KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
ANAMNESIS
NO RM : 3
Nama : An. A
Umur : 12 Tahun
Ruang : Melati
Nama lengkap
: An. A
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 12 tahun
Nama Ayah
: Tn. S
Umur
: 50 tahun
Pekerjaan ayah
: Wiraswasta
Pendidikan ayah
: SMP
Nama ibu
: Ny. S
Umur
: 46 tahun
Pekerjaan ibu
: Wiraswasta
Pendidikan ibu
: SD
Alamat
Masuk RS tanggal
: 22 Oktober 2014
Jam : 12.23
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
bercampur darah.
NO RM : 3
Kesan : Pasien datang ke Poli RSUD Karanganyar dengan keluhan BAK bercampur darah disertai
rasa nyeri. Keluhan disertai adanya bintik bintik merah pada pantat dan bercak merah pada
kedua kaki. Terdapat nyeri pada sendi lutut, pergelangan kaki, dan jari jari kaki. Nyeri perut,
mual, dan muntah dirasakan 7 hari sebelum masuk rumah sakit. BAB tidak bercampur darah.
2. Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat keluhan sama
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat atopi
: disangkal
Kesan : dicurigai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan riwayat penyakit sekarang .
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat atopi
: disangkal
Kesan : tidak terdapat riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
4. Pohon keluarga
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 3
RIWAYAT PRIBADI
1) Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Riwayat kehamilan ibu pasien
Ibu G4P3A0 Hamil saat usia 33 tahun. Ibu memeriksakan kehamilannya rutin ke bidan di
derah tempat tinggal, Ibu tidak pernah mual dan muntah berlebihan, tidak ada riwayat trauma
maupun infeksi saat hamil, sesak saat hamil (-), merokok saat hamil (-), kejang saat hamil (-).
Ibu hanya minum obat penambah darah dan vitamin dari bidan. Tekanan darah ibu
dinyatakan normal. Berat badan ibu dinyatakan normal dan mengalami kenaikan berat badan
selama kehamilan. Perkembangan kehamilan dinyatakan normal.
b. Riwayat persalinan ibu pasien
Ibu melahirkan pasien dibantu oleh bidan, umur kehamilan 39 minggu, persalinan normal,
presentasi kepala, bayi langsung menangis dengan berat lahir 3200 gram dan panjang 49 cm,
tidak ditemukan cacat bawaan saat lahir.
c. Riwayat paska lahir pasien
Bayi laki-laki BB 3200 gr, setelah lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit
kemerahan, tidak ada ikterik, demam atau kejang. ASI keluar hari ke-2, bayi dilatih menetek
dari hari pertama keluar ASI.
Kesan : Riwayat ANC baik, riwayat persalinan baik, riwayat PNC baik.
2) Riwayat makanan
0-6 bulan
: ASI dan bubur tim kuah sayur.
6-12 bulan
: susu formula, buah buahan (pisang, jeruk), diselingi nasi tim kuah sayur.
1-2 tahun
: susu formula, diselingi nasi dan kuah sayur.
2-5 tahun
: nasi 1 piring kecil 3xsehari, sayur, lauk, buah, dan susu.
5 tahun sampai sekarang anak makan nasi -1 piring 3xsehari dengan lauk (tempe, tahu, telur,
ikan, ayam, dsb), sayur, buah (jeruk, pisang, pepaya).
Kesan : Pasien tidak mendapat ASI eksklusif, kualitas makanan cukup, kuantitas makan cukup.
