Komunikasi Data
D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
TELKOM UNIVERSITY
COMPUTER AND COMMUNICATION LABORATORY | 2015
SUSUNAN ORGANISASI :
LABORATORIUM COMPUTER AND COMMUNICATION
Pembina Lab
Ratna Mayasari, ST.,MT
Koordinator Asisten
Lab
Gilar Dwitresna, CHt
Divisi Administrasi:
1. Fika Shalla
2. Yuanita Indah Putri
3. Latifah Hidayanti
Divisi Praktikum:
Divisi Hardware:
Divisi Riset:
1. Farizi Luzman
1. Naufal Dzulfikar
2. Avilia Destriani
2. Putri Annisa S
3. Hernanta Kusuma C
3. Arif Dwiyanto
4. Faidil Hadi
4. Dwi Alfiyanto
5. Ryan Danny
6. Suci Amelia
6. Satria Geusan
7. Husnul Himmah
DAFTAR ISI
STRUKTUR ORGANISASI LAB CNC .....................................................................................
MODUL 0
INSTALASI PROGRAM JARINGAN KOMPUTER
Tujuan Praktikum
Praktikan dapat mengetahui program dasar pada jaringan komputer
Praktikan dapat mengetahui cara kerja program tersebut
Praktikan dapat menginstall program tersebut
Pendahuluan
2.1
GNS 3
GNS 3 merupakan graphic network simulator yang memudahkan perencanaan topologi
jaringan & menjalankan simulator jaringan tersebut, GNS 3 memiliki GUI yang dirancang
untuk design & konfigurasi jaringan virtual secara mudah.
GNS 3 bisa diinstal pada desktop maupun laptop berbasis OS Windows, LINUX juga Mac
OS X, agar GNS 3 bisa melakukan simulasi secara akurat, GNS3 dilengkapi emulator yang
bekerja pada jaringan sebenernya, seperti :
1. Dynamips
: Emulator CISCO IOS yang paling terkenal.
2. VirtualBox
: Bekerja pada desktop maupun system operasi server seperti Juniper
JunOS.
3. Qemu
: Sebuah emulator generic berbasis open source yang bekerja pada
CISCO, Juniper juga MikroTik.
Meskipun GNS 3 hanya sebagai program komplemen, GNS 3 menyediakan tingkat simulasi
jaringan yang detil & baik bagi para Network Engineer, ataupun pelajar sertifikasi CISCO CCNA,
CCNP maupun Juniper JNCIA, JNCIS, JNCIP bahkan GNS 3 kompatibel dengan jaringan berbasis
Open Source.
2.2
Installasi GNS 3
Setelah memahami apa itu GNS 3, sekarang kita akan mencoba melakukan installasi GNS
3 pada computer yang memiliki OS yang berbeda-beda
2.2.1 OS Windows 7
a.
b.
c.
d.
2.3
Dengan terinstall nya GNS 3 pada computer anda, maka computer siap mengemulasi
MikroTik router, agar emulasi tersebut lancer, kita juga harus menggunakan emulator yang paling
optimal, mari kita lihat perbandingan emulator yang tersedia di GNS 3.
Setelah kita melihat perbandinga emulator, maka kita akan menggunakan emulator Qemu
untuk Mikrotik ISO, lalu perlu di tekankan bahwa petunjuk installasi ini akan dilakukan oleh
computer berbasis windows 7.
Bagaimana cara installasinya?
1. Download file MikroTik ISO http://www.routeros.co.id/
2. Install file ISO menjadi image file
3. Jalankan image file tersebut dalam virtual machine (emulator Qemu)
4. Terakhir jalankan emulator tersebut dalam GNS 3
Point-point diatas merupakan gambaran besar untuk membuat virtualisasi MikroTik router,
sekarang akan dijelaskan secara terperinci bagaimana caranya
1. Setelah mendownload semua file ISO, pindahkan ISO file ke dalam GNS 3
menggunakan command di CMD
C:\Users\admin>cd C:\Program Files\GNS3
C:\Program Files\GNS3>
2. Jalankan command dibawah ini untuk membuat Image file dalam contoh ini dengan
nama mikrotik.img
C:\Program Files\GNS3>qemu-img.exe create f qcow2 mikrotik.img 256M
Hingga muncul informasi bahwa image file berhasil dibuat
Formatting mikrotik.img,fmt=qcow2 size=268435456 encryption=off cluster_size=0
3. Install file ISO dalam image yang baru dibuat, dalam contoh ini kita akan namai file
ISO dengan nama mikrotik.iso
C:\Program Files\GNS3>qemu.exe mikrotik.img boot d cdrom mikrotik .ISO
4. Windows Qemu akan menampilkan penginstalan mikrotik seperti saat kita
menggunakan cd-rom
Dalam pelaksanaan praktikum Jaringan Komputer, kita akan melakukan beberapa simulasi.
Software yang kita gunakan untuk simulasi dalam praktikum jarkom salah satunya adalah Packet
Tracer. Berikut akan kami sampaikan cara mudah instalasi Packet Tracer (Cisco Packet Tracer
6.0.1 for windows), software bisa di download di internet atau bisa menghubungi ke lab CNC.
10
2. Selanjutnya akan muncul tampilan Welcome to the Cisco Packet Tracer 6.0.1 Setup
Wizard, selanjutnya klik next.
11
5. Selanjutnya adalah tampilan opsi pilih menu folder start, selanjutnya klik next.
6. Akan muncul tampilan select additional task, centang kolom Create Desktop
Ikon, lalu klik next.
