Anda di halaman 1dari 20

ILMU

KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

ANAMNESIS

NO RM : 3

Nama : An. A

Umur : 12 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Ruang : Melati

Nama lengkap

: An. A

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tempat dan tanggal lahir

: Karanganyar, 11 April 2002

Umur

: 12 tahun

Nama Ayah

: Tn. S

Umur

: 50 tahun

Pekerjaan ayah

: Wiraswasta

Pendidikan ayah

: SMP

Nama ibu

: Ny. S

Umur

: 46 tahun

Pekerjaan ibu

: Wiraswasta

Pendidikan ibu

: SD

Alamat

: Kramat Kebakramat, Karanganyar

Masuk RS tanggal

: 22 Oktober 2014

Jam : 12.23

Dokter yang merawat : dr.Elief Rohana, Sp.A, M.Kes

Diagnosis masuk : HSP

Ko Asisten : Ayu Ardilla, S.Ked

Tanggal : 23 Oktober 2014 (Autoanamnesis) di Bangsal Melati


KELUHAN UTAMA
KELUHAN TAMBAHAN

: BAK bercampur darah disertai rasa nyeri


: bintik dan bercak merah pada kedua kaki dan pantat, nyeri sendi

pada lutut, pergelangan kaki dan jari jari kaki.


1. Riwayat penyakit sekarang
7 Hari SMRS Pasien dengan keluhan nyeri pada perut bagian atas. Nyeri dirasakan hilang
timbul dan sangat mengganggu. Keluhan disertai dengan mual dan muntah (5x). Pasien merasa
timbul bintik - bintik merah pada kaki kanan. Pasien tidak ada keluhan nyeri sendi pada lutut,
pergelangan kaki, pergelangan tangan, maupun siku. Pasien mengeluh BAK tidak bercampur
darah, frekuensi 4-5 kali sehari, warna kuning jernih dan tidak nyeri. Tidak ada keluhan BAB
darah. Pasien berobat ke dokter dan diberikan obat, mual dan muntah berkurang.
1 Hari SMRS Pasien mengeluh BAK bercampur darah disertai rasa nyeri sejak pagi pukul
09.00. Keluhan juga disertai nyeri pada sendi lutut dan pergelangan kaki. Tidak ada keluhan
mual, muntah maupun bintik pada kaki. BAB tidak bercampur darah.
HMRS Pasien dibawa ke Poli Anak RSUD Karanganyar dengan keluhan BAK bercampur
darah disertai rasa nyeri yang menetap. Keluhan disertai bintik bintik merah pada pantat dan
bercak merah pada kedua kaki. Keluhan nyeri sendi pada lutut, pergelangan kaki, dan jari jari
kaki. Tidak ada keluhan mual, muntah, demam, nyeri tenggorokan, batuk, dan pilek. BAB tidak
1

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

bercampur darah.

NO RM : 3

Kesan : Pasien datang ke Poli RSUD Karanganyar dengan keluhan BAK bercampur darah disertai
rasa nyeri. Keluhan disertai adanya bintik bintik merah pada pantat dan bercak merah pada
kedua kaki. Terdapat nyeri pada sendi lutut, pergelangan kaki, dan jari jari kaki. Nyeri perut,
mual, dan muntah dirasakan 7 hari sebelum masuk rumah sakit. BAB tidak bercampur darah.
2. Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat keluhan sama

: diakui ( 2 bulan yll)

Riwayat sakit dan dirawat

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat alergi obat

: disangkal

Riwayat alergi makanan

: disangkal

Riwayat atopi

: disangkal

Kesan : dicurigai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan riwayat penyakit sekarang .

3. Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan


Riwayat keluhan yang sama

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat atopi

: disangkal

Kesan : tidak terdapat riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang.

