Anda di halaman 1dari 63

BEARING, SEAL DAN GASKET

BEARING AND SEAL, GASCKET

BAMBANG HERTOMO, ST,. M.MT.

POLITEKNIK NEGERI MALANG


BEARING, SEALS DAN GASKET

2012

PENGENALAN MODUL

Judul Modul
Bearing, Seal dan Gasket

Keterangan Modul
Modul ini mencakup pengetahuan dan keterampilan dalam hal Bearing, Seal dan Gasket. Setelah
menyelesaikan modul ini dengan memuaskan, siswa akan mampu untuk melakukan servis dan
perbaikan secara kompeten pada Bearing, Seal dan Gasket.

Prasyarat
• Tidak ada

Pembelajaran & Pengembangan


Penyampaian modul fasilitasi ini mengharuskan akses ke Buku Kerja Penilaian Bearing, Seal dan
Gasket, tempat kerja yang sesuai atau lingkungan tempat kerja dan alat yang disimulasi untuk
mengembangkan/mempraktekkan keterampilan.

Referensi yang Disarankan


• Tidak ada

Sumber Referensi
• Mekanik Otomotif Vol 1 Edisi Keenam, Edisi Mei
• Pengenalan Bearing SEBV 0507
• Bearing dalam Mesin Caterpillar SEBD 0532
• Alat Mekanis, Edisi ke-2 Roger Watson
• Pengenalan Bearing SKF dan FAG

Metode Penilaian
Ruang Kelas dan Workshop
Untuk membuktikan penyelesaian modul ini dengan memuaskan, Anda harus menunjukkan bahwa
Anda kompeten dalam seluruh hasil pembelajaran. Oleh karena itu, seluruh persyaratan modul
yang diperlukan akan diukur dalam kegiatan dan penilaian.
Untuk modul ini Anda harus berpartisipasi dalam kegiatan kelas dan praktek workshop dan secara
memuaskan menyelesaikan hal-hal berikut:
• Buku Kerja Kegiatan dan Penilaian
• Penilaian Pengetahuan
BEARING, SEAL DAN GASKET

Tempat kerja
Untuk memperagakan kompetensi dalam modul ini Anda diminta untuk menyelesaikan Penilaian di
tempat kerja dengan memuaskan. Pedoman pemberian nilai untuk penilaian di tempat kerja
terdapat dalam Buku Kerja Kegiatan dan Penilaian.
BEARING, SEALS DAN GASKET

PENILAIAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN

Bab 1 Mengidentifikasi berbagai jenis bearing yang digunakan pada


mesin-mesin Caterpillar

Kriteria Penilaian
1.1 Menjelaskan fungsi-sungsi utama bearing.
1.2 Mengidentifikasi jenis-jenis bearing:
1.2.1. Plain Bearing
1.2.2. Antifriction bearing
1.2.3. Menyebutkan aplikasi untuk berbagai jenis seal.

Bab 2 Menerangkan jenis-jenis beban yang dibebankan pada bearing.

Kriteria Penilaian
2.1 Menjelaskan beban pada bearing:
2.1.1. Beban radial (radial load).
2.1.2. Beban thrust (thrust load).
2.1.3. Beban kombinasi radial dan thrust.
2.1.4. Menyebutkan bearing-bearing yang menahan beban-
beban diatas.

Bab 3 Mengidentifikasi cacat yang ditemukan dalam antifriction bearing.

Kriteria Penilaian
3.1. Mengidentifikasi dan menjelaskan sebab-sebab cacat berikut:
3.1.1. Lecet
3.1.2. Korosi
3.1.3. Berlubang
3.1.4. Erosi
3.1.5. Race yang retak
3.1.6. Brinelling

Bab 4 Menjelaskan sebab-sebab kerusakan bearing


Kriteria Penilaian
4.1 Mengidentifikasi dan menjelaskan kerusakan-kerusakan
Berikut:
4.1.1 Abrasi
4.1.2 Kurang pelumasan
4.1.3 Korosi
4.1.4 Pemasangan yang salah
4.1.5 Penyetelan yang salah

Bab 5 Memperagakan tugas-tugas servis bearing

Kriteria Penilaian
5.1 Melumasi bearing dengan grease.
BEARING, SEAL DAN GASKET

5.2 Menggunakan tool pelumasan bearing.


5.3 Menjaga kebersihan lingkungan kerja.
5.4 Memberikan beban awal pada bearing.

Bab 6 Mengidentifikasi berbagai jenis seal yang digunakan pada mesin-


mesin Caterpillar

Kriteria Penilaian
6.1 Menyebutkan definisi seal.
6.2 Menjelaskan kegunaan seal.
6.3 Mengidentifikasi jenis-jenis oil seal:
6.3.1 Oil seal berpelumas.
6.3.2 Seal dengan cone ganda.
6.3.3 O-ring.
6.3.4 Sealing strip.

Bab 7 Mengidentifikasi dan menjelaskan kegunaan gasket

Kriteria Penilaian
7.1 Menerangkan konstruksi dasar gasket
7.2 Mengidentifikasi gasket-gasket berikut:
7.2.1 Plain gasket
7.2.2 Lavered gasket
7.2.3 Bonded asbestos gasket
7.2.4 Corrugated steel gasket
7.3 Mengidentifikasi gasket spesialis:
7.3.1 Cylinder head gasket
7.3.2 Housing gasket
7.3.3 Oil pan gasket
7.3.4 Manifold gasket

Bab 8 Menjelaskan tujuan dan aplikasi seal hidraulik.

Kriteria Penilaian
8.1. Menjelaskan kegunaan:
8.1.1. Seal statis
8.1.2. Seal dinamis
8.2. Mengidentifikasi jenis-jenis seal hidraulik
8.2.1. O-ring
8.2.2. U Packing dan V Packing
8.2.3. Lip seal bermuatan pegas (spring loaded lip seal)
8.2.4. Cup packing dan Flange packing
8.2.5. Seal mekanis
8.2.6. Seal metalik
8.2.7. Compression packing
8.2.8. Compression gasket
BEARING, SEALS DAN GASKET

DAFAR ISI

Bearing...............................................................................................................7
APLIKASI FRIKSI PADA BEARING...............................................................................7
PEMBEBANAN PADA BEARING (BEARING LOADING)..........................................8
JENIS-JENIS BEARING ....................................................................................................8
PLAIN BEARING...............................................................................................................9
ANTIFRICTION BEARING.............................................................................................14
KERUSAKAN DAN CACAT PADA BEARING / FAILURE & DEFECTS.................24
CACAT / DEFECTS PADA ANTIFRICTION BEARING.............................................25
PELEPASAN DAN PEMASANGAN BEARING / REMOVE & INSTALL.................26
TOPIK 2.............................................................................................................31
Seal, Gasket dan Sealant.................................................................................31
PRINSIP PENYEKATAN (SEALING)............................................................................31
SEAL..................................................................................................................................41
BEARING, SEAL DAN GASKET

TOPIK 1
Bearing

APLIKASI FRIKSI PADA BEARING


Plain bearing mengalami friksi karena adanya gerakan, friksi dapat dikurangi dengan adanya
pelumasan. Saat shaft sedang tidak bergerak dalam bearing, atau pada beban yang berat (heavy
load), oli keluar dan keausan disebabkan oleh friksi.

Gambar 1 – Perubahan bentuk (deforming) dalam


sebuah Ball Bearing atau Roller bearing.
Ball bearing dan roller bearing memiliki friksi yang kurang dibandingkan dengan plain bearing.
Namun, saat ball atau roller bergerak di atas permukaan, ball dan roller ini cenderung membentuk
alur (groove). Ini memberikan resistansi berguling. Dengan ball bearing atau roller bearing,
resistansi berguling cenderung terjadi dengan permukaan race dalam dan luar, walaupun sangat
sedikit, hal ini akan mengakibatkan adanya cold-flow pada permukaan logam, shingga
menyebabkan race menjadi berubah bentuk saat memiliki beban dan menghasilkan friksi (Gambar
1).
Umumnya, perubahan bentuk sangat kecil, namun jika muatan bearing berlebihan, ini dapat
menyebabkan kerusakan pada permukaan yang dikeraskan dan lubang akan terjadi, sehingga
akan mengakibatkan kerusakan pada bearing.
BEARING, SEALS DAN GASKET

PEMBEBANAN PADA BEARING (BEARING LOADING)

Gambar 2 – Jenis-jenis beban yang diaplikasikan pada Bearing.


Ada tiga jenis beban yang harus ditahan oleh bearing (Gambar 2). Ini adalah:
1. Radial load. Beban diaplikasikan tegak lurus pada shaft, karena itu bearing mem-
bawa beban di sepanjang radiusnya
2. Thrust load. Dalam hal ini, beban diaplikasikan sepanjang shaft, dan bearing
menerima ini sebagai side thrust.
3. Kombinasi : beban radial dan aksial. Ini adalah beban kombinasi dan beberapa
bearing tertentu dirancang khusus untuk tujuan ini. Banyak bearing dirancang untuk
beban radial yang juga menerima beban aksial yang ringan. Ini terjadi pada
sebagian besar ball bearing.

JENIS-JENIS BEARING
Banyak bagian pada mesin yang menggunakan bearing. Saat beban ringan, bearing sangat
sederhana dan dilumasi secara sederhana pula. Beban bearing berat dan konstan, bearing jauh
lebih penting dan pelumasan bearing amatlah penting. Lubang yang dibor, yang memuat shaft,
adalah bearing sederhana yang cocok untuk beberapa tujuan. Untuk aplikasi lain, antifriction
bearing atau material bearing khusus dengan pelumasan bertekanan dibutuhkan.
Bearing dapat dibagi menjadi dua jenis umum:
1. Plain bearing, dimana shaft bekerja langsung pada permukaan bearing,
2. Antifriction bearing, yang memiliki ball atau roller sebagai bagian bearing. Seluruh
bearing memiliki friksi, meskipun friksi dapat dikurangi dengan ball dan roller dalam jenis
ball bearing dan roller bearing, dan dengan logam antifriksi dalam banyak plain bearing.
Fungsi utama bearing adalah:

• Mengurangi friksi, panas dan aus.


• Menopang berat statis / Static Weight pada shaft dan mesin.
• Menopang beban radial dan beban aksial.
• Memberikan toleransi pemasangan yang lebih kencang.
BEARING, SEAL DAN GASKET

PLAIN BEARING
Bearing jenis plain sederhana, yang terdiri dari sebuah lubang yang dibor dalam cetakan atau
bagian lain, biasanya ditahan pada pin atau pada shaft yang memiliki gerakan terbatas, atau yang
berputar pada kecepatan rendah. Hanya sedikit oli atau grease yang diperlukan untuk melumasi
bearing sederhana ini.
Plain bearing juga dapat digunakan dalam lokasi-lokasi dimana shaft berputar pada kecepatan
tinggi. Jika ini terjadi, bearing dan shaftnya dilengkapi dengan pelumasan bertekanan; contohnya
adalah engine camshaft bearing. Dalam beberapa engine, camshaft dipasang dalam plain bearing
yang dibentuk dengan mengebor lubang secara akurat dalam kepala silinder. Camshaft journal
baja bekerja langsung pada aluminium alloy yaitu material untuk kepala silinder. Aluminium menjadi
permukaan bearing yang sesuai untuk tujuan ini.

Sleeve Bearing dan Bushing


Sleeve bearing adalah plain bearing, dalam bentuk sleeve, yang ditekan kedalam lubang yang
dibor dalam cetakan atau bagian-bagian lain. Beberapa sleeve bearing terdiri dari tubular backing
baja dengan jalur logam antifriksi. Banyak camshaft bearing untuk overhead-valve engine adalah
bearing jenis sleeve yang tepat masuk ke dalam lubang dalam blok silinder.
Untuk aplikasi lainnya, seperti pin dan shaft-shaft yang lebih kecil, bus-bus perunggu atau nilon
digunakan. Bush adalah sleeve yang digunakan sebagai bearing kecil.

Split-sleeve Bearing

Gambar 3 – plain bearing dapat dirancang untuk membawa beban radial.


Ini adalah bearing berpunggung baja yang dibuat sebagai dua bagian (Gambar 3). Mereka disebut
sebagai split-sleeve bearing, bearing shell atau bearing insert.
Umumnya, plain bearing hanya akan menerima beban radial, namun jika dibuat dengan flange,
mereka dapat menerima beban radial dan beban aksial (thrust). Thrust washer adalah bentuk
bearing yang hanya menerima beban thrust. Bearing ini kadang-kadang dipisah-pisah agar bisa
dipasang.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Gambar 4 – Bagian belakang sebuah crankshaft yang menunjukkan bearing utama,


oil seal dan needle roller bearing.
Engine crankshaft dan connecting rod bearing adalah rancangan sleeve yang terpisah / split sleeve
design. Karena bentuk dari crankshaft, bearing harus dibuat dalam dua bagian agar dapat
dipasang pada crankshaft journal (Gambar 4).

Material / Bahan Plain Bearing


Material bearing sejak dulu umumnya adalah tembaga atau alloy berbahan dasar kaleng, namun
saat ini banyak jenis plastik yang juga digunakan untuk bearing.

Bearing Logam / Metallic Bearing


Bearing logam umumnya lunak, dapat dibentuk dan dapat ditipiskan, dan terdiri dari alloy kristal
yang keras yang ditahan dalam massa yang terbuat dari metal lunak. Kristal-kristal ini menahan
keausan dan karenanya cenderung untuk menonjol saat logam yang lebih lunak mengalami
keausan. Keausan yang berbeda ini menciptakan lekukan yang dangkal yang menahan pelumas.
Logam yang lunak beradaptasi dengan sendirinya pada shaft dan kristal yang lebih keras
mencegah keausan yang cepat dan berlebihan. Jika sumber pelumasan rusak, bearing logam
terlalu lunak untuk merobek shaft dan mencair pada suhu rendah – karena itu kerusakan akibat
serangan bersifat sedikit dan bearing dapat diganti.

Logam Putih / White Metals – Berbahan Dasar Kaleng / Tin Base dan Berbahan
Dasar Timah / Lead Base
Dalam bentuk yang paling sederhana logam-logam ini adalah bus cetakan (die-cast) atau bearing
setengah bagian yang solid, biasanya cetakan yang dibuat akurat dan memadai untuk dibautkan
langsung pada housing namum membutuhkan pengeboran, pembesaran lubang (reaming) atau
pelapisan pada lubang untuk mencapai ukuran yang dibutuhkan.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Bearing seperti ini tidak dilengkapi dengan lubang pra-penyelesaian karena disebabkan oleh sifat
lunaknya bearing sedikit berubah bentuk saat dibautkan pada posisinya. Logam berbahan dasar
kaleng adalah yang paling bermanfaat, sebagian karena logam dapat dicetak secara lebih akurat
karena logam berbahan timah lebih kurang kekuatannya, khususnya pada suhu yang tinggi.

High Lead dan Cupper Lead Standar


Jika terdapat lubrikasi cairan yang penuh, cupper-lead bearing akan tahan terhadap beban terbesar
tanpa bahaya kerusakan mekanis. Namun, karena kekerasannya, (dibandingkan dengan logam
putih) oil pad antara journal dan bearing adalah penting, dan kehati-hatian yang tinggi dibutuhkan
saat melakukan machining untuk memastikan clearance yang benar. Clearance ini umumnya lebih
besar dibandingkan dengan clearance untuk bearing logam putih untuk memastikan oil pad yang
lebih tebal, yang nantinya harus disaring dan didinginkan.
Dalam beberapa kasus, lapisan timah yang tipis dapat diletakkan di atas permukaan bearing.
Permukaan yang halus ini dapat segera berubah bentuk untuk memperbaiki kesalahan pelurusan
sewaktu melakukan machining dan juga memudahkan fase “running in”.
Copper-lead bearing ini adalah yang paling cocok untuk shaft logam yang dikeraskan. Mereka
umumnya memiliki punggung baja untuk memberikan kekuatan tambahan yang dibutuhkan untuk
mempertahankan pemasangan yang tepat dan kuat dalam housing.

