Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN MATAHARI DENGAN ARSITEKTUR

1. Silau dan sengat matahari


Manusia membutuhkan cahaya matahari dan cahaya sangat penting dalam
penghayatan ruang dan bangunan. Tetapi, matahari yang berlebihan juga mendatangkan
gangguan, yaitu dari silau dan sengatnya. Sinar matahari dapat langsung dan tidak langsung
menyinari rumah. Sinar matahari pantulan dari awan biasanya akan menyilaukan dan
menyakitkan mata, sedangkan dari bulan akan menyedapkan dan memberi perasaan nikmat.
Dalam arsitektur, silau dan sengat matahari dapat ditanggulangi dengan perlindungan
jenis perisai dan perlindungan jenis penyaringan.
A. Prinsip perisai / payung (pembayangan), antara lain :
- Atap rapat (pada rumah, jerambah, galeri, doorloop, selasar, dan lain-lain).
- Penjulangan atap (pada cucuran / tritisan gimbal atap, galeri, dan lain-lain).
- Markis, kerai, tenda jendela, jerambah, dan sebagainya.
- Penanaman prieel (bougainville, tanaman rambatan)
- Papan / bidang yang dapat disetel pada poros vertical
- Jendela-jendela rapat / bliden

B. Disaring, diperlembut dengan saringan (filter), antara lain :


- Kerai, krepyak (lover jalousie), kisi-kisi
- Kerawang (rooseter)
- Dedaunan tanaman, pergola
- Dinding tabir berselah papan-papan horizontal

Pemayungan atau penyaringan sinar matahari dapat mengurangi / memperlunak


sengat, silau, dan penyinaran kalor. Pada atap, cahaya yang datang sebagian besar /
seluruhnya ditolak. Pada kisi-kisi, krepyak, kerawang, kere, hanya sebagian kecil sinar
diijinkan masuk. Penanaman rumput, tanam-tanaman, atau kolam, sinar dan panas matahari
diisap dan sebagian diteruskan dalam jumlah warna yang diinginkan. Bahan payung dan
filter tersebut harus dipilih dengan tepat (tidak mudah menjadi penolong sinar matahari untuk
masuk atau menjadi sumber panas). Atap, dinding rumah, kisi-kisi, daun jendela berfungsi
sebagai kulit rumah.
Untuk membuat perisai / filter diusahakan bersifat menyerap sinar sebanyak mungkin
dan jangan menyilaukan, serta tidak mudah menjadi sumber panas. Pohon-pohon rindang
menjadi unsur yang sangat penting. Dihindarkan penanaman pohon besar yang terlalu dekat
dengan bangunan, karena akarnya dapat merusak pondasi, menghasilkan sampah dalam
talang / atap rumah, dan terlalu lembab pada musim hujan.
Tembok dinding diluar rumah sebaiknya diberi warna muda / agak gelap. Warna
kapur putih sangat menyilaukan dan sebenarnya kurang baik untuk iklim yang lembab.
Contoh penyelesaian dinding yang baik; penanaman tumbuh-tumbuhan rambatan halus.
Jendela / pintu lebar berkaca memang berkesan modern dan bagus, tapi sering kurang tepat
penggunaanya. Di Negara beriklim dingin, penggunaan kaca sangat tepat, karena disana sinar
matahari cukup mahal. Sedangkan di Negara beriklim tropis, sinar matahari banyak sehingga

panas dan radiasi silau banyak yang masuk. Selain itu, tanah halaman / jalan-jalan taman
dihindari menggunakan pelat beton / batu yang mudah panas.

2. Panas dan Suhu dari matahari


Panas dapat merambat melalui beberapa cara, yaitu :
A. Jalan hantaran (konduksi)
Panas dapat berpindah karena sentuhan. Terjadi pada benda padat. Bahan penghantar
panas yang baik; tembaga, aluminium, besi, logam-logam, dan batu. Bahan yang sulit
menghantarkan panas; kayu, asbes, dan gabus.
B. Jalan konveksi
Panas dapat berpindah / disebarluaskan melalui arus yang bergerak dalam zat cair atau
gas. Contohnya; air yang mendidih. Dalam zat padat hanya ada penularan panas,
sedangkan pada zat cair / gas ada penularan panas ditambah konveksi.
C. Jalan pancaran (radiasi)
Jalan radiasi ditempuh bila energi kalor (panas) benda berubah menjadi energi sinar
(radiasi) dan menyinar pada benda lain yang dingin. Contoh; radiasi sinar matahari
sampai ke bumi dan badan terasa hangat jika berada dekat api unggun. Fungsi payung
/ topi dimaksud untuk menimbulkan bayangan dingin radiasi panas matahari yang
menyegat kepala. Dalam kenyataannya, rambatan kalor (panas) selalu merupakan
perpaduan antara pancaran dengan hantaran. Sering juga disertai dengan konveksi.
Radiasi matahari yang jatuh pada suatu benda dipantulkan kembali dan sebagian
diserap. Panas yang diserap, sebagian terhimpun dalam bahan dan sebagian diteruskan keluar
(ke sisi yang dingin). Koefisien serapan kalor dapat dipengaruhi oleh warna permukaan, jenis
permukaan (kaca), dan bahan permukaan. Berikut table koefisien serapan kalor :

