Anda di halaman 1dari 4

VOLUME SILINDER

Volume silinder atau cylinder capacity adalah volume ruang dari ruang bakar mesin
yang dihitung saat piston berada di TMB (titik mati bawah) sampai posisi TMA (titik mati
atas). Jadi yang dihitung adalah volume pergerakkan piston dari TMB ke TMA, atau
sebaliknya. Sedangkan volume ruang di atas piston saat di posisi TMA disebut volume ruang
bakar atau combustion chamber. Volume ini bukan termasuk volume silinder.
Untuk menghitung volume silinder kita perlu tahu dahulu rumusan yang dipakai.
Volume silinder biasa disimbolkan dengan V2, dengan satuan cc (centimeter cubic) dan ada
juga yang memakai satuan cf (cubic feet) dan cubic inchi.

V2 = 0,785 x D x D x S x n.
Dimana :
V2 : volume silinder (cc ato cm3)
D : diameter silinder atau piston (cm)
S : panjang langkah piston (cm) ato jarak antara TMA ke TMB.
n : jumlah silinder.

Setelah mengetahui rumusnya, lalu kita lihat masing2 variable, yaitu :


0,785 adalah konstanta, sebenarnya didapat dari penyederhanaan rumus phi/4. Karena rumus
volume silinder sama dengan rumus volume tabung.
D adalah bore atau diameter dari silinder dalam yang diukur dengan alat bore gauge (atau
pake' jangka sorong/ mistar geser jika tak memiliki bore gauge) atau juga diameter piston
dengan micro meter.
S adalah stroke atau panjang langkah piston adalah jarak antara TMA sampai TMB.
n adalah banyak nya silinder. Contoh: mesin CBR 1000cc 4silinder, berarti n=4. Mesin
Yamaha Scorpio 225cc 1silinder, n=1.
Jika sudah memahami variable rumus diatas, selanjutnya adalah mencoba menghitung
volume silinder.
1) Lihat data atau spesifikasi teknis mesin yang ada di brosur penjualan motor atau mobil.
Biasanya tertulis bore x stroke = 50 x 49,5mm (Honda supra fit satu silinder).

Maka, rubah satuan mm menjadi cm.


D = 50mm= 5cm, S = 49,5mm= 4,95cm.
Maka, volume silinder
V = 0,785 x 5 x 5 x 4,95 x 1
V = 97,14375 cc.

2) Mesin Honda Blade


D = 50mm, S = 55,2 mm
Maka, volume silinder
V = 0,785 x 5 x 5 x 5,52
V = 108,3 cc.

Cara menghitung CC suatu motor, cc singkatan dari centimetre cubic atau cm^3
merupakan satuan dari volume.
Untuk menghitung suatu isi atau volume silinder suatu motor, kita bisa menghitung
dari luas penampang piston kali panjang langkah piston kali jumlah silindernya, misal untuk
Suzuki Satria FU 150, diameter piston = 62 mm , langkah piston = 48,8 mm, jumlah silinder
1. Jadi isi atau volume silinder nya adalah :
V = pi x (62 mm)^2 : 4 x 48,8 mm x 1
= 147.330 mm^3 x 1 cm^3/1000 mm^3
= 147,33 cm^3 ----> 147,33 cc

Honda Tiger 2000 , diameter piston = 63,5 mm, langkah piston = 62,2 mm. Jika piston Tiger
dipasang pada satria, maka silinder bore nya harus diganti menjadi diameter 63,5 mm, dan
untuk menghitung isi atau volume silnder nya adalah :
V = pi x ( 63,5 mm)^2 : 4 x 48,8 mm
= 154.454 mm^3 ----> 154,4 cc, ternyata masih kurang besar cc nya
Kemungkinan kedua adalah piston nya tetap, yang diganti adalah connecting rod nya atau
stang piston nya diganti punya tiger, maka volume silinder nya menjadi :
V = pi x (62 mm)^2 : 4 x 62,2 mm
= 187.786 mm^3 -----> 187,78 cc, naik 40 cc

Perlu diingat kembali bahwa nilai cr =


cr = (volume ruang bakar + volume csilinder) / volume ruang bakar
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut

Jadi jika volume silinder (Vs) = 200 cc, cr=9, maka volume ruang bakarnya (Vtdc) =9 = (200
cc + Vtdc) /Vtdc
=> 9 Vtdc = 200 cc + Vtdc
=> (9-1) Vtdc = 200 cc
=> Vtdc = 200/8 = 25 cc
Jadi kalo mau meningkatkan cr, volume ruang bakar harus diperkecil, dengan berbagai cara.
Misalnya dengan menggunakan piston jenong, memapas head silinder atau mengurangi
paking. Jika ingin menaikkan cr menjadi 11, maka velume ruang bakar harus diperkecil
menjadi Vtdc = 200/(11-1) = 200/10 =20 cc (berkurang 5 cc). Jika ingin melakukan
pemapasan head, maka perlu diketahui ukuran bore x stroke mesinnya = 63.5 x 62.2.
Banyaknya pemapasan head (mm) adalah = pengurangan cc Vtdc / luas piston (cm2)5 cc /
((22/7) x 63.5^2/4)

=> 5 cc / 31.682 = 0.1578 cm =1,58 mm (lumayan tinggi juga)


Jadi tinggi pemapasan head silinder 1.58 mm.

Anda mungkin juga menyukai