4. Pohon keluarga
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM : 3

RIWAYAT PRIBADI
1) Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat kehamilan ibu pasien
Ibu G4P3A0 Hamil saat usia 33 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan di
derah tempat tinggal, Ibu tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma
maupun infeksi saat hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-).
Ibu hanya minum obat penambah darah dan vitamin dari bidan. Tekanan darah ibu
dinyatakan normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan
selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.
b. Riwayat persalinan ibu pasien
Ibu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 39 minggu, persalinan normal,
presentasi kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 3200 gram dan panjang 49 cm,
tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir.
c. Riwayat paska lahir pasien
Bayi laki-laki BB 3200 gr, setelah lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit
kemerahan, tidak ada ikterik, demam atau kejang. ASI keluar hari ke-2, bayi dilatih menetek
dari hari pertama keluar ASI.
Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik, riwayat PNC baik.
2) Riwayat makanan
0-6 bulan
: ASI dan bubur tim kuah sayur.
6-12 bulan
: susu formula, buah buahan (pisang, jeruk), diselingi nasi tim kuah sayur.
1-2 tahun
: susu formula, diselingi nasi dan kuah sayur.
2-5 tahun
: nasi 1 piring kecil 3xsehari, sayur, lauk, buah, dan susu.
5 tahun sampai sekarang anak makan nasi -1 piring 3xsehari dengan lauk (tempe, tahu, telur,
ikan, ayam, dsb), sayur, buah (jeruk, pisang, pepaya).
Kesan : Pasien tidak mendapat ASI eksklusif, kualitas makanan cukup, kuantitas makan cukup.

3) Perkembangan dan kepandaian :


Motorik Kasar

Motorik Halus

Duduk sendiri
(10 bulan)

Memegang

Bahasa
Menoleh ke
sumber suara
(6 bulan)

benda (5 bulan)
3

Personal Sosial
Tersenyum
(3 bulan)

ILMU
KESEHATAN
Makan sendiri
ANAK
Berbicara baik

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Belajar berjalan
(12 bulan)
Berlari (3 tahun)

(1,5 tahun)

(3,5 tahun)

Lancar

Berpakaian

Bermain sendiri
(10 bulan)
Masuk sekolah dan
bermain dengan

berbicara
(3,5 tahun)

sendiri (4 tahun)

NO RM : 3

temannya (5 tahun)

Masuk TK usia 4 tahun,


Masuk SD usia 6 tahun, tidak pernah tinggal kelas
Kesan : Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial sesuai usia. Kepandaian cukup.

4) Vaksinasi
Vaksin
Hepatitis B
BCG
DPT

I
0hari
1 bulan
2 bulan

II
2 bulan
4 bulan

III
4 bulan
6 bulan

IV
6 bulan
-

V
-

VI
-

Polio
Campak

1 bulan
9 bulan

2 bulan
6 tahum

4 bulan
-

6 bulan
-

18 bulan
6 tahun

6 tahun
-

Kesan : Imunisasi dasar sesuai PPI lengkap dengan ulangan.

5) Sosial, ekonomi, dan lingkungan:


Sosial dan ekonomi
Ayah (50 tahun, wiraswasta ) dan ibu 47 tahun, wiraswasta), penghasilan keluarga tidak menentu
sekitar Rp 2.500.000.,- /bulan (keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari)

Lingkungan
Pasien tinggal bersama ibu, kakak dan nenek. Rumah terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga,
dapur, kamar mandi dan 3 kamar tidur. WC menyatu dengan kamar mandi. Sumber air berasal
dari air sumur. Rumah berlantai keramik dengan ventilassi yang cukup (terdapat 1 jendela tiap
ruangan), penerangan cukup, jarak antara septi tank dan sumber air 10 meter. Sampah dibakar
lansung setiap sore hari, dan tidak terdapat pabrik di sekitar rumah.
Kesan : keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingungan rumah cukup.

6) Anamnesis sistem :
4

Cerebrospinal

ILMU
KESEHATAN
: kejang (-), delirium (-)
ANAK

Kardiovaskuler

: sianosis (-), berdebar (-), keringat dingin (-)

Respiratorius

: batuk (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), sesak (-)

Gastrointestinal

: mual (-), muntah (-), BAB (+) dbn

Urogenital

: hematuria (+), nyeri berkemih (+), bengkak kemaluan (-)

Muskuloskeletal

: deformitas (-) nyeri sendi (+), nyeri otot (-)

Integumentum

: petekie (+), purpura (+)

Otonom

: demam (-)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM : 3

Kesan : terdapat masalah pada sistem urogenital, muskuloskeletal, dan integumentum.

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NO RM : 3

PEMERIKSAAN
JASMANI
PEMERIKSAAN OLEH : Ayu Ardilla, S.Ked

Tanggal 23 Oktober 2014

Jam 12.00

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
TANDA VITAL :
Nadi

: 92x/menit

RR

Suhu

: 37C

Status Gizi : baik

BB/TB : 36/120 cm

BMI

: 24x/menit
: 25 kg/m2

Kesimpulan status gizi : baik menurut WHO


PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala

: ukuran normocephal, rambut warna hitam, lurus, jumlah cukup.

