Anda di halaman 1dari 3

Strategi Komunikasi Politik

Hakikat strategi dalam komunikasi politik adalah keseluruhan keputusan kondisional


pada saat ini tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan politik
pada masa depan (Arifin, 2003:145). Oleh karena itu, keberadaan pemimpin politik
sangat dibutukan di setiap aktivitas kegiatan komunikasi politik. Setelah itu, merawat
ketokohan dan memantapkan kelembagaan politiknya, yang merupakan keputusan
paling tepat bagi komunikator politik untuk mencapai tujuan politik ke depan.
Ketika komunikasi politik berlangsung, justru yang berpengaruh bukan saja pesan
politik, melainkan terutama siapa tokoh politik (politikus) atau tokoh aktivis dan
professional dan dari lembaga mana yang menyampaikan pesan politik itu. Dengan
kata lain, ketokohan seorang komunikator politik dan lembaga politik yang
mendukungnya sangat menentukan berhasil atau tidaknya komunikasi politik dalam
mencapai sasaran dan tujuannya.

1. Keberadaan pimpinan politik


Salah satu tipe actor politik yang memiliki pengaruh dalam proses politik adalah
pemimpin politik dan pemerintahan. dalam masyarakat terdapat stratifikasi
kekuasaan. Pemilik kekuasaan disebut elite (pemimpin) dan yang tidak memiliki
keukasaan, dan karena itu mematuhi pemilik kekuasaan disebut massa rakyat.
Kepemimpinan menjadi bagian dari kekuasaan, tetapi tidak sebaliknya.
Kepemimpinan merupakan hubungan antara pihak yang memiliki pengaruh dan
orang yang dipengaruhi, dan juga merupakan kemampuan menggunakan sumber
pengaruh secara efektif. Berbeda dengan kekuasaan yg terdiri dari banyak
sumber

pengaruh,

menggunakan

kepemimpinan

persuasi

untuk

lebih

menekankan

mempengaruhi

pada

pengikut.

kemamuan

Kepemimpinan

merupakan upaya untuk melaksanakan tujuan yang menjadi kepentingan


bersama pemimpin maupun para pengikut.
2. Merawat ketokohan dan memantapkan kelembagaan
Ketokohan politikus dan kemantapan lembaga politiknya dalam masyarakat akan
memiliki pengaruh tersendiri dalam berkomunikasi politik. Selain itu, juga
diperlukan kemampuan dan dukungan lembaga dalam menysun pesan politik,
menetapkan metode, dan memilih media politik yang tepat.
Ketokohan adalah orang yang memiliki kredibilitas (al amin), daya tarik, dan
kekuasaan. Rakhmat (1996:256) menyebutnya sebagai ethos. Dengan kata lain,
ketokohan sama dengan ethos, yaitu gabungan antara kredibilitas, atraksi dan
kekuasaan. Dimensi ethos yang relevan adalah:
Kredibilitas, keahlian komunikator/pemimpin atau kepercayaan kita kepada
beliau
Atraksi, daya tarik komunikator atau pemimpin
Kekuasaan, ketundukan yang terjadi bila individu menerima pengaruh dari
orang/kelompok

lain

karena

ia

berharap

memperoleh

reaksi

yang

menyenangkan dari orang/kelompok tersebut


Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa pemberi suara dalam pemilu cenderung
menjatuhkan pilihannya ke pahlawan politik, yaitu kandidat yang sesuai dengan
citra jabatan ideal. Citra jabatan ideal yang dimaksud adalah politikus yang
memiliki ketokohan, karena mempunyai sifat-sifat utama seperti kecakapan,
kedewasaan, kejujuran, keberanian dsb yg merupakan sifat-sifat kepahlawanan
politik.
Dalam komunikasi politik, terutama retorika politik atau pidato politik di hadapan
massa, pada hakikatnya khalayak akan memperhatikan siapa (tokoh politik)
ketimbang apa (pesan politik) yang akan disampaikan. Artinya, khalayak akan
tertarik bukan pada isi pidato, melainkan pada tokoh politik yang akan tampil

berpidato. Hal ini menunjukkan bahwa ketokohan adalah hal yang sangat utama
dalam komunikasi politik.
Memantapkan atau membesarkan lembaga merupakan factor mendasar dalam
komunikasi politik terutama yang berkaitan dengan kampanye dan pemberian
suara dalam pemilu. Ketokohan seorang politikus akan meningkat jika ia didukung
oleh lembaga ternama, atau berkiprah dalam lembaga tersebut. Jadi lembaga
merupakan kekuatan yang besar dalam membantu proses komunikasi politik yg
efektif.
3. Menciptakan kebersamaan
4. Membangun consensus

Anda mungkin juga menyukai