TINJAUAN TEORI
A. KONSEP MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL
1. Pengertian MPKP
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional,
mengatur
pemberian
asuhan
keperawatan,
termasuk
berdasarkan
jumlah
klien
sesuai
dengan
derajat
6
Ners URINDO
7
Ners URINDO
dimulai
dengan
yaitu
profesionalisasi
menjaga
dan
keperawatan
mengawasi
agar
terus
suatu
berjalan
proses
dan
8
Ners URINDO
penekatan
sistem
penugasan
tim
primer
Struktur
organisasi
spesialisasi pekerjaan.
Struktur organisasi ruang
MPKP
juga
menunjukkan
menggunakan
system
TIM I
Ketua Tim
Anggota Tim
Perawat Pelaksana
9
Ners URINDO
8 10 Pasien
8 10 Pasien
10
Ners URINDO
No
1
2
3
Ners URINDO
Sb
6
P
Mg
7
L
P
L
L
P
4
5
6
7
PA. B
PA. C
PA. D
PA. E
TIM II
8 Katim
9 PA. F
10 PA. G
11 PA. H
12 PA. I
13 PA. J
Pagi
Sore
Malam
Keterangan:
P : Pagi
L : Libur
P
S
S*
P
P
L
S*
S
P
S
S*
L
P
S
L
S
L
S
M*
S
S
S
M*
S
P
S
M*
S
P
S
M*
P
P
S
7
4
2
P
S
M*
P
P
S
6
3
2
P
S
M*
P
P
S
6
4
2
P
S*
M*
P
L
L
5
3
2
P
L
P
S*
M
4
3
2
P
P
L
L
S*
M
4
5
2
L
P
P
S
S*
M
4
4
2
S : Sore
PA: Perawat Asosiet
M :Malam
* : Penanggung jawab shift
3) Daftar pasien
Daftar pasien berisi nama pasien, nama dokter, nama
perawat ketua tim, nama perawat pelaksana yang bertanggung
jawab pada pasien dan alokasi perawat saat menjalankan dinas
shift. Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi
tanggung jawab tiap tim selama 24 jam. Setiap pasien
mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total
selama dirawat dan juga setiap shift.
Daftar pasien juga dapat mengambarkan tanggung jawab
dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien
sehingga terwujud keperawatan pasien yang holistic. Dafatra
psien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan
keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan
perawatan pasien.
Daftar pasien di ruangan diisi oleh ketua tim sebelum
operan dinas pagi ke dinas sore. Contoh di bawah ini
menunjukkan hal-hal berikut:
Perawat dinas pagi tanggal 7 Februari 2006 adalah Tono,
Henny, Tito dan Hartini. Tono sebagai penanggung jawab
sekaligus perawat pelaksana merawat feri dan merawat
13
Ners URINDO
PP
1
2
3
4
5
6
7
No
.
dst
Nama
Pasien
TIM I
Ferri
Zulkifi
Arman
Bari
Dulah
Achmad
Polan
TIM II
Malam
6/2/06
dr. Citra
dr. Citra
dr. Akbar
dr. Akbar
dr. Pudi
dr. Anton
dr. Joni
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Hartini
Hartini
Hartini
Hartini
Hartini
Hartini
Hartini
Tono
Ujang
Henny
Ulfa
Tito
Pustie
Hartini
Tono
Tono
Henny
Henny
Tito
Tito
Hartini
Ulfa
Ulfa
Pustie
Ulfa
Pustie
Pustie
Pustie
c. Pengarahan
Pengarahan adalah langkah ke empat dari fungsi manajemen,
yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan utnuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Istilah inilah yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah
pengorganisasian dan pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan
pada akhirnya akan berakhir pada melaksanakan kegiatan yang
telah direncanakan sebelumnya (Keliat, 2009)
Menurut Keliat (2009), dalam pengarahan jika perlu dilakukan
pendelegasian, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu
dikelola. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf,
seorang manager harus melakukan upaya sebagai berikut:
1) Menciptakan iklim motivasi
Motivasi adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang
intuk memuaskan kebutuhan manusia yang bervariasi, motivasi
memiliki rentang yang sangat luas. Pemenuhan kebutuhan
individu merupakan salah satu cara memotivasi. Iklim motivasi
dapat ditumbuhkan melalui kegiatan berikut ini.
