Anda di halaman 1dari 25

SISTEM PEREDAM BENTURAN (CRASHBOX) PEGAS TEKAN

KERUCUT DENGAN SAMBUNGAN PAKU KELING


GUNA MEMINIMALISASI GAYA BENTURAN AKIBAT TABRAKAN
PADA KENDARAAN RODA EMPAT

Disusun untuk memenuhi persyaratan perlombaan Mechanical Innovation Design


Contest (MIDC) 2015 yang diselenggarakan oleh tim Kreativitas Mesin
Brawijaya (KMB) di Universitas Brawijaya, Malang

Disusun oleh
DARIS FAJAR RAMADHAN

1213010068

IHSAN MAHARDHIKA

1213010076

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2015

ABSTRAK

Crashbox atau sistem peredam benturan adalah fitur keamanan pasif pada
kendaraan yang berfungsi untuk meredam energi benturan ketika kendaraan
mengalami kecelakaan. Untuk memaksimalkan kinerja crashbox dalam meredam
energi benturan, maka digunakan komponen berupa pegas helix kerucut 5 mm
dengan jumlah lilitan sebanyak 6 lilitan dan panjang total 150 mm yang diletakkan
di dalam profil struktur berukuran panjang, besar diameter dan ketebalan plat
masing-masing 300 mm, 100 mm dan 2 mm. Rancangan struktur terdiri atas 2 buah
profil yang digabungkan dengan paku keling berukuran panjang dan diameter paku
masing-masing 6 mm dan 5 mm. Material yang diaplikasikan pada komponen
selain pegas adalah alumunium 6061 dan untuk pegas sendiri adalah baja karbon.
Simulasi yang dikenakan pada rancangan crashbox menggunakan bantuan software
Autodesk Inventor dan SolidWorks. Dari rancangan yang dibuat, crashbox ini
mampu meredam energi benturan yang dialami kendaraan hingga lebih dari
setengah dari besaran energi yang diterima kendaraan. Hal ini menunjukkan bahwa
energi yang diteruskan yang telah diminimalisasi oleh crashbox akan mengurangi
risiko, baik bagi bagian mobil yang lain maupun bagi pengendara, penumpang
ataupun pengguna kendaraan tersebut.

Kata Kunci: Crashbox, penyerapan energi benturan, spesifikasi rancangan

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................

ii

LEMBAR PENYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................ iii


ABSTRAK ......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi


DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................

1.3 Batasan Masalah .........................................................................

1.4 Tujuan ........................................................................................

1.5 Manfaat ......................................................................................

PEMBAHASAN
1.1 Dasar Teori .................................................................................

2.1.1 Beban Tekuk (Buckling) .................................................

2.1.2 Gaya, Energi, Momentum Dan Impuls ...........................

2.1.3 Paku Keling ....................................................................

2.1.4 Pegas ...............................................................................

1.2 Pengembangan Konsep ..............................................................

1.3 Mekanisme Kerja Dan Spesifikasi Rancangan ..........................

2.3.1 Distribusi Gaya Dan Pembebanan ..................................

2.3.2 Spesifikasi .......................................................................

1.4 Percobaan Dan Hasil .................................................................. 10


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13
LAMPIRAN ....................................................................................................... 14

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Distribusi Gaya .............................................................................

Gambar 2

Tegangan Dan Pola Deformasi Profil Struktur .............................

Gambar 3

Tegangan Dan Pola Deformasi Pegas ...........................................

Gambar 4

Spesifikasi Material Baja Karbon .................................................

Gambar 5

Spesifikasi Material Alumunium 6061 .........................................

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Keterangan Analisa Material ........................................................ 11

Tabel 2

Hasil Analisa ................................................................................. 11

vi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Sistem peredam benturan (crashbox) adalah salah satu sistem keamanan pasif