Motorik Halus
Duduk sendiri
(10 bulan)
Memegang
Bahasa
Menoleh ke
sumber suara
(6 bulan)
benda (5 bulan)
3
Personal Sosial
Tersenyum
(3 bulan)
ILMU
KESEHATAN
Makan sendiri
ANAK
Berbicara baik
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Belajar berjalan
(12 bulan)
Berlari (3 tahun)
(1,5 tahun)
(3,5 tahun)
Lancar
Berpakaian
Bermain sendiri
(10 bulan)
Masuk sekolah dan
bermain dengan
berbicara
(3,5 tahun)
sendiri (4 tahun)
NO RM : 3
temannya (5 tahun)
4) Vaksinasi
Vaksin
Hepatitis B
BCG
DPT
I
0hari
1 bulan
2 bulan
II
2 bulan
4 bulan
III
4 bulan
6 bulan
IV
6 bulan
-
V
-
VI
-
Polio
Campak
1 bulan
9 bulan
2 bulan
6 tahum
4 bulan
-
6 bulan
-
18 bulan
6 tahun
6 tahun
-
Lingkungan
Pasien tinggal bersama ibu, kakak dan nenek. Rumah terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga,
dapur, kamar mandi dan 3 kamar tidur. WC menyatu dengan kamar mandi. Sumber air berasal
dari air sumur. Rumah berlantai keramik dengan ventilassi yang cukup (terdapat 1 jendela tiap
ruangan), penerangan cukup, jarak antara septi tank dan sumber air 10 meter. Sampah dibakar
lansung setiap sore hari, dan tidak terdapat pabrik di sekitar rumah.
Kesan : keadaan sosial ekonomi cukup & kondisi lingungan rumah cukup.
6) Anamnesis sistem :
4
Cerebrospinal
ILMU
KESEHATAN
: kejang (-), delirium (-)
ANAK
Kardiovaskuler
Respiratorius
Gastrointestinal
Urogenital
Muskuloskeletal
Integumentum
Otonom
: demam (-)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 3
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 3
PEMERIKSAAN
JASMANI
PEMERIKSAAN OLEH : Ayu Ardilla, S.Ked
Jam 12.00
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
TANDA VITAL :
Nadi
: 92x/menit
RR
Suhu
: 37C
BB/TB : 36/120 cm
BMI
: 24x/menit
: 25 kg/m2
Bentuk
normocephal. Ubun-ubun menonjol (+)
Mata
Mulut
Faring
Gigi
Leher
Thorak
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi :
batas kanan atas
ILMU
KESEHATAN NO RM : 3
: BJ I-II intensitas reguler
(+), bising jantung (-)
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Auskultasi
Paru :
Kanan
DEPAN
Kiri
Simetris(+),
retraksi
subcostae, intercostae
suprasternal
(-)
dan
Inspeksi
Ketinggalan
fremitus (+)
(-),
Palpasi
Ketinggalan
fremitus (+)
Perkusi
Sonor
gerak
Sonor
SDV normal
Auskultasi
Kanan
Ketinggalan
fremitus (+)
gerak
(-),
Sonor
SDV, Rh (-), Whz (-)
Kiri
Inspeksi
Simetris (+)
Palpasi
Ketinggalan
fremitus (+)
Perkusi
Sonor
Auskultasi
(-),
SDV normal
BELAKANG
Simetris (+),
gerak
gerak
(-),
Abdomen :
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Hepar
Lien
Anogenital
Ekstremitas
: akral hangat, sianosis (-), oedema (-), petekie (+), palpable purpura (+)
tungkai
lengan
kanan
kiri
kanan
kiri
Gerakan
bebas
bebas
bebas
bebas
Tonus
normal
normal
normal
normal
Trofi
entrofi
eutrofi
eutrofi
eutrofi
(-)
(-)
(-)
Klonus Tungkai :
(-)
Reflek fisiologis :
ILMU
KESEHATAN NO RM : 3
Reflek patella (+) normal, achiles
(+), normal, tricep (+) normal
ANAK
Refleks patologis :
Meningeal Sign :
Sensibilitas
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Parameter
Hasil
Angka Normal
Satuan
Hemoglobin
13,9
14-18
Gr/dl
Hematokrit
38,1
32-44
Lekosit
11,09
5-10
Ribu/uL
Trombosit
291
150-300
Ribu/uL
Eritrosit
5,05
4.50-5.50
X10^6/uL
MCV
75,5
82,0-92,0
fL
MCH
27,5
27.0-31.0
Pg
MCHC
36,5
32,0-37,0
g/DL
Limfosit%
14,6
25,0-40,0
11
Monosit%
6,0
3,0-9,0
12
Gran%
76,7
50,0-70,0
Pemeriksaan
Warna kejernihan
Hasil
Kuning
Nilai rujukan
Kuning jernih
Satuan
kemerahan
- keruh
2
BJ
1020
1.005-1.030
3
Protein
+3
negative
4
Leukosit
2-3
0-3 per LPB
5
Eritrosit
Penuh
0-5 per LPB
6
Silinder
negative
7
Epitel bulat
+1
Negative
8
Epitel squameus
+1
+1
Kesan : perubahan warna, proteinuria, hematuria, adanya epitel bulat.
