Disusun oleh :
Ayu Ardilla Andromeda
J500100043
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2014
CASE REPORT
Myoma Uteri dengan Anemia dan Hipertensi Stage II
J500100043
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing Stase Ilmu Penyakit Kandungan
dan Kebidanan Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Pembimbing:
dr. Sutiyono, Sp.OG
(..................................)
Dipresentasikandihadapan:
dr. Sutiyono, Sp.OG
(..................................)
(..................................)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mioma uteri adalah tumor jinak pada uterus yang yang terdiri dari selsel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Mioma belum
pernah
ditemukan
sebelum
terjadinya
menarche,
sedangkan
setelah
menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih tumbuh. Mioma uteri
sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi
mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi
uterus. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20%-30% dari seluruh
wanita. Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7% pada semua penderita
ginekologi yang dirawat. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita
berumur 20 tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun . Mioma uteri ini
lebih sering didapati pada wanita nulipara atau yang kurang subur. Faktor
keturunan juga memegang peran.
Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan
terapi yang efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi
mengenai etiologi mioma uteri itu sendiri. Walaupun jarang menyebabkan
mortalitas, namun morbiditas yang ditimbulkan oleh mioma uteri ini cukup
tinggi karena mioma uteri dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan
abnormal, serta diperkirakan dapat menyebabkan gangguan kesuburan.
Mioma uteri adalah tumor benign untuk traktus genitalia wanita dan tumor
otot polos yang sering terjadi. Tumor ini bisa berubah menjadi besar dengan
gejala yang minimal. Tetapi apabila tumor ini menimbulkan gejala, ia bisa
menyebabkan perdarahan uterin yang massif, distensi abdominal dan nyeri
pelvis.
Perdarahan uterus yang abnormal merupakan gejala klinis yang paling
sering terjadi dan paling penting. Gejala ini terjadi pada 30% pasien dengan
mioma uteri. Wanita dengan mioma uteri mungkin akan mengalami siklus
perdarahan haid yang teratur dan tidak teratur. Menorrhagia dan atau
metorrhagia sering terjadi pada penderita mioma uteri. Perdarahan abnormal
ini dapat menyebabkan anemia defesiensi besi.
Rasulullah bersabda, Tidaklah seorang muslim yang tertimpa
gangguan berupa penyakit atau semacamnya, kecuali Allah akan
menggugurkan bersama dengannya dosa-dosanya, sebagaimana pohon yang
menggugurkan dedaunannya. (HR. Bukhari dan Muslim).
BAB II
STATUS PENDERITA
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. S
No. RM
: 23. 61. xx
Jenis Kelamin
: Perempuan
Masuk Tgl
: 27 Agustus 2014
Umur
: 37 tahun
Pekerjaan
: Pedagang
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Alamat
Dokter
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Bangsal Teratai RSUD
Karanganyar pada tanggal 29 Agustus 2014.
Keluhan utama : perdarahan lewat jalan lahir.
Riwayat Penyakit Sekarang :
- Pasien mengeluh keluarnya darah lewat jalan lahir sejak 5 hari yang lalu.
Darah berwarna merah gelap dan bercampur gumpalan darah. Dalam waktu
sehari pasien dapat ganti pembalut besar sebanyak 6 kali dengan jumah
perdarahan kurang lebih 50cc . Pasien dengan menstruasi tidak teratur
dengan jumlah darah yang banyak dan waktu yang panjang sejak 5 bulan
terakir. Keluhan juga disertai adanya benjolan sebesar telor bebek pada
perut bagian bawah dan semakin membesar disertai nyeri seperti tertusuk
tusuk, badan lemas, pusing cekot cekot pada bagian belakang, mata
kunang kunang, mual (-), muntah (-), BAB dan BAK dalam batas normal.
: disangkal
: disangkal
: diakui
: disangkal
: diakui
: diakui
: disangkal
Riwayat Perkawinan
Jumlah perkawinan
Masih menikah
Dengan suami sekarang
Riwayat menikah :
1. Umur 20 tahun sampai sekarang
Riwayat Obstetri
P1A2
: 1. Abortus
: 15 Agustus 2014
Menarche
: 15 Tahun
Siklus haid
Lama haid
: 5-7 hari
III.
: 1 kali
: Ya
: 17 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Presens :
1.
Status present
63 kg
2.
3.
4.
5.