pada kendaraan yang sekarang banyak digunakan. Tujuannya adalah meredam dan
menyerap energi benturan yang terjadi ketika mobil bertabrakan untuk mengurangi
dampak kecederaan pada penumpang. Upaya para ahli dalam mengembangkan
crashbox dengan menemukan dan mengaplikasikan bentuk dan dimensi yang
bervariasi serta bahan-bahan yang memiliki keunggulan kekuatan serta efisiensi
masih terus dilakukan.
Crashbox pada umumnya memiliki bentuk lingkaran, persegi atau persegi
panjang dengan bentuk menyerupai struktur dan dibuat dengan material yang
memiliki keuletan tinggi dengan dimensi yang paling efektif yang ditentukan
berdasarkan hasil perhitungan. Benturan pada crashbox akan menyebabkan
crashbox mengalami deformasi sehingga crashbox menjadi rusak yang tujuannya
untuk menyerap energi benturan.
Penulis disini berinovasi untuk mengembangkan konsep tersebut dengan
menambahkan komponen berupa pegas tekan kerucut yang ditempatkan di dalam
struktur lingkaran dan disambungkan dengan paku keling. Tujuannya adalah untuk
memaksimalkan penyerapan energi akibat tabrakan karena dengan penambahan
komponen tersebut, deformasi yang dialami dinding crashbox dapat dibantu dengan
deformasi dari pegas sehingga penyerapan energi akan lebih maksimal dan waktu
tempuh deformasi crashbox hingga mengalami kerusakan akan menjadi sedikit
lebih lama. Selain itu, pegas akan menghasilkan gaya reaksi berupa dorongan akibat
gaya aksi tabrakan yang dapat meningkatkan keamanan pengendara ataupun
penumpang kendaraan.

1.2

Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada proposal/karya tulis ini adalah sebagai berikut

1.

Bagaimana desain crashbox yang dapat menyerap energi benturan secara


maksimal?

2.

Material apa yang akan diaplikasikan pada rancangan crashbox?

3.

Bagaimana cara kerja dari crashbox yang telah dirancang?

1.3

Batasan Masalah
Sesuai uraian pada latar belakang, untuk memberikan batasan atau ruang

lingkup, maka penyusun menegaskan bahwa materi proposal/karya tulis ini hanya
terbatas pada desain, ukuran, material dan hasil analisis rancangan crashbox.

1.4

Tujuan
Tujuan disusunnya proposal/karya tulis ini adalah sebagai berikut

1.

Meningkatkan sistem keamanan pada kendaraan roda empat

2.

Memaksimalkan penyerapan energi akibat benturan pada sistem peredam


benturan (crashbox)

3.

Menciptakan jaminan keselamatan yang lebih baik kepada pengguna,


pengendara dan atau penumpang kendaraan roda empat

1.5

Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dengan disusunnya proposal/karya tulis ini adalah

sebagai berikut
1.

Tingkat kematian pengguna, pengendara dan atau penumpang akibat


kecelakaan berkendara menurun

2.

Tingkat kerusakan pada kendaraan roda empat yang mengalami kecelakaan


menjadi lebih ringan

3.

Rasa khawatir pengguna, pengendara dan atau penumpang kendaraan roda


empat menjadi berkurang sehingga tidak mengganggu konsentrasi ketika
mengoperasikan kendaraan roda empat

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Dasar Teori
Crashbox atau sistem peredam benturan yang diletakan di bagian depan dan

belakang mobil merupakan salah satu fitur keamanan yang bekerja secara pasif
guna menyerap energi benturan ketika mobil mengalami kecelakaan. Dalam kasus
kecelakaan berat, crashbox diharapkan rusak akibat menyerap energi benturan
sebelum bagian mobil lainnya mengalami kerusakan sehingga kerusakan pada
rangka dan kabin serta resiko yang dialami penumpang dapat lebih diminimalisasi.
Energi yang diterima oleh crashbox saat terjadi benturan diserap melalui
deformasi plastis yang dimiliki crashbox itu sendiri. Hal ini dapat dipengaruhi juga
oleh seberapa ideal ukuran dan material yang diaplikasikan pada crashbox.
Crashbox menyerap energi benturan dan mengurangi gaya aksial maksimal dengan
mendistribusikannya secara merata yang kemudian diteruskan ke bagian yang ada
di belakangnya dengan besaran gaya yang sudah diminimalisasi dan tidak melebihi
nilai yang diijinkan agar struktur dan bagian yang lain terlindung dari kerusakan
yang parah.

2.1.1 Beban Tekuk (Buckling)


Buckling atau penekukan dapat didefinisikan sebagai sebuah fenomena
kegagalan yang terjadi akibat tekanan kompresif yang terjadi pada sebuah struktur
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan bentuk struktur tersebut berupa
defleksi lateral ke bentuk kesetimbangannya yang lain. Perumusannya adalah
sebagai berikut
=

2
42

2.1.2 Gaya, Energi, Momentum dan Impuls


Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak disebut
gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda tersebut.
Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk,
dan berubah arah. Gaya dirumuskan dengan
= .