12
13
4.1
14
5. Pilih Installer disc Image file (iso) lalu browse iso yang ingin anda install
15
8. Pilih tipe jaringan yang anda inginkan untuk virtual machine yang dibuat
16
17
MODUL 1
DNS Server (Ubuntu) & NTP Server (Mikrotik)
Tujuan Praktikum
Pendahuluan
1. DNS Server
Domain Name System Server (DNS Server) adalah suatu metode untuk mengubah IP address
suatu computer ke dalam suatu domain (berbentuk alphabet), yang memudahkan kita untuk
mengingat suatu alamat computer tersebut. Bayangkan saja bila kita harus menghafal IP address
Google untuk membuka google, pastinya sangat sulit. Tetapi dengan adanya DNS ini kita hanya
cukup mengetik www.google.com maka langsung muncul halaman google tanpa mengingat IP
addressnya.
2. NTP Server
Pengaturan waktu (jam/tanggal/bulan/tahun) pada Router Mikrotik mutlak diperlukan ketika
anda sudah implementasi rule-rule berdasarkan parameter waktu, dimana rule tersebut
dikonfigurasikan agar berjalan pada waktu tertentu. Misalnya scheduler.
Ketidak sesuaian waktu antara Router Mikrotik dengan keadaan nyata, akan mengakibatkan
rule tersebut tidak berjalan sesuai kebutuhan. Selain itu, pencatatan Log pada Router juga
terdapat informasi waktu kapan Log tersebut dibuat, sehingga akan membingungkan pembacaan
jika informasi waktu tidak sesuai dengan keadaan nyata. Oleh karena itu disediakanlah fitur NTP
Network Time Protocol atau lebih sering disebut dengan istilah NTP adalah sebuah mekanisme
atau protokol yang digunakan untuk melakukan sinkronisasi terhadap penunjuk waktu dalam
sebuah sistem komputer dan jaringan. Proses sinkronisasi ini dilakukan di dalam jalur komunikasi
data yang biasanya menggunakan protokol komunikasi TCP/IP. Sehingga proses ini sendiri dapat
dilihat sebagai proses komunikasi data biasa yang hanya melakukan pertukaran paket-paket data
saja.
NTP menggunakan port komunikasi UDP nomor 123. Protokol ini memang didesain untuk
dapat bekerja dengan baik meskipun media komunikasinya bervariasi, mulai dari yang waktu
latensinya tinggi hingga yang rendah, mulai dari media kabel sampai dengan media udara.
Protokol ini memungkinkan perangkat-perangkat komputer untuk tetap dapat melakukan
sinkronisasi waktu dengan sangat tepat dalam berbagai media tersebut. Biasanya dalam sebuah
18
jaringan, beberapa node dilengkapi dengan fasilitas NTP dengan tujuan untuk membentuk sebuah
subnet sinkronisasi. Node-node tersebut kemudian akan saling berkomunikasi dan ber
sinkronisasi menyamakan waktu yang direkam mereka. Meskipun ada beberapa node yang akan
menjadi master (primary server), protokol NTP tidak membutuhkan mekanisme pemilihan
tersebut.
PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Konfigurasi DNS Server
1.1. Setting IP Static
1. Lakukan perubahan / edit file pada file interfaces, lakukan perintah:
# nano /etc/network/interfaces
auto lo
iface lo inet loopback
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.1.2
<--- IP Address LINUX UBUNTU
netmask 255.255.255.0
<--- Subnet Mask-nya
broadcast 192.168.1.255
network 192.168.1.0
2. Jika Sudah Lakukan penyimpanan dengan menekan (Ctrl + X) dan tekan enter
3. Setelah itu restart service IP Addressnya, ketikan:
# /etc/init.d/networking restart
4. Untuk mengecek hasil setting berhasil atau tidaknya, ketikan:
# ifconfig
1.2. Menambahkan DNS
Untuk menambahkan alamat DNS, lakukan perintah :
root@praktikum: #nano /etc/resolv.conf
Tambahkan DNS server, contoh :
nameserver 192.168.1.2
19
1.3. Hostname
Hostname digunakan untuk penamaan pada setiap computer dalam suatu jaringan.
Hostname memudahkan kita dalam membedakan setiap computer didalam suatu
jaringan. Secara default, hostname yang diberikan adalah Ubuntu. Namun
hostname ini dapat dirubah, tanpa install ulang. Berikut cara untuk mengganti
hostname :
1. #nano /etc/hosts
2. #nano /etc/hostname
20
1. Membuat Zona/domain
Bagian ini adalah hal terpenting dalam membuat dns server. Disini kita dapat
membuat nama domain. Lakukan perintah berikut :
21
Jika sudah muncul seperti diatas maka DNS berhasil dibuat. Pengujian selanjutnya bisa
langsung ping ke alamat dns tersebut. Contoh #ping www.praktikum.com
Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
22
Enabled,
lalu
isikan
alamat
0.id.pool.ntp.org
pada
Primary
NTP
Server dan 1.id.pool.ntp.org padaSecondary NTP Server. Jika sudah klik OK. Lihat gambar
dibawah ini untuk lebih jelasnya
4. Langkah selanjutnya adalah mengatur zona waktu agar mengarah ke Indonesia. Caranya
dengan mengakses menu System Clock, lalu ganti Time Zone Name nya
menjadi Asia/Jakarta. Jika sudah klik OK.