Bentuk
normocephal. Ubun-ubun menonjol (+)
Mata

: CA (-/-), air mata (+/+), SI (-/-), reflek cahaya (+/+),

pupil isokor, edema palpebra (-/-)


Hidung

: sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)

Mulut

: mukosa bibir dan lidah kering (-), sianosis (-)

Faring

: hiperemis (-), tonsil membesar (-)

Gigi

: caries (-), calculus (-)

Leher

: pembesaran limfonodi (-)

Thorak
Jantung
Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: ictus cordis tidak kuat angkat

Perkusi :
batas kanan atas

: SIC II linea parasternalis dextra

batas kanan bawah

: SIC IV linea parasternalis dextra

batas kiri atas

: SIC II linea parasternalis sinistra

batas kiri bawah

: SIC IV linea midclavicula sinistra


6

ILMU
KESEHATAN NO RM : 3
: BJ I-II intensitas reguler
(+), bising jantung (-)
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Auskultasi

Paru :
Kanan

DEPAN

Kiri

Simetris(+),
retraksi
subcostae, intercostae
suprasternal

(-)
dan

Inspeksi

Simetris (+), retraksi (-)


subcosta,
intercosta
dan
suprasternal

Ketinggalan
fremitus (+)

(-),

Palpasi

Ketinggalan
fremitus (+)

Perkusi

Sonor

gerak

Sonor
SDV normal

Auskultasi

Kanan

Ketinggalan
fremitus (+)

gerak

(-),

Sonor
SDV, Rh (-), Whz (-)

Kiri

Inspeksi

Simetris (+)

Palpasi

Ketinggalan
fremitus (+)

Perkusi

Sonor

Auskultasi

(-),

SDV normal

BELAKANG

Simetris (+),

gerak

gerak

(-),

SDV, Rh (-), Whz (-)

Kesan : Paru dalam batas normal

Abdomen :

Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Hepar
Lien
Anogenital

: distended (-), sikatrik (-),


: peristaltik
: timpani (+), pekak beralih (-),
: turgor kulit normal, nyeri tekan (-), tampak keras dan tegang
: pembesaran (-)
: tidak teraba membesar
: tidak ada kelainan

Kesan : abdomen dalam batas normal.

Ekstremitas

: akral hangat, sianosis (-), oedema (-), petekie (+), palpable purpura (+)
tungkai

lengan

kanan

kiri

kanan

kiri

Gerakan

bebas

bebas

bebas

bebas

Tonus

normal

normal

normal

normal

Trofi

entrofi

eutrofi

eutrofi

eutrofi

(-)

(-)

(-)

Klonus Tungkai :

(-)

Reflek fisiologis :

ILMU
KESEHATAN NO RM : 3
Reflek patella (+) normal, achiles
(+), normal, tricep (+) normal
ANAK

Refleks patologis :

Babinski (+), chaddock (-), Oppenheim (-), gordon (-)

Meningeal Sign :

Kaku kuduk (-), Brudzinski I (-), Brudzinski II (-), kernig (-)

Sensibilitas

Dalam batas normal

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Kesan : status neurologi dalam batas normal


PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN
Darah Rutin (22 Oktober 2014)
No

Parameter

Hasil

Angka Normal

Satuan

Hemoglobin

13,9

14-18

Gr/dl

Hematokrit

38,1

32-44

Lekosit

11,09

5-10

Ribu/uL

Trombosit

291

150-300

Ribu/uL

Eritrosit

5,05

4.50-5.50

X10^6/uL

MCV

75,5

82,0-92,0

fL

MCH

27,5

27.0-31.0

Pg

MCHC

36,5

32,0-37,0

g/DL

Limfosit%

14,6

25,0-40,0

11

Monosit%

6,0

3,0-9,0

12

Gran%

76,7

50,0-70,0

Kesan : penurunan Hb, peningkatan leukosit dan granulosit.


Urinalisa (22 Oktober 2014)
No
1

Pemeriksaan
Warna kejernihan

Hasil
Kuning

Nilai rujukan
Kuning jernih

Satuan

kemerahan
- keruh
2
BJ
1020
1.005-1.030
3
Protein
+3
negative
4
Leukosit
2-3
0-3 per LPB
5
Eritrosit
Penuh
0-5 per LPB
6
Silinder
negative
7
Epitel bulat
+1
Negative
8
Epitel squameus
+1
+1
Kesan : perubahan warna, proteinuria, hematuria, adanya epitel bulat.
Pemeriksaan (23 Oktober 2014)
1
2
3
4

