2014
RINGKASAN
Pasca erupsiGunung Merapi beberapa tahun yang lalu membawa dampak
yang cukup besar dan hampir disemua aspek kehidupan. Kerusakan lingkungan
adalah salah satu dampak yang sangat terlihat. Dari sekian banyak dusun yang rusak
akibat erupsiMerapi, ada tiga dusun yang masuk dalam nominasi dusun paling parah
kerusakannya yaitu Dusun Kali Adem, Dusun Petung, dan Dusun Manggong.
Ketiganya terletak di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman,
Propinsi DIY.
Akibat begitu parah dan terlalu seringnya terkena dampak merapi disaat
terjadi erupsi besar maupun kecil, pemerintah pun berniat untuk merelokasi ketiga
dusun tersebut. Setelah melalui berbagai tahapan proses dan negosiasi yang penuh
dengan hambatan, terlaksanalah rencana relokasi itu. Kini ketiga dusun tersebut
dipindahkan ke satu wilayah hunian tetap (huntap) yang disediakan pemerintah di
Dusun Pager Jurang.
Relokasi ini menimbulkan gejolak dalam masyarakat. Dapat dibayangkan,
dahulu mereka tinggal di tiga wilayah dusun yang berbeda dengan bentangan alam
yang sangat luas dan masing-masing memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbeda,
namun saat ini mereka harus digabung dalam satu wilayah hunian tetap dengan
kondisi dan situasi yang jauh berbeda dari sebelumnya. Sehingga timbul masalah di
lokasi huntap tersebut.
Masalah yang pertama yaitu masalah ekonomi adalah hilangnya mata
pencaharian karena lahan dan ternak tidak dapat difungsikan kembali. Disamping itu
mereka terbiasa mengandalkan alam, sedangkan di kompleks huntap sangat minim
lahan yang dapat diolah.
Kurangnya keakraban dan hubungan sosial antar penghuni huntap yang
disebabkan sifat saling menutup diri dari tiap dusun yang menghuni menjadi
permasalahan kedua. Hal ini membuat suasana kompleks huntap menjadi terkotakkotak dan kurang harmonis.
Masalah ketiga yakni lingkungan dikarenakan keadaan tempat tinggal yang
padat membuat kesadaran terhadap hidup sehat dan kesehatan masyarakat menjadi
turun. Selain itu, kondisi lingkungan yang berbeda membuat adanya isu penyakit
berupa munculnya wabah demam berdarah.
Berbagai daya dan upaya telah dilakukan pemerintah setempat demi
mewujudkan kesejahteraan dan kenyamanan para penghuni huntap. Mulai dari
program pembinaan UMKM, pembangunan sarana pendidikan, sampai fasilitas
kesehatan lingkungan pun sudah diupayakan oleh pemda setempat. Namun
berdasarkan pengamatan kami di lapangan, masih banyak warga yang belum bisa
merasakan kesejahteraan dan kenyamanan di tempat tinggal barunya.
Atas dasar realita yang sudah dijabarkan, dalam KKN-PPM tahap yang kedua
ini, kami selaku tim pengusul telah mendapatkan transfer materi dari tim KKN-PPM
sebelumnya berupa kumpulan isu, kasus, program yang belum optimal
pelaksanaannya dan problematika yang terjadi di kompleks Huntap Pager Jurang
yang ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kami juga sudah
mendapatkan informasi penting berupa solusi yang tepat untuk mengatasi masalah
tersebut.
Poin penting pelaksanaan KKN-PPM ditahap kedua ini adalah mewujudkan
aksi nyata sebagai langkah dan upaya dalam melakukan stabilisasi kondisi ekonomi,
sosial, dan lingkungan di wilayah huntap Pager Jurang pasca dilakukannya relokasi
dari tiga dusun yang berbeda. Kenyamanan dan ketentraman di kompleks huntap
sudah sepantasnya mendapatkan perhatian khusus agar program relokasi ini benarbenar menjadi solusi yang tepat, bukan malah menimbulkan masalah baru, karena hal
inilah yang akan memberikan semangat baru dalam meningkatkan produktivitas
setiap individu. Tentunya semangat ini juga akan membawa pengaruh pada
peningkatan produktivitas nasional secara umum. Metode: penyuluhan,
pembelajaran, lokakarya,dan pendampingan kegiatan praktik berbasis komunitas.
LATAR BELAKANG
Salah satu desa yang mengalami kerusakan berat akibat bencana tersebut
adalah Desa Kepuharjo, terutama Dusun Kali Adem, Dusun Petung, dan Dusun
Manggong. Pemerintah mengusulkan relokasi untuk ketiga dusun ini dengan alasan
keselamatan disebabkan ketiga wilayah ini selalu menjadi langganan terkena
musibah disaat terjadi erupsi besar maupun kecil. Meskipun mendapatkan penolakan
dari warga, namun program inipun akhirnya terealisasi. Ketiga dusun itu direlokasi
ke kompleks hunian tetap di dusun Pager Jurang yang berjarak 4 km dari tempat
tinggal mereka semula.
