Anda di halaman 1dari 21

Tugas

Resume Ch 11 & Ch 12

Oleh :
Kelompok 8
I Dewa Made Gede B.B.

(125020307111011)

Tania Yolandia L.K.

(125020307111061)

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
2015

RESUME BAB 11
Penipuan laporan keuangan disebabkan oleh sejumlah faktor yang terjadi pada saat
yang sama, yang paling signifikan yang merupakan tekanan pada manajemen atas untuk
menunjukkan laba. Hal ini penting untuk terlebih dahulu mempertimbangkan tiga
pertanyaan umum yang masuk ke jantung kejahatan ini:
Siapa Berkomitmen terhadap penipuan laporan keuangan?
Mengapa orang melakukan penipuan laporan keuangan?
Bagaimana orang melakukan penipuan laporan keuangan?
A. Siapa Berkomitmen terhadap penipuan laporan keuangan?
Ada tiga kelompok utama orang-orang yang melakukan penipuan laporan keuangan.
Dalam urutan kemungkinan keterlibatan, mereka adalah sebagai berikut:
Manajemen senior
Karyawan tingkat menengah dan rendah
Penjahat terorganisasi
B. Mengapa orang melakukan penipuan laporan keuangan?
Manajer senior dan pemilik bisnis mungkin "memasak buku" karena beberapa alasan
utama:

Untuk menyembunyikan kinerja bisnis sejati

Untuk mempertahankan status personal / control

Untuk mempertahankan pendapatan / kekayaan pribadi dari gaji, bonus, saham


dan opsi saham.

C. Bagaimana orang melakukan penipuan laporan keuangan?


Ketika Anda meninjau materi, yang perlu diingat bahwa apabila terlepas dari metode,
ada tiga cara umum di mana laporan keuangan palsu dapat diproduksi. Dengan
menyadari tiga pendekatan, mereka yang menyelidiki laporan keuangan dapat waspada
untuk bukti upaya untuk memanipulasi proses akuntansi dan pelaporan keuangan.
Laporan keuangan penipuan mungkin melibatkan lebih dari satu dari tiga metode
tersebut, meskipun mereka umumnya akan mulai dengan metode pertama dan semakin
menambah dua metode lain seperti penipuan tumbuh. Tiga metode umum adalah sebagai
berikut:

Bermain Sistem akuntansi

Dalam pendekatan ini, penipu menggunakan sistem akuntansi sebagai alat untuk
menghasilkan hasil yang dia inginkan.

Mengalahkan sistem akuntansi


Dalam pendekatan ini, penipu umpan informasi palsu dan fiktif ke dalam sistem
akuntansi untuk memanipulasi hasil yang dilaporkan oleh jumlah yang lebih besar
daripada yang bisa dicapai dengan hanya "bermain sistem akuntansi".

Pergi luar sistem akuntansi


Dalam pendekatan ini, penipu menghasilkan apapun laporan keuangan keinginannya.
laporan keuangan dapat didasarkan pada hasil dari akuntansi dan proses pelaporan
keuangan untuk entitas operasi, dengan penyesuaian manual tambahan untuk
mencapai hasil yang diinginkan oleh penipu.

Kerangka konseptual untuk pelaporan keuangan


Berikut ini adalah kerangka kerja konseptual untuk pelaporan keuangan:
I.

Pengakuan dan pengukuran konsep


1) Assumption
a) entitas ekonomi:
Premis dari asumsi entitas ekonomi adalah bahwa aktivitas bisnis perusahaan
harus disimpan terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan badan usaha lainnya.
b) Going concern:
Dalam menilai aset perusahaan untuk tujuan laporan keuangan, diasumsikan
bahwa bisnis adalah salah satu yang akan terus ke masa depan. itu karena nilai
jika ada gunanya, akan selalu lebih tinggi dari nilai aset keras nya. Penipuan
dalam konsep kelangsungan biasanya akan hasil dari upaya oleh entitas untuk
menyembunyikan kondisi bisnis terminal.
c) Unit moneter:
Untuk mengukur dan menganalisis transaksi keuangan, standar umum adalah
diperlukan. Dalam masyarakat kita, bahwa common denominator adalah uang.
Dolar AS tetap cukup stabil, namun beberapa negara, sebagai akibat dari
volatilitas ekonomi terus-menerus, menggunakan "akuntansi inflasi" untuk
menyesuaikan perubahan tingkat harga dalam mata uang mereka. Perusahaan
internasional yang berhubungan dengan transaksi valuta asing dapat dikenakan
penyalahgunaan penipuan tukar moneter.
d) periodisitas

Ini "jangka waktu" asumsi menyarankan bahwa kegiatan ekonomi dibagi menjadi
interval waktu tertentu, seperti bulanan, triwulanan, dan tahunan. Dengan periode
pelaporan yang lebih pendek, bagaimanapun, data cenderung tunduk pada
kesalahan manusia yang lebih besar dan manipulasi dan oleh karena itu, kurang
dapat diandalkan.
2) Principles
a) Biaya historis:
GAAP mengharuskan aset dilakukan terhadap laporan keuangan dengan harga
yang ditetapkan oleh transaksi pertukaran. Angka ini disebut biaya sebagai historis
atau akuisisi, dan umumnya metode yang paling konservatif dan dapat diandalkan.
b) Pengakuan pendapatan
Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum, dasar akrual harus digunakan
untuk pelaporan keuangan. Seperti, pendapatan tersebut diakui dan dilaporkan
dalam periode di mana mereka diterima. Manipulasi internasional waktu untuk
pendapatan yang diperoleh bisa menjadi daerah potensial untuk penipuan.
c) Pencocokan
Konsep pencocokan mensyaratkan bahwa buku-buku dan catatan dan laporan
keuangan yang dihasilkan sesuai pendapatan dan beban dalam periode akuntansi
yang tepat. Penipuan bisa terjadi ketika usaha sengaja yang dibuat untuk
memanipulasi konsep pencocokan.
d) Pengungkapan penuh
Prinsip di balik pengungkapan penuh, seperti dalam contoh sebelumnya, adalah
bahwa setiap penyimpangan material dari prinsip akuntansi yang berlaku umum
harus menjelaskan kepada pembaca informasi keuangan. Selain itu, setiap
peristiwa yang dikenal yang bisa memiliki dampak material terhadap laba masa
depan harus dijelaskan atau diungkapkan.
3) Constraints
a) biaya-manfaat
Dalam