Oleh karena mobil yang mengalami tabrakan memiliki data massa dan
kecepatan, maka peristiwa ini akan menimbulkan energi kinetik dan momentum.
Energi adalah kemampuan suatu benda dalam melakukan kerja. Energi
terbagi ke dalam 3 bagian, yaitu energi mekanik, potensial dan kinetik yang masingmasing perumusannya adalah sebagai berikut
1
= 2 | = | = +
2

Momentum adalah besaran hasil kali antara massa dengan kecepatan sebuah
benda yang bergerak. Momentum dirumuskan dengan
=

Impuls adalah hasil kali dari gaya total yang mempercepat partikel dan
waktu yang diperlukan untuk percepatan suatu benda yang mengalami tumbukan.
Impuls dirumuskan dengan
= = . = ( 0 )
2.1.3 Paku Keling
Paku keling merupakan komponen sambungan konstruksi yang berfungsi
untuk menyambungkan dua plat atau lebih. Sambungan dengan paku keling ini
umumnya bersifat permanen dan sulit untuk melepaskannya karena pada bagian
ujung pangkalnya lebih besar daripada batang paku kelingnya. Oleh karena itu
pengelingan banyak dipakai pada bangunan-bangunan bergerak atau bergetar untuk
menerima pembebanan dinamis. Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat
digunakan untuk menyambung dua komponen yang tidak membutuhkan kekuatan
yang besar.

Pertimbangan dalam menyambungkan konstruksi menggunakan paku keling


adalah tipe sambungan, jarak antar paku keling, jenis dan ukuran paku keling, jenis
dan ukuran lubang serta material. Ukuran diameter paku keling mengacu kepada
ketebalan plat yang disambungkan, yaitu
1,2 < < 1,4

4.

dengan = .

Di samping itu, ukuran lubang untuk memasukkan paku keling adalah


besar dari pada diameter nominal paku keling.

16

" lebih

2.1.4 Pegas
Pegas didefinisikan sebagai sebuah elemen elastis yang mempunyai fungsi
untuk berubah ketika dibebani dan kembali ke bentuk awalnya ketika beban
dilepaskan. Salah satu kegunaan penting dari pegas ini adalah untuk menyerap
energi dan untuk menyerap beban kejutan dan getaran.
Adapun perumusan untuk pembebanan dan penyerapan energi pada pegas
adalah sebagai berikut
=
2.2

Pengembangan Konsep
Konsep terhadap rancangan crashbox yang telah ada akan dikembangkan

dengan harapan memiliki kinerja dan peranan yang jauh lebih baik dari rancangan
sebelumnya. Pengembangan konsep ini adalah berdasarkan dasar teori yang
tercantum pada sub-bab 2.1 di proposal/karya tulis ini.
Pengembangan-pengembangan konsep yang dilakukan terhadap rancangan
crashbox yang baru antara lain sebagai berikut
1.

Gaya aksial akibat benturan yang dikenakan terhadap penampang melintang


crashbox akan menyebabkan crashbox mengalami kegagalan struktur yang
berujung pada penekukan atau buckling. Hal ini dapat menyebabkan
penyerapan energi yang dilakukan oleh crashbox menjadi tidak maksimal.
Maka dari itu, profil struktur crashbox dibuat atas 2 segmen yang berbeda
yang kemudian dihubungkan sehingga membentuk struktur utuh

2.

Penyambungan antara 2 segmen tersebut dilakukan dengan bantuan paku


keling karena paku keling ini dapat membantu meredam energi. Tujuannya
adalah untuk membantu proses deformasi dan kerusakan pada struktur
crashbox sehingga pola deformasinya akan menjadi lebih terstruktur

3.

Penyerapan energi yang dapat dilakukan crashbox pada umumnya berkisar


antara 23 25 kJ sekali benturan. Data ini dapat ditingkatkan dengan
menambahkan komponen berupa pegas ke dalam rancangan crashbox karena
pegas merupakan komponen yang menyerap energi benturan dan beban kejut

4.

Pegas helix yang dikenakan gaya aksial akan mengalami regangan dan
penekukan/buckling, maka dari itu pegas helix yang diaplikasikan pada
rancangan crashbox adalah pegas tekan helix kerucut

5.

Profil struktur crashbox diberikan beberapa lubang sebagai pemutus gaya


terusan benturan dari arah tabrakan agar crashbox mengalami kehancuran
yang parah sehingga energi benturan yang diteruskan ke bagian belakang
crashbox dapat diminimalisasi

