Rumus Rumus Fisika Sma 120305203415 Phpapp01
Rumus Rumus Fisika Sma 120305203415 Phpapp01
Nomor:
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMAN 3 Bandar Lampung menerangkan bahwa buku
Rumus-rumus Fisika SMA adalah benar ditulis oleh:
Penulis Pertama,
Nama
: Dra. Damriani
NIP
: 131658096
Penulis Kedua,
Nama
: Zainal Abidin, S.Pd
NIP
: 132003007
dan telah digunakan sebagai pelengkap material pembelajaran di SMAN 3 Bandar Lampung.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.
Drs. H E R N A D I
NIP. 131870646
KATA PENGANTAR
Buku Rumus-rumus Fisika SMA ini ditulis bukan bermaksud untuk dihapal oleh para siswa
namun bertujuan untuk digunakan sebagai buku pendamping dalam memecahkan soal-soal fisika.
Rumus-rumus fisika merupakan bahasa sains yang konsisten dalam menjelaskan fenomena alam
dan sebagai bahasa universal yang berlaku dalam dunia ilmiah, untuk itu pemahaman pada
konsep, asas, dan prinsip fisika merupakan hal pertama yang harus dimengerti oleh para siswa,
bukan dengan cara menghapal rumus-rumus.
Dalam memecahkan soal-soal fisika, buku ini dapat digunakan untuk memberi gambaran global
dari rumus-rumus fisika dan dapat digunakan sebagai pendamping dalam melatih kemampuan
memecahkan soal-soal fisika.
Dengan selesai penulisan buku ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Hernadi
sebagai Kepala SMAN 3 Bandar Lampung, atas semua dukungannya, masukan dan saran dari
para kolega diucapkan terima kasih. Mereka adalah guru-guru fisika SMAN 3 Bandar Lampung,
yaitu Arif Santoso, S.Pd, Euis Waliah, S.Pd, Dra. Sartinem dan Fera Nofrizawati, S.Pd.
Buku ini tentu jauh dari sempurna, masukan, kritik dan saran yang membangun dapat
disampaikan melalui email: mbak_annie@yahoo.co.id atau zainal.abidin.mustofa@gmail.com.
Semoga kehadiran buku ini dapat memenuhi tujuan penulisan dan bermanfaat bagi penggunanya.
Damriani
Zainal Abidin
DAFTAR ISI
Surat Keterangan
Kata Pengantar
Daftar Isi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
1
2
3
4
9
12
14
16
20
21
22
23
24
26
30
33
37
43
47
49
53
55
58
61
64
69
71
75
77
80
81
Besaran
1. Panjang
2. Massa
3. Waktu
4. Suhu Mutlak
5. Intensitas Cahaya
6. Kuat Arus
7. Jumlah Zat
Satuan (SI)
Dimensi
m
kg
detik
K
Cd
Ampere
mol
[L]
[M]
[T]
[]
[J]
[I]
[N]
Satuan
Sudut datar
Sudut ruang
SI
---->
---->
satuan : radian
satuan : steradian
Satuan Metrik
MKS
Dimensi ---->
Primer ---->
: Checking persamaan Fisika.
M
L
T
CGS
W
= F v = P (daya)
t
ML2 T -2
= MLT -2 LT -1
T
ML2 T -3 = ML2 T -3
No
Besaran
Rumus
Percepatan
s
v=
t
v
a=
t
Gaya
F =ma
4
5
6
7
Kecepatan
Usaha
Daya
Tekanan
Energi kinetik
W = F s
W
P=
t
F
P=
A
1
Ek = mv 2
2
Energi potensial
Ep = m g h
Momentum
M = mv
10
Impuls
i = F t
11
12
13
14
Massa Jenis
Berat Jenis
Konst. pegas
Konst. grafitasi
15
Konst. gas
16
Gravitasi
dt
LT 1
dt 2
kg m
LT 2
dt 2
kg m 2
kg m 2
kg
kg m 2
kg m
kg m
kg
Fr 2
2
G= m
P.V
R = n.T
F
g=
m
m3
kg
kg
( Joule)
dt 3
( Watt )
( atm )
dt 2
( Joule)
dt 2
( Joule)
MLT 2
ML2T 2
ML2T 3
ML1T 2
ML2T 2
ML2T 2
dt
MLT 1
dt
MLT 1
m3
ML3
m 2 dt 2
ML2T 2
dt 2
MT 2
kgdt 2
M 1 L3T 2
kgm 2
m
(N)
dt 2
m dt 2
kg m 2
m
V
w
s= V
F
k=
x
Dimensi
dt 2
dt 2 mol o K
ML2T 2 N 1 1
LT 2
17
I = mR 2
Momen Inersia
kg m 2
ML2
ANGKA PENTING
Angka Penting : Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat ukur, terdiri dari :
Angka pasti
Angka taksiran
Aturan :
a.
Penjumlahan / Pengurangan
Ditulis berdasarkan desimal paling sedikit
Contoh :
2,7481
8,41
------- +
11,1581 ------> 11,16
b.
Perkalian / Pembagian
Ditulis berdasarkan angka penting paling sedikit
Contoh :
4,756
110
---------
0000
4756
4756
-------------- +
523,160 ----> 520
BESARAN VEKTOR
Besaran Skalar : adalah besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya atau nilainya saja.
Contoh : panjang, massa, waktu, kelajuan, dan sebagainya.
Besaran Vektor : adalah Besaran yang selain ditentukan oleh besarnya atau nilainya,
juga ditentukan oleh arahnya.
Contoh : kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya.
Sifat-sifat vektor
1.
2.
A+ B
A
+ ( B +C ) = (
Sifat komutatif.
A+ B ) +C
Sifat assosiatif.
3. a (
A+ B
4. /
)=a
+a
A/ + / B / / A+ B /
/R/=
/ A/ 2 + / B / 2 +2 / A/ / B / cos
arahnya :
/ R/
/ A/
/ B/
=
=
sin sin 1 sin 2
Vektor
sudut
vx = v cos
V1
vx = v cos
vy = v sin
V2
vx = v cos
vy = v sin
V3
vx = v cos
vy = v sin
vx = .......
vy = v sin
vy = .......