Program relokasi ini ternyata justru menimbulkan masalah baru berupa
gejolak ekonomi, sosial dan lingkungan yang terjadi pada warga penghuni huntap
tersebut. Mayoritas warga kehilangan lahan pertanian dan hewan ternak sehingga
mereka kehilangan mata pencaharian tetap sebagai penunjang kehidupan mereka.
Kebiasaan mengandalkan alam tidak lagi bisa mereka terapkan secara optimal di
huntap ini karena sempitnya lahan yang mereka miliki. Akibatnya, saat ini banyak
warga yang menganggur dan tidak jelas status pekerjaannya. Sebagian mereka ada
yang memilih berjualan, menambang pasir, dan membantu proyek pembangunan
huntap. Dalam rangka mengembangkan ekonomi warga sekitar, di desa tersebut telah
memiliki usaha kecil, diantaranya rumah produksi bakpia ungu dan kripik keladi.
Permasalahan utama terkait produksi adalah terkait pengemasan & pemasaran.
Masalah sosial yang terkait dengan interaksi antar dusun yang saling
berlainan masih menjadi kendala. Perbedaan dusun dan kebiasaan mereka membuat
terjadi hambatan komunikasi diantara mereka. Di samping itu, menurut warga,
fasilitas kesehatan huntap masih dirasa kurang. Sebelumnya sudah pernah dibangun
posyandu & PAUD, namun dibongkar kembali lagi karena terdapat permasalahan
terkait ruang terbuka hijau (RTH), namun peralatan posyandu masih disimpan.
PAUD juga diperlukan, mengingat jumlah balita cukup banyak, yakni 52 balita.
Isu kesehatan di hunian mereka yang baru ini juga menjadi sangat penting
untuk diperhatikan. Keadaan lingkungan huntap yang padat membuat tubuh mereka
belum bisa menyesuaikan dengan optimal, akibatnya banyak diantara mereka yang
sakit karena keadaan lingkungan tersebut. Di sisi lain, isu lingkungan yang lebih
perlu diperhatikan adalah masalah munculnya wabah nyamuk demam berdarah. Hal
ini dapat terjadi karena warga masih awam dengan keadaan lingkungan tempat
tinggal yang padat, sehingga masalah ini kurang diperhatikan yang membuat nyamuk
demam berdarah dapat berkembang di huntap ini.
Dalam hal ini pemerintah tidak lepas tangan dan tetap mendampingi
masyarakat dalam menempati hunian mereka yang baru. Termasuk dalam hal
penyusunan kepemilikan rumah. Untuk mempermudah adaptasi dengan tempat
tinggal yang baru, penyusunan rumah disesuaikan dengan pola rumah warga di
kampung asalnya. Bagi kepala keluarga yang masih memiliki hubungan saudara,
rumahnya didekatkan agar memudahkan komunikasi antar warga tersebut. Dari segi
fasilitas, Huntap ini telah memiliki posyandu, yang untuk sementara bertempat balai
dusun. Peralatan pun sudah tersedia walau sudah terdapat beberapa alat yang telah
rusak. Buku-buku PAUD dan TPA pun sudah tersedia, namun terkendala pada
masalah ketersediaan pengajar.
Terdapat beberapa potensi yang bisa dikembangkan di daerah tersebut.
Beberapa hal tersebut antara lain, hasil pertanian berupa umbi-umbian yang bisa
dibuat menjadi keripik dan bakpia, pemanfaatan lahan sempit sebagai tempat
penanaman tanaman sayur dan tanaman hias menggunakan polybag, serta kerajinan
dengan bahan yang ada di sekitar lingkungan huntap seperti kayu, bambu, dan lainlain.
Sebenarnya masih banyak masalah yang belum dapat diungkapkan, namun
sekiranya beberapa masalah yang terurai diatas merupakan masalah pokok dan sebisa
mungkin untuk diselesaikan. Kami selaku tim pengusul KKN, tentu tidak dapat
menyelesaikan semua permasalahan itu sendiri. Dalam praktik di lapangan nanti,
kami akan menggunakan bantuan pihak ketiga dengan bekerjasama kepada lembagalembaga lain yang ahli dibidangnya. Keikutsertaan mitra tak kalah pentingnya dalam
rangka menggandeng warga setempat untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang
ada serta memecahkan masalah internalnya sendiri, baik melalui LSM setempat,
organisasi kampung, pemuda, maupun pemda setempat.
Kompleksitas permasalahan yang ada pada Desa Kepuharjo membuat
pentingnya untuk melakukan revitalisasi dan stabilisasi keadaan pasca bencana.
