Anda di halaman 1dari 31

KESEPAKATAN PERKULIAHAN

Suroso Sastroprawiro
Bambang Kuncoro
Hadi Purnomo

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


UPN VETERAN YOGYAKARTA
September, 2010
Contact person: 08122953788 atau bbkuncoro_sda@yahoo.com

BEBERAPA KECENDERUNGAN YANG


TERJADI SELAMA PROSES PEMBELAJARAN
BERLANGSUNG BERIKUT AKIBAT-AKIBATNYA

di suatu tempat
di suatu ruang kelas

KECENDERUNGAN PROSES PEMBELAJARAN


YANG PERTAMA.

Mahasiswa sebagai pencatat materi yang baik,


sehingga kurang memikirkan materi yang disampaikan
dan bila letih minta agar materi di copy

AKIBATNYA
1. Dosen hanya sebagai tukang mendikte
2. Mahasiswa menjadi penulis pasif

KECENDERUNGAN PROSES PEMBELAJARAN


YANG KEDUA.

Mahasiswa kurang memiliki rasa ingin tahu dan


kurang mempersiapkan diri menangkap materi kuliah
AKIBATNYA
1. Pada waktu mengikuti kuliah, skema otaknya
dalam keadaan kosong dan tidak fokus
2.

Kurang aktif bertanya secara kritis

KECENDERUNGAN PROSES PEMBELAJARAN


YANG KETIGA

Mahasiswa hanya mengejar angka nilai semata


dan memenuhi persentase kewajiban hadir
AKIBATNYA
1. Mahasiswa menjadi pasif di dalam perkuliahan
2. Kurang mengolah bahan yang telah diberikan
dengan menambah wawasan atau diskusi

Bagaimana kondisi di kelas kita ?

Lalu,
harus bagaimana ??!!

DIALOG INTELEKTUAL
1. Terciptanya pendidikan yang dialogis:
a. Kuliah bersifat 2 arah, dosen/asisten kepada
mahasiswa dan sebaliknya.
b. Dalam konsep ini, para partisipan (dosen/asisten
dan mahasiswa) harus aktif.
2. Dosen/asisten sebagai moderator, sekaligus sebagai
fasilitator, mediator, dan motivator.

DIALOG INTELEKTUAL
3. Tersedianya silabus kuliah:
a. Mahasiswa mengetahui materi kuliah/praktikum.
b. Materi kuliah/praktikum didiskusikan secara
bersama antara mahasiswa dan dosen/asisten.
4. Angka nilai sudah dibuat mahasiswa disetiap perkuliahan/praktikum dalam bentuk aktivitas
perkuliahan/praktikum itu sendiri.

UPAYA MENCAPAI TUJUAN


PARTISIPAN HARUS AKTIF-KRITIS: mahasiswa
dan dosen/asisten saling bertanya dan menjawab.
Keaktifan fungsi dari kehadiran dan diskusi (tanyajawab)
TUGAS: memperluas wawasan mahasiswa dengan
melakukan kajian pustaka
UJIAN: salah satu upaya memahami materi,
sekaligus mengukur proses pembelajaran
EDARAN KULIAH/PRAKTIKUM: agar mahasiswa
lebih siap dan tercipta kuliah dialogis

KRITERIA PENILAIAN KULIAH

1.

Keaktifan

2.

Tugas/kuis

3.

Kehadiran

(20%)
(15%)
(5%)

4. UTS

(30%)

5. UAS

(30%)

KRITERIA PENILAIAN PRAKTIKUM

1.

Keaktifan/kuis

(15%)

2.

Laporan sementara
(di laboratorium)

3. Laporan akhir

(75%)

(10%)

Penilaian hasil belajar kuliah dan praktikum


dinyatakan dengan nilai:
1. Nilai A

= > 81

2.

Nilai B+ = 76 - 80

3.

Nilai B

= 66 - 75

4. Nilai C+ = 61 - 65
5. Nilai C

= 51 - 60

6. Nilai D = 31 - 50
7. Nilai E

= <30

TEMU
KE
1

PENG
AMPU

POKOK BAHASAN

SS
(Suroso
S.)

1.
Definisi dan ruang 2.
lingkup
3.
geomorfologi.
4.

SS
HP
(Hadi
Purnomo)
BK
(Bb.
Kuncoro)

BK

SUB POKOK BAHASAN


Kesepakatan perkuliahan
Pengertian geomorfologi
Ruang lingkup geomorfologi
Arti penting mempelajari geomorfologi

Konsep dasar dan 1. Konsep dasar geomorfologi


2. Agen geomorfologi
agen
3. Proses geomorfologi
geomorfologi
Proses-proses
geomorfologi
Pola
pengaliran

Bentuklahan
struktural

1.
2.
3.
4.

Proses-proses eksogen
Proses-proses endogen
Proses ekstra terestrial
Pengaruh iklim terhadap proses geomorfik

1. Pola pengaliran dasar


2. Pola pengaliran ubahan
3. Penyimpangan aliran
1.
2.
3.
4.
5.

Bentuklahan struktur kubah


Bentuklahan struktur lipatan
Bentuklahan struktur sesar
Bentuklahan lapisan horisontal
Aspek keekonomian bentuklahan struktural

TATAP
MUKA

PENG
AMPU

POKOK
BAHASAN

HP

Bentuklahan
fluvial

SS

Bentuklahan
Volkanik

SUB POKOK BAHASAN


1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.

