PENDAHULUAN
Sistem pencernaan merupakan salah satu sistem penting dalam tubuh manusia dalam
proses mencerna makanan. Proses pencernaan dimulai dari mulut, faring, esofagus,
lambung, usus halus, usus besar, kolon, dan melibatkan organ aksesoris meliputi
hepar, gallblader dan pankreas. Dokter harus memiliki kemampuan untuk
menjelaskan segala hal yang berkaitan dengan sistem pencernaan serta mampu
menangani penyakit-penyakit pada sistem pencernaan sesuai dengan kompetensinya
sebagai dokter layanan primer. Untuk tujuan tersebut materi Blok Alymentary and
Hepatobiliary System and Disorders diberikan kepada mahasiswa semester V FKIK
Universitas Warmadewa yang mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia
2012.
Blok ini, tidak berbeda dengan blok sebelumnya yang memakai sistem
terintegrasi antara ilmu kedokteran dasar dan klinik. Blok ini membahas mengenai
pencernaan makanan dari mulut sampai anus. Materi yang akan dibahas meliputi
struktur, fungsi, biokimia dan gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan.
Masa pembelajaran Blok ini selama 6 minggu (35 hari efektif), dengan
menerapkan situasi pembelajaran kuliah, praktikum, diskusi kelompok, dan belajar
mandiri. Pada Blok ini juga ditambahkan mengenai keterampilan klinis yang
diperlukan dalam pemeriksaan sistem pencernaan selama 1 minggu yang disesuaikan
dengan Standar Kompetensi Dokter, KKI 2006. Pada pertengahan masa pembelajaran
dilakukan pertemuan dengan perwakilan mahasiswa dan fasilitator guna mendapatkan
masukan untuk penyempurnaan Blok. Nilai akhir Blok ditentukan dengan
memperhitungkan 80% nilai ujian, 20% nilai diskusi. Kehadiran selama masa
perkuliahan minimal 75 % serta penilaian student project merupakan prasyarat
mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian tulis pada akhir blok.
Oleh karena kemampuan hasil pembelajaran Blok ini akan dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran pada tahap profesi maka mahasiswa diharapkan mengikuti
proses pembelajaran Blok ini dengan baik dan menelaah bahan bacaan (referens)
semaksimal mungkin termasuk memanfatkan kemampuan hasil proses pembelajaran
Blok sebelumnya (prasyarat). Selamat belajar, semoga sukses. Terima kasih.
Penyusun
INFORMASI UMUM
TIM PENYUSUN BLOK
Ketua
dr. Yoga Bharata,Sp.BD
Sekretaris
dr. Komang Trisna Sumadewi, S. Ked
Anggota
dr. I Gusti Ngurah Anom Murdhana
dr. Toya Ariawan, M.Kes
dr. IGNP Sana
dr. I Nyoman Sueta, PAK
dr.Suyasning HI, PFK, M.Erg
dr.Wayan Suwitra, PHK (K)
dr. Oka Nurjaya, Sp.A
Nama Dosen
Telepon
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
081338582173
8.
08164733398
9.
10.
11.
08124635312
12.
03617986749
13.
08123949432
14.
08123973901
15.
08563795907
16.
081325451444
17.
08123963923
18.
087862320055
19.
081558050305
20.
081338736481
21.
22.
08174761804
087862379974
081337934497
23.
081338100597
(0361)7472248
08164747583
0361228584
08123804549
08123915501
0811380045
0361224400
08123666993
085253710780
081236516313
Departemen
Anatomi
PSPD Unwar
Anatomi
PSPD Unwar
Fisiologi
PSPD Unwar
Histologi
PSPD Unwar
Biokimia
PSPD Unwar
Farmakologi
PSPD Unwar
Bedah RSUD
Sanjiwani Gianyar
Bedah RSUD
Sanjiwani Gianyar
Bedah RSUD
Sanjiwani Gianyar
Bedah RSUD
Sanjiwani Gianyar
Interna RSUD
Sanjiwani Gianyar
Interna RSUD
Sanjiwani Gianyar
Interna RSUD
Sanjiwani Gianyar
Interna RSUD
Sanjiwani Gianyar
Interna
PSPD Unwar
Anak RSUD
Sanjiwani Gianyar
Anak RSUD
Sanjiwani Gianyar
Anak RSUD
Sanjiwani Gianyar
Gigi & Mulut RSUD
Sanjiwani Gianyar
Patologi Anatomi RSUP
Sanglah
Patologi Anatomi RSUP
Sanglah
Radiologi RSUD
Sanjiwani Gianyar
Anastesi RSUD
Sanjiwani Gianyar
DOSEN FASILITATOR
Nama
Alamat/Telepon
1.
4.18
2.
II
4.19
3.
III
4.20
4.
VI
4.21
5.
4.22
KURIKULUM BLOK
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
Ilmu Klinik.
Patologi anatomi sistem pencernaan atas dan bawah
Gambaran radiologi sistem pencernaan atas dan bawah
Patofisiologi pada sistem pencernaan atas meliputi:
1. Gangguan mulut:
- Diagnosis, penanganan secara tuntas pada penyakit kandidiasis,
ulkus mulut dan parotitis
- Diagnosis, penanganan awal dan merujuk pada penyakit glossitis
dan angina ludwig
2. Gangguan esofagus:
d.
e.
f.
g.
h.
i.
3.
