A.
Sistem perkemihan
1.
Ginjal
2.
Ureter
3.
Vesika Urinaria
4.
Uretra
Ginjal
Adalah sepasang organ berbentuk kacang dengan panjang 4 sampai 5 inci yang
terletak di belakang rongga abdomen ( diantara rongga perut dan otot punggung
), satu di satu masing-masing sisi kolomna vertebralis, sedikit di atas garis
pinggang. Setiap ginjal mendapat satu arteri renalis dan satu vena renalis, yang
masing-masing masuk dan keluar ginjal di indentasi ginjal yang menyebabkan
organ ini berbentuk seperti ginjal.
Ginjal bekerja pada plasma yang mengalir melaluinya untuk menghasilkan
urine, mengonservasi bahan-bahan yang akan dipertahankan dalam tubuh dan
mengeluarkan bahan-bahan yang tidak diinginkan dalam tubuh melalui urine.
Setelah terbentuk, urine mengalir kepada suatu rongga pengumpul sentral,
pelvis ginjal yang terletak di bagian dalam medial tiap-tiap ginjal. Dari sini urine
disalurkan ke dalam ureter,
Bagian-bagian ginjal :
A.
Renal pelvis
Medulla renalis
Merupakam bagian tengah ginjal , terdiri dari 8-18 piramida . bagian apeks dari
piramida adalah papilla , piramida terdiri dari Tubulus dan Duktus kolektipus dari
Nefron . Tubulus dalam piramida berperan dalam Reabsorpsi zat-zat yang
terfiltrasi . Urine berjalan dari medulla ke kaliks minor , kaliks mayor dan renal
pelvis . Dari renal pelvis urine ke ureter dan masuk ke kandung kandung kemih
C.
Cortex renalis
Paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikal dan area juxtamedullari
.mempunyai kapiler-kapiler menembus medulla melalui pyramid membentuk
renal kolum . Kolum terdiri dari tubulus ginjal yang mengalirkan urine ke kaliks
minor
Bagian ginjal dibagi menjadi 2 :
1.
Nefron
Adalah merupakan suatu unit fungsional yang dimana disetiap ginjal memiliki 1
juta nefron.Setiap nefron terdiri dari kapsul bowman yang mengitari rumabi
kapiler glomerulus, ubulus kontrotus, lengkung henle, dan tubukulus kontrotus
distal.
Bagian-bagian Nefron dibagi menjadi :
a. Glomerulus
Bagian ini yang mengandung anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsul
bowman dan menerima darah dari arteriola aferen dan meneruskan darah ke
system vena melalui arteriol aferen.Glomerulus berdiameter 200mm, di bentuk
oleh invagiansi suatu anyaman kapiler yang menempati kapsula bowman
dimana cairan di filtrasikan.
b. Tubulus
Filtrasi glomerulus yang memasuki tubulus nefron mengalir melalui :
1) Tubulus proksimal
Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran
yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun
oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel bulat,
bundar, biru dan biasanya terletak agak berjauhan satu sama lain.
Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan). Permukaan sel yang menghadap
ke lumen mempunyai paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di korteks
ginjal.
Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat glomerulus 8085 persen dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium. Glukosa,
asam amino dan protein seperti bikarbonat, akan diresorpsi.
2) Lengkung Henle
Bentuknya lurus dan tebal diteruskan ke segmen tipis selanjutnya ke segmen
tebal, panjangnya 12 mm, total panjangnya ansa henle 2-14 mm. Klorida secara
aktif diserap kembali pada cabang asendens gelung Henle dan natrium bergerak
secara pasif untuk mempertahankan kenetralan listrik.
Sekitar 25% natrium yang difiltrasi diserap kambali karena darah nefron
termeable terhadap air. Reabsorbswwwi klorida dan natrium di pars esendens
penting untuk pemekatan urine karena membantu mempertahankan
integritasgradiens konsentrasi medulla. Kalium terfiltrasi 20-25% diabsorpsi pada
pars esendens lengkung Henle. Proses pasif terjadi karena gradient elektrokimia
yang timbul sebagai akibat dari reabsorpsi aktif klorida pada segmen nefron ini.
3) Tubulus distalis
Bagian ini adalah bagian tubulus ginjal yang berkelok-kelok dan letak jauh dari
kapsula Bowman, panjangnya 5 mm. Tubulus distal dari masing-masing nefron
bermuara ke duktus koligentis yang panjangnya 20 mm.
Sepanjang perjalanan ini zat di reabsorbsi dan di sekresi secara selektif oleh
epitel tubulus, dan cairan yang dihasilkan memasuki pelvis ginjal sebagai
urine.Reabsorbsi memegang peranan lebih penting daripada sekresi
pembentukan urin. Tetapi sekresi sangat penting dalam menentukan ion kalium,
hydrogen dan beberapa zat lain di dalam urine.
2.
Ureter
Ureter adalah suatu saluran berdinding otot polos yang keluar dibatas medial
dekat dengan arteri dan vena renalis.Terdapat dua ureter, setiap ureter
mengangkut urine dari masing-masing ginjal ke sebuah kandung kemih. Ureter
memiliki 2 saluran masing-masing menyambung dari ginjal ke kandung kemih .
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltic setiap 5 menit sekali
untuk mendorong air kemih masuk kedalam kantung kemih .
3.
Kandung kemih, terletak dibelakang os.pubis di dalam rongga pelvis, pada orang
dewasa kapasitas maksimum vesika urinaria sekitar 500ml .bentuk dan batasbatasnya sangat berfariasi sesuai dengan jumlah urine yang dikandungnya .
Vesika urinaria menampung urine secara temporer.Secara periode, urine
dikosongkan dari kandung kemih keluar dari melalui saluran lain, uretra, akibat
kontraksi kandung kemih.
Kandung kemih berfungsi menampung urine untuk sementara waktu. Terdapat
segitiga bayangan yang terdiri dari 3 lubang, yaitu 2 lubang ureter dan 1 lubang
uretra pada dasar kandung kemih yang disebut dengan trigonum/ trigon. Lapisan
dinding kandung kencing (dari dalam ke luar) : lapisan mukosa, sub mukosa, otot
polos dan lapisan fibrosa. Lapisan otot disebut dengan otot detrusor. Otot
longitudinal pada bagian dalam dan luar dan lapisan sirkular pada bagian
tengah.