merumuskan

standar

untuk

pelaporan

keuangan,

FASB

mempertimbangkan tradeoff antara biaya penyediaan informasi tertentu dan


manfaat yang terkait dengan diturunkan oleh pengguna informasi.
b) materialitas
Masalah khas melibatkan materialitas dan penipuan akan penyelewengan aset.
Banyak dari mereka, diambil secara terpisah, cukup kecil dan tidak material

terhadap laporan keuangan secara keseluruhan. Tapi apa dari agregat? Jika banyak
mencuri sejumlah kecil, hasilnya memang bisa menjadi bahan.
c) Praktik industri
Praktek pelaporan mungkin ada dalam industri tertentu yang menyimpang dari
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
d) Konservatisme
Kendala konservatisme mengharuskan bahwa ketika ada keraguan, kita harus
menghindari aset melebih-lebihkan dan pendapatan. Tujuan dari prinsip ini adalah
untuk memberikan pedoman yang wajar dalam situasi dipertanyakan.
II.

Qualitative characteristics
A. Relevansi dan keandalan
Relevansi menyiratkan bahwa informasi tertentu akan membuat perbedaan dalam
mencapai sebuah keputusan. Keandalan, di sisi lain, berarti bahwa pengguna dapat
bergantung pada keakuratan faktual dari informasi.
B. Komparatif dan Konsistensi
Agar informasi keuangan yang berguna untuk tujuan analisis, itu harus memiliki
karakteristik kualitatif sekunder comparbility dan konsistensi.
Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan
Yang bertanggung jawab atas laporan keuangan adalah manajemen perusahaan. Maka,
tidak mungkin fraud terjadi tanpa sama sekali pengetahuan dari manajemen, walaupun fraud
bisa dilakukan siapa saja yang memiliki kesempatan. Manajemen perusahaan berusaha untuk
mengatur karyawan dan pegawainya dengan etika yang ada dalam perusahaan. Namun etika
tidak bisa memastikan bahwa fraud tidak akan terjadi.
Pengguna Laporan Keuangan
Fraud sebagian besar dilakukan terhadap pengguna potensial dari laporan keuangan,
meliputi pemilik perusahaan dan manajemen, perusahaan kreditor, dan investor. Fraud
laporan keuangan biasanya dilakukan untuk menarik investor
Jenis Laporan Keuangan
Menurut SAS No. 62 jenis laporan keuangan:
-

Neraca
Laporan Laba Rugi
Laporan Arus Kas
Laporan Perubahan Ekuitas
Ringkasan Operasional
dll

Meskipun tidak disebutkan dalam SAS No. 62, juga termasuk laporan keuangan:
-

Laporan keuangan proforma


Informasi keuangan interim
Laporan Keuangan mengenai kebangkrutan
dll

Menurut SAS No. 62, dasar komprehensif akuntansi yang lain:


-

Dasar akuntansi pajak


Penerimaan kas dan pengeluarannya
dll

The Sarbanes-Oxley Act of 2002


Dikeluarkan tanggal 30 Juli 2002 untuk menuntun pemerintah dan akuntabilitas, serta
tanggung jawab akuntansi publik untuk meningkatkan kualitas, reliabilitas, dan transparansi
laporan keuangan.
Public Company Accounting Oversight Board
Untuk mengatur dan memeriksa audit perusahaan publik, membuat standar audit, dan
menginvestigasi tindakan yang tidak sesuai oleh auditor atau kantor audit.

Registration with the Board


Harus diregistrasi agar bisa mempersiapkan atau menerbitkan laporan audit secara legal
terhadap perusahaan yang go public.

Auditing, Quality Control and Independence Standards and Rules


Diharuskan adanya standar untuk auditing, kontrol kualitas, etika, independensi, dan
masalah lain yang berhubungan dengan audit perusahaan go public.

Inspections of Registered Public Accounting Firms


Diharuskan adanya inspeksi berkala dari kantor akuntan publik untuk mendapatkan
tingkat kepatuhan dengan hukum, aturan, dan standar profesional yang berkaitan
dengan audit.

Investigations and Diciplinary Proceeding

Mempunyai otoritas untuk menginvestigasi kantor akuntan publik yang sudah diregistrasi
atas pelanggaran yang mungkin terjadi atas Sarbane-Oxley Act, standar profesional, dan
peraturan lainnya. Juga punya kekuatan untuk memberi sanksi atas pelanggaran tersebut.
Certification Obligation for CEOs dan CFOs
Diharuskan bagi CEO dan CFO untuk disertifikasi agar mempunyai tanggung jawab
yang jelas atas laporan keuangan perusahaan dan mencegah mereka untuk mendelegasikan

tanggung jawabnya pada bawahan dan mengaku bahwa tidak ada hubungannya jika fraud
terdeteksi.