Pemeriksaan (23 Oktober 2014)
1
2
3
4
Protein total
Albumin
Globulin
Creatinin
6,3
3,4
2,94
0,79
6,6 8,7
3,5 5,5
2,0 - 3,5
0,8 1,1
g/dl
g/dl
g/dl
mg/dl
8
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Ureum
40
10 50
mg/dl
NO RM : 3
Hasil
NEGATIF/0
Nilai Rujukan
<200
Satuan
IU/ml
Pemeriksaan
Warna kejernihan
Hasil
Kuning
Nilai rujukan
Kuning jernih
BJ
Protein
Leukosit
Eritrosit
Silinder
Epitel bulat
Epitel squameus
jernih
1020
0-2
0-1
+1
1.005-1.030
negative
0-3 per LPB
0-5 per LPB
negative
Negative
+1
Satuan
ILMU
KESEHATAN
: 24x/menit
/ Suhu : 37C
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 3
RENCANA PENGELOLAAN
Rencana Tindakan
Obsevasi keadaan umum dan vital sign
Pemeliharaan hidrasi dan nutrisi, makanan lunak cukup kalori, protein, dan vitamin
Bed rest
Pemeriksaan ASTO kuantitatif
Rencana Terapi
Inf. Kaen 3A 15 tpm
10
ILMU
KESEHATAN
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
NO RM : 3
Menjaga nutrisi, makanan cukup kalori, protein dan vitamin, makanan yang lunak selama sakit
atau dalam masa penyembuhan
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia et bonam
Quo ad fungsionam
: dubia et bonam
Quo ad sanam
: dubia et bonam
Tanggal
22 /10/14
KU : baik, KS :CM
HSP
S : 37,2
RR : 24
HR : 84
Inj. Ranitidin
1amp/12jam
Inj. Methilprednisolon
20mg/8jam
Mucogard 3xcth1
Zinc 1x20mg
11
ILMU
KESEHATAN
ANAK
KU : baik,
KS :CM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
23/10/201
4
S : 36
RR : 20
HR : 100
NO RM : 3
HSP
Inj. Methilprednisolon
20mg/8jam
Mucogard 3xcth1
Zinc 1x20mg
Captopril 3x6,25mg
12
ASTO kuantitatif
Ur,Cr,Alb,Glb
ILMU
KESEHATAN
ANAK
NO RM : 3
HSP
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
23/10/2014
KU : baik, KS :CM
S : 36,8
Inj. Ranitidin
1amp/12jam
Inj. MP 20mg/8jam
Mucogard 3xcth1
eks. inferior
Zinc 1x20mg
RR : 24
HR : 84
Captopril 3x6,25mg
24/10/2014
S : 36,6
RR : 20
HR :92
KU : baik, KS :CM
HSP
Inj. Ranitidin
1amp/12jam
Inj. MP 20mg/8jam
Mucogard 3xcth1
eks. inferior
Zinc 1x20mg
Captopril 3x6,25mg
25/10/2014
KU : baik, KS :CM
S : 37,0
Inj. Ranitidin
1amp/12jam
Inj. MP 20mg/8jam
Mucogard 3xcth1
eks. inferior
Zinc 1x20mg
RR : 24
HR : 88
BAB dbn.
Captoril 3x6,25mg
13
ILMU
KESEHATAN
KUANAK
: baik, KS :CM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
23/10/2014
S : 36,8
RR : 24
HR : 84
NO RM : 3
HSP
Inj. Ranitidin
1amp/12jam
Inj. MP20mg/8jam
Mucogard 3xcth1
eks. inferior
Zinc 1x20mg
Captopril 3x6,25mg
24/10/2014
KU : baik, KS :CM
S : 36,6
Inj. Ranitidin
1amp/12jam
Inj.
eks. inferior
RR : 20
HR :92
HSP
Methilprednisolon
20mg/8jam
Mucogard 3xcth1
Zinc 1x20mg
Captopril 3x6,25mg
25/10/2014
KU : baik, KS :CM
S : 37,0
Inj. Ranitidin
1amp/12jam
Inj.
eks. inferior
RR : 24
HR : 88
Methilprednisolon
20mg/8jam
Mucogard 3xcth1
dbn.
Zinc 1x20mg
Captoril 3x6,25mg
DISKUSI
14
ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1 9 8
Dalam kasus tersebut terdapat beberapa masalah,
diantaranya BAK bercampur darah, nyeri
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
pada sendi lutut dan pergelangan kaki, bercak merah pada kedua kaki, dan mual muntah.
Henoch Schonlein Purpura (HSP) yang dinamakan juga purpura anakfilaktoid atau purpura
nontrombositopenik adalah sindrom klinis yang disebabkan vaskulitis pembuluh darah kecil sistemik
yang ditandai dengan lesi kulit spesifik berupa purpura nontrombositopenia, arthritis atau artralgia,
nyeri abdomen atau perdarahan gastrointestinal, dan kadang nefritis atau hematuria. Prevalensi
tinggi terjadi pada anak usia 2 11 tahun. Penyebab penyakit ini belum diketahui. Ada beberapa
faktor yang memegang peranan, diantaranya faktor genetik, infeksi tractus respiratorius bagian atas,
makanan, imunisasi (vaksin varicella, rubella, robeola, hepatitis A dan B), obat obatan (ampisilin,
eritromisin, kina). Infeksi yang berasal dari bakteri (spesies Haemophylus, Mycoplasma,
Parainfluenza, Legionella) maupun virus. Pada beberapa sumber juga menyebutkan bahwa HSP
merupakan penyakit autoimun (IgA mediated) akibat hipersensitivitas vaskulitis.
Pada pasien usia 12 tahun, kemungkinan terdapat peran IgA, namun tidak dilakukan
pemeriksaan untuk membuktikan apakah terdapat peningkatan IgA serum. Selain itu untuk
mengetahui adakah peran IgA dapat juga dilakukan dengan melakukan biopsi lesi pada kulit dan
ginjal. Hasil biopsi dapat mengetahui adanya deposit komplek imun yang mengandung IgA, dapat
juga mengetahui aktivasi komplemen jalur aktif. Aktivasi komplemen jalur aktif dan deposit
komplek imun mengakibatkan aktivasi mediator inflamasi termasuk prostaglandin vaskuler, sehingga
terjadi inflamasi pada pembuluh darah kecil di kulit, ginjal, sendi, dan abdomen sehingga terjadi
purpura di kulit, nefritis, arthritis atau artralgia, dan perdarahan gastrointestinal. Pada kasus tersebut
didapatkan BAK bercampur darah (nefritis), purpura pada kulit dan artralgia. Tanda yang muncul
akibat adanya inflamasi pada pembuluh darah kecil seperti disebutkan diatas.
Beberapa faktor imunologi juga diduga berperan dalam patogenesis HSP, seperti perubahan
produksi interleukin dan faktor pertumbuhan yang berperan dalam mediator inflamasi. Peningkatan
faktor pertumbuhan hepaosit dalam fase akut HSP dapat menunjukan kerusakan atau disfungsi sel
endotel, demikian pula dengan faktor pertumbuhan endotel vaskuler.
Beberapa data menunjukan bahwa HSP pada anak ditandai dengan infeksi saluran nafas
bagian atas yang muncul 1 3 minggu sebelum demam ringan dan nyeri kepala. Hematuria dan
purpura pada ektremitas inferior merupakan keluhan penderita saat datang berobat. Artralgia bersifat
sementara dan tidak menimbulkan deformitas yang menetap.