Protein total
Albumin
Globulin
Creatinin

6,3
3,4
2,94
0,79

6,6 8,7
3,5 5,5
2,0 - 3,5
0,8 1,1

g/dl
g/dl
g/dl
mg/dl
8

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Ureum
40
10 50
mg/dl

NO RM : 3

Kesan: penurunan protein total, albumin, cretinin


Pemeriksaan imunoserologi
Pemeriksaan
ASTO kuantitatif
Kesan : ASTO -

Hasil
NEGATIF/0

Nilai Rujukan
<200

Satuan
IU/ml

Pemeriksaan urin (27 Oktober 2014)


No
1
2
3
4
5
6
7
8

Pemeriksaan
Warna kejernihan

Hasil
Kuning

Nilai rujukan
Kuning jernih

BJ
Protein
Leukosit
Eritrosit
Silinder
Epitel bulat
Epitel squameus

jernih
1020
0-2
0-1
+1

1.005-1.030
negative
0-3 per LPB
0-5 per LPB
negative
Negative
+1

Satuan

Kesan : pemeriksaan urin dalam batas normal


RINGKASAN ANAMNESIS
Pasien seorang anak laki laki usia 12 tahun, dibawa ke RSUD karanganyar dengan keluhan
BAK bercampur darah disertai rasa nyeri. Keluhan disertai bintik bintik merah pada pantat
dan bercak merah pada kedua kaki. Keluhan nyeri sendi pada lutut dan pergelangan kaki, dan
jari jari kaki. Keluhan mual dan muntah satu minggu sebelum masuk rumah sakit. BAB
tidak bercampur darah. Tidak ada keluhan demam, nyeri tenggorokan, batuk, maupun pilek.
Dicurigai terdapat riwayat penyakit dahulu dengan keluhan yang sama yang berhubungan
dengan penyakit sekarang
Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang
Riwayat ANC baik, Persalinan spontan, Riwayat PNC baik.
Pasien tidak mendapatkan ASI eksklusif, kualitas makanan baik, kuantitas makan baik
Perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial sesuai usia. Kepandaian
cukup.
Imunisasi dasar sesuai PPI lengkap dengan ulangan.
Keadaan sosial ekonomi & kondisi lingkungan rumah cukup baik
Terdapat masalah pada sistem gastrointestinal, integumentum, urogenital dan muskuloskeletal
RINGKASAN PEMERIKSAAN FISIK
KU: Baik
9

ILMU
KESEHATAN
: 24x/menit
/ Suhu : 37C
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Vital sign: Nadi : 92x/menit / RR

NO RM : 3

Status gizi baik menurut WHO.


Kulit : purpura (+) pada ekstremitas inferior dextra et sinistra, petekie pada gluteus dextra et
sinistra
Pada pemeriksaan thorax dan abdomen dalam batas normal
Pada pemeriksaan muskuloskeletal terdapat artralgia pada knee joint dan ankle joint.
Extremitas superor et inferior dan status neurologi dalam batas normal
LABORATORIUM
Darah Rutin : Penurunan Hb, penurunan protein total, penurunan albumin, penurunan
creatinin, peningkatan leukosit, dan peningkatan granulosit.
Urinalisa

: Perubahan warna, proteinuria, hematuria, epitel bulat (+1)

DAFTAR MASALAH AKTIF / INAKTIF


AKTIF
BAK bercampur darah disertai rasa nyeri
Bintik merah pada pantat
Bercak kemerahan pada kedua kaki
Nyeri pada sendi lutut, pergelangan tangan, dan jari jari kaki
INAKTIF (-)
DIAGNOSA KERJA
-

Henoch Sconlein Purpura

RENCANA PENGELOLAAN
Rencana Tindakan
Obsevasi keadaan umum dan vital sign
Pemeliharaan hidrasi dan nutrisi, makanan lunak cukup kalori, protein, dan vitamin
Bed rest
Pemeriksaan ASTO kuantitatif
Rencana Terapi
Inf. Kaen 3A 15 tpm
10

ILMU
KESEHATAN
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Inj. Ranitidin 1amp/12jam

NO RM : 3

Inj. Methilprednisolon 20mg/8jam


Mucogard 3xcth1
Zinc 1x20mg
Captopril 3x6,25mg
Rencana Edukasi
- Menjelaskan kepada orangtua pasien mengenai penyakit yang diderita pasien
-

Menjaga nutrisi, makanan cukup kalori, protein dan vitamin, makanan yang lunak selama sakit
atau dalam masa penyembuhan

Menjaga kondisi tubuh pasien supaya tidak mudah terinfeksi

Istrirahat yang cukup/tirah baring

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia et bonam

Quo ad fungsionam

: dubia et bonam

Quo ad sanam

: dubia et bonam

Tanggal

22 /10/14

Pasien mengeluh BAK


bercampur darah disertai
rasa nyeri, nyeri pada sendi
lutut dan pergelangan kaki,
bintik merah pantat, bercak
merah kaki, mual (-),
muntah (-), BAB dbn.