Criminal Certifications
Sertifikasi yang memberikan sanksi hukum jika tidak sesuai dengan yang ditetapkan

Civil Certifications
Sertifikasi menuntut CEO dan CFO mengetahui secara langsung laporan keuangan
perusahaan secara keseluruhan dan mempunyai tanggung jawab penuh terhadapnya.

Management Assessment of Internal Control


Membutuhkan laporan keuangan tahunan yang termasuk didalamnya pernyataan
tanggung jawab manajemen mengenai Internal Control dan prosedur pelaporan
keuangan, serta penilaian keefektivitasan internal control

New Standard for Audit Commitee Independence


Audit Commitee Responsibilities
Komite Audit secara langsung bertanggung jawab atas pekerjaan auditor eksternal
dari perusahaan.

Composition of the Audit Commitee


Anggota komite audit harus merupakan anggota Dewan Direksi dan harus
independen.

Financial Expert
Komite audit harus mempunyai paling tidak satu ahli keuangan melalui pendidikan
atau pengalaman sebagai akuntan publik atau auditor.

Establishing a Whistleblowing Structure


Tanggung jawab komite audit untuk membuat prosedur untuk menerima dan
menghadapi komplain dan tips mengenai ketidaksesuaian dalam metode akuntansi,
internal control, dan auditing.

New Standard for Auditor Independence


Restrictions on Nonaudit Activity
Yang tidak boleh dilakukan KAP adalah

- Jasa pembukuan
- Fungsi Manajemen dan SDM
- Jasa aktuarial
- Broker, dealer, penasehat investasi,
- dll
Mandatory Audit Partner Rotation

Adanya rotasi kepala partner audit atau yang bertanggung jawab me-review audit
setiap 5 tahun.

Conflict of Interest Provision


KAP tidak diperbolehkan untuk melakukan audit jika pada periode yang bersangkutan
CFO, CEO, dlsb bekerja untuk KAP tersebut atau ikut melakukan audit.

Auditor Reports to Audit Commitees


Auditor harus melapor langsung pada komite audit dan isinya harus sesuai yang
ditetapkan.

Auditors Attestation to Internal Controls


Auditor eksternal harus menyatakan pendapat atas penilaian internal control
perusahaan

Improper Influence on Audits


Siapa pun yang bekerja dalam perusahaan dilarang untuk mempengaruhi,
memanipulasi, menyesatkan kinerja auditor

Enhanced Financial Disclosure Requirements


Off-Balance Sheet Transactions
Diharuskan pengungkapan transaksi-transaksi yang tercatat di luar neraca.

Pro-forma Financial Information


Peraturan mengenai laporan proforma melarang adanya pernyataan tidak benar yang
bisa menyesatkan dan harus dicocokkan dengan standar pelaporan yang berlaku.

Prohibition on Personal Loans to Executives


Perusahaan publik dilarang membuat pinjaman pribadi bagi direksi atau eksekutif.

Restrictions on Insider Trading


Pengungkapan mengenai transaksi saham oleh direksi atau karyawan atau orang yang
mempunyai lebih dari 10% saham perusahaan. Direksi dan karyawan tidak boleh
melakukan trading saat periode black-out dana pensiun.

Codes of Ethics of Senior Financial Officers


Pengungkapan apakah perusahaan mengadopsi kode etik untuk karyawan keuangan
yang senior dan jika tidak, dijelaskan alasannya.

Enhanced Review of Periodic Filings


Keharusan membuat review pengungkapan sistematis dan berkala yang dibuat
perusahaan.

Real-Time Disclosures
Pengungkapan informasi mengenai perubahan material dalam kondisi keuangan atau
operasional.

Protections for Corporate Whistle-blowers under Sarbanes-Oxley


Civil Liability Whistleblowing Protection
Tidak boleh adanya pemecatan, mutasi, penghentian, ancaman, dan segala macam
sikap diskriminasi terhadap yang karyawan yang memberikan informasi yang
membantu dalam investigasi fraud sekuritas.

Criminal Section Whistleblower Protection


Tidak hanya karyawan yang bekerja dalam perusahaan namun juga pihak-pihak yang
terkait dimanapun dia bekerja, mendapatkan perlindungan.

Enhanced Penalties for White-Collar Crime


Sanksi diberikan untuk tindakan-tindakan white collar crime

Attempt and Conspiracy


Yang berusaha (walaupun tidak berhasil) atau yang ikut dalam konspirasi fraud juga
dikenakan sanksi yang sama.

Mail Fraud and Wire Fraud


Securities Fraud
Document Destruction
Freezing of Assets
Bankcruptcy Loopholes
Disgorgement of Bonuses

Data Fraud Laporan Keuangan dari Survey Global Fraud ACFE 2009

Frekuensi dan Jumlah Kerugian


Fraud laporan keuangan hanyalah 5% dari 1843 kasus fraud yang terjadi pada tahun
2009. Fraud ini yang paling jarang terjadi diantara kasus fraud jabatan, tapi
mengakibatkan kerugian yang paling besar. Rata-rata kerugiannya adalah $ 4,1 juta.

Tipe Skema Kejahatan Pelaporan Keuangan


Lima kategori fraud adalah pendapatan fiktif, penilaian aset yang tidak sesuai, beban
dan kewajiban yang ditutupi dengan sengaja, perbedaan waktu, dan pengungkapan yang
tidak sesuai.