Ukuran kandung kencing berbeda-beda. Pada usia dewasa kandung kencing
mampu menampung sekitar 300-500 ml urine. Pada keadaan tertentu kandung
kencing dapat menampung 2x lipat lebih jumlah keadaan normal.
Persyarafan utama kandung kemih adalah nervous pelvikus yang berhubungan
dengan medula spinalis melalui pleksus sakralis terutama berhubungan dengan
medula spinalis segmen S2 dan S3. Serat sensorik mendeteksi derajat regangan
pada dinding kandung kemih. Syaraf motorik yang menjalar dalam nervous
pelvikus adalah serat parasimpatis.
Selain nervous pelvikus terdapat 2 tipe persyarafan lain yang penting untuk
kandung kemih yatu serat otot lurik yang berjalan melalui nervous pundendal
menuju sfringter eksternus. Ini adalah serat syaraf somatik yang mempersyarafi
dan mengontrol otot lurik pada springter. Kandung kemih juga menerima syaraf
simpatis dari rangkaian simpatis melalui nervous lipogastrikus terutama
berhubungan dengan segmen L2 medula spinalis. Serat simpatis ini merangsang
pembuluh darah dan sedikit mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa
serat syaraf sensorik juga berjalan melalui syaraf simpatis dan penting dalam
menimbulkan sensasi rasa penuh dan rasa nyeri
4.
Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih dan
fungsinya menyalurkan urine keluar .
pada wanita berunkuran pendek dan lurus, berjalan langsung dari leher kandung
kemih ke luar. Pada pria uretra jauh lebih panjang dan berjalan melengkung dari
kandung kemih ke luar, melalui kelenjar prostat dan penis.Uretra pria
mempunyai fungsi ganda, yaitu menjadi saluran untuk mengeluarkan urine dari
kandung kemih dan saluran untuk semen dari organ-organ reproduksi.
Uretra Laki-laki
Uretra pria lebih panjang dari wanita .karna itu meluas melalui penis . Uretra pria
adalah sekitar 18-20 cm panjangnya dan berfungsi sebagai lorong umum untuk
baik urine dan air mani dari tubuh . Uretra laki-laki memiliki 4 bagian :
Uretra spoons , membrane Uretra , uretra pra-prostat dan uretra prostat dan itu
meluas melalui prostat sfringter internal dan eksternal, diafragma urogenital,
kelenjar couper dan seleuruh panjang penis.
2.
Suplai darah
Darah dari jantung menyuplai ginjal sekitar 20-25% darah menyuplai
ginjal sekitar 1,2 liter darah lewat ke ginjal per-menit .
Proses pembentukan Urine
Filtrasi Glomerulus
b.
Reabsorpsi Tubulus
Pada saat proses filtrasi mengalir melalui tubulus bahan-bahan yang bermanfaat
bagi tubuhdi kembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan yang
selektif dari bagian dalam tubulus kedalam darah disebut reabsorpsi
tubulus.Bahan-bahan yang di reabsorpsi tidak keluar melalui urine tapi dibawa
oleh kapiler ke system vena dan jantung untuk di resirkulasi.Sementara bahanbahan yang tidak dapat dibutuhkan harus dikeluarkan tetap berada di urine.
c.
Sekresi Tubulus
Renin
2.
Eritropoetin
3.
1,25 dihidroksikolekalsiterol
Zat terlarut
90
AIR
Natrium
Kalium
Fosfat
Sulfat
Kreatinin
Asam urat
Kalsium
Magnesium
Bikarbonat
Asam urat
Ammonia
Nitrogen
Glukosa
pengeluaran urin diatur oleh refleks mikturisi dgn penjelasan sbg berikut :
1.
Sejumlah urin sekitar 200-300ml akan menyebabkan regangan pada
kandung kencing.
2.
Renggangan akan merangsang reseptor renggangan , sinyal akan
diteruskan melalui syaraf afferent ke nervus pelvikus dimedulla spinalis
3.
Di medulla spinalis sinyal akan diteruskan ke nervus . motorik parasimpatis
dan melalui interneuron dibawa ke hipolamus yang akan dihantarkan ke otak
sehingga menusia mempersepsikan untuk berkemih .
4.
Sinyal dan nervus motorik parasimpatis akan dibawa oleh saraf efferent ke
otot detrusor dan menstimulasi otot tersebut untuk berkontraksi
5.
Kontraksi otot detrusor menyebabkan semakin meningkatka tekanan di
kandung kemih , tapi urine tidak keluar sampai spigter internal dan ekternal
relaksasi
6.
Ketika volume dikandung kemih meningkat sampai dengan 500 ml akan
meningkatkan rangsangan pada reseptor rengangan sehingga sensasi semakin
kuat .
7.
Refleks yang dihasilkan cukup kuat untuk membuka spigter uretra internal
pun terangsang relaksasi dan terjadilah pengeluaran urine .
8.
Diakhir proses miksi kurang dari 10 ml urine tetap berada di kandung
kemih .
Vitamin D
(Cholecalciferol)
Diet
Liver
2.25 hydroxycholecaklciferol
Konvensi di ginjal ,
Distimulasi PTH , Dihambat kalsitonin
1.25 Dihydroxycholecaklciferol
PTH
Tekanan Hidrostatik
Merupakan tekanan yang mendorong air untu k keluar dari plasma ke intersitisial
. Tekanan tersebut sekitar 282 mOsmle/L . Tekanan osmotic merupakan tekanan
yang mempertahankan air tetap dalam plasma dan menarik air dari intertisial.
Tekanan osmotic sekitar 281 mOsmole/L
Pergerakan cairan terdapat 3 proses :
1.
Difusi
merupakan proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan
dan elektrolit didifusikan sampai menenambus membran sel. Kecepatan difusi
dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsenrasi larutan, dan temperatur.
2.
Osmosis
Transpor aktif
Protein plasma keluar dari sirkulasi saat dinding pembuluh darah rusak.
2.
3.
4.
5.
