Nausea-Vom
3. Malaise
4. Polakisuria

5. Hiperpigmen

6. Striae gravid

7. Kebiruan pa

8. Payudara: h
Montgomery

Tinggi fundus u

Uterus pada wa
kehanilan uterus
tinggi fundus ute

1. Kehamilan u
dahulu).

2. Kehamilan u

3. Kehamilan u

4. Kehamilan u

5. Kehamilan u

6. Kehamilan u

7. Kehamilan u

Tanda-tanda po

Masa puerpurium atau masa nifas mulai setelah partus selesai,


dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat
genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam
waktu 3 bulan.

Aspek Huk
Criminalis

Abortus telah dil


yang mengatur m
4 M di mana tela
terus mengalam
sikap masyaraka

Hukum abortus

Hukum yang

Hukum yang
dan Pakistan

Hukum yang

Hukum yang
Scandinavia

Hukum yang

Hukum yang
(Abortion on

Hukum yang
akan lahir m

Hukum yang
seperti di Je

Negara-negara
salah satu alas

Untuk memb

Untuk menc

Untuk meng

Untuk melin

Untuk meme

Di Indonesia, ba
dokter tidak dipe
sejak awal sese
Indonesia yang
mana ia akan m

Dari aspek etika


mengenai kewa
hidup makhluk in
penegakan impl
hingga Majelis K
"pengucilan" ang
anggota profesi

Ditinjau dari as
abortus provok

1. Abortus bua
dibenarkan oleh
alasan yang san
indikasi medik in
Kesehatan:
PASAL 15
1) Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan
jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan
medis tertentu.
2) Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam
ayat(1) hanya dapat dilakukan:
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya
tindakan tersebut.
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung
jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli.
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami
atau keluarganya.
d. Pada sarana kesehatan tertentu.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

Pada penjelasa
Ayat (1): Tindakan medis dalam bentuk pengguguran
kandungan dengan alasan apapun, dilarang karena
bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma
kesusilaan dan norma kesopanan. Namun dalam keadaan
darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu atau janin
yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu
Ayat (2)

Butir a: Indik
tindakan me

Butir b: Tena
wewenang u

Butir c: Hak
tidak dapat m

Butir d: Sara
tindakan ters

Ayat (3): Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanan dari


pasal ini dijabarkan antara lain mengenal keadaan darurat
dalam menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya,tenaga
kesehatan mempunyai keahlian dan wewenang bentuk
persetujuan, sarana kesehatan yang ditunjuk.

2. Abortus Prov
menyelamatkan
yang dibenarkan
dalamnya meng
undang Hukum
PASAL 299
1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita
atau menyuruh supaya diobati, dengan diberitahukan atau
ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya
dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun atau denda paling banyak empat pulu ribu rupiah.
2) Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari
keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai
pencaharian atau kebiasaan atau jika dia seorang tabib, bidan
atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pencaharian, maka dapat dicabut haknya untuk
melakukan pencaharian.
PASAL 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
PASAL 347
1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuan,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2) Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut,
dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
PASAL 348
1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seseorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun enam bulan.

2) Jika perbuatan tersebut mengakibatkan matinya wanita


tersebut, dikarenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
PASAL 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan
kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau
membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan
dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam
pasal itu dapat ditambah dengn sepertiga dan dapat dicabut hak
untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan
dilakukan.
PASAL 535
Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu
sarana untuk menggugurkan kandungan, maupun secara
terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun
secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa
diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau
perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan
paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah.

Dari rumusan p

1. Seorang wa

2. Seseorang y
15 tahun

3. Jika dengan

4. Jika yang m
dan hak untu

Meskipun dalam
dalam praktekny
abortus buatan y
PASAL 80
Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis
tertentu terhadap ibu hamil yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2),
dipidana dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah)

DAFTAR P

Apuranto, H dan

Chadha, P. Vijay

Catatan kuliah ilmu forensic & toksikologi (Hand book of forensic


medicine & toxicology Medical jurisprudence). Jakarta: Widya
Medika

Dewi, Made Hen


Aborsi Pro dan Kontra di Kalangan Petugas Kesehatan.
Jogjakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM

Prawirohardjo, S
Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Pradono, Juliant
Pengguguran yang Tidak Aman di Indonesia, SDKI 1997. Jurnal
Epidemiologi Indonesia. Volume 5 Edisi I-2001. hal. 14-19.

Safe Motherhoo
Unsafe Abortion A Worldwide Problem. Issue 28, 2000 (1).

Utomo, Budi et a
Incidence and Social-Psychological Aspects of Abortion in
Indonesia: A Community-Based Survey in 10 Major Cities and 6
Districts, Year 2000. Jakarta: Center for Health Research
University of Indonesia, 2001.