5. Sekarang kita akan mensetting NTP server pada mikrotik. Buka menu System SNTP
Server. Setelah terbuka, beri centang pada bagian Enabled dan Broadcast. Dan isikan
Broadcast Address pada interface yang akan didistribusikan NTP ( exp : 172.168.1.255
karena ip address 172.168.1.0/24)
23
24
MODUL 2
DYNAMIC ROUTING
Tujuan Praktikum
Pendahuluan
Dynamic Routing merupakan mekanisme Routing dimana table routing berubah secara
dinamik mengikuti kondisi suatu jaringan. Berbeda dengan Static Routing yang biasa digunakan
untuk jaringan dengan skala yang kecil Dynamic Routing digunakan pada jaringan yang berskala
besar. Pada Dynamic Routing terbagi menjadi 2 Routing Protocol, Distance Vector, dan Link
State.
25
2.1 EIGRP
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) atau sering disebut sebagai
proprietary protocol pada CISCO, adalah routing protocol yang hanya diadopsi oleh
router cisco. Oleh karena itu, EIGRP hanya bisa digunakan oleh sesama router cisco saja,
dan tidak didukung oleh jenis router lain. EIGRP sering juga disebut sebagai hybriddistance-vector routing protocol, karena cara kerjanya menggunakan dua tipe routing
protocol yaitu Distance vector protocol dan Link State Protocol. Maksudnya, EIGRP
sebenarnya merupakan Distance Vector protocol, tetapi prinsip kerjanya menggunakan
links-states protocol, yaitu dengan mengirimkan semacam hello packet.
EIGRP memiliki sistem pembangunan routing protocol dengan membuat sebuah
algoritma yang digunakan untuk mengkalkulasi dan membangun sebuah routing table.
Algoritma tersebut disebut DUAL. DUAL digunakan untuk memastikan jalur untuk sebuah
network dengan diawali oleh DUAL mengirim query packet kepada network yang
bersebrangan, maupun kepada router yang langsung terkoneksi dengannya. Selama
mengirimkan query packet, setiap router akan melanjutkan untuk meneruskan query
packet tersebut sampai sebuah router akan mengirimkan sebuah replay packet sebagai
informasi bagaimana caranya untuk menuju ke sebuah jaringan tertentu. Dari replay
packet yang diterima oleh router yang mengirimkan query packet, DUAL mengkalkulasi
menggunakan delay, bandwidth, dan faktor-faktor lain untuk menentukan mana
successor dan mana feasible successor. Successor akan menjadi jalur yang utama, yang
paling dekat, dan paling efisien untuk menuju ke sebuah network yang dapat dijangkau
oleh DUAL. Sedangkan Feasible successor adalah jalur cadangan yang digunakan ketika
router tidak memilih jalur successornya. Tetapi penentuan feasible successor tidak harus
dilakukan.
26
Setting EIGRP
Prosedur Praktikum
1. EIGRP
Setting EIGRP
Router0
Router#configure terminal
Router(config)#router eigrp 100
Router(config-router)#network 192.168.10.0
Router(config-router)#network 192.168.20.0
Router(config-router)#network 192.168.50.0
Router1
Router#configure terminal
Router(config)#router eigrp 100
Router(config-router)#network 192.168.20.0
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#network 192.168.40.0
27
Router2
Router#configure terminal
Router(config)#router eigrp 100
Router(config-router)#network 192.168.40.0
Router(config-router)#network 192.168.60.0
Router(config-router)#network 192.168.70.0
Router3
Router#configure terminal
Router(config)#router eigrp 100
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#network 192.168.50.0
Router(config-router)#network 192.168.60.0
28
29
Prosedur Praktikum
2. eBGP
buatlah topologi berikut:
Router1
Router(config)#router bgp 20
Router(config-router)#network 192.168.20.0
Router(config-router)#neighbor 200.200.200.1 remote-as 10
Router(config-router)#neighbor 195.195.195.1 remote-as 30
30
Router2
Router(config)#router bgp 30
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#neighbor 195.195.195.2 remote-as 20
31
MODUL 3
VLAN TRUNKING PROTOCOL
Tujuan Praktikum
Pendahuluan
Salah satu masalah yang dihadapi oleh LAN (tradisional) adalah tidak adanya
mekanisme pengaturan yang fleksibel. Administrator akan sulit mengelompokkan
masing-masing host berdasarkan kategori tertentu. Seperti mengelompokkan
beberapa host berdasarkan kelompok kerja, departemen, apalagi jika ukuran LAN
sudah cukup besar, misalkan sebesar kampus atau lebih besar lagi. Dimana masingmasing host berada ditempat yang cukup jauh. Akan sulit membuat kelompok
berdasarkan kategori tertentu jika lokasi host terpencar atau bejauhan.
Untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat membuat VLAN atau virtual LAN.
Dengan VLAN kita dapat mengelompokkan beberapa host yang berada di beberapa
gedung menjadi beberapa kelompok, misal kelompok dosen, kelompok mahasiswa,
kelompok administrasi, dll.
32
Dynamic VLAN
Pada dynamic VLAN, keanggotaan akan ditentukan secara otomatis menggunakan
software yang diinstal menggunakan server pusat, yang disebut VLAN
Membership Policy Server (VMPS). Contoh software-nya adalah Cisco Works
2000. Dengan menggunakan VMPS, kita dapat menentukan anggota VLAN
berdasarkan mac address, protocol, dan aplikasi untuk membentuk dynamic
VLAN.