14
Ners URINDO
a) Memberikan
b)
c)
d)
e)
harapan
yang
jelas
kepada
staf
dan
untuk
membuat
kepada
staf
ntuk
mengontrol
lingkungan kerjanya
n) Menjadi role model bagi staf
o) Memberikan reinforcement sesering mungkin
Di ruangan MPKP, menciptakan iklim motivasi diterapkan
dengan sasaran sebagai berikut:
a) Budaya memberikan reinforcement positif.
b) Doa bersama sebelum memulai kegiatan yang dilakukan
setiap pergantian dinas
c) Meamnggil staf secara berkala untuk mengidentifikasi
masalah setiap personil secara mendalam dan membantu
penyelesaiannya
d) Manajemen sumber daya manusia melalui penerapan
pengembangan jenjang karier dan kompetensi
e) System reward yang adil sesuai dengan kinerja
Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluas oleh kepala
ruangan dan ketua tim setiap 6 bulan seklai (per semester)
dengan menggunakan instrument evaluasi diri
2) Komukasi efektif
15
Ners URINDO
Komunikasi
efektif
merupakan
salah
satu
fungsi
Pedoman preconference
Waktu kegiatan : setelah operan
Tempat : meja masing-masing
Penanggung jawab : Ketua tim/PJ tim
Kegiatan :
1. Katim / PJ tim membuka acara dengan salam
2. Katim / PJ tim menanyakan perencanaan masing-masing perawat pelaksana
3. Katim / PJ tim memberikan masukan dan tindak lanjut yang terkait dengan asuhan
yang diberikan saat itu
4. Katim / PJ tim memberikan
reinformence
(penguatan)
Pedoman
postconference
5. Katim / PJ tim menutup acara dengan ucapan selamat berkerja
Waktu kegiatan : sebelum operan ke dinas berikutnya
Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim/PJ tim
Kegiatan :
1.
2.
3.
4.
mengakui
18
Ners URINDO
MPKP.
Evaluasi
dilakukan
dengan
dengan
jelas
apa
yang
akan
berjenjang
yaitu
pendelegasian
terencana
dan
incidental (sewaktu-waktu)
Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang
secara otomatis terjadi sebgai konsekuensi system penugasan
yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuk pendelegasian
adalah sebagai berikut:
Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada ketua tim
untuk sementara menggantikan tugas karena alasan
tertentu.
Pendelegasian kepala ruangan kepada penanggung jawab
shift
Pendelegasian tugas ketua tim kepada perawat pelaksana
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah
direncanakan.
Pendelegasian incidental terjadi jika salah satu personal
ruang MPKP berhalangan hadir. Dalam hal ini yang mengatur
adalah kepala seksi keperawatan, kepala ruangan, ketua tim
atau penanggung jawab shift,bergantung pada personel yang
berhalangan. Mekanisme pendelegasian adalah sbb:
Jika kepala ruangan berhalangan, kepala seksi menunjuk
salah satu ketua tim untuk menggantikan kepala ruangan
Jika kepala tim berhalangan hadir, maka kepala ruangan
menunjuk salah satu anggota tim (PP) menjalankan ketua
tim
Jika adal perwat pelaksana yang berhalangan hadir
sehingga satu tim kekurangan personil, karu/PJ shift
berwenang memindahkan PP dari tim lain untuk masuk ke
tim yang kekurangan personil tersebut atau katim
melimpahkan pasien kepada PP yang hadir
20
Ners URINDO
Penerima Delegasi
21
Ners URINDO
(.)
(..)
5) Supervisi
Supervise atau pengawasan adalah prose
pengawasan
22
Ners URINDO
terhadap perawat
pelaksana.