RESUME BAB 12
DEFINISI PENIPUAN LAPORAN KEUANGAN
Definisi yang berlaku umum penipuan laporan keuangan adalah "disengaja keliru
dari kondisi keuangan suatu perusahaan dicapai melalui salah saji yang disengaja atau

kelalaian dari jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menipu pengguna
laporan keuangan. "penipuan Manajemen biasanya dianggap identik dengan penipuan
laporan keuangan karena produksi dan penyajian Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen. Jika penipuan laporan keuangan terjadi, manajemen hampir selalu memiliki
pengetahuan tentang fakta.
Penipuan laporan keuangan merugikan dalam beberapa hal :

Merusak keandalan, kualitas, transparansi, dan integritas proses pelaporan keuangan


Membahayakan integritas dan objektivitas dari profesi audit, terutama auditor dan

perusahaan audit
Mengurangi kepercayaan dari pasar modal, serta pelaku pasar, dalam keandalan

informasi keuangan
Membuat pasar modal kurang efisien
Berdampak buruk bagi pertumbuhan perekonomian dan kemakmuran bangsa
Menghasilkan biaya litigasi yang besar
Menghancurkan karir individu yang terlibat dalam laporan keuangan penipuan
Mengakibatkan kebangkrutan atau kerugian ekonomi yang besar pada perusahaan

yang terlibat dalam penipuan laporan keuangan


Mendorong intervensi peraturan
Menyebabkan kerusakan dalam operasional dan kinerja normal yang diduga

perusahaan
Menimbulkan keraguan serius tentang efektivitas audit atas laporan keuangan
Penipuan laporan keuangan dapat mengambil banyak bentuk yang berbeda, tetapi ada

beberapa metode yang adalah yang paling umum. Ini termasuk pendapatan fiktif, perbedaan
waktu, tersembunyi kewajiban atau biaya, pengungkapan yang tidak benar, transaksi dengan
pihak terkait, dan aset yang tidak benar valuasi. Dari perspektif akuntansi, pendapatan, laba,
aset atau biasanya dilebih-lebihkan, sementara kerugian, biaya, atau kewajiban biasanya
bersahaja. Melebih-lebihkan pendapatan, laba, aset atau menggambarkan sebuah perusahaan
finansial kuat. Kerugian mengecilkan, biaya, dan kewajiban menggambarkan peningkatan
kekayaan bersih dan ekuitas. Pendapatan mengecilkan atau melebih-lebihkan biaya
merupakan indikasi perusahaan yang ingin mengurangi kewajiban pajak mereka. Ini terbukti
dari kasus yang diketahui bahwa pengakuan pendapatan yang tidak tepat, termasuk
pendapatan fiktif dan perbedaan waktu, menyumbang sekitar setengah dari semua penipuan
laporan keuangan. Setelah penipuan laporan keuangan berkomitmen, itu sering perlu untuk
itu untuk terus dari waktu ke waktu. Jika pendapatan yang dipercepat pada tahun berjalan,
mereka akan lebih rendah di tahun berikutnya. Ini siklus sering menyebabkan manajemen
untuk melakukan tindakan yang sama pada tahun berikutnya.

Pendapatan fiktif
Skema pendapatan fiktif atau palsu melibatkan pencatatan penjualan barang atau jasa
yang tidak terjadi. Penjualan fiktif yang paling sering melibatkan pelanggan palsu atau hantu,
tetapi juga dapat melibatkan pelanggan yang sah.
Penjualan dengan Kondisi tersebut merupakan bentuk skema pendapatan fiktif di mana
penjualan dibukukan meskipun beberapa hal belum diselesaikan dan hak dan risiko
kepemilikan belum diteruskan ke pembeli.
Tekanan untuk Meningkatkan Pendapatan adalah tekanan eksternal untuk berhasil yang
ditempatkan pada pemilik bisnis dan manajer oleh analis, bankir, pemegang saham, keluarga,
dan bahkan masyarakat yang sering memberikan motivasi untuk melakukan penipuan.
Red Flags: pertumbuhan yang cepat atau profitabilitas yang tidak biasa, arus kas
negatif dari operasi, transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak terkait, kenaikan yang
tidak biasa dalam penjualan oleh minoritas unit dalam perusahaan.
Perbedaan waktu
Penipuan laporan keuangan juga dapat melibatkan perbedaan waktu, yang merekam
pendapatan atau beban pada periode yang tidak benar. Hal ini dapat dilakukan untuk
menggeser pendapatan atau beban antara satu periode dan berikutnya, meningkatkan atau
menurunkan laba yang diinginkan.

Pencocokan Pendapatan dengan Biaya.


Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum, pendapatan dan beban terkait harus
dicatat atau cocok dalam periode akuntansi yang sama.
Pengakuan Pendapatan Sebelum Waktunya.
Pendapatan harus diakui dalam catatan akuntansi ketika penjualan selesai. Transfer
kepemilikan ini melengkapi penjualan dan biasanya belum final sampai semua
kewajiban di sekitar penjualan telah lengkap dan memenuhi empat kriteria: bukti
persuasif dari pengaturan ada, pengiriman telah terjadi atau jasa diberikan, harga
penjual kepada pembeli adalah tetap atau ditentukan, dan kolektibilitas cukup

meyakinkan telah puas.


Kontrak Jangka Panjang.
Ini menimbulkan masalah khusus untuk pengakuan pendapatan.
Saluran Stuffing.
Juga dikenal sebagai perdagangan pemuatan. Hal ini mengacu pada penjualan sebuah
kuantitas yang luar biasa besar dari produk untuk distributor, yang didorong untuk
membeli lebih melalui penggunaan diskon besar dan/atau diperpanjang pembayaran

jangka.
Mencatat Beban di Periode yang salah.