Access Link
Access Link merupakan tipe link yang umum dan dimiliki oleh hampir semua jenis
switch VLAN. Access Link lazimnya digunakan untuk menghubungkan komputer
dan switch. Access link tidak lain merupakan port switch yang sudah
terkonfigurasi. Selama proses transfer data, switch akan membuang informasi
tentang VLAN. Anggota suatu VLAN tidak bisa berkomunikasi dengan VLAN yang
lain, kecuali dihubungkan dengan router. Access Link hanya mendukung teknologi
Ethernet biasa (10Mbps) dan Fast Ethernet (100Mbps).
Trunk Link
Trunk Link digunakan untuk menghubungkan switch dengan switch yang lain,
switch dengan router, atau switch dengan server. Jadi, port telah dikonfigurasi
untuk dilalui berbagai VLAN (tidak hanya sebuah VLAN). Trunk Link hanya
mendukun teknologi Fast Ethernet (100Mbps) dan Gigabit Ethernet (1000Mbps).
33
Server Mode
VTP server mode mempunyai kontrol penuh atas pembuatan VLAN atau pengubahan
domain mereka. Semua informasi VTP disebarkan ke switch lainnya yang terdapat dalam
domain tersebut, sementara semua informasi VTP yang diterima disinkronisasikan dengan
switch lain. Secara default, switch berada dalam mode VTP server. Perlu dicatat bahwa
setiap VTP domain paling sedikit harus mempunya satu server sehingga VLAN dapat dibuat,
dimodifikasi, atau dihapus, dan juga agar informasi VLAN dapat disebarkan.
Client Mode
VTP client mode tidak memperbolehkan administrator untuk membuat, mengubah, atau
menghapus VLAN manapun. Pada waktu menggunakan mode client mereka mendengarkan
penyebaran VTP dari switch yang lain dan kemudian memodifkasi konfigurasi VLAN mereka.
Oleh karena itu, ini merupakan mode mendengar yang pasif. Informasi VTP yang diterima
diteruskan ke switch tetangganya dalam domain tersebut.
34
Transparent Mode
Switch dalam transparent mode tidak berpartisipasi dalam VTP. Pada waktu dalam mode
transparent, switch tidak menyebarkan konfigurasi VLAN-nya sendiri, dan switch tidak
mensinkronisasi database VLAN-nya dengan advertisement yang diterima. Pada waktu
VLAN ditambah, dihapus, atau diubah pada switch yang berjalan dalam mode transparent,
perubahan tersebut hanya bersifat lokal ke switch itu sendiri, dan tidak disebarkan ke swith
lainnya dalam domain tersebut.
Prosedur Praktikum
3. VLAN
buatlah topologi berikut :
35
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 20
Switch(config-if)#exit
Switch2
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 10
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/4
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 20
Switch(config-if)#exit
Switch3
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 10
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 20
Switch(config-if)#exit
36
Prosedur Praktikum
4. VTP
buatlah topologi berikut
37
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#vtp mode server
Switch(config)#vtp domain cnc
Switch(config)#vtp pass telkomuniversity
Setting vlan
server
Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#name jarkom
Switch(config)#vlan 20
Switch(config-vlan)#name komdat
Switch(config)#vlan 30
Switch(config-vlan)#name jarkomdat
Setting Interface Switch
server
Switch(config)#int fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config)#int fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
client
Switch(config)#int fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config)#int fa0/4
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 30
transparent
Switch(config)#int fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 30
38
MODUL 4
IPv6
Tujuan Praktikum
Mengetahui konsep dasar IPv6
Mampu mengkonfigurasi IPv6 pada Windows, Cisco, serta Mikrotik
Pendahuluan
4.1 Latar Belakang
Sejak awal tahun 1990-an, organisasi Internet Engineering Task Force (IETF) mulai
menyadari bahwa nantinya ketersediaan alamat Internet Protocol (IP) pada routing
protocol IPv4 akan semakin terbatas. Hal ini yang kemudian mengawali proses
pengembangan IPv6 (IP next generation) sebagai penerus dari IPv4
4.2 Pengalamatan
Dalam arsitektur pengalamatannya alamat IPv6 mempunyai ukuran 128 bits
yang artinya kira-kira berjumlah 2128 atau kira-kira 3,4 x 1038 alamat. Namun
perhitungan teori ini tidaklah sepenuhnya akurat karena adanya hirarki routing dan
kenyataan bahwa pada akhirnya nanti sebuah alamat akan didelegasikan sebagai blok
yang bersambung dan bukan sebagai tiap-tiap satuan alamat.
Alamat IPv6 tersebut kira-kira akan terpotong setengahnya. Tidak akan pernah
ada subnet yang memiliki 64 bit alamat signifikan atau lebih. Dari 128 bit tersebut hanya
akan digunakan 64 bit untuk routing global dan internal yang disebut sebagai routing
prefix. Sisa 64 bit dari alamatlah yang akan menunjukkan sebuah host pada suatu
subnet yang disebut sebagai host identifier atau host id.
Alamat ini bisa direpresentasikan menjadi 8 segmen bilangan 16 bit dalam
bilangan heksa antara 00000 s.d 0xffff misal :
2001:d30:3:242:0000:0000:0000:1
ff02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002
fe80:0000:0000:0000:02aa:00ff:fe9a:4ca2
Untuk penyederhanaan bisa dituliskan sebagai berikut :
2001:d30:3:242:0:0:0:1
ff02:0:0:0:0:0:0:2
fe80:0:0:0:2aa:ff:fe9a:4ca2
39
setelah dikompres :
2001:d30:3:242::1
ff02::2
fe80::2aa:ff:fe9a:4ca2
IPv6
DHCP IPv4
pengirim
router.
Tidak mensyaratkan ukuran paket
576 byte.
multicast.
