Anda di halaman 1dari 21

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden Penelitian


Sebagai bagian penting dalam penelitian ini, maka keterlibatan
masyarakat sebagai responden sangat dibutuhkan dalam memperoleh
informasi atau data yang di perlukan. Jumlah responden yang diteliti
dalam penelitian ini adalah 120 orang yang di ambil dari Kelurahan
Karuwisi Kota Makassar
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam
peningkatan kualitas permukiman di sekitar pasar karuwisi Kota
Makassar
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan partisipasi
masyarakat dalam peningkatan kualitas permukiman, faktor penting
yang dimaksud sebagaimana pada tinjauan pustaka dapat disistematis
sebagai berikut :
1. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap
seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.
Dari kelompok usia menengah keatas dengan keterkaitan moral
kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih mantap, cenderung
lebih banyak yang berpartisipasi dari pada mereka yang dari
kelompok usia lainnya.

88

Tingkat

usia

yang

menjadi

responden

sesuai

jawaban

responden secara umum bervariasi, tingkat usia yang terdiri dari


lansia, dewasa, remaja, dan anak-anak. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1
Tingkat Usia Menurut Responden di Kelurahan Karuwisi
Tahun 2014
No
1
2
3
4

Usia
Lansia 55-64 Tahun Keatas
Dewasa 18-54 Tahun
Remaja 12-17 Tahun
Anak-anak 9-11 Tahun
Jumlah

Fresentase (f)
9
66
30
15
120

Persentase
(%)
7,50
55
25
12,5
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Dari data jumlah responden berdasarkan tingkat usia pada


tabel 4.26 di atas, menunjukan bahwa dari 120 responden yang
ada berdasarkan jumlah usia lansia adalah 9 orang (7,50%),
Dewasa 66 orang (55%), Remaja 30 orang (25%) dan anak-anak
15 orang (12,5%).
2. Lamanya Tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan
berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal
dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan
cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam
setiap kegiatan lingkungan tersebut. Lamanya seseorang tinggal
dalam lingkungan berdasarkan jawaban responden dalam penelitian

89

ini juga sangat beragam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 5.2 berikut
Tabel 5.2
Lamanya Tinggal Menurut Responden di Kelurahan Karuwisi
Tahun 2014
No
1
2
3
4

Lamanya Tinggal
Selamanya
10-15 Tahun
5-10 Tahun
Dibawah 5 Tahun
Jumlah

Fresentase (f)
53
26
18
23
120

Persentase (%)
44,16
21,66
15
19,16
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi


responden yang lamanya tinggal selamanya 53 orang (44,16%), 1015 tahun 26 orang (21,66%), 5-10 tahun 18 orang (15%) dan
dibawah 5 tahun 23 orang (19,16%).
3. Intensitas Berinteraksi Sosial
Dalam penelitian ini dikumpulkan data tentang interaksi sosial
yang dilakukan oleh warga dalam berbagai organisasi sosial
kemasyarakatan dilingkungannya. Hal ini penting karena partisipasi
masyarakat dalam kegiatan pembangunan dikelolah oleh organisasi
non-pemerintah biasanya lebih tinggi bobotnya dibandingkan jika
disponsori oleh pemerintah dengan perkataan lain kegiatan yang
dibawahi oleh organisasi yang tumbuh dari bawah (masyarakat)
akan mampu menarik partisipasi aktif masyarakat. Interaksi sosial
berdasarkan jawaban responden dalam penelitian ini juga sangat
beragam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.3
Intensitas Masyarakat Berinteraksi Sosial Menurut Responden
di Kelurahan Karuwisi Tahun 2014
90

No
1
2
3

Intensitas Berinteraksi
Sosial
Aktif
Cukup Aktif
Kurang Aktif
Jumlah

Fresentase (f)

Presentase (%)

32
34
54
120

26,66
28,33
45,00
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa frekuensi


responden yang intensitas berinteraksi sosial aktif 32 orang
(26,66%), yang cukup aktif 34 orang (28,33%), dan kurang aktif 54
orang (45,00%).
4. Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Permukiman
Ketersediaan prasarana dan sarana permukiman sangat
penting

dalam

pengelolaan

permukiman

karena

keinginan

masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan sangat diperlukan


artinya partisipasi masyarakat tumbuh dengan sendirinya jika
prasarana dan sarana permukimannya sesuai dengan kebutuhan
dan keinginannya.
Kebutuhan sarana dan prasarana permukiman menunjukan
adanya sejumlah responden berpendapat bahwa masih banyak
jenis prasarana dan sarana permukiman yang dibutuhkan di
Kelurahan Karuwisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :

Tabel 5.4
Kebutuhan Sarana dan Prasarana Permukiman Menurut
Responden di Kelurahan Karuwisi Tahun 2014
No Kebutuhan Sarana dan
Fresentase (f) Presentase (%)
91

Prasarana
1
2
3

Baik
Cukup
Kurang

33
24
63
120

Jumlah

27,50
20,00
42,96
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Pada tabel diatas menunjukan bahwa frekuensi responden


yang menyatakan sarana dan prasarana permukiman masih
kuranng banyak 63 orang (42,96%), dan 24 orang (20,00%)
menyatakan cukup sedangkan 33 orang (27,50%) menyatakan
bahwa sarana dan parasarana permukiman masuk kategori baik.
Alasan responden memilih jenis sarana dan prasarana yang
dibutuhkan

adalah

karena

sarana

dan

prasarana

tersebut

umumnya rusak atau daya tampungnnya sudah tidak mencukupi


seperti tempat penampungan sampah dan drainase.
5. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
dianggap berhubungan dengan persepsi masyarakat, berdasarkan
pada pemikiran bahwa masyarakat yang tingkat pengetahuannya
tinggi akan lebih aktif dalam menanggapi permasalahan yang
dihadapi jadi, ketika masyarakat tersebut diperhadapkan pada
persoalan

tanggung

jawab

dalam

mensukseskan

program

pembangunan maka akan ditanggapi secara bijaksana artinya


masyarakat tersebut akan mudah untuk turu serta dalam program
dan memahami masyarakat terhadap proram peningkatan kualitas.

92

Adapun

data

distribusi

responden

berdasarkan

tingkat

pengetahuan terhadap program peningkatan kualitas permukiman di


Kelurahan Karuwisi dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini:
Tabel 5.5
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Menurut Responden di
Kelurahan Karuwisi Tahun 2014
Tingkat Pengetahuan
No
Fresentase (f) Presentase (%)
Masyarakat
1
2
3

Mengetahui
Kurang Mengetahui
Tidak Mengetahui
Jumlah

34
63
23
120

28,33
52,50
19,16
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Berdasarkan tabel di atas, maka frekuensi responden dengan


tingkat pengetahuan tinggi yang mengetahui dan memahami
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas permukiman
adalah 34 orang (28,33%), tingkat pengetahuan cukup yaitu
masyarakat yang kurang mengetahui partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan kualitas permukiman adalah 63 orang (52,50%), dan
kategori tingkat pengetahuan rendah atau tidak mengetahui
sebanyak 23 orang (19,16%).
6. Kepemimpinan Tokoh Masyarakat dan Aparat Pemerintah
kepemimpinan tokoh masyarakat dan aparat pemerintah
merupakan faktor yang mempengaruhi keinginan warga masyarakat
untuk berpartisipasi dalam mendukung program pembangunan
secara praktis diasumsikan bahwa pengambilan keputusan yang
hanya dilakukan oleh pemimpin akan berbeda konsekuensi logisnya
dengan modal pengambilan keputusan yang melibatkan warga
masyarakat.
93

Adapun peran pemimpin berdasakan tipe kepemimpinannya


dalam hal ini tokoh masyarakat dan aparat pemerintah di Kelurahan
Karuwisi dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini:
Tabel 5.6
Tipe Kepemimpinan Yang Disenangi Masyarakat Menurut
Responden di Kelurahan Karuwisi Tahun 2014
No Tipe Kepemimpinan
Fresentase (f) Presentase (%)
1
2
3

Partisipatif
Konsultatif
Direktif
Jumlah

53
42
25
120

44,16
35,00
20,83
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Dari tabel 4.30 diatas, frekuensi responden dapat dilihat bahwa


yang memilih tipe kepemimpinan partisipatif 53 orang (44,16%), dan
yang memilih tipe kepemimpinan konsultatif 42 orang (35,00%)
serta yang memilih tipe kepemimpinan direktif 25 orang (20,83%).
Dari tabel diatas juga menunjukan bahwa cukup banyak responden
yang menginginkan kepemimpinan yang mampu bertindak selaku
motivator dalam menggerakkan masyarakat dengan kata lain
masyarakat diKelurahan Karuwisi masih memerlukan kepemimpinan
yang dapat dicontoh atau bertindak sebagai konsultan mitra ataupun
fasilitator dalam peningkatan kualitas permukiman di Kelurahan
Karuwisi.