JADWAL PEMBELAJARAN
Hari/Tgl
Waktu
HARI
1
Senin,
09-09-13
08.00 09.00
09.00 10.00
10.00 12.00
12.30 13.00
13.00 14.00
14.00 15.00
HARI
2
Selasa,
10-09-13
08.00 09.00
HARI
3
Rabu,
11-09-13
08.00 09.00
HARI
4
Kamis,
12-09-13
08.00 09.00
09.00 10.00
10.00 10.30
10.30 12.30
12.30 13.00
13.00 14.00
09.00 11.00
11.00 11.30
12.00 14.00
09.00 09.30
09.30 10.30
10.30 11.00
11.00 15.00
HARI
5
Jumat,
13-09-13
08.00 10.00
10.00 11.00
11.00 12.00
12.00 13.00
13.00 15.00
Kegiatan
Tempat
Pelaksana
Pengantar Blok
Student Project dan penugasan
Pemicu 1
Istirahat
Kuliah 1: Anatomi sistem pencernaan atas
Mandiri
RK
RK
RD
-RK
--
Ketua blok
Tim Blok
Fasilitator
-dr. Sueta
--
RK
d. Sueta
RK
dr. Suwitra
---RSL
RK
dr. Suwitra
--RSL
--Instruktur
RK
dr. Sana
-RK
-dr. Suwitra
-RP
-dr. Suwitra
PBL
Kuliah 7: Embriologi sistem pencernaan dan
hepatobilier
Istirahat
Kuliah 8: Kelainan kongenital
Mandiri
-RK
Tim PBL
dr. Sana
-RK
--
HARI
7
Selasa,
17-09-13
HARI
8
Rabu,
18-09-13
HARI
9
Kamis,
19-09-13
HARI
10
Jumat,
20-09-13
HARI
11
Senin,
23-09-13
08.00 10.00
10.00 10.30
10.30 11.30
Diskusi Kelompok 1
Istirahat
Pleno kuliah 1-8
RD
-RK
11.30 12.00
12.00 14.00
-RSL
08.00 10.00
10.00 10.30
10.30 11.00
11.00 11.30
11.30 12.30
13.00 -15.00
08.00 09.00
09.00 09.30
09.30 10.30
10.30 11.00
11.00 13.00
13.00 15.00
08.00 09.00
09.00 09.30
09.30 10.30
10.30 11.00
11.00 12.00
12.00 13.00
13.00 15.00
Istirahat
Ketrampilan klinik 1: pemeriksaan
abdomen (mandiri)
Pemicu 2
Istirahat
Kuliah 9: Proses mengunyah dan menelan
Istirahat
Kuliah 10: Motilitas dan sekresi
Mandiri
Kuliah 11: Regulasi sistem gastrointestinal
Istirahat
Kuliah 12: Proses digesti dan absorbsi
Istirahat
Mandiri
Bimbingan Student Project
Kuliah 13: Proses detoksifikasi
Istirahat
Kuliah 14: Fisiologi hepatobilier
Istirahat
Kuliah 15 : Metabolisme bilirubin
Mandiri
Diskusi kelmpok 2
Fasilitator
-dr. Sana, dr. Sueta,
dr Suwitra, dr. S.N
Suryana
---
RD
-RK
-RK
-RK
-RK
--RD
RK
-RK
-RK
-RD
Fasilitator
-dr. Suyasning
-dr. Suyasning
-dr. Suyasning
-Prof Arhya
--Instruktur
Prof Arhya
-dr. Suyasning
-Prof Arhya
-Fasilitator
08.00 10.00
10.00 11.00
11.00 12.00
PBL
Mandiri
Pleno 9-15
--RK
12.00 12.30
13.00 15.00
Istirahat
Ketrampilan klinik 1: pemeriksaan
abdomen (responsi)
Pemicu 3
Istirahat
Kuliah 16 : Gangguan pada mulut
(candidiasis, glossitis, dan ulkus mulut)
Kuliah 17 : Angina Ludwig dan Parotitis
Mandiri
-RSL
Tim PBL
-Dr. Suyasning, Prof
Arhya
-Instruktur
RD
-RK
Fasilitator
-drg. Ardhia
RK
--
dr. Wawan
--
08.00 10.00
10.00 10.30
10.30 11.30
11.30 12.30
13.00 15.00
08.00 09.00
09.00 10.00
10.00 10.30
10.30 12.00
12.00 13.00
13.00 15.00
HARI
13
Rabu,
25-09-13
HARI
14
kamis,
26-09-13
08.00
selesai
08.00 09.00
09.00 10.00
10.00 10.30
10.30 11.30
11.30 13.00
13.00 15.00
RK
dr. Eka
RK
dr. Eka
--RK
RSL
Lab
Anatomi
Tim Anatomi
RK
RK
-RK
-RSL
---
HARI
15
Jumat ,
27-09-13
08.00 10.00
10.00 11.00
11.00 11.30
11.30 13.30
13.30 14.00
14.00 15.00
PBL
Kuliah 23: Radiologi sistem pencernaan atas
Istirahat
Diskusi Kelompok 3
Istirahat
Pleno kuliah 16-23
-RK
-RD
-RK
HARI
16
Senin,
30-09-13
08.00 10.00
10.00 11.00
Pemicu 4
Kuliah 24 : Gambaran Patologi Anatomi
sistem pencernaan
Istirahat
Kuliah 25 : Disenti Basiler, Disentri amoeba
Istirahat
Bimbingan student project
RD
RK
Tim PBL
dr. Ate
-Fasilitator
-drg. Ardhia, dr.
Wawan, dr. Eka, dr.
Sri Wardani, dr.
Toya Ariawan, dr.
Ate
Fasilitator
dr. Iin Indrayani
-RK
-RD
11.00 11.30
11.30 12.30
12.30 13.00
13.00 15.00
10
08.00 09.00
09.00 09.30
09.30 10.30
10.30 12.30
12.30 13.00
13.00 15.00
HARI
18
Rabu,
02-10-13
08.00 09.00
HARI
19
Kamis,
03-10-13
HARI
20
Jumat,
04-10-13
HARI
21
Senin,
07-10-13
RK
-RK
--RSL
dr.Budhi Tresna
-dr. Oka Nurjaya
--Instruktur
RK
-RK
-dr.Toya Ariawan
10.30 11.00
11.00 13.00
13.00 15.00
08.00 09.00
09.00 09.30
09.30 11.30
11.30 12.00
12.00 13.00
13.00 15.00
-RD
---RD
--RK
08.00 10.00
10.00 12.00
12.00 12.30
12.30 13.30
PBL
Pemicu 5
Istirahat
Pengantar skill lab
-RD
13.30 15.00
RSL
-Fasilitator
---Fasilitator
--dr. Iin, dr. Sri
Wardani, dr. Budhi,
dr. Oka, dr. Putu, dr.
Toya
Tim PBL
Fasilitator
-Dr. Yoga/dr.
Gunawan
Instruktur
08.00 09.00
09.00 09.30
09.30 10.30
10.30 11.00
11.00 13.00
13.00 15.00
RK
-RK
-RD
--
dr. Darmawan
-dr. Darmawan
-Fasilitator
--
09.00 09.30
09.30 10.30
RK
11
08.00 09.00
09.00 09.30
09.30 10.30
10.30 11.00
11.00 13.00
13.00 15.00
Kuliah 32 : Peritonitis
Istirahat
Kuliah 33 : Penyakit Akut Abdomen
(Apendisitis akut, Abses apendiks, dan ileus)
Istirahat
Diskusi krlompok 5
Ketrampilan klinik 3: pemeriksaan hernia
dan Rectal Toucher (mandiri)
RK
-RK
-RD
RSL
-Fasilitator
---
HARI
23
Rabu
09-10-13
08.00 09.00
Pleno kuliah 30 33
RK
09.00 09.30
09.30 11.30
11.30 12.00
12.00 13.00
13.00 15.00
-RD
--RSL
HARI
24
Kamis
10-10-13
08.00 09.00
RK
-RK
10.30 12.30
12.30 13.00
13.00 15.00
Istirahat
Pemicu 6
Istirahat
Mandiri
Ketrampilan klinik 1: pemeriksaan hernia
dan Rectal Toucher (responsi)
Kuliah 34 : Infestasi cacing (cacing tambang
dan strongiloidiasis)
Istirahat
Kuliah 35 : Infestasi cacing
(skistosomiasis, taeniasis, dan askariasis)
Mandiri
Istirahat
Bimbingan Student Project
--RD
--Fasilitator
HARI
25
Jumat
11-10-13
08.00 10.00
10.00 12.00
12.00 12.30
12.30 14.00
PBL
Diskusi Kelompok 6
Istirahat
Pleno kuliah 34 35
-RD
-RK
Tim PBL
Fasilitator
-dr. Sri Wardani, dr.
Budhi Tresna
HARI
26
Senin
14-10-13
09.00
selesai
--
Selasa
15-10-13
09.00 09.30
09.30 10.30
LIBUR
12
08.00 10.00
10.00 10.30
10.30 11.30
Pemicu 7
Istirahat
Kuliah 36 : Gambaran Patologifisiologi
Sistem Hepatobilier
Istirahat
Kuliah 37 : Radiologi Sistem Pencernaan
Bawah dan Sistem Hepatobilier
Mandiri
RD
-RK
Fasilitator
-dr. Mahendra
-RK
-dr. Ate
--
--
RK
-RK
10.30 11.00
11.00 12.00
13.00 15.00
-RK
RD
HARI
29
Jumat
18-10-13
08.00 10.00
10.00 11.00
11.00 13.00
13.00 13.30
13.30 15.00
PBL
Mandiri
Diskusi Kelompok 7
Istirahat
Pleno kuliah 36 40
--RD
-RK
Tim PBL
-Fasilitator
-dr. Mahendra, dr.
Ate, dr. Sri Yenny,
dr. Dewa Sadguna,
dr. Sri Wardani
HARI
30
Senin
21-10-13
08.00 10.00
10.00 10.30
10.30 11.30
Pemicu 8
Istirahat
Kuliah 41 : Gangguan Kolon (IBS,
Divertikulosis/divertikulitis, Kolitis)
Istirahat
Kuliah 42 : Gangguan Kolon
(Intususepsi/invaginasi dan Hemoroid)
Presentasi student Project 2
RD
-RK
Fasilitator
-dr. Yoga Bharata
-RK
-dr. Darmawan
RK
Fasilitator,
Narasumber
11.30 12.00
12.00 13.00
13.00 15.00
HARI
28
Kamis
17-10-13
08.00 09.00
09.00 09.30
09.30 10.30
11.30 12.00
12.00 13.00
13.00 15.00
Selasa
22-10-13
LIBUR
Rabu
23-10-13
LIBUR
Kamis
24-10-13
LIBUR
13
10.00
selesai
HARI
32
Senin
28-10-13
08.00 09.00
HARI
33
Selasa
29-10-13
HARI
34
Rabu
30-10-13
HARI
35
Kamis
31-10-13
--
RK
dr. Wawan
09.00 09.30
09.30 10.30
10.30 11.00
11.00 13.00
13.00 15.00
08.00 09.00
09.00 11.00
-RK
--RD
-RK
11.00 11.30
11.30 13.30
Istirahat
Pleno kuliah 42-44
-RK
-dr. Wawan
--Fasilitator
-Narasumber,
Fasilitator
-dr. Wawan, dr. Yoga,
Darmawan
--
13.30 15.00
Mandiri
--
HARI TENANG
09.00 selesai
UJIAN
Tim Blok
14
PERTEMUAN EVALUASI
Pertemuan Dengan Wakil Mahasiswa
Pertemuan antara Tim Blok dengan mahasiswa dimaksudkan untuk mengevaluasi
Modul Blok serta mengidentifikasi masalah-masalah dalam pelaksanaan blok (kuliah
dan diskusi kelompok). Dengan adanya evaluasi terhadap Buku Modul dan
pelaksanaan Blok diharapkan menjadi masukan untuk penyempurnaan panduan dan
pelaksanaan belajar yang lebih baik. Pertemuan dilaksanakan di ruang kuliah pada
Senin, 30 September 2013. Mahasiswa wakil kelompok dan Tim Blok diharapkan
hadir pada pertemuan tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Moore K.L and Agur A.M.R: Essential Clinical Anatomy, 3th ed. Lippincott
Wiliams n wilkins.
2. Leslie P. Gartner, James L, Concise Histology. Philadelphia, WB Saunders,
2010
3. Silverthorn D.U, Human Physiology, 5th ed, New York, Pearson Education,
2010
4. approach 5th edition. 2010. Dee Unglaub Silverthorn. Pearson Benyamin
Cumings
5. Atlas berwarna &teks Fisiologi. Agamemnon Despopoulus dan stefan
Silbernagi. Edisi 4. Alih Bahasa: Yurita Handoyo.1991. Penerbit Hipocrates
6. Kumar et al, Robins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 8 th ed,
Philadelphia, WB Saunders, 2010
7. Fauci et al, Harrisons Principles of Internal Medicine, 17 th ed, New York.
McGraw-Hill/Lange, 2008
8. Trevor A.J., Katzung B.G., and Masters S.B., : Katzung & Trevors
Pharmacology, 7th ed, New York. McGraw-Hill/Lange, 2005
9. Kliegman et al, nelson Text Book of Pediatric, 18 th ed, Philadelphia, WB
Saunders, 2007
10. Konsil Kedokteran Indonesia (2006). Standar Kompetensi Dokter. Jakarta,
Konsil Kedokteran Indonesia.
11. Radiologi Diagnostik ( Diagnostic Imaging ) hal 215 265
Editor : Syahriar Rasad , Sukonto Kartoleksono , Iwan Ekayuda
Penerbit : B.P.F.K.U.I. , cetakan ke 3
12. An. Atlas of Normal Normal Radiographic Anatomy hal 462 527
Isadore Meschan , MA , MD W.B. Saunders Company .
13. Essentials of Radiologi, Judith Korek Amorosa MD PC CD ROM , copyright
1999 : by Medical interactive , www Medinter.com .
16
PROGRAM PEMBELAJARAN
PEMICU
PEMICU 1
Tidak Bisa BAB
Rani, wanita 30 tahun datang ke praktek Dokter Budi dengan keluhan tidak buang air
besar (BAB) sejak 2 hari yang lalu. Selama seminggu belakangan ini Rani sering
makan gorengan dan sedikit mengkonsumsi sayur dan buah bahkan minum air putih
hanya setelah makan. Setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan
menyeluruh berdasarkan asas profesionalisme, Dokter Budi menjelaskan pada Rani
tentang struktur saluran pencernaan (alimentary tract) termasuk hati, dan tidak
ditemukan adanya kelainan pada saluran pencernaan serta hati tidak membesar.
Dokter Budi menjelaskan bahwa Rani tidak memerlukan pengobatan untuk
keluhannya saat ini hanya perlu mengubah pola makan dengan memperbanyak
konsumsi air serta makanan yang mengandung banyak serat.
PEMICU 2
Mengunyah Terlalu Cepat
Dokter Nanik sedang bertugas di klinik PT Ratu Perkasa. Tiba-tiba datanglah Ketut
Andi Pratama, laki-laki berumur 25 tahun, salah seorang karyawan di perusahaan
tersebut. Setelah Dokter Nanik mempersilahkan duduk dan ditanya, Andi menyatakan
bahwa dia merasa mual, kadang-kadang muntah dan mules serta merasa tidak nyaman
pada perutnya sejak kemarin. Andi sering sarapan terburu-buru karena takut terlambat
bahkan saya sarapan di dalam kendaraan. Setelah melakukan anamnesis yang cermat,
Dokter Nanik meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan fisik. Setelah selesai
melakukan pemeriksaan fisik secara profesional, Dokter Nanik menjelaskan kepada
Andi : Pak Andi, setelah saya melakukan pemeriksaan, saya tidak menemukan
kelainan yang serius pada sistem pencernaan Bapak, semua masih dalam batas
normal. Andi bertanya kepada Dokter nanik, Dok kenapa bisa terasa tidak nyaman
pada perut saya? Apakah keluhan saya bisa hilang?. Dokter Nanik berkata Pak Andi
keluhan Bapak terjadi karena kebiasaan makan terburu-buru sehingga makanan tidak
diproses di dalam mulut. Setelah ditelan makanan di cerna di dalam lambung
selanjutnya diteruskan ke usus dan mengalami penyerapan
PEMICU 3
Nyeri Ulu Hati
Susilawati, 45 tahun datang ke praktek Dokter Agus dengan keluhan nyeri pada ulu
hati yang dirasakan sejak 6 minggu yang lalu, disertai dengan rasa seperti terbakar
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
17
PEMICU 4
Mencret Tiga Hari
Ayu, bayi berumur 5 bulan, diantar oleh ibunya ke Dokter Iwan dengan mencret sejak
3 hari yang lalu. Sebelum dilakukan pemeriksaan fisik, terjadi dialog sebagai berikut.
dr. Iwan
Ibu
dr. Iwan
Ibu
dr. Iwan
Ibu
Dr. Iwan
Ibu Ayu
18
PEMICU 5
Nyeri Hebat Perut Bawah
Dono, laki-laki berumur 62 tahun datang ke Dokter Oka mengeluh nyeri hebat pada
perut bawah sejak 3 hari yang lalu nyeri hebat disertai muntah muntah. Sebelum
melakukan pemeriksaan fisik terjadi dialog antara dokter Oka dan Dono sebagai
berikut :
dr. Oka
Dono
19
PEMICU 6
Perut Membesar
Miko, anak laki-laki berumur 8 tahun diantar oleh ibunya datang ke poliklinik anak,
dengan keluhan perut membesar sejak 1 bulan terakhir. Pada Anamnesis didapatkan
pertumbuhan anak normal, pola makan dan gizi makanan baik. Ibu Miko mengatakan
pola makan Miko normal namun berat badannya semakin berkurang, Miko pernah
mengeluhkan keluar cacing pada saat BAB. Selain itu, Miko sering mengeluh cepat
merasa lelah, aktifitasnya menurun dan rasa tidak enak di perut. Miko juga memiliki
kebiasaan tidak memakai sandal bila bermain di halaman rumah
PEMICU 7
Nyeri Perut Kanan Atas
Andre, laki-laki berumur 40 tahun datang ke Dokter Yanti dengan keluhan nyeri pada
perut kanan sebelah atas sejak dua minggu yang lalu. Saat anamnesis terjadi dialog
antara Andre dan Dokter Yanti sebagai berikut :
dr.Yanti
:Bagaimana kronologis sakitnya pak?
Andre
:Kira-kira 1 minggu yang lalu saya mengalami demam tinggi dok
sesaat hilang setelah minum obat penurun panas, sejak 3 hari yang lalu
timbul nyeri pada perut, disertai dengan mual dan muntah.
dr. Yanti
:Bagaimana warna kencing Bapak?Apakah merah? Terus menerus?
Andre
:Iya dok, kencing saya berwarna merah sudah lama dan terus
menerus.
dr. Yanati
:Pak Andre, maaf sebelumnya apakah Bapak pernah dsuntik sebelum
keluhan Bapak muncul?
Andre
:Iya dok. Sekitar 7 bulan yang lalu saya mengalami kecelakaan dan
mendapatkan transfusi darah.
Dari anamnesis, Dokter Yanti menyimpulkan bahwa Andre menderita gangguan liver
atau Gastritis akut. Untuk menegakkan diagnosis pasti, Dokter Yanti melakukan
pemeriksaan fisik dan didapatkan:
TD: 120/80 mmHg, Nadi: 98 x/menit, Rr: 28 x/mnt, Tax: 39 0 Celcius. Pasien tampak
ikterus. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan pada perut kanan atas dan
teraba pembesaran hati. Kemudian Dokter Yanti meminta Andre melakukan
pemeriksaan fungsi hati.
PEMICU 8
Benjolan pada Anus
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
20
21
STUDENT PROJECT
Student project pada blok ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk lebih mengenal dan memahami mengenai kasus-kasus kedokteran
sesuai SKDI 1 dan 2. Tugas dikerjakan secara berkelompok dimana akan dibentuk 10
kelompok. Masing-masing kelompok diskusi (SGD) akan dipecah menjadi 2
kelompok kecil sehingga dalam 1 kelompok kecil akan beranggotakan 4-5 orang.
Masing-masing kelompok membuat 1 paper hasil article review dengan topik yang
ditentukan. Dosen fasilitator akan berperan sebagai dosen pembimbing sehingga 1
dosen akan membimbing 2 kelompok kecil. Masing-masing kelompok akan
mempresentasikan paper mereka sesuai dengan jadwal yang ditentukan dan dinilai
oleh dosen pembimbing yang lain.
Adapun topik-topik yang disediakan antara lain:
1. Leukoplakia
: SGD 1, klp 1
2. Achalasia
: SGD 1, klp 2
3. Esophageal varises
: SGD 2, klp 1
4. Zolinger-ellison syndrome
: SGD 2, klp 2
: SGD 3, klp 1
6. Meckels diverticulum
: SGD 3, klp 2
7. Umbilical fistula
: SGD 4, klp 1
8. Pankreatitis
: SGD 4, klp 2
9. Sirosis hepatis
: SGD 5, klp 1
: SGD 5, klp 2
22
23
ABSTRAK KULIAH
Kuliah 1, 2, 5 dan 7
Struktur Anatomi sistem pencernaan dan hepatobilier
dr. IGN Putu Sana / dr. I Nyoman Sueta, PAK
Oral Cavity-Pharynx
Oral cavity mulai dari oral fissure (rima oris) sampai oropharynx. Di dalamnya
terdapat teeth, ginggiva, tongue, palate dan tonsil. Bermuara ke dalamnya adalah
salivary glands dan untuk melakukan fungsinya dibantu oleh temporomandibular joins
(TMJ) serta otot-otot pergerakannya.
Perhatikan otot-otot serta saraf yang melayaninya yang terdapat disekitar oral
cavity untuk membantu fungsi oral cavity
Pharynx yang terbagi dalam nasopharynx, oropharynx dan laryngopharynx
merupakan tempat persilangan jalan nafas dan jalan makanan, sehingga diperlukan
mekanisme khusus untuk mencegah makanan masuk ke jalan nafas.
Oesophagus-stomach (gaster)
Oesophagus adalah jalan makanan antara pharynx dan stomach, terdiri dari tiga
bagian yaitu cervical, thoracic dan abdominal part. Menembus diafragma pada batas
thoracic dan abdominal part.
Stomach (gaster) adalah jalan makanan selanjutnya yang bentuknya dapat
berbeda tergantung fungsinya pada tiap individu. Terdiri dari 4 bagian, cardia, fundus,
body dan pyloric part. Mempunyai 2 tepi yaitu lesser curvature (terdapat angular
insisura) dan greater curvature. Arterialisasinya dari cabang-cabang celiac trunk dan
aliran darah baliknya menuju hepatic portal vein serta mempunyai hubungan dengan
plexus venosus oesophagus.
Abdominal cavity, dinding abdominal cavity, dan intestine,
Dinding abdominal cavity, terdiri dari:
1. Anterolateral : musculoaponeurotic
2. Posterior
: musculoskeletal
3. Superior
: diafragma
4. Inferior
: berhubungan dengan pelvic cavity dan membentuk
abdominopelvic cavity.
Musculoaponeurotic dinding anterolateral terdiri dari external oblique, internal
oblique, transverse abdominal dan rectus abdominis muscle, serat-seratnya dengan
arah saling silang satu dengan lainnya. Di dalam abdominal pelvic cavity terdapat
parietal peritoneum yang membentuk dinding peritoneal cavity dan di luar peritoneal
cavity terdapat extraperitoneal cavity (preperitoneal, subperitoneal, retroperitoneal,
subphrenic space).
Pada dinding anterolateral terdapat beberapa tempat yang pertahanannya
lemah sehingga mudah terjadi hernia, antara lain: umbilicus, medial dan lateral
inguinal fossa, femoral canal.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
24
Kuliah 3, 4, dan 6
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
25
26
27
28
29
30
31
32
Proses pencernaan
Ada 2 cara:
Mekanis
Mengunyah
Menelan
Mengaduk
Mendorong
Kimiawi:
Enzimatis oleh kelenjar :
Ludah (saliva)
Pankreas dan Hati
Getah Usus
Pengaturan sistem pencernaan:
Refleks lokal
Perabaan
Peregangan
Iritas
Hormonal
Gastrin
Pankreozimin/kholesistokinin
Sekretin
Enterokrinin
Enterogastron
Saraf
Intramural
Pl. myenterikus (Pl. Auerbach)
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
33
34
Fungsi utama
MENGHASILKAN ENZIM DAN MUKUS
35
36
37
Sarcoidosis
Malnutrisi
Terapi radiasi pada kanker kepala dan leher
Kondisi lain yang dapat menyebabkan kelenjar parotid membesar, melitui :
- Diabetes
- Alkoholism
- Bulimia
Gejala yang dapat terjadi antara lain inflamasi di depan telinga, dibawah dagu atau
pada dasar bibir, mulut terasa kering, nyeri pada wajah atau mulut terutama saat
membuka mulut, demam, menggigil, dan gejala infeksi lainnya. Terapi yang diberikan
meliputi :
Kesehatan mulut yang baik : sikat gigi 2 kali sehari, berkumur engan air garam
agar bibir tetap lembab, berhenti merokok
Medikasi :
- Antibiotik : untuk infeksi bakteri
- Medikasi untuk penyakit dasarnya seperti Sjogrens syndrome atau Aids
- Anti-inflamasi untuk mengurangi inflamasi dan nyeri
Menghilangkan sumbatan bila disebabkan oleh tumor, batu atau mucus plug
Kuliah 18
Gangguan Esofagus
(Lesi Korosif pada Esofagus dan Refluks Esofagitis)
Dr. Eka, Sp. PD
Esofagitis korosif adalah peradangan di esofagus yang disebabkan oleh luka bakar
karenazat kimia yang bersifat korosif misalnya asam kuat, basa kuat dan zat organik.
Zat yang tertelan dapat bersifat toksik atau korosif. Zat kimia yang bersifat korosif
akan menimbulkan kerusakan pada saluran yang dilaluinya, sedangkan zat kimia yang
bersifat toksik hanya menimbulkan gejala keracunan bila diserap oleh darah.
Esofagitis korosif adalah kerusakan esofagus yang terdiri dari kerusakan epitel
mukosa saja sampai kerusakan seluruh dinding esofagus karena bahan kimia yang
termakan atau terminum.
Bahan kimia asam kuat atau basa kuat merupakan bahan yang sering
menyebabkan terjadinya esofagitis korosif. Basa kuat (alkali) merupakan penyebab
tersering (70%) diantaranya sodium hidroksi, pottasium hidroksi dan ammonium
hidroksi. Basa kuat menyebabkan terjadinya nekrosis mencair (liquifactum necrosis).