Fosfor – Perunggu
Ini digunakan saat pembebanan bersifat sangat berat. Karena kekerasannya, Fosfor-Perunggu
membutuhkan journal atau shaft yang benar-benar dikeraskan secara utuh. Material ini tidak akan
mengalami ketidaksejajaran dan pelumasan yang bebas harus digunakan. Saat digunakan untuk
pembebanan yang terberat, logam ini yang ideal.
Logam-logam bearing di atas telah dijelaskan dalam urutan kekerasan yang meningkat. Umumnya,
selalu gunakan bahan terlunak yang dapat diterima. Logam putih berbahan dasar timah dan
kaleng, khususnya yang berbahan dasar kaleng, hampir sempurna sebagai material bearing.
Logam-logam ini mentoleransi kesalahan dalam pelurusan dan oli yang kotor pada tingkat yang
mengesankan; Fosfor-perunggu sangat cocok dengan shaft baja lunak, baja keras dan besi tuang;
Fosfor-perunggu juga tetap dingin saat bekerja. Batasannya adalah kekuatan mekanis; khususnya
pada suhu tinggi.

Sintered Bearing
Bearing ini dihasilkan dengan metalurgi bubuk, yaitu, pemberian panas pada logam bubuk
bertekanan dalam atmofir gas yang dikontrol. Bearing-bearing ini biasanya adalah jenis berpori-pori
dan mampu menahan oli yang cukup untuk melindungi jika terjadi kerusakan fluida atau dalam
beberapa kasus dianggap sebagai “pelumasan sendiri”.

Bearing non-Logam
Jika oli konvensional atau pelumasan dengan grease tidak mungkin dilakukan, atau tidak mudah
dilakukan, dan dalam kondisi dimana fluid film tidak dapat dipertahankan, seperti pada gerakan
mengayun ke depan dan kebelakang, penggunaan bearing berpermukaan plastik atau karbon/grafit
meningkat dalam kisaran aplikasi yang luas.
Yang paling terlihat adalah aplikasi otomotif, namun bearing non-logam juga digunakan dalam
industri makanan dan tekstil, teknik kimia, penanganan mekanis, ruang angkasa, dalam kondisi-
kondisi vakum yang tinggi atau radiasi ionisasi tingkat tinggi, dalam roller skate dan dalam pesawat
Concorde. Sebagai bearing gosok yang kering, bearing ini dibatasi dengan panas friksional yang
terjadi dan kecepatan rotasi rendah.
Selain mampu beroperasi dengan pelumasan minimal atau tanpa pelumasan, bearing non-logam
dapat mentoleransi banyak cairan yang diproses yang tidak dapat diterima oleh bearing logam
BEARING, SEALS DAN GASKET

konvensional; bearing non-logam sering kali dapat bekerja dengan baik dengan menggunakan
fluida yang diproses sebagai pelumas, yang dengan fluida tersebut mereka bekerja pada beban
dan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang bisa dilakukan sebagai bearing kering.
Terlebih lagi, jika mereka bekerja diluar kapasitas kecepatan beban sampai overheating dan
kerusakan terjadi, yang dibutuhkan hanyalah pengganti bearing karena shaft logam biasanya tidak
rusak.
Bearing plastik umumnya beratnya lebih ringan dibandingkan dengan bearing logam dan pada unit-
unit yang lebih besar ini dapat memudahkan penanganan dan perakitan. Namun pada jenis
berpermukaan plastik, berpunggung logam, bearing biasanya di-prefinish dan tidak boleh di-
machine, banyak jenis bearing dari plastik homogen dan grafit yang siap untuk dimesin, plastik-
plastik lain berkemungkinan untuk melumasi
Pada bearing yang belum diberi pelumas, keausan yang berkelanjutan terjadi, dan shaft logam
keras biasanya lebih disukai karena shaft ini meminimalkan pengangkatan partikel-partikel shaft
dalam permukaan bearing yang lebih lunak. Namun suatu hal yang mungkin untuk menjalankan
suatu kombinasi bearing/shaft resin-nylon acetal dengan memuaskan. Lapisan permukaan yang
baik di atas shaft diinginkan untuk memperkecil / meminimalkan keausan.
Karena tidak ada perlindungan korosi dari oli pelumas, shaft harus berupa baja stainless atau
memiliki lapisan pelindung korosi, jika terdapat kelembapan atau agen korosif lainnya. Jika tidak,
produk korosi akan meningkatkan kekasaran dan keausan permukaan.
Kerugian menggunakan plastik dari sudut pandang bearing, adalah konduktivitas panasnya yang
rendah dibandingkan dengan logam, yang membatasi penyebaran panas dan karenanya
membatasi kapasitas kecepatan beban mereka. Karena hal ini, dan juga karena sebagian besar
plastik kosong memiliki koefisien pemuaian panas yang tinggi, umumnya disarankan bahwa
ketebalan bearing plastik yang solid harus dibuat sekecil dan sepraktis mungkin. Dalam beberapa
bearing, konduktivitas panas rendah dan pemuaian yang tinggi telah dikompensasi sebagian
dengan menggunakan filler yang sesuai, atau dengan menggunakan bahan plastik (yang berisi)
sebagai lapisan permukaan tipis pada punggung logam.
Koefisien pemuaian panas tinggi dan kapasitas dari beberapa plastik untuk menyerap air dan
cairan lainnya meminta tersedianya running clearance yang lebih besar dibandingkan dengan yang
biasanya untuk bearing logam – mungkin pada urutan 0,005 mm/mm dari ukuran shaft.

Nilon dan Acetal


Nilon, acetal resin dan PTFE (polytetrafluoroethylene) dengan atau tanpa filler adalah thermo-
plastic yang paling umum digunakan dalam aplikasi bearing kering. Cetakan nilon dan acetal yang
kosong dan solid dapat dihasilkan dalam jumlah dan biaya yang rendah untuk machining ke dalam
bush, thrust washer, dll, dan banyak digunakan untuk aplikasi berbeban ringan. Kapasitas
pengangkutan bebannya adalah serupa.
Nilon kosong lebih disukai untuk resistansi abrasi tinggi dalam kondisi kotor, dan untuk kerja yang
tidak bising. Acetal memiliki sifat antifriksi yang lebih baik, khususnya, friksi statis rendah. Tidak
seperti nilon, acetal tidak memiliki sifat menyerap yang nyata.
Nilon yang berisi kaca memiliki pemuaian panas yang lebih rendah dan kekuatan merambat yang
lebih tinggi dan dapat digunakan pada beban-beban yang lebih tinggi dan suhu kerja, namun
dengan daya lenting yang berkurang. Aplikasi yang tidak umum pada nilon berisi kaca adalah
dalam Dowty Sea Drylon bearing – rakitan yang dipasang bersama yang sederhana dari nilon
berisi kaca dan race luar yang bekerja sama dengan ball yang terbuat dari baja stainless. Pertama
dibuat untuk roda roller skate, Drylon bearing sekarang sedang diaplikasikan untuk conveyor roller
dan steering column bearing.

Polyrethane Bush
BEARING, SEAL DAN GASKET

Bush-bush ini sekarang digunakan untuk gerakan berputar dan ke depan ke belakang
berkecepatan rendah dalam lingkungan yang kotor dimana resistansi yang sangat tinggi untuk
abrasi dibutuhkan – misalnya, Prescollan bush digunakan pada paddle arm dari mesin pencampur
beton, selain resistansi abrasi yang tinggi, polyrethane memberikan friksi yang rendah yang
disatukan dengan daya lenting yang memadai untuk menerima ketidak sejajaran.

PTFE Bearing
Hal menarik yang paling utama dari polytetrafluoroethylene (PTFE) adalah sifat antifriksinya dan
khususnya bebas dari gerakan stick-slip, dan resistansi kimianya yang sempurna pada kisaran
suhu yang sangat luas, dari sekitar -200 ºC sampai lebih dari 250 ºC. Namun, PTFE yang kosong
memiliki kekuatan mekanis dan resistansi keausan yang buruk, dan umumnya hanya sesuai untuk
tugas-tugas ringan, meskipun telah diaplikasikan dengan sukses pada sliding bearing
berkecepatan rendah yang membawa beban berat.
Dengan memiliki sifat antifriksi dan kisaran suhu PTFE yang luas, Glacider DU bearing mungkin
tidak tepat masuk ke dalam kategori bearing non-logam, karena bearing ini terbuat dari strip
komposit yang terdiri dari lapisan punggung dari baja, lapisan tengah dari perunggu berpori yang
ditanam dengan kuat dengan campuran PTFE dan timah, dan lapisan permukaan dengan
campuran timah-PTFE yang sama.
Karena konstruksi ini, bearing memiliki kekuatan kompresif yang tinggi, pengantar panas yang baik
dan resistansi yang sempurna terhadap keausan pada tingkat tekanan-kecepatan yang tinggi yang
terus sampai kecepatan penggosokan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dapat
ditoleransi oleh rubbing bearing kering yang lain.
Bearing-bearing ini bekerja dengan baik dalam lingkungan korosif yang ringan, namun tidak
direkomendasikan untuk kondisi korosif yang serius. Glacier Dualign spherical bearing standar dan
sambungan berujung rod, berpelat cadmium, beroperasi secara memuaskan dalam cairan hidraulik
sintetis seperti Skydrol, oli pelumas, dan senyawa anti beku. Ini secara luas digunakan dalam
hubungan pengontrolan, suspensi otomotif, dan berbagai macam mesin.

Bearing Carbon/Graphite
Untuk aplikasi suhu tinggi di atas kapasitas plastik, bearing karbon/grafit dan bearing karbon/logam
tersedia, beberapa diantaranya mampu beroperasi sampai setinggi 500 ºC.
Berlawanan dengan bearing PTFE, koefisien friksi kering menurun bersama beban. Meskipun
kapasitas beban statis tidak tinggi, untuk tingkat keausan yang ditetapkan, bearing karbon yang
tidak dilumasi dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bearing
kering yang lain, selain jenis PTFE/timah berpunggung logam. Untuk bearing berkinerja tinggi yang
kemudian, kesejajaran yang baik adalah penting. Karena karbon memiliki inert yang tinggi, bearing
dari karbon/grafit dapat dilumasi dengan air, bensin atau zat pelarut.
Aplikasi yang umum untuk bearing kering karbon termasuk tungku pembakaran dan boiler plant
bearing, bearing conveyor makanan, dimana oli atau grease bebas dilarang, mesin veneer dan
pengering kertas, dan dalam operasi basah, bearing rotor pompa yang masuk ke dalam bahan
bakar yang bersirkulasi, bearing dalam pabrik pembersih botol yang terkena cairan pembersih dan
impeller bearing yang dimasukkan dalam mesin pencuci otomatis.

Bearing Karet yang Fleksibel / Flexible Rubber Bearing


Bearing non-logam yang benar-benar berbeda untuk gerakan mengayun depan-belakang, yang
paling banyak digunakan dalam industri otomotif namun juga dalam mesin-mesin industri, adalah
bush karet fleksibel seperti kelompok Metalastik pada unit-unit karet yang disatukan dengan logam;
bearing seperti ini mengakomodasi gerakan bersudut dengan distorsi torsional dari karet.
Keuntungan dari jenis bearing ini adalah bearing dapat dirancang untuk memberikan tingkat
fleksibilitas yang spesifik ke semua arah, dan bearing menekan kebisingan dan getaran.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Thermoset-Fabric Bearing
Bahan berlaminasi kapas atau asbes yang ditanami dengan resin yang diatur dengan panas dapat
dicetak atau dimesin untuk digunakan sebagai bearing kering, dan dapat juga digunakan dalam
aplikasi berpelumas, baik dengan jenis oli atau grease pelumas normal, atau menggunakan cairan
atau air yang diproses sebagai pendingin atau pelumas.
Bearing-bearing ini bersifat resistan terhadap bensin, oli dan grease dan dengan sebagian besar
asam dan alkali pengencer. Dalam beberapa materi ini, pembengkakan karena serapan
kelembaban bisa diterima. Bearing-bearing ini membutuhkan dukungan penuh, cukup sensitif
terhadap ketidaklurusan dan memiliki kemampuan mengantar panas yang rendah.
Rangkuman Material Plain Bearing

Koefisien Friksi Tekanan Bearing Suhu Bearing


(pada baja) Maksimum (MPa) Maksimum (ºC)
Baja Putih 0,2 15 150
Perunggu 0,35 40 300
Karet 0,4 15 150
Bahan Berlaminasi 0,3 70 100
Nilon 0,2 15 100
PTFE 0,04 8 270
Sintered Metal 0,15 60 100

ANTIFRICTION BEARING

Gambar 5 – Ball bearing dan roller bearing:


(a). Kontak titik pada ball bearing
(b). Kontak garis pada roller bearing
Anti friction bearing termasuk ball bearing dan roller bearing dalam berbagai rancangan. Seperti
disebutkan sebelumnya, friksi dikurangi dalam jumlah besar karena gerakan berguling ball atau
BEARING, SEAL DAN GASKET

roller. Bola baja memiliki kontak titik terhadap permukaan bearing dan silinder baja/roller
memiliki kontak garis (Gambar 5). Karena itu, roller bearing memiliki friksi yang sedikit lebih besar
dibandingkan dengan ball bearing. Namun, jika membandingkan dengan ball bearing, roller bearing
mampu membawa beban yang lebih besar.

Gambar 6 – Tiga jenis antifriction bearing yang umum.


Tiga rancangan dasar anti friction bearing yang ditunjukkan dalam Gambar 5. ini adalah ball
bearing, roller bearing, dan tapered roller bearing, meskipun ada sejumlah variasi dari ketiga
rancangan dasar ini.

Ball Bearing
Ball bearing juga dapat disebut sebagai ballrace atau annular bearing. Bearing ini terdiri dari race
dalam dan race luar dengan groove atau track dimana ball berguling. Bola-bola ini ditahan pada
tempatnya dengan cage atau retainer, yang memberi jarak yang sama di antara bola-bola di
sekeliling bearing. Jenis bearing ini tidak dapat dibongkar dan tidak dapat disetel. Bearing ini akan
membawa beban radial dan beban thrust ringan. Anti friction bearing ini adalah satu dari sekian
banyak jenis yang paling umum digunakan.

Gambar 7 – Jenis-jenis ball bearing.


Daftar berikut ini menerangkan kisaran ball bearing yang ditunjukkan dalam Gambar 7:
1. Ballrace baris tunggal. Ini sama dengan ballrace yang telah dijelaskan sebelum-
nya, namun ini memiliki groove dengan circlip di dalam race luar. Circlip berfungsi
sebagai retainer untuk menempatkan bearing dalam dudukannya (housing).
Beberapa ball bearing dirancang dengan groove yang lebih dalam. Groove yang
dalam pada satu sisi race luar dan pada sisi yang berhadapan pada race dalam
membuat bearing menerima beban thrust dalam satu arah.
2. Ballrace baris ganda. Ini memiliki dua baris ball agar mampu membawa beban
radial yang berat. Ballrace ini juga menerima beban thrust ringan di kedua arah.
BEARING, SEALS DAN GASKET

3. Thrust bearing. Ball bearing jenis ini akan menerima beban aksial (thrust) yang
berat, namun tidak menerima beban radial apapun.
4. Ball bearing Cup dan Cone. Bearing ini memiliki cone dalam dan cup luar, dengan
ball baja dalam cage di antaranya. Tiga bagian bearing ini terpisah. Bearing-bearing
ini harus digunakan berpasangan dan harus disetel saat dipasang. Sepasang
bearing akan menerima beban radial dan thrust. Tapered roller bearing dapat
membawa beban radial dan thrust yang lebih besar, oleh karena itu umumnya
banyak digunakan dibanding dengan ball bearing cup dan cone.

Roller Bearing

Gambar 8 – Jenis-jenis roller bearing.


