Anda di halaman 1dari 49

Pelatihan

Mekanik
Racing
YAMAHA
Indonesia
SIKLUS KERJA MESIN 4 LANGKAH :

1. LANGKAH HISAP

2. LANGKAH KOMPRESI

3. LANGKAH TENAGA / USAHA

4. LANGKAH BUANG

Dua kali putaran crankshaft,


menghasilkan satu tenaga.
1. Pengetahuan Tentang Cylinder Head

Cylinder Head pada mesin 4 tak adalah bukan sekedar tempat


ruang bakar saja seperti pada mesin 2 tak, tetapi juga sebagai
tempat pengaturan mekanisme buka tutup katup dimana
bahan bakar segar dan udara masuk melalui cylinder head
serta gas buang yang dikeluarkan melalui salah satu sisi
cylinder head juga.
2. Macam-macam Tipe Ruang Bakar pada Cylinder Head

Ada beberapa tipe atau model ruang bakar pada cylinder head
mesin 4 takt, antara lain :
- Pentroof - Hemi
- Wedge - Bath-tub
Namun yang banyak kita jumpai adalah tipe Pentroof dan
Hemi.
Contoh :
Pentroof pada cylinder head Jupiter MX
Hemi pada cylinder Head Jupiter Z

Pentroof Wedge Hemi Bath-tub


3. Memodifikasi Cylinder Head

Tujuan memodifikasi cylinder head adalah untuk memperbesar


diameter katup IN maupun katup EX sesuai dengan regulasi
yang berlaku (dan bebas apabila ingin berinovasi), misalnya
katup IN dari 23 mm diganti menjadi 26 mm dan katup EX
dari 20 mm menjadi 23 mm. Dengan demikian sudut katup
harus diperlebar sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
benturan antara katup yang satu dengan yang lain.
Selain itu juga bertujuan untuk membuat perbandingan
kompresi dengan jalan mengatur volume ruang bakar atau
combustion chamber volume (CCV) dengan cara memotong
permukaan cyinder head.
Pemotongan Cylinder Head yang biasa dilakukan adalah 0,5mm
s/d 0,8mm.
Dari pemotongan tersebut, ruang bakar kita bentuk ulang
menjadi :
- Sudut squish = 0º s/d 10º
3. Memodifikasi Cylinder Head
4. Dudukan Katup (Sitting Valve)

Setelah memodifikasi atau memperbesar diameter


dan sudut katup, selanjutnya kita harus memodifikasi
dudukan katup sesuai dengan katup yang dipakai.
Minimal sebuah katup akan duduk pada tempatnya
dengan memakan area sebesar 1,5mm pada tiap tepi
katup dengan tepi sitting valve.
Contoh:
Katup IN = 26mm duduk pada sitting valve tiap
tepinya 1,5mm, maka katup IN tersebut akan
memakan tempat pada sitting valve sebesar 1,5mm x
2 = 3mm
maka diameter lubang pada sitting valve akan
menjadi 26mm – 3mm = 23mm
5. Sudut Sitting Valve
Ada beberapa tingkat sudut yang diterapkan pada sitting
valve untuk menjadikan aliran bahan bakar dan udara
mengalir dengan baik ke dalam cylinder, yaitu dengan cara
memotong sitting valve menjadi beberapa tingkat
kemiringan.
Karena sitting valve pada sepeda motor berukuran kecil,
saya biasa memotong menjadi tiga tingkat kemiringan saja,
yaitu :
bagian di luar katup = 30º
tempat duduk katup = 45º
bagian sisi dalam katub = 75º
sehingga diameter sitting valve menjadi lebih sempit, kira-
kira menjadi 22 mm, dibanding yang hanya 2 tingkat
pemotongan kemiringan.
Semakin banyak tingkat pemotongan mengakibatkan
diameter sitting valve semakin sempit pula.
4. Dudukan Katup (Sitting Valve)