World Health Or
Unsafe Abortion: Global and Regional Estimates of Incidence of
and Mortality due to Unsafe Abortion with a Listing of Available
Country Data. Third Edition. Geneva: Division of Reproductive
Health (Technical Support) WHO, 1998.
KUHP
UU Kesehatan

Peraturan P

Kategori:
Isu utama da

Kehamilan d

Menu nav

Buat akun bar

Masuk log

Halaman

Pembicaraan
Baca
Sunting

Sunting sumb

Versi terdahu
Cari

Lanjut

Halaman Utam

Perubahan ter

Peristiwa terki

Halaman baru

Halaman sem
Komunitas

Warung Kopi

Portal komunit

Bantuan
Wikipedia

Tentang Wikip

Pancapilar

Kebijakan

Menyumbang

Hubungi kami

Bak pasir
Bagikan

Facebook

Google+

Twitter
Cetak/ekspor

Buat buku

Unduh versi P

Versi cetak
Perkakas

Pranala balik

Perubahan ter

Halaman istim

Pranala perma

Informasi hala

Item di Wikida

Kutip halaman
Bahasa lain

Afrikaans

Alemannisch

Aragons

Asturianu

Azrbaycanca

emaitka

Bosanski
Catal

etina
Cymraeg
Dansk
Deutsch

English
Esperanto
Espaol
Eesti
Euskara

Suomi
Froyskt
Franais
Frysk
Gaeilge
Galego

Fiji Hindi
Hrvatski
Magyar

Interlingua
Ilokano
slenska
Italiano
/inukt

Basa Jawa

Kurd

Latina
Ltzebuergesc

Limburgs
Lietuvi
Latvieu
Malagasy

Bahasa Melay
Malti

Nederlands
Norsk nynorsk
Norsk bokml
Occitan

Kapampangan
Polski
Piemontis

Portugus
Runa Simi
Romn

Srpskohrvatsk

Simple English
Slovenina
Slovenina
Shqip
/ srpsk
Svenska
Kiswahili

Trkmene
Tagalog
Trke

Ozbekcha/
Ting Vit
Winaray

Yorb

Bn-lm-g

Sunting interwiki

Halaman ini ter

Teks tersedia d

Kebijakan priva

Tentang Wikipe

Penyangkalan

Pengembang

Tampilan selule

Anda mungkin juga menyukai

  • Form Gangguan Kepribadian
    Form Gangguan Kepribadian
    Dokumen4 halaman
    Form Gangguan Kepribadian
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • 2 Kata Pengantar
    2 Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    2 Kata Pengantar
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Cover THT
    Cover THT
    Dokumen1 halaman
    Cover THT
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Morning Report Kardio Stemi
    Morning Report Kardio Stemi
    Dokumen20 halaman
    Morning Report Kardio Stemi
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi PPK 2
    Daftar Isi PPK 2
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi PPK 2
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Slide Kanker Serviks
    Slide Kanker Serviks
    Dokumen42 halaman
    Slide Kanker Serviks
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • CA Cerviknya Jo Dan Fajar
    CA Cerviknya Jo Dan Fajar
    Dokumen6 halaman
    CA Cerviknya Jo Dan Fajar
    Dayu Diah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Judul
    Judul
    Dokumen1 halaman
    Judul
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Mata
    Mata
    Dokumen2 halaman
    Mata
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Kolitis
    Kolitis
    Dokumen7 halaman
    Kolitis
    Nonanenee
    Belum ada peringkat
  • Pengalaman Belajar Lapangan
    Pengalaman Belajar Lapangan
    Dokumen18 halaman
    Pengalaman Belajar Lapangan
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Cover Responsi Kasus
    Cover Responsi Kasus
    Dokumen1 halaman
    Cover Responsi Kasus
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Nusa Indah
    Lapsus Nusa Indah
    Dokumen6 halaman
    Lapsus Nusa Indah
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Biodata
    Biodata
    Dokumen1 halaman
    Biodata
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen4 halaman
    Bab 4
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • BAB II Edit Brian Mata
    BAB II Edit Brian Mata
    Dokumen25 halaman
    BAB II Edit Brian Mata
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Mata
    Mata
    Dokumen2 halaman
    Mata
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Laporan Responsi Psikiatri
    Laporan Responsi Psikiatri
    Dokumen3 halaman
    Laporan Responsi Psikiatri
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Bab III Responsi Diare
    Bab III Responsi Diare
    Dokumen11 halaman
    Bab III Responsi Diare
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Responsi Diare
    Responsi Diare
    Dokumen2 halaman
    Responsi Diare
    Robertus Brian Junarli
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat