HUKUM PENGANGKUTAN
Penentuan Tarif Terhadap Angkutan Perkeretaapian serta Hak, Kewajiban
dan Wewenang Penyelenggara Sarana dan Prasarana Perkeretaapian
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengangkutan adalah kegiatan pemuatan penumpang atau barang kedalam alat
pengangkut, pemindahan penumpang atau barang ketempat tujuan dengan alat pengangkut, dan
penurunan penumpang atau pembongkaran barang dari alat pengangkut ketempat tujuan yang
disepakati. Sedangkan hukum pengangkutan adalah sebuah perjanjian timbal - balik, yang mana
pihak pengangkut mengikat diri untuk untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/ atau
orang ketempat tujuan tertentu, sedangkan pihak lainnya (pengirim - penerima, pengirim atau
penerima, penumpang) berkeharusan untuk menunaikan pembayaran biaya tertentu untuk
pengangkutan tersebut. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana,
sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk
penyelenggaraan transportasi kereta api. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga
gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang
akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa hukum pengangkutan dengan kereta api adalah perjanjian pengangkutan
dengan pihak penyedia sarana kereta api.
DASAR HUKUM
1.
UU No 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.
2.
PP No. 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian.
3.
PP No. 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja Hak, Kewajiban, dan Wewenang penyelenggara Sarana dan Prasarana
Perkeretaapian?
1.3 TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui Hak, Kewajiban, dan Wewenang penyelenggara Sarana dan
Prasarana Perkeretaapian.
2. Untuk memahami penentuan tarif terhadap angkutan Perkeretaapian.
3. Untuk mengetahui jangka waktu pengajuan keberatan dan Kerugian.
4. Untuk memahami Asuransi dan ganti rugi yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hak, Kewajiban, dan Wewenang penyelenggara Sarana dan Prasarana Perkeretaapian
A. Sarana.
1. Hak penyelenggara sarana perkeretaapian.
a. Penyelenggara sarana Perkeretaapian berhak menahan barang yang diangkut dengan
kereta api jika pengirim atau penerima barang tidak memenuhi kewajiban dalam
batas waktu yang ditetapkan sesuai dengan perjanjian.
b. Pengangkut dapat menentunkan dalam perjanjian bahwa pengangkut tidak
bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan barang bawaan penumpang,
kecuali jika terbukti bahwa kehilangan atau kerusakan barang itu disebabkan oleh
kesalahan pengangkut atau kelalaian karyawannya.
c. Pengangkut juga dapat menentukan dalam perjanjian bahwa pengangkut tidak
bertanggung jawab terhadap barang yang diangkut dengan syarat-syarat tertentu dan
barang yang dilarang untuk diangkut dengan kereta api.
2. Kewajiban penyelenggara sarana perkeretaapian
Menurut ketentuan UU perkeretaapian di indonesia, kewajiban penyelenggara sebagai
berikut:
1) Terhadap Penumpang
a.
Bagi penumpang yang memiliki karcis, maka penyelenggara sarana
perkeretaapian wajib :
1.
Mengutamakan keselamatan dan keamanan orang;
2.
Mengutamakan pelayanan kepentingan umum;
3.
Menjaga kelangsungan pelayanan pada lintas yang ditetapkan;
4.
Mengumumkan jadwal perjalanan kereta api dan tarif
5.
6.
b.
penyelenggara wajib mengganti biaya yang telah dibayar oleh calon penumpang
yang telah membeli karcis, tetapi penumpang boleh membatalkan keberangkatan,
bila melapor kepada penyelenggara kurang dari 30 menit dari keberangkatan,
maka penumpak tidak dapat ganti, jika melapor sebelum 30 menit dari
keberangkatan maka penumpang mendapat pengembalian 75%.
c. Apabila dalam perjalanan, kereta api terdapat hambatan atau gangguan yang
mengakibatkan kereta api tidak dapat melanjutkan perjalanan sampai stasiun
tujuan yang disepakati maka penyelenggara wajib :
1.
Menyediakan pengangkutan dengan pengangkutan lain atau moda
2.
senilai
harga
karcis
dikenai
sanksi
administratif
b.
Bila
terjadi
pembatalan
keberangkatan
perjalanan
kereta
api,
dijadwalkan,
biaya
pengangkutan
barang
c.
perkeretaapian berwenang :
1. Memeriksa kesesuaian barang dengan surat pengangkutan barang;
2. Menolak barang yang akan diangkut yang tidak sesuai dengan surat
pengangkutan barang;
3. Melaporkan kepada pihak berwajib apabila barang yang akan diangkut
d.
Prasarana
Hak dan wewenang penyelenggara prasarana perkeretaapian
Penyelenggara prasarana perkeretaapian berhak dan berwenang:
a.
Mengatur, mengendalikan, dan mengawasi perjalanan kereta api.
b.
Menghentikan pengoperasian sarana perkeretapian apabila dapat membayakan
perjalanan kereta api
c.
Melakukan penerbitan terhadap pengguna jasa kereta api yang tidak memenuhi
persyaratan sebagai pengguna jasa kereta api di stasiun.
d.
Mendahulukan perjalanan kereta api di perpotongan sebidang dengan jalan.
2.2 Tarif Angkutan Perkeretaapian
Tarif merupakan hal yang penting dalam hal pengangkutan, khususnya dalam
pengangkutan kereta api. Dalam hal ini pedoman dalam penentuan tarif adalah sebagai berikut:
Biaya operasi
Biaya perawatan
Keuntungan.
Berdasarkan PP no.72 tahun 2009, tarif angkutan terdiri atas sebagai berikut :
1. Tarif angkutan orang
Didasarkan kepada biaya per-penumpang per-kilometer. dan tarif ditetapkan oleh
penyelenggara sarana perkeretaapian, dalam hal ini di indonesia ditentukan oleh PT. Kereta api
Indonesia yang kemudian melaporkan tarif yang ditetapkan kepada menteri, gubernur atau
bupati/walikota untuk izin operasi. Jadi pejabat mempunyai wewenang melakukan evaluasi
penetapan dan pelaksanaan tarif, apabila tidak sesuai dengan pedoman pokok penentuan tarif,
maka penyelenggara dapat dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis, pembekuan izin
operasi dan bahkan bisa pada pencabutan izin operasi.
2. Tarif angkutan barang
Tarif barang didasarkan pada biaya per-ton per-kilometer. Dalam hal pengangkutan
barang mengenai barang yang akan diangkut memiliki sifat dan karateristik tertentu, besaran
biaya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengguna jasa dan penyelenggara sarana
perkeretaapian sesuai dengan pedoman penetapan tarif yang ditetapkan oleh menteri.
3. Tarif denda
Khusus pada penumpang, apabila tidak memiliki karcis maka tarif dendanya sebagai
berikut:
Ketentuan lebih lanjut mengenai asuransi dan ganti kerugian penyelenggara prasarana dan
sarana perkeretaapian terhadap pengguna jasa, awak, pihak ketiga dan sarana perkeretaapian
diatur dengan peraturan pemerintah. Besarnya nilai pertanggungan asuransi diatur dalam
ketentuan perundang-undangan di bidang asuransi.
BAB IV
PENUTUP
4.1KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
Berdasarkan hasil referensi yang penulis temukan bahwasanya yang menjadi dasar hukum atau
landasan hukum pengangkutan darat melalui kereta api yakni :
1. UU No 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.
2. PP No. 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian.
3. PP No. 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta api
Secara bahasa kata pengangkutan berarti pemindahan barang, sedangkan secara istilah
yakni kegiatan pemuatan barang atau penumpang ke dalam alat angkut, serta pemindahan dari
tempat yang satu ke tempat lainnya (dengan asumsi tempat tujuan yang disepakati). Jadi
angkutan kereta api yaitu pemindahan barang atau penumpang yang dilakukan dengan alat
transportasi yakni kereta api.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta
Api.
www.wikipedia.org