Reaksi peradangan, respon terhadap infeksi, atau kerusakan jaringan
sehingga kapiler menjadi lebih permeabel.
2.
3.
4.
5.
Untuk transport enzim, hormon, sel darah dan zat zat lain.
Elektrolit
Eletrolit adalah senyawa yang dapat menjadi ion saat larut . Ion yang bermuatan
positif disebut kation sedangkan ion bermuatan negative disebut anion . Non
eletrolit adalah zat yang saat larut tidak membentuk ion .
Natrium / Sodium
Konsentrasi natrium di ekstrasel lebih tinggi dari intrasel . Natrium merupakan
oin yang penting dalam pengaturan tekanan osmotic . Konsentrasi natrium
dicairan ektrasel sekitar 142 mEq/L . Jika keadaan konsentrasi Na redah dari nilai
normalnya desebut dengan hiponatremi . Didalam tubuh natrium berfungsi untuk
:
1.
2.
3.
4.
5.
Kalium/potassium
Sekitar 4,5 mEq/L di cairan ektrasel , konsentrasi intrasel lebih tingi daripada
ekstrasel . konsentrasi lebih tinggi dari normal disebut hiperkalemi sedangkan
konsentrasi lebih rendah disebut hipokalemi .
Kalium berfungsi :
1.
2.
3.
4.
Membantu keseimbangan asam basa melalui pertukaran dengan ion
hydrogen
b.
c.
2.
Pengaturan pernafasan untuk membuang C02 melalui proses ekpirasi di
paru-paru akan mengimbangi pembentukan Co2 metabolik. Peningkatan
ventilasi alveolus akan menurunkan konsentrasi ion hydrogen cairan ektraseluler
dan meningkatkan PH. Peningkatan konsentrasi ion hydrogen akan merangsang
ventilasi alveolus.
3.
CO2 + H2O
H2CO3
H + HCO3
Nilai normal
pH = 7,35 7,45
PCO = 35 45
PO = 80 95
HCO = 22 26
SaO = 96 97 %
Normal
Asidosis
Respiratorik
Alkalosis
respiratorik
Asidosis metabolik
Alkalosis metabolik
pH
H+
PCo2
HCo3
7,47,35
40mEq/L
40mEq/
L
24 mEq/L
1.
Asdidosis respiratorik dapat di sebabkan oleh penurunan pentilasi dan
pembentukan PCO
2.
Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh penurunan konsentrasi
bikarbonat cairan ekstraseluler.
3.
Alkalsis respilatorik dapat disebabkan oleh peningkatan pentilasi dan
penurunan PCO seprti pada pasien dengan neurosis dan mendaki.
4.
Alkalosis metabolik dapat disebabkan peningkatan konsentrasi bikarbonat
pada cairan ekstraseluler.
Tes fungsi ginjal dilakukan untuk mengevaluasi beratnya penyakit ginjal dan mengikuti
perjlanan klinik. Pemeriksaan ini juga memberikan informasi tentang efektifitas ginjal dalam
melaksanakan fungsi ekskresinya. Fungsi ginjal dapat dikaji secara lebih akurat jika
dilakukan dibeberapa pemeriksaan dan kemudian asilnya dianalisis bersama. Pemeriksaan
fungsi ginjal yang umum dilakukan adalah kemampuan pemekatan ginjal klirens kreatinin,
kadar kreatinin serum dan nitrogen urea darah (BUN).
C. Ultrasound
Ultrasound atau pemeriksaaan USG menggunakan gelombang suara yang dipancarakan ke
dalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas. Organ-organ dalam system urinarius akan
menghasilkan gambar-gambar ultrasound yang khas. Abnormalitas seperti akumulasi cairan,
massa, malformasi, perubahan ukuran organ ataupun obstruksi dapat diidentifikasi.
Pemeriksaan USG merupakan teknik noninvasif dan tidak memerlukan persiapan khusus
kecuali menjelaskan prosedur serta tujuannya kapada pasien. Karena sensitivitasnya,
pemeriksaan USG telah menggantikan banyak prosedur diagnosis lainnya sebagai tindakan
diagnostic pendahuluan.
D. Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan lainnya
Dalam pemeriksaan ini dibagi ke dalam beberapa macam, yaitu :
1. Kidney, Ureter and Bladder (KUB)
Pemeriksaan radiologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB dapat dilaksanakan untuk
melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal dan mengidentifikasi semua kelainan seperti batu
dalam ginjal atau traktus urinarius, hidronefrosis (distensi pelvis ginjal), kista, tumor atau
pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringan disekitarnya.
2. Pemindai CT dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan pemindai CT dan MRI merupakan teknik noninvasive yang akan memberikan
gambar penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas. Kedua pemeriksaan ini akan
memberikan informasi tentang luasnya lesi invasive pada ginjal.
3. Urografi Intravena (Ekskretori Urogram atau intravenous pyelogram)
Pemeriksaan urografi intravena yang juga dikenal dengan nama intravenous
pyelogaram(IVP) memungkinkan visualisasi ginjal ureter dan kandung kemih. Media kontras
radiopaque disuntikan secara intravena dan kemudian dibersihkan dari dalam darah serta
dipekatkan oleh ginjal. Tebal nefrotomogram dapat dilaksanakan sebagai bagian dari
pemeriksaan untuk melihat berbagai lapisan ginjal serta struktur difus dalam setiap lapisan
dan untuk membedakan massa atau lesi yang padat dari kista didalam ginjal atau trakrus
urinarius. Pemeriksaaan IVP dilaksanakan sebagai bagian dari penkajian pendahuluan
terhadap semua masalah urologi yang dicurigai, khususnya dalam menegakan diagnose lesi
pada ginjal dan ureter. Pemeriksaan ini juga memberikan perkiraan kasar terhadap fungsi
ginjal. Sesudah media kontras (sodium diatrisoat atau meglumin diatrisoat) disuntikan secara
intravena, pembuatan foto rontgen yang multiple dan seril yang dilakukan untuk melihat
struktur drainase.