KU : baik, KS :CM

HSP

Inf. Kaen 3A 15 tpm

S : 37,2
RR : 24
HR : 84

KL : edema palpebra (-)


Th : dalam bts normal

Inj. Ranitidin
1amp/12jam

Abd : dalam bts normal

Inj. Methilprednisolon
20mg/8jam

Eks : peteki dan purpura


eks. inferior

Mucogard 3xcth1
Zinc 1x20mg

11

ILMU
KESEHATAN
ANAK
KU : baik,
KS :CM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

23/10/201
4
S : 36
RR : 20
HR : 100

Pasien mengeluh BAK


bercampur darah(-) nyeri
kemih (+), nyeri pada sendi
lutut dan pergelangan kaki
(-),bintik merah pantat,
bercak merah kaki, mual
(-), muntah (-), BAB dbn.

KL : edema palpebra (-)


Th : dalam bts normal

NO RM : 3

HSP

Inf. Kaen 3A 15 tpm


Inj. Ranitidin
1amp/12jam

Abd : dalam bts normal

Inj. Methilprednisolon
20mg/8jam

Eks : peteki dan purpura


eks. inferior

Mucogard 3xcth1
Zinc 1x20mg
Captopril 3x6,25mg

12

ASTO kuantitatif

Ur,Cr,Alb,Glb

ILMU
KESEHATAN
ANAK

NO RM : 3

HSP

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

23/10/2014

Pasien meSngeluh BAK

KU : baik, KS :CM

S : 36,8

bercampur darah (-) nyeri

KL : edema palpebra (-)

Inj. Ranitidin

Th : dalam bts normal

1amp/12jam

(-), bintik merah pantat,

Abd : dalam bts normal

Inj. MP 20mg/8jam

bercak merah kaki, mual

Eks : peteki dan purpura

Mucogard 3xcth1

(-), muntah (-), BAB dbn.

eks. inferior

Zinc 1x20mg

RR : 24
HR : 84

kemih (+), nyeri pada sendi


lutut dan pergelangan kaki

Inf. Kaen 3A 15 tpm

Captopril 3x6,25mg
24/10/2014
S : 36,6
RR : 20
HR :92

Pasien mengeluh BAK


bercampur darah (-) nyeri

KU : baik, KS :CM

HSP

Inf. Kaen 3A 15 tpm

KL : edema palpebra (-)

Inj. Ranitidin

Th : dalam bts normal

1amp/12jam

kaki(-), bintik merah pantat,

Abd : dalam bts normal

Inj. MP 20mg/8jam

bercak merah kaki, mual

Eks : peteki dan purpura

Mucogard 3xcth1

(-), muntah (-), BAB dbn.

eks. inferior

Zinc 1x20mg

kemih (+), nyeri pada sendi


lutut dan pergelangan

Captopril 3x6,25mg
25/10/2014

Pasien mengeluh BAK

KU : baik, KS :CM

Inf. Kaen 3A 15 tpm

S : 37,0

bercampur darah (-) nyeri

KL : edema palpebra (-)

Inj. Ranitidin

Th : dalam bts normal

1amp/12jam

kaki(-), bintik merah pantat,

Abd : dalam bts normal

Inj. MP 20mg/8jam

bercak merah keunguan

Eks : peteki dan purpura

Mucogard 3xcth1

kaki, mual (-), muntah (-),

eks. inferior

Zinc 1x20mg

RR : 24
HR : 88

kemih (+), nyeri pada sendi


lutut dan pergelangan

BAB dbn.

Captoril 3x6,25mg

13

ILMU
KESEHATAN
KUANAK
: baik, KS :CM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

23/10/2014

Pasien mengeluh BAK

S : 36,8

bercampur darah (-) nyeri

RR : 24
HR : 84

NO RM : 3

HSP

Inf. Kaen 3A 15 tpm

KL : edema palpebra (-)

Inj. Ranitidin

Th : dalam bts normal

1amp/12jam

(-), bintik merah pantat,

Abd : dalam bts normal

Inj. MP20mg/8jam

bercak merah kaki, mual (-),

Eks : peteki dan purpura

Mucogard 3xcth1

muntah (-), BAB dbn.