40
efisien
routing.
memiliki
dari
pendahulunya,
kemampuan
IPv6
untuk
Masuk ke desktop, arahkan pointer anda ke bagian kanan bawah, lalu klik kanan pada
Icon tersebut, lalu pilih Open Network and Sharing Center.
a) Pastikan komputer anda terhubung ke jaringan. Apabila anda tidak terhubung ke jaringan,
maka yang terjadi adalah sebagai berikut.
41
Terhubung ke jaringan
b) Klik pada nama Connection yang dalam gambar adalah Wifi (wifi CNC) lalu akan muncul
tampilan di bawah, lalu pilih properties.
42
c) Setelah masuk ke properties, pilih internet protocol version 6 (TCP/IPv6) dengan cara
klik dua kali. Lalu akan muncul tampilan sebagai berikut.
d) Pada kolom IPv6 address inilah nantinya kita akan membuat, menghapus, atau mengganti
alamat IPv6 kita.
e) Misal kita set IPv6 dengan 3ffe:1900:4545:3:200:f8ff:fe21:67ce dan prefixnya adalah 64.
Lalu klik ok.
43
f)
Untuk mengecek apakah IPv6 kita sudah diset, caranya adalah pada wifi status, pilih
details.
g) Maka akan muncul tampilan yang menunjukkan IPv6 kita telah diset.
44
h) Selain itu, dapat pula dibuktikan dengan cara masuk ke command prompt lalu ketik
ipconfig maka akan muncul tampilan berikut.
4.1.2
c) Lakukan konfigurasi masing masing perangkat sesuai dengan aturan pada gambar.
d) Untuk konfigurasi IPv6 pada setiap PC, caranya adalah, klik pada PC, lalu pilih tab
config, lalu pilih fast Ethernet, lalu scroll ke bawah, maka akan terdapat kolo IPv6
beserta prefixnya
45
interface FastEthernet0/0
ip address 10.11.1.1 255.255.255.0
duplex auto
speed auto
no shutdown
interface FastEthernet0/1
no ip address
duplex auto
speed auto
ipv6 address 2001:1:1:1::1/64
ipv6 rip CNC enable
no shutdown
interface Serial0/1/0
ip address 10.11.2.1 255.255.255.0
ipv6 address 2001:2:2:2::1/64
ipv6 rip CNC enable
clock rate 64000
no shutdown
46
router rip
version 2
network 10.0.0.0
no auto-summary
ipv6 router rip CNC
End
Konfigurasi pada R2:
ipv6 unicast-routing
interface FastEthernet0/0
ip address 10.11.3.1 255.255.255.0
duplex auto
speed auto
no shutdown
interface FastEthernet0/1
no ip address
duplex auto
speed auto
ipv6 address 2001:3:3:3::1/64
ipv6 rip CNC enable
no shutdown
interface Serial0/1/0
ip address 10.11.2.2 255.255.255.0
ipv6 address 2001:2:2:2::2/64
ipv6 rip CNC enable
no shutdown
router rip
version 2
network 10.0.0.0
no auto-summary
ipv6 router rip CNC
End
47
f) Setting gateway IPv6 pada PC yang memiliki alamat IPv6. Caranya adalah, klik
gambar PC yang diinginkan, lalu pilih tab config, pilih global setting, maka akan
terdapat kolom IPv6 Gateway.
g) Dengan menggunakan dual stack, PC0 seharusnya dapat melakukan ping test ke PC2,
dan PC1 dapat melakukan ping test ke PC3.
4.1.3
48
c) Sesuai petunjuk, klik enter. Jika tampilan telah menunjukkan [admin@MikroTik] > ,
maka MikroTik telah siap kita konfigurasi.
d) Untuk mengecek apakah kita sudah mendaftarkan IPv6 kita sebelumnya atau belum,
ketikkan perintah ipv6 address print lalu enter.
e) Apabila muncul seperti di atas, maka kondisi tersebut adalah hanya ada IPv6
dynamic Link-local yang secara default telah diset dan tidak dapat kita hapus.
Artinya kita masih belum mendaftarkan IPv6 yang kita inginkan.
f)
g) Jika kita masih belum percaya apakah IPv6 tersebut sudah disimpan atau belum,
cara mengeceknya sama seperti sebelumnya. Ketikkan command ipv6 address
print, maka tampilannya akan seperti berikut :
h) Dengan demikian kita telah berhasil menginput IPv6 yang kita inginkan ke dalam
router MikroTik. Untuk menghapusnya adalah dengan command ipv6 address
remove lalu pilih nomor urut IP yang diinginkan untuk dihapus.
49
MODUL 5
NAT STATIC DAN DYNAMIC
Tujuan Praktikum:
Pendahuluan
Ketika ada suatu jaringan LAN yang ingin terkoneksi dengan jaringan global (internet) maka
suatu IP address harus terdaftar terlebih dahulu. Namun bisa dibayangkan jika semua User Equipment
(PC, laptop, dan perangkat lainnya) itu harus semuanya terdaftar, maka akan sangat mahal dari segi
biaya dan akan sangat besar jumlah IP address yang harus digunakan. Solusi dari permasalahan ini
agar setiap user mampu terkoneksi adalah dengan menggunakan metode Network Address
Translation (NAT).
NAT adalah suatu metoda yang mentranslasikan IP address Public ke IP address Private. IP
Public itu sendiri adalah suatu IP address yang terdaftar dalam lembaga Internet Assigned Numbers
Authority (IANA), sehingga suatu jaringan LAN bisa terkoneksi ke jaringan global (internet). Sedangkan
IP Private adalah IP address yang penggunaannya tidak terdaftar dalam IANA.
