Makalah Teknik Audio Video
Makalah Teknik Audio Video
Disusun oleh:
Meliana Kusuma Dewi 5301413040
Sadiah Fajri
5301413043
Taufik Hidayat
5301413061
Sinta Ariyanti
5301413062
Dalam sistem penerima pesawat radio, suara yang dipancarkan melalui udara dari
stasiun pemancar terlebih dahulu diubah bentuknya menjadi implus-implus listrik. Kemudian
impuls-impuls listrik itu diperkuat dan dimasukkan ke dalam gelombang pembawa (carrier)
yang seterusnya dipancarkan melalui antena pemancar. Gelombang pembawa yang di
dalamnya mengandung impuls-impuls listrik dan dipancarkan ke udara tersebut sudah
berbentuk gelombang electromagnet gelombang Radio Frequency atau gelombang RF.
Gelombang yang dipancarkan ke udara, untuk selanjutnya ditangkap oleh antena
penerima. Setelah gelombang RF itu diterima oleh pesawat penerima (receiver) lalu diubah
atau dimodulasi menjadi impuls-impuls listrik kembali. Untuk selanjutnya impuls-impuls
listrik tersebut diubahnya menjadi getaran-getaransuara sebagaimana yang kita dengar
bersama melalui penguat suara (speaker).
Jadi dalam hal ini, frekuensi suara yang dipancarkan oleh stasiun pemancar diterima
oleh sebuah alat penerima. Frekuensi suara (audio) yang telah diterima kemudian diolah,
diproses dan diubah bentuknya selanjutnya diperkuat untuk diteruskan ke loudspeaker.
Sehingga apa yang dipancarkan oleh stasiun pemancar bisa kita dengar suaranya persis
seperti aslinya.
7.
Antena berfungsi menangkap gelombang radio dari pemancar yang ada di angkasa,
kemudian meneruskan gelombang radio tersebut ke pesawat penerima, sekaligus menguatkan
daya penerimaan radio tersebut.
Macam-macam Antena
Antena penerima radio ada 3 macam:
a.
Antena Vertikal
Antena vertikal dibuat dari batang alumunium yang kebanyakan bisa dipanjangkan atau
dipendekkan. Sesuai dengan namanya, antena Vertikal merupakan antena yang dipasang
secara tegak (vertikal). Penerimaan gelombang antena vertikal bisa dari segala arah. Namun
dibanding antena horisontal masih kalah kuat. Antena vertikal banyak dipakai pada penerima
radio kecil atau portable
b.
Antena Horisontal
Antena Horisontal dipasang secara mendatar (horisontal). Antena ini berupa bentangan kawat
alumunium yang diberi isolasi pada kedua ujungnya. Antena Horisontal hanya dapat
menerima gelombang dengan kuat dari arah depan dan belakang ( tegak lurus dengan arah
kawat). Sehingga kebanyakan antena horisontal diposisikan mengarah ke pemanvar radio
atau televisi. Antena horisontal banyak dipakai untuk radio komunikasi dan televisi.
c.
Antena Ferit
Antena ferit adalah antena penerima radio yang dibuat dari kawat email yang digulung
oleh kertas gulungan, dan di dalamnya diberi inti ferit. Ferit merupakan serbuk inti besi yang
dipadatkan. Seperti halnya antena horisontal, antena ferit dapat menangkap sinyal gelombang
sangat kuat jika dari arah tegak lurus dengan sumbu kumparan
2.
Bagian Tuning
Bagian tuning sering disebut dengan lingkaran penala. Yaitu suatu rangkaian yang dapat
memilih gelombang yang telah ditangkap oleh antena. Agardapat menerima gelombang dari
pemancar radio, maka bagian tuning harus dapat beresonansi dengan pemancar radio.
Caranya dengan mengubah (memutar) kapasitor variabel hingga terjadi resonansi.
Besarnya frekuensi pada tuning ditentukan oleh dua faktor :
a. besar kecilnya kapasitas kapasitor
b.
koefisien induksi dari spoel antena.
Komponen utama tuning adalah kapasitor variabel, dengan dibantu spoel antena yang
intinya berupa ferit. Berikut gambar rangkaian penala:
3.
Bagian Detector
a. Oscilator
Osilator merupakan bagian radio yang berfungsi membangkitkan frekuensi tinggi (RF),
yang besarnya berselisih dengan frekuensi penala, yaitu sebesar 455 KHz. Hasil frekuensi ini
akan dikirim ke bagian mixer. Komponen utama dari bagian osilator adalah trafo osilator
yang terbuat dari spoel (kumparan). Komponen ini dibantu oleh kapasitor variabel dan
kondensator kertas.
Untuk membedakan dengan komponen yang lain, maka ada warna yang menandai trafo
osilator, yaitu oranye.
b.
Mixer
Seperti namanya, mixer berfungsi mencampur Frekuensi Antena (Fa) dengan Frekuensi
Osilator (Fo). Setelah dua frekuensi itu dicampur, akan muncul frekuensi sebesar 455 KHz.
Frekuensi ini yang disebut Intermadiate Frekuensi (IF) atau Medium Frekuensi(MF)/
Frekuensi Menengah.
Komponen utama dari mixer adalah transistor. Transistor yang digunakan adalah
transistor frekuensi tinggi. Misalnya Transistor tipe C 829.
4.
Bagian Penguat Suara (AF)
c.
Bagian Detektor
Frekuensi menengah yang telah dikuatkan oleh bagian MF selanjutnya diterima bagian
detektor. Detektor berfungsi untuk memisahkan frekuensi suara dengan frekuensi
pembawanya, yaitu Frekuensi Tinggi (HF). Frekuensi tinggi yang sudah tidak dibutuhkan
dibuang melalui kapasitor by pass. Sedangkan frekuensi suara yang dibutuhkan diteruskan
lewat kapasitor coupling.
Komponen utama dari bagian detektor adalah dioda kontak titik atau dioda detektor.
Dengan dibantu oleh kapasitor by pass dan kapasitor coupling.
d.
Bagian Driver
Penguat Pengendali (Driver) disebut juga dengan penguat suara. Karena frekuensi suara yang
dipisahkan dari frekuensi tinggi oleh detektor masih sangat lemah, maka frekuensi suara
tersebut perlu diperkuat lagi, agar amplitudonya menjadi lebih besar.
Dengan demikian, fungsi bagian penguat suara adalah untuk memperbesar amplitudo dari
frekuensi suara.
Komponen utama dari penguat suara atau driver adalah trafo input (IT) yang berfungsi
sebagai pembalik fasa.
e.
Bagian Penguat Akhir
Harus diketahui, speaker pada sebuah radio akan berbunyi jika membran speaker tersebut
bergetar. Padahal, frekuensi suara yang dihasilkan oleh penguat suara sudah lebih kuat,
namun belum mampu menggetarkan membran speaker. Sehingga diperlukan tenaga yang
besar dan kuat agar dapat menggetarkan membran speaker. Di sinilah dibutuhkan penguat
akhir. Rangkaian penguat akhir atau penguat daya dapat menghasilkan frekuensi suara yang
mampu menggetarkan alat suara atau speaker.
f.
Loudspeaker
Loudspeaker adalah sebuah alat yang dapat mengubah getaran listrik suara menjadi suara
yang dapat didengar oleh manusia. Sehingga suara (musik maupun penyiar radio) dapat kita
dengar dengan baik.
g.
Sumber Tegangan
Bagian-bagian pada penerima radio tidak akan berfungsi jika tidak dilengkapi sumber
tegangan. Karena Sumber tagangan inilah yang memberi tenaga listrik, sehingga penerima
radio bisa berbunyi. Seperti halnya peralatan elektronika yang lain, pesawat penerima radio
menggunakan sumber tegangan DC (searah). Sumber tegangan ini bisa didapatkan dari
baretai, aki, atau adaptor.
Gambar 1. Tabung Crookes yang merupakan cikal-bakal tabung gambar pesawat televisi
modern yang sering disebut tabung sinar katoda (CRT = cathode ray tube).
Tabung gambar pesawat televisi modern adalah merupakan pengembangan langsung dari
tabung Crookes. Tabung gambar ini sering disebut tabung sinar katoda (CRT = Cathode Ray
Tube). Sebagai contoh, salah satu jenis CRT adalah pada Gambar 2. Perbedaan utama antara
tabung Crookes dengan CRT adalah bahwa CRT menggunakan filamen yang dipanaskan
sebagai sumber elektron, sedangkan tabung Crookes tidak menggunakan filamen. Proses
pemanasan filamen ini adalah dengan cara mengalirkan arus listrik pada filamen tersebut.
Kelebihan dari penggunaan filamen yang dipanaskan ini adalah jumlah elektron yang
dihasilkannya sangat banyak.
Gambar 2. Tabung Gambar pesawat penerima televisi modern. Tabung ini sering disebut
tabung sinar katoda (CRT = cathode ray tube).
Secara sederhana, rangkaian penerima televisi jaman dahulu dan yang sekarang
digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:
BAGIAN-BAGIAN PENERIMA TV
Antena : mengubah gelombang listrik,suara, gelombang listrik gambar menjadi
gelombang elektro magnetis campuran (suara,gambar dan gelombang pembawa)
Camera : mengubah gambar/pemandangan menjadi sinyal listrik gambar.
Scanning dan sinkronisasi:
membentuk garis-garis gambar penelusuran dan
menyamakan garis penelusuran di TV hars sama dengan penelusuran garis di
penerima tv.
Video amplifier: memperkuat sinyal video.
Picture sinyal transmiter: memperkuat sinyal gambar sebelum ditransmisikan ke
antena.
Mikropone : mengubah gelombang suara menjai gelombang listrik suara.
Audio amplifier: memperkuat gelombang listrik suara.
Sound signal transmiter: memancarkan sinyal audio memlalui antena.
Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai rangkaian penerima televisi.
Loudspeaker
Penala
Mixer
Penguat
Suara
Limiter
Diskrimi
nator
Penguat
IF
Detektor
vidio
Pengeras
Vidio
Penguat
Suara
Tabung
gambar
Kum.
Horisontal
Oscilator
AGC
Pemisah
singkron
AFC
Osilator
Horisontal
Osilator
Vertikal
Penguat
vertikal
Penguat
Horisontal
Penguat
singkron
Kumparan
vertikal
Pembangkit
Tegangan
Tinggi
1. Antena
Antena televisi berfungsi untuk menangkap sinyal-sinyal RF yang dipancarkan oleh
stasiun pemancar televisi yang kemudian diteruskan kepada rangkaian penala televisi.
Berdasarkan konstruksinya, antena dapat diklasifikasikan dalam 3 macam yaitu :
a) Antena Yagi
c) Antena Lup
2. Penala
Seperti pada gambar diatas, penala terdiri dari penguat frekuwensi tinggi (penguat
HF), pencampur dan osilator lokal. Tuner mempunyai tiga bagian utama sebagai berikut:
1. RF Amplifier, berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diterima antena.
2. Lokal Osilator, berfungsi untuk membangkitkan sinyal frekuensi tinggi. Besar frekuensi
osilator dibuat selalu lebih besar dibandingkan frekuensi RF yang diterima antena (sebesar
frekuensi-RF+IF).
3. Mixer, oleh mixer sinyal RF dan sinyal osilator dicampur sehingga menghasilkan
frekuensi menengah atau IF. PAL tuner umumnya mempunyai frekuensi IF 38,9MHz, tetapi
ada yang mempunyai frekuensi 38MHz, sedangkan NTSC tuner mempunyai frekuensi IF
42,75MHz.
Dengan memakai pencampur dan osilator lokal itu gelombang TV dirubah menjadi sinyal
frekuensi IF. Untuk dapat diterima banyak kanal TV oleh penerima TV, agar efektif dan
ekonomis maka sebanyak mungkin rangkaian pada penala agar dapat menerima kanal-kanal
TV. Maka dari itu dengan mempergunakan konverter (pengubah) frekuensi pada penala
(tuner), gelombang-gelombang TV dirubah menjadi satu frekuensi yang disebut sinyal IF.
Penguat HF (frekuensi tinggi) pada penala memperkuat gelombang TV maka perbandingan
S/N (signal/noise) dapat diperbaiki.
3. Tingkat Penguat IF Gambar
Sinyal IF gambar yang diambil dari pencampur (mixer) pada penala kemudian
diperkuat sehingga gain serta respon frekuensinya cukup besar untuk penerima TV itu.
Tingkat penguat IF gambar terdiri dati tiga hingga empat penguat transistor dan
mempunyai penguatan (gain) sekitar 1000. Tegangan AGC (Automatic Gain
Control/pengatur penguatan otomatis) diberikan pada penguat IF itu, sama halnya seperti
yang diberikan pada penguat HF di rangkaian penala, sedemikian sehingga output tegangan
pada penguat IF itu selalu konstan walaupun tegangan inpunya berubah-ubah. Karakteristik
respon frekuensi total dari penguat IF diperlihatkan pada gelombang-gelombang lain yang
tidak dibutuhkan dibuang dan gelombang pembawa suara yang mungkin mengganggu
gambar karena adanya interferensi pelayangan, besarnya diredam secukupnya. Karena
pembawa suara itu dibuang setelah melalui tingkat detektor video maka pembawa suara itu
diambil terlebih dulu sebelum detektor video tersebut dan diberikan ke rangkaian detektor
suara 5,5 MHz. Juga sinyal input untuk rangkaian AFT (Automatic Fine Tuning/penalaan
halus otomatis) diambil dari rangkaian IF. Berikut adalah realisasi dari rangkaian penguat IF.
4. Detektor Video
Sinyal video komposit dari output penguat IF gambar dideteksi oleh detektor video.
Biasanya digunakan sebuah dioda detektor untuk mendeteksi video itu karena iya mempunyai
sifat linieritas yang baik dan juga distorsinya kecil.
Sinyal video komposit terdiri dari sinyal luminan, sinyal krominan dan sinyal
sinkronisasi. Untuk menghasilkan gambar yang bagus tidak diperlukan sinyal suara; bahkan
sinyal suara itu agak mengganggu karena adanya interferensi pelayangan. Beberapa penjebak
frekuensi (frequency trap) disetel pada frekuensi sinyal suara yang dipasang pada penguat IF
dan detektor video agar komponen suara diredam (penjebak frekuensi berfungsi membuang
frekuensi yang tidak dikehendaki).
5. Penguat video
Penguat video berfungsi menguatkan sinyal luminan yang berasal dari detektor video
agar mempunyai kekuatan yang cukup untuk menggerakkan tabung gambar. Dari rangkaian
ini sinyal sinkronisasi dan sinyal krominansi dikeluarkan dan masing-masing diberikan
kepada rangkaian pemroses berikutnya.
Agar dapat dihasilkan gambar berwarna yang baik pada tabung gambar, sinyal
luminan dari detektor video diperkuat oleh penguat video kira-kira seratus kali dan ditunda 1
s oleh rangkaian tunda. Juga ada rangkaian pengatur kontras dan rangkaian ABL (Automatic
Brighness Level) untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi terhadap muatan lebih yang
disebabkan oleh kuat cahaya yang berlebihan pada tabung gambar.
6. Rangkaian AGC
Bila kekuatan gelombang TV berubah-ubah dan agar sinyal yang dimasukkan ke
detektor video itu konstan maka pada penguat HF dan penguat IF harus dapat diatur secara
otomatis dengan rangkaian AGC. Bila kekuatan gelombang yang diterima lemah maka
penguatan penguat HF dibuat maksimum dan hanyalah penguatan penguat IF yang diatur
oleh rangkaian AGC. Bila kekuatan gelombang TV yang diterima lebih besar dari pada harga
tertentu, penguatan HF juga diatur oleh rangkaian AGC itu. Pada umumnya digunakan
rangkaian AGC tipe tertunda.
Ada tiga cara untuk membuat tegangan pengontrol AGC. Pertama adalah tipe AGC
harga rata-rata, yang bekerja dengan harga rata-rata dari output detekror video. Kedua adalah
tipe AGC harga puncak yang bekerja dengan harga puncak dari pulsa sinkronisasi. Dan ketiga
adalah AGC terkunci (keyed) yang berkerja dengan harga puncak terkunci selama perioda
pulsa pengulasan horizontal.
7. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian defleksi sinkronisasi dapat dibagi dalam empat bagian yaitu rangkaian
sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horisontal dan rangkaian
pembangkit tegangan tinggi.
7.a Rangkaian Sinkronisasi
Dengan rangkaian sinkronisasi, sinyal sinkronisasi dapat dipisahkan dari sinyal video
komposit dan kemudian diperkuat. Sinyal sinkronisasi horisontal dipisahkan dari sinyal
sinkronisasi vertikal dengan menggunakan rangkaian pemisah frekuensi. Tiap sinyal
sinkronisasi masing-masing diberikan pada rangkaian defleksi horizontal dan vertikal.
Rangkaian penghilang noise dipasang untuk mencegah gangguan sinkronisasi oleh noise
yang berupa pulsa-pulsa.
7.b Rangkaian Defleksi Vertikal
Terdiri dari rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji, rangkaian penguat dan
rangkaian output. Rangkaian pembangkit gelombang gigi gergaji disinkronisasikan dengan
sinyal sinkronisasi vertikal dan membangkitkan gelombang gigi gergaji 50 Hz. Sinyal ini
kemudian diperkuat sehingga mendapatkan daya yang cukup agar kumparan defleksi vertikal
mampu menyimpangkan berkas elektron pada tabung ke arah vertikal.
7.c. Rangkaian Defleksi Horisontal
Pada defleksi horizontal dibuat arus listrik yang berbentuk gigi gergaji frekuensi
15625 Hz dialirkan ke kumparan defleksi horisontal agar dapat menyimpangkan berkas
elektron tabung kearah horisontal. Sinkronisasi horizontal lebih mudah terganggu oleh
adanya noise yang berupa pulsa-pulsa daripada sinkronisasi vertikal. Maka disediakan
rangkaian AFC (Automatic Frequency Control) untuk membandingkan frekuensi dari sinyal
sinkronisasi dengan frekuensi gelombang bentuk gigi gergaji yang dibangkitkan oleh
rangkaian defleksi horizontal dan memperbaiki frekuensi yang berselisih. Karena defleksi
horizontal itu memerlukan daya yang besarnya seratus kali lebih besar dari pada daya untuk
defleksi vertikal maka dengan memakai rangkaian yang direncanakan spesial dengan penguat
output yang terdiri dari transistor, dioda dan lain-lainnya dapat dicapai efisiensi tinggi.
8. Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi
Pada bagian ini pembangkit tegangan tinggi membangkitkan tegangan tinggi untuk
mensuplay tegangan tinggi pada anoda tabung gambar. Pulsa flyback horisontal dari defleksi
horisontal dalam rangkaian ini diperbesar dengan menggunakan transformator flyback. Pulsa
yang diperbesar itu kemudian disearahkan dengan menggunakan penyearah pendobel dan
dihasilkan output tegangan tinggi searah (DC).
9. Rangkaian Suara
Dalam rangkaian suara, pertama-tama dideteksi sinyal pembawa IF suara yang
mempunyai frekuensi pembawa 5,5 MHz, sama dengan selisih antara frekuensi gelombang
gambar TV berwarna dengan gelombang suara (pembawanya), kemudian diperkuat oelh
rangkain suara. Kemudian sinyal suara dideteksi oleh detektor modulator FM (frekuensi
Modulasi).
A. Detektor 5,5 MHz
Dalam TV berwarna bila pembawa suara 5,5 MHz dicampur dengan sinyal video
maka timbul interferensi pelayangan (beat) sebesar 1070 kHz pada gambar yang diterima.
Untuk mencegahnya, pembawa suara dihilangkan sebelum detektor video. Pembawa suara
diambil dari tingkat di muka detektor video. Dalam hal ini digunakan detektor 5,5 MHz.
B. Penguat IF suara
Sinyal IF gambar yang mengandung pembawa suara dideteksi oleh detektor 5,5 MHz
menjadi sinyal IF suara dan kemudian oelh penguat IF suara diperkuat dan dibatasi
amplitudenya.
C. Detektor FM
Karena sinyal suara ditransmisikan dengan pembawa modulasi frekuensi (FM), maka
mula-mula harus dirubah dahulu menjadi pembawa yang dimodulasi amplituda kemudian
sinyal suaranya dapat dideteksi dengan detektor amplituda. Cara lain yang lebih lazim yaitu
dengan rangkaian detektor FM yang disebut rangkaian detektor rasio, dengan rangkaian
detektor yang telah diperbaiki slopenya (kemiringannya). Pada waktu ini karena adanya
kemajuan IC digunakan rangkaian detektor diferensial puncak.
D. Rangkaian deempasis
Pada umumnya, dalam transmisi modulasi frekuensi daerah respon frekuensi tinggi
sinyal pemodulasi rasio S/N nya rusak (berharga rendah). Untuk mengatasi keadaan tersebut
Secara prinsip tabung gambar adalah sebuah tabung trioda, karena ada 3 buah elektroda yaitu
Katoda (K), Kisi Kemudi (G) dan Anoda (A).
2. Televisi Berwarna
Rangkaian penerima pada televisi berwarna merupakan pengembangan dari televisi
hitam putih. Berikut adalah diagram blok penerima televisi berwarna:
Perbedaan dari rangkaian penerima televise hitam putih dan berwarna hanya terletak
pada pemprosesan gambar. Berikut letak penambahannya:
1. Rangkaian Pembangkit Kembali Sinyal Warna
Rangkaian pembangkit kembali sinyal warna biasanya terdiri dari rangkaian pemroses
sinyal sub pembawa warna, rangkaian sinkronisasi warna, rangkaian demodulasi warna
dan rangkaian output sinyal warna.
1.a Rangkaian pemroses sub pembawa warna
Sinyal sub pembawa warna dipisahkan dari sinyal TV berwarna komposit yang diambil
dari penguat no.1 dengan memakai rangkaian pembangkit kembali sinyal warna ini;
komponen (B-Y) dari sinyal sub pembawa warna disebut sinyal U dan komponen (R-Y)
dari sinyal sub pembawa warna yang disebut sinyal V didapatkan sebagai sinyal output
rangkaian itu.
Sinyal sub pembawa warna dipisahkan dari sinyal TV komposit dengan transformator
band-pass (band frekuensi 4,43 0,5 MHz) dan diperkuat dengan penguat band-pass.
Sinyal sub pembawa warna yang mengandung sinyal U dan sinyal V; polaritas sinyal V
berubah setiapa garis pengulasan horizontal.
1.b Rangkaian sinkronisasi warna
Di dalam rangkaian sinkronisasi warna, sinyal burs sinkronisasi warna dikeluarkan dari
sinyal video komposit TV berwarna yang datang dari penguat band-pass, dan dengan
menggunakan sinyal burs sebagai standar (patokan) dapat dihasilakan sub pembawa warna
4,43 MHz yang diperlukan untuk rangkaian switch pengubah polaritas dan juga untuk
modulator sinyal warna. Sinyal burs sinkronisasi warna itu kemudian diberikan pada
osilator 4,43 MHz dan detektor fasa ID (identifikasi).
1.c Demodulator sinyal warna
Dengan menggunakan demodulator warna, maka sinyal-sinyal perbedaan warna
didemodulasikan dari sinyal U dan V. Pada sistem demodulasi ini ketiga sinyal perbedaan
warna didemodulasi langsung dari sinyal-sinyal sub pembawa warna. Artinya dari dua
sinyal; perbedaan warna (B-Y) dan (R-Y) mula-mula dihasilkan dengan mendemodulasi
masing-masing sinyal dari sinyal sub pembawa warna U dan V, kemudian sinyal (G-Y)
dihasilkan dengan mengkombinasikan kedua sinyal perbedaan warna (sinyal B-Y dan RY). Untuk lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut:
2. Rangkaian output sinyal warna
Di dalam rangkaian output sinyal warna, tiga buah sinyal perbedaan warna yang berasal
dari demodulator dan sinyal luminan yang berasal dari penguat video dicampur sehingga
ketiga sinyal warna primer merah, hijau dan biru dapa dihasilkan. Ke tiga sinyal tersebut
diperkuat sehingga mendapatkan amplituda tegangan yang cukup untuk menggerakkan
tabung gambar berwarna (sekitar 90 Vp-p). Sistem penggerak ini disebut metoda
penggerak warna primer, karena tabung gambar berwarna digerakkan oleh tiga warna
primer, seperti terlihat pada gambar 2.9 (a). Pada metoda penggerak sinyal perbedaan
warna seperti terlihat pada gambar 2.9 (b), tabung gambar berwarna digerakkan oleh tiga
buah perbedaan sinyal warna dan tiga buah sinyal luminan melalui elektroda-elektroda
yang berlainan dan mereka dikombinasikan menjadi R, G dan B dalam tabung gambar
berwarna.
3. Rangkaian Penstabil Penerimaan Gelombang TV dan Rangkaian Penyetel
Pembantu
Ada rangkaian pembantu yaitu AGC dan AFT. Sebagai rangkaian-rangkaian penyetel
pembantu yaitu antara lain: rangkaian penyetel konvergensi, rangkaian penyetel
sistem dilengkapi dengan katoda dan pemanasnya, elektroda pengemudi (G1) (silinder
wehnelt), pemacu (G2), pemokus (G3) dan anoda bersama dengan pelindung aluminiumnya,
kedok berlubang dan lapisan hitam didalam. Selain itu setiap sistem juga dilengkapi dengan
pengontrol konvergensi dinamis.
Materi Pengayaan
Layar Plasma
Tabung gambar CRT seiring dengan perkembangan teknologi perlahan-lahan
digantikan posisinya oleh layar gambar yang lebih baik rteproduksi warnanya, lebih ringan
dan memungkinkan dibuat dengan dimensi ukuran yang lebih lebar. Salah satunya adalah
layaar plasma. Untuk menampilkan gambar warna, teknologi plasma menggunakan
kombinasi pospor merah, hijau, dan biru. Berbeda dengan teknologi CRT, plasma memberi
muatan kepada kantung-kantung yang berisi gas neon dan xeon yang berada di antara dua
panel gelas. Analogi mudahnya, jika CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathoderay tube), maka plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil. Ketika
tabung fluorescent tersebut diberi muatan, gas neon dan xeon akan mengeluarkan foton
ultraviolet. Kemudian foton menumbuk pospor yang akan memendarkan cahaya warna.
Kombinasi cahaya ini akan menghasilkan gambar di televisi sebagaimana yang kita lihat.
Masalah yang muncul di layar plasma berkisar pada kinerja pospor yang
mengeluarkan cahaya. Kinerja pospor akan menurun seiring berjalannya waktu. Jika kinerja
pospor sudah menurun, maka cahaya yang dikeluarkan saat pospor ditumbuk foton, akan
semakin berkurang dan redup. Rasio kontras akan mengalami penurunan sebesar 50 persen
dalam waktu penggunaan 4-5 tahun. Sedangkan untuk aspek brightness (rasio terang),
beberapa produsen mengklaim, penurunan sebesar 50 persen, baru akan terjadi setelah
penggunaan selama 60.000 jam (15 tahun penggunaan normal). Display plasma, neon dan
Xenon berisi ratusan ribu sel-sel kecil yang diposisikan antara dua plat gelas/kaca. Elektrodaelektroda panjang juga disisipkan diantara lapisan gelas/kaca, pada kedua sisi dari sel
tersebut. Elektroda-elektroda terletak dibelakang sel-sel, sepanjang kaca tersebut. Elektroda
transparan melingkupi bahan dielektrik dan ditutup oleh satu lapisan pelindung magnesium
oksida.
Kedua elektroda meluas keseluruh layar, dimana elektroda display disusun secara
horisontal membentuk barisan sepanjang layar elektroda yang dituju (elektroda untuk
pengalamatan titik) disusun membentuk kolom vertikal.Berikut adalah gambar grid dasar .
Untuk mengionisasikan gas yang berada dalam sel tertentu, display plasma akan
mengaktifkan elektroda vertikal dan elektroda horisontal yang saling bertemu/berpotongan.
Hal ini dilakukan beribu-ribu kali dalam waktu yang sangat singkat, untuk mengaktifkan tiap
selnya. Jika elektroda yang berpotongan ini diaktifkan (dengan menggunakan beda tegangan
antara kedua elektroda) maka arus listrik akan mengalir melalui gas yang ada di dalam sel
tersebut. Pada saat yang bersamaan, sebuah aliran juga terbentuk oleh pengisian partikel yang
akan memicu atom-atom gas untuk melepaskan foton ultraviolet. Foton yang dilepaskan ini
berinteraksi dengan material pospor yang dilapisi di dalam dinding sel. Pospor adalah
material yang akan menghasilkan cahaya (berpendar) jika terkena tumbukan. Ketika foton
ultraviolet mengenai atom di dalam sel, sebuah elektron pospor akan melompat ke tingkat
energi yang lebih tinggi dan atom memanas. Pada waktu elektron mundur ke keadaan normal,
maka akan dihasilkan energi dalam bentuk foton cahaya yang terlihat.
Layar LCD
Rata-rata TV LCD memiliki rasio kontras mulai dari 400:1 hingga 800:1. TV plasma mulai
dari 600:1 sampai yang tercanggih memiliki ke-mampuan 1.500:1. Pada TV LCD, layar
diterangi oleh lampu belakang sehingga relative tidak terpengaruh silau karena pantulan
cahaya dan memberikan gambar-gambar modulasi yang halus dan terang bahkan dalam
ruangan yang bercahaya terang atau dekat jendela dimana sinar matahari masuk. TV ini
ringan dan dapat dipindahkan dengan mudah, yang berarti dapat ditempatkan hampir dimana
saja yang dikehendaki si pengguna.
Bagian-bagian LCD dan fungsinya :
1. Vertical filter film untuk mempolarisasikan cahaya ketika masuk.
2. Glass substrate dengan ITO (Indium tin oxide ) electrodes. Bentuk elektroda ini akan
menetukan (membentuk) elemen gelap yang akan tampak ketika LCD dinyalakan atau
dimatikan.
3. Twisted nematic liquid crystals.
4. Glass substrate dengan common electrode film (ITO) dilengkapi horizontal ridges sehingga
menjadi satu baris dengan filter horizontal
5. Horizontal filter film untuk memblokir dan meloloskan cahaya.
6. Reflective surface untuk memantulkan kembali cahaya ke depan. (pada backlit LCD, layer
ini diganti dengan sumber cahaya)