Pencatatan secara tepat waktu biaya sering terganggu karena tekanan untuk memenuhi
proyeksi dan tujuan anggaran, atau karena kurangnya kontrol akuntansi yang tepat.
Seperti membebankan biaya tertentu ke periode selain yang di mana benar-benar
terjadi, mereka tidak benar cocok dengan pendapatan yang mereka membantu
menghasilkan.
Red Flag: peningkatan luar biasa dalam gross margin, pertumbuhan yang tidak biasa
dalam jumlah penjualan atas piutang, penurunan yang tidak biasa dalam jumlah pembelian di
akun hutang
PENYEMBUNYIAN KEWAJIBAN DAN BEBAN
Terdapat tiga metode umum untuk menyembunyikan kewajiban dan beban, yaitu :
1. Penghilangan kewajiban/beban
Metode ini adalah metode yang paling disukai dan mudah menyembunyikan
kewajiban / beban. Vendor invoice mungkin dibuang begitu saja (mereka akan mengirim
lagi nanti) atau dimasukkan ke laci bukannya diposting ke akun sistem hutang, sehingga
meningkatkan laba yang dilaporkan oleh jumlah penuh dari invoice. Dalam lingkungan
eceran, memo debit mungkin dibuat untuk chargebacks untuk vendor, seharusnya untuk
mengklaim potongan harga yang diizinkan atau tunjangan tapi kadang-kadang hanya
untuk menciptakan penghasilan tambahan. Item ini mungkin atau mungkin tidak benar
dicatat dalam periode akuntansi berikutnya, tapi itu tidak mengubah sifat penipuan
laporan keuangan saat ini.
Seringkali, pelaku kewajiban dan beban kelalaian percaya bahwa mereka dapat
menyembunyikan penipuan mereka di masa mendatang. Mereka sering berencana untuk
mengimbangi kewajiban yang dihilangkan dengan visi sumber pendapatan lain seperti
keuntungan dari kenaikan harga di masa depan.
Kewajiban yang dihilangkan mungkin salah satu skema laporan keuangan yang paling
sulit untuk diungkapkan. Sebuah tinjauan menyeluruh dari semua tanggal transaksi
laporan keuangan, seperti rekening kenaikan hutang dan menurun, dapat membantu
dalam penemuan kewajiban yang dihilangkan dalam laporan keuangan, seperti dapat
analisis komputerisasi pencatatan beban. Selain itu, jika auditor diminta dan diberikan
akses tak terbatas ke file klien, pencarian fisik bisa memunculkan invoice tersembunyi
dan kewajiban yang belum dikirim. Penyelidikan interview hutang usaha dan personil
lainnya dapat mengungkapkan item yang tidak tercatat atau tertunda.
2. Pengkapitalisasian biaya
Mengkapitalisasi biaya berbasis pendapatan adalah cara lain untuk meningkatkan
pendapatan dan aset, karena mereka diamortisasi selama periode tahun bukan dibebankan

langsung. Jika beban tersebut dikapitalisasi sebagai aset dan bukan beban selama periode
berjalan, pendapatan akan dilebih-lebihkan. Sebagai aset disusutkan, pendapatan pada
periode berikutnya akan dikecilkan.
Sama seperti mengkapitalisasi biaya adalah tidak benar, jadi membebankan biaya
harus dikapitalisasi. Sebuah organisasi mungkin ingin meminimalkan laba bersih karena
pertimbangan pajak, atau untuk meningkatkan penghasilan di masa mendatang.
Membebankan item yang harus disusutkan selama jangka waktu membantu mencapai hal
itu, laba bersih lebih rendah, dan begitu juga pajak.
3. Kegagalan untuk mengungkapkan beban dan kewajiban bergaransi.
Pencatatan yang tidak tepat dari hasil penjualan dan pengembalian terjadi ketika
sebuah perusahaan gagal untuk secara benar mencatat atau menyajikan biaya terkait
dengan retur penjualan dan pengembalian oleh pelanggan yang berasal dari ketidakpuasan
pelanggan. Ketika ini terjadi, manajemen harus mencatat beban terkait dalam akun
kontra-penjualan, yang mengurangi jumlah penjualan bersih disajikan pada laporan laba
rugi perusahaan.
Demikian juga, ketika sebuah perusahaan menawarkan garansi pada penjualan
produk, harus memperkirakan jumlah beban garansi itu layak untuk dikenakan selama
masa garansi dan diperoleh kewajiban untuk jumlah tersebut. Dalam penipuan garansi
kewajiban, kewajiban garansi biasanya dihilangkan atau secara substansial dikecilkan.
Area lain yang serupa adalah kewajiban yang timbul dari produk yang cacat (kewajiban
produk).
Red Flags Terkait dengan Penyembunyian Kewajiban dan Beban

Mengulangi arus kas operasi negatif atau ketidakmampuan untuk menghasilkan arus

kas dari operasi saat melaporkan laba dan pertumbuhan laba.


Aset, kewajiban, pendapatan, atau beban berdasarkan estimasi signifikan yang

melibatkan penilaian subjektif atau ketidakpastian yang sulit untuk dibenarkan.


Partisipasi manajemen non keuangan yang berlebihan dalam atau Terpusatnya

perhatian pada pemilihan prinsip akuntansi atau penentuan estimasi yang signifikan.
Peningkatan luar biasa dalam margin kotor atau marjin yang melebihi rekan industri.
Pengembalian untuk retur penjualan, klaim garansi, dan sebagainya yang menyusut

dalam persentase atau sebaliknya tidak sejalan dengan rekan industri.