Ada tiga jenis dasar roller bearing: straight roller bearing, needle roller bearing dan tapered roller
bearing, meskipun ada sejumlah variasi. Berbagai rancangan straight roller dan needle roller
digambarkan dalam Gambar 8.
1. Straight roller bearing. Rancangan ini dikenal sebagai straight roller bearing,
cylindrical roller bearing atau plain roller bearing. Bearing ini memiliki roller yang
paralel yang bekerja pada groove dalam race dalam dan luar. Permukaan dimana
bearing ini berguling disebut sebagai raceway. Roller ditahan pada tempatnya
dengan cage atau retainer.
Straight roller bearing digunakan dalam lokasi yang sama dengan ballrace. Bearing
digunakan untuk membawa beban radial yang berat, meskipun beberapa rancangan
dengan flange yang sesuai, akan membawa beban thrust secara berselang yang
ringan dalam satu arah. Meskipun bagian-bagian dari sebagian besar bearing tidak
dapat dibongkar, beberapa bearing dibuat tanpa flange sehingga bagian-bagian
tersebut dapat dipisah-pisahkan.
2. Rakitan roller. Ini terdiri dari sejumlah straight roller yang ditahan dalam sebuah
cage. Rakitan roller tidak memiliki race dalam dan luar sendiri, namun dipasang
diantara shaft yang dikeraskan dan lubang gear atau bagian-bagian yang serupa.
Rakitan roller hanya akan menerima beban radial.
3. Caged needle roller. Roller bearing yang kecil disebut sebagai needle roller karena
ukurannya. Bearing ini dapat digunakan secara terpisah, atau ditahan dalam suatu
bentuk cage yang ditunjukkan dalam gambar. Seperti rakitan roller, bearing ini tidak
memiliki race dan digunakan diantara shaft yang dikeraskan dan bore yang
dikeraskan.
4. Needle thrust bearing. Needle thrust bearing memiliki needle yang dipasang secara
radial dalam retainer jenis washer. Bahkan bearing ini digunakan sebagai thrust
washer. Bearing ini dapat dipasang pada shaft diantara dua permukaan yang
dikeraskan untuk mengambil beban thrust diantara bagian-bagian atau digunakan
dalam washer baja yang dikeraskan di setiap sisinya.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Gambar 9 – Needle roller dalam lubang suatu gear;


Roller berjalan langsung pada shaft dan dalam gear.
5. Loose needle roller. Needle roller dapat digunakan tanpa sebuah retainer seperti
diperlihatkan dalam gambar 9, dimana sejumlah roller telah dipasang dalam bore
pada sebuah gear untuk memberikan suatu bearing. Roller beroperasi langsung
pada shaft yang dikeraskan. Thrust washer dipasang di setiap ujung gear untuk
menahan needle pada tempatnya.

Gambar 10 – Tapered roller bearing.


BEARING, SEALS DAN GASKET

6. Tapered roller bearing. Tapered roller bearing dapat dipisahkan dalam dua bagian;
dalam race dalam, lengkap dengan roller dan retainer, dikenal sebagai cone, dan
race luar yang disebut cup (Gambar 10). Kedua bagian ditahan bersama saat
bearing dipasang dan disesuaikan.
Beberapa tapered roller bearing dirancang untuk digunakan secara terpisah, namun
tapered roller bearing yang standar digunakan berpasangan. Tapered roller bearing
ini mampu membawa beban radial yang berat seperti halnya beban thrust dalam
kedua arah.

Jenis-jenis Bearing Khusus


Ada beberapa lokasi dimana bearing yang khusus akan lebih sesuai dibandingkan dengan bearing
standar. Untuk lokasi-lokasi ini, bearing dapat dilengkapi dengan seal, atau shield atau dibuat
sedemikian sehingga bearing ini lurus dengan sendirinya.

Bearing dengan Shield dan Seal

Gambar 11 – Bagian-bagian melalui sebuah


ballrace menunjukkan seal dan shield.
Untuk aplikasi khusus, bearing dapat dibuat dengan shield atau seal. Pengaturan shield atau seal
ditunjukkan dalam Gambar 11.
Shield digunakan untuk melindungi dari kotoran dan menghambat aliran pelumas melalui bearing.
Shield dapat dipasang pada satu atau kedua sisi bearing.
Seal digunakan untuk bearing yang telah dilengkapi dengan pelumas selama pem-buatan. Bearing
jenis ini biasanya digunakan di lokasi-lokasi dimana bearing tidak dapat diakses, dan seal
dibutuhkan untuk menahan pelumas selama masa pakai bearing.

Bearing yang lurus dengan sendirinya (Self-aligning Bearing)


Shaft dan bearing harus lurus dengan benar, jika tidak bearing akan kelebihan muatan. Namun,
untuk tujuan-tujuan khusus dimana kelurusan sulit untuk didapatkan, ball bearing yang lurus
dengan sendirinya (self-aligning ball bearing) akan digunakan. Bearing ini memiliki groove yang
lebar dalam race luar yang membuat race dan ball di dalam menjadi miring, sehingga bearing lurus
dengan sendirinya untuk menyesuaikan dengan kelurusan shaft.

Bearing-bearing Lain
Ada banyak jenis bearing yang digunakan dalam berbagai cara.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Pin-pin baja dapat menggunakan bush dari perunggu, karet atau nilon. Bus-bus lain dapat terbuat
dari baja dengan pin baja. Umumnya, logam yang lunak dan keras digunakan bersama-sama untuk
sebuah plain bearing dan shaft, meskipun ada banyak contoh dimana bagian-bagian baja yang
dikeraskan bekerja bersama-sama.
Sintered bronze bush digunakan dalam komponen-komponen yang lebih kecil seperti starter dan
distributor. Dalam pembuatannya, bubuk logam dipanaskan bersama untuk membentuk bahan
yang sangat berongga yang akan menahan oli untuk memberikan pelumasan yang baik.
PELUMASAN BEARING / BEARING LUBRICATION
Pada tahun-tahun belakangan ini banyak riset telah dilakukan dalam pelumasan yang efektif –
bahkan nama tribologist sekarang diaplikasikan untuk insinyur pelumasan. Pelumasan bearing
digunakan untuk mengurangi friksi dan keausan dan dalam beberapa kasus digunakan untuk
membawa panas yang dihasilkan oleh friksi pada bearing.
Empat keadaan friksi atau pelumasan dapat terjadi dalam bearing:
1. Friksi kering (dry friction) adalah saat tidak ada pelumas di antara permukaan-
permukaan yang bertemu. Pada kondisi beban yang ringan, bearing akan bekerja
namun dengan friksi berkoefisiensi tinggi. Saat beban bearing meningkat, suatu titik
tercapai dimana kontak molekular logam ke logam menyebabkan permukaan-
permukaan yang berdekatan “menyobek” satu sama lainnya. Ini adalah proses yang
disebabkan oleh tindakan pengelasan sementara.
2. Pelumasan batas (boundary lubrication) adalah ketika pelumas berupa lapisan
yang sangat tipis di antara permukaan luncur. Ini terjadi dalam machine bearing
dimana suplai dari pelumas yang didorong gagal, saat mesin di-start setelah idle
selama beberapa jam, atau dalam mesin-mesin dimana pelumasan plain bearing
dilakukan terputus-putus, seperti memberikan satu semprotan oli dari kaleng oli
sekali dalam sebulan. Dalam situasi pelumasan seperti itu, yang paling penting
adalah oli memiliki kemampuan menempel sendiri pada dua permukaan untuk
memberikan lapisan pelindung.
3. Pelumasan lapisan penuh (full-film lubrication) memisahkan dua permukaan
dengan pelumas bertekanan. Tekanan pelumasan dibentuk dari kombinasi
kekentalan oli yang sesuai dan gerakan relatif pada permukaan yang membentuk
“hydrodynamic” pad di bawah shaft yang memastikan lapisan pelumasan pen-
dukung yang konstan. Untuk jenis pelumasan ini, oli yang cukup harus tersedia dan
jenis oli adalah penting karena, meskipun oli yang kental membentuk hydrodynamic
pad yang baik, oli ini juga menggunakan lebih banyak daya.
4. Friksi berguling (rolling friction) terjadi pada anti-friction bearing, dimana kerja
bearing tidak berdasarkan gerakan meluncur namun dalam keadaan diam dan
bersamanya sebuah ball atau roller berguling di sepanjang permukaan yang halus.
Dengan beban, ball atau roller masuk sedikit ke dalam permukaan rollingnya dan
daya dibutuhkan agar ball atau roller tersebut berguling.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Gambar 12 – Jenis-jenis Friksi pada Bearing.


Gambar 12 Menunjukkan empat jenis situasi friksi yang dibahas sebelumnya

CATATAN:

Posisi shaft yang berputar bervariasi antara friksi kering, pelumasan batas dan pelumasan lapisan penuh.
Shaft diberi muatan secara vertikal ke bawah dalam setiap keadaan diam.

Saat shaft mulai berputar, seperti ditunjukkan dalam pelumasan batas, shaft mencoba untuk naik
ke sisi bearing dan pada kecepatan rendah mencapai posisi yang ditunjukkan.
Pada kecepatan yang lebih tinggi, dan dengan suplai pelumas yang memadai, shaft yang berputar
menyebabkan peningkatan tekanan hidrodinamis yang cenderung mendorong shaft ke dalam
posisi seperti yang ditunjukkan dalam pelumasan lapisan penuh (full-film lubrication).
Untuk anti-friction bearing, seluruh ball bearing dan roller bearing (kecuali roller thrust bearing yang
bulat) dapat dilumasi dengan oli atau grease. Bahkan, grease, adalah oli yang mengandung
“partikel” yang berfungsi sebagai pengental. Grease membantu dalam membentuk seal yang efektif
untuk bearing dan karena itu oli hanya digunakan dimana terdapat kebutuhan khusus, contohnya,
saat kecepatan rotasi terlalu tinggi untuk grease menjadi efektif.
Jika komponen-komponen mesin yang berdekatan harus diberi pelumasan, seperti gear dan
bearing, oli akan digunakan. Thrust bearing yang bulat hanya akan dilumasi dengan oli. Grease
harus digunakan hanya pada kecepatan yang sangat rendah.

Metode Pelumasan / Lubrication Methods


Tool pelumasan bervariasi dari lubang oli yang sederhana sampai sistem sirkulasi yang
komprehensif yang terdiri dari pompa, filter, pendingin oli dan tool peringatan penurunan tekanan
dan kelebihan suhu.
Sistem pelumasan oli dapat diklasifikasikan ke dalam:
1. Pelumasan dengan tangan.
2. Sistem habis sama sekali non mekanis (total loss system), tekanan rendah teratur.
3. Feed bertekanan tinggi yang habis sama sekali yang diatur secara mekanis.
4. Sistem sirkulasi.
Tiga metode pertama adalah sistem habis sama sekali – oli digunakan hanya satu kali.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Gambar 13 – Titik-Titik Pengisian Oli.


Pelumasan dengan tangan adalah pekerjaan yang terkadang harus dilakukan, ter-gantung dari
ingatan dan kehati-hatian operator. Bentuk yang paling sederhana dari pelumasan dengan tangan
ini terdiri dari lubang yang dibor dalam bearing. Pintu masuknya sering dibuatkan alur dan area
masuk dicat merah. Karena lubang terbuka juga mengumpulkan kotoran, dalam praktek yang
umum, penutup dipasang, seperti dalam Gambar 13.

Gambar 14 – Grease Nipple.


Jika grease akan digunakan, serangkaian grease nipple tersedia, pilihannya terdapat dalam
Gambar 14.

Gambar 15 – Feed Oiler Konstan.


BEARING, SEALS DAN GASKET

Sistem bertekanan rendah, nonmekanis terdiri dari reservoir oli dengan satu bentuk metode suplai
ke bearing. Metode suplai ini adalah:

• Dengan sumbu penyerap.


• Dengan sistem tetes yang konstan.
Oli mengalir ke bearing dalam kecepatan yang hampir konstan, baik dalam keadaan shaft berputar
atau tidak, namun reservoir oli berarti ada kemungkinan bearing bekerja dalam keadaan kering.
Gambar 15 menunjukkan beberapa jenis feed oiler yang konstan.
Sight feed oiler memiliki penyetelan untuk mengontrol tingkat tetesan oli, dan tabung yang
transparan sehingga tingkat oli dapat dicek. Mekanisme toggle dalam bagian atas membuat aliran
oli dapat dihentikan secara manual selama periode saat pelumasan tidak dibutuhkan.
Oiler sumbu (wick oiler) memiliki kerja yang sama dengan sight feed oiler,namun wick oiler
disesuaikan dengan menaikkan atau menurunkan wick. Wick bertindak sebagai sifon dan semakin
panjang wick diluar reservoir semakin banyak aliran olinya. Screw-down grease cup dan grease
cup yang dipasangi pegas adalah dua metode penyuplaian grease dari reservoir.
Dalam kasus mesin dengan banyak bearing dalam lokasi yang dekat, melumasi setiap bearing
secara terpisah selain menghabiskan waktu juga ada risiko satu titik pelumasan terlewatkan. Dalam
kasus ini pompa terpusat digunakan dengan saluran-saluran pemberian oli (atau grease) pada
setiap bearing.
Untuk melumasi mesin, pompa dioperasikan dengan tangan atau kaki dan volume pelumasan yang
ditetapkan dikeluarkan ke mesin, pada tekanan pengiriman 15 Mpa (150 bar) dan pengeluaran 0,02
mL untuk setiap 1000 mm2 area permukaan bearing.(1bar = 0,1Mpa = 100 kpa)

Total loss feed bertekanan tinggi yang diatur secara mekanis

Gambar 16 – Pompa Pelumas


BEARING, SEAL DAN GASKET

Untuk operasi otomatis, pompa dijalankan pada kecepatan rendah dengan sebuah cam yang
digerakkan dari mesin yang akan dilumasi. Dalam keadaan ini, reservoir yang besar dihubungkan
ke pompa agar kita tidak harus mengisi pompa dengan pelumas setiap hari.
Pada sistem-sistem lain yang lebih tepat, valve pengontrol aliran yang terpisah di-pasang pada
setiap saluran dari pompa sehingga pelumas yang disuplai pada setiap bearing dapat disesuaikan
sendiri-sendiri.
Gambar 16 menunjukkan satu sistem demikian dengan dorongan pada pompa melalui suatu lever
dan ratchet. Aliran pelumas disesuaikan pada dasar setiap kaca pantau dan aliran pelumas yang
sebenarnya dapat dilihat dalam kaca pantau (sight glass).
Sistem sirkulasi oli adalah satu-satunya metode yang dapat dipraktekkan untuk bearing-bearing
berkinerja tinggi, karena metode ini saja memberikan suplai pelumas yang memadai untuk
memastikan bahwa suplai hidrodinamis tidak berhenti karena kekurangan oli yang disebabkan oleh
kebocoran akhir dari bearing.
Hanya sistem ini yang dapat memberikan aliran oli surplus yang diperlukan untuk mengeluarkan
panas yang berlebihan. Juga, aliran oli yang konstan memastikan bahwa setiap partikel logam
yang lepas dikeluarkan dari bearing. Berdasarkan alasan ini penambahan filter dan mungkin juga
heat exchanger diperlukan dalam sistem sirkulasi.
Mungkin contoh sistem sirkulasi yang paling umum adalah metode pelumasan four-stroke car,
dimana oli tidak hanya melumasi namun membantu pemindahan panas, penyekatan dan
pembuangan produk pembakaran.
Bearing seperti wheel bearing harus sudah diberi grease sebelum dipasang. Ini harus dilakukan
dengan benar karena bearing bergantung pada grease ini untuk memberikan pelumasan. Dalam
kasus wheel bearing, pelumasan harus tahan untuk beribu-ribu kilometer.

Pelumasan Bearing / Bearing Lubrication

Gambar 17 – Pemberian grease pada bearing:


(a). Tapered roller bearing (b). mendorong grease ke dalam bearing.
Bearing dilumasi dengan mendorong grease di antara roller atau ball dan race, sehingga ruang di
antara race benar-benar terisi grease. Ini bisa dicapai dengan mendorong grease ke dalam satu
sisi bearing dengan jari sampai keluar dari sisi satunya, atau dengan mendorong grease ke dalam
bearing dari telapak tangan seperti dalam gambar. Tujuan pelumasan bearing ini, adalah untuk
mengisi grease pada bearing dan bukan hanya sekedar melapisi bagian luarnya saja.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Tools untuk Membersihkan dan Melumasi Ulang


Tool untuk mengeluarkan grease yang lama dari bearing dan melumasinya kembali dengan grease
yang baru bermanfaat dalam menservis bearing. Saat menggunakan tool pembersih, bearing
ditahan di antara cone-cone di ujung tool pembersih, dan cairan pembersih dipompakan melalui
bearing untuk mengeluarkan grease yang lama.

Gambar 18 : Melumasi ulang bearing dengan tool khusus.


Saat bearing kering dan bersih, bearing kemudian dipasang dalam tool pelumasan ulang dan
grease yang baru didorong ke dalamnya dengan cara menggunakan grease gun yang dipasang
pada grease nipple pada sisi tool, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 18.