Materi supervise atau pengawasan disesuaikan dnegan
uraian tugas
No
1
2
3
4
Waktu
6/3/06
7/3/07
7/3/06
7/3/06
d. Pengendalian
Proses terakhir manajemen adalah pengendalian (controlling)
atau kontrol. Pengendalian manajemen adalah proses untuk
memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai aktivitas yang
direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta
mengevaluasi penampilan. Langkah langkah yang perlu
dilakukan dalam pengendalian (Keliat, 2009) :
23
Ners URINDO
1)
2)
3)
4)
adalah
pelaksanaan
asuhan
mengobservasi
audit
dengan
keperawatan.
ketika
kegiatan
menelaah
Concurrent
keperawatan
dokumen
adalah
dedang
pengendalian
diterapkan
dalam
bentuk
kegiatan
pengukuran:
1) Indikator mutu umum
a) BOR (Bed Occupancy Rate)
24
Ners URINDO
Indikator
ini
memberikan
gambaran
tinggi
x 100%
Keterangan:
Jumlah TT x Jumlah hari per satuan waktu
Jumlah hari perawatan adalah lama total pasien dirawat
dalam 1 hari x jumlah hari dalam satuan waktu
Jumlah hari persatuan waktu, jika dihitung persatuan bulan
jumlahnya 28 31 hari, bergantung pada hari dalam 1
ALOS :
25
Ners URINDO
mengevaluasi
26
Ners URINDO
Presentase
c) Survey kepuasan
Survei kepuasaan yang akan dilakukan diruangan MPKP
adalah kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga
kesehatan yang lain. Dalam MPKP, survei kepuasan pasien
dilakukan
setiap
pasien
pulang.
Setiap
pasien
Ners URINDO
orientasi
menggunakan
metode
klasikal,
praktek
sebagai
kemampuan
pengakuan
professional
memaksimalkan
atau
tenaga
pencapain
penghargaan
perawat
jejaring
terhadap
yang
karier.
akan
Bentuk
keperawatan
berkelanjutkan
dan
program
Ners URINDO
31
Ners URINDO
dan
terorganisasi.
Manajemen
asuhan
keperawatan
keperawatan
dengan
menggunakan
metode
proses
individu,
kelompok,
keluarga
maupun
komunitas.
tujuan
dan
rencana
tindakan
keperawatan
dibuat
X 100 %
Jumlah berkas Rekam medik x jumlah aspek yang dinilai
Kode berkas rekam
No
Aspek yang dinilai
Ket
medic pasien
A Pengkajian
1
Mencatat data yang dikaji sesuai dengan
pedoman pengkjian
2
Data dikelompokan (Bio-psiko-sosiospiritual)
3
Data dikaji sejak pasien masuk sampai
pulang
4
Masalah dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status kesehatan dan
norma serta pola fungsi hidup
Subtotal
Total Nilai
Persentase
B Diagnosis
1
Diagnosis keperawatan berdasarkan
masalah yang telah dirumuskan
2
Diagnosis keperawatan actual
33
Ners URINDO
C
1
2
3
4
5
D
1
2
3
4
E
1
2
F
1
2
3
4
dirumuskan
Diagnose keperawatan risiko dirumuskan
Subtotal
Total Nilai
Persentase
Perencanaan
Rencana tindakan berdasarkan diagnosis
keperawatan
Rencana tindakan disusun menurut urutan
prioritas
Rumusan tujuan mengandung komponen
pasien/subjek, perubahan perilaku,
kondisi pasien dan/atau kriteria
Rencana tindakan mengaku pada tujuan
dengan kalimat perintah, terinci dan jelas
Rencana tindakan menggambarkan kerja
sama dengan tim kesehatan lain
Subtotal
Total Nilai
Persentase
Tindakan
Tindakan dilaksanakan mengacu pada
rencana keperawatan
Perawat mengobservasi respons pasien
terhadap tindakan keperawatan
Revisi tindakan berdasarkan hasil
evaluasi
Semua tindakan yang telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan jelas
Subtotal
Total Nilai
Persentase
Evaluasi
Evaluasi mengacu pada tujuan
Hasil evaluasi dicatat
Subtotal
total Nilai
Persentase
Catat Asuhan Keperawatan
Menulis pada format yang baku
Pencatatan dilakukan sesuai dengan
tindakan yang dilakukan
Pencatatan dituli dengan jelas, ringkas,
istilah yang baku dan benar
Setiap melakukan tindakan, perawat