15
ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1 9 8
Pada kasus ditemukan macular rash di kedua
kaki. Gejala klinis ini awalnya berupa ruam
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
macula erimatosa pada kulit yang berlanjut menjadi palpable purpura tanpa adanya trombositopenia.
Purpura terutama terdapat pada bagian yang sering terkena tekanan (pressure bearibg surfaces), yaitu
bokong dan ekstremitas inferior. Warna purpura mula mula merah, lambat laun menjadi ungu,
kemudian cokelat kekuning kuningan lalu menghilang. Kelainan kulit yang baru dapat timbul
kembali. Kelainan kulit dapat disertai rasa gatal.
Penyakit ini dapat ditemukan nyeri abdomen atau perdarahan gastrointestinal. Nyeri abdomen
dapat berupa kolik abdomen yang berat, lokasi periumbilikal dan disertai muntah, kadang disertai
16
ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1 9 8
perfurasi usus dan intususepsi ileoileal atau ileokolonal.
Intususepsi atau perforasi disebabkan oleh
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
vaskulitis dinding usus yang disebabkan edema dan perdarahan submukosa dan intramural. Pada
pasien, satu minggu sebelum masuk rumah sakit mengeluh nyeri perut yang hilang timbul diikuti
mual dan muntah, keadaan ini akibat adanya vaskulitis pada dinding usus.
Selain itu dapat ditemukan juga kelainan ginjal meliputi hematuria, proteinuria, sindrom
nefrotik, atau nefritis. Pasien nfropati IgA pada HSP menunjukan gejala spesifik berupa hematuria
yang berulang atau hematuria mikroskopik. Hematuria mikroskopik bermakna ditegakkan apabila
paling sedikit dalam 3 kali pemeriksaan urinalisis dalam kurun waktu 2 3 minggu menunjukan
adanya 5 atau lebih sel darah merah per lapang pandang besar. Uji dipstik merupakan uji tapis yang
sensitif untuk memastikan adanya darah dalam urin. Pada pasien didapatkan hematuria dan nyeri saat
berkemih. Pada pemeriksaaan urinalisa didapatkan perubahan warna urin kuning kemerahan keruh,
protein +3, dan eritrosit (penuh). Pemeriksaan darah rutin didapatkan penurunan protein total,
abumin, dan creatinin. Hal ini menunjukan adanya kelainan ginjal pada pasien.
Adanya hematuria merupakan salah satu tanda dari keterlibatan ginjal pada HSP. Secara
patologi ditemukan kelainan glumerulonefritis proliferative dengan lesi glomerulus yang menyerupai
nefropati IgA. Lesi yang terjadi berupa proliferative mesangial fokal segmental ringan, namun pada
kasus berat lesi dapat berupa glumerulonefritis proliferative difus. Risiko meningkat pada usia onset
diatas 7 tahun, lesi purpura persisten, keluhan abdomen yang berat dan penurunan aktivasi faktor
XIII. Klasifikasi nefritis HSP berdasarkan The International Study of Kidney Disease in Children :
Kelas 1
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
Kelas V
Kelas VI
Pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan yang spesifik. Jumlah trombosit
normal atau meningkat, membedakan purpura yang disebabkan oleh trombosiopenia. Dapat terjadi
leukositosis moderat dan anemia normokromik, biasanya berhubungan dengan perdarahan
gastrointestinal. Biasanya juga terdapat eosinofilia. Laju endap darah dapat meningkat. Kadar
17
ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1 9 8
komplemen seperti C1q, C3, dan C4 dapat normal.ANAK
Pemeriksaan kadar IgA dalam darah mungkin
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
meningkat, demikian pula limfosit yang mengandung IgA. Analisa urin dapat menunjukan
hematuria, proteinuria, ,maupun penurunan creatinin klirens, demikian pula pada feses ditemukan
darah. Biopsi pada lesi kulit menunjukan adanya vaskulitis leukositoklasik. Imunofluoresensi
menunjukan adanya deposit IgA dan komplemen pada dinding pembuluh darah. Pada pemeriksaan
radiologi dapat ditemukan penurunan motilitas usus yang ditandai dengan pelebaran lumen usus
ataupun intususepsi melalui pemeriksaan barium.