8
Resultan / v R / =
( v X ) 2 + ( vY ) 2
Arah resultan : tg =
vY
vX
, ,
dengan sumbu-sumbu x, y dan z
/ A x / = A cos /
Besaran vektor A
Ay/= A
cos
Ax+ Ay+ Az
/ A z / = A cos
=
atau
=/
A x / i + / A y /
vektor A
j A k
+/ z/
A = / A X / 2 + / AY / 2 + / AZ / 2
dan
i , j , k
GERAK LURUS
10
v0=0
v=
2 gh
t=
2h / g
v=
2 g (h1 h 2)
GJB
vo=0
v?
h2
h1
Variasi GLB
SP + SQ = AB
A
SA = SB
SP
SP SQ = AB
B
SQ
r r2 r1
=
t t 2 t1
11
v v 2 v1
=
t t 2 t1
2.
a=
3.
vx =
drx
dt
vy =
dry
dt
vz =
v = v x +v y +v z
4.
ax =
dv x
dt
ay =
dv y
dt
a =
az =
drz
dt
a x +a y +a z
dv z
dt
Diketahui a(t)
t2
v = a( t ) dt
t1
t2
6.
r = vt dt
t1
h = tinggi
Vy = kecepatan terhadap sumbu y
h1 = ketinggian pertama
h2 = ketinggian kedua
= kecepatan rata-rata
r = perubahan posisi
t = selang waktu
r2 = posisi akhir
r1 = posisi awal
t1 = waktu awal bergerak
t2 = waktu akhir bergerak
= percepatan rata-rata
V = perubahan rata-rata
V2 = kecepatan 2
V(t) = V fungsi t
V1 = kecepatan 1
Vx = kecepatan terhadap sumbu x
12
HUKUM NEWTON
1.
2.
F = 0 Fx = 0 dan Fy = 0
0 GLBB
1 2 = ( m1 + m2 ) a
Hk. II Newton a
F = ma
1 T = m1 a
3.
4.
N=w
N = w F sin
N = w + Fsin
N = w cos
. Statika
F = 0 :
*
= 0
Fx = 0
Fy = 0
*
13
14
MEMADU GERAK
1.
2.
v R = v1 +v 2
GLB GLB
+2v1 v 2 cos
Gerak Peluru
Pada sumbu x
Pada sumbu y
Vr = kecepatan resultan
V1 = kecepatan benda 1
GLB
V2 = kecepatan benda 2
GVA GVB
v x = v0 cos
x = v0 cos t
Y
Vo
v y = v 0 sin g t
y = v 0 sin t
1 2
gt
2
Syarat :
y=0
vy = 0
g
= waktu
= percepatan gravitasi
y = h
v0 2 sin 2 v0 2 sin 2
2
g
2
g
15
y = h
v sin 2
= 0
g
2
x max
16
GERAK ROTASI
GERAK TRANSLASI
Pergeseran linier
s
Kecepatan linier
v
Percepatan Linier
a
G E R A K R O TA S I
Pergeseran sudut
Kecepatan sudut
Percepatan sudut
Kelembaman
Kelembaman rotasi
translasi
( massa )
Gaya
Energi kinetik
Daya
Momentum linier
H u b u n g a n n ya
s=.R
v=.R
a=.R
I = m.r2
=I.
=F.R
-
(momen inersia)
F=m.a
P=F.v
p = m.v
P=.
L = I .
s = jarak
a = percepatan
v = kecepatan
R = jarijari lintasan
vt = kecepatan dalam waktu t detik
vo = kecepatan awal
t = waktu yang ditempuh
t = kecepatan sudut dalam waktu t detik
o= kecepatan sudut awal
Besarnya sudut :
17
S
R
radian
S = panjang busur
R = jari-jari
f.T=1 f=
=
2
T
1
T
atau
=2f
v=R
v1 = v2, tetapi 1
v1 = v2, tetapi 1
A = R = C , tetapi v A
ar =
v2
R
atau
ar = 2 R
Fr = m .
v2
R
atau
F r = m 2 R
vB
vC
18
N=m.g-m.
v2
R
N = m . g cos - m .
v2
R
N = m . g cos + m .
v2
R
N=m.g+m.
N=m.
v2
R
v2
R
- m . g cos
N=m.
v2
R
-m.g
19
T=m.g+m
T=m.
v2
R
v2
R
T = m m . g cos + m
- m . g cos
T=m.
v2
R
v2
R
-m.g
v2
R
Periodenya T = 2
L cos
g
v2
R
N = gaya normal
N=m.g
20
GRAVITASI
1.
F =G
2.
g=G
m1 m2
R2
M
R2
VEKTOR
VEKTOR
M
R
3.
v = G
4.
Ep = G
5.
w AB = m( v B v A )
6.
HKE
massa bumi
mM
R
1
1
2
2
v 2 = v1 + 2GM
R1 R2
21
USAHAENERGI
1.
_______________
w = F cos s
= sudut kemiringan
v = kecepatan
2.
Ek =
1 2
mv
2
W = usaha
F = Gaya
3.
Ep = m g h
s = jarak
Ep = Energi Potenaial
4.
Emek = Ep + Ek
m = massa benda
g = percepatan gravitasi
5.
w = Ek
Ek = Energi Kinetik
6.
7.
w = Ep
Em = Energi mekanik
Ek1 + Ep1 = Ek 2 + Ep 2
22
MOMENTUMIMPULSTUMBUKAN
1.
P =m v
2.
I =
F
t
P = momentum
m = massa
v = kecepatan
I = impuls
I = P
3.
4.
F= gaya
I = m( v t v 0 )
HKM (Hukum Kekekalan Momentum)
t = selang waktu
m A v A +m B v B =m A v A +m B v B
arah kekanan v +
arah ke kiri v -
5.
6.
e=
v A vB
v A vB
Jenis tumbukan
Lenting sempurna
e =1
0 < e <1
e=0
Lenting sebagian
h1
h0
7.
e=
8.
hn = h0 e
HKE
HKM
HKM
HKM
9.
2n
1 2 1 2
1
1
2
2
m
v
+
m
v
m A v A + mB v B
A A
B B
2
2
2
2
23
ELASTISITAS
1.
F =kx
F = gaya pegas
k = konstanta pegas
2.
Ep =
1
k x2
2
luasan grafik F x
kp = k1 + k 2
4.
1
1 1
= +
ks k1 k 2
5.
E=
susunan paralel
susunan seri
P F L0
=
A L
F = gaya tekan/tarik
Lo = panjang mula-mula
A = luas penampang yang tegak lurus gaya F
L = pertambahan panjang
E = modulus elastisitas
P = stress
= strain
24
FLUIDA
Fluida Tak Bergerak
m
v
1.
zat =
2.
relativ =
z
air
c =
4.
h =z g h
6.
1 gr
pada 40C
cm 3
= 1000
kg
m3
m A + mB
v A + vB
3.
5.
air
Fh = h A
= z g h A
Archimedes : Gaya ke atas yang bekerja pada benda besarnya sama dengan jumlah (berat) zat cair yang
dipindahkan.
FA =z g h
7.
Terapung
w < FA
w = FA
bd g vb = z g v 2
8.
Melayang
w1 + w2 = z g ( v1 + v 2 )
25
9.
Tenggelam
10.
Kohesi (K)
Adhesi (A)
11.
Kapilaritas
w > FA
w s = w FA
y=
2 cos
z g r
Fluida Bergerak
1.
2.
Q=
Vol
= Av
t
Kontinuitas
A1v1 = A2 v 2
3.
Bernoully
P1 + g h1 +
1
1
2
2
v1 = P2 + g h2 + v2
2
2
= massa jenis
m = massa
v = volume
A = luas permukaan
P = daya tekan
h = ketinggian dari dasar
Q = Debit
relatif = massa jenis relatif
26
GELOMBANG BUNYI
GETARAN
1.
w
k =
x
2.
F=-k.
3.
Ep = ky2
4.
E mek = kA2
5.
Ek = k (A2-y2)
6.
v=
7.
k = m 2
8.
y = A sin t
9.
v = A cos t
10.
a = 2 A sin t
11.
Ek =
k ( A2 y 2 )
m
k = konstanta pegas
W = berat
x = perubahan panjang pegas
F = gaya pegas
y = simpangan
Ep = energi potensial
Emek = energi mekanik
Ek = energi kinetik
A = amplitudo
t = waktu
= kecepatan sudut
m = massa
T = periode
k = konstanta
l = panjang
f = frekuensi
= panjang gelombang
Lo = panjang mula-mula
L = perubahan panjang
n = nada dasar ke
Vp = kecepatan pendengar
Vs = kecepatan sumber bunyi
P = daya
R1= jarak 1
R2 = jarak 2
m 2 A 2 cos 2 t
27
12.
Ep =
13.
E mek =
14.
T = 2
m
k
15.
T = 2
l
g
m 2 A 2 sin 2 t
m 2 A 2
GELOMBANG
mekanik refleksi
Gelombang
gel.
refraksi
interferensi
defraksi
polarisasi
gel.
longitudinal
1
elektromagnetik
gel.
1.
2.
3.
transversal
v =f
=v t
y gel. berjalan =
t x
A sin 2
T
y diam
ujung bebas
y = 2 A cos 2
x
t L
sin 2
y diam
ujung terikat
4.
y = 2 A sin 2
= 0
1
2
x
t L
cos 2
T
28
5.
6.
v=
v=
E = modulus young
E=
v gas =
Cp
RT
=
Cv
M
7.
stress P
= =
strain
F
L
A
Lo
F Lo
A L
Bunyi
nada
20 Hz
desah
Nada
1.
3.
Sumber
Dawai
ND
2
( n + 1) P
( n + 2) s
fn =
n +1
v
2L
( n + 2) P
( n + 1) s
fn =
n +1
v
2L
( n + 1) P
( n + 1) s
fn =
2n + 1
v
4L
29
Sifat :
Refleksi (Pemantulan)
( 2n 1) 1
Pelayangan (beat)
Beat
fA fB
Efek Doppler
v vP
fs
v vs
Intensitas
I=
P
P
=
A 4R 2
I1 : I 2 =
( n + 1) 1
memperlemah
fP =
ln =
f layangan =
v.tpp
2
Resonansi
d=
1
R1
1
R2
TI = 10 log
I
I0
I 0 = 10 12 Watt m 2
dB
30
C
100
Td
Air
R
80
100
Tb
F
212
K
373
80
0
180
32
C = celcius
R = reamur
F = fahrenheit
tk= suhu dalam kelvin
tc = suhu dalam
100
273
celsius
C:R:F=5:4:9
tK = tC + 273
Contoh :
X
Tb -20
Y
40
60
X : Y = 150 : 200
=3:4
4
3
Td 130
240
2.
(60 + 20) + 40 =
Muai panjang.
L = Lo . . t
Lt = Lo ( 1 + . t )
enaikkan suhu
perubahan dimensi (ukuran)
ubahan wujud
L = perubahan panjang
= koefisien muai panjang
Lo = panjang mula-mula
t = perubahan suhu
Lt = panjang saat to
A = perubahan luas
Ao = luas mula-mula
31
3.
Muai luas.
A = Ao . . t
At = Ao ( 1 + . t )
4.
Muai volume.
V = Vo . . t
Vt = Vo ( 1 + . . t )
=2
} =
Q = kalor
=3
5.
Q = m . c. t
6.
Q = H . t
7.
H=m.c
8.
Azas Black.
m = massa
c= kalor jenis
t = perubahan suhu
H = perambatan suhu
T1
Qdilepas
Qdilepas = Qditerima
TA
Qditerima
T2
Kalor lebur
Kalor uap
9.
Q = m . Kl
Q = m . Ku
Kl = kalor lebur
Ku = kalor uap
Perambatan kalor.
32
Konduksi
H=
k . A.t
l
Konveksi
Radiasi
H = h . A . t
I = e . . T4
A = luas
k = koefisien konduksi
l = panjang bahan
h = koefisien konfeksi
I = Intensitas
e = emitivitas bahan
= konstanta Boltzman
T = suhu
33
LISTRIK STATIS
01.
F=k
k=
q1 . q 2
r2
1
9
2
2
4 0 = 9 x 10 Nm /Coulomb
E=k
02.
Q
r2
E =0.
R
Es = k
Q
R2
Ep = k
Q
r2
34
Ep =
20
Q
A
EP =
= rapat muatan
05.
WA > B = k . Q. q.(
Bila rA = maka
6.
V =k
1
1
)
rB rA
W~ > B = k .
Q. q
rB
-----
EP = k
Q. q
1 Q. q
=
.
rB
4 0 rB
Q
1
Q
=
.
rB 4 0 rB
V = potensial listrik
07.
WA > B = q.(v B v A )
VO = VK = V L
= k.
q
q
VM = k.
R
r
( v 2 ) 2 = ( v1 ) 2 +
10.
C=
2q
(V1 V2 )
m
Q
V
35
11.
C0 =
12.
C = C0 . K =
C=
Q2
C
13.
W=
14.
Susunan Seri.
1
2
.A
d
K 0 A
atau
W = 21 CV 2
- Q = Q1 = Q2 = Q3 = .....
s
- V = V + V + V + V +.....
s
ab
bc
cd
de
-
1
1
1
1
=
+
+
+.....
CS C1 C2 C3
- V = V1= V2 = V3
p
- Qp = Q1 + Q2 + Q3 + .....
- Cp = C1 + C2 + C3 + .....
36
16.
VGAB =
C1V2 + C 2V2
C1 + C 2
C = kapasitas listrik
Q = muatan listrik
V = beda potensial
Co = Kapasitas dalam hampa udara
d = jarak antar dua keeping
A = luas masing-masing keeping
K = konstanta dielektrik
W = energi kapasitor
37
LISTRIK DINAMIS
1.
i=
dq
dt
dq = n.e.V.A.dt
2.
i=
03.
J=
dq
= n. e.V . A
dt
i
= n. e.V
A
Ampere
Ampere/m2
04.
i=
05. R = .
V A VB
R
L
A
06. R(t) = R0 ( 1 + .t )
07. SUSUNAN SERI
i = i1 = i2 = i3 = ....
38
VP = V1 = V2 = V3
i + i1 + i2 + i3 + ....
1
1
1
1
=
+
+
+...
R p R1 R2 R3
RX . R2 = R1 . R 3
RX =
R1 . R3
R2
1 0 . A M P E R E M E T E R / G A LVA N O M E T E R .
RS =
1
Rd
n 1
Ohm
11. V O LT M E T E R .
39
Rv = ( n - 1 ) Rd
Ohm
.
W=i2.r.t=V.i.t
Joule
P=
13.
dw
= V .i
dt
Kalori
14. Elemen PRIMER : elemen ini membutuhkan pergantian bahan pereaksi setelah
sejumlah energi
Elemen yang tidak tetap; elemen yang tidak mempunyai depolarisator, misalnya pada elemen
Volta.
2.
Elemen SEKUNDER : Elemen ini dapat memperbaharui bahan pereaksinya setelah dialiri arus dari
sumber lain, yang arahnya berlawanan dengan arus yang dihasilkan, misalnya : Accu.
Misalkan : Akumulator timbal asam sulfat. Pada elemen ini sebagai Katoda adalah Pb; sedangkan sebagai
Anode dipakai PbO2 dengan memakai elektrolit H2SO4.
c)
Elemen BAHAN BAKAR : adalah elemen elektrokimia yang dapat mengubah energi kimia bahan bakar
yang diberikan secara kontinue menjadi energi listrik.
Misalkan : pada elemen Hidrogen-Oksigen yang dipakai pada penerbangan angkasa.
40
15. =
16.
i=
dW
dq
( Joule/Coulomb = Volt )
R+r
i=
n.
n. r + R
i=
r
+R
m
41
i=
n .
n
.r + R
m
i1 + i2 + i3 = i4 + i5
22. Hukum Kirchoff II ( Hukum rangkaian tertutup itu )
+ i.R = 0
E
: negatif
: positif
Ro = hambatan mula-mula
q = muatan listrik
t = waktu
= koefisien suhu
P = daya
v = kecepatan electron
n = jumlah electron per satuan volume
r = hambatan dalam
= GGL
42
e = muatan electron
A = luas penampang kawat
V = beda potensial
Rd = hambatan dalam
R = hambatan
K = tegangan jepit
Rv = tahanan depan
43
MEDAN MAGNET
01. r =
02.
03.
04.
A
B
H=
B=
B = H = r. o. H
05. Benda magnetik : nilai permeabilitas relatif lebih kecil dari satu.
Contoh : Bismuth, tembaga, emas, antimon, kaca flinta.
Benda paramagnetik : nilai permeabilitas relatif lebih besar dari pada satu.
Contoh : Aluminium, platina, oksigen, sulfat tembaga dan banyak lagi garam-garam logam adalah zat
paramagnetik.
Benda feromagnetik : nilai permeabilitas relatif sampai beberapa ribu.
Contoh : Besi, baja, nikel, cobalt dan campuran logam tertentu ( almico )
06. Rumus Biot Savart.
dB =
k=
I .d sin
r2
= 10-7
Weber
A. m
H=
2
B
I
.a
B
r .
=
0
I
2 . a
44
08. Induksi Induksi magnetik pada jarak x dari pusat arus lingkaran.
B=
a. I . N
. sin 1
r2
atau
B=
a2. I. N
r3
B=
I. N
a
10. Solenoide
Induksi magnetik di tengah-tengah solenoide :
B=
n I
B=
n I
1 1 . To r o i d a
B= n I
n=
N
2 R
sin
F = B.q.v sin
13.
F=
I P IQ
1 4 . G e r a k Pa r t i k e l B er m u a t a n D a l a m M e d a n L i s t r i k
45
a=
q. E
m
Usaha : W = F . d = q . E .d
Usaha = perubahan energi kin
Ek = q . E .d
1
2
mv 2 2 21 mv1 2 = q. E . d
t=
d = 21 at 2 = 21 .
q. E 2
.
m vX 2
v = v X 2 + vY 2
v Y = a. t =
q. E
.
m vX
tg =
vY
vX
1 6 . G e r a k Pa r t i k e l B er m u a t a n D a l a m M e d a n M a g n e t
Lintasan partikel bermuatan dalam medan magnet berupa LINGKARAN.
mv
B q
jari-jari :
R=
46
17. Momen koppel yang timbul pada kawat persegi dalam medan magnet
= B.i.A.N.Sin
r = permeabilitas relative
a = jarijari lingkaran
= permeabilitas zat
r = jarak
B = induksi magnet
I = kuat arus
= Fluks
H = kuat medan magnet
A = luas bidang yang ditembus
q = muatan listrik
= sudut antara v dengan B
N = banyak lilitan
l = panjang kawat
F = gaya Lorentz
v = kecepatan partikel
R = jari-jari lintasan partikel
47
IMBAS ELEKTROMAGNETIK
d
dt
di
Eind = -L
dt
di1
dt1
, Eind2 = -M
di 2
dt 2
K a wa t m e m o t o n g g a r i s g aya : E i n d = B . l . v s i n
Kumparan berputar : Eind = N.B.A. sin t
i
o N 2 A
L=N
L=
I N D U K TA N S I D I R I
M = N2
M=
T R A N S F O R M AT O R
1
i1
, M = N1
o N1 N 2 A
2
i2
(Induktansi Ruhmkorff)
Ideal
: Np : Ns = Is : Ip
Np : Ns = Ep : Es
Tidak ideal : Ps = Pp
Eind = GGL induksi
N = banyak lilitan
B = induksi magnet
A = luas bidang permukaan/kumparan
= fluks magnet
L = induktansi diri
I = kuat arus
Np = banyak lilitan kumparan primer
48
49
OPTIKA GEOMETRI
Plato dan Euclides : adanya sinar-sinar
penglihat.
Aristoteles
Al Hasan
S i r I s a a k N e w t o n : Te o r i E m i s i S u m b e r
c a h a y a m e n y a l u r ka n
Pa r t i ke l y a n g ke c i l d a n r i n g a n b e r ke c e p a t a n
tinggi.
C h r i s t i a n H u y g e n s : Te o r i E t e r a l a m : c a h a y a
p a d a d a s a rn y a
S a m a d e n g a n b u n y i , m e r a m b a t m e m e r l u ka n
medium.
T h o m a s Yo u n g d a n A u g u s t i n e Fre s n e l l :
C a h a y a d a p a t l e n t u r d a n b e r i n t e r f e re n s i
elektromagnetik.
Heinrich Rudolph Hertz : Cahaya geloimbang
transversal
karena Mengalami polarisasi.
Pieter Zeeman : Cahaya dapat dipengaruhi medan
magnet
yang kuat.
Johannes Stark : Cahaya dapat dipengaruhi medan
listrik
yang kuat.
Michelson dan Morley : Eter alam tidak ada.
Max Karl Ernest Ludwig Planck : Teori kwantum
cahaya.
Albert Einstein : Teori dualisme cahaya.
Cahaya sebagai partikel dan bersifat gelombang
Merupakan gelombang elektromagnetik.
Tidak memerlukan medium dalam
perambatannya
50
S I FAT C A H AYA
PEMANTULAN CAHAYA.
01.
02.
1 1 1
= +
f s s'
s'
h'
M==/
s
h
/
R=
n=
360
-1
Cermin cekung :
d = s1 + s2
Mtotal = M1.M2
R = positif
Mengenal 4 ruang
Sifat bayangan : benda di Ruang I : Maya, tegak, diperbesar
Benda di Ruang II : Nyata, terbalik, diperbesar
Benda di Ruang III: Nyata, terbalik, diperkecil
Cermin cembung :
R = negatif
PEMBIASAN/REFRAKSI.
nbenda =
c
= u
vm m
nbenda > 1
n sin i = n sin r
(2)
t=
n12 =
n1 v 2 2
=
=
n 2 v1 1
d
sin(i r )
cos r
51
04. Prisma
(deviasi)
umum
minimum
> 10o
sin (min + ) =
> = 10o
min =
n'
1
sin
n
2
n'
( 1)
n
n n' n' n
+ =
s s'
R
syarat : i1 = r2
(1)
n n' n' n
+
=
s1 s1 '
R1
(2)d = s1 + s2
n'
n
n n'
+
=
(3)
s2 s2 '
R2
1
n'
1
1
= ( 1)( )
f
n
R1 R2
1
f gab
1
1
+
f1 f 2
Cembung-cembung (bikonveks) R1 +, R2 Datar cembung R1 = tak hingga , R2 Cekung cembung R1 - , R2 Cekung-cekung (bikonkaaf) R1 - , R2 +
Datar cekung R1 = tak hingga , R2 +
Cembung cekung R1 + , R2
52
9. Lensa
Konvergen (positif)
divergen (negatif)
P=
P=
1
f
100
f
1 1 1
= +
f s s'
M=-
s'
s
=/
h'
h
f dalam meter
f dalam cm
53
ALAT-ALAT OPTIK
Mata Emetropi (mata normal)
MATA
pp = 25 cm
; pr =
; pr <
; pr =
pp > 25 cm
pp > 25 cm
; pr <
Akomodasi max
P=
Sd
+1
f
Tanpa Akomodasi
P=
Sd
f
Ditempel dimata
54
LOUPE
Berjarak d cm dari mata
D = -s + d
P=
D = daya akomodasi
Sd Sd Sd .d
+
f
D D. f
MIKROSKOP
s ' oby Sd
(
+ 1)
s oby fok
d = soby + fok
'
s oby Sd
(
)
s oby fok
Akomodasi max
P=
d = foby + sok
f oby Sd + f ok
(
)
f ok
Sd
TEROPONG BINTANG
Tanpa akomodasi
P=
d = foby + fok
f oby
f ok
55
ARUS BOLAK-BALIK
Osiloskop = mengukur tegangan max
E=Emax. Sin .t
Eefektif = yang diukur oleh voltmeter
Emax = yang belum terukur
Epp = dari puncak ke puncak
= frekwensi anguler
t = waktu
Vmax = tegangan maksimum
Imax = Arus maksimum
T = periode
V max
2
i max
1
Iefektif=
Iefektif = Imax{
2
T
Eefektif=
sin 2 (
2
)dt }
T
Epp = 2.Emax
I.