Pengurangan tidak biasa dalam jumlah hari pembelian pada hutang usaha.
Mengurangi hutang usaha saat pesaing melakukan pembayaran kepada vendor.

PENGUNGKAPAN TIDAK WAJAR


Pengungkapan yang tidak benar berkaitan dengan penipuan laporan keuangan
biasanya melibatkan :

1. Penghilangan kewajiban
Tipe penghilangan ini termasuk kegagalan untuk mengungkapkan persyaratan
pinjaman atau kewajiban kontinjensi. Persyaratan pinjaman adalah perjanjian, di samping
atau bagian dari pengaturan pembiayaan, dimana peminjam telah berjanji untuk menjaga
selama pembiayaan di tempat. Perjanjian dapat berisi berbagai jenis perjanjian, termasuk
batas rasio keuangan tertentu dan pembatasan pembiayaan utama lainnya. Kewajiban
kontinjensi adalah kewajiban potensial yang akan terwujud hanya jika ada kejadian
tertentu di masa depan. Sebuah jaminan perusahaan dari pinjaman pribadi diambil oleh
pejabat atau perusahaan swasta yang dikendalikan oleh seorang petugas adalah contoh
dari kewajiban kontinjensi. Potensi kewajiban perusahaan, jika material, harus
diungkapkan.
2. Peristiwa berikutnya
Peristiwa yang terjadi atau menjadi dikenal setelah penutupan periode mungkin
memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan dan harus diungkapkan.
Penipu sering menghindari mengungkapkan keputusan pengadilan dan keputusan
peraturan yang melemahkan nilai yang dilaporkan aset, yang menunjukkan kewajiban
tercatat, atau yang mencerminkan buruk pada integritas manajemen. Pencarian catatan
publik dapat mengungkapkan informasi ini.
3. Kecurangan Manajemen
Manajemen memiliki kewajiban untuk menjelaskan kepada para pemegang saham
penipuan yang signifikan yang dilakukan oleh petugas, eksekutif, dan lain-lain dalam
posisi kepercayaan. Menyembunyikan informasi tersebut dari auditor kemungkinan akan
juga melibatkan kebohongan pada auditor, tindakan ilegal itu sendiri.
4. Transaksi Pihak Terkait
Transaksi pihak terkait terjadi ketika sebuah perusahaan melakukan bisnis dengan
entitas lain yang manajemen atau operasi kebijakan dapat dikendalikan atau dipengaruhi
oleh perusahaan atau oleh beberapa pihak lain yang sama. Tidak ada yang salah dengan
transaksi pihak terkait, selama mereka diungkapkan sepenuhnya. Jika transaksi tidak
dilakukan secara ketentuan pasar yang wajar, perusahaan dapat menderita kerugian
ekonomi dan berdampak pada pemegang saham.
Kepentingan keuangan bahwa seorang pegawai perusahaan mungkin tidak mudah
terlihat. Misalnya, direktur umum dari dua perusahaan yang melakukan bisnis satu sama
lain, setiap mitra perusahaan umum dan kemitraan melakukan bisnis, dan setiap
pemegang saham pengendali perusahaan yang melakukan bisnis mungkin adalah pihak
terkait. Hubungan keluarga juga dapat dianggap pihak terkait. Hubungan ini mencakup

semua keturunan lineal dan leluhur, tanpa memperhatikan kepentingan keuangan.


Transaksi pihak terkait kadang-kadang disebut sebagai "self-dealing". Sementara
transaksi ini kadang-kadang dilakukan pada ketentuan pasar yang wajar, mereka sering
tidak.
5. Perubahan Akuntansi
FASB ASC 250, "Perubahan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan," menjelaskan tiga
jenis perubahan akuntansi yang harus diungkapkan untuk menghindari pengguna laporan
keuangan menyesatkan, yaitu: prinsip akuntansi, perkiraan, dan entitas pelaporan.
Meskipun treatment yang diperlukan untuk setiap jenis perubahan berbeda, mereka semua
rentan terhadap manipulasi oleh penipu ditentukan.
Misalnya, penipu mungkin gagal dengan tepat secara retroaktif menyajikan kembali
laporan keuangan untuk perubahan dalam prinsip akuntansi jika perubahan menyebabkan
laporan keuangan perusahaan terlihat lemah. Demikian juga, mereka mungkin gagal
untuk mengungkapkan perubahan signifikan dalam perkiraan seperti umur manfaat dan
memperkirakan nilai sisa aset tetap atau perkiraan yang mendasari penetapan jaminan
atau kewajiban lainnya. Mereka mungkin bahkan diam-diam mengubah entitas pelapor,
dengan menambahkan entitas yang dimiliki secara pribadi oleh manajemen atau tidak
termasuk unit milik perusahaan tertentu, dalam rangka meningkatkan hasil yang
dilaporkan.
Red Flags Terkait dengan Pengungkapan Tidak Wajar

Dominasi manajemen oleh satu orang atau kelompok kecil tanpa kompensasi kontrol.
Dewan direksi atau pengawasan komite audit atas proses pelaporan keuangan dan

pengendalian internal yang tidak efektif.


Komunikasi, implementasi, dukungan, atau penegakan nilai-nilai entitas atau standar
etika manajemen atau komunikasi nilai-nilai yang tidak pantas atau standar etika yang

tidak efektif.
Pertumbuhan yang cepat atau profitabilitas yang tidak biasa, terutama dibandingkan

dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.