4. Pielografi retrograd. Dalam pielografi retrograd, kateter uretra dimasukan lewat ureter ke
dalam pelvis ginjal dengan bantuan sistoskopi. Kemudian media kontras dimasukkan dengan
gravitasi atau penyuntikan melalui kateter. Pielografi retrograd biasanya dilakukan jika
8. Angiografi renal. Prosedur ini memungkinkan visualisasi arteri renalis. Arteri femoralis
atau aksilaris ditusuk dengan jarum khusus dan kemudian sebuah kateter disisipkan melalui
arteri femoralis serta iliaka ke dalam aorta atau arteri renalis. Media kontras disuntikkan
untuk menghasilkan opasitas suplai arteri renalis. Angiografi memungkinkan evaluasi
dinammika aliran darah, memperlihatkan vaskulatur yang abnormal dan membantu
membedakan kista renal dengan tumor renal.
E. Endourologi (prosedur endoskopi urologi)
1. Pemeriksaan sistoskopi
merupakan metode untuk melihat lanngsung uretra dan kandung kemih. Alat sistokop, yang
dimasukan melalui uretra ke dalam kandung kemih, memiliki system lensa optis yang sudah
ada pada alat itu sendiri sehingga akan meemberikan gambar kandung kemih yang diperbesar
dan terang. Sistoskop tersebut dapat dimanipulasi untuk memungkinkan visualisasi uretra dan
kandung kemih secara lengkap selain visualisasi orifisium uretra dan uretra pars prostatika.
Kateter uretra yang halus dapat dimasukan melalui sistoskop sehingga ureterdan pelvis ginjal
dapat dikaji. Sistoskop juga memungkinkanahli urologi untuk mendapatkan spesimen urin
dari setiap ginjal guna mengevaluasi fungsi ginjal tersebut. Alat forceps dapat dimasukkan
melalui sistoskop untuk keperluan biopsi. Batu dapat dikeluarkan dari uretra, kandung kemih
dan ureter melalui sistoskop. Alat endoskop dimasukkan dengan melihatnya secara langsung.
Uretra dan kandunng kemih diinspeksi. Larutan irigasi steril disemprotkan untuk
menimbulkan distensi kandung kemih dan membilas keluar semua bekuan darah sehinngga
visualisasi menjadi lebih baik. Penggunaan cahaya denngan intensitas tinggi dan lensa yang
bisa ditukar-tukar memungkinkan visualisasi yang sangat baik serta memudahkan pembuatan
gambar-gambar yang diam dan yang bergerak dari struktur ini. Sebelum melaksanakan
prosedur pemeriksaan dapat diberikan preparat sedativ. Anestesi topical local disemprotkan
kedalam uretra sebelum ahli urologi memasukkan alat sistoskop. Pemberian diazepam
(valium) intravena bersama dengan preparat anestesi topical uretra dapat diberikan. Sebagai
alternative lain dapat dilakukan anestesi spinal atau umum.
Pemeriksaan dilakukan dengan kamera skintilasi yang ditempatkan disebelah posterior ginjal
sementara pasien berada dalam posisi telentang,telungkup atau duduk. Gambar yang
dihasilkan (yang disebut pemindai) menunjukan distribusi preparat radiofarmaseutikal
didalam ginjal.
Pemeriksaan pemindai Tc menghasilkan informasi tentang perfusi ginjal dan sangat berguna
untuk menunjukan fungsi ginjal yang buruk. Pemeriksaan pemindai hippurate memberikan
informasi tentang fungsi ginjal.
6. Pengukuran urodinamik
Pengukuran urodinamik menghasilkan berbagai pemeriksaan fisiologik dan structural untuk
mengevaluasi fungsi kandung kemih serta uretra dengan mengukur :
a. Kecepatan aliran urin
b. Tekanan kandung kemih pada saat buang air kecil dan saat istirahat
c. Resitensi uretra internal
d. Kontras serta relaksasi kandung kemih
Tekanan abdominal , kandung kemih serta detrusor, aktivitas sfingter, inervasi kandung
kemih, tonus otot dan reflex sacrum dikaji. Berikut ini merupakan pengukuran urodinamik
yang paling sering dilakukan :
e. Uroflometri (kecepatan aliran) merupakan rekaman volume urin yang mengalir melalui
ureter per satuan waktu (ml/s)
f. Sistometrogram merupakan rekaman grafik tekanan dalam kadung kemih (intra vesikal)
pada berbagai fase pengisian dan pengosongan kandung kemih untukmengkaji fungsinya.
Selama prosedur pemeriksaan dilakukan, jumlah cairan yang dimasukan dan dikeluarkandari
kandung kemih disamping rasa penuh pada kandung kemih dan keinginan untuk buang air
kecil harus dicatat. Kemudian semua hasil ini dibandingkandengan tekanan yang diukur
dalam kandung kemih selama pengisian kandung kemih dan berkemih. Pertama-tama pasien
diminta untuk berkemih, dan dokter mengamati lamanya waktu yang diperlukan untuk
memulai, ukuran, kekuatan serta kontinuitas aliran urin, dan derajat mengajan serta adanya
hesitancy. Kateterretensi dimasukan melalui uretra kedalam kandung kemih. Volume sisa
diukur dan kateter tersebut dibiarkan pada tempatnya. Kateter uretral dihubungkan dengan
manometer air, dan larutan steril dibiarkan mengalir kedalam kandung kemih dengan
kecepatan biasanya 1 ml/s. pasien memberitahukan dokter pada saat terasa ingin buang air
kecil, dan pada saat kandung kemih terasa penuh. Derajat pengisian kandung kemih pada
kedua situasi ini dicatat. Tekanan diatas tingkat nol pada simfisis pubis diukur, dan tekanan
serta volume dalam kandung kemih diukur serta dicatat.
g. Profil tekanan uretra mengukur resitensi uretra disepanjang uretra. Gas dan cairan
dimasukkan melalui sebuah kateter yang ditarik keluar sambil mengukur tekanan disepanjang
dinding uretra.
h. Sistouretrogram memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih yang dapat
dilakukandengn penyntikan retrograd atau dengan mengeliminasi media kontras.
i. Pada voiding cystourethogram, kandung kemih diisi dengan media kontras dan pasien
berkemih sementara foto-foto spot dibuang dpengn cepat. Ada tidaknnya refluks
vesikouretral atau kelainan congenital pada traktus urinarius inferior dapat diperlihatkan.