Sitting Valve Tampak Samping dengan Pemotongan


Dua Tingkat
5. Sudut Sitting Valve

Sitting Valve Tampak Samping Dengan Pemotongan


Tiga Tingkat
6. Lubang Masuk (inlet port) dan Lubang Buang
(exhaust port)
Setelah memodifikasi sitting valve dilanjutkan
memodifikasi pada inlet dan exhaust port.
Adapun diameter port yang diijinkan sebesar 80% - 90% x
diameter katup.
Jadi apabila katup IN = 26mm
maka diameter port = 26mm x 90%
= 26 x 0,9
= 23,4mm
Setelah kita selesai memodifikasi cylinder head langkah
selanjutnya adalah mencari perbandingan kompresi,
antara lain :
1. Mengukur Volume Cylinder
Mengukur atau menentukan volume cylinder dan volume
ruang bakar.
- Sepeda motor pada umumnya memiliki perbandingan
kompresi sebesar 9 : 1 semakin besar rasio kompresi
ruang bakar, maka bahan bakar yang digunakan harus
memiliki nilai oktan yang lebih tinggi. Rumus
perbandingan kompresi adalah sebagai berikut :
CCR =
CV + CCV
CCV

Dimana : CCR = corect compresion ratio


CV = cylinder volume
2. Mengukur / mencari Volume Ruang Bakar
Cara-cara praktis mengukur volume ruang bakar :
a. Memposisikan piston pada posisi TMA (Titik Mati
Atas)
b. Memberi gemuk / grease pada bagian antara tepi
kepala piston dengan dinding cylinder agar tidak
terjadi kebocoran pada saat diisi cairan
c. Memasang gasket cylinder head
d. Memasang cylinder head yang kemudian
dikencangkan menggunakan sekrup dengan kuat
e. Mengatur posisi mesin sehingga permukaan lobang
busi rata dengan permukaan air
f. Menyiapkan buret berisi campuran bensin dan oli
dengan perbandingan 1:1 sebanyak 15 cc
g. Tuang ke dalam lubang busi sampai penuh
h. Lihat isi buret yang berkurang
2. Mengukur / mencari Volume Ruang Bakar
Volume ruang bakar yang terjadi adalah seberapa besar
campuran bensin dan oli yang berkurang dari dalam buret.
Misalnya berkurang 10cc, maka volume ruang bakar
tersebut adalah
10cc – volume lubang busi
Cara mengitung volume lubang busi sama dengan cara
menghitung volume cylinder. Dengan persamaan:
volume cylinder =
 x D2 x S
4000
=
3,14 x 9,9mm x 9,9mm x 10,5mm
4000
=
3231,39
4000

= 0,8cc

Ingat, dimensi busi akan berbeda pada tiap tipe dan merk mesin
2. Mengukur / mencari Volume Ruang Bakar

Jadi volume ruang bakar :


10cc – 0,8cc = 9,2 cc
Perbandingan kompresi mesin tersebut adalah :

CV + CCV
CCR =
CCV

114,68 + 9,2
=
9,2

123,88
=
9,2

= 13,46 : 1
3. Memodifikasi Piston dan Cylinder
Untuk mendapatkan perbandingan kompresi
yang diinginkan dapat dilakukan dengan
cara memotong antara lain cylinder,
cylinder head maupun kepala piston.

Pemotongan antara ketiga part tersebut


tidak ada patokan pasti untuk mendapatkan
rasio kompresi yang sesuai dengan yang
dirancang. Namun harus diperhatikan
bahwa timing chain tidak boleh terlalu
kendor.
3. Memodifikasi Piston dan Cylinder
Tinggi cylinder adalah ketebalan cylinder itu sendiri
diukur dari bagian atas sampai dengan bagian bawah.

Gambar Pemotongan
3. Memodifikasi Piston dan Cylinder

Gambar Kepala Piston Sebelum


Dipotong
3. Memodifikasi Piston dan Cylinder
Pemotongan kepala piston disesuaikan dengan sudut
squish dari cylinder head dan diameternya. Banyaknya
pemotongan disesuaikan dengan deck clearance sebesar
0,3mm – 0,4mm. Tinggi piston diukur dari lubang rumah
pin piston bagian atas.

Gambar Kepala Piston Setelah


3. Memodifikasi Piston dan Cylinder

Gambar Piston Posisi TMA


3. Memodifikasi Piston dan Cylinder

Gambar Pemotongan Cylinder


Head
1. Cara Menentukan Besar Kecilnya
Diameter
Ada Katup
dua macam valve pada mesin 4 tak, yaitu intake valve dan
exhaust valve.
Sebagai pedoman kita bisa menggunakan cara seperti di bawah ini.