Keluhan dan gejala yang timbul akibat tertelan zat korosif tergntung pada jenis zat
korosif, konsentrasi zat korosif, jumlah zat korosif, lamanya kontak dengan dinding
esofagus, sengaja diminum atau tidak dan dimuntahkan atau tidak. Secara umum
keluhan dan gejala yang dapat ditemukan diantaranya nyeri didalam mulut dan regio
substernal, hipersaliva, nyeri saat menelan, dan disfagia. Sedangkan demam dan
perdarahan dapat terjadi serta sering diiringi dengan muntah. Esofagitis korosif
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
38
39
40
41
Kuliah 23 dan 37
Radiologi sistem pencernaan atas dan Radiologi sistem pencernaan bawah dan
sistem hepatobilier
dr. Ate Budiati, Sp.Rad
Aspek radiologik dari sistem saluran cerna meliputi pengenalan terhadap berbagai
modalitas imaging dan gambaran radiologis dari gangguan sistem tsb. Pemeriksaan
radiologi imaging saluran cerna terbagi atas 2 golongan besar , yaitu pemeriksaan
tanpa kontras dan dengan kontras. Sistem saluran cerna terdiri atas mulut , orofarings
bagian ini biasanya dapat diinspeksi secara langsung , modalitas imaging tanpa
kontras meliputi foto panoramik maksilofasial untuk mengevaluasi terutama gigi dan
cavum oris , cervical lateral kondisi jaringan lunak untuk menilai adanya penebalan
jaringan lunak di daerah orofarings. Sialografi ,imaging dengan kontras jodium untuk
mengevaluasi saluran dan kelenjar ludah . Radiografi abdomen polos, kadang dengan
berbagai posisi , adalah modalitas imaging untuk mengevaluasi sistem cerna dan
sekitarnya mulai dari gaster sampai rectum , secara menyeluruh. Pemakaian kontras
barium secara oral / diminum untuk sistem saluran cerna bagian atas, UGI = OMD,
untuk mengevaluasi lebih rinci hipofarings , esofagus , gaster dan duodenum , follow
through untuk mengevaluasi usus halus dan appendikogram mengevaluasi appendiks ,
kontras barium peranal , pemeriksaan kolon inloop = barium enema untuk
mengevaluasi kolon rectum. Kolesistokolangiogram intra vena , ERCP , USG
adalah beberapa modalitas imaging untuk sistim hepatobilier yang relatif ekonomis .
Modalitas imaging untuk mengevaluasi sistem digestif dengan computer
tomografi (CT scan) dan atau MRI dapat memperjelas kelainan -kelainan yang belum
dapat didiagnosis secara pasti oleh foto radiografi konvensional serta untuk guiding
biopsi pada kasus-kasus dengan kecurigaan keganasan , abses intraabdomen .
Angiografi abdomen untuk menilai adanya kelainan2 vaskuler abdomen
seperti emboli arteri , aneurisma.
Radioisotop scanning untuk staging keganasan dan mengetahui adanya
kelainan perfusi. Untuk melakukan pemeriksaan imaging intestinal dan bilier , pasien
perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar interpretasi tidak terganggu .
Kuliah 24
Gambaran Patologi Anatomi Sistem pencernaan
dr. Luh Putu Iin Indrayani Maker, Sp.PA
The alimentary tract is a hollow tube extending from the oral cavity to the anus, that
consists of esophagus, stomach, small intestine, appendix, colon, rectum and anus.
Each segment has unique complementary and highly integrated functions which
together serve to regulate the intake, processing and absorbtion of the ingested
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
42
Kuliah 25
Disentri Basiler dan Disentri Amoeba
dr. Ni Wayan Sri Wardani,Sp.PD
Disentri basiler atau shigelosis adalah suatu infeksi akut kolon yang disebabkan oleh
genus shigella. Ada 4 spesies shigella yaitu S. dysentriae, S. bondii, S. flexneri, S.
sonnei. Keadaan lingkungan yang jelek akan memprmudah timbulnya penularan
penyakit. Shigella memasuki host melalui mulut yang ditularkan secara oral melalui
air, makanan, dan lalat yang tercemar. Karena secara genetik bertahan terhadap PH
yang rendah, kuman ini dapat melewati barier asam lambung. Basil disentri tidak
ditemukan dluar rongga usus dan tidak merusak selaput lendir. Kelainan pada selaput
lendir disebabkan oleh toksin kuman. Lokasi usus yang terinfeksi adalah usus besar
dan dapat mengenaoi seluruh usus besardengan kelainan terberat di daerah sigmoid,
sedangkan di daerah ileum hanya ditemukan hiperemik saja. Gejala yang timbul
bervariasi antara lain defekasi sedikit-sedikit dan dapat terus menerus, sakit perut
dengan rasa kolik, muntah-muntah dan sakit kepala. Sifat kotoran mulanya sedikitsedikit, selanjutnya pada keadaan ringan masih dapat mengeluarkan cairan, sedangkan
bila keadaan berat fese berlendir dengan warna kemerah-merahan (red current jelly)
serta bersifat basa. Pemeriksaan lain yang dapat membantu dalam meneggakkan
diagnosis adalah dengan pemeriksaan tinja langsung terhadap kuman penyebab juga
untuk amoeba dan kista amoeba serta biakan hapusan (rectal swab) yang spesifik dan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
43
44
45
46
47
Kuliah 33
Apendisitis Akut, Abses Apendiks dan Ileus
dr. Yoga Bharata, Sp. BD
Apendisitis akut:
1. Definisi
2. Etiologi
3. Klasifikasi
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinik
6. Diagnosis :
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik :
* Inspeksi
* Palpasi
* Pertusi
* Auskultasi
* Colok Dubur
5. Penatalaksanaan :
* Medikamentosa
* Apendektomi
Kuliah 34
Cacing Tambang dan Strongiloidiasis
Dr. Dr. A.A. Budhi Tresna, Sp.PD
Stgrongiloidiasis
adalah
penyakit
infeksi
yang
disebabkan
oleh
Strongyloidesstercoralis. Stongiloidiasis ditularkan melalui penetrasi langsung pada
kulit manusia oleh larva yang infektif. Berjalan tanpa alas kaki merupakan faktor
risiko terjadinya infeksi dari cacing ini. Gangguan pada intestinal seperti nyeri
abdomen dan diare sering ditemukan pada pasien dengan strongiloidiasis. Selain itu
juga sering ditemukan gejala pada sistem respirasi antara lain batuk, wheezing dan
kronik bronkitis serta gangguan pada kulit (pruritus dan urtikaria). Diagnosis
poenyakit ini dengan melakukan pemeriksaan feses dengan atau tanpa kultur feses.
