Vol.18 No.3 5
Vol.18 No.3 5
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
ABSTRACT
Mast cells are associated to hypersensitivity type I or allergic reactions, which are
initiated by the binding between antigen and immunoglobulin E / Ig E on the surface
of these cells. Ig E binds to specific high affinity receptor designated Fce RI.
Activation of mast cells occur when there is cross-linking or bridging of Fce RI
molecules by the binding of antigen and Ig E to these molecules. Leading to mast
cell degranulation and release of chemical mediators like histamine (the most
important mediator), SRSA (Slow Reacting Substance of Anaphylaxis),
prostaglandin, ECFA (Eosinofil Chemotactic Fc of Anaphylaxis), PAF (Platelet
Activating Factor), heparin and some enzymes (tryptase, chymase). Chemical
mediator release may
cause local reactions like bronchial asthma, rhinitis,
conjunctivitis, atopic dermatitis or systemic reactions (eg urticaria and anaphylactic
shock).(J Kedokter Trisakti 1999;18(3):145-153)
Key words : Mast cells, hypersensitivity reaction
PENDAHULUAN
Reaksi hipersensitivitas tipe I merupakan perubahan respons imun tubuh
terhadap bahan yang ada dalam
lingkungan hidup sehari-hari. Makanan
atau obat yang semula tidak menimbulkan
reaksi,
pada
suatu
saat
dapat
menimbulkan gatal-gatal, eksim, atau
sesak nafas. Pada vaksinasi cacar
pertama, reaksi imun maksimal terjadi
setelah 10 15 hari sementara pada
vaksinasi cacar kedua, reaksi terjadi
setelah 5 7 hari. Titer widal pada
vaksinasi tifus kedua meningkat lebih
cepat dan lebih tinggi dibandingkan
dengan vaksinasi pertama. Dalam contoh
reaksi vaksinasi cacar, tubuh dirugikan
sedangkan pada peningkatan titer widal,
145
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
146
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
147
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
dingin, dan tekanan merupakan rangsangan fisis yang juga mengaktifkan sel
mast.
148
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
Tabel I.
HUMAN MAST CELL MEDIATORS
Preformed and eluted
Histamin
Chemotactic fc
Superoxide
Aryl sulfatase A
IL 3,4,5,6 & 8
Interferon g, TNF a
(4)
Histamin
Histamin merupakan mediator utama
yang dilepaskan oleh sel mast, berperan
terhadap timbulnya respon segera setelah
Newly synthesized
Leukotrien / SRSA
PAF
Prostaglandin
149
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
150
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
Prostaglandin
Prostaglandin
disintesa
melalui
proses siklooksigenasi asam arakidonat
mem-bran sel mast. Ada bermacammacam prostaglandin, tergantung dari sel
yang
memproduksinya.
Sel
mast
menghasilkan prostaglandin D2 (PGD2),
makrofag menghasilkan PGE2, PGF2,
dan tromboksan, sedangkan sel endotel
pembuluh darah menghasilkan PGI1 dan
prostasiklin. PGD2 merupakan bronkokonstriktor dan dapat meningkatkan
permeabilitas vaskuler dan sekresi
mukus. (1,5)
Heparin
Granula sel mast dan basofil kaya
dengan molekul protein karbohidrat
kompleks yang disebut proteoglikan.
Proteoglikan merupakan bahan inti
struktur matriks granula. Sifat metakromasia dari sel mast terjadi karena
pengaruh proteoglikan yang banyak
mengandung ikatan sulfida. Proteoglikan
yang terdapat pada granula sel mast
manusia terutama adalah heparin yang
mempunyai berat molekul 60000 kD.
Setiap sel mast manusia mengandung
sekitar 5 pg heparin. Berbeda dengan sel
mast, pada granula basofil manusia lebih
151
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
Enzym
Pseudoalergi
Atopi
Atopi ialah kemampuan tubuh untuk
memberikan reaksi kulit yang positif
(membentuk Ig E) terhadap satu/lebih
bahan yang ditemukan dalam lingkungan
hidup sehari-hari, misalnya debu rumah,
tepungsari tumbuhan . Faktor atopi dapat
diturunkan. Dalam praktek sehari-hari,
istilah atopi sering disamakan dengan
alergi. Sebenarnya hal itu tidak benar.
Seseorang yang atopik belum tentu alergi
(1)
Desensitisasi
Desensitisasi atau imunoterapi ialah
terapi yang dilakukan dengan cara
memberikan ekstrak alergen sedikit demi
sedikit untuk membangkitkan pembentukan Ig G yang disebut blocking
antibody. Ig G tersebut akan mengikat
alergen yang masuk tubuh sehingga tidak
ada lagi alergen yang dapat diikat oleh Ig
E. Desensitisasi memerlukan waktu yang
lama, mahal, mempunyai resiko terjadinya
syok anafilaksis, dan hanya dilakukan
pada indikasi kuat. Pengobatan ini
memberi hasil baik pada alergi serangga
dan rinitis musiman. Desensitisasi pada
asma
bronkial
masih
merupakan
kontroversi. (1)
KESIMPULAN
Sel mast memegang peranan penting
dalam mekanisme timbulnya gejala klinis
dalam reaksi hipersensitivitas tipe I . Hal
ini berkaitan dengan kemampuan sel
mast dalam mengikat Ig E melalui
152
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
DAFTAR PUSTAKA
153
lic
k
.d o
.c
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c