Contoh :
Pada kelas MP3 (116cc) maksimum diameter katup yang diijinkan
adalah 26mm.
Mesin Jupiter Z pada kelas MP3 mempunyai diameter piston 52mm.
Untuk menentukan besarnya katup IN adalah 35% s/d 55% dari
diameter piston.
Misalnya kita pilih 50% dari diameter piston, maka besarnya katup IN
adalah:
52mm x 0,5 = 26mm

Pada kelas MP2 (130cc) maksimum diameter katup yang diijinkan


adalah 28mm.
Mesin Jupiter Z pada kelas MP2 mempunyai diameter piston 55mm.
Misalnya kita pilih toleransi 51% dari diameter piston, maka katup IN
adalah:
55mm x 0,51 = 28,05mm

Sedangkan katup EX ditentukan dari besarnya katub IN, yaitu 82,5%


Gambar Cara Menentukan Besar Kecilnya
Diameter Katup
Bagian dari mesin 4 takt yang menggerakkan artikulasi
katup adalah camshaft.
Camshaft akan menentukan berapa besar campuran
udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam cylinder.

Bagian-bagian camshaft dan fungsinya:


- Base Circle, adalah bagian bebas, dimana pada posisi ini
katup tidak bergerak
- Ramp, adalah bagian yang memulai pergerakan katup
- Flank, adalah bagian yang mengangkat katup
1. Memodifikasi Camshaft Standar menjadi
Camshaft
Racing racing pada umumnya mempunyai durasi dan angkatan yang
lebih besar dari pada camshaft standar.
Angkatan camshaft didapat dari tinggi camshaft dikurangi diameter
camshaft itu sendiri.
Contoh :
Misalnya camshaft standar mempunyai durasi IN 230º, dan angkatan
camshaft 4,7mm,
Menghitung rasio
durasi rocker
katup IN : arm 1 : 1,3
katup IN mulai membuka + 180º + katup IN
mulai menutup
= 10º + 180º +40º
= 230º
1. Memodifikasi Camshaft Standar menjadi
Racing
Sedangkan EX mempunyai durasi 230º, dan angkatan
camshaft 4,8mm, rasio rocker arm 1 : 1,3.

Menghitung durasi katup EX:


katup EX mulai membuka + 180º + katup EX mulai menutup
= 40º + 180º + 10º
= 230º
1. Memodifikasi Camshaft Standar menjadi
Racing
Pada prinsipnya memodifikasi camshaft standar menjadi racing
adalah mengubah atau memperbesar durasi dan memperbesar
tinggi angkatan camshaft.
Seberapa besar ubahan tersebut adalah berdasarkan berapa
besar diameter katup yang akan dipakai.
Adapun sebagai pedoman : angkatan katup tertinggi yang
direkomendasikan sebesar 29% s/d 35% dari diameter katup.
Contoh :
- Diameter katup IN = 26mm diangkat maksimum 33%
maka tinggi maksimum angkatan katup IN = 26mm x 0,33
= 8,58 mm

Selain angkatan camshaft, diameter katup dan lain-lain,


maksimum angkatan katup di pengaruhi oleh rasio rocker arm
2. Rasio Rocker Arm
Rasio rocker arm adalah perbandingan panjang lengan rocker arm
yang bersentuhan dengan camshaft dibanding panjang lengan
rocker arm yang bersentuhan dengan katup, dihitung dari pusat
pin rocker arm.