48
Kuliah 35
Arskariasis, Taeniasis dan Skistosomiasis
dr. Sri Wardani, Sp. PD
Ascariasisis merupakan penyakit pada manusia yang disebabkan oleh parasit yang
disebut a Ascaris lumbricoides. Infeksi terjadi melalui tertelannya makanan yang
terkontaminasi feses yang berisi telur Ascaris. Larva masuk melalui usus kemudian
mencapai paru-paru dan berakhir pada saluran pernapasan. Disinilah Ascaris
kemudian tertelan kembali dan matang di usus, berkembang sampai mencapai panjang
30 cm dan menempel pada dinding usus. Infeksi biasanya asimptomatik. Terutama
bila jumlah cacing Ascaris terdapat dalam jumlah sedikit. Dapat memunculkan gejala
penyerta berupa inflamasi, demam, dan diare. Dapat berkembang menjadi masalah
yang serius apabila cacing bermigrasi ke bagian tubuh lainnya.
Taeniasis/cysticercosis sampai saat ini masih merupakan permasalahan kesehatan
dibeberapa negara di Amerika latin, Afrika dan Asia, terutama didaerah yang hygiene
dan sanitasinya masih kurang. Taeniasis ialah penyakit zoonosis parasiter yang
disebabkan oleh cacing pita yang tergolong genus Taenia (Taenia saginata, Taenia
solium, dan Taenia asiatica) pada manusia. Sementara itu Cysticercosis ialah infeksi
oleh bentuk larva Taenia solium (Cysticercosis cellulose) pada manusia. Siklus hidup
dari Taenia solium memerlukan babi sebagai hospes intermediatnya, Taenia saginata
sapi sebagai hospes intermediatenya. Seseorang dapat menderita taeniasis apabila
makan daging mentah atau setengah matang dari hospes intermediate yang
mengandung cysticercus. Ketiga spesies (Taenia saginata, Taenia solium, Taenia
asiatica) ditemukan di Indonesia. Terdapat 3 daerah endemis Taeniasis/cysticercosis
di Indonesis yaitu Papua,Bali dan Sumatera Utara. Selain 3 daerah endemis tersebut
insiden Taeniasis/cysticercosis juga ditemukan di daerah lain di Indonesia seperti
Nusa tenggara Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, Riau, Nusa Tenggara Barat,
Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Tengah. Selain pemeriksaan secara mikroskopis
saat ini sudah tersedia cara pemeriksaan immunologis dan molekuler untuk
menegakkan diagnosis dan identifikasi Taeniasis/cysticercosis. Pencegahan terhadap
infeksi Taeniasis/cysticercosis dapat dilakukan dengan cara menghilangkan sumber
infeksi dengan mengobati penderita taeniasis. Pemakaian jamban keluarga sehingga
mencegah tinja manusia dimakan babi atau sapi. Pemeriksaan daging ditempat
pemotongan hewan. Tidak mengkonsumsi daging mentah ataupun setengah matang.
Kuliah 36
Gambaran Patologi Sistem Hepatobilier
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
49
50
GALLBLADDER
Over 95 % of biliary tract disease is cholelithiasis or cholecystitis. When
cholesterol concentrations exceed the solubilizing capacity of bile (supersaturation),
cholesterol nucleate into solid cholesterol monohydrate crystals.
Inflammation of the gallbladder almost always occurs in association with
gallstones. Acute cholecystitis show acute inflammatory reaction, enlarged, tense, red,
empyema, gangrenous, and 90 % stones are present. Chronic cholecystitis show
chronic inflammation, fibrosis, stones almost always present.
PANCREAS
Predisposing condition for acute pancreatitis are metabolic, mechanical, vascular and
infectious agent. The four basic alteration in acute pancreatitis are proteolytic
destruction of pancreatic substance, necrosis of blood vessels with subsequent
interstitial hemorrhage, necrosis of fat by lipolytic enzymes and acute inflammatory
reaction.
The patogenesis of chronic pancreatitis is obscure. Hypersecretion of protein
from acinar cells in the absenceof increased fluid secretion permits the precipitation of
protein that, when admixed with cellular debris, form ductal plug. In alcoholic patient,
these plug may enlarge and decreased secretion of an acinar protein that normally
inhibit precipitation of calcium. In patient with idiopathic chronic pancreatitis, one
third of them have mutation in CFTR (cystic fibrosis transmembrane conductance
regulator) gene.
Carcinoma of the pancreas arising from exocrine portion of the gland. All of
this lesions are adenocarcinoma arising from the ductal epithelium
Kuliah 38
Gangguan Hepar
( Hepatitis A dan Hepatitis B)
dr. Luh Gede Sri Yenny, Sp. PD
Hepatitis A
Hepatitis A merupakan suatu infeksi hati akut yang disebabkan oleh virus hepatitis A,
yang merupakan virus RNA. Virus ini ditularkan melalui jalan feco-oral melalui
makanan atau air yang terkontaminasi atau dari orang yang infeksius. Infeksinya
diperkirakan menyerang 10 juta orang per tahun. Masa inkubasi virus ini diperkirakan
antara 2-6 minggu.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
51
52
Pemeriksaan Imaging
(menunjukkan infiltrat lemak)
Konsumsi alcohol
53
< 20 g/hari
> 20 gr/ha
kriteria
nonalcoholic
fatty
liver
konsumsi ethanol < 20g/hari untuk wanita dan 30g/hari untuk laki-laki
disease:
54
55
Kuliah 42
Intususepsi/invaginasi dan Hemoroid
dr. Darmawan, Sp.B
INTUSUSEPSI/INVAGINASI
Intususepsi atau Invaginasi merupakan keadaan masuknya segmen usus ke segmen
bagian distalnya yang umumnya akan berakhir dengan obstruksi usus strangulasi.
Invaginasi dapat terjadi pada semua umur bahkan intrauterine, namun sebagian besar
pada usia di bawah 1 tahun, terutama antara 3-10
daripada perempuan. Etiologi sebagian besar tidak diketahui dengan pasti. Diduga
berhubungan dengan pembesaran kelenjar getah bening ileum terminal akibat infeksi
viral di saluran napas maupun cerna. Pada kurang dari 10% kasus berhubungan
dengan adanya polip, kista, divertikulum Meckel, dan nosul ektopik pancreas. Lebih
dari 95% terjadi di daerah ileosekal. Dapat pula terjadi di usus halus dengan gejala
yang lebih berat, serta kolon yang gejalanya lebih ringan . terjepitnya bagian usus
dalam invaginasi menimbulkan strangulasi dan stasis vena sehingga timbul edema.