Keadaan umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos Mentis (E4V5M6)
Status gizi
: Cukup
Vital sign :
Tekanan Darah
: 190/100 mmHg
Nadi
: 80 x/mnt
Respirasi
: 24 x/mnt
Suhu (per axillar)
: 36,5C
B. Status Generalis
1. Kepala
: normochepal, simetris
2. Kulit
: sianosis (-), ikterik (-), turgor kulit normal
3. Mata
: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
4. Hidung
: nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-), sekret (-)
5. Telinga
: Deformitas (-/-), serumen (-/-).
6. Mulut
: stomatitis(-)
7. Leher
: pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
8. Dada
Jantung :
- Inspeksi
: Ictus cordis tak terlihat, massa (-)
- Palpasi
: Teraba di SIC V LMS , tidak kuat angkat.
- Perkusi
: Redup.
- Auskultasi
: BJ 1-2 murni reguler, Bising (-), gallop (-)
Paru :
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen :
- Inspeksi
- Auskultasi
- Perkusi
- Palpasi
:
:
:
:
PEMERIKSAAN OBSTETRI
A. Pemeriksaan luar
1. Inspeksi
Tidak tampak adanya massa
2.
Palpasi
Teraba massa sebesar telor bebek diatas simphisis pubis dengan
konsistensi solid dan permukaan rata dan batas :
batas atas : 3 jari dibawah pusat
batas bawah : 2 jari diatas simphisis pubis
batas kanan : 2 jari medial linea mediana
batas kiri : 3 jari medial linea mediana
3. Auskultasi
Peristaltik (+), Bising (-)
B. Pemeriksaan dalam
- Vagina Toucher : Portio mencucu, (-), portio bergerak mengikuti
palpasi abdomen, nyeri goyang portio (-), stld (-).
V.
Pemeriksaan
Hasil
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Leukosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
8,3 x 103
5,7
24,4
406.000
4.550.000
51,5
12,1
23,4
5000-11.000
12-68 gr%
37-47 vol %
150.000-300.000
4.000.000-5.000.000
82-92 mikron3
27-31 pikogram
32-37%
VI.
9.
Limfosit
10 Monosit
11. Ureum
12. Creatinin
DAFTAR MASALAH
1. ANAMNESIS:
25,3
3,4
18
1,17
25-40%
2-6%
10-50 mg/dl
0,5-0,9 mg/dl
VII.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : Hb
USG : Terlihat adanya suatu massa didaerah uterus
DIAGNOSIS
Mioma Uteri dengan Anemia dan Hipertensi Stage II
VIII. PENATALAKSANAAN
Planning
Diagnosis
Diagnosis
Planning
Planning Terapi
Monitoring
Mioma Uteri
USG
Non operatif :
KU
dengan
Darah
Infus RL
Vital Sign
Perdaraha
Hipertensi
Amoxycilin 3x500 mg
Stage II
Metronidazol
3x500
Paracetamol
3x500
Anemia
dan
Rutin
mg
mg
-
As.Mefenamat 3x500
mg
Lisinopril 1x1
Amlodipin 1x10mg
Bisoprolol 1x5mg
Clonidin 3x1
Inj.
Furosemid
1amp/24j
-
Inj.Ceftriaxon
1gr/12jam
Inj.
Pragesol
1amp/8jam
-
Inj.Ondancetron
1amp/8j
Operatif :
- OP-Histerektomi
IX.
X.
PROGNOSIS
Advitam
: Dubia Ad Bonam
Adsanam
: Dubia Ad Bonam
Adfungsionam
: Dubia Ad Bonam
FOLLOW UP
27/8/2014
S: Pasien mengeluh keluar darah lewat jalan lahir sejak 5 hari yang lalu.
Darah berwarna merah gelap dan bercampur gumpalan darah. Dalam waktu
sehari pasien dapat ganti pembalut besar sebanyak 6 kali dengan jumah
perdarahan kurang lebih 50cc.
sebesar telor bebek pada perut bagian bawah dan semakin membesar disertai
nyeri seperti tertusuk tusuk, badan lemas, pusing cekot cekot pada bagian
belakang, mata kunang kunang, mual (-), muntah (-), BAB dan BAK
dalam batas normal.
O: KU: lemah KS : CM
Tekanan darah
: 180/100 mmHg
Nadi
: 90 kali/menit,
Napas
: 20 kali/menit,
Suhu
: 36 C
Palpasi
28/8/2014
: Pasien mengeluh flek flek pada jalan lahir (-), nyeri perut bagian
bawah hilang timbul, pusing berkurang dibanding kemarin, mata
kunang (-) leher cengeng (+).
: 170/110 mmHg
Nadi
: 76 kali/menit,
Napas
: 20 kali/menit,
Suhu
: 36,2 C
Palpasi
: Perbaikan KU
Amlodipin 1x25mg
Lisinopril 1x10mg
29/8/2014
: Pasien mengeluh flek flek pada jalan lahir (-), nyeri perut bagian
bawah hilang timbul, pusing (-), mata kunang (-) leher cengeng (-).
: 170/100 mmHg
Nadi
: 88 kali/menit,
Napas
: 22 kali/menit,
Suhu
: 36,7 C
Palpasi
: Perbaikan KU
Hb ulang 7,8 -> Tranfusi PRC 2 kolf
Amlodipin 1x25mg
Lisinopril 1x10mg
30/8/2014
: Pasien mengeluh flek flek pada jalan lahir (-), nyeri perut bagian
bawah hilang timbul, pusing berkurang (-), mata kunang (-) leher
cengeng (-)
: 160/100 mmHg
Nadi
: 80 kali/menit,
Napas
: 24 kali/menit,
Suhu
: 36,5 C
Palpasi
: Perbaikan KU
Amlodipin 2x25mg
Lisinopril 1x10mg
Bisoprolol 1x5mg
31/8/2014
: Pasien mengeluh flek flek pada jalan lahir (-), nyeri perut bagian
bawah hilang timbul, badan terasa lemas, panas dingin, mual dan
muntah 2x
: 180/100 mmHg
Nadi
: 80 kali/menit,
Napas
: 20 kali/menit,
Suhu
: 40 C
Palpasi
: Perbaikan KU
Amlodipin 1x25mg
Lisinopril 1x10mg
Bisoprolol 1x5mg
Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
Inj. Pragesol 1amp/8jam
Inj. Ondancetron 1amp/8jam
1/9/2014
: 140/90 mmHg
Nadi
: 76 kali/menit,
Napas
: 20 kali/menit,
Suhu
: 37,0 C
Palpasi
: Perbaikan KU
Amlodipin 1x25mg
Lisinopril 1x10mg
Bisoprolol 1x5mg
Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
Inj. Pragesol 1amp/8jam
Inj. Ondancetron 1amp/8jam
2/9/2014
: 150/100 mmHg
Nadi
: 88 kali/menit,
Napas
: 22 kali/menit,
Suhu
: 36,7 C
Palpasi
3/9/2014
: 150/100 mmHg
Nadi
: 80 kali/menit,
Napas
: 24 kali/menit,
Suhu
: 36,8 C
Palpasi
: Perbaikan KU
Persiapan OP
Amlodipin 1x25mg
Lisinopril 1x10mg
Bisoprolol 1x5mg
Clonidin 3x1
Inj. Furosemid 1amp/24 jam
4/9/2014
: 140/90 mmHg
Nadi
: 84 kali/menit,
Napas
: 22 kali/menit,
Suhu
: 36,7 C
Palpasi
: Persiapan OP
Amlodipin 1x25mg
Lisinopril 1x10mg
Bisoprolol 1x5mg
Clonidin 3x1
5/9/2014
: Pasien mengeluh nyeri dan panas pada luka operasi. Keluhan lain (-).
: 130/90 mmHg
Nadi
: 88 kali/menit,
Napas
: 22 kali/menit,
Suhu
: 36,7 C
Palpasi
: massa (-)
: Post Op. Histerektomi pada Mioma Uteri dengan anemia dan
hipertensi stage II H-1
: Amoxycillin 3x500mg
Metronidazol 3x500mg
Paracetamol 3x500mg
Amlodipin 1x25mg
Lisinopril 1x10mg
Bisoprolol 1x5mg
Clonidin 3x1
6/9/2014
: Pasien mengeluh nyeri dan panas pada luka operasi. Keluhan lain (-).
: 140/90 mmHg
Nadi
: 80 kali/menit,
Napas
: 20 kali/menit,
Suhu
: 36,4 C
Palpasi
: massa (-)
: Post Op. Histerektomi pada Mioma Uteri dengan anemia dan
hipertensi stage II H-2
: Amoxycillin 3x500mg
Metronidazol 3x500mg
Paracetamol 3x500mg
Amlodipin 1x25mg
Lisinopril 1x10mg
Bisoprolol 1x5mg
Clonidin 3x1
7/9/2014
: Pasien mengeluh nyeri dan panas pada luka operasi. Keluhan lain (-).