KKN-PPMtahap kedua ini mengangkat tema kebencanaan yang kami rasa sesuai
untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi warga Desa Kepuharjo.
Karena kami melihat bahwasannya masalah-masalah ini timbul sebagai akibat dari
bencana erupsi Gunung Merapi beberapa tahun silam. Bahkan menurut informasi
yang ada mengatakan bahwa Gunung Merapi ini memiliki siklus erupsiyang
dimungkinkan dapat terjadi sewaktu-waktu. Untuk itu, tema kebencanaan yang kami
angkat ini selain diterapkan untuk melakukan revitalisasi dan stabilisasi situasi pasca
bencana, juga dapat digunakan untuk memberikan pembekalan dalam mengantisipasi
sedini mungkin bahaya erupsi Gunung Merapi yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Metode yang akan digunakan dalam pelaksanaan KKN-PPM adalah dengan
penyuluhan, pembelajaran, lokakarya, serta pendampingan kegiatan praktek berbasis
komunitas. Metode ini dirasa paling tepat dilihat dari keadaan masyarakat yang
masih memiliki sarana dan prasarana yang terbatas.
DESKRIPSI KEGIATAN
Nama Kegiatan
TEMPAT KEGIATAN
No.
1
2
3
Dusun
Kaliadem
Petung
Manggong
Desa/Kelurahan
Kepuharjo
Kepuharjo
Kepuharjo
Kecamatan
Cangkringan
Cangkringan
Cangkringan
Kabupaten
Sleman
Sleman
Sleman
JADWAL KEGIATAN
KKN dilaksanakan pada Bulan Juli-Agustus dengan agenda sebagai berikut:
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jenis Kegiatan
Pelatihan kader tanggap bencana
Pelatihan dan praktik kewirausahaan
Optimalisasi perekonomian dan UKM warga
Pendidikan ketrampilan dan peningkatan wawasan
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Pelatihan kader posyandu
Pengadaan PAUD
Optimalisasi penggunaan teknologi di kantor
pedesaan Kepuharjo
Pengembangan sarana dan prasarana
Pelatihan takmir Masjid
Minggu Ke
1 2 3 4 5 6 7 8
x x
x x x x x x x x
x x
x x x
x x
x x
x x x
x x x
x x
x x x
x x
11
12
x x x x
x x x x
Komponen
Honorarium
Biaya yang
diusulkan
Rp
1.000.000,00
Rp
15.470.000,00
Rp
1.000.000,00
Rp
4.000.000,00
Rp
21.470.000,00
JUMLAH
PEMASUKAN
No
1
2
3
4
Komponen
Jumlah
LPPM
Pembersihan Dana Riba
Donasi Merapi
Penjualan Susu Kedelai
Rp 5.000.000,00
Rp 1.700.000,00
Rp 2.000.000,00
Rp 651.700,00
JUMLAH
Rp 9.351.700,00
SUSUNAN PANITIA
Ketua
dr. Probosuseno, SpPD, K-Ger
Anggota:
Akbar Abdul Fattah
11/319269/TK/38399
Muhammad Alfi Syahrin
11/313651/TK/37983
Damar Romadhoni
11/312219/EK/18349
Apriliana Dwi Puspitaningrum
11/314341/KU/14405
Durrah Zata Lini
11/320072/KU/14726
Rofiqoh Qoshirotul Luthfia
11/317148/KU/14426
*) dan 22 mahasiswa lainnya sesuai keputusan LPPM
PENAWARAN KERJASAMA
besarnya dana yang diberikan. Donatur dengan dana lebih dari Rp 5.000.000,00
berhak mendapatkan LPJ .
PENDAFTARAN KERJASAMA
1. Pendaftaran dapat dilakukan dengan menghubungi saudara : Ardita
(085725059254) atau Damar (085643210993) paling lambat 1 minggu setelah
proposal ini diberikan .
2. Pembayaran dapat dilakukan langsung atau melalui rekening bank sesuai yang
tercantum di bawah.
3. Setelah pembayaran dilakukan , pihak pihak yang terkait berhak memperoleh
tanda terima dan/atau MoU dari Tim KKN PPM UGM 2014
4. Pembayaran yang dilakukan melalui rekening Bank harap mengkonfirmasi ke
TIM KKN PPM UGM 2014 ke Contact Person Ardita (085725059254) atau
Damar (085643210993) dengan format :
NAMA LEMBAGA/DONATUR(spasi)JUMLAH
BIAYA(spasi)HARI(spasi)TANGGAL PENGIRIMAN
CONTOH :
MERAPI 1.000.000 SELASA 20 MEI 2014
5.
Apabila pihak terkait mengajukan bentuk kerjasama yang tidak terdapat dalam
poin poin di atas dapat dibicarakan lebih lanjut kepada Panitia.
CONTACT PERSON
ARDITA NUR
DAMAR R
08572505925
4
08564321099
3