2.3

Mekanisme Kerja dan Spesifikasi Rancangan


Crashbox yang diaplikasikan pada mobil diperlukan untuk hancur agar dapat

menyerap energi secara maksimal. Hal ini menyatakan bahwa rancangan crashbox
yang dibuat adalah barang sekali pakai dan pemasangan atau penggunaanya harus
mudah.
Mekanisme kerja dari rancangan adalah menerima gaya tabrakan dari arah
depan dan mendistribusikannya ke semua bagian crashbox. Pegas yang
ditempatkan di dalam profil struktur dibuat setengah kali panjang profil. Profil
struktur depan akan hancur terlebih dulu ketika mengalami gaya tabrakan.
Kemudian setelah struktur terdeformasi dan hancur, gaya mulai disitribusikan ke
arah pegas dan pegas mulai meredam energi akibat tabrakan. Pola deformasi dan
kehancuran struktur akan dibantu oleh kinerja dari paku keling yang ikut meredam
energi juga. Kemudian energi yang masih ada diteruskan ke bagian belakang
crashbox. Untuk meminimalisasi energi yang tersisa, peranan dari lubang yang ada
pada struktur mulai bekerja dengan memutuskan energi dan gaya terusan dari arah
depan dengan mentransfernya ke bagian crashbox lain sehingga membuat crashbox

hancur. Pegas juga membuat sentuhan mobil dengan benda yang ditabrak menjadi
lebih lama sehingga energi yang terjadi akibat tabrakan akan menjadi semakin
maksimal sesuai dengan hokum impuls dan momentum dimana waktu tubrukan
yang semakin lama akan membuat energi tumbukan menjadi terasa lebih kecil.
Setelah semua proses distribusi energi dilakukan dan crashbox hancur,
barulah gaya yang minimal diteruskan ke bagian mobil lain sehingga keamanan
penumpang akan lebih terjaga.

2.3.1 Distribusi Gaya Dan Pembebanan


Dengan mengasumsikan bahwa tabrakan terjadi dari arah depan mobil
sehingga crashbox mengalami gaya tekan aksial, maka dibuat ilustrasi sebagai
berikut

Faksial
C

A
B
Freaksi 2

Freaksi 1
800 mm
Gambar 1. Distribusi Gaya
MA = 0
Faksial.(0,4 m) Freaksi 2.(0,8 m) = 0
Freaksi 2 = (Faksial)
= (1000 kg.9,81 m/s)
= 4905 N

Gambar 2. Tegangan Dan Deformasi Profil Struktur

Ekinetik

= mv2
= (1000 kg).(33,33 m/s)2
= 555444,45 Joule

Ekinetik

= Freaksi.jarak

555444,45 J = 4905 N.jarak


Jarak

= 113,24 m

Gambar 2. Tegangan Dan Deformasi Pegas

= F/x

Ekinetik = kx2

= 4905 N/0,04 m

= 122625 N/m.(0,04 m)2

= 122625 N/m

= 98,1 Nm

2.3.2 Spesifikasi
Adapun spesifikasi yang mendukung untuk perlakuaan gaya dan energi
benturan akibat kecelakaan adalah sebagai berikut
1.

Profil struktur
Material

: Alumunium 6061

Dimensi

: Tebal plat 2 mm
Panjang 30 cm
Diameter profil 10 cm
Dimensi sambungan 27 mm

2.

Paku keling
Material

: Alumunium 6061

Dimensi

: Diameter nominal 6 mm
Panjang 10 mm

3.

Pegas
Material

: Baja karbon

Dimensi

: Diameter pegas 5 mm
Jumlah lilitan 6 lilitan
Panjang pegas 15 cm

Gambar 4. Spesifikasi Material Baja Karbon

Gambar 5. Spesifikasi Material Alumunium 6061

2.4

Percobaan Dan Hasil

Analisa data dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor


dan berikut adalah hasil percobaan dan data yang ditampilkan dalam gambar dan
tabel