Voidingcystourethrogram juga digunakan untuk menyelidiki kesulitan dalam pengosongan
kandung empedu dan inkontinensia.
j. Elektromiografi meliputi penempatan elektroda dalam otot dasar panggul dan fingter ani
untuk mengevaluasi fungsi neuromuskuler traktus urinarius inferior.
DAFTAR PUSTAKA
A.
LATAR BELAKANG
2.
3.
4.
Memepertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam
tubuh.
5.
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum,
kreatimin, dan amoniak.
Proses pembentukam urine membantu mempertahankan komposisi,
volume, dan ph darah dan cairan jaringan dengan membuang zat-zat yang dapat
mengacaukan kekonstanan normal dan keseimbangan cairan dan ekstraseluler
tersebut.
B.
1.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
e.
f.
C.
1.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SISTEM PERKEMIHAN
B.
GINJAL
Kedua ginjal terletak di antara di kavitalis abdominis bagian atas, di kanan dan
kiri kolumna vertebralis di belakang peritoneum (retroperitoneal). Bagian atas
ginjal menempal pada permukaan bawah diafragma dan di lindungi oleh rangka
iga. Ginjal tertanam pada jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan dan di
selimuti oleh membrane jaringan ikat fibrosa yang di sebut fascia renalis, yang
membantu menahan ginjal pada tempatnya (Valerie c. Scanlon, 2007)
Setiap ginjal memilki lekukan yang di sebut hilus di sisi medialnya. Pada hilus,
arteri renalis memasuki ginjal, sedangkan vena renalis dan ureter keluar. Arteri
renalis adalah salah satu cabang aorta abdominalis , vena renalis mengirim
darah ke vena kava inferior. Ureter membawa urine dari ginjal ke vesika urinaria.
C.
FUNGSI GINJAL
1.
2.
3.
4.
Memepertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam
tubuh.
5.
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum,
kreatimin, dan amoniak.
6.
Sekresi rennin: bila tekanan darah turun, sel-sel jukstaglomerulus di
dinding atriol efferent menyekresi enzim
7.
Sekresi eritropoietin: hormone ini di sekresi bila kadar oksigen drah rendah.
8.
Aktivasi vitamin D: vitamin D terdapat dalam berbagai bentuk yang
nantinya akan di ubah menjadi kaliseferol oleh ginjal.
D.
Pada korona atau bagian depan ginjal, dapat dibedakan menjadi tiga area
daerah terluar di sebut korteks renalis yang di susun oleh korpuskulum renalis
dan tubulus kontortus. Daerah tengah adalah medulla renalis yang di susun oleh
lengkung henle dan tubulus kolektivus (bagian dari nefron), medulla renalis
terdiri atas potongan-potongan berbentuk baji yang di sebut piramides renalis.
Ujung masing-masing pyramid adalah apeks atau papilla. Daerah ketiga adalah
pelvis renalis, daerah ini tidak berbentuk selapis jaringan, tetapi merupakan
sebuah rongga yang di bentuk oleh perluasan ureter dalam ginjal pada hilus.
Perluasan pelvis ginjal berbentuk corong, yang di sebut kaliks, menyelubungi
papilla piramides renales. Urine mengalir dari piramides renales ke dalam kaliks,
kemudian ke pelvis renalis dan keluar ke ureter.
E.
NEFRON
Nefron adalah unit structural dan fungsional ginjal. Setiap ginjal terdiri
atas kira-kira 1 juta nefron. Di dalam nefron, dengan pembuluh darah yang
berkaitan denganya, urine terbentuk. Setiap nefron terdiri atas 2 bagian besar
yaitu :
1.
Korpulus Renalis
Sebuah korpulus renalis terdiri atas sebuah glomerulus yang di kelilingi oleh
kapsul bowman. Glomerulus adalah suatu jaringan kapiler yang di bentuk dari
sebuah arteriol aferen dan sebuah arteriol eferen. Diameter arteriola eferen lebih
kecil daripada arteriola aferen, yang membantu mempertahankan tekanan darah
yang tinggi di dalam glomerulus.
Kapsul bowman (kapsula glomerulus) adalah ujung perluasan tubulus renalis
yang menutupi glomerulus. Lapisan dalam kapsul bowman memiliki pori dan
sangat permeable. Celah antara lapisan dalam dan lapisan luar kapsula bowman
berisi filtrasi ginjal, cairan yang berasal dari darah dalam glomerulus, dan
kemudian di ubah menjadi urine.
2.
Tubulus Renalis
Tubulus renalis adalah lanjutan kapsula bowman yang terdiri atas bagianbagian berikut:tubulus kontortus proksimal(dalam korteks renalis),lengkung
Henle (atau lengkung nefron,dalam medulla renalis),dan tubulus kontortus distal
(dalam korteks renalis).Tubulus kontortus distal dari beberap nefron bergabung
menjadi sebuah tubulus kolektifu. Beberapa tubulus kolektivus kemudian
bergabung untuk membentuk sebuah duktus papilaris,yang akan mengalirkan
urine ke dalam kaliks di pelvis renalis.
Seluruh bagian tubulus renalis dikelilingi oleh kapiler peritubular,yang
tersusun atas arteriola effren.Kapiler pertibuler akan menerima zat-zat yang
direabsorpsioleh tubulus ginjal;hal ini kan dijelaskan pada bagian pembentukan
urine.
F.
G. PEMBENTUKAN URINE
Pembentukan urine melibatkan tiga proses utama,proses pertama adalah filtrasi
glomerulus,yang berlangsung dikorpuskulum renalis.proses kedua dan ketiga
adalah reabsorpsi dan sekresi tubular,yang berlangsung ditubulus renalis.
1.
Filtrasi Glomerulus
Reabsorpsi Tubulus
Mekanisme Reabsorpsi
1.