C. Analisis Kebijakan Pembangunan di Kelurahan Karuwisi


Mengingat besarnya kebutuhan permukiman dan kemampuan
sebagian besar masyarakat yang masih rendah maka peningkatan
pembangunan dan permukiman rakyat dilakukan secara bertahap dan
94

perlu

ditetapkan

prioritas-prioritas

berdasarkan

mendesakya

kebutuhan permukiman dari berbagai golongan masyarakat serta


memperhatikan manfaat dalam menunjang pembangunan sosial
ekonomi

masyarakat.

Berbagai

kebijakan

pemerintah

terhadap

pengelolaan pembangunan perumahan senantiasa diharapkan untuk


mengaktifkan

kecenderungan

akan

tingginya

permintaan

akan

perumahan dan permukiman akibat tingginya loncatan penduduk.


Dari

berbagai

macam

program

kebijakan

pembangunan

perumahan dan permukiman seperti P3P (Program Pembangunan


Prasarana Permukiman) telah menunjukkan manfaat yanng baik
mengingat keseriusan dalam penyelenggaraan dan permukiman yang
baik.
Dalam melaksanakan pengembangan kawasan perumahan
dan permukiman di Kelurahan Karuwisi pada prinsipnya lebih
ditekankan

adalah

IDAMAN.

Dengan

demikian

pembangunan

kawasan perumahan dan permukiman di Kelurahan Karuwisi tahun


2014 adalah Mewujudkan Permukiman yang Rapi, Sehat dan
Nyaman, serta Terwujudnya Perekonomian Masyarakat yang Mandiri,
ersatu, Kreatif, dan Cerdas.

Pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman di


Kelurahan Karuwisi antara lain kawasan perumahan dan permukiman
dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal dan bermukim,
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat Kelurahan Karuwisi akan
rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat dan asri, mendorong
95

terciptanya kawasan perumahan dan permukiman yang mendukung


kegiatan usaha produktif masyarakat.
D. Analisis Hubungan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi
Masyarakat Dalam Peningkatan Kualitas Permukiman di Sekitar
Pasar Karuwisi.
Dari hasil analisis data secara sistematis, dianalisis seberapa
besar hubungan tingkat usia, lamanya tinggal, intensitas berinteraksi
sosial,

kebutuhan

prasarana

dan

sarana

permukiman,

tingkat

pengetahuan dan kepemimpinan tokoh masyarakat dan aparat


pemerintah dengan partisipasi masyarakat.
Oleh karena itu maka hubungan keenam aspek itu sekaligus
memberikan program peningkatan kualitas lingkungan permukiman
disekitar pasar karuwisi Kota Makassar.
1. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Usia
Faktor

usia

merupakan

faktor

yang

mempengaruhi

sikap

seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada.


Didasarkan pada asumsi bahwa dengan tingkat dari kelompok usia
menengah keatas dengan keterkaitan moral kepada nilai dan norma
masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang
berpartisipasi dari pada mereka yang dari kelompok usia lainnya.
Dengan demikian, tinggi rendahnya partisipasi masyarakat juga
dapat

dipahami

dari

tingkat

usia

masyarakat

di

lingkungan

permukiman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :


Tabel 5.7
Hubungan Partisipasi Masyarakat Berdasarkan Tingkat Usia
96

Di Kelurhan Karuwisi Tahun 2014


Tingkat Keamanan
Lansia
Dewasa
Remaja
Anak-anak

Tingkat
No Partisipasi
masyarakat
1
2
3

Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah

55Thn >

18-54 Thn

12-17 Thn

Jumlah

9-11 Thn

1
2
6
9

11,11
22,22
66,66
100

48
11
7
66

72,72
16,66
10,60
100

5
18
7
30

16,66
60
23,33
100

2
3
10
15

13,33
20
66,66
100

56
34
30
120

46,66
28,33
25
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Berdasarkan hasil perhitungan Chi-quadrat diperoleh hasil yang


menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
dengan variabel tingkat usia diperoleh X 2 hitung sebesar 57,84 pada
taraf signifikansi 5% dan dapat dibebaskan (dk)=(4-1) (3-1)=6 diproleh
X tabel = 12,59 hal ini menunjukkan bahwa X 2 hitung lebih besar (>)
dari pada X2 tabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat usia dengan partisipasi
masyarakat dalam peningkatan kualitas lingkungan permukiman
mempunyai pengaruh yang signifikan.
Selanjutnya dari hasil koefisien kontingensi setelah adanya hasil uji
kalkulasi chi-quadrat didapatkan nilai indeks kuatnya hubungan (IKH)
yaitu 0,57. Dari nilai indeks tersebut maka diidentifikasi bahwa tingkat
hubungan antara partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas
lingkungan permukiman disekitar Pasar Karuwisi Kota Makassar
dengan tingkat usia masyarakat adalah memiliki hubungan sedang
(lampiran 2).
2. Analisis

hubungan

Lamanya

Tinggal dengan Partisipasi

Masyarakat
97

Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan


pengalamannya

berinteraksi

dengan

lingkungan

tersebut

akan

berpengaruh pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal


dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan
cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap
kegiatan lingkungan tersebut. Lamanya seseorang tinggal dalam
lingkungan berdasarkan jawaban responden dalam penelitian ini juga
sangat beragam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 5.8
Hubungan Tingkat Lamanya Tinggal dengan Partisipasi
Masyarakat di Kelurahan Karuwisi Tahun 2014
Lamanya Tinggal
Tingkat
No Partisipasi
masyarakat
1
2
3

Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah

10-15
Tahun

Selamanya

5-10
Tahun

Dibawah 5
Tahun

Jumlah

39
8
6
53

73,58
15,09
11,32
100

14
7
5
26

53,84
26,92
19,23
100

2
5
11
18

11,11
27,77
61,11
100

3
5
15
23

13,04
21,73
65,21
100

58
25
37
120

46,66
28,33
25
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Tabel memperlihatkan bahwa tingkat lamanya tinggal menurut


tanggapan responden yang menjawab untuk tinggal selamanya
dengan persentase sebesar 73,58%, tanggapan responden untuk
tinggal 10-15 tahun dengan persentase sebesar 53,84%, untuk tinggal
selama 5-10 tahun mempunyai persentase sebesar 61,11% dan yang
tinggal dibwah 5 tahun memiliki persentase sebesar 65,21%. Pada
jumlah total responden yang paling terbesar ialah tingkat lamanya
tinggal selamanya dengan total 73,58%,

98

Berdasarkan hasil perhitungan Chi-quadrat diperoleh hasil yang


menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat
dengan variabel lamanya tinggal diperoleh X 2 hitung = 41,81 pada taraf
kepercayaan 5% dan dapat dibebaskan (dk) = (4-1) (3-1)=6 diproleh X
tabel = 12,59 hal ini menunjukkan bahwa X 2 hitung lebih besar (>) dari
pada X2 tabel
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat lamanya tinggal dengan
partisipasi

masyarakat

dalam

peningkatan

kualitas

lingkungan

permukiman mempunyai pengaruh yang.


Selanjutnya dari hasil koefisien kontingensi setelah adanya hasil uji
kalkulasi chi-quadrat didapatkan nilai indeks kuatnya hubungan (IKH)
yaitu 0,50. Dari nilai indeks tersebut maka diidentifikasi bahwa tingkat
hubungan antara partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas
lingkungan permukiman disekitar Pasar Karuwisi Kota Makassar
dengan lamanya tinggal adalah memiliki hubungan sedang (lampiran
3).