KERUSAKAN DAN CACAT PADA BEARING / FAILURE & DEFECTS


Ball bearing dan roller bearing memiliki masa pakai yang lama asalkan tidak kelebihan muatan,
salah pemasangan (pemasangan yang tidak standart), dan dibiarkan kekurangan pelumas.
Saat komponen dibongkar, bearing yang kencang harus dilepaskan dari shaftnya hanya jika ini
adalah bagian yang penting dalam prosedur pembongkaran, atau jika bearing saat diperiksa
membutuhkan penggantian. Banyak hal-hal yang merusak yang dapat terjadi pada bearing jika
dilepaskan dari shaft untuk hanya sekedar dibersihkan dan dipasang kembali. tool pelepas yang
benar adalah penting dan yang terpenting adalah tool digunakan dengan benar untuk mencegah
kerusakan.

Penyebab Kerusakan Bearing


Pemeriksaan bearing yang seksama harus menunjukkan sebab-sebab kerusakan. Berikut adalah
beberapa penyebab kerusakan bearing dan bagaimana hal ini dapat dikenali.

Abrasi / Abrasion
Masuknya kotoran dan pasir ke dalam bearing yang menyebabkan keausan awal (prematur)
dengan melapisi permukaan yang menimbulkan lapisan kasar dan menghilangkan kecerahan.

Kekurangan Pelumasan / Lack of Lubrication


Ini mengakibatkan panas yang menyebabkan perubahan warna pada ball dan roller, dan juga pada
permukaan bearing. Partikel logam dapat diangkat dari separator. Dalam plain bearing dan bush,
goresan dan keausan yang berlebihan akan terjadi karena kurangnya pelumas. Kerusakan bearing
keseluruhan akan terjadi saat bearing-bearing mesin dioperasikan tanpa oli. Pin dan bushing (plain
BEARING, SEAL DAN GASKET

bearing) dengan pergerakan yang terbatas di antara permukaan bearing akan macet jika tidak
diberi pelumas dengan benar.

Korosi (Corrosion)
Air dan kelembaban akan menyebabkan korosi. Ini memperlihatkan tanda-tanda lubang atau area
yang berkarat. Penanganan yang ceroboh atau penyimpanan ball bearing dan roller bearing yang
tidak benar setelah dibersihkan dapat menyebabkan korosi permukaan. Bearing harus dilumasi dan
dibungkus dengan kertas yang diberi oli bahkan untuk periode penyimpanan yang singkat.

Pemasangan yang salah / Faulty Fitting


Ball bearing dan roller bearing sering memiliki selisih ukuran lubang bearing dan diameter shaft. Ini
tidak boleh berlebihan, jika berlebihan, race bagian dalam akan didorong untuk mengembang dan
kemacetan pada bearing akan terjadi, dan kerusakan selanjutunya akan terjadi.
Tonjolan-tonjolan yang tajam atau kerusakan pada shaft akan menyebabkan distorsi pada bagian
lokal pada race. Area yang terdistorsi ini akan kelebihan beban dan kerusakan akan bermula dari
tempat tsb. Shaft harus bersih dan halus agar bearing dapat terpasang dengan tepat pada shaft.
Tindakan kehati-hatian ini juga berlaku pada pemasangan bearing pada race bagian luar ke dalam
housing. Shaft dan housing harus diperiksa terlebih dahulu sebelum pemasangan bearing.

Penyetelan yang salah / Faulty Adjustment


Ada tiga jenis penyetelan: terlalu longgar, terlalu kencang dan benar. Referensi harus dibuat sesuai
dengan spesifikasi pabrik pembuat, karena beberapa bearing sudah diberi muatan sebelumnya dan
lainnya tidak. Umumnya, bearing disetel agar tidak terlalu longgar atau terlalu kencang; kedua
kondisi tersebut dapat menyebabkan ball atau roller pecah dan permukaan bearing menjadi
tergores. Penyetelan yang terlalu kencang akan menyebabkan panas berlebihan pada awalnya,
dan berakibat kemungkinan hilangnya pelumas.

CACAT / DEFECTS PADA ANTIFRICTION BEARING

Gambar 19 : Jenis-jenis cacat pada bearing.


Ada sejumlah cacat yang dapat terjadi dalam antifriction bearing. saat menginspeksi bearing, lihat
tanda-tanda yang dapat mengidentifikasi cacat. Beberapa contoh dapat dilihat dalam Gambar 19.
Cacat-cacat tersebut adalah sebagai berikut:
BEARING, SEALS DAN GASKET

1. Lecet / Galling. Keausan pada permukaan bearing dengan beberapa lubang kecil.
Ini disebabkan oleh pelumasan yang buruk atau kurang pelumasan.
2. Rontok / Spalling. Permukaan yang berlubang-lubang di raceway dalam dan luar
dan mungkin pada ball atau roller. Ini disebabkan karena logam terlalu tertekan dan
ini disebut sebagai kelelahan logam. Ini bisa disebabkan oleh penyetelan yang
longgar, yang membuat dampak atau muatan kejut pada permukaan bearing.
kelebihan beban pada bearing adalah kemungkinan penyebab lainnya.
3. Korosi / Corosion. Tanda-tanda goresan pada permukaan, atau bagian lain dari
bearing. Ini disebabkan oleh adanya air atau kelembaban.
4. Berlubang / Pitting. Tanda-tanda lubang dalam permukaan bearing. Ini bisa
merupakan korosi lanjutan yang disebabkan oleh air atau kelembaban.
5. Perubahan warna / Discoloration. Permukaan bearing berwarna karena panas. Ini
paling mungkin terjadi karena kurangnya pelumasan. Operasi yang terus menerus
dapat menyebabkan lecet dan rontok. Perubahan warna dapat juga disebabkan oleh
bearing yang disetel terlalu kencang. Ini bisa menghasilkan kelebihan panas.
6. Erosi / Fretting. Tanda-tanda gesekan. Yang ada di luar dari race luar disebabkan
oleh pergerakan; beraing terlalu longgar dalam housingnya. Tanda-tanda gesekan di
bagian dalam dari race dalam disebabkan oleh bearing yang terlalu longgar dalam
shaftnya.
7. Race yang retak / Cracked Race. Race dalam dapat menjadi retak jika terlalu
kencang pada shaftnya, dan race bagian luar dapat retak jika terlalu kencang dalam
housingnya. Kondisi kencang pada bearing juga dapat menyebabkan kelebihan
panas.

Gambar 20 : Jenis-jenis cacat pada bearing.


8. Brinelling. Ini adalah rangkaian lekukan atau tanda pada raceway dan disebabkan
oleh muatan kejut atau pemasangan yang buruk.

PELEPASAN DAN PEMASANGAN BEARING / REMOVE & INSTALL


Jika bearing dipasang kencang pada shaft dan dalam housing, kekuatan harus diberikan secara
benar saat melepaskannya. Kekuaratan harus selalu terletak dalam bagian dalam bearing saat
melepaskannya dari shaft, atau pada bagian luar saat melepaskannya dari housing.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Aturan yang harus dipatuhi adalah kekuatan tidak boleh diaplikasikan melalui ball atau roller pada
bearing. Ini akan menyebabkan bearing tidak dapat diservis, mungkin karena dengan
mendorongnya menjadi tercerai berai.

Gambar 21 – Penggunaan puller dengan sekrup pendorong;


Tool khusus ini dapat disetel untuk menyesuaikan di belakang bearing cone.
Banyak pabrik pembuat merekomendasikan tool khusus untuk melepaskan dan mengganti bearing
dan aalat ini harus tersedia pada saat dibutuhkan. Gambar 21 menunjukkan puller khusus yang
digunakan untuk melepaskan tapered roller bearing dari differential carrier. Puller ini dirancang
untuk tepat berada di belakang bearing cone, bukan di belakang retainer dan roller.
Kotak puller umum juga terdiri dari banyak fitting dan adaptor untuk menyesuaikan berbagai
pekerjaan. Arbour press, atau press hidraulik, diperlukan untuk pelepasan dan penggantian bearing
dalam berbagai situasi. Berikut adalah informasi umum mengenai pelepasan dan penggantian
bearing.

Penggunaan Press

Gambar 22 : Menekan bearing dari shaft;


Race dalam ditopang pada bed yang terdapat pada press.
Race dalam ditopang dengan blok berpermukaan logam, atau tool press, yang menopang race
dalam dengan baik, dan shaft ditekan keluar. Perhatikan bahwa race luar tidak boleh membawa
beban selama operasi (Gambar 22).

Penggunaan Pipa atau Tube


BEARING, SEALS DAN GASKET

Gambar 23 : Tool penekan berbentuk tube digunakan untuk mengganti


bearing pada shaft. Kekuatan diaplikasikan hanya pada race dalam (inerring).
Pada shaft yang lebih pendek, bearing boleh dilepaskan atau diganti dengan menggunakan
sepotong tube yang tepat berada di atas shaft dan pada race dalam. (Gambar 23). Ini harus
digunakan dengan press, namun palu juga dapat digunakan.

Penggunaan Palu dan Drift

Gambar 24 – Sebuah drift digunakan untuk mengganti bearing pada shaft.


Drift baja yang lunak (atau punch) dan palu biasanya digunakan untuk mengetuk bearing dari
housing. Drift dapat juga digunakan untuk melepaskan bearing dari shaft atau mengganti bearing
pada shaft (Gambar 24).
BEARING, SEAL DAN GASKET

Drift harus dibentuk untuk tepat berada pada shaft dan rata pada bearing race seperti dalam
gambar. Penggunaan drift hanya dapat dilakukan berselang-seling pada sisi yang berlawanan pada
bearing, dan harus berhati-hati untuk mencegah kerusakan pada cage (retainer).

Mounting compound (pemasangan senyawa)


Mounting compound (pemasangan senyawa) bearing dapat diaplikasikan pada bearing saat
sedang dipasang. Senyawa ini digunakan untuk mencegah pergerakan yang tidak diinginkan
antara bearing dan shaft, atau antara bearing dan housingnya. Senyawa menahan bearing namun
masih membuatnya dapat dilepaskan dengan tool pelepas bearing. senyawa juga dapat digunakan
untuk bush, sleeve dan oil seal.
PEMBERSIHAN DAN PEMERIKSAAN BEARING
Semua komponen yang akan dibongkar harus dibersihkan luarnya sebelum pembongkaran
dimulai. Ini akan mencegah kotoran dan butiran pasir dari bagian-bagian dalam yang mencemari,
seperti pada bearing. Bearing yang tercemar kotoran akan susah untuk dibersihkan.
Berikut adalah hal-hal yang harus dipatuhi saat membersihkan bearing:
1. Cuci bearing dalam zat pelarut yang bersih dan keringkan dengan udara. Bearing
dengan grease keras harus direndam.
2. Lapisi bearing dengan pelumas segera setelah dibersihkan.

Gambar 25 – Memeriksa kondisi bearing.


3. Putar bearing perlahan dengan tangan dan periksa kekasaran atau ketidakrataan
(Gambar 25).
4. Periksa ball dan roller dan permukaan bearing untuk melihat adanya cacat. Lihat
betul-betul antara cage atau retainer saat memutar bearing sehingga seluruh
permukaan diperiksa.
5. Tahan bearing dalam keadaan diam saat mengeringkannya dengan udara
bertekanan. Jangan memutar bearing – ini berbahaya pada orang dan merusak
bearing.
6. Bearing yang di-seal (ada sealnya) tidak boleh dicuci. Bersihkan bagian luarnya dan
periksa kekasaran seperti pada poin 3.
7. Jika bearing akan digunakan kembali, jangan langsung digunakan, bearing harus
dilumasi dan dibungkus dalam kertas beroli. Ini akan mencegah karat dan meng-
hindarkannya dari debu.
PENYETELAN BEARING (BEARING ADJUSTMENT)
Sebagian besar tapered roller bearing harus disetel selama instalasi. Ada dua jenis penyetelan:

• Penyetelan dengan sekrup.


• Penyetelan dengan shim.
Bearing roda depan dari kendaraan kemudi roda belakang (rear-wheel-drive) adalah contoh
bearing dengan penyetelan sekrup. Bearing ini tersedia dengan menyetel mur yang pada awalnya
dikencangkan sampai seluruh jarak dalam bearing dihilangkan. Mur kemudian dimundurkan kira-
BEARING, SEALS DAN GASKET

kira seperenam putaran (60 O) untuk memberikan sedikit jarak pada roller untuk berjalan. Mur
kemudian dikunci dalam posisi tersebut. Saat mur dikencangkan, hub harus diputar sehingga
bearing duduk dengan benar. Shim atau spacer penyetel dapat dipasang di belakang cup atau
cone pada roller bearing. Shim dapat dipilih dari ketebalannya sehingga jarak yang dibutuhkan
dalam bearing diperoleh. Penambahan shim akan mengurangi jarak (memberikan penyetelan yang
lebih kencang), dan pelepasan shim akan menambah jarak. Banyak bearing dirancang sebagai
suatu unit dan karena itu tidak memerlukan penyetelan. Namun shim, snap ring terpilih yang
sesuai, atau washer jenis pegas sering digunakan dengan bearing-bearing ini. Perlengkapan
tersebut tidak digunakan untuk menyetel bearing itu sendiri, namun untuk memposisikan bearing
pada shaft atau dalam housing, atau untuk melepaskan end-float dari shaft. Dalam beberapa
contoh, ballrace memiliki groove dalam race luar untuk menahan snap ring yang digunakan untuk
menahan bearing dalam housing-nya.

Memberikan Beban Awal pada Bearing (Bearing Preload)


Ini adalah beban awal yang diletakkan pada bearing yang sudah mengalami penyetelan untuk
memastikan bahwa ball dan roller benar-benar bersentuhan dalam permukaan bearing mereka
saat beroperasi. Pemberian beban awal pada bearing hanya dilakukan saat bearing sedang
mengangkut beban trust dan radial. Pinion bearing dalam rakitan sumbu belakang, misalnya,
diberikan beban awal. Thrust dari beban kerja aktual dari gear cenderung mendorong satu bearing
dengan keras ke dalam cup-nya dan yang lain menjauh dari cup-nya. Tanpa beban awal, ini akan
menyebabkan satu bearing menjadi longgar dan pinion akan mendapatkan topangan bearing yang
tidak memadai. Wheel bearing tidak diberikan beban awal.
BEARING, SEAL DAN GASKET

TOPIK 2
Seal, Gasket dan Sealant

PRINSIP PENYEKATAN (SEALING)


Saat fluida yang berada pada tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan area sekitarnya
harus ditahan, satu bentuk seal diperlukan. Pada dasarnya seal beroperasi dengan:
1. Berubah bentuk untuk menyesuaikan celah yang akan disekat.
2. Memberikan jalur penahanan yang tinggi untuk fluida yang mencoba untuk keluar.
Jarak minimal antara seal dan permukaan logam yang berdekatan berarti bahwa
kebocoran fluida dihambat secara besar-besaran karena adanya penurunan tekanan
friksional.
Konsep jarak seal minimum selama kebocoran fluida minimum dapat diterima untuk situasi
penyekatan statis, seperti pada kepala silinder atau mesin mobil, namun jika bagian-bagian yang
disambung berputar atau meluncur, jarak yang minimum bisa menyekat namun dapat
menyebabkan hilangnya friksi tinggi. Friksi tinggi tidak hanya membuang daya namun panas yang
ditimbulkan dapat merusak seal. Oleh karena itu, untuk aplikasi penyekatan bergerak (dinamis)
kesepakatan harus didapat antara seal yang baik dan kehilangan friksi yang rendah. Pencarian
untuk senyawa penyekat jangka panjang/kehilangan friksi yang rendah telah mengarah pada
tersedianya berbagai susunan material seal, khususnya dalam berbagai bahan plastik, dan telah
menyebabkan berkembangnya berbagai macam bentuk seal. Beberapa bahan/bentuk seal sesuai
dengan aplikasi suhu tinggi, beberapa sesuai untuk tekanan tinggi dan yang lainnya mungkin
memiliki kapasitas untuk bekerja bahkan setelah ditinggalkan tanpa tekanan selama berminggu-
minggu. Beberapa seal bekerja dengan sangat baik namun membutuhkan pekerja yang terampil
untuk memasangnya. Jenis-jenis lain mentoleransi ketidakrataan seal tingkat tinggi namun jenis-
jenis ini mahal harganya.

Jenis-jenis Gasket & Seal


SEAL

STATIS DINAMIS

GASKET FLEKSIBEL SEALANT

JENIS
DIREMAS / JENIS LIP
SQUEEZE
TYTYPE

Reciprocating Rotary

Exclusion Compression SEAL DIAFRAGMA


Device Packing CETAKAN

Labyrinth Mechanical Packing Moulded Seal Oil Seal

Gambar 26
BEARING, SEALS DAN GASKET

Seal dan packing dapat diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok, seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 26.