Transpor Aktif sel-sel tubulus ginjal menggunakan ATP untuk mentranspor
sebagian besar zat yang beramanfaat dari filtrat ke dalam darah.Zat-zat tersebut
antara lain,glukosa,asam amino,vitamin,dan ion-ion positif.Tubulus ginjal
memiliki nilai ambang reabsorpsi bagi beberapa di antara zat tersebut.Hal ini
berarti bahwa ada batasan tentang seberapa banyak tubulus ginjal dapat
memindahkannya dari filtrat.Sebagai contoh,jika kadar glukosa dalam filtrat
normal (menggambar kadar glukosa darah normal),tubulus akan mereabsorpsi
seleluruh glukosa,sehingga glukosa tidak akan ditemukan dalam
urine.Namun,jika kadar glukosa darah diatas normal ,jumlah glukosa dalam filtrat
juga diatas normal dan akan melewati nilai ambang reabsorpsi.Oleh karena
itu,dalam keadaan ini sejumlah glukosa akan terdapat dalam urine.
2.
Transpor Pasif: sejumlah ion negative di kembalikan ke dalam darah di
reabsorpsi, setelah di reabsorpsi ion-ion positif karena terjadi tarik menarik
antara muatan yang berbeda.
3.
Osmosis: reabsorpsi air mengikuti reabsorpsi mineral, terutama ion
natrium.
4.
Pinositosis: protein berukuran kecil terlalu besar untuk di reabsorpsi
dengan transfor aktif.
b.
1.
Hormon antidiuretik (ADH) berfungsi meningkatkan reabsorpsi air dan
filtrate ke dalam darah
2.
Hormone paratiroid (PTH) berfungsi meningkatkan reabsorpsi ion ca dari
filtrate ke dalam darah dan ekskresi ion-ion fosfat ke dalam filtrate
3.
Aldosteron berfungsi meningkatkan reabsorpsi air na dan filtrate ke dalam
darah dan ekskresi ion k ke dalam filtrate
4.
Atrial natiuretik hormone (ANH) berfungsi menurunkan reabsorpsi ion na
yang masih terdapat dalam filtrate, sehingga lebih banyak natrium dan air di
buang ke dalam urine.
3.
Sekresi Tubular
Mekanisme ini juga mengubah komposisi urine. Dalam sekresi tubular, zatzat secara aktif di sekresikan dari darah di kapiler peritubuluar ke dalam filtrate
di tubulus renalis. Zat-zat sisa, seperti ammonia dan sejumlah kreatinin, serta
produk metabolic obat di sekresikan ke dalam filtrate untuk di keluarkan ke
dalam urin. Ion-ion hydrogen (H) di sekresikan oleh sel-sel tubulus untuk
mempertahankan ph darah agar tetap normal.
H.
ELIMINASI URINE
Eliminasi urine terbagi menjadi tiga yaitu ureter, vesika urnaria dan
uretra yang tidak mengubah komposisi maupun jumlah urine, tetapi
bertanggung jawab terhadap pembuangan urine secara periodic.
1.
Ureter
Lokasi ureter
1.
Arteri renalis
2.
3.
Arteri hipogastrika
4.
6.
Persarafan ureter : merupakan cabang dari pleksus menstrikus inferior,
pleksus pelvis. Sepertiga bawah dari ureter terisi oleh sel-sel saraf yang bersatu
dengan rantai eferens dan nervous fagus. Rantai eferens dan nervous torakalis
XI dan XII, nervous lumbalis I dan nervous fagus mempunyai trantai eferens
untuk uretra.
2.
didepan rektum. Pada wanita kandung kemih berada dibawah uterus dan
didepan vagina. Dinding kandung kemih memiliki 4 lapisan jaringan yaitu :
lapisan paling dalam disebut mukosa yang menhasilkan mucus, lapisan
submukosa, lapisan otot polos yang satu sama lain membentuk sudut atau
disebut otot detrusor dan lapisan paling luar disebut serosa (Tarwoto, 2009).
3.
Uretra
Uretra merupakan alur sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan urine ke luar. Adanya spinter uretra interna yang
dikontrol secara involunter memungkinkan urine dapat keluar serta spinter
uretra eksterna memungkinkan pengeluaran urine dapat dikontrol ( Syaifuddin,
2011).
a.
Uretra pria
Uretra prostatia
2.
Uretra nembranosa
3.
Uretra kevernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam) dan
lapisan submukosa. Uretra pria mulai dari orifisium uretra interna didalam vesika
urinaria sampai orifisium uretra eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20cm.
b.
Uretra wanita
Pada wanita, terletak dibelakang simfisis pubis bejalan miring sedikit kearah
atas, panjangnya kurang lebih 3-4 cm. Mulai dari orifisium uretra internal sampai
orifisium uretra eksterna. Pada dinding anterior vagina menjurus obligue
kebawah dan menghadap kedepan. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm.
Uretra ini menembus vasia diafragma urogenitalis dan orifisium eksternal
langsung didepan permukasan vagina. Jaraknya kurang lebih 2,5 cm dibelakang
gland klitoris, glandula uretra bermuara ke uretra yang terbesar diantaranya
adalah glandula parauretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra
yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
Tunika muskularis
2.
3.
I.
KARAKTERISTIK URINE
Karakteristik urine baik fisik maupun kimia sering di evaluasi sebagai bahan
urinalisis. Beberapa di antaranya di jelaskan sbb:
a.
Jumlah urine
Urine yang keluar secara normal selama 24 jam sekitar 1-2 liter. Ada banyak
faktor yang dapat merubah jumlah haluaran urine secara signifikan, keringat
berlebihan atau kehilangan cairan secara berlebihan saat diare dapat
menurunkan haluaran urine guna menghemat cairan tubuh.
b.
Warna
Warna kuning khas urine sering di samakan dengan warna jerami atau gading.
Urine yang pekat berwarna lebih kuning tua di banding urine yang encer.
c.
Berat jenis
Berat jenis urine sekitar 1,010-1,025, berat jenis di jadikan ukuran sebagai
jumlah zat yang terlarut dalam urine.
d.
Ph
Ph urine berkisar antara 4,6-8,0 dengan nilai rata-rata 6,0. Diet mempunyai
pengaruh terbesar terhadap urine, karena diet dapat menyebabkan urine basa.
e.