Gambar Rasio Rocker Arm 1 :


2. Rasio Rocker Arm

Untuk mengetahui rasio panjang lengan rocker arm


dicari dengan menggunakan dial gauge.
Langkah-langkah yang dilakukan :
a. Memasang mesin lengkap
b. Memasang dial gauge pada katup yang akan diukur,
sedangkan pin dial gauge menempel pada retainer
dengan menekan penuh langkah dial gauge ( 10
putaran )
c. Menyetel katup dengan posisi tanpa celah ( 0,0 mm )
d. Memutar crank shaft sesuai putaran mesin
2. Rasio Rocker Arm

Cara Pemasangan Dial


Gauge
2. Rasio Rocker Arm
Angkatan maksimum katup dapat diketahui dari berapa kali jarum
dial gauge berputar melewati angka nol pada skalanya.
Setiap satu kali putaran dari nol kembali ke nol katup terangkat
sebesar 1 mm.
Misalnya :
Angkatan katup ( lift ) tertinggi sebesar 8,58 mm.
Sedangkan angkatan (lift ) camshaft sebesar 6,6mm.
Rasio rocker arm dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
Rasio rocker arm = = = 1,3 : 1
lift tertinggi katup 8,58 mm
lift camshaft 6,6 mm

Lift max. katup = rasio rocker arm x lift camshaft = 1,3 x


6,6mm = 8,58 mm
Lift camshaft = = = 6,6 mm
lift tertinggi katup 8,58 mm
rasio rocker arm 1,3
3. Mekanisme Buka dan Tutup Katup
Katup IN mulai membuka … º sebelum TMA, menutup
kembali …º sesudah TMB.
Katup EX mulai membuka …º sebelum TMB, menutup
kembali …º sesudah TMA.

4. Durasi Camshaft
Durasi camshaft adalah berapa lama katup IN maupun katup
EX membuka dalam satu siklus pembakaran, dihitung dalam
satuan derajat ( º ).
Satu siklus pembakaran pada mesin 4 takt adalah 720º
crankshaft.
Adapun cara menghitungnya adalah :

katup mulai membuka + 180º + katup mulai menutup

Mulai dihitung setelah katup terangkat 1 mm ( baik katup IN


4. Durasi Camshaft
Contoh :
Katup IN membuka 300 sebelum TMA menutup kembali 600
sesudah TMB.
Katup EX membuka 600 sebelum TMB menutup kembali
300 sesudah TMA.
Penulisan 300 – 600 / 600 – 300
Menghitung durasi :
Durasi IN : 300 + 1800 + 600 = 2700
Durasi EX : 600 + 1800 + 300 = 2700
a. Lobe Centre ( LC )
adalah berapa derajat angkatan tertinggi yang terletak
pada nose sebuah camshaft.
Contoh : durasi katup IN - 30 0
LC IN = - IN open =
2700
2 2
= 135º - 30º
= 105º
LC EX = - EX close = - 300
durasi katup EX
270 0

2 2
= 135º - 30º
= 105º
IN EX
. Lobe Separation Angle ( LSA )
adalah area diantara Lobe Centre IN dan Lobe Centre EX,
dihitung dalam satuan derajat (º ).
Rumus : ( LC IN + LC EX ) ( 105º
+ 105º ) LSA = =
2 2

= 105º
Mencari Angka Buka dan Tutup Katup

Apabila kita memodifikasi camshaft ( bukan membuat


camshaft ) kita harus mengetahui terlebih dahulu berapa
loop centre IN maupun EX.
Misal :
Durasi katup IN sdt = 2400 , dimodifikasi menjadi 2800
LC IN sdt = 1080
Berapa derajat katup IN mulai membuka dan menutup ?
Jawab :
IN Open = - LC IN = - 1080
Durasi 2800
2 2
= 320 sebelum TMA
( IN Open 320 ) + 1800 = 2120
IN Close = 2800 – 2120 = 680 sesudah TMB
Mencari Angka Buka dan Tutup Katup
Durasi katup EX sdt = 2400 , dimodifikasi menjadi 2760
LC EX sdt = 1040
Berapa derajat katup EX mulai membuka dan menutup ?
Jawab :
Durasi 2760
EX Open = - LC EX = - 1040
2 2
= 340 sesudah TMA
( EX Open 340 ) + 1800 = 2140
EX Open = 2760 – 2140 = 620 sebelum TMB
5. Macam-macam Timing
Camshaft
a. Split Timing
periode buka dan tutup katup IN dan EX adalah sama
5. Macam-macam Timing
Camshaft
b. Advanced Timing
katup IN dan katub EX membuka dan menutup lebih
awal.
5. Macam-macam Timing
Camshaft
c. Retarded Timing
katup IN dan katup EX membuka dan menutup lebih
lambat
6. Menentukan Durasi
Camshaft
Didalam merancang durasi sebuah camshaft dipengaruhi
oleh ratio rocker arm dan tipe camshaft yang akan dibuat.