CATATAN:

Klasifikasi yang diperlihatkan di atas bisa dibagi menjadi sub-sub bagian jenis-jenis tambahan, khususnya
dalam jenis bahan yang digunakan.

Gasket
Gasket adalah perangkat yang memberikan hambatan terhadap transfer fluida atau gas yang
melintasi permukaan yang bertemu dari rakitan mekanis saat permukaan-permukaan tersebut tidak
bergerak ke satu sama lain.

Tidak dapat diservis - Dapat Diservis -


Tidak ada konfigurasi - Konfigurasi penuh
Gambar 27 – Operasi Gasket.
Faktor utama dalam aplikasi gasket adalah tekanan sealing minimum. Ini adalah tekanan minimum
(atau daya kompresi gasket yang dibagi oleh area gasket) yang diperlukan untuk membuat materi
gasket membuat bentuk yang sama dengan ketidaksempurnaan pada permukaan sealing, seperti
ditunjukkan dalam Gambar 27. Daya juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa struktur berongga
pada materi gasket tertutup.

Gambar 28 – Sealing di antara flange:


(a).Gasket yang ditekan;
(b). Tetesan senyawa penyekat;
(c). Penyebaran penyekat untuk menutup sambungan.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Mesin dan komponen mekanis utama lainnya dibuat dari sejumlah bagian dengan bentuk dan
ukuran yang berbeda yang dibautkan bersama untuk membuat rakitan yang lengkap. Meskipun
permukaan-permukaan bagian di-machine dengan rata selama pembuatan, gasket dibutuhkan
untuk menyekat sambungan. Gasket dibuat dari material yang dapat ditekan sedikit. Ini
memperbaiki ketidakteraturan sedikit dalam permukaan dan memberikan sekat untuk mencegah
kebocoran (Gambar 28).
Material pembuat gasket dipilih agar sesuai dengan komponen khusus dan akan bergantung pada
jenis permukaan yang sedang disekat, tekanan cairan atau gas, dan suhu yang harus ditahan oleh
gasket.
Senyawa dan sealer juga digunakan untuk menyekat sambungan. Meskipun ini adalah praktek
yang dapat diterima untuk menggunakan sealer dalam beberapa gasket, ini tidak boleh
diaplikasikan pada seluruh gasket sebagai suatu hal yang logis. Beberapa senyawa dirancang
untuk digunakan langsung dan digunakan tanpa gasket.

Konstruksi Gasket

Gambar 29 – Jenis-jenis konstruksi gasket.


Gambar 29 memperlihatkan konstruksi dasar gasket dan materi pembuatnya:
1. Plain gasket dipotong sesuai bentuk dari bahan lembaran, yang termasuk kertas
penyambung khusus, gabus, komposisi gabus, dan karet sintetis.
2. Gasket berlapis / Layered Gasket memiliki lapisan lembaran asbes yang
tumpukkan di antara dua lembar tipis tembaga atau baja. Logam digulingkan di atas
lubang untuk penguatan.
3. Gasket asbes terikat / Bonded Asbestos terbuat dari bahan komposisi asbes yang
diikat ke inti logam yang dilubangi. Lubang sering diperkuat dengan besi logam.
4. Gasket baja bergelombang / Corrugated steel gasket dibuat dari satu lembar
tunggal baja keras. Gasket ini memiliki gelombang yang ditekan ke dalam baja di
sekeliling lubang untuk membantu penyekatan.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Bahan Gasket (Gasket Material)


Berikut adalah keterangan material yang umumnya digunakan untuk gasket, bersama dengan
lokasi dimana material-material tersebut umumnya digunakan.

Gabus dan Komposisi Gabus (Cork Composition)


Gasket gabus dipotong dari lembar gabus berukir, atau lembar komposisi gabus. Gasket ini dapat
sangat mudah ditekan dan sering digunakan dalam bagian logam yang ditekan seperti penutup
valve, penutup timing dan kaleng oli. Bagian logam yang ditekan tidak memiliki permukaan yang
kaku dan bahan yang dapat ditekan dibutuhkan.

Bahan Penyambung Khusus (Special Jointing Material)


Gasket dari kertas atau bahan penyambung “khusus” digunakan di berbagai tempat untuk
menyekat kebocoran air, bahan bakar atau oli, sebagai contoh, pada pompa air, pompa bahan
bakar dan transmisi. Gasket-gasket ini memiliki ketebalan yang berbeda-beda dan beberapa lebih
dapat ditekan dibandingkan dengan yang lain.

Serat dan Nilon (Fibre & Nylon)


Bahan-bahan ini utamanya digunakan sebagai washer di bawah plug, baut atau mur untuk
mencegah kebocoran. Bahan ini dapat ditekan sedikit, namun tidak cukup kuat agar plug dapat
dikencangkan tanpa menonjolkan washer.

Karet Sintetis (Synthetic Rubber)


Bahan ini sangat dapat ditekan dan kuat sering disebut sebagai neoprene. Bahan ini kadang dibuat
dalam bentuk lembaran dimana gasket dipotong selama pembuatan, namun sering dicetak dalam
bentuk O-ring, sekat bundar, blok dan seal bentuk lain. Neoprene sangat tahan lama dan tahan
terhadap oli dan air.

Asbes dan Komposisi Asbes


Asbes dan komposisi asbes digunakan dalam lokasi-lokasi yang terkena suhu tinggi, seperti pada
kepala silinder, manifold dan sistem pembuangan. Gasket biasanya dibuat dengan memotongnya
dari bahan lembaran dan bisa diperkuat dengan logam.

Tembaga / Copper atau Baja / Steel dan Asbes


Gasket-gasket ini memiliki lapisan asbes di antara dua lembar tipis tembaga dan baja. Jenis
konstruksi ini utamanya digunakan untuk gasket kepala silinder dan beberapa gasket pembuangan.
Asbes dapat ditekan dan tahan terhadap panas, sementara logam tahan terhadap panas dan
tekanan. Bukaan di sekitar lubang air dan lubang silinder diperkuat oleh sisipan-sisipan baja. Baja
biasanya digunakan dengan asbes untuk gasket kepala silinder karena baja yang dipasang pada
kepala silinder aluminium lebih tahan terhadap korosi dibandingkan dengan tembaga.

Inti Baja dan Komposisi (Steel Core & Composition)


Gasket yang dibuat dari inti baja, dengan komposisi khusus yang diikat ke satu sisinya, sering
digunakan untuk kepala silinder dan manifold. Inti baja memberikan penguatan dan menahan
komposisi yang ditempatkan di bawah tekanan. Bahan untuk jenis ini tidak dapat ditembus oleh oli
dan air dan tahan terhadap panas. Karena komposisinya bukan logam, gasket ini tidak akan
berkarat.

Baja Bergelombang (Corrugated Steel)


Gasket dari baja keras digunakan untuk kepala silinder dan manifold pembuangan. Gelombang
atau lengkungan, memberikan bentuk dapat ditekan pada gasket dan memberikan penyekatan di
sekitar saluran air dan lubang silinder. Gasket baja sangat tahan terhadap panas dan tekanan.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Menangani dan Menyimpan Gasket / Handling & Storing Gasket


Gasket harus ditangani dan disimpan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan yang dapat
menyebabkan gasket tidak dapat digunakan. Beberapa hal yang harus dipatuhi terdapat dalam
poin-poin berikut:
1. Simpan gasket dalam keadaan terbaring untuk mencegahnya terpilin atau rusak.
2. Kotak Gasket dipaket dengan penopang kardus untuk melindungi gasket dan
menjaganya tetap rata. Buka paket hanya saat akan menggunakan gasket.
3. Beberapa kotak gasket dibuat untuk lebih dari satu model dan dapat terdiri dari lebih
banyak gasket dari yang dibutuhkan untuk pekerjaan tertentu. Pastikan mana yang
akan digunakan dan mana yang akan disimpan.
4. Bandingkan gasket pengganti dengan yang aslinya untuk memastikan bahwa
keduanya berukuran dan berbentuk sama.
5. Beberapa gasket, khususnya gabus dan kertas, akan menyusut saat disimpan. Jika
gasket terlalu kecil, jangan mencoba untuk merenggangkannya karena akan pecah.

CATATAN:

Gasket yang menyusut dapat direnggangkan dengan menenggelamkannya dalam air sebentar. Jika tidak
mengembang, maka gasket dapat direnggangkan dengan menggunakan sepotong logam atau kayu bulat
sebagai roller. Baringkan gasket pada permukaan yang rata dan gunakan roller untuk merenggangkan
ukurannya.

Cara Membuat Gasket (How to Make a Gasket)


Gasket tersedia sebagai suku cadang, sebagian besar dalam bentuk kumpulan. Ini adalah cara
terbaik untuk menerima suku cadang karena seluruh gasket yang diperlukan ada di tangan Anda,
lengkap dengan bentuk yang benar dan dibuat dari bahan yang benar.
Kadang-kadang kita perlu memotong gasket dan hal-hal berikut akan bermanfaat:
1. Pilih bahan sehingga jenis dan ketebalan sama dengan aslinya.

Gambar 30 – Memotong gasket.


2. Jika gasket dipasang pada cetakan, tempatkan bahan pada cetakan, dan, dengan
menggunakan palu bolpen, ketuk dengan ringan di sekitar lubang. Ini akan
memotong lubang melalui bahan dan baut dapat disisipkan agar bahan tetap berada
di tempat. Satu sapuan grease juga membantu pada bahan yang tipis (Gambar 30).
3. Sisi luar gaket sekarang dapat di potong menurut bentuknya, dengan meng-gunakan
permukaan palu. Palu harus benar-benar digunakan dengan ringan. Jika perlu, palu
dapat digunakan hanya untuk menandai gasket, yang kemudian di-potong sesuai
bentuknya dengan menggunakan gunting.
BEARING, SEALS DAN GASKET

4. Metode lain adalah menandai bentuk gasket dengan melacak sekitar sisi dengan
pensil, atau melapisi permukaan dengan bearing blue. Material gasket ditekan pada
permukaan sehingga bentuk yang ditandai siap untuk dipotong. Kemudian gunakan
gunting untuk membentuk dan pelubang gasket (wad punch) untuk membuat lubang.

Memasang Gasket (Installing Gasket)


Beberapa poin penting untuk pemasangan gasket adalah sebagai berikut:
1. Perlakukan gasket secara hati-hati untuk menghindari kerusakan; kecerobohan
dapat merusak gasket baru bahkan sebelum digunakan.
2. Permukaan bagian dimana gasket dipasang, harus bersih, segala jejak gasket yang
lama dibuang. Permukaan besi tuang dan aluminium alloy dapat dicek apakah rata,
dan tonjolan-tonjolan dibuang dengan mengikir dengan menggunakan kikir rata yang
halus.
3. Selama pemasangan, gasket kecil dapat ditahan di tempatnya dengan menyapu-kan
grease sedikit atau oli. Kedua sisi gasket kadang dilapisi untuk membantu
penyekatan awal.
4. Baut pada sambungan dengan gasket harus dikencangkan secara berangsur-angsur
dan rata. Torque wrench harus digunakan untuk mengencangkan baut jika
spesifikasi torsi disediakan.

Gasket Kepala Silinder (Cylinder Head Gasket)

Gambar 31 – Gasket kepala silinder untuk


mesin silinder 4 diperkuat di sekitar lubang silinder.
Gasket kepala silinder digambarkan dalam Gambar 31. Ini adalah gasket yang paling penting
dalam kendaraan bermotor; gasket ini mengalami panas dan tekanan terbesar. Gasket ini harus
memberikan penyekatan yang baik dari air dan gas, dan bahkan kebocoran kecil yang akan
menyebabkan masalah serius

Pembersihan (Cleaning)
Sebelum memasang gasket, penting bahwa permukaan kepala silinder dan blok silinder bersih.
Karbon harus dibuang, namun scaper yang memiliki sisi yang tajam tidak boleh digunakan karena
dapat menggores permukaan. Pembersihan dan pelapisan akhir dapat dilakukan dengan sikat
kawat dalam bor listrik ringan.
Tonjolan-tonjolan kecil dapat ditemukan pada permukaan blok dan kepala silinder. Kikir ringan
dengan kikir rata yang halus dapat menghilangkan tonjolan dan tetap mempertahankan lapisan
permukaan yang baik. Baut atau stud kepala silinder harus dibersihkan, terutama ulirnya. Ulir yang
kotor dapat menyebabkan friksi dan memberikan ukuran torsi yang salah.

Mengencangkan Kepala Silinder (Tightening Cylinder Head)


BEARING, SEAL DAN GASKET

Pabrik pembuat kendaraan memberikan spesifikasi torsi untuk baut kepala silinder. Angka-angka
ini harus digunakan bersama dengan torque wrench yang akurat sehingga baut dapat
dikencangkan dengan rata

Gambar 32 – Urutan pengencangan untuk baut kepala silinder.


Urutan pengencangan juga dispesifikasikan oleh pembuat. Sebagai aturan umum, ini harus dimulai
dari tengah kepala silinder dan berlanjut secara diagonal keluar (Gambar 32)

Housing Gasket

Gambar 33 : Baut pengencang yang mengencangkan retainer pada housing:


baut harus dikencangkan secara progresif.
Karena permukaan housing yang di-machine rata, gasket yang digunakan dalam lokasi ini
biasanya terbuat dari bahan yang tipis yang sedikit dapat ditekan. Dalam beberapa kasus, material
gasket tidak digunakan namun pelapisan senyawa penyekat disapukan langsung pada permukaan.
Baut yang mengencangkan bagian-bagian harus dikencangkan secara progresif dalam pola
diagonal seperti ditunjukkan pada Gambar 33.

Manifold Gasket
BEARING, SEALS DAN GASKET

Intake manifold gaskset harus menyekat kebocoran udara, sementara gasket gas pembuangan
harus menyekat gas panas. Gasket dapat dibuat dari material komposisi, namun beberapa
manifold gasket gas buang dibuat dari baja tipis untuk menahan panas. Pengencangan manifold
gasket harus berangsur-angsur, dalam urutan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat dan
sesuai dengan spesifikasi torsi yang benar.
SENYAWA SEALANT DAN SEALING
Ada sejumlah tingkat senyawa sealant dan sealing yang berbeda yang mencakup kisaran luas
aplikasi, dari sealing joint di antara komponen sampai sealing ulir (thread).

Gambar 34 – Sealant diaplikasikan pada ulir (thread).


Beberapa thread dilapisi dengan sealant untuk mencegah kebocoran, sementara yang lain
diberikan sedikit sealant untuk mencegah baut longgar (Gambar 34).
Tingkatan-tingkatan sealant yang lain bersifat lebih merekat dan digunakan sebagai retainer untuk
bagian-bagian seperti bearing, pulley dan gear. Beberapa tingkatan sealant, yang dikenal sebagai
“membentuk gasket” digunakan dan bukan gasket untuk menghasilkan “bentuk pengganti” gasket.
Senyawa sealant dan sealing disuplai sebagai cairan atau pasta, yang secara otomatis masak
(curing) dari dalam keluar dengan kerja kimia yang disebut sebagai anaerobci cure. Lapisan
sealant yang diaplikasikan pada bagian akan tetap cair selama tidak kena udara, namun kerja
sealant akan mulai begitu bagian-bagian dirakit dan udara dikeluarkan. Ini dibantu oleh efek
katalitis pada permukaan logam di bagian-bagian tersebut. Curing mengeraskan cairan, meskipun
beberapa tingkatan sealant tetap fleksibel setelah curing.
Membongkar bagian-bagian yang dirakit dengan senyawa ini dapat dilakukan dengan tool normal,
asalkan tingkatan sealant/perekat yang benar digunakan selama perakitan.