3. Analisis Hubungan Intensitas Berinteraksi Sosial dengan


Partisipasi Masyarakat
Peranan berbagai jenis organisasi sosial dan kemasyarakatan
dalam

menstimulasi

tumbuhnya

partisipasi

masyarakat

dalam

pembangunan sesuai asumsi bahwa organsasi yang dibentuk dan


99

mengakar di masyarakat merupakan wadah partisipasi yang efektif


oleh karena itu keanggotaan warga masyarakat dalam organisasi yang
dibentuk seperti karang taruna LSM dan sebagainya merupakan titik
awal partisipasi aktif yang diharapkan oleh pemerintah.
Tabel dibawah ini memuat hasil pengelolaan data mengenai
intensitas berinteraksi sosial melalui keterlibatan masyarakat dalam
mendukung program peningkatan kualitas permukiman. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

No
1
2
3

Tabel 5.9
Hubungan Tingkat Interaksi Sosial dengan Partisipasi Masyarakat di
Kelurahan Karuwisi Tahun 2014
Interaksi Sosial
Jumlah
Tingkat Partisipasi
Tinggi
Sedang
Rendah
Masyarakat

Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah

16
9
7
32

50,00
28,12
21,87
100

4
11
19
34

11,76
32,35
55,88
100

12
18
24
54

22,22
33,33
44,44
100

32
38
50
120

26,66
31,66
41,66
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Pada perhitungan Chi-kuadrat, diperoleh X 2 hitung adalah 14,70


pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = (3-1(3-1)=4
diproleh X2 tabel = 9,49 dengan demikian X 2 hitung lebih besar (>)
dari pada X2 tabel.
Hal ini berarti bahwa intensitas masyarakat berinteraksi sosial
melalui

keikutsertaannya

kemasyarakatan

dalam

mempunyai

berbagai

pengaruh

organisasi

terhadap

sosial

lingkungan
100

partisipasi masyarakat dalam mendukung program peningkatan


kualitas lingkungan permukiman.
Angka koefisien kontigensi yang diperoleh setelah adanya hasil
uji kalkulasi chi-quadrat didapatkan nilai indeks kuatnya hubungan
(IKH) adalah 0,33. Dari nilai indeks tersebut maka diidentifikasi
intensitas interaksi sosial dengan partisipasi masyarakat adalah
lemah (lampiran 4).
Berdasarkan pada hasil analisa terebut dapat dinyatakan
bahwa

diperlukan

adanya

sosialisasi

dan

penyeluhan

dari

pemerintah maupun tokoh-tokoh masyarakat yang masih kurang


aktif dalam berbagai organisasi sosial kemasyarakatan, adapun
organisasi-organisasi

sosial

kemasyarakatan

yang

perlu

ditingkatkan kegiatannya yaitu karang taruna dan perkumpulan


keagamaan karena dari organisasi-organisasi iniah masyarakat
termotivasi untuk berperan aktif dalam kegiatan peningkatan
kualitas lingkungan permukiman.

4. Hubungan Kebutuhan Prasarana dan Sarana Permukiman


dengn Partisipasi Masyarakat
Kebutuhan sarana dan prasarana permukiman merupakan
salah satu tuntutan yang diperlukan oleh setiap subjek yang diteliti
urgensi aspek ini diteliti berdasarkan jumlah dan jenis prasarana
dan sarana permukiman yang dibutuhkan banyak bervariasi
masyarakat cenderung kurang memberikan dukungan dalam
101

partisipasi masyarakat juga dipahami dari kebutuhan prasarana dan


sarana permukimannya.
Hasil pengelolaan data tentang hubungan kebutuhan prasarana
dukungan program pembangunan dapat dilihat dalam tabel 5.10
berikut :
Tabel 5.10
Kebutuhan Sarana dan Prasarana Permukiman dengan Partisipasi
Masyarakat di Kelurahan Karuwisi Tahun 2014
Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Kurang
Tidak
Jumlah
Tingkat Partisipasi
Memadai
No
memadai
Tersedia
Masyarakat
f
%
f
%
f
%
f
%
1
2
3

Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah

17
11
5
33

51,51
33,33
15,15
100

5
13
6
24

20,83
54,16
25,00
100

17
19
27
63

26,98
30,15
42,85
100

39
43
38
120

31,85
36,30
31,85
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Pada perhitungan Chi-kuadrat, diperoleh X 2 hitung adalah 13,81


pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = (3-1(3-1)=4
diproleh X2 tabel = 9,49 dengan demikian X 2 hitung lebih besar (>)
dari pada X2 tabel.
Sehingga

kebutuhan

sarana

dan

prasarana

mempunyai

pengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam mendukung


program peningkatan kualitas permukiman.
Berdasarkan hasil perhitungan Chi-quadrat diperoleh hasil dari
analisis diatas adalah 0,32 hal ini berarti bahwa faktor kebutuhan
prasarana dan sarana permukiman dengan partisipasi masyarakat
adalah lemah (lampiran 5).