: 130/90 mmHg
Nadi
: 88 kali/menit,
Napas
: 22 kali/menit,
Suhu
: 36,7 C
Palpasi
: massa (-)
: Post Op. Histerektomi pada Mioma Uteri dengan anemia dan
hipertensi stage II H-3
: Amoxycillin 3x500mg
Metronidazol 3x500mg
Paraxetamol 3x500mg
Amlodipin 1x25mg
Lisinopril 1x10mg
Bisoprolol 1x5mg
Clonidin 3x1
BLPL
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel
jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Mioma uteri disebut
juga dengan leimioma uteri atau fibromioma uteri. Mioma ini berbentuk padat
karena jaringan ikat dan otot rahimnya dominan. Mioma uteri merupakan
neoplasma jinak yang paling umum dan sering dialami oleh wanita reproduksi.
Neoplasma ini memperlihatkan gejala klinis berdasarkan besar dan letak mioma.
2.2. Anatomi Uterus
Uterus (rahim) merupakan organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir,
yang sedikit gepeng kearah muka belakang, terletak di dalam pelvis antara
rektum di dan kandung kemih di depan. Ukuran uterus sebesar telur ayam dan
mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot polos. Ukuran panjang uterus
adalah 7-7,5 cm lebar di atas 5,25 cm, tebal 1,25 cm. Berat uterus normal lebih
kurang 57 gram. Pada masa kehamilan uterus akan membesar pada bulan-bulan
pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat.
Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus,
disamping itu serabut - serabut kolagen yang ada menjadi higroskopik akibat
meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan
janin. Setelah Menopause, uterus wanita nullipara maupun multipara, mengalami
atrofi dan kembali ke ukuran pada masa predolesen.
2.2.1. Pembagian Uterus
a. Fundus Uteri (dasar rahim) : bagian uterus yang proksimal yang terletak
antara kedua pangkal saluran telur.
b. Korpus Uteri : Bagian uterus yang membesar pada kehamilan. Korpus
uteri mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga
yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
c. Serviks Uteri : Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut
porsio,hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium
uteri yaitu bagian serviks yang ada di atas vagina.
2.2.2 Pembagian Dinding Uterus
a. Endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri.
yang
berada
di
bawah
lapisan
mukosa
2.
Paritas, lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relative
infertile, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas
menyebabkan
menyebabkan
mioma
uteri
infertilitas,
atau
atau
sebaliknya
apakah
mioma
keadaan
uteri
ini
yang
saling
abnormal,
gejala
paling
umum
dijumpai.
Gangguan
ovarium
sehingga
terjadilah
hiperplasia
endometrium,
2. Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang khas tetapi
gejala ini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang
mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran
mioma submukosum yang akan dilahirkan dan pertumbuhannya yang
menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.
3. Tanda penekanan, Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma
uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuria, pada
uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan
hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi
dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat
menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul
Gejala Objektif
Gejala Objektif merupakan gejala yang ditegakkan melalui diagnosa ahli
medis. Gejala objektif mioma uteri, meliputi :
1. Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik abdomen
maupun pelvis. Pada pemeriksaan abdomen, uterus yang besar dapat
dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba sebagai nodul ireguler dan tetap,
area perlunakan memberi kesan adanya perubahan degeneratif. Pada
pemeriksaan Pelvis, serviks biasanya normal, namun pada keadaan
tertentu mioma submukosa yang bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi
serviks dan terlihat pada ostium servikalis. Uterus cenderung membesar
tidak beraturan dan noduler. Perlunakan tergantung pada derajat
degenerasi dan kerusakan vaskular. Uterus sering dapat digerakkan,
kecuali apabila terdapat keadaan patologik pada adneksa.
2. Pemeriksaan Penunjang; Apabila keberadaan masa pelvis meragukan
maka pemeriksaan dengan ultrasonografi akan dapat membantu. Selain itu
melalui pemeriksaan laboratorium.
2.5. Penatalaksanaan Medis Mioma Uteri
subakut
karena
adanya
gangguan
vaskularisasi.
Pada
(mengandung
estrogen
dan
progesteron),
pil
kombinasi
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada kasus ini, pasien Ny. S 37 tahun dengan diagnosis mioma uteri dengan
anemia dan hipertensi grade II, yang merupakan diagnosis pasien yang ditegakkan
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan tindakan
operatif.
Anamnesis
-
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar
Teraba massa sebesar telor bebek diatas simphisis pubis dengan konsistensi
solid dan permukaan rata dan batas :
-
mioma uteri.
Pasien telah dilakukan pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui penurunan
kadar Hb.
Operatif
DAFTAR PUSTAKA
1.