Oil pan Gasket


BEARING, SEAL DAN GASKET

Gambar 35 – Tetesan sealant yang tidak terputus diaplikasikan pada oil pan.
Oil pan dan beberapa bagian dibuat dengan tekanan pada baja. Oil pan tidak kaku seperti bagian-
bagian yang dicetak sehingga membutuhkan gasket yang lebih tebal dan lebih dapat ditekan
dibandingkan dengan gasket-gasket yang lain. Gasket gabus atau komposisi gabus sering
digunakan dalam lokasi-lokasi seperti ini.
Senyawa sealing kadang-kadang digunakan untuk membuat sekat, dan sering disebut sebagai
bentuk pengganti gasket. Gambar 35 menunjukkan sealant yang diaplikasikan pada oil pan.
Sealant harus membentuk tetesan-tetesan yang tidak terputus di sekitar flange pada oil pan dan
diaplikasikan ke dalam lubang baut untuk mencegah kebocoran.
TIP UNTUK SERVIS (SERVICE TIPS)

Jangan pernah menggunakan gasket bekas


Setelah gasket dipakai, gasket akan kehilangan daya lentingnya secara signifikan. Saat
dilepaskan, gasket tidak akan kembali ke ketebalan aslinya. Jika digunakan, gasket akan gagal
menekan dan menyekat dengan baik. Biaya gasket, jika dihubungkan dengan biaya suku cadang
dan tenaga kerja, adalah kecil. Mekanik yang profesional tidak akan pernah berpikir untuk
menggunakan gasket lama. Gambar 36 menunjukkan bagaimana penggunaan gasket bekas
menimbulkan kebocoran.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Gambar 36 – Gasket bekas akan gagal! A – Gasket bekas dipasang.


B – Saat bagian-bagian dikencangkan, gasket bekas yang keras tidak dapat menekan dan
mengisi tempat yang bentuknya tidak teratur. Akibatnya: BOCOR!

Analisa Kegagalan Gasket (Analysis) Gasket Failure)


Jika gasket gagal berfungsi, harus ada alasan kerusakannya. Jika Anda tidak mendeteksi
sebabnya, instalasi Anda akan gagal juga. Langkah-langkah sederhana berikut ini akan membantu
Anda menemukan penyebab dasar kegagalan:
1. Tanyakan kepada pemilik tentang kondisi-kondisi yang tidak biasanya. Cobalah
untuk menentukan apakah gasket gagal tiba-tiba atau pada satu periode masa
tertentu.
2. Sebelum pembongkaran, periksa torsi fastener dengan torque wrench. Anda dapat
melonggarkan setiap fastener dan perhatikan bacaan pada pelepasan (break-away).
Ini akan kurang dari torsi yang benar. Metode yang lain adalah dengan menandai
secara hati-hati posisi kepala sekrup atau mur pada bagian (gunakan goresan yang
tajam). Mundurkan mur kira-kira ¼ putaran. Dengan hati-hati kencangkan ulang
sampai goresan tanda sejajar. Jika dilakukan dengan benar, ini akan memberikan
Anda indikasi torsi yang benar sewaktu terjadi kegagalan.
Jika torsi benar-benar di bawah yang dispesifikasikan, ini bisa menjadi penyebab
kegagalan. Jika torsi bervariasi dari fastener ke fastener, ini juga bisa menjadi
penyebab. Biarkan mesin mendingin sebelum melepaskan kepala silinder. Kepala
silinder dapat bengkok dengan melepaskannya saat terlalu panas.
4. Setelah dibongkar, bersihkan dengan hati-hati semua grease, oli, kotoran dan
karbon dari gasket. Jangan menggosok atau mencuci gasket segera, karena ini akan
membuang tanda-tanda petunjuk. Inspeksi gasket untuk melihat tanda-tanda
tekanan yang tidak rata, terbakar, korosi, retak atau kosong. Periksa untuk
menentukan apakah gasket dibuat dari bahan dan jenis yang benar untuk pekerjaan
tersebut.
5. Inspeksi bagian-bagian yang bertemu apakah bengkok dan memiliki tonjolan-
tonjolan. Cobalah selalu untuk menemukan penyebab kegagalan gasket sehingga
Anda dapat melakukan koreksi saat memasang gasket yang baru.
BEARING, SEAL DAN GASKET

SEAL
Untuk operasi yang lancar dengan keausan minimal, sebagian besar gear dan bearing
membutuhkan pelumasan yang konstan. Sejak pertama kalinya, para insinyur telah membuat cara-
cara yang berbeda untuk menjaga pelumas tetap ada di sekitar bagian yang bergerak, dan
mencegah air, debu dan kotoran masuk ke dalamnya. Karena kondisi dimana mesin-mesin
konstruksi umumnya bekerja, seal sangatlah penting. Kegagalan seal mengakibatkan rusaknya
mesin dan terbuangnya waktu dan uang.
Seal dijabarkan sebagai suatu material atau metode yang mencegah atau menurunkan aliran fluida
atau udara di antara dua permukaan. Permukaan yang disekat bisa tidak bergerak atau memiliki
gerakan diantaranya. Sebagian besar sekat oli digunakan diantara shaft dan housing untuk
mencegah oli atau grease bocor melewati shaft, meskipun dalam beberapa lokasi, seal juga
mencegah kotoran masuk. Dalam wheel hub, contohnya, seal tidak hanya menahan grease dalam
hub dan bearing, namun juga mencegah debu dan air yang akan mencemarkan grease dan
merusak bearing. Dalam transmisi dan shaft roda belakang, seal digunakan untuk menahan oli,
sehingga seal dan permukaan penyekat pada shaft harus berada dalam kondisi yang baik untuk
mendapatkan penyekatan dan mencegah kebocoran oli.
Dalam sistem hidraulik, seperti pada rem hidraulik, power steering dan transmisi otomatis, seal
harus menahan cairan di bawah tekanan. Ini memberikan beban yang bahkan lebih banyak pada
seal untuk mencegah hilangnya fluida. Dalam silinder mesin, dibutuhkan sejenis seal yang
berbeda. Piston ring (yang merupakan sealing ring logam) harus menyekat tekanan udara dan gas.
Piston ring beroperasi dalam kondisi suhu yang sangat tinggi dan kecepatan piston yang tinggi.
Beberapa fungsi utama seal adalah:

• Mencegah kebocoran pelumas.


• Mencegah kotoran dan benda-benda asing lainnya.
• Memisahkan fluida yang berbeda seperti oli dan air.
• Tetap fleksibel untuk beberapa gerakan di antara bagian-bagian tanpa bocor
• Menyekat permukaan yang kasar.
• Aus lebih cepat dibandingkan dengan bagian-bagian yang lebih mahal yang
digunakan bersamanya.

‘O’-ring
O-ring sederhana adalah seal yang paling populer dalam pertanian dan hidraulik industrial.
Umumnya dibuat dari karet sintetis, o-ring digunakan dalam aplikasi statis dan dinamis.

Gambar 37 – Penggunaan O-ring.


BEARING, SEALS DAN GASKET

O-ring dirancang untuk digunakan dalam groove dimana o-ring ditekan (sekitar 10%) di antara
permukaan. Dalam penggunaan dinamis, o-ring harus memiliki permukaan yang halus. (Gambar
37). O-ring tidak digunakan jika harus melewati bukaan atau melewati sudut saat di bawah
tekanan. O-ring juga tidak digunakan dalam shaft yang berputar karena masalah keausan. Dalam
penggunaan statis, pada tekanan tinggi, o-ring sering dikuatkan dengan back-up ring untuk
mencegahnya keluar dari groove. Back-up ring umumnya adalah rancangan serat, kulit, sintetis,
plastik, atau karet. Kulit atau serat tidak boleh digunakan dalam silinder.

Gambar 38 – (a) O-ring dipasang pada shaft


(b) O-ring membentuk seal.

Saat digunakan untuk menyekat shaft, O-ring, dalam bagian, adalah lebih besar dibandingkan
dengan groove, sehingga o-ring menonjol di atas shaft saat dipasang dalam groove. Saat shaft dan
bagian-bagian yang bertemu dipasang, o-ring tertekan sedikit (10%) sehingga membentuk sekat
antara dua bagian. O-ring adalah jenis sekat sederhana, namun sangat efisien. O-ring bergantung
pada daya lenting karet untuk mempertahankan sekat.
Dalam sistem hidraulik, o-ring memberikan sekat antara shaft yang meluncur dan housing, atau
antara piston dan silinder. O-ring juga dapat digunakan menggantikan gasket untuk menyekat
diantara dua permukaan yang bertemu . O-ring dipasang dalam groove di satu permukaan dan,
saat kedua bagian dipasang, o-ring ditekan pada permukaan yang bertemu untuk membentuk
sekat di antara dua permukaan.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Gambar 39 – Speedometer drive dengan O-ring dan oil scroll untuk seluruh seal.
Gambar 39 menunjukkan sebuah speedometer drive yang memiliki dua o-ring, setiap o-ring
digunakan untuk maksud berbeda. O-ring yang besar digunakan untuk menyekat housing dalam
mountingnya pada transmisi, sedangkan yang kecil digunakan untuk menyekat drive shaft.

Perawatan O-ring / O-ring Maintenance

Gambar 40 : O-ring dan Teflon ring sering menggantikan


seal jenis datar atau jenis lainnya di dalam silinder.
O-ring dapat dengan mudah menjadi rusak karena tersayat atau tertusuk benda keras. O-ring
dapat juga rusak karena panas, fluida yang tidak sesuai, pelumasan yang tidak memadai dan
instalasi yang tidak benar (Gambar 40).
BEARING, SEALS DAN GASKET

Aplikasi O-ring, Back-up ring


O-ring dikombinasikan dengan Teflon ring, sering menggantikan seal datar atau jenis lainnya
dalam silinder. Sebuah o-ring dapat menjadi seal statis dan dinamis saat tekanan diaplikasikan
(Gambar 40). Back-up ring kadang-kadang digunakan untuk menjaga o-ring agar tidak menonjol ke
dalam ruang antara bagian yang bertemu pada dinding dan plunger silinder. Pergerakan o-ring ke
belakang dan ke depan dapat menghasilkan kerusakan jika o-ring dipasang secara tidak benar, jika
berukuran salah, atau material yang salah untuk aplikasi. Kerusakan dinding silinder, panas dan
tekanan yang berlebihan, dan pencemaran fluida juga akan merusak o-ring.

Diagnosa Kegagalan O-ring


Penanganan, instalasi dan aplikasi yang salah akan menyebabkan o-ring gagal berfungsi. Pastikan
untuk mengikuti rekomendasi pabrik pembuat saat memasang atau bekerja dengan o-ring. Saat
mengganti o-ring yang rusak, cobalah untuk mendiagnosa sebab kerusakannya. Gambar 40
menunjukkan beberapa penyebab yang umum.

Pemasangan O-ring / Installation of O-ring


1. Pastikan bahwa o-ring yang baru kompatibel dengan fluida hidraulik. Jika tidak, o-
ring akan mengalami korosi, retak atau bengkak dalam operasi.
2. Bersihkan seluruh area dari kotoran dan butiran pasir sebelum pemasangan o-ring.
3. Inspeksi o-ring groove sebelum memasang ring. Buang semua sisi yang tajam,
lekukan atau tonjolan dengan batu abrasif yang halus. Kemudian bersihkan kembali
area untuk membuang partikel-partikel logam.
4. Inspeksi shaft atau spool (digunakan). Sisi yang tajam atau serpihan dapat menyayat
O-ring. Buang semua lekukan atau tonjolan dengan batu abrasif yang halus.
Kemudian gosok dengan kain abrasif yang halus. Bersihkan kembali area untuk
membuang partikel-partikel logam.
5. Lumasi o-ring sebelum memasangnya. Gunakan fluida yang sama seperti yang
digunakan dalam sistem. Juga lumasi groove dan shaft dengan menggunakan fluida
hidraulik.
6. Pasang o-ring, lindungi dari sisi yang tajam dan bukaan. Hati-hati jangan
merenggangkannya lebih dari yang diperlukan.
7. Sejajarkan bagian-bagian secara akurat sebelum menyatukannya untuk mencegah
ring terpelintir atau rusak.

Gambar 41 – O-ring dalam Penggunaan Statis, kiri – salah


(ring terlalu besar) kanan – benar (sedikit peremasan).
BEARING, SEAL DAN GASKET

8. Periksa apakah o-ring berukuran benar untuk memberikan sedikit “peremasan”


dalam posisi yang telah dipasang. (Gambar 41). Dalam penggunaan dinamis, o-ring
harus berguling dalam groove-nya.

PENTING: Saat memasang spool valve, hati-hati dengan semua o-ring. Sisi yang tajam pada spool land
dapat menyayat o-ring jika Anda tidak berhati-hati.

Memeriksa O-ring Setelah Pemasangan


O-ring statis yang digunakan sebagai gasket harus dikencangkan atau ditorsi kembali setelah unit
telah dipanaskan dan disikluskan beberapa kali.
O-ring dinamis harus disikluskan (digerakkan ke belakang dan ke depan melalui pola normalnya)
beberapa kali agar ring berotasi dan mengambil tempat pada posisi netral-nya.
Seluruh ring dinamis dapat mengeluarkan sedikit fluida saat berputar, yang me-mungkinkan lapisan
pelumasan untuk keluar di antara ring dan shaft. Lapisan ini mencegah goresan pada ring yang
mengakibatkan masa pakai yang singkat.
HYDRAULIC SEAL
Seal hidraulik digunakan dalam dua aplikasi utama:

• Seal Statis – untuk menyekat bagian-bagian yang tetap.


• Seal Dinamis – untuk menyekat bagian-bagian yang bergerak.
Seal statis umumnya adalah gasket, namun bisa juga berupa O-ring atau packing (Gambar 37).
Seal dinamis termasuk shaft dan rod seal dan compression packing. Kebocoran yang sedikit dalam
seal-seal ini diperbolehkan untuk lubrikasi seal. Selanjutnya dalam bagian ini kita akan
membicarakan secara lebih rinci penggunaan dan masalah pada seal-seal tersebut.

Jenis-jenis Seal Hidraulik

Gambar 42 – Jenis-Jenis Seal Hidraulik.

1. Cup Packing 5. Lip Seal Bermuatan Pegas 8. Seal Mekanis


2. Flange Packing 6. O-ring 9. Metalik Tidak Memuai
3. U-Packing 7. Compression Packing 10. Metalik Memuai
4. V-Packing

Seal dapat dikelompokkan dalam bentuk atau rancangannya (Gambar 42). Mari kita diskusikan
setiap jenis seal.
BEARING, SEALS DAN GASKET

U-Packing dan V-Packing

Gambar 43
U-Packing dan V-Packing (Gambar 43) adalah seal dinamis untuk piston dan ujung rod pada
silinder dan untuk shaft pompa. Ini terbuat dari kulit, karet sintetis dan karet alami, plastik dan
bahan lain.
Packing-packing ini dipasang dengan sisi terbuka, atau lip ke arah tekanan sistem sehingga
tekanan akan mendorong lip pada permukaan yang bertemu untuk membentuk sekat yang kuat.
U-Packing dan V-Packing dibuat dari beberapa elemen berbentuk U atau V dan digunakan dalam
packing glad atau packing case yang menyatukannya. Packing-packing ini sangat populer untuk
menyekat shaft yang berputar, piston dan rod end pada silinder.

Lip Seal Bermuatan Pegas

Gambar 44
BEARING, SEAL DAN GASKET

Lip seal bermuatan pegas (Gambar 44) adalah bentuk terbaik dari U-Packing dan V-Packing
sederhana. Lip karet dibentuk seperti cincin dengan sebuah pegas yang memberikan tegangan
penyekatan lip pada permukaan yang bertemu. Umumnya seal memiliki case dari logam yang
ditekan ke dalam lubang housing dan tetap. Seal ini sering digunakan untuk menyekat rotary shaft.
Lip umumnya berhadapan ke arah sistem oli. Seal lip ganda kadang-kadang digunakan untuk
menyekat dalam fluida pada kedua sisi suatu area.

Cup Packing dan Flange Packing


Cup Packing dan Flange Packing adalah seal dinamis dan dibuat dari kulit, karet sintetis, plastik
dan bahan lain. Permukaan-permukaannya disekat dengan pemuaian lip atau sisi packing yang
dipotong miring. Packing-packing ini digunakan untuk menyekat piston silinder dan piston rod.

Seal Mekanis / Mechanical Seal


Seal-seal ini dirancang untuk menghilangkan masalah dalam penggunaan chevron packing untuk
shaft yang berputar. Ini adalah seal dinamis, yang umumnya dibuat dari logam atau karet. Kadang-
kadang porsi yang berputar pada seal dibuat dari karbon, diperkuat dengan baja.
Seal memiliki bagian luar yang tetap yang dipasang pada housing. Bagian dalam dipasang pada
shaft yang berputar dan sebuah pegas menahan dua bagian seal dengan kuat bersama-sama.
Cincin karet (berbentuk flange) atau diafragma umumnya dimasukkan untuk fleksibilitas lateral dan
untuk menjaga bagian yang bergerak dalam seal bergerak.