102

5. Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Partisipasi


Masyarakat
Tingkat pengetahuan merupakan salah satu karakteristik yang
melekat pada setiap responden yang diteliti. Urgensi aspek ini
diteliti berdasarkan tingkat pengetahuan cenderung memberikan
warna terhadap sikap dan prilaku seseorang didalam masyarakat.
Dengan demikian tingginya partisipasi masyarakat dapat
dipahami dari tingkat pengetahuan masyarakat terhadap program
peningkatan kualitas lingkungan permukiman disekitar pasar
karuwisi Kota Makassar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

Tabel 5.11
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Partisipasi Masyarakat di
Kelurahan Karuwisi Tahun 2014
Pengetahuan Masyarakat
Kurang
Tidak
Jumlah
Tingkat Partisipasi Mengetahui
Mengetahui Mengetahui
No
Masyarakat
F
%
f
%
f
%
f
%
1
2
3

Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah

11
16
7

32,35
47,05
20,58

18
25
20

28,57
39,68
31,74

3
8
12

13,04
34,78
52,17

34

100

63

100

23

100

32
49
39
12
0

26,66
40,83
32,50
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Pada perhitungan Chi-kuadrat, diperoleh X 2 hitung adalah 6,88


pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = (3-1)(3103

1)=4 diproleh X2 tabel = 9,49 dengan demikian X 2 hitung lebih kecil


(<) dari pada X2 tabel
Selanjutnya dari hasil koefisien kontingensi setelah adanya
hasil uji kalkulasi chi-quadrat didapatkan nilai indeks kuatnya
hubungan (IKH) yaitu 0,23. Dari nilai indeks tersebut maka
diidentifikasi bahwa tingkat hubungan antara faktor pengaruh
perkembangan tingkat pengetahuan masyarakat memiliki hubungan
lemah (lampiran 6).
Sehingga diperlukan adanya penyuluhan dan pembinaan
terhadap masyarakat yang masih rendah tingkat pengetahuannya
agar mereka turut serta berpartisipasi dalam peningkatan kualitas
lingkungan permukiman.

6. Analisis

Hubungan

Kepemimpinan

Dengan

Partisipasi

Masyarakat.
Keterlibatan pemimpin formal dan non-formal, yakni aparat
pemerintah dan tokoh masyarakat dalam pengelolaan permukiman
merupakan bukti nyata adanya kebersamaan semua pihak dalam
pelaksanaan

pembangunan.

Upaya

ini

memang

diperlukan

mengingat ada sebagian masyarakat yang merasa lebih termotivasi


untuk terlibat dalam kegiatan dilingkungannya karena ada tokoh
yang diteladani. Dengan demikian, diasumsikan bahwa keterlibatan
pemimpin banyak peranannya dalam menstimulasi tumbuhya
partisipasi masyarakat dalam merealisasikan program pengelolaan
permukiman.
104

Hasil pengolahan data tentang urgensi pemimpin dengan tipe


kepemimpinannya dan partisipasi masyarakat dalam program
pembangunan

untuk

meningkatkan

kualitas

lingkungan

permukiman di Kelurahan Karuwisi dapat dilihat pada tabel 5.12


berikut :

N
o
1
2
3

Tabel 5.12
Tipe Kepemimpinan dengan Partisipasi Masyarakat di Kelurahan
Karuwisi Tahun 2014
Tipe Kepemimpinan
Jumlah
Konsultati
Tingkat Partisipasi Partisipatif
Direktif
f
Masyarakat
F
%
f
%
F
%
f
%
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah

24
17
12
53

45,28
32,07
22,64
100

10
21
11
42

23,80
50,00
26,19
100

4
10
11
25

16,00
40,00
44,00
100

38
48
34
120

31,66
40,00
28,33
100

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Pada perhitungan Chi-kuadrat, diperoleh X 2 hitung adalah 10,98


pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) = (3-1(3-1)=4
diproleh X2 tabel = 9,49 dengan demikian X 2 hitung lebih besar (>)
dari pada X2 tabel.
Hal ini berarti bahwa peranan tokoh masyarakat dan aparat
pemerintah berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam
peningkatan kualitas lingkungan permukiman.
Selanjutnya dari hasil koefisien kontingensi setelah adanya
hasil uji kalkulasi chi-quadrat didapatkan nilai indeks kuatnya
hubungan (IKH) yaitu 0,28. Dari nilai indeks tersebut maka
diidentifikasi bahwa tingkat hubungan antara tipe kepemimpinan

105

dengan tingkat partisipasi masyarakat memiliki hubungan lemah


(lampiran 6).
E. Prioritas Peningkatan Partisipasi Masyarakat
Berdasarkan dari beberapa analisis yang telah dilakukan
diatas, maka dapat diformulasikan prioritas kegiatan-kegiatan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
peningkatan kualitas lingkungan permukiman disekitar pasar karuwisi
Kota Makassar.
Analisis terhadap variabel-variabel yang dianggap berpengaruh
dalam proses tersebut antara lain X1 Tingkat Usia, X2 Lamanya
Tinggal, X3 Intensitas Berinteraksi Sosial, X4 Kebutuhan Sarana dan
Prasarana, X5 Tingkat Pengetahuan, X6 Kepemimpinan Tokoh
Masyarakat dan Aparat Pemerintah.

Tabel 5.13
Prioritas Pelaksanaan Dengan Peningkatan Partisipasi Masyarakat di
Kelurahan Karuwisi Tahun 2014
C-Q
C
No
Solusi
5%
5%
X1
Berpengaruh
Hubungan sedang
Prioritas Pertama
X2
Berpengaruh
Hubungan sedang
Prioritas Kedua
X3
Berpengaruh
Hubungan lemah
Prioritas Ketiga
X4
Berpengaruh
Hubungan lemah
Prioritas Keempt
X5
Tidak berpengaruh Hubungan lemah
Prioritas Keenam
X6
Berpengaruh
Hubungan lemah
Prioritas Liima
Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2014

Berdasarkan analisis diatas, maka dapat diketahui bahwa faktor yang


menjadi rioritas utama yang perlu dilakukan guna meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas permukiman adalah
meningkatkan

tingkat

keamanan,

intensitas

berinteraksi

sosial,
106

kebutuhan sarana dan prasarana, tingkat kepemimpinan serta tingkat


pengetahuan sebagai solusi dalam upaya memberi pemahaman yang
lebih baik kepada masyarakat.
F. Beberapa Upaya Mengoptimalkan Partisipasi Masyarakat Dalam
Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman disekitar pasar
karuwisi Kota Makassar.
Berdasarkan
mempengaruhi

hasil

pembahasan

partisipasi

tentang

masyarakat.

Maka

faktor-faktor

yang

berbagai

upaya

mengoptimalkan peningkatan kualitas lingkungan permukiman dalam


kaitannya dengan persepsi masyarakat sebagai berikut :

Hasil uji hubungan antara tingkat usia dengan partisipasi


masyarakat sebesar 0,57 atau memiliki hubungan sedang,
maka peningkatan tingkat keamanan bisa dipertahankan.

Hasil uji hubungan antara lamanya tinggal dengan partisipasi


masyarakat sebesar 0,50 atau memiliki hubungan sedang,
maka perlu di pertahankan atau di tingkatkan lagi.

Hasil uji hubungan antara intensitas berinteraksi sosial dengan


partisipasi masyarakat sebesar 0,33 atau hubungan lemah,
maka intensitas berinteraksi sosial perlu di tingkatkan lagi.

Hasil uji antara kebutuhan sarana dan prasarana permukiman


dengan partisipasi masyarakat sebesar 0,32 atau hubungan
lemah, maka kebutuhan sarana dan prasraana perlu di
tingkatkan lagi.

107

Hasil uji

hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan

partisipasi masyarakat sebesar 0,23 atau hubungan lemah,


maka peningkatan pengetahuan perlu lebih ditingkatkan lagi.

Hasil uji hubungan antara tipe kepemimpinan dengan partisipasi


masyarakat sebesar 0,28 atau memiliki hubungan lemah, maka
tipe kepemimpinan perlu lebih ditingkatkan lagi.

108

Anda mungkin juga menyukai