Cam Rocker Arm


type Ratio
1,5 : 1 1,25 : 1 1:1
Duration 235º s/d 245 240º s/d 255º 245º s/d 260º
Semi-race Overlap 15º s/d 29º 20º s/d 40º 30º s/d 50º
Valve lift 0,51” s/d 0,53” 0,375” s/d 0,4” 0,41” s/d 0,46”
Duration 260º s/d 280 270º s/d 280º 270º s/d 285º
Full Race Overlap 46º s/d 68º 54º s/d 73º 58º s/d 76º
Valve lift 0,6” s/d 0,7” 0,41” s/d 0,43” 0,443” s/d 0,52”
7. Memodifikasi
Camshaft
Setelah mengetahui langkah-langkah memodifikasi sebuah camshaft
selanjutnya kita harus menentukan berapa besar dan di mana camshaft
harus dipapas, yaitu :
a. Dipapas pada bagian base circle, ramp maupun flank-nya
b. Berapa banyak yang harus dipapas ( mm ) berdasarkan diameter
katup IN yang dipakai.
Contoh :
Diketahui diameter katup IN = 26 mm
diangkat maksimum = 33% ( toleransinya 29% s/d
35% )
= 26mm x 0,33
Lift camshaft IN == 8,58 mm
rasio rocker arm = 1 : 1,3
lift maksimum katup IN
=
rasio rocker arm

8,58 mm
1,3
Lift camshaft IN = 6,6 mm
7. Memodifikasi
Camshaft
Berapa besar base circle pada camshaft IN harus dipotong?
Diketahui lift camshaft IN modifikasi = 6,6 mm
tinggi camshaft IN standar = 25,8 mm
diameter camshaft IN standar = 21,1 mm
lift camshaft IN standar = 4,7 mm ( 25,8 –
21,1 mm )
Besarnya pemapasan pada base circle :
= lift camshaft IN modifikasi – lift camshaft IN standar
= 6,6mm – 4,7mm
= 1,9mm
Karena pemapasan dilakukan melingkar, maka diameter camshaft
akan berkurang 2 kali lipat dari pemotongan base circle yaitu 2 x
1,9 mm = 3,8 mm

Dimensi camshaft IN akan menjadi : tinggi = 25,8mm – 1,9mm


= 23,9 mm
diameter camshaf IN = 21,1mm – 3,8mm
7. Memodifikasi
Camshaft
Lift camshaft IN modifikasi :
= tinggi camshaft IN modifikasi – diameter camshaft
IN modifikasi
= 23,9mm – 17,3mm
= 6,6 mm
7. Memodifikasi
Camshaft
Berapa besar base circle pada camshaft EX harus dipotong?
Base circle pada camshaft EX dipotong 1,9 mm mengikuti
camshaft IN

Diketahui tinggi camshaft EX standar = 25,8 mm


diameter camshaft EX standar = 21,0 mm
lift camshaft EX standar = 4,8 mm ( 25,8 –
21,0 mm )

Dimensi camshaft EX akan menjadi : tinggi = 25,8mm – 1,9mm


= 23,9 mm
diameter camshaf EX = 21,0mm – 3,8mm
= 17,2 mm

Lift camshaft EX modifikasi :


= tinggi camshaft modifikasi – diameter camshaft
modifikasi
= 23,9mm – 17,2mm
7. Memodifikasi
Camshaft
7. Memodifikasi
Camshaft
Setelah selesai memapas base circle dan membentuk
diameter camshaft dilanjutkan dengan membentuk area
ramp dan flank untuk menentukan dimana katup mulai
terangkat sesuai dengan yang diinginkan/dirancang.
Pengerjaan dibagian ini harus ekstra hati-hati karena
apabila kelebihan akan mengakibatkan camshaft tidak bisa
dipakai lagi kecuali dikerjakan dengan mesin pembuat
camshaft yang sesungguhnya.
(catatan : pekerjaan ini dilakukan dengan mesin potong
camshaft konvensional)

Anda mungkin juga menyukai