Seal Metalik / Metallic seal


Seal metalik yang digunakan pada piston adalah piston rod yang sangat serupa dengan piston ring
yang digunakan dalam mesin. Seal-seal ini bisa memuai atau tidak memuai. Digunakan sebagai
seal dinamis, seal-seal ini biasanya dibuat dari baja.
Jika tidak dipasang berdekatan, seal tidak memuai akan bocor secara besar-besaran. Seal yang
memuai/Expanding seal (untuk penggunaan pada piston) dan contracting seal (untuk penggunaan
pada piston rod) akan mengalami friksi sedang dan kehilangan akibat kebocoran.
Namun, seal metalik presisi tidak mengalami kebocoran, dan secara khusus beradaptasi dengan
baik untuk penggunaan dalam suhu yang sangat tinggi.
Karena seal metalik lebih mengalami kebocoran dibandingkan seal lainnya, fluid wiper seal dengan
saluran pembuangan luar sering digunakan.

Compression Packing
Compression Packing (jam packing) digunakan dalam aplikasi dinamis. Packing ini dibuat dari
plastik, kain asbes, kapas berlaminasi karet atau logam yang fleksibel.
Compression Packing sering digunakan dengan cara yang sama dengan U-Packing dan V-
Packing. Compression packing dirancang sebagai coil tunggal dan ring yang tidak berujung dimana
potongan-potongan dibuat.
Compression Packing umumnya cocok untuk penggunaan pada suhu rendah. Pelumasan sangat
penting, karena Compression Packing akan menggores bagian-bagian yang bergerak jika dibiarkan
bekerja dalam keadaan kering.

Compression Gasket
Gasket tentunya sesuai hanya untuk penggunaan statis. Gasket menyekat dengan mencetaknya
ke dalam bagian yang tidak rata dalam permukaan yang bertemu. Cetakan ini tergantung pada
penyekatan yang sangat kuat pada seluruh titik. Gasket terbuat dari banyak material, baik
metalik/logam maupun non-metalik, dan terdiri dari berbagai bentuk.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Cara Seal Dipilih untuk Setiap Penggunaan

Gambar 45 – Penggunaan seal dalam Silinder Hidraulik.


Perancang sistem hidraulik memiliki banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat memilih seal.
Beberapa diantaranya adalah:

• Apakah seal tahan terhadap semua tekanan yang diharapkan?


• Mampukah seal tahan terhadap panas dari operasi?
• Apakah seal aus dengan cepat?
• Apakah seal akan rusak akibat fluida yang digunakan?
• Apakah seal tepat masuk tanpa menyeret pada bagian yang bergerak?
• Apakah seal menggores atau menoreh bagian-bagian logam yang dilapis?
Setiap aplikasi untuk seal mendatangkan berbagai masalah yang berbeda. Inilah mengapa begitu
banyak seal dijual di pasar saat ini. Dan mengapa pilihan yang benar untuk seal pengganti
sangatlah penting? Selalu ikuti rekomendasi pabrik pembuat dalam katalog suku cadangnya.

Kerusakan dan Perbaikan Seal


Sistem hidraulik kualitas tertingi yang sangat rumit masih tergantung pada seal sederhana untuk
operasi yang baik.
Seal yang sempurna harus mencegah semua kebocoran. Namun ini tidak selalu praktis. Dalam
penggunaan dinamis, misalnya, kebocoran sedikit seperti kebocoran lapisan oli membantu dalam
pelumasan bagian-bagian yang bergerak. Dalam prakteknya, seal dianggap bebas dari kebocoran
jika setelah operasi yang berkelanjutan, setiap kebocoran susah untuk dideteksi. Dengan kata lain,
tidak ada tetesan atau genangan oli.
Tentu saja, kebocoran internal selalu sulit untuk dideteksi dan ini memerlukan beberapa
pengetesan untuk mengetahui dimana kebocoran pada sistem. Untuk mendapatkan penggunaan
seal yang terbaik, penanganan dan penggantian sangat penting. Sebagian besar seal bersifat
mudah pecah dan dapat rusak dengan mudah.
Untuk mencegah hal ini, jaga agar seal terlindungi dalam kontainer sampai siap untuk digunakan.
Simpan dalam tempat yang dingin, kering dan bebas kotoran. Seal harus diberikan perawatan yang
sama seperti precision bearing.
Sebagai aturan umum, ganti seluruh seal yang terganggu selama perbaikan pada sistem. Harga
beberapa seal sangat murah dibandingkan reparasi ulang untuk memperbaiki kebocoran.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Cased oil Seal

Gambar 46 – Oil Seal Terbungkus Logam


Gambar melintang menunjukkan bentuk seal.
Jenis oil seal ini terdiri dari seal kabel sintetis yang dicetak yang dibungkus dalam bungkus logam.
Seal dibuat dengan lip yang membentuk sisi penyekat pada shaft yang digunakan bersamanya.
Seal-seal ini sering disebut sebagai seal jenis lip (Gambar 46).
Beberapa seal memiliki pegas bulat, kadang disebut garter spring, yang dipasang di belakang lip
untuk menahannya pada shaft dan meningkatkan kemampuan penyekatan. Seal-seal yang lain
tidak memiliki spring namun tergantung pada bentuk dan daya lenting bahan karet sintetis untuk
mempertahankan kontak antara lip pada seal dan shaft. Dalam beberapa aplikasi, seal lip ganda
digunakan.
Bungkus logam pada seal dapat dirancang untuk pas langsung pada lubang housing dimana seal
dipasang, atau seal dapat memiliki lapisan karet di bagian luar untuk menyekat pada lubang
housing.
Seal jenis lip bekerja hanya dalam satu arah dan saat dipasang, lip pada seal harus menghadap
ke arah bagian dalam housing. Saat dipasang dengan cara ini, semua tekanan dalam akan
cenderung mendorong lip pada seal ke shaft (untuk membantu penyekatan) dan tidak menjauh dari
shaft.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Duo-cone Seal

Gambar 47 – Duo-cone Seal


Duo-cone seal (Gambar 47) dirancang untuk mencegah kotoran dalam jumlah besar masuk dan
menahan pelumas. Karena kondisi yang keras dimana seal digunakan, duo-cone seal harus tahan
terhadap korosi sehingga dapat tahan lama dengan perawatan yang minimum. Seal harus tahan
dari bengkoknya shaft, endplay dan beban kejut.

Gambar 48
Duo-cone seal dibuat dari dua toric ring dan dua ring logam (Gambar 48). Toric ring serupa dengan
O-ring besar dan dipasang dalam groove di sekitar ring logam. Permukaan ring logam di-machine
dan ditumpuk untuk membentuk seal halus “logam ke logam”. Duo-cone seal adalah jenis seal
yang spesial. Seal ini dirancang untuk mencegah sejumlah besar kotoran masuk dan menahan
pelumas. Toric ring menahan ring logam bersama untuk membentuk seal. Toric ring juga membuat
bantalan untuk ring seal logam saat seal memiliki gerakan. Efek bantal menjaga seal tetap lurus
untuk seluruh kondisi shaft. Duo-cone seal dapat ditemukan di penggerak akhir (final drive), carrier
roller dan aplikasi-aplikasi lain dimana kecepatan rendah dan seal dengan masa pakai yang lama
dibutuhkan.
Dalam operasi, karet atau toric ring menahan ring logam bersama untuk membentuk seal. Mereka
juga memberikan bantalan untuk ring logam dan menjaga permukaan yang disekat lurus saat shaft
bergerak selama operasi mesin. Permukaan ring logam yang halus dikombinasikan dengan
kekentalan oli untuk menyekat shaft.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Duo-cone harus “digunakan” untuk mempertahankan sekat logam ke logam. Jika mesin idle
selama waktu yang lama, seal akan mulai bocor. Ini tidak berarti seal harus diganti. Gunakan
pedoman operasi yang diterbitkan untuk menentukan apakah Duo-cone seal telah rusak.
Saat menservis Duo-cone seal, lepaskan seluruh bekas lapisan pelindung atau oli dari Duo-cone
ring yang baru. Gunakan zat pelarut dan pastikan seluruh permukaan kering. Sebelum perakitan,
bersihkan permukaan seal dan lembabkan dengan sedikit oli mesin. Jangan berikan oli pada ring
karet. Gunakan tool instalasi untuk memasang seal dengan kekuatan aplikasi yang benar dan rata.
Duo-cone seal ring harus selalu berpasangan.

Sealing Strip dan Block

Gambar 49 – Seal dalam bearing cap utama pada bagian belakang crankshaft.
Lembaran-lembaran komposisi neoprene atau asbes digunakan sebagai seal dalam beberapa
lokasi. Salah satunya adalah di bagian belakang crankcase. Contohnya diperlihatkan di (Gambar
49). Bearing cap utama yang diperlihatkan memiliki lembar penyekat di setiap sisinya dimana
lembar tersebut menyekat pada crankcase dan juga dua seal dalam lubang cap untuk menyekat
pada crankshaft journal.
Blok-blok bahan juga digunakan dalam lokasi yang sama. Blok-blok ini sering berupa cetakan karet
sintetis sesuai bentuk bagian yang disekat.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Oil Scroll
Scroll adalah bentuk ulir kasar yang dibuat dengan mesin dalam beberapa transmission shaft dan
berada dimana shaft melewati housing. Scroll berputar dalam arah yang berlawanan dengan rotasi
shaft. Oli yang dibawa sepanjang shaft ke scroll cenderung untuk kembali berputar sepanjang shaft
dan karena itu tertahan dalam housing.
Scroll biasanya tidak digunakan dalam seal utama, namun digunakan sebagai seal tambahan
untuk membuang beberapa beban dari seal lain.

Oil Slinger
Ini adalah dished washer yang kadang-kadang digunakan pada shaft dimana washer ini pas
melalui housing. Oli yang mencapai washer dibuang dari shaft dan dicegah melewati shaft dan
keluar dari housing. Ini juga merupakan seal tambahan dan bukan seal utama.

Cup

Gambar 50 – Seal digunakan dengan brake piston hidraulik.


Seal jenis cup digunakan dalam silinder hidraulik pada rem hidraulik. Dua dari jenis seal ini
diperlihatkan dalam Gambar 50. Cup primer dipasang pada kepala piston, dan lip-nya membentuk
seal terhadap dinding silinder. Saat rem diaktifkan, tekanan dalam silinder mendorong lip pada cup
pada dinding silinder untuk membentuk seal yang rata dan lebih baik.

Boot
Boot dipasang pada bagian kemudi dan suspensi, drive shaft dan komponen-komponen hidraulik.
Beberapa digunakan untuk menahan pelumas dan mengeluarkan kotoran dan air; lainnya
digunakan hanya untuk melindungi bagian-bagian.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Gambar 51 – Boot
Dua jenis boot yang berbeda diperlihatkan pada tie rod kemudi pada Gambar 51. Telescopic boot
dipasang diantara ujung box kemudi dan tie rod, dan mampu memanjang dan berkontraksi untuk
mengakomodasi pergerakan yang besar pada tie rod saat kendaraan sedang dikemudikan. Boot
yang lebih kecil pada ball joint menahan grease dan mengeluarkan kotoran dan air, dan pada saat
yang bersamaan membiarkan pergerakan joint dalam jumlah terbatas.
SIFAT-SIFAT MATERIAL SEAL
Seal karet dirancang untuk lebih besar dalam ukuran (sekurang-kurangnya bagian melintang)
dibandingkan dengan housing logam yang berhubungan dengannya, dan mengalami beberapa
perubahan bentuk mekanis pada perakitan, yang memberikan peningkatan berbagai stress dalam
bahan. Selain stress pada rakitan, seal ini juga sepertinya akan mengalami fluida agresif, tekanan,
suhu tinggi dan rendah, gerakan dinamis dan getaran, yang semuanya akan berpadu untuk
meningkatkan tingkat stres yang asli.
Karena itu, demi kepentingan penghematan jangka panjang, penting bahwa saat memilih material
seal, kombinasi optimal dari sifat fisik dipertimbangkan secara hati-hati dan diseimbangkan
terhadap kebutuhan servis. Sifat-sifat yang dipadukan untuk menghasilkan materi seal yang baik
dari sudut pandang teknik umumnya dikenal sebagai:

• Resistansi fluida.
• Resistansi abrasi dan tekanan.
• Kisaran suhu.
• Pemulihan dinamis.
Kepentingan yang relatif dari sifat-sifat ini akan tentunya bervariasi, tergantung pada aplikasi seal.

Tahanan Fluida / Fluid Resistance


Sebagian besar seal yang dibuat di pabrik saat ini adalah untuk digunakan dalam sistem hidraulik,
dimana penting untuk menahan efek oli dan grease berbahan dasar mineral dan petroleum.
Tingkat resistansi umumnya diukur dengan mengukur perubahan dalam volume spesimen karet
setelah merendamnya dalam oli khusus pada suhu yang ditinggikan untuk periode tertentu.
Perubahan dalam sifat mekanis seperti kekerasan dan kekuatan tegangan juga digunakan sebagai
pedoman umum.
Sebagian besar karet, saat kontak dengan oli hidrokarbon, memperlihatkan perubahan positif
dalam volume dan membengkak sampai tingkat yang lebih besar atau lebih kecil. Jika fluida
bersifat elastis, proses akan terbalik. Contohnya, seal yang telah direndam dalam bahan bakar dan
menjadi bengkak kelihatan kembali ke ukuran normalnya setelah dibiarkan mengering. Namun,
penting untuk waspada terhadap kekuatan karet yang dapat berkurang banyak karena
pembengkakan yang meningkat yang tampak. Umumnya direkomendasikan oleh pabrik pembuat
seal bahwa untuk kondisi dinamis, pembengkakan harus dibatasi sampai 10% dari volume.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Resistensi Abrasi dan Tekanan / Abrasion & Extrusion Resistance


Resistensi abrasi dan tekanan adalah sangat penting dalam memilih materi seal terutama untuk
situasi dinamis dan meskipun seal bisa memiliki karakteristik fluida dan suhu yang diperlukan, jika
tidak memiliki kekuatan dan ketahanan, masa pakainya tidak akan dapat diterima. Indikasi yang
baik dalam tingkat ketahanan yang dimiliki material dapat didapatkan dari kekuatan
ketegangannya. Kekuatan ketegangan pada kebanyakan material seal umum terdapat dalam
kisaran 5-50 Mpa.
Bahan silikon memiliki kekuatan ketegangan yang rendah dan memperlihatkan kekuatan dan
resistansi abrasi tingkat rendah, karena itu keausan yang cepat terjadi dalam aplikasi dengan
gerakan yang relatif tinggi, atau pelumasan yang rendah atau keduanya. Sebaliknya, polyurethane
yang memiliki nilai tinggi dalam kekuatan ketegangan, mampu beroperasi dalam kondisi yang
buruk dengan permukaan yang kasar dan satu tingkat kontaminasi.
Kekuatan ketegangan bersama dengan kekerasan juga mempengaruhi resistansi tekanan pada
bahan. Harus dicatat bahwa kekuatan ketegangan menurun saat suhu meningkat, dan perhatian
dibutuhkan dalam pemilihan senyawa untuk aplikasi khusus. Sebagai contoh, Viton dapat dianggap
sama kuatnya dengan karet silikon pada suhu ruangan namun pada suhu yang melebihi 150 oC,
Viton menjadi lebih lemah.