Sehingga bisa disederhanakan bahwa fungsi dari metode NAT ini yaitu untuk menghubungkan
lebih dari satu komputer dengan berbagai IP Private ke jaringan internet dengan menggunakan satu
alamat IP Public. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang
terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi
jaringan.
Fungsi NAT hampir mirip dengan proxy server, namun NAT tidak menyediakan mekanisme
caching, sehingga tidak mempunyai keterbatasan dalam jumlah web page yang diakses.
Perbedaan mendasar adalah proxy bekerja pada layer 4 (transport) sedangkan NAT bekerja pada layer
3 (network). Karena berada layer yang lebih rendah, maka NAT bekerja lebih cepat dibandingkan
dengan proxy.
5.1. Jenis jenis pada NAT
Melalui cara kerjanya, NAT terbagi 4 jenis yaitu NAT Static, NAT Dynamic, Overloading NAT,
dan Overlapping NAT.
a. NAT Static
Pada Static NAT, setiap IP Address Private akan ditranslasikan ke salah satu IP Public
secara permanen one-to-one. Pada jenis ini, sudah ditetapkan penerjemahan nomor
IP. Satu nomor IP lokal, sudah dipastikan untuk dikenali sebagai satu nomor IP Public.
Misalnya nomor IP lokal 192.168.1.1, ketika berhubungan dengan internet, akan
dikenali sebagai 222.3.4.1. Model ini digunakan ketika suatu komputer lokal ingin
dapat diakses dari luar. Sehingga dibutuhkan nomor IP Public sejumlah klien yang
terhubung di NAT. Namun, Jenis NAT ini merupakan pemborosan IP address
terdaftar, karena setiap IP address yang tidak terdaftar (un-registered IP) dipetakan
kepada satu IP address terdaftar.
50
b. NAT Dynamic
Sedangkan pada Dynamic NAT, pemetaan alamat IP terjadi secara one-to-one namun
berdasarkan salah satu IP address Public pada suatu kelompok (pool) yang tersedia
secara otomatis. Translasi pada Dynamic NAT itu terjadi pada saat dipakai sehingga
akan berubah sesuai dengan kebutuhan. Dengan jenis ini, masing-masing komputer
lokal dipilihkan nomor IP Public yang terdaftar dalam suatu pool. Sehingga setiap
klien dapat memiliki nomor IP yang berubah-ubah.
c. Overloading NAT
Bentuk ini memungkinkan banyak klien dihubungkan ke satu IP Public, namun
menggunakan nomor port yang berbeda. Bentuk ini juga sering disebut sebagai PAT
(Port Address Transalation). PAT sendiri adalah salah satu bentuk dari Dynamic NAT.
Ketika NAT menerima paket data dari klien yang meminta hubungan dengan server
remote, NAT akan menentukan sebuah nomor IP dan nomor port untuk klien
tersebut. Meskipun nomor IP tersebut telah digunakan oleh klien lain, namun tetap
dapat digunakan karena menggunakan nomor port yang berbeda.
d. Overlapping NAT
Ini adalah bentuk di mana NAT berfungsi untuk menerjemahkan dua arah. Hal ini
terjadi ketika suatu saat terdapat nomor yang sama antara IP Public dan IP lokal.
Untuk menghindari terjadinya konflik nomor IP, maka NAT merubah nomor IP Public
menjadi suatu nomor yang tidak terdapat dalam jaringan lokal.
51
NAT menerima paket data dari klien yang ditujukan ke suatu server remote di internet.
NAT mencatat alamat IP klien tersebut, dan menyimpannya ke dalam address translation
table.
NAT merubah alamat IP asal yang berada pada paket menjadi nomor IP NAT, dan
meneruskan paket ke server remote.
Ketika respon dari server remote di terima oleh NAT, maka NAT akan merubah alamat
tujuan pada paket tersebut menjadi alamat IP klien yang bersangkutan.
NAT mengirim paket tersebut ke klien.
Proses tersebut terjadi berulang-ulang, sehingga komunikasi antara komputer klien yang
berada dalam jaringan lokal, dengan server remote di internet, dapat terjadi, meskipun klien
tersebut tidak memiliki alamat IP Public. Hal tersebut tentu akan menghemat alamat IP yang
ada di dunia ini, yang jumlahnya terbatas.
52
PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Static NAT
b. Dynamic NAT
Setting IP Client
Client 1: 10.10.10.2/24
Client 2: 10.10.10.3/24
Setting IP Server: 11.11.11.6/30
Setting IP Interface Router
Router LAN
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface se2/0
Router(config-if)#ip address 11.11.11.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
53
Router ISP
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface se2/0
Router(config-if)#ip address 11.11.11.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip address 11.11.11.5 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Konfigurasi Routing
Router LAN
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 se2/0
Konfigurasi Routing (RIPv2)
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 10.10.10.0
Router(config-router)#network 11.11.11.0
Router(config-router)#no auto-summary
Router(config-router)#exit
Router ISP
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 se2/0
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 11.11.11.0
Router(config-router)#network 11.11.11.4
Router(config-router)#no auto-summary
Router(config-router)#exit
Konfigurasi NAT Dynamic-overload (PAT)
Router LAN
Router(config)#access-list 1 permit 10.10.10.0 0.0.0.255
Router(config)#ip nat pool cnc 100.100.100.1 100.100.100.1 netmask 255.255.255.252
Router(config)#ip nat inside source list 1 pool cnc overload
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip nat inside
Router(config-if)#interface se2/0
Router(config-if)#ip nat outside
54
MODUL 6
MIKROTIK BANDWIDTH MANAGEMENT
Tujuan
Dasar Teori
Pada sebuah jaringan yang mempunyai banyak client, diperlukan sebuah mekanisme
pengaturan bandwidth dengan tujuan mencegah terjadinya monopoli penggunaan bandwidth
sehingga semua client bisa mendapatkan jatah bandwidth masing-masing. Bandwidth Management
merupakan salah satu fitur yang selalu digunakan dalam MikroTik Router. Umum nya digunakan 2
mekanisme dalam Limit Bandwidth di MikroTik, Simple Queue, dan Queue Tree.