II.
56
Xl = reaktansi induktif
E=L
(satuan XL = ohm)
III.
C = kapasitas kapasitor
Q=C.V
Xc = reaktansi kapasitif
dQ dc.V
=
dt
dt
c.dV max . sin .t
i=
dt
i = .c.V max . cos .t
1
XC =
C
i=
(Satuan XC = 0hm)
IV.
. Xl = .L
1
2. Xc =
.C
1.
3.
Gambar fasor
57
Z = R 2 + ( Xl Xc) 2
E
5. i =
Z
6. Vab = i.R
Vac = Vr 2 + Vl 2
Vbd = Vl Vc
Vbc = i. Xl
4.
Vcd = i. Xc
7.
Daya=Psemu.cos
Daya=Psemu.
R
Z
f =
c.
1
2
1
L.C
T = 2 L.C
8.
tg =
XL XC
R
Z = Impedansi
= sudut fase
L = induktansi diri
f = frekwensi
T = periode
R = hambatan
58
DALTON
KELEMAHANNYA.
Atom tidak dapat dibagi lagi bertentangan dengan ekspeRimen.
Dalton tidak membedakan pengertian atom dan molekul
Satuan molekul juga disebut atom.
Atom merupakan bola kecil yang keras dan padat berTentangan dengan eksperimen Faraday dan J.J Thomson
Atom merupakan suatu bola yang mempunyai muatan
Positif yang terbagi merata ke seluruh isi atom.
59
TEORI
ATOM
J.J THOMSON
Muatan positif dalam atom ini dinetralkan oleh elektronElektron yang tersebar diantara muatan-muatan positif
Itu dan jumlah elektron ini sama dengan jumlah muatan
Positif.
KELEMAHANNYA.
Bertentangan dengan percobaan Rutherford dengan hamBuran sinar Alfa ternyata muatan positif tidak merata naMun terkumpul jadi satu yang disebut INTI ATOM.
RUTHERFORD
Pengukuran massa elektron oleh : J.J. Thomson dengan percobaan Tetes Minyak Milikan.
SINAR KATODA
Sifat : - Bergerak cepat menurut garis lurus keluar tegak lurus dari katoda.
- Memiliki energi
- Memendarkan kaca
- Membelok dalam medan listrik dan medan magnet.
MODEL ATOM BOHR DIBUAT BERDASARKAN 2 POSTULATNYA YAITU :
1.
Elektron tidak dapat berputar dalam lintasan yang sembarang, elektron hanya dapat berputar pada
lintasan tertentu tanpa memancarkan energi. Lintasan ini
Disebut lintasan stasioner. Besar momentum anguler elektron pada lintasan
60
nh
2
Elektron yang menyerap energi (foton) akan berpindah ke lintasan yang energinya tinggi, dan sebaliknya.
1.
Ep = -k
2.
Ek = - k
3.
Etotal = - k
4.
r=
5.
r1 : r2 : r3 : = 12 : 22 : 32 :
6.
1
1
1
= R( 2 2 )
nA
nB
e2
r
e2
r
e2
r
2
n
h
( )2
2
me k 2
Deret Lyman
Deret Balmer
Deret Paschen
Deret Brackett
Deret Pfund
max
min
fmin
fmax
R = tetapan Ridberg
nA = 1
nA = 2
nA = 3
nA = 4
nA = 5
R = 1,097.107 m-1
nB = 2, 3, 4 .
nB = 3, 4, 5, .
nB = 4, 5, 6, .
nB = 5, 6, 7, .
nB = 6, 7, 8, .
nB = 1 lebihnya dari nA
nB =
13,6
eV
n2
Energi stasioner
E=
Energi Pancaran
E = 13,6 (
05. Energi
1
nA
1
nB
) eV
E = h.f (J)
e = muatan electron
r = jari-jari lintasan electron
Ep = Energi potensial
Ek = energi kinetic
n = bilangan kuantum
r = jari-jari lintasan electron
61
= panjang gelombang
h = tetapan Planck
RADIOAKTIVITAS
Adanya Fosforecensi : berpendarnya benda setelah disinari.
Dasar penemuan
Adanya Fluorecensi : berpendarnya benda saat disinari.
Sifat-sifat
Macam sinar
Sinar
Sinar
Sinar
62
xxxxxxxxxxxx
01. I = Io e-x
02. HVL
03.
nilai x
XA
sehingga I = Io
HVL =
ln 2 0,693
=
N=AZ
A
A-4
A-4
atau ZXA
+
ZX
Z-2X
Z-2X
06. Hukum Pergeseran
A
A
A
atau ZXA
ZX
Z+ 1X
Z+ 1X +
Jika memancarkan
07. T =
tetap
0,693 ln 2
=
8.
R = . N
9.
N = No.2-t/T
10. D =
E
m
Reaksi FUSI
m dalam sma.
m dalam kg
63
64
Kesetimbangan
T I T I K B E R AT B E N D A
Titik berat untuk benda yang homogen ( massa jenis tiap-tiap bagian benda sama ).
a. Untuk benda linier ( berbentuk garis )
x0 =
ln . x n
l
y0 =
ln . y n
l
65
An . x n
A
y0 =
An . y n
A
y0 =
Vn . y n
V
Vn . xn
V
Sifat - sifat:
1.
Jika benda homogen mempunyai sumbu simetri atau bidang simetri, maka titik beratnya terletak pada
sumbu simetri atau bidang simetri tersebut.
2.