34
Ners URINDO
B. KOMPONEN-KOMPONEN MPKP
Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan professional,
yaitu sebagai berikut:
1. Ketenagaan Keperawatan
Menurut Douglas (1984) dalam suatu pelayanan profesional, jumlah
tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat
ketergantungan pasien. Menurut Loveridge & Cummings (1996)
klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori, yaitu :
a. Perawatan minimal
Memerlukan waktu 1 2 jam / 24 jam yang terdiri atas :
1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2) Makan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda tanda vital dilakukan setiap shift
5) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
6) Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
b. Perawatan intermediet
Memerlukan waktu 3 4 jam / 24 jam yang terdiri atas :
7) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
8) Observasi tanda tanda vital tiap 4 jam
9) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
10) Voley kateter / intake output dicatat
11) Klien terpasang infus
c. Perawatan maksimal / total
Memerlukan 5 6 jam / 24 jam:
12) Semua kebutuhan pasien dibantu
13) Posisi yang diatur, observasi tanda tanda vital setiap 2 jam
14) Makan melalui NGT, menggunakan terapi intravena
15) Pemekaian suction
16) Gelisah / disorientsi
Menurut Douglas (1984) kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan
perpasien:
Waktu klasifikasi
Minimal
Partial
Pagi
0,17
0,27
Sore
0,14
0,15
35
Ners URINDO
Malam
0,10
0,07
Program Studi Profesi
Total
0,36
0,30
0,20
Sebagai contoh :
Ruang perawatan bedah terdapat 30 pasien, yang terdiri dari 10 pasien
minimal, 15 pasien partial, dan 5 pasien total, maka jumlah perawat yang
diperlukan untuk jaga pagi adalah :
10 x 0,17 = 1,7
15 x 0,27 = 4,05
5 x 0,36 = 1,8
--------------------Jumlah
= 7,55 dan dibulatkan menjadi 8 orang perawat yang
dibutuhkan untuk dinas pagi.
Untuk mengetahui kebutuhan actual tenaga keperawatan di ruang
perawatan sebaiknya dilakukan setiap hari selama minimal 22 hari dan
dalam waktu yang sama.
Misalnya: rata-rata perawat yang diperlukan di ruangan bedah menurut
perhitungan Douglas adalah 10 orang perawat, maka jumlah yang
diperlukan pada ruangan tersebut adalah
a. Perawat shift : 10 orang
b. Libur cuti : 5 orang
c. Ketua tim : 1 orang
d. Kepala ruangan : 1 orang
Jumlah = 19 orang
2. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
Sistem pemberian asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan pemberian
asuhan keperawatan secara efektif dan efisien kepada sejumlah pasien.
Terdapat tiga pola yang sering digunakan dalam pemberian asuhan
keperawatan, yaitu penugasan fungsional,penugasan tim, penugasan
primer
a. Penugasan keperawatan fungsional
Sistem penugasan ini berorientasi pada tugas dimana fungsi
keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap perawat pelaksana,
misalnya seorang perawat ditugaskan khusus untuk tindakan pemberian
obat, perawat yang lain untuk mengganti verband, penyuntikan,
observasi TTV dan sebagainya. Tindakan ini didistribusikan melalui
tingkat kemampuan masing masing perawat pelaksana. Oleh karena
itu kepala ruangan terlebih dahulu mengidentifikasi tingkat kesulitan
36
Ners URINDO
37
Ners URINDO
perbantuan
Metoda ini mendukung pelayanan profesional
Penguasaan pasien oleh seorang perawat primer
2) Kerugian
38
Ners URINDO
itu
dokumentasi
merupakan
dokumen
legaltergantung
39
Ners URINDO
menjadi
partner
dalam
memberikan
asuhan
40
Ners URINDO
41
Ners URINDO