55
56
PCQ-Classifier yang dapat berupa IP Address pengirim (src-address), IP Address tujuan (dst-address),
Port pengirim (src-port) maupun Port tujuan (dst-port).
Perhatikanlah gambar diatas, jika pcq-rate = 0, maka maksimal bandwidth yang dapat digunakan oleh
satu user akan bergantung pada nilai max-limit yang diberikan oleh Simple Queue/Queue Tree.
Perhatikan pada gambar dibawah ini, jika dengan pcq-rate = 128000.
57
Prosedur Praktikum
1. Simple Queue
Asumsi, telah tersedia kecepatan Download rate yang tersedia dari ISP sebesar 1
Mbps, dan Upload rate 512 Kbps.
Akses MikroTik menggunakan Winbox, dan buka menu Queue di sebelah kiri
58
b. Client 2
59
c. Client 3
60
Asumsi, ISP memberikan Download rate 1 Mbps, dan Upload rate 512 Kbps
a. Membuat PCQ rule pada Queue type
61
62
Klik submenu Advanced untuk menggunakan PCQ rule yang sudah telah dibuat.
c. Tes PCQ
Setelah melakukan setting PCQ, lihat hasil traffic di tools Torch
63
64
MODUL 7
FRAME RELAY
Tujuan Praktikum
Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame Relay menggunakan Packet Tracer.
Mengetahui fungsi dan cara kerja Frame-Relay.
Mampu mengimplementasi Frame-Relay ke dalam jaringan.
Pendahuluan
Frame Relay adalah protokol WAN (Word Area Network) yang menggunakan teknologi
paket switching dimana frame relay ini beropasi pada lapisan fisik dan lapisan data link pada model
OSI layer.
Frame relay bekerja diantara peralatan DTE dan DCE menggunakan Permanent Virtual Circuit
(PVC). PVC yaitu saluran virtual yang dibuat secara manual menjadikan hubungan permanent
antara pengirim (DTE) dan penerima (DCE). Sebagai tanda pengenal saluran virtual tersebut
digunakan Data Link Connection Identifiers (DLCI) yang berfungsi memetakan suatu nomor DLCI
dengan IP address yang dipakai. Nomor pengenal DLCI yang dapat dipakai adalah 16 sampai 1007.
Nomor pengenal DLCI ini hanya berlaku lokal tidak berlaku secara global. Oleh sebab itu, nomor DLCI
yang sama dapat dipakai oleh jaringan lokal yang berlainan.
Frame relay dirancang untuk transmisi digital melalui medium yang sudah handal, yakni
umumnya adalah fiber optic, bandingkan dengan jaringan yang menggunakan X.25 yang pada awalnya
didesign untuk jaringan transmisi analog melalui medium yang dianggap tidak handal seperti standard
line telpon.
65
66
67
Prosedur Praktikum
Buatlah topologi jaringan frame-relay seperti gambar di bawah ini!
1. Konfigurasi Frame-Relay Multipoint
Kemudian berikan konfigurasi dari setiap masing-masing perangkat jaringan di atas dengan
mengikuti perintah dibawah ini!
Konfigurasi Router 0:
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface se2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.10 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 9600
Router(config-if)#encapsulation frame-relay
Router(config-if)#frame-relay lmi-type cisco
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.11 102
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.12 103
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.13 104
Router(config-if)#no shutdown
Konfigurasi Router 1:
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface se2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.11 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 9600
Router(config-if)#encapsulation frame-relay
Router(config-if)#frame-relay lmi-type cisco
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.10 201
68
69
70
71
Kemudian test jaringan yang anda buat dengan melakukan ping dari 1 router ke router
lainnnya
72
Catatan:
Jika digunakan sebanyak N router maka DLCI yang gunakan sebanyak N-1 buah, misalkan digunakan 3
Router maka konfigurasi DLCI dari masing-masing router adalah:
Router 1 dengan DLCI : 102 103
Router 2 dengan DLCI : 201 203
Router 3 dengan DLCI : 301 302
Sedangkan jika digunakan 4 Router:
Router 1 dengan DLCI : 102 103 104
Router 2 dengan DLCI : 201 203 204
Router 3 dengan DLCI : 301 302 304
Router 4 dengan DLCI : 401 402 403
73
MODUL 8
Multiprotocol Label Switching (MPLS)
Tujuan Praktikum
Memahami tentang MPLS
Mengetahui komponenkomponen MPLS
Mengetahui konfigurasi MPLS menggunakan mikrotik pada GNS3
Pendahuluan
Multiprotocol Label Switching (disingkat
menjadi MPLS) yaitu adalah teknologi
penyampaian paket pada jaringan
backbone berkecepatan tinggi.