Letak titik berat benda padat bersifat tetap, tidak tergantung pada posisi benda.
3.
Kalau suatu benda homogen mempunyai dua bidang simetri ( bidang sumbu ) maka titik beratnya
terletak pada garis potong kedua bidang tersebut.
Kalau suatu benda mempunyai tiga buah bidang simetri yang tidak melalui satu garis, maka titik beratnya
terletak pada titik potong ketiga simetri tersebut.
Fx = resultan gaya di sumbu x
Fy = resultan gaya di sumbu y
= jumlah momen gaya
Gambar benda
2. Busur lingkaran
1
2
keterangan
z = titik tengah garis
y0 = R
tali busur AB
busur AB
R = jari-jari lingkaran
3. Busur setengah
lingkaran
y0 =
2R
66
Nama benda
1. Bidang segitiga
Gambar benda
1
3
Keterangan
t = tinggi
z = perpotongan
garis-garis berat
AD & CF
2.Jajaran genjang,
Belah ketupat,
y0 =
t = tinggi
1
2
Bujur sangkar
z = perpotongan
Persegi panjang
diagonal AC dan
BD
3. Bidang juring
y0 =
lingkaran
2
3
tali busur AB
busur AB
R = jari-jari lingkaran
4.Bidang setengah
lingkaran
y0 =
4R
3
R = jari-jari lingkaran
Gambar benda
bidang alas
Keterangan
z1 = titik berat
z2 = titik berat
bidang atas
l = panjang sisi
tegak.
67
2. Bidang kulit
t = tinggi
silinder.
y0 =
( tanpa tutup )
1
2
A = 2 R.t
silinder
R = jari-jari
lingkaran alas
A = luas kulit
silinder
3. Bidang Kulit
limas
Tz =
T T
1
3
TT = garis
tinggi ruang
4. Bidang kulit
kerucut
zT =
1
3
T T = tinggi
T T
kerucut
T = pusat
lingkaran alas
5. Bidang kulit
setengah bola.
R = jari-jari
Keterangan
y0 =
1
2
Gambar benda
68
1. Prisma
beraturan.
z1 = titik berat
garis z1z2
bidang alas
y0 =
1
2
z2 = titik berat
bidang atas
l = panjang sisi
tegak
V = volume
prisma
2. Silinder Pejal
y0 =
1
2
V = R2 t
3. Limas pejal
beraturan
t = tinggi silinder
R = jari-jari
lingkaran alas
T T = t = tinggi
y0 =
=
1
4
limas beraturan
T T
t
1
4
t = tinggi kerucut
y0 =
V=
1
4
t
R2 t
1
3
R = jari-jari lingkaran
alas
5. Setengah bola
pejal
y0 =
3
8
R = jari-jari bola.
69
Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom ataupun molekul-molekul ) dalam jumlah yang besar
sekali.
2.
3.
4.
Jarak antara partikel-partikel jauh lebih besar dari ukuran partikel-partikel, sehingga ukurtan partikel
dapat diabaikan.
5.
Tidak ada gaya antara partikel yang satu dengan yang lain, kecuali bila bertumbukan.
6.
Tumbukan antara partikel ataupun antara partikel dengan dinding terjadi secara lenting sempurna,
partikel dianggap sebagai bola kecil yang keras, dinding dianggap licin dan tegar.
7.
N
N0
n=
1.
v
2.
ras =
3kT
m
M
N
dan
m=
03.
04. v
ras =
k=
R
N0
3RT
M
05. Pada suhu yang sama, untuk 2 macam gas kecepatannya dapat dinyatakan :
v
v
ras1 : ras2 =
1
M1
1
M2
06. Pada gas yang sama, namun suhu berbeda dapat disimpulkan :
70
v
ras1 : ras2 =
T1
T2
2L
Vras
07.
t=
08.
F=
N m V 2 ras
.
3
L
09.
P=
N m V 2 ras
.
3
V
10.
P=
2 N
.
3 V
11. P . V = K . T
1
2
mV 2 ras =
atau
P=
atau
1
V 2 ras
3
2 N
.
Ek
3 V
P . V = N. k .T
dengan
n=
N
N0
= 8,317 joule/mol.0K
= 8,317 x 107 erg/mol0K
= 1,987 kalori/mol0 K
= 0,08205 liter.atm/mol0K
R
T
Mr
13.
P=
14.
P1 .V1 P2 .V2
=
T1
T2
atau
P R. T
=
Mr
atau
P. Mr
T
R. T
Ek =
3
Nk .T
2
71
k = tetapan boltzman
Ek = energi kinetic
vras = kecepatan partikel gas ideal
= massa jenis gas ideal
T = suhu
HUKUM TERMODINAMIKA
01. cp - cv = R
cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.
cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan.
02. panas jenis gas ideal pada suhu sedang ,sebagai berikut:
a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik ) diperoleh bahwa :
5
R
2
3
R
2
c
c
= 1,67
7
R
2
5
R
2
c
c
= 1,4
= konstanta Laplace.
U =
3
n. R. T
2
05.HUKUM I TERMODINAMIKA
Q= U+ W
W = Usaha luar.
PROSES - PROSES PADA HUKUM TERMODINAMIKA I
1. Hukum I termodinamika untuk Proses Isobarik.
Pada proses ini gas dipanaskan dengan tekanan tetap.
72
( lihat gambar ).
sebelum dipanaskan
sesudah dipanaskan
Jika grafik ini digambarkan dalam hubungan P dan V maka dapat grafik sebagai berikut :
Pemanasan
W=
Pendinginan
Q-
U = m ( cp - cv ) ( T2 - T1 )
Sebelum dipanaskan.
Sesudah dipanaskan.
Dengan demikian dalam proses ini berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac dalam bentuk :
P1 P2
=
T1 T2
Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka grafiknya sebagai berikut :
Pemanasan
Pendinginan
V = 0 ------- W = 0 ( tidak ada usaha luar selama proses )
73
Q = U2 - U1
Q= U
U = m . cv ( T2 - T1 )
Sebelum dipanaskan.
Sesudah dipanaskan.
