Put 3 Tri Tunggal
Put 3 Tri Tunggal
TIM PENYUSUN
Lab. Manajemen dan Analisis Agribisnis, Universitas Brawijaya
Pokok Bahasan :
1. Petani
2. Lahan
3. Tanaman- Ikan- Ternak
PENDAHULUAN
MODUL
3
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION
DEVELOPMENT (SPEED)
dahulu merupakan bentuk-bentuk pertanian ekologis yang lebih canggih dan tidak
destruktif serta tepat bagi kondisi-kondisi lingkungan yang khusus.
Petani sebagai seorang yang membuat suatu kegiatan usahatani berjalan,
maka petani adalah seorang :
Penggerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara pegolahan tanah
dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memeliara tanaman, ternak, dan ikan
Sebagai Manajer, dimana sebagai pengambil keputusan bisnis dalam mengelolah
usahataninya.
Sebagai juru tani yang membedakan kehidupan tumbuhan dan hewan liar
dengan pertanian dan peternakan adalah dengan adanya pengolahan.
Ciri-ciri Profesi petani;
(1) Berbeda dengan yang lainnya;
(2) Petani membutuhkan peluang dan kesempatan;
(3) Petani sadar akan ketidak pastian dalam usahataninya sehingga umumnya
petani sangat hati-hati dalam pengambilan keputusan produksi atau
mengadopsi tekhnik budidaya baru;
(4) Petani sebagai manusia memiliki 4 kapasitas penting yaitu;
Bekerja;
Belajar;
Berfikir kreatif dan
Memiliki harapan dan cita-cita.
Peran Keluarga dalam Usahatani
1.
Kaum lelaki bekerja sebagai pengelolah lahan;
2.
Perempuan bertugas membawa hasil dan menjual kepasar;
3.
Perempuan bertugas menyemaikan dan menanam.
Petani dan keluarga selain dapat dipandang sebagai unit kolektif juga dapat
dipandang sebagai unit konsumsi.
II. LAHAN
Lahan pertanian menjadi perbincangan dunia, karena terjadinya proses
dehumanisasi dalam sistem produksi pertanian feodalistik, karena terjadi ketika
para petani tidak berlahan menjadi penggarap tanah para tuan tanah ataupun
pemilik tanah. Para petani yang menumpang itu lama-kelamaan berubah menjadi
petani gurem yang selain bertani pada ladang terbatas, juga bekerja pada tuan
tanah. Ketika sistem kapitalisme diperkenalkan di dunia pertanian, hubungan feodal
berubah menjadi hubungan buruh-majikan dan lahirlah buruh tani yang jumlahnya
sangat banyak seperti di Indonesia.
Tuntutan reformasi agraria terhenti dengan adanya program revolusi hijau,
tidak ada lagi sistem rembug desa atau gotong royong
untuk menentukan
komoditas apa yang akan ditanam. Sehingga semakin punahnya benih padi lokal,
yang sejak lama menjadi fundamen bagi petani untuk mengontrol kehidupan
pertaniannya.Hak-hak petani laki-laki maupun perempuan menghilang seiring
hilangnya kegiatan pemeliharaan, perbaikan, dan penyediaan sumber daya genetik
tanaman.
Masalah lingkungan dan ancaman degradasi lahan di negara-negara
berkembang sebagian besar disebabkan karena eksploitasi lahan yang berlebihan
dan penggundulan hutan sehingga akan terjadi erosi tahah, hilangnya lahan tadah
hujan,hilangnya kesuburan tanah dan sebagainya. Penyebaran varietas-varietas
modern, irigasi, pupuk buatan dan mesin-mesin pertanian mengakibatkan
Page 2 of 5
TANAMAN-IKAN-TERNAK
Pola usahatani di Indonesia secara umum dilakukan secara terintegrasi
antara pertanian, perikanan, dan peternakan.
Umumnya petani selain
memeilikii lahan yang digunakan untuk budidaya usahatani, petani juga
memlihara ternak bahkan ikan sebagai pelengkap kegiatan usahataninya> Dan
saat ini, dengan dikembangkannya pertanian organic dan pertanian berlanjut
yang memebutuhkan bahan-bahan organik dalam kegiatan usahatani, konsep
terintegrasi ini sangat membantu petani dalam menyediakan sarana produksi
organiknya yang bisa diambilkan dari kotoran ternak, dan sebaliknya
memanfaatkan hasil-hasil sampingan tanaman sebagai pakan ternak dan ikan.
Page 3 of 5
REFERENSI
Anonymous, 2012. http://icalpolekegi.blogspot.com/2011/12/ilmi-usahatani.html
Heru, dkk., 2010. Modul Usahatani, Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian.
Universitas Brawijaya
PROPAGASI
TUGAS KEGIATAN BELAJAR :
1.
2.
Page 4 of 5
Page 5 of 5