Konsep dasar siklus fluvial


Sungai dan lembah
Klasifikasi lembah
Aspek keekonomian bentuklahan fluvial
Pengertian volkanik
Bentuklahan volkanik
Aspek keekonomian bentuklahan volkanik

UJIAN TENGAH SEMESTER

10

BK

Bentuklahan
Kars

1.
2.
3.
4.

HP

Bentuklahan
Marin

1.
2.
3.

Pengertian bentuklahan marin


Bentuklahan marin
Aspek ekonomis bentuklahan marin

Pemetaan
Geomorfologi

1.
2.
3.
4.

Pengertian pemetaan geomorfologi


Aspek-aspek geomorfologi
Analisis bentuklahan
Penyajian peta

BK

Definisi kars dan karsifikasi


Bentukan eksokars dan endokars
Studi kasus: Kawasan Kars Alas Purwo,
Aspek keekonomian bentuklahan kars

TATAP
MUKA
11

12

PENG
AMPU

POKOK
BAHASAN

HP

Bentuklahan
Glasial &
Aeolian

SS

Bentuklahan
Denudasional

SUB-POKOK BAHASAN
1.
2.
3.

Pengertian glasial dan aeolian


Bentuklahan glasial dan aeolian
Aspek keekonomian bentuklahan glasial dan
aeolian

1.
2.
3.
4.

Pengertian denudasional
Bentuklahan denudasional
Gerakan massa
Aspek keekonomian bentuklahan
denudasional

1.
13

14

BK

SS

Geomorfologi
Terapan 1

Eksplorasi (endapan primer dan


sekunder, minyakbumi, batubara)
2. Konstruksi: penentuan as bendungan,
keterlintasan jalan dan jembatan,
pelabuhan

Geomorfologi
Terapan 2

1.
2.
3.
4.
5.

Bencana banjir
Bencana gerakan massa
Bencana gempabumi
Bencana tsunami
Bencana gunungapi

UJIAN AKHIR SEMESTER

ANALISIS INSTRUKSIONAL
MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN KONSEP DASAR GEOMORFOLOGI,
HUBUNGAN AGEN DAN PROSES GEOMORFOLOGI TERHADAP BENTUKLAHAN
SERTA KARAKTERISTIK BENTUKLAHAN, PEMBUATAN PETA GEOMORFOLOGI,
ANALISIS BENTUKLAHAN, DAN MENERAPKANNYA DIBERBAGAI BIDANG .

Menjelaskan pembuatan peta


geomorfologi

Menjelaskan penerapan geomorfologi


untuk berbagai bidang terapan

Diketahuinya hubungannya antara agen dan proses-proses geomorfologi terhadap


pembentukan masing-masing bentuklahan berikut karakteristik bentuklahannya

Menjelaskan bentuklahan struktural, bentuklahan fluvial, pola pengaliran,


denudasional, marin, aeolian, glasial, kars, dan bentuklahan volkanik
Diketahuinya konsep-konsep dasar geomorfologi serta
agen dan proses-proses geomorfologi

Menjelaskan konsep dasar geomorfologi

Menjelaskan agen dan proses geomorfologi

Memberikan penjelasan mengenai definisi, ruang lingkup, dan arti penting geomorfologi
------------------ entry behavior line -----------------

Materi praktikum

Acara 1 Pengenalan peta topografi


Acara 2 Morfologi
Acara 3 Morfogenesa
Acara 4 Pola pengaliran dasar dan ubahan
Acara 5 Bentuklahan Struktural
Acara 6 Bentuklahan Fluvial
Acara 7 Bentuklahan Volkanik
Acara 8 Bentuklahan Kars
Acara 9 Bentuklahan Marin dan Aeolian
Acara 10 Analisis Bentuklahan
Acara 11 Pembuatan Peta Geomorfologi
Acara 12 Ekskursi, Presentasi peta
geomorfologi, dan Responsi

Materi pokok kuliah dan


praktikum geomorfologi
Konsep-konsep dasar geomorfologi
Agen dan proses-proses geomorfologi
terhadap pembentukan masing-masing
bentuklahan berikut karakteristiknya
(bermacam-macam bentukan asal)
Analisis bentuklahan
Pembuatan peta geomorfologi,
Aplikasi geomorfologi di berbagai
bidang.

DEFINISI GEOMORFOLOGI

Suroso Sastroprawiro
Bambang Kuncoro
Hadi Purnomo

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


UPN VETERAN YOGYAKARTA
2010

Contact person: bbkuncoro_sda@yahoo.com atau 08122953788

Sejarah geomorfologi

Worcester (1933):
geomorfologi adalah diskripsi dan penafsiran genetis
dari bentuk-bentuk relief bumi.

Dengan kata lain, geomorfologi adalah ilmu


yang mempelajari bentuk-bentuk relief bumi.