Gambar 6. Hasil Analisa

10

Tabel 1. Keterangan Analisa Material

Name

Minimum

Volume

349548 mm^3

Mass

1.09284 kg

Von Mises Stress

0.000264976 MPa

Maximum

411.277 MPa

1st Principal Stress -63.8764 MPa

422.693 MPa

3rd Principal Stress -442.451 MPa

69.1334 MPa

Displacement

0 mm

0.966065 mm

Safety Factor

0.668648 ul

15 ul

Stress XX

-294.168 MPa

342.139 MPa

Stress XY

-91.8295 MPa

91.9399 MPa

Stress XZ

-203.594 MPa

190.339 MPa

Stress YY

-283.291 MPa

272.084 MPa

Stress YZ

-126.171 MPa

126.857 MPa

Stress ZZ

-400.124 MPa

180.632 MPa

X Displacement

-0.263429 mm

0.266751 mm

Y Displacement

-0.183281 mm

0.18225 mm

Z Displacement

-0.966062 mm

0.0251136 mm

Equivalent Strain

0.00000000352151 ul 0.00539951 ul

1st Principal Strain -0.00000792264 ul

0.00594353 ul

3rd Principal Strain -0.0059049 ul

-0.00000000175698 ul

Strain XX

-0.00319262 ul

0.00438857 ul

Strain XY

-0.00177262 ul

0.00177475 ul

Strain XZ

-0.00393004 ul

0.00367417 ul

Strain YY

-0.00266555 ul

0.00335172 ul

Strain YZ

-0.00243552 ul

0.00244877 ul

Strain ZZ

-0.00566524 ul

0.00265477 ul

Contact Pressure

0 MPa

462.062 MPa

Contact Pressure X -319.593 MPa

325.008 MPa

Contact Pressure Y -295.967 MPa

316.671 MPa

Contact Pressure Z -400.904 MPa

273.837 MPa

Tabel 2. Hasil Analisa


11

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Dari hasil rancangan dan percobaan yang telah dilakukan pada crashbox,

didapatkan simpulan sebagai berikut


1.

Crashbox adalah alat yang berguna untuk meredam energi benturan ketika
mobil bertabrakan

2.

Energi yang diterima crashbox didistribusikan ke seluruh bagian crashbox


sehingga crashbox menjadi hancur. Semakin besar tingkat kerusakaan yang
dialami crashbox, semakin besar pula energi benturan yang berhasil diredam

3.

Untuk memperbesar redaman energi benturan, crashbox dihubungkan dengan


paku keling dan pegas serta lubang. Tujuannya untuk mengakumulasikan
semua kemungkinan peredaman energi sehingga redaman energi yang
dilakukan menjadi lebih maksimal

4.

Material yang diaplikasikan terhadap struktur dan paku keling adalah material
yang ulet tetapi memiliki kekuatan yang besar. Sedangkan untuk pegas,
material yang diaplikasikan harus memiliki kekuatan yang besar.

5.

Tumbukan ketika tabrakan tergantung kepada momentum dan impuls.


Semakin lama waktu tabrakan crashbox dengan benda yang ditabrak, energi
yang diredam akan semakin besar. Semakin besar energi yang diredam,
keselamatan pengendara dan penumpang akan menjadi lebih terjamin

6.

Dimensi rancangan crashbox yang diaplikasikan adalah dimensi yang


disesuaikan dengan pasar/pabrikan di Indonesia sehingga mudah didapatkan,
maka biaya produksi akan lebih murah

12

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Tawaf, Nanang dan Asroni. Jurnal Analisa Deformasi Crashbox Dengan


Variasi Diameter Dengan Simulasi Software ANSYS 14.5. ISSN 2301-6663
Vol. 2 Nomor 1. Indonesia.

[2]

Awali, Jatmiko. Choiron, Moch. Agus. Irawan, Yudy Surya. 2014. Jurnal
Rekayasa Mesin: Pengaruh Variasi Geometri Crashbox 2 Segmen Terhadap
Kemampuan Menyerap Energi Impak Dengan Simulasi Komputer. ISSN
0216-468X Vol. 5 Nomor 2 halaman 113-118. Malang.

[3]

Muhammad, Farid. Choiron, Moch. Agus, Purnowidodo, Anindito. Jurnal


Analisis Pola Deformasi Dan Penyerapan Energi Crashbox Hexagonal Dua
Segmen Dengan Variasi Panjang Sambungan Pada Oblique Impact Test.
Malang.

[4]

Adhityahim. 2008. Metode Elemen Hingga. Indonesia.

[5]

Nakozawa, Yoshiaki. Tamura, Kenji. Yoshida, Michitaka. Takagi,


Katsutoshi. Kano, Mitsutoshi. 2005. Development Of Crash-Box For
Passanger Car With High Capability For Energy Absorption. Japan.

[6]

Saripudin, Aip. Rustiawan K., Dede. Suganda, Adit. Praktis Belajar Fisika.
Jilid 2. Grafindo Media Pratama.

[7]

Young, Freeman. Sears Dan Zemansky Fisika Universitas. Edisi 10 Jilid 2.


Erlangga.

[8]

Pramono, Dr. Drs. Agus Edy, S.T., M.Si. 2013. Buku Ajar Elemen Mesin I
Politeknik Negeri Jakarta. Depok

[9]

Pramono, Dr. Drs. Agus Edy, S.T., M.Si. 2014. Buku Ajar Elemen Mesin II
Politeknik Negeri Jakarta. Depok

13

Lampiran halaman 14

Lampiran halaman 15

Lampiran halaman 16

Lampiran halaman 17

Lampiran halaman 18

Lampiran halaman 19

Anda mungkin juga menyukai