Transaksi yang signifikan, tidak biasa, atau sangat kompleks, terutama yang dekat

dengan akhir periode yang menimbulkan kesulitan pertanyaan "substance over form".
Transaksi pihak terkait yang signifikan tidak dalam kegiatan usaha normal atau
dengan entitas terkait tidak diaudit atau diaudit oleh perusahaan lain.

PENILAIAN ASET TIDAK WAJAR


Banyak skema yang digunakan untuk mengembang aktiva lancar dengan
mengorbankan aset jangka panjang. Kebanyakan valuasi aset yang tidak benar melibatkan
penipuan pernyataan yang berlebihan persediaan atau piutang. Valuasi aset yang tidak tepat

lainnya termasuk manipulasi alokasi harga pembelian sebuah bisnis yang diperoleh untuk
mengembang laba masa depan, kesalahan klasifikasi atau aset tetap dan lainnya, atau
kapitalisasi yang tidak tepat persediaan atau startup biaya. Terdapat empat kategori penilaian
asset tidak wajar, yaitu :
1. Valuasi Persediaan
Sejak persediaan harus dinilai pada biaya perolehan kecuali biaya ditentukan lebih
tinggi dari nilai pasar saat ini, persediaan harus diturunkan ke nilai saat ini, atau
dihapuskan sama sekali jika tidak memiliki nilai. Kegagalan untuk menuliskan hasil
persediaan yang berlebihan dan ketidakcocokan dari harga pokok penjualan dengan
pendapatan. Persediaan juga dapat tidak benar dinyatakan melalui manipulasi
penghitungan persediaan fisik, dengan menggelembungkan biaya yang digunakan untuk
harga persediaan, dengan tidak mengurangi persediaan untuk biaya barang yang dijual,
atau dengan metode lain. Skema persediaan fiktif biasanya melibatkan pembuatan
dokumen palsu seperti menghitung lembaran persediaan, laporan penerimaan, dan barang
serupa. Perusahaan bahkan telah memprogram laporan komputer khusus persediaan untuk
auditor yang salah menjumlahkan nilai item sehingga melambungkan saldo persediaan
secara keseluruhan. Teknik audit dibantu komputer secara signifikan dapat membantu
auditor untuk mendeteksi banyak teknik penipuan persediaan tersebut.
2. Piutang Usaha
Dua skema yang paling umum melibatkan piutang adalah piutang fiktif dan kegagalan
untuk menuliskan piutang sebagai piutang tak tertagih. Piutang fiktif biasanya timbul dari
pendapatan fiktif. Piutang harus dilaporkan pada nilai realisasi bersih, yaitu, jumlah
piutang dikurangi jumlah yang diharapkan yang tidak dikumpulkan.
a. Piutang fiktif
Rekening fiktif piutang yang sering terjadi pada perusahaan dengan masalah
keuangan, serta dengan manajer yang menerima komisi berdasarkan penjualan.
Skema ini lebih sering terjadi sekitar akhir periode akuntansi, karena piutang harus
dibayar tunai dalam waktu yang wajar. Penipu biasanya mencoba untuk
menyembunyikan piutang fiktif dengan memberikan konfirmasi palsu dari saldo
untuk auditor. Mereka mendapatkan konfirmasi pemeriksaan karena alamat yang
mereka berikan untuk pelanggan palsu. Skema tersebut dapat dideteksi dengan
menggunakan perangkat lunak satelit pencitraan, laporan kredit usaha, catatan publik,
atau bahkan buku telepon untuk mengidentifikasi pelanggan yang signifikan yang
tidak memiliki keberadaan fisik atau tidak ada bisnis yang jelas untuk produk yang
dijual kepada mereka.
b. Kegagalan penulisan

Perusahaan dituntut untuk mengakrualkan kerugian atas tidak tertagihnya piutang jika
kriteria di FASB ASC 450, "Kontinjensi," terpenuhi, dan untuk mencatat penurunan
nilai aktiva berumur panjang dan goodwill bawah FASB ASC 350, "BerwujudGoodwill dan lainnya." Perusahaan yang berjuang untuk keuntungan dan pendapatan
mungkin tergoda untuk menghilangkan pengakuan kerugian tersebut karena dampak
negatif pada pendapatan.
3. Kombinasi Bisnis
Perusahaan diwajibkan untuk mengalokasikan harga pembelian mereka dibayar untuk
mendapatkan bisnis lain untuk aset berwujud dan tidak berwujud. Selisih harga pembelian
atas nilai aset yang diperoleh diperlakukan sebagai goodwill. Perubahan akuntansi
goodwill mengalami penurunan insentif bagi perusahaan untuk mengalokasikan jumlah
yang berlebihan untuk aset yang dibeli, untuk meminimalkan jumlah yang dialokasikan
untuk goodwill yang sebelumnya telah diamortisasi dan mengurangi laba masa depan.
Namun, perusahaan masih dapat tergoda untuk lebih mengalokasikan harga pembelian
aset penelitian dan pengembangan dalam proses, lalu kemudian dicatat langsung. Atau
mereka dapat membentuk cadangan berlebihan untuk berbagai biaya pada saat akuisisi,
berniat untuk diam-diam melepaskan kelebihan cadangan laba masa mendatang.
Pendeteksian dari Skema Laporan Keuangan Penipuan. SAS No. 99 (AU 316) - standar
audit yang penipuan yang memberikan diperluas bimbingan kepada auditor untuk mendeteksi
kecurangan material. Hal ini dibagi menjadi sepuluh bagian utama:
1. Deskripsi dan karakteristik penipuan
2. Pentingnya melaksanakan skeptisisme profesi
3. Diskusi antara personil yang terlibat mengenai risiko salah saji material karena
penipuan
4. Memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi risiko salah saji
material karena penipuan
5. Mengidentifikasi risiko yang dapat mengakibatkan salah saji material karena penipuan
6. Menilai risiko yang teridentifikasi setelah memperhitungkan evaluasi program entitas
dan kontrol
7. Menanggapi hasil penilaian
8. Mengevaluasi bukti audit