Kisaran Suhu / Temperature Range


Suhu yang ekstrim menyebabkan perubahan dramatis dalam sifat karet. Eksposur yang panjang
pada suhu yang tinggi mengakibatkan hilangnya sifat seperti karet yang permanen karena
perubahan kimia dan degradasi. Namun, perubahan-perubahan ini bergantung pada waktu dan,
dalam aplikasi penting, dapat sampai tingkat tertentu diatasi dengan skema penggantian
terencana. Sebagai contoh, adalah mungkin untuk memilih karet nitrile untuk penggunaan pada
180 oC asalkan masa pakai sekitar kurang dari 50 jam dapat diterima. Untuk masa pakai yang
normal, asumsikan sekitar 5000 jam, batas suhu maksimum harus ada dalam kisaran 130 oC
dengan suhu kerja sekitar 90 oC.
Efek dari suhu yang sangat rendah pada karet agak berbeda karena perubahan dalam sifat fisik
tidak permanen dan tidak tergantung pada waktu – yaitu, karet dapat dengan aman kembali ke
keadaan aslinya jika dikembalikan pada suhu sekitar.
Saat suhu turun, kekakuan karet meningkat sampai keadaan rapuh tercapai, kemampuan untuk
pulih dari kekuatan yang mengubah bentuk karenanya dikurangi dengan sesuai pada suhu rendah,
fakta yang harus dipertimbangkan saat memilih material seal untuk aplikasi pada tekanan yang
naik turun. Material khusus bisa mempertahankan seal pada suhu yang sangat rendah pada
kondisi tekanan statis, namun kebocoran pada kondisi naik turun pada suhu yang sama karena
ketidakmampuannya untuk mengikuti peningkatan silinder yang cepat. Perbedaan suhu untuk
scaling yang berhasil dalam kedua kondisi ini bisa sebanyak 20-40 oC.

Pemulihan Dinamis / Dynamic Recovery


Kemampuan untuk pulih, bahkan jika hanya sebagian, dari kekuatan yang mengubah bentuk
adalah kualitas yang penting untuk suatu material seal. Pemulihan ini memberikan kekuatan
penyekatan awal yang diperlukan pada permukaan dan kemampuan untuk mengkompensasikan
pergerakan yang tiba-tiba yang disebabkan oleh naik turunnya tekanan dan variasi dimensional.
Tiga faktor dikutip dalam kaitannya dengan pemulihan dinamis:
1. Compression set adalah jumlah perubahan bentuk yang ditahan oleh karet setelah
suatu beban kompresif telah dilepaskan, dan biasanya diukur setelah sejumlah hari
pada suhu yang dinaikkan agar mempercepat tes atau mensimulasi aplikasi. Nilai-
nilai compression set yang rendah menunjukkan tingkat pemulihan yang tinggi.
BEARING, SEAL DAN GASKET

2. Pelepasan stress (stress relaxation) adalah penurunan dalam stress saat karet
mengalami penegangan yang konstan pada periode waktu yang spesifik. Meskipun
ini bukanlah hal yang sangat penting dalam situasi statis pada tekanan yang
konstan, ini menjadi penting dalam situasi dinamis dimana seal mengalami tekanan
naik turun, karena ini adalah salah satu faktor pengontrolan kemampuan seal untuk
pulih dan mengikuti pergerakan yang tiba-tiba.
3. Daya lenting (rebound resilience) kembali pada keadaan semula adalah tanda-tanda
pemulihan yang cepat, nilai tinggi yang menandakan bahwa material yang dipilih
akan memiliki kemampuan untuk mengakomodasi pergerakan.
PERAWATAN OIL SEAL / SERVICE OIL SEAL
Seal dilepaskan baik karena bocor maupun harus diganti, atau karena harus dilepaskan sebagai
bagian dari prosedur pembongkaran komponen. Jika seal dilepas untuk salah satu alasan di atas,
seal yang baru harus dipasang.
Saat memasang seal, pastikan bahwa seal tidak rusak atau berubah bentuk karena metode yang
digunakan. Pastikan bahwa seal dipasang dengan cara yang benar; seal jenis lip, lip-nya harus
mengarah pada arah yang benar.

Melepaskan Seal yang Berbungkus Logam


Beberapa seal, khususnya seal dengan lapisan karet di bagian luar bungkus logamnya, dapat
dilepaskan dengan mencungkilnya dari housing dengan obeng atau alat cungkil lain, asalkan
dilakukan dengan hati-hati untuk melindungi housing dari kerusakan. Banyak oil seal berbungkus
logam yang ditekan masuk dengan ringan ke dalam housing dan karenanya membutuhkan tool
yang khusus.

Gambar 52 – Tool melepaskan seal


dari sebuah gearbox extension housing.
Gambar 52 menggambarkan tool yang sedang digunakan untuk mengeluarkan oli dari extension
housing pada suatu transmisi. Tool berbentuk tube memiliki ulir meruncing yang kasar yang
disekrupkan dengan kuat ke dalam bungkus logam pada seal. Baut yang berada di tengah, atau
sekrup penekan dikencangkan pada ujung transmission mainshaft, dan ini mendorong seal dari
housing saat baut diputar.

Memasang Seal berbungkus Logam / Installing Metal Case Seal


Saat memasang seal berbungkus logam ke housingnya, tekanan yang diaplikasikan pada seal
harus diambil dari sisi luar bungkus seal. Tekanan yang diaplikasikan di sembarang tempat akan
mengubah bentuk bungkus dan merusak seal. Kapan pun tersedia, tool yang khusus harus
digunakan sehingga tekanan dapat diaplikasikan pada tempat yang benar.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Gambar 53 – Memasang oil seal dalam


housing dengan tool khusus.
Gambar 53 menggambarkan seal yang sedang dipasang ulang pada transmission extension
housing. Tool pemasang berongga sehingga akan tepat pada transmission shaft, dan ujung tool
dibuat ceruk sehingga hanya sisi luar tool bergerak menahan sisi luar seal. Palu dengan
permukaan yang lunak digunakan untuk memukul tool.
Jika tool yang sesuai tidak ada, maka drift dapat digunakan. Drift harus rata ujungnya dan harus
digunakan pada sisi luar seal. Seal harus diketuk secara bergantian pada sisi-sisi yang
berhadapan, dan pada saat yang sama dipastikan bahwa seal masuk dengan tepat. Metode lain
adalah menggunakan seal bekas sebagai tool penekan atau pemasang. Karena ukurannya sama
dengan seal yang baru, seal bekas akan memberikan dorongan ke tempat yang tepat di sisi luar
seal.

Melindungi Seal Saat Pemasangan


Sebelum memasang seal pada shaft, periksa semua sisi tajam pada keyway, ulir atau spline yang
dapat merusak seal selama pemasangan. Jika ada kemungkinan seal dapat rusak, sleeve yang
runcing dapat digunakan pada ujung shaft untuk melindungi seal saat dipasang pada tempatnya.
Jika tool untuk jenis ini tidak tersedia, lembaran masking tape dapat dibalutkan di sekeliling shaft.
Beri pelumas pada seal dan shaft sehingga seal akan meluncur dengan mudah, dan gunakan
gerakan memutar saat seal digerakkan ke tempatnya.

Melumasi Seal Sebelum Pemasangan


Seal karet sintetis dan shaft dimana seal dioperasikan harus dilapisi dengan pelumas sebelum
pemasangan. Seal kering yang beroperasi pada shaft yang kering akan merusak sealing lip.
Dengan shaft yang berputar, seal yang kering dapat menghasilkan bunyi meringkik yang keras,
yang menandakan seal dan permukaan shaft bekerja dalam keadaan kering dan seal rusak.
Dengan seal terbungkus, grease harus diletakkan di antara punggung seal karet dan pembungkus
untuk memberikan pelumasan awal. Seal yang dibuat dari material berpori seperti kulit, kain dari
wool atau asbes harus direndam di dalam oli sebelum pemasangan. Mengoperasikan seal ini
dalam keadaan kering akan merusaknya.

Memeriksa Permukaan Sealing


Sebelum memasang seal, permukaan shaft dimana seal dipasang harus diperiksa untuk goresan
dan tonjolan dan digosok sedikit jika perlu. Pemasangan seal baru tidak akan mencegah
kebocoran yang melewati permukaan yang rusak.
Permukaan sealing yang tergores parah atau aus harus dapat diperbaiki. Ini dapat dibenahi
dengan logam yang dilas dan kemudian dihaluskan, atau sleeve tipis dipasang.

Memeriksa Boot
Periksa kondisi boot dengan meremasnya untuk melihat apakah boot sobek atau hancur.; boot
yang retak atau rusak harus diganti. Pelumas yang tertahan oleh boot harus diperiksa dan jika
kelihatan tercemar, harus diganti. Ini mungkin melibatkan pembongkaran dan pembersihan bagian-
bagian sebelum dilumasi dengan grease dan dipasangi boot baru.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Seal Rem Hidrolik (Hydraulic Brake Seal)


Cup dan seal dalam sistem rem hidrolik diganti selama servis rem utama. Saat sedang dipasang,
cup dilapisi atau dicelupkan ke dalam cairan rem hidraulik.
Bagian-bagian rem hidrolik yang lain dilumasi dengan grease karet khusus. Ini adalah satu-satunya
pelumas yang dapat digunakan. Oli atau grease yang lain akan membuat bagian-bagian karet
membengkak dan menyebabkan masalah rem yang serius.

Seal Filter Oli (Oil Filter Seal)

Gambar 54 – Seal filter oli : (a) filter oli dipasang pada


engine block (b) dasar filter dengan sealing ring-nya.

Oli filter memiliki ring karet sintetis yang menyekat pada permukaan datar saat pemasangan filter
pada engine block (Gambar 54). Ini adalah seal yang penting karena menahan tekanan oli mesin.
Kebocoran yang tidak terdeteksi pada filter oli dapat mengosongkan wadah oli dan membuat mesin
berjalan dalam keadaan kurang oli, yang menyebabkan kerusakan mesin yang meluas.
Saat memasang filter oli, berikan sedikit lapisan oli atau grease pada seal dan kencangkan filter
dengan kuat, namun jangan terlalu kencang. Setelah menjalankan mesin, periksa filter untuk
memastikan bahwa filter telah dikencangkan dengan benar dan tidak ada oli yang bocor melewati
seal-nya.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Merawat Seal-seal yang Lain


Seal modern menggunakan karet, kulit, plastik dan material lain yang membutuhkan penanganan
khusus. Beberapa aturan perawatan diberikan di bawah ini.

Memeriksa Seal untuk Kebocoran

Gambar 55 – Jenis-jenis Kebocoran Oli yang Umum.


Sebelum membongkar komponen, periksa sebab kebocoran. Ini akan menghemat kerja ulang,
yang disebabkan oleh masalah selain oil seal.
Sebelum membersihkan area sekitar seal, cari jalur kebocoran (Gambar 55).
Kadang-kadang kebocoran bisa berasal dari sumber-sumber lain selain seal. Kebocoran dapat
terjadi dari gasket yang aus, housing yang retak, koneksi saluran pipa yang longgar.
Periksa bagian luar area penyekatan seal untuk melihat apakah basah atau kering. Jika basah,
lihat apakah oli mengalir atau hanya semata-mata lapisan pelumas.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Melepaskan Seal
Selama pelepasan, terus periksa sebab-sebab kebocoran. Periksa bagian dalam dan luar seal
untuk oli basah yang berarti kebocoran.

Gambar 56 - Seal Aus karena Shaft yang Kasar.


Saat melepaskan seal, periksa permukaan penyekatan atau lip (Gambar 56) sebelum pencucian.
Periksa keausan yang tidak lazim, potongan, lubang atau partikel yang tertanam dalam seal.
Pada lip seal yang berisi pegas, pastikan pegas duduk di sekitar lip, dan lip tidak rusak saat
pertama dipasang. Jangan membongkar unit lebih dari yang diperlukan untuk mengganti seal yang
rusak.

Memeriksa Shaft dan Lubang

Gambar 57 – Kondisi shaft yang dapat


merusak seal dan menyebabkan kebocoran.
BEARING, SEALS DAN GASKET

Periksa kekasaran pada area kontak shaft (Gambar 57). Cari goresan yang dalam atau torehan
yang merusak seal.

Gambar 58 - Shaft splines atau keyways


dapat merusak seal selama instalasi.
Selidiki apakah shaft spline, keyway, atau ujung-ujung yang kasar telah menyebabkan torehan atau
sayatan dalam seal lip selama instalasi (Gambar 58).

Gambar 59 – Kondisi lubang yang akan


merusak seal dan menyebabkan kebocoran.
BEARING, SEAL DAN GASKET

Periksa lubang dimana seal ditekan masuk (Gambar 59). Cari torehan atau lubang yang dapat
menjadi jalur kebocoran oli. Lubang yang dihaluskan dengan kasar dengan menggunakan mesin
dapat membuat oli mengalir keluar melalui jalur berbentuk spiral. Sudut-sudut yang tajam pada sisi-
sisi lubang dapat menggores bungkus logam pada seal saat ditekan ke dalam. Goresan-goresan
ini dapat membuat jalur untuk kebocoran oli.

Memeriksa Seal untuk Kesesuaian dengan Fluida atau Suhu Operasi


Beberapa oli hidraulik berbahaya untuk seal-seal tertentu, khususnya lip karet. Oli yang salah
dapat mengeraskan atau melunakkan karet sintetis dalam seal dan merusaknya.
Jika seal lip seperti “spon”, ini mungkin berarti seal dan fluida hidrolik tidak kompatibel. Jika seal
disetujui oleh pabrik, maka fluida yang tidak benar telah digunakan dalam sistem. Pengerasan seal
lip dapat disebabkan oleh panas atau reaksi kimia dengan fluida yang salah.

Gambar 60 - Seal lips yang rusak karena panas.


Pengerasan seal lip pada area kontak shaft (Gambar 60) umumnya adalah akibat dari panas yang
berasal dari shaft atau fluida.

Memasang Seal
1. Pasang hanya seal yang asli yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat mesin.
2. Gunakan hanya fluida yang benar seperti dinyatakan dalam manual operator mesin.
3. Jaga agar seal dan fluida bersih dan bebas dari kotoran.
4. Sebelum memasang seal, bersihkan area shaft atau lubang. Inspeksi area untuk
melihat kerusakan. Kikir atau gosok dengan batu semua tonjolan atau torehan yang
buruk dan haluskan dengan kain berbubuk abrasif yang halus untuk penghalusan
akhir, kemudian bersihkan area untuk membuang partikel logam.
5. Lumasi seal, khususnya semua lip, untuk memudahkan instalasi. Gunakan fluida
hidrolik untuk melumasi seal. Juga rendam packing dalam fluida hidrolik sebelum
dipasang.
6. Dengan seal berbungkus logam, lapisi diameter luar seal dengan lapisan tipis semen
gasket untuk mencegah kebocoran lubang.

CATATAN: Seal yang sudah dilapisi sebelumnya tidak membutuhkan semen pada bore fit.

7. Gunakan tool yang direkomendasikan oleh pabrik untuk memasang seal dengan
benar. Ini sangat penting dengan seal yang ditekan. Jika tool pendorong seal tidak
tersedia:
BEARING, SEALS DAN GASKET

a. Gunakan sebuah ring bulat seperti race bearing bekas yang kontak dengan
bungkus seal dekat diameter luar
b. Gunakan blok kayu persegi. Jangan menggunakan tool yang tajam.
8. Pasang packing dengan baik tanpa menggunakan dorongan yang tidak diperlukan.
Pastikan packing tidak terlalu kencang.
9. Gunakan shim stock untuk melindungi seal saat memasangnya di atas sisi-sisi yang
kasar seperti shaft spline. Letakkan shim stock plastik yang digulung (0,003-0,010
inci) di atas sisi yang tajam, kemudian tarik setelah seal berada di tempat.

Gambar 61 – Seal yang mengangkat


10. Pastikan bahwa seal didorong secara merata untuk mencegah seal “terangkat”
(Gambar 61). Seal yang terangkat membuat oli keluar dan kotoran masuk seperti
yang ditunjukkan dalam gambar. Hati-hati agar tidak membengkokkan atau
“mencekungkan” area logam datar pada seal terbungkus logam. Ini menyebabkan
seal mengalami perubahan bentuk.
11. Setelah perakitan, selalu cek unit dengan tangan sebelum pengoperasian jika
mungkin sebelum start up pada sistem.
12. Cobalah untuk mencegah kotoran dan butiran pasir jatuh pada piston rod, dll,
setelah dibawa masuk ke seal. Material ini dapat dengan cepat merusak seal atau
menggores permukaan logam

Pengecekan Run-in pada Seal Jenis Lip yang Baru


BEARING, SEAL DAN GASKET

Saat seal jenis lip yang baru dipasang pada shaft yang bersih, periode percobaan (break-in)
selama beberapa jam diperlukan untuk mendudukkan seal lip pada permukaan shaft. Selama
periode ini seal menghaluskan pola pada shaft dan shaft kemudian mendudukkan lip contact,
dengan memasang lip contact yang setajam pisau ke band yang sempit. Selama periode ini, sedikit
perembesan mungkin terjadi. Setelah ditempatkan, seal akan bekerja tanpa banyak kebocoran.

Anda mungkin juga menyukai