Kriteria diagnosis HSP menurut American College of Rheumatology 1990, bila memenuhi 2
dari 4 kriteria di bawah ini:
Purpura
Kriteria
Definisi
nontrombositopenik Lesi kulit hemoragik yang dapat diraba, terdapat elevasi kulit, tidak
(palpable purpura)
terdapat dengan trombositopenia
Usia onset 20 tahun
Onset gejala pertama 20 tahun
Gejala abdominal / gangguan Nyeri abdominal difus, memberat setelah makan, atau diagnosis
saluran cerna (bowel angina)
Granulosit dinding pada biopsi
Kriteria European League Against Rheumatism (EULAR) 2006 dan Pediatric Rheumatology
Society (2006) :
1. Palpable Purpura harus ada
2. Diikuti minimal satu dari gejala berikut : nyeri perut difus, deposisi IgA yang predominan (pada
biopsi kulit), artritis akut, dan kelainan ginjal (hematuria dan proteinuria)
Pengobatan yang dilakukan adalah suportif dan simtomatis, meliputi pemeliharaan hidrasi,
nutrisi, keseimbangan elektrolit dan mengatasi nyeri dengan analgesik. Untuk keluhan artritis ringan
dan demam dapat digunakan antiinflamasi non steroid, seperti ibuprofen atau paracetamol
10mg/kgBB. Edema tungkai dapat diatasi dengan elevasi tungkai. Selama ada keluhan muntah dan
nyeri peut diet diberikan dalam bentuk makanan lunak. Pertimbangkan pemberian kortikosteroid bila
terdapat kondisi yang sangat berat seperti sindrom nefrotik menetap, edema, perdarahan saluran
cerna, nyeri abdomen berat, keterlibatan susunan saraf pusat dan paru. Metilprednisolon intravena
dapat diberikan untuk mencegah perburukan penyakit ginjal. Faedda menggunakan metilprednisolon
dengan dosis 250 -750 mg/hari intravena selama 3 7 hari dikombinasi dengan siklofosfamid 100
200 mg/hari untuk fase akut HSP yang berat. Dilanjutkan dengan pemberian kostikosteroid
(prednison 100 200 mg oral) selang sehari dan siklofosfamid 100 200mg/hari selama 30 75
18
ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1
dihentikan langsung,
ANAKdan tappering off steroid
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
hingga 6
bulan.
Penyulit yang dapat terjadi antara lain perdarahan saluran cerna, obstruksi, intususepsi,
perforasi, gagal ginjal akut dan gangguan neurologi. Penyulit pada saluran cerna, ginjal, dan
neurologi pada fase akut dapat menimbulkan kematian. Pada umumnya prognosis adalah baik, dapat
sembuh secara spontan dalam beberapa minggu (biasanya dalam 4 minggu setelah onset). Rekurensi
dapat terjadi pada 50% kasus. Prognosis buruk apabila ditemukan penyakit ginjal dalam 3 minggu
setelah onset, eksaserbasi yang dikaitkan dengan nefropati, penurunan aktivitas faktor XIII,
hipertensi, adanya gagal ginjal dan pada biopsi ginjal ditemukan kresens pada glumeroli, infiltrasi
makrofag, dan penyakit tubointestinal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tambunan, Talaran. 2009. Nefritis in Henoch Schonlein Purpura. Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pediatric journal. 102106
2. Mantoyang, Corry S.2010. Purpura Henoch Schonlein Buku ajar alergi imunologi
anak. Edisi ketiga. Jakarta : IDAI.
19
ILMU
KESEHATAN NO RM : 3 1 9 8
Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam
: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke-4. Jakarta :
ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
3.
FKUI, 1985;1051-7.
20