Fungsi label pada MPLS adalah sebagai proses penyambungan dan pencarian jalur
dalam jaringan komputer. MPLS menggabungkan teknologi switching di layer 2 dan
teknologi routing di layer 3 sehingga menjadi solusi jaringan terbaik dalam
menyelesaikan masalah kecepatan, scalability, QOS (Quality of Service), dan
rekayasa trafik. Tidak seperti ATM yang memecah paketpaket IP, MPLS hanya
melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS. Header MPLS
terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, dan 1 bit identifikasi
stack, serta 8 bit TTL. Label adalah bagian dari header, memiliki panjang yang bersifat
tetap, dan merupakan satusatunya tanda identifikasi paket.Label digunakan untuk
proses forwarding, termasuk proses traffic engineering. Header MPLS dapat dilihat
pada Gambar 1.
74
efisien dan jalannya pengiriman paket menjadi lebih cepat. Jadi MPLS akan
menghasilkan highspeed routing dari data yang melewati suatu jaringan yang
berbasis parameter quality of service (QoS). Berikut ini perbandingan dari label
switching dan routing pada IP konvensional
75
76
Manajemen Path
Manajemen path meliputi prosesproses pemilihan route eksplisit berdasar
kriteria tertentu,serta pembentukan dan pemeliharaan tunnel LSP dengan aturan
aturan tertentu. Prosespemilihan route dapat dilakukan secara administratif, atau
secara otomatis dengan prosesrouting yang bersifat constraintbased. Proses
constraintbased dilakukan dengan kalkulasiberbagai alternatif routing untuk
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dalam kebijakanadministratif. Tujuannya
adalah untuk mengurangi pekerjaan manual dalam TE.Setelah pemilihan, dilakukan
penempatan path dengan menggunakan protokol persinyalan,yang juga merupakan
protokol distribusi label. Ada dua protokol jenis ini yang seringdianjurkan untuk
dipakai, yaitu RSVPTE dan CRLDP.Manajemen path juga mengelola pemeliharaan
path, yaitu menjaga path selama masatransmisi, dan mematikannya setelah
transmisi selesai.Terdapat sekelompok atribut yang melekat pada LSP dan
digunakan dalam operasi manajemen path. Atributatribut itu antara lain:
Atribut parameter trafik, adalah karakteristrik trafik yang akan ditransferkan,
termasuknilai puncak, nilai rerata, ukuran burst yang dapat terjadi, dll. Ini
diperlukan untukmenghitung resource yang diperlukan dalam trunk trafik
Atribut pemilihan dan pemeliharaan path generik, adalah aturan yang
dipakai untukmemilih route yang diambil oleh trunk trafik, dan aturan untuk
menjaganya tetap hidup.
Atribut prioritas, menunjukkan prioritas pentingnya trunk trafik, yang dipakai
baik dalampemilihan path, maupun untuk menghadapi keadaan kegagalan
network.
Atribut preemption, untuk menjamin bahwa trunk trafik berprioritas tinggi
dapa tdi salurkan melalui path yang lebih baik dalam lingkungan DiffServ.
Atribut ini jugadipakai dalam kegiatan restorasi network setelah kegagalan.
Atribut perbaikan, menentukan perilaku trunk trafik dalam kedaan
kegagalan. Ini meliputideteksi kegagalan, pemberitahuan kegagalan, dan
perbaikan.
Atribut policy, menentukan tindakan yang diambil untuk trafik yang
melanggar, misalnyatrafik yang lebih besar dari batas yang diberikan. Trafik
seperti ini dapat dibatasi,ditandai, atau diteruskan begitu saja. Atribut
atribut ini memiliki banyak kesamaan dengan network yang sudah ada
sebelumnya.Maka diharapkan tidak terlalu sulit untuk memetakan atribut
trafik trunk ini ke dalamarsitektur switching dan routing network yang sudah
ada.
Penyebaran Informasi Keadaan Network
Penyebaran ini bertujuan membagi informasi topologi network ke seluruh LSR di
dalamnetwork. Ini dilakukan dengan protokol gateway seperti IGP yang telah
diperluas.Perluasan informasi meliputi bandwidth link maksimal, alokasi trafik
77
78
79
6.
80
7.
Setting PC
8.
Hasil
9.
Sukses
81
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Jaringan Komputer 2014
http://www.slideshare.net/kslung1/pembelajaran7-basic-konseprouting-static-26424910
http://phs.prs.k12.nj.us/chaywood/router.jpg
http://fadlyfstik2010.blogspot.com/2012/10/eigrpenchanced-interior-gatway-routing.html
http://kepuyuh.wordpress.com/2011/04/07/autonomous-system-as/
http://taskmpls.blogspot.com/p/border-gateway-protocol-bgp.html
http://vpn-asik.blogspot.com/
http://showipprotocols.blogspot.com/2010/04/bgp-sample-practice-in-new-packet.html
http://lecturer.eepis-its.edu/~zenhadi/kuliah/Jarkom2/Prakt10%20MPLS.pdf
http://rianvebtriona.blogspot.com/2013/05/resume-5-pengenalan-mpls.html
http://id.wikipedia.org/wiki/MPLS
http://wiki.mikrotik.com/wiki/MPLS_Lab_Setup
http://www.academia.edu/2585297/Jaringan_MPLS
http://adi0511.blogspot.com/2009/11/pengertian-frame-relay.html
http://noviafitrizihn.blogspot.com/2012/07/penjelasan-tentang-packet-switching.html
http://loveritomi.blogspot.com/2013/07/penjelasan-tentang-frame-relay.html
http://icehealer.wordpress.com/2012/11/28/simulasi-konfigurasi-frame-relay-dengan-packettracer/
http://yoga