Musrenbangdes bisa dimulai dari komunitas RT, Kampung sebelum musrenbang tingkat desa.
Pedoman musrenbang versi uji coba bisa dilihat di. http://www.forumdesa.org
Proses Kedua : Setelah RAPBDesa disetujui BPD selanjutnya disampaikan ke Bupati malalui
Camat untuk di evaluasi.
Struktur APBDesa :
Struktud APBDesa terdiri dari :
1. Pendapatan , meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan
hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.
2. Belanja, meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban
desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh desa.
3. Pembiayaan, meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pendapatan terdiri dari tiga golongan :
PADes
Pendapatan Transfer
(1) Kelompok pendapatan asli desa dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas :
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan (Lebih lanjut mail ke : http://forkomkukar@yahoo.co.id
Perlu diperhatikan adalah dalam penyusunan pedoman pengelolaan keuangan Desa dalam hal
ini dalam Peraturan Bupati, adalah karateristik Wilayah setempat; besaran APBDesa, karena
semakin besar APBDes semakin banyak yang bisa di biayai dan permasalahan semakin
komplek; Aspek sosial budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu peningkatan kapasitas
aparatur desa dan bpd merupakan suatu keharusan.
Peraturan Pemerintah
d. Peraturan Presiden
e. Peraturan Daerah
Disebutkan dalam UU tersebut bahwa Peraturan Daerah terdiri dari tiga
kategori yaitu (1) Perda Provinsi yang ditetapkan oleh DPRD ditingkat
Provinsi dengan Gubernur, (2) Perda Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh
DPRD Kabupaten/Kota bersama dengan Bupati/Walikota, dan (3) Peraturan
Desa/Peraturan yang setingkat. Peraturan Desa digolongkan menjadi satu
dalam kategori Peraturan Daerah. Hal ini kemudian diakui sebagai sebuah
kesalahan karena Peraturan Desa berbeda dengan Peraturan Daerah.
Dalam Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
Peraturan Desa dikeluarkan dari hirarki peraturan perundang-undangan,
tetapi tetap diakui keberadaannya sebagai salah satu jenis peratuan
perundang-undangan dan mempunyai kekuatan hukum mengikat
sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
b.
c.
d.
urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundangundangan diserahkan kepada desa.
materi muatan
penyebarluasan
g. partisipasi masyarakat.
Akan tetapi penyusunan Peraturan Daerah dimaksud juga harus
memperhatikan perkembangan terbaru, khususnya dengan ditetapkannya
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan dimana Peraturan Desa tidak lagi ditempatkan di
3) Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan masyarakat.
Pasal 80
1) Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
2) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat persetujuan
BPD.
Pasal 81
1) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha
Milik Desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
2) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurangkurangnya memuat:
1. Bentuk badan hukum;
2. Kepengurusan;
3. Hak dan kewajiban;
4. Permodalan;
5. Bagi hasil usaha atau keuntungan;
6. Kerjasama dengan pihak ketiga;
7. Mekanisme pengelolaan dan pertanggungjawaban
Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDes adalah Lembaga Usaha yang
Berbadan Hukum yang didirikan dan dimiliki oleh Desa serta bersifat mencari keuntungan.
BUMDes yang berada/dimiliki oleh Desa Karangrejek bernama BUMDes Desa Karangrejek
yang berkantor pusat di Komplek Kantor Desa Karangrejek Jalan Baron Km2 Karangrejek
Wonosari Gunungkidul DIY Kode Pos 55851 Telp. 08282751904.
Pemberlakuan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah yang baru melalui UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah tetap mengakui dan
menguatkan Peraturan Desa meskipun tetap belum memberikan definisi atau batasan
pengertian tentang apa yang dimaksud dengan Peraturan Desa. Definisi tentang Peraturan
Desa disebutkan di dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yaitu Peraturan Perundang-undangan yang
dibuat oleh badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama
lainnya. Definisi ini juga yang digunakan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
yang merupakan pengaturan lebih lanjut tentang Desa.
Di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, Peraturan Desa didudukan menjadi salah
satu jenis peraturan perundang-undangan di dalam hierarkhi yang digolongkan ke dalam
salah satu bentuk Peraturan Daerah. Hal ini kemudian hari diakui sebagai sebuah kesalahan
karena Peraturan Desa berbeda dengan Peraturan Daerah sehingga di dalam Undang-Undang
tentang pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baru yaitu Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 Peraturan Desa dikeluarkan dari hierarkhi peraturan perundangundangan, tetapi tetap diakui keberadaannya sebagai salah satu jenis peratuan perundangundangan dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;
Jika mengacu kepada Pasal 13 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentu saja materi
muatan Peraturan Desa menjadi sangat luas, sedangkan pembagian urusan pemerintahan yang
kemudian diatur di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 hanya mengatur
hingga Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, sehingga apa yang akan diatur oleh Peraturan
Desa sudah sedemikian terbatas dan bergantung kepada pendelegasian atau tugas pembantuan
dari pemerintahan ditingkat yang lebih tinggi. Mengacu pada pasal 7 Peraturan Pemerintah
Nomor 72 Tahun 2005 tersebut maka artinya Pemerintah Desa tidak dapat begitu saja
membentuk sebuah peraturan desa untuk menjabarkan sebuah peraturan perundang-undangan
ditingkat lebih tinggi jika tidak ada perintah dari peraturan perundang-undangan atau
pendelegasian karena urusan atau kewenangan asli yang diselenggarakan oleh desa sangat
terbatas.
Materi muatan yang secara khusus disebut di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2005 untuk ditetapkan dengan Peraturan Desa adalah pembentukan dusun atau dengan
sebutan lain (Pasal 3), susunan organisasi dan tata kerja Pemerintah desa (Pasal 12), APBDes
(Pasal 61 dan 73) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (Pasal 64), Pengelolaan
Keuangan Desa (Pasal 76), Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (Pasal 78), dan
Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan (Pasal 89).
Peraturan Daerah yang mengatur tentang pedoman pembentukan dan mekanisme penyusunan
Peraturan Desa tersebut sekurang-kurangnya memuat:
a.
asas pembentukan;
b.
perencanaan penyusunan;
c.
materi muatan;
d.
e.
teknik penyusunan;
f.
penyebarluasan; dan
g.
partisipasi masyarakat.
Substani yang perlu diperjelas atau dipertegas di dalam Peraturan Daerah tersebut adalah :
-
Sedangkan hal-hal lain dapat mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dan
disesuaikan dengan kepentingan daerah.
Pada intinya Penyusunan Peraturan Desa bukanlah sebuah kegiatan yang dilaksanakan
semata-mata untuk memenuhi tugas yang diemban oleh Kepala Desa dan BPD, melainkan
benar-benar untuk menyelesaikan permasalahan dan memberikan manfaat bagi masyarakat
desa. Peraturan Desa sebagai salah satu instrumen hukum yang mengatur masyarakat harus
memiliki wibawa sehingga dipatuhi oleh masyarakatnya sendiri.
-----------terimakasih-------------