Selanjutnya terjadi ekskresi mukus yang berlebihan dan pecahnya vena sehingga
terjadi rembesan darah dari usus yang terjepit. Akibat invaginasi ini, timbul obstruksi
pada usus bagian proksimal.
Umumnya bayi dalam keadaan sehat dan gizi baik. Pada tahap awal muncul gejala
strangulasi berupa nyeri perut hebat yang tiba-tiba. Bayi menangis kesakitan saat
serangan dan kembali normal diantara serangan. Terdapat muntah berisi makanan atau
minuman yang masuk dan keluarnya darah bercampur dengan lendir (red currant
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
56
57
58
Kelemahan
otot
penyangga
rektum,
59
KEGIATAN PRAKTIKUM
Penuntun praktikum anatomi sistem digestif
Oral cavity dan pharynx
Perhatikan adanya teeth, tongue, tonsil, pada oral cavity. Perhatikan batas antara
bagian-bagian pharynx, naso, oro dan laringopharynx. Parotis gland (termasuk
salivary gland): perhatikan posisinya dan struktur yang menembusnya serta jalan dan
muara parotid duct.
Oesophagus dan stomach
Oesophagus umumnya berjalan dalam median line, dibelakang laring dan trakea.
Mengalami tiga kali penyempitan yaitu pada batas pharynx-esophagus, saat
menyilang main bronkus dan saat menembus diafragma.
Perhatikan posisi gaster, surface, dan marginnya dan hubungan dan
penguhubungannya dengan organ sekitarnya. Perhatikan vaskularisasi dari gaster dan
darimana asal dan berakhirnya.
Dinding abdominal cavity dan intestinal
Perhatikan lapisan-lapisan dinding abdomen dari luar ke dalam. Perhatikan arah seratserat otot yang membentuk dinding anterolateral abdomen dan rectus sheath yang
membungkus rectus abdominis muscles. Perhatikan adanya daerah-daerah dengan
pertahanan rendah sehingga mudah terjadi hernia.
Perhatikan:
1. Lokalisasi intestine (intra/ekstra peritoneal)
2. Perbedaan small dan large intestine
3. Mesenteriumnya
4. Vaskularisasinya (asal arteri dan akhir venanya)
5. Posisi appendix dan pangkalnya
Liver, pancreas dan spleen
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
60
61
62
63
Fesika felea terdiri lapisan mukosa ( epitel dan tunika propria), lapisan fibromuskuler
dan jaringan ikat perimuskuler. Epitel terdiri dari epitel selapis silindris, terdapat
lekukan mukosa berbentuk kripte atau divertikula sehingga tampak seperti kelenjar
jika terpotong tranversal. Lapisan fibromuskuler terdiri dari otot polos dan sabut
elastis, lapisan perimuskuler terdiri dari janringan ikat dan pembuluh darah dan
dilapisi oleh serosa.
64
KETERAMPILAN KLINIK
Keterampilan klinik pada blok ini akan dibagi menjadi tiga bahasan khusus
yaitu:
1. Pemeriksaan abdomen
2. Pemasangan naso gastric tube (NGT)
3. Pemeriksaan hernia dan Rectal Taucher
panduan serta checlist pemeriksaan akan diberikan dalam bentuk panduan skill
lab secara terpisah dari modul blok agar lebih memudahkan mahasiswa dalam
memahami keterampilan yang nantinya akan dipakai.
65
KUNJUNGAN LAPANGAN
1. Kunjungan ke Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar
a. Uraian kegiatan
-
b. Tujuan kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan kunjungan ini adalah:
-
Mahasiswa
mendapatkan
pengalaman
belajar
lapangan,
dimana
mahasiswa mengetahui keadaan yang nyata dari ilmu yang telah mereka
pelajari selama kuliah, meskipun tidak semua pasien dengan kelainan
sistem pencernaan dan hepatobilier dapat dijumpai di rumah sakit.
-
66
67
68
69
B. DAFTAR PENYAKIT
Daftar Penyakit yang terdapat pada Standar Kompetensi Dokter menjadi dasar
dalam penentuan pokok bahasan materi perkuliahan dan penugasan yang
disesuaikan dengan tema modul dan kemampuan mahasiswa semester 4,
dimana pada proses belajar di semester-semester berikutnya (diakhir
pendidikan dokter) barulah diharapkan akan mencapai level sebagaimana
tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter di bawah ini.
Tingkat Kemampuan 1
Dokter dapat mengenali gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini ketika
membaca literatur. Dalam korespendensi, ia dapat mengenal gambaran klinik
ini, dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini
mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran
klinik ini dan menduga penyakitnya, dokter segera merujuk.
Tingkat Kemampuan 2
Dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan (misalnya: pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis
yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
Tingkat Kemampuan 3
3A. Dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan (misalnya: pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi
pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat
darurat).
3B. Dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan (misalnya: pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi
pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
C. Tingkat Kemampuan 4
Dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan (misalnya: pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani
problem itu secara mandiri hingga tuntas. Berikut merupakan daftar penyakit
pada sistem pencernaan.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ.Warmadewa
70
3A
3B
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
71
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
72
1
1
1
2
2
2
3A
3A
3A
3B
3B
3B
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3A
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
3B
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3B
3B
4
4
73
Tingkat kemampuan 4
Keterampilan yang dimiliki dokter layanan primer dimana dokter
layananan primer dapat melakukan keterampilan ini secara mandiri pada
pasien.
2.
Tingkat kemampuan 3
Kketerampilan dimana dokter layanan primer pernah melakukan atau
menerapkan di bawah supervisi.
3.
Tingkat kemampuan 2
74
Tingkat kemampuan 1
Keterampilan dimana dokter layanan primer memiliki pengetahuan
sehingga dapat menjelaskan pada pasien.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Tingkat
Kemampuan
4
4
4
4
4
Extremities
1.
Inspection of skin
Therapeutic skill
1.
Nasogastric insertion
Diagnostic procedure
1.
Rectal toucher
75
6. Belajarlah sebelum dan setelah topik kuliah yang diberikan, jangan belajar
semuanya dalam waktu singkat sebelum ujian sumatif dilakukan
7. Istirahat yang cukup dengan tidur lebih awal sehari sebelum ujian
8. Ingat berdoa ya!!
Semoga beberapa kiat khusus di atas dapat berguna bagi mahasiswa, sehingga
dapat memberi hasil yang baik.
76