Geomorfologi mencakup bentuk-bentuk relief di


daratan dan di dasar laut

Bentuk relief di permukaan bumi berdasarkan


besarannya (magnitude):
1. Cekungan lautan (oceanic basins) dan paparan
continental (continental platforms).
2. Bentuk yang lebih kecil seperti pegunungan,
dataran tinggi, dataran pantai (coastal
plant), lembah sungai dsb.
Obyek penyelidikan pada geofisika,
geodinamika, dan geologi struktur
Obyek penyelidikannya
pada geomorfologi

Ooceanic basins dan


continental platforms

Sejarah geomorfologi

Kesalahan-kesalahan yang umum pada waktu itu:


1. Segala bentuk relief lahirnya secara mendadak
(katastrofal).
2. Sungai-sungai tidak dapat memperoleh airnya
dari air hujan saja.
Hal-hal yang sudah diketahui pada waktu itu:
1. Daya erosi sungai dan bahan yang ditransport
sungai akan diendapkan dimuaranya atau dekat
pantai.
2. Turun naiknya permukaan air laut.
3. Ada bagian-bagian yang turun dan ada bagian
bagian yang terangkat dari permukaan bumi.

Permulaan timbulnya pemikiran-pemikiran


geomorfologi (abad ke-17)

James Hutton(1726-1797), mengemukakan prinsip

uniformitarianism
segala proses-proses geomorfologi/geologi
yang berjalan saat ini pada permukaan bumi,
juga telah berjalan di waktu-waktu yang silam
dengan intensitas dan kecepatan yang sama
(the present is the key to the past)

Periode sesudah Hutton:


timbul dua aliran pikiran yang agak berbeda
pada bidang geomorfologi (jalan pikiran dan
sumbangannya)

1. Aliran di Eropa oleh Lyell, Agassir, Ramsay, van


Richthefen dll.
2. Aliran Amerika oleh Gilbert, Powell, Penck, dan
Davis. Terutama Davis yang memberikan dasardasar geomorfologi dan dipakai sampai sekarang.

Perkembangan geomorfologi
dewasa ini
1. Kencenderungan bahwa geomorfologi lebih mendekati geologi dari pada mendekati bidang geografi.
2. Perkembangan geomorfologi regional yang mencoba
membagi-bagi benua dalam kesatuan-kesatuan yang
mempunyai gejala-gejala geomorfologi dan sejarah
geomorfologi yang sama.
3. Aplikasi geomorfologi untuk bidang geologi,
airtanah, ilmu tubuh tanah, geologi teknik
dsb.
4. Pemakaian hidrodinamika eksperimental untuk
menerangkan proses-proses geomorfologi.

DEFINISI GEOMORFOLOGI

1. Studi tentang bentuklahan (Lobeck, 1939).


2. Ilmu pengetahuan tentang bentuklahan (Thornburry,
1954).
3. Studi mengenai bentuklahan, terutama tentang sifat
alami, asal mula, proses, perkembangan, dan
komposisi materialnya (Cooke, et al., 1974).
4. Studi yang menguraikan bentuklahan dan proses yang
mempengaruhi pembentukannya, serta menyelidiki
hubungan timbal balik antara bentuklahan dan proses
dalam tatanan keruangannya (van Zuidam, et al.,
1979).

DEFINISI GEOMORFOLOGI

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka


geomorfologi adalah:

Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan


bentuklahan sebagai pembentuk muka bumi,
baik di atas maupun di bawah muka air laut
dan menekankan pada genesa, perkembangan di masa depan dan dalam konteks
kelingkungan

Aspek-aspek geomorfologi (cakupan utama di


dalam studi geomorfologi)
1. Studi bentuklahan atau morfologi, mempelajari
relief yang terdiri atas:
a. Aspek morfografi : bersifat pemerian suatu
daerah, seperti bukit, lembah, gunung, teras, beting/pematang dll.
b. Aspek morfometri : aspek kuantitatif suatu
daerah, seperti
lereng, bentuk le
reng, relief, beda
tinggi, ketinggian, bentuk lembah, tingkat pengikisan.

2. Studi mengenai morfogenesa, yaitu proses yang


mengakibatkan perubahan dan proses terjadinya
bentuklahan. Dibedakan menjadi:
a. Aspek morfo-struktur pasif: meliputi litologi
dan berhubungan dengan pelapukan.
b. Aspek morfo-struktur aktif: tenaga endogen,
yaitu pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran.
c. Aspek morfo-dinamik: tenaga eksogen, berhubungan dengan tenaga angin, air, es, gerakan massa,
kegunungapian.

3. Studi mengenai geomorfologi yang menekankan pada

evolusi pertumbuhan bentuklahan atau morfokronologi, menentukan dan memerikan urutan


bentuklahan dan proses yang mempengaruhinya dari
segi umur.
4. Studi mengenai hubungan antara bentuklahan dan
lingkungan atau morfo-kelingkungan dan morfoasosiasi, seperti hubungan antara bentuklahan dan
unsur bentuklahan seperti batuan, struktur geologi,
air, tanah, vegetasi, dan penggunaan lahan.

Anda mungkin juga menyukai