Oleh karena suhunya tetap, maka berlaku Hukum BOYLE.
P1 V2 = P2 V2
Jika digambarkan grafik hubungan P dan V maka grafiknya berupa :
Pemanasan
T2 = T1 -------------->
Pendinginan
U = 0 ( Usaha dalamnya nol )
W = P1 V1 ( ln
V2
V
) = P2 V2 ( ln 2 )
V1
V1
W = P1 V1 ( ln
P1
P
) = P2 V2 ( ln 1 )
P2
P2
W = n R T1 ( ln
V2
V
) = n R T2 ( ln 2 )
V1
V1
W = n R T1 ( ln
P1
P
) = n R T2 ( ln 1 )
P2
P2
ln x =2,303 log x
4. Hukum I Termodinamika untuk proses Adiabatik.
Selama proses tak ada panas yang masuk / keluar sistem jadi Q = 0
( lihat gambar )
74
Sebelum proses
Selama/akhir proses
oleh karena tidak ada panas yang masuk / keluar sistem maka berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac
PV
PV
1 1
= 2 2
T1
T2
Pengembangan
Q = 0 ------ O = U + W
U2 -U1 = - W
-1
-1
T1.V1 = T2.V2
W = m . cv ( T 1 - T 2 )
atau
W=
P1 .V1
Pemampatan
-1
( V2
- V1
-1
P1.V1 = P2.V2
=
=
Q Q1
W
= 2
Q2
Q2
= ( 1
Q1
) 100%
Q2
75
= ( 1
T1
) 100%
T2
T = suhu
= efisiensi
P = tekanan
V = volume
W = usaha
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Gelombang Elektromagnet : Rambatan perubahan medan listrik dan medan magnet
Vektor perubahan medan listrik tegak lurus vektor perubahan medan magnet
Ciri-ciri GEM :
E 0.B 0
S max =
S=
. sin 2 (kx .t )
E 0 .B 0
0
1
0.E 0 2.c
2
76
c=
1
0. 0
S=
E02
2.c. 0
Radiasi Kalor :
Radiasi dari benda-benda yang dipanasi
Yang dapat menyerap seluruh radiasi adalah benda hitam mutlak
Konduksi : partikelnya bergetar
Konveksi : molekul berpindah
Radiasi : tanpa zat perantara.
zat padat
zat cair dan gas
w
= e..T 4
A
e=emitivitas :
c
T
c=tetapan Wien=2,898.10-3m
v = kecepatan
c = kecepatan cahaya
T = suhu mutlak
= panjang gelombang
e = emisivitas
A = luas permukaan
S = intensitas
_
S = Intensitas rata-rata
77
OPTIKA FISIS
CAHAYA
Benda bening
r = /rm ru/
Plan paralel
t = /tm tu/
Prisma
= u - m
Lensa
s = /sm su/
f = /fm fu/
MENIADAKAN DISPERSI :
Prisma Akromatik
(nu nm) = (nu nm)
Lensa Akromatik.
78
1
1
=
f gabmerah
f gabungu
'
nm
n
1
1
1
1
1)(
) + ( m 1)(
)=
n
R1
R2
n
R1
R2
Flinta
Kerona
'
nu
n
1
1
1
1
1)(
) + ( u 1)(
)
n
R1 R2
n
R1 R2
Flinta
Kerona
(nh 1) ) = (nh 1) )
Max
p.d
1
= ( 2k )
Min
p.d
1
= (2k 1)
Max
p.d
1
= ( 2k )
Min
p.d
1
= (2k 1)
Cermin Fresnell
Percobaan Young
INTERFERENSI
(Syarat : Koheren)
(A, f, sama)
Cincin Newton
(gelap sbg pusat)
Selaput tipis
Max
rk2 = R (2k-1)
Min
rk2 = R (2k)
Max
2n d cos r = (2k-1)
Min
2n d cos r = (2k)
Max
d sin = (2k + 1)
79
Celah tunggal
Min
sin = (2k)
DIFRAKSI
Max
d sin = (2k)
Min
d sin = (2k 1)
Kisi
k = 1, 2, 3 . . . .
Daya Urai (d)
d = 1,22
.L
D
L = jarak ke layar
D = diameter lensa
n = indeks bias
= deviasi
= sudut pembias
= panjang gelombang cahaya
p = jarak terang dari pusat
k = orde garis terang/gelap
d = tebal lapisan
r = sudut bias
rk = jari-jari cincin terang ke k
R = jari-jari lensa
= sudut difraksi/deviasi
f = fokus
80
RELATIVITAS
Relativitas:
a. Penjumlahan kecepatan
V1 V2
b.
V1 +V 2
Vr =
V 1.V 2
1+
C2
V2
C2
t<t0
V2
C2
m' =
m0
1
e.
V1 V 2
V 1.V 2
1
C2
Kontraksi Lorentz
L' = L 0 1
d.
Vr =
Dilatasi waktu
t' = t0 1
c.
V1 V2
V2
C2
m>m0
Etotal=Ediam+Ek
2
Ek = m.C
1
2
1 V
C2
81
Semakin besar intensitas cahaya semakin banyak elektron elektron yang diemisikan
Kecepatan elektron yang diemisikan bergantung pada frekuensi; semakin besar f, makin besar pula
kecepatan elektron yang diemisikan
E = h. f
E = Ek + E 0
Ek = E a
1
m.V 2 = h. f hf 0
2
1
C C
mV 2 = h
2
0
1 1
Ek = h.c.
0
h. f
h
Pfoton =
;p=
C
p=momentum
E = Energi
h = tetapan Planck
f = frekwensi
c = kecepatan cahaya
v = kecepatan
a = energi ambang
m = massa
= panjang gelombang
p = momentum
Ek = Energi kinetik
Hypotesa de Broglie
=
=
c
f
h
h
=
p
m.V
p = 2.m.Ek
82
Catatan penting :
Ek=54 ev = 54.1,6.10-19 Joule
Massa 1e = 9,1.10-31 kg
Hamburan Compton :
' =
h
.(1 cos )
m0.c
83