Unsure
Urine terdiri 95% air, yang melarutkan zat-zat sisa garam. Garam tidak termasuk
sebagai zat sisa sebenarnya, sebab garam masih bisa di gunakan saat di
butuhkan tetapi bila berlebuhan garam akan di sekresikan ke dalam urine.
f.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Sistem perkemihan adalah suatu sistem yang didalamnya terjadi
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat yang digunakan oleh
tubuh. Fungsi utama sistem perkemihan adalah untuk keseimbangan cairan dan
elektrolit. Elektrolit terdiri dari ion-ion yang kemudian larut dalam air dan
keseimbangan terjadi ketika elektrolit yang masuk dalam tubuh sama dengan
yang dilepaskan. Fungsi utama yang lain adalah pengeluaran toksik hasil
metabolisme, seperti komponen-komponen nitrogen khususnya urea dan
kreatinin.
2.
Kedua ginjal terletak di antara di kavitalis abdominis bagian atas, di kanan
dan kiri kolumna vertebralis di belakang peritoneum (retroperitoneal). Bagian
atas ginjal menempal pada permukaan bawah diafragma dan di lindungi oleh
rangka iga.
3.
Fungsi ginjal Mempertahankan keseimbangan kadar asam atau basah dari
cairan tubuh,Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis
racun, Mempertahankan susasana keseimbangan cairan,Memepertahankan
6.
Karakteristik urine terdiri dari : jumlah, ph, warna, berat jenis unsure dan
limbah nitrogen.
B.
1.
SARAN
Bagi Mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, C. Evelyn (2010). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Syaifuddin (2011). Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Syaifuddin (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
EGC
Tarwoto, dkk (2009) Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta
: Trans Info Media
Scanlon c. Valerie (2007). Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta: EGC
sumber lain:
Jika kita menguji melalui tes darah ada tes :
1. Ureum (Blood Urea Nitrogen)
Protein diserap tubuh melalui makanan seperti telur, ikan dan daging, sisanya yang tidak
terserap merupakan sampah yang disebut ureum yang mengandung nitrogen. Apabila ginjal
bekerja dengan baik, ureum tersebut akan dibuang bersama urin, namun apabila ginjal tidak
dapat berfungsi dengan baik ureum akan tinggal di dalam darah. Untuk itu BUN tes
dilakukan untuk mengukur kadar ureum dalam darah dan mengetahui performa ginjal dalam
melaksanakan tugasnya membersihkan darah. Hasil Normal : angka 5 s/d 25 mg/dl
2. Kreatinin
adalah sampah dari sisa sisa metabolisme yang dilakukan oleh aktivitas otot. Sama dengan
ureum, kreatinin akan menumpuk dalam darah apabila ginjal tidak berfungsi sebagaimana
mestinya untuk menyaring serta membuangnya bersama urin. Hasil Normal: 0.5 s/d 1.5 mg/dl
untuk pria dewasa0.5 s/d 1.3 mg/dl untuk wanita dewasa
3. Glumerolus Filtration RateGFR
merupakan cara terbaik untuk mengetahui seberapa baik fungsi ginjal dalam menjalankan
tugasnya. Dari penghitungan GFR dapat diketahui pada stadium berapa kerusakan ginjal
seseorang. Informasi yang dibutuhkan untuk menghitung GFR adalah hasil serum kreatinin,
usia dan berat badan.
Rumusnya bisa dihitung dengan 2 cara yaitu:
Nilai ini dihitung dengan rumus Cockcroft-Gault atau MDRD (modification of diet in renal
disease) sebagai berikut :
Bening (tidak berwarna sama sekali): terlalu banyak minum, sedang minum obat
diuretik, minum alkohol, atau diabetes insipidus.
Seperti susu (disebut juga chyluria): filariasis atau tumor jaringan limfatik.
Nilai normal: 1.003 s/d 1.030 g/mLNilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, antara lain
umur. Berat jenis urin dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir) berkisar
pada 1.012, dan bayi antara 1.002 sampai 1.006.
Urin pagi memiliki berat jenis lebih tinggi daripada urin di waktu lain, yaitu sekitar
1.026.
Berat jenis abnormal
Berat jenis urin yang lebih dari normal menunjukkan gangguan fungsi ginjal, infeksi
saluran kemih, kelebihan hormon antidiuretik, demam, diabetes melitus, diare / dehidrasi.
Berat jenis urin yang kurang dari normal menunjukkan gangguan fungsi ginjal berat,
diabetes insipidus, atau konsumsi antibiotika (aminoglikosida).
pH
Nilai normal: 5.0-6.0 (urin pagi), 4.5-8.0 (urin sewaktu)pH lebih basa: habis muntahmuntah, infeksi atau batu saluran kemih, dan penurunan fungsi ginjal. Dari faktor obatobatan: natrium bikarbonat, dan amfoterisin B.
pH lebih asam: diet tinggi protein atau diet tanpa kalori, diabetes melitus, asidosis
tuberkulosis ginjal, dan fenilketonuria. Dari faktor obat-obatan: diazoksid dan vitamin C.
Glukosa
Nilai normal: negatifDi Indonesia, glukosa urin biasanya diuji secara semikuantitatif
dengan uji reduktor (Benedict).
Pemeriksaan Benedict ini sebenarnya ditujukan untuk mendeteksi adanya glukosa, asam
homogentisat, dan substansi reduktor lainnya (misalnya vitamin C) dalam urin; sesuai dengan
mekanisme reaksi yaitu reduksi tembaga sulfat. Asam homogentisat bisa ada dalam urin
dalam jumlah besar pada individu dengan gangguan metabolisme asam amino alkohol
(fenilalanin dan tirosin). Karena faktor ini pemeriksaan glukosuria di negara maju telah
diganti
dengan
Clinistix.
Glukosa urin positif tidak selalu berarti diabetes melitus, walaupun memang penyakit ini
yang paling sering memberi hasil positif pada uji glukosa urin. Makna lain yang mungkin:
Protein
Nilai normal: negatif (uji semikuantitatif), 0.03-0.15 mg/24 jam (uji kuantitatif)
Protein dapat diuji dengan asam sulfosalisilat 20%, asam sulfat 6%, atau dengan
reagen strip. Pemeriksaan dengan reagen strip lebih banyak digunakan saat ini. Untuk anakanak di bawah 10 tahun nilai kuantitatif normal protein dalam urin sedikit lebih rendah
daripada dewasa, yaitu
Keton
Urobilinogen
Nilai normal: 0.1-1 Ehrlich U/dL (dipstik), atau positif s/d pengenceran 1/20
(Wallace-Diamond) Urobilinogen klasik diperiksa dengan uji pengenceran Wallace-Diamond.