eks. inferior

Zinc 1x20mg

kemih (+), nyeri pada sendi


lutut dan pergelangan kaki

Captopril 3x6,25mg
24/10/2014

Pasien mengeluh BAK

KU : baik, KS :CM

S : 36,6

bercampur darah (-) nyeri

KL : edema palpebra (-)

Inj. Ranitidin

Th : dalam bts normal

1amp/12jam

kaki(-), bintik merah pantat,

Abd : dalam bts normal

Inj.

bercak merah kaki, mual (-),

Eks : peteki dan purpura

muntah (-), BAB dbn.

eks. inferior

RR : 20
HR :92

kemih (+), nyeri pada sendi


lutut dan pergelangan

HSP

Inf. Kaen 3A 15 tpm

Methilprednisolon
20mg/8jam
Mucogard 3xcth1
Zinc 1x20mg
Captopril 3x6,25mg

25/10/2014

Pasien mengeluh BAK

KU : baik, KS :CM

Inf. Kaen 3A 15 tpm

S : 37,0

bercampur darah (-) nyeri

KL : edema palpebra (-)

Inj. Ranitidin

Th : dalam bts normal

1amp/12jam

kaki(-), bintik merah pantat,

Abd : dalam bts normal

Inj.

bercak merah keunguan kaki,

Eks : peteki dan purpura

mual (-), muntah (-), BAB

eks. inferior

RR : 24
HR : 88

kemih (+), nyeri pada sendi


lutut dan pergelangan

Methilprednisolon
20mg/8jam
Mucogard 3xcth1

dbn.

Zinc 1x20mg
Captoril 3x6,25mg

DISKUSI
14

ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1 9 8
Dalam kasus tersebut terdapat beberapa masalah,
diantaranya BAK bercampur darah, nyeri
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

pada sendi lutut dan pergelangan kaki, bercak merah pada kedua kaki, dan mual muntah.

Henoch Schonlein Purpura (HSP) yang dinamakan juga purpura anakfilaktoid atau purpura
nontrombositopenik adalah sindrom klinis yang disebabkan vaskulitis pembuluh darah kecil sistemik
yang ditandai dengan lesi kulit spesifik berupa purpura nontrombositopenia, arthritis atau artralgia,
nyeri abdomen atau perdarahan gastrointestinal, dan kadang nefritis atau hematuria. Prevalensi
tinggi terjadi pada anak usia 2 11 tahun. Penyebab penyakit ini belum diketahui. Ada beberapa
faktor yang memegang peranan, diantaranya faktor genetik, infeksi tractus respiratorius bagian atas,
makanan, imunisasi (vaksin varicella, rubella, robeola, hepatitis A dan B), obat obatan (ampisilin,
eritromisin, kina). Infeksi yang berasal dari bakteri (spesies Haemophylus, Mycoplasma,
Parainfluenza, Legionella) maupun virus. Pada beberapa sumber juga menyebutkan bahwa HSP
merupakan penyakit autoimun (IgA mediated) akibat hipersensitivitas vaskulitis.
Pada pasien usia 12 tahun, kemungkinan terdapat peran IgA, namun tidak dilakukan
pemeriksaan untuk membuktikan apakah terdapat peningkatan IgA serum. Selain itu untuk
mengetahui adakah peran IgA dapat juga dilakukan dengan melakukan biopsi lesi pada kulit dan
ginjal. Hasil biopsi dapat mengetahui adanya deposit komplek imun yang mengandung IgA, dapat
juga mengetahui aktivasi komplemen jalur aktif. Aktivasi komplemen jalur aktif dan deposit
komplek imun mengakibatkan aktivasi mediator inflamasi termasuk prostaglandin vaskuler, sehingga
terjadi inflamasi pada pembuluh darah kecil di kulit, ginjal, sendi, dan abdomen sehingga terjadi
purpura di kulit, nefritis, arthritis atau artralgia, dan perdarahan gastrointestinal. Pada kasus tersebut
didapatkan BAK bercampur darah (nefritis), purpura pada kulit dan artralgia. Tanda yang muncul
akibat adanya inflamasi pada pembuluh darah kecil seperti disebutkan diatas.
Beberapa faktor imunologi juga diduga berperan dalam patogenesis HSP, seperti perubahan
produksi interleukin dan faktor pertumbuhan yang berperan dalam mediator inflamasi. Peningkatan
faktor pertumbuhan hepaosit dalam fase akut HSP dapat menunjukan kerusakan atau disfungsi sel
endotel, demikian pula dengan faktor pertumbuhan endotel vaskuler.
Beberapa data menunjukan bahwa HSP pada anak ditandai dengan infeksi saluran nafas
bagian atas yang muncul 1 3 minggu sebelum demam ringan dan nyeri kepala. Hematuria dan
purpura pada ektremitas inferior merupakan keluhan penderita saat datang berobat. Artralgia bersifat
sementara dan tidak menimbulkan deformitas yang menetap.