Mengevaluasi Apakah Prosedur Analitis Mengindikasikan Risiko Kecurangan yang


Sebelumnya Tidak Diakui.
Prosedur

analitis

yang

dilakukan

selama

audit

dapat

menghasilkan

pengidentifikasian hubungan yang tidak biasa dan tidak terduga yang seharusnya
dipertimbangkan dalam mengukur risiko salah saji dikarenakan fraud. Hubungan

yang tidak biasa yang melibatkan pendapatan dan laba akhir tahun sering relevan
dan bisa saja berisi (1) seperti biasanya laba bersih dengan jumlah besar yang
dilaporkan dalam seminggu atau dua minggu terakhir dari periode pelaporan
transaksi yang tidak biasa dan (2) laba yang tidak konsisten dengan tren dalam arus
kas dari operasi.

Mengevaluasi Risiko Salah Saji Material Pada atau Didekat Penyelesaian Kerja
Lapangan.
Pada saat atau didekat penyelesaian kerja lapangan, auditor sebaiknya mengevaluasi
apakah hasil yang terakumulasi dari prosedur audit dan observasi lain,
mempengaruhi penilaian risiko salah saji dikarenakan fraud sebelumnya. Seperti
mengindentifikasi apakah diperlukan untuk melakukan prosedur audit lebih lanjut.

Respon Terhadap Salah Saji yang Mungkin Dihasilkan Oleh Fraud.


Jika auditor percaya bahwa salah saji disebabkan atau mungkin disebabkan oleh
fraud tetapi efek dari salah saji tersebut tidak material bagi laporan keuangan,
auditor harus mengevaluasi implikasinya, terutama bagi yang menghadapi posisi
organisasi dari orang yang bersangkutan, dimana memerlukan evaluasi ulang dari

penilaian risiko salah saji material.


9. Berkomunikasi tentang penipuan kepada manajemen, komite audit, dan lain-lain
Jika auditor sudah mengidentifikasi risiko salah saji material dikarenakan oleh fraud
yang sudah melanjutkan implikasi kontrol, auditor tersebut harus mempertimbangkan
apakah risiko itu sebaiknya dikomunikasikan kepada manajemen senior dan komite
audit.
10. Mendokumentasikan pertimbangan auditor penipuan
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisi laporan keuangan meliputi hal-hal berikut ini:
Vertical Analysis, merupakan teknik untuk menganalisis hubungan antara item dalam
laporan

laba/rugi,

laporan

posisi

keuangan,

dan

laporan

arus

kas

dengan

menunjukkannya sebagai persentase. Metode ini sering disebut sebagai metode laporan
keuangan Common Size
Horizontal Analysis, merupakan teknik untuk menganalisis perubahan persentase dalam
item laporan keuangan individual dari satu tahun ke tahun berikutnya.
Ratio Analysis, dimaksudkan untuk mengukur hubungan antara jumlah dua laporan
keuangan yang berbeda. Jenis-jenis analisis rasio yang digunakan adalah:
1. Current Ratio (Rasio Lancar)

Perbandingan ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk


memenuhi kewajiban dari aset likuid nya.
2. Quick Ratio (Rasio Cepat)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui aset yang bisa dilikuidasi seketika dan
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas yang mendadak.
3. Receivable Turnover (Perputaran Piutang)
Rasio ini digunakan untuk mengukur jumlah perputaran piutang selama satu periode
akuntansi.
4. Collection Ratio (Rasio Koleksi)
Rasio ini membagi hari selama setahun dengan rasio perputaran piutang untuk
mengetahui rata-rata pengumpulan piutang.
5. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)
Rasio ini mengukur berapa kali jumlah persediaan yang dijual selama satu periode,
dan sebagai penentu yang bagus dalam penentuan efisiensi pembelian, produksi, dan
penjualan
6. Average Number of Days Inventory Is in Stock
Rasio dari jumlah rata-rata persediaan yang ada dalam stock dan pencatatan ulang dari
rasio perputaran persediaan, ditunjukkan dalam hari.
7. Debt-To-Equity Ratio
Rasio ini menyediakan gambaran jelas tentang perbedaan antara hutang jangka
panjang dan jangka pendek perusahaan dan suntikan dana dari pemilik.
8. Profit Margin
Rasio ini sering disebut rasio efesiensi karena rasio ini memperlihatkan laba yang
diperoleh pada setiap dollar penjualan
9. Asset Turnover
Rasio ini digunakan untuk menentukan efisiensi dari sumber aset mana yang
digunakan,
PENCEGAHAN FRAUD LAPORAN KEUANGAN
Mencegah terjadinya fraud dalam laporan keuangan itu lebih rumit dari pada
mencegah fraud dibidang lain. Dalam studi COSO mengindikasi kan bahwa 89% itu CEO
dan CFO lah yang melakukan fraud karena mereka memiliki wewenang untuk melewati
internal kontrol.

Anda mungkin juga menyukai