Cara ini sudah banyak digantikan oleh uji dipstik modern yang bersifat kualitatif.
Urobilinogenuria dapat disebabkan oleh
Penyakit hepar dan empedu (hepatitis akut, sirosis, kolangitis)
Infeksi tertentu (malaria, mononukleosis)
Polisitemia vera ataupun anemia
Keracunan timah hitam
Tidak ada urobilinogen sama sekali dalam urin bermakna ada obstruksi komplit pada
saluran empedu (kolelitiasis atau karsinoma pankreas). Dari faktor farmakologis:
kloramfenikol dan vitamin C menyebabkan urobilinogen urin berkurang.
Bilirubin
Nilai normal: negatif, maksimal 0.34 mol/L. Bilirubinuria dapat disebabkan oleh:
Penyakit hepar (sirosis, hepatitis alkoholik), termasuk efek hepatotoksisitas.
Infeksi atau sepsis.
Keganasan (terutama hepatoma dan karsinoma saluran empedu).
Nitrit
Nilai normal: negatif (kurang dari 0.1 mg/dL, atau kurang dari 100.000
mikroorganisme/mL) Nitrit urin digunakan untuk skrining infeksi saluran kemih.
Eritrosit
Nilai normal: 0-3 sel per lapang pandang besar Eritrosit dalam urin yang berlebihan
(mikrohematuria) dapat ditemukan pada urin wanita menstruasi dan perlukaan pada saluran
kemih; baik oleh batu, infeksi, faktor trauma, maupun karena kebocoran glomerulus.
Leukosit
Nilai normal: 2-4 sel per lapang pandang besar Leukosit yang berlebihan dalam urin
(piuria) biasanya menandakan adanya infeksi saluran kemih atau kondisi inflamasi lainnya,
misalnya penolakan transplantasi ginjal. Sel epitel Nilai normal: sekitar 10 sel per lapang
pandang besar, berbentuk skuamosa. Sel epitel yang lebih daripada jumlah normal berkaitan
dengan infeksi saluran kemih dan glomerulonefritis. Sedangkan bentuk sel epitel abnormal
dikaitkan dengan keganasan setempat.
Cast / inklusi
Nilai normal: ditemukan cast hialin dalam jumlah sedang, tanpa adanya inklusi. Cast
merupakan kumpulan sel-sel yang dikelilingi suatu membran. Biasanya cast selain hialin
(misalnya cast eritrosit atau cast leukosit) menunjukkan kerusakan pada glomerulus
(glomerulonefritis kronik). Inklusi sitomegalik menunjukkan infeksi sitomegalovirus (CMV)
atau campak.
Kristal
Nilai normal: ditemukan kristal dalam jumlah kecil Kristal yang ditemukan dalam
urin tergantung pada pH urin yang diperiksa. Pada urin asam dapat ditemukan kristal asam
urat. Pada urin netral ditemukan kristal kalsium oksalat. Pada urin basa mungkin terlihat
kristal kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Ada juga sejumlah kristal yang dalam keadaan
normal tidak ada; antara lain kristal tirosin, sistin, kolesterol, dan bilirubin.
Referensi Chernecky CC & Berger BJ. Laboratory Tests and Diagnostic Procedure.
Philadelphia: Saunders Elsevier, 2008. Kasper DL et.al (eds). Harrisons Principles of
Internal Medicine. New York: McGraw-Hill, 2007. (hnz)
Tujuan :
Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada dalam urine secara lengkap sehingga
dapat membantu menegakkan diagnose dokter pemeriksa.
misalnya umur. Berat jenis urin dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus
(bayi baru lahir) berkisar pada 1.012, dan bayi 1.002-1.006. Urin pagi memiliki
berat jenis lebih tinggi daripada urin di waktu lain, yaitu sekitar 1.026. Urin
berbau harum atau tidak berbau, tetapi juga tergantung dari bahan-bahan yang
diekskresi. Normal urin berbau aromatik yang memusingkan. Bau merupakan
indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.
urin yang normal rata-rata 1-2 liter / hari. Kekurangan minum menyebabkan
kepekatan urin meningkat (konsentrasi semua substansi dalam urin meningkat)
sehingga mempermudah pembentukan batu. pH urin dapat berkisar dari 4,5
8,0. pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan, bersifat
basa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan
berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) bersifat lebih asam.
DAFTAR PUSTAKA
Ginjal berfungsi sebagai organ ekskresi yang utama dari tubuh. Fungsi utama
ginjal mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstrasel dalam batas
normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi
glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus.
Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam
ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena
renalis membawa darah kembali ke dalam vena kava inferior.Aliran darah yang
melalui ginjal jumlahnya 25% dari curah jantung.
Urin terbentuk di nefron. Proses pembentukan urin dimulai ketika darah mengalir
lewat glomerulus. Ketika darah berjalan melewati sruktur ini, filtrasi terjadi. Air,
elektrolit dan molekul kecil akan dibiarkan lewat, sementara molekul besar
(protein, sel darah merah dan putih, trombosit) akan tetap tertahan dalam aliran
darah. Cairan disaring lewat dinding jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan
memasuki tubulus, cairan ini disebut filtrat. Di dalam tubulus ini sebagian
substansi secara selektif diabsorpsi ulang ke dalam darah,sebagian lagi
disekresikan dari darah ke dalam filtrate yang mengalir disepanjang tubulus.
Filtrat ini akan dipekatkan dalam tubulus distal serta duktus pengumpul, dan
kemudian menjadi urin yang akan mencapai pelvis ginjal. Kemudian urin yang
terbentuk sebagai hasil dari proses ini diangkut dari ginjal melalui ureter ke
dalam kandung kemih (tempat sementara urin disimpan). Pada saat urinasi,
kandung kemih berkontraksi dan urin akan diekskresikan dari tubuh lewat uretra.