15

ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1 9 8
Pada kasus ditemukan macular rash di kedua
kaki. Gejala klinis ini awalnya berupa ruam
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

macula erimatosa pada kulit yang berlanjut menjadi palpable purpura tanpa adanya trombositopenia.
Purpura terutama terdapat pada bagian yang sering terkena tekanan (pressure bearibg surfaces), yaitu
bokong dan ekstremitas inferior. Warna purpura mula mula merah, lambat laun menjadi ungu,
kemudian cokelat kekuning kuningan lalu menghilang. Kelainan kulit yang baru dapat timbul
kembali. Kelainan kulit dapat disertai rasa gatal.

Penyakit ini dapat ditemukan nyeri abdomen atau perdarahan gastrointestinal. Nyeri abdomen
dapat berupa kolik abdomen yang berat, lokasi periumbilikal dan disertai muntah, kadang disertai
16

ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1 9 8
perfurasi usus dan intususepsi ileoileal atau ileokolonal.
Intususepsi atau perforasi disebabkan oleh
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

vaskulitis dinding usus yang disebabkan edema dan perdarahan submukosa dan intramural. Pada
pasien, satu minggu sebelum masuk rumah sakit mengeluh nyeri perut yang hilang timbul diikuti
mual dan muntah, keadaan ini akibat adanya vaskulitis pada dinding usus.
Selain itu dapat ditemukan juga kelainan ginjal meliputi hematuria, proteinuria, sindrom
nefrotik, atau nefritis. Pasien nfropati IgA pada HSP menunjukan gejala spesifik berupa hematuria
yang berulang atau hematuria mikroskopik. Hematuria mikroskopik bermakna ditegakkan apabila
paling sedikit dalam 3 kali pemeriksaan urinalisis dalam kurun waktu 2 3 minggu menunjukan
adanya 5 atau lebih sel darah merah per lapang pandang besar. Uji dipstik merupakan uji tapis yang
sensitif untuk memastikan adanya darah dalam urin. Pada pasien didapatkan hematuria dan nyeri saat
berkemih. Pada pemeriksaaan urinalisa didapatkan perubahan warna urin kuning kemerahan keruh,
protein +3, dan eritrosit (penuh). Pemeriksaan darah rutin didapatkan penurunan protein total,
abumin, dan creatinin. Hal ini menunjukan adanya kelainan ginjal pada pasien.
Adanya hematuria merupakan salah satu tanda dari keterlibatan ginjal pada HSP. Secara
patologi ditemukan kelainan glumerulonefritis proliferative dengan lesi glomerulus yang menyerupai
nefropati IgA. Lesi yang terjadi berupa proliferative mesangial fokal segmental ringan, namun pada
kasus berat lesi dapat berupa glumerulonefritis proliferative difus. Risiko meningkat pada usia onset
diatas 7 tahun, lesi purpura persisten, keluhan abdomen yang berat dan penurunan aktivasi faktor
XIII. Klasifikasi nefritis HSP berdasarkan The International Study of Kidney Disease in Children :
Kelas 1
Kelas II
Kelas III

Kelainan minor pada glumerolus


Proliferasi mesangial (a.fokal b.difus)
Kelainan minor pada glumerolus atau proliferasi mesangialdengan lesi

Kelas IV

segmental/kresen <50% glumerolus (a.fokal b. Proliferasi mesangial difus)


Kelainan minor pada glumerolus atau proliferasi mesangialdengan lesi

Kelas V

segmental/kresen 50 - 75% glumerolus (a.fokal b. Proliferasi mesangial difus)


Kelainan minor pada glumerolus atau proliferasi mesangialdengan lesi

Kelas VI

segmental/kresen >75% glumerolus (a.fokal b. Proliferasi mesangial difus)


Lesi yang menyerupai glumerulonefritis membranoproliferatif

Pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan yang spesifik. Jumlah trombosit
normal atau meningkat, membedakan purpura yang disebabkan oleh trombosiopenia. Dapat terjadi
leukositosis moderat dan anemia normokromik, biasanya berhubungan dengan perdarahan
gastrointestinal. Biasanya juga terdapat eosinofilia. Laju endap darah dapat meningkat. Kadar
17

ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1 9 8
komplemen seperti C1q, C3, dan C4 dapat normal.ANAK
Pemeriksaan kadar IgA dalam darah mungkin
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

meningkat, demikian pula limfosit yang mengandung IgA. Analisa urin dapat menunjukan
hematuria, proteinuria, ,maupun penurunan creatinin klirens, demikian pula pada feses ditemukan
darah. Biopsi pada lesi kulit menunjukan adanya vaskulitis leukositoklasik. Imunofluoresensi
menunjukan adanya deposit IgA dan komplemen pada dinding pembuluh darah. Pada pemeriksaan
radiologi dapat ditemukan penurunan motilitas usus yang ditandai dengan pelebaran lumen usus
ataupun intususepsi melalui pemeriksaan barium.
Kriteria diagnosis HSP menurut American College of Rheumatology 1990, bila memenuhi 2
dari 4 kriteria di bawah ini:
Purpura

Kriteria
Definisi
nontrombositopenik Lesi kulit hemoragik yang dapat diraba, terdapat elevasi kulit, tidak

(palpable purpura)
terdapat dengan trombositopenia
Usia onset 20 tahun
Onset gejala pertama 20 tahun
Gejala abdominal / gangguan Nyeri abdominal difus, memberat setelah makan, atau diagnosis
saluran cerna (bowel angina)
Granulosit dinding pada biopsi

iskemia usus, biasanya termasuk BAB darah


Perubahan histologi menunjukan granulosit pada dinding arteriol
atau vena

Kriteria European League Against Rheumatism (EULAR) 2006 dan Pediatric Rheumatology
Society (2006) :
1. Palpable Purpura harus ada
2. Diikuti minimal satu dari gejala berikut : nyeri perut difus, deposisi IgA yang predominan (pada
biopsi kulit), artritis akut, dan kelainan ginjal (hematuria dan proteinuria)
Pengobatan yang dilakukan adalah suportif dan simtomatis, meliputi pemeliharaan hidrasi,
nutrisi, keseimbangan elektrolit dan mengatasi nyeri dengan analgesik. Untuk keluhan artritis ringan
dan demam dapat digunakan antiinflamasi non steroid, seperti ibuprofen atau paracetamol
10mg/kgBB. Edema tungkai dapat diatasi dengan elevasi tungkai. Selama ada keluhan muntah dan
nyeri peut diet diberikan dalam bentuk makanan lunak. Pertimbangkan pemberian kortikosteroid bila
terdapat kondisi yang sangat berat seperti sindrom nefrotik menetap, edema, perdarahan saluran
cerna, nyeri abdomen berat, keterlibatan susunan saraf pusat dan paru. Metilprednisolon intravena
dapat diberikan untuk mencegah perburukan penyakit ginjal. Faedda menggunakan metilprednisolon
dengan dosis 250 -750 mg/hari intravena selama 3 7 hari dikombinasi dengan siklofosfamid 100
200 mg/hari untuk fase akut HSP yang berat. Dilanjutkan dengan pemberian kostikosteroid
(prednison 100 200 mg oral) selang sehari dan siklofosfamid 100 200mg/hari selama 30 75
18

ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1
dihentikan langsung,
ANAKdan tappering off steroid

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

hari, sebelum akhirnya siklofosfamid

hingga 6

bulan.
Penyulit yang dapat terjadi antara lain perdarahan saluran cerna, obstruksi, intususepsi,
perforasi, gagal ginjal akut dan gangguan neurologi. Penyulit pada saluran cerna, ginjal, dan
neurologi pada fase akut dapat menimbulkan kematian. Pada umumnya prognosis adalah baik, dapat
sembuh secara spontan dalam beberapa minggu (biasanya dalam 4 minggu setelah onset). Rekurensi
dapat terjadi pada 50% kasus. Prognosis buruk apabila ditemukan penyakit ginjal dalam 3 minggu
setelah onset, eksaserbasi yang dikaitkan dengan nefropati, penurunan aktivitas faktor XIII,
hipertensi, adanya gagal ginjal dan pada biopsi ginjal ditemukan kresens pada glumeroli, infiltrasi
makrofag, dan penyakit tubointestinal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tambunan, Talaran. 2009. Nefritis in Henoch Schonlein Purpura. Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pediatric journal. 102106
2. Mantoyang, Corry S.2010. Purpura Henoch Schonlein Buku ajar alergi imunologi
anak. Edisi ketiga. Jakarta : IDAI.
19

ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1 9 8
Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam
: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke-4. Jakarta :
ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

3.

FKUI, 1985;1051-7.

20

Anda mungkin juga menyukai