Dalam proses pemanasan, bahan bangunan bertindak seperti busa karet yang
menghisap dulu air sebanyaknya sebelum sungguh-sungguh basah. Demikian bahan
bangunan yang terkena panas di 1 sisi. Bahan tidak langsung menyalurkan panas, tapi
menghisap dulu sebanyaknya kemudian disalurkan ke sisi dingin. Semakin tebal bahan,
semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menimbun sejumlah panas sampai penuh; dan
semakin lama waktu agar sisi dingin sama bersuhu sama dengan sisi panas. Pada setiap jenis
bahan dapat diukur, berapa kilo-kalori dibutuhkan untuk memanaskan 1kg bahan agar
suhunya naik 1oC (disebut kalor jenis). Jumlah keseluruhan kalor (panas) dalam suatu ruang,
tidak hanya ditentukan oleh dinding-dinding, lantai, dan langit-langit, tetapi juga datang dari
perabot rumah dan tubuh manusia itu sendiri. Semakin besar volume kalor, semakin pelan
suhu dalam ruang akan turun/naik bila sumber panas berhenti/mulai memanasi.

Oleh karena itu, rumah-rumah di negara beriklim tropika kering (misalnya Arab),
rumah-rumahnya berdinding sangat tebal agar lamban menjadi panas, dinding dikapur putih
agar serapan kalornya minimal, dan jalan-jalan antar rumahnya sempit / dibuat berdekatan
agar memberi bayangan yang sejuk. Di daerah tropik lembab juga dibutuhkan dinding tebal
sebagai gudang panas. Bila kita ingin mempunyai dinding dengan volume kalor besar (sulit
naik/turun suhunya), kita dapat menggunakan dinding berbahan majemuk. Untuk di daerah
berhawa dingin, sebaiknya lapisan-lapisan berat dan sedikit menahan panas diletakkan di sisi
luar, sehingga panas lebih gampang masuk daripada keluar ruangan. Sedangkan untuk di
daerah berhawa panas, dipasang sebaliknya.
Petunjuk Praktis :
-

Dari penjelasan sebelumnya, kita bisa menarik kesimpulan untuk melindungi diri
terhadap sengat, silau, dan panas matahari. Tapi perlu diingat bahwa, sinar matahari
harus masuk ke dalam rumah dalam jumlah yang cukup (tidak berlebihan dan tidak
kekurangan) demi kesehatan kita. Nilai kesehatan harus lebih dihargai daripada nilai
kenikmatan.
Nyaman tidaknya suhu udara dalam ruangan tergantung dari faktor keadaan fisik dan
kebiasaan manusia. Menurut ukuran internasional, kenyamanan optimum berkisar di
sekitar suhu 21oC / 70oF pada kelembapan 40-70%. Sinar matahari paling bagus untuk
dimasukkan ke rumah secara langsung adalah sebelum jam 9.00 pagi dan sesudah jam
05.00 sore. Diantara pukul 09.00 17.00 cukup sinar matahari tidak langsung sebagai
refleksi saja
Kedudukan arah rumah, bangunan, jendela-jendela ruangan harus tepat. Sebelah barat
sebaiknya ditutup oleh dinding dengan daya isolasi thermos yang memadai. Sebelah
timur sebaiknya terbuka untuk matahari pagi. Sebelah utara atau selatan sebaiknya
dipasang jendela-jendela lebar.
Unsur atap merupakan pokok penting dalam pengaturann suhu ruangan karena
menghalangi penembusan sinar-sinar silau dan sengat. Tapia tap dapat menjadi panas
dan kemudian menjadi sumber panas. Oleh karena itu, digunakan langit-langit untuk
menghalangi sinar radiasi panas dari atap. Langit-langit sebaiknya terbuat dari bahan
yang rapat / kedap dan tahan air
Untuk atap beton yang mudah sekali menjadi sumber panas, dapat digunkan bidang
pemayung diatasnya yang tidak rapat air namun cukup rapat sinar.
Pembuatan taman sari diatas atap beton (green roof) merupakan solusi yang bagus dan
berguna, namun tidak murah biayanya.

Bahan untuk atap yang baik adalah bahan tradisional (misalnya; daun kelapa,
ilalang, jerami padi, ijuk, dsb), karena dapat membuat sejuk di siang hari dan hangat
di malam hari. Namun kelemahannya adalah tidak tahan serangga dan tidak awet.
Untuk motel, bungalow, atap dari bahan organic semacam itu bagus, walaupun tidak
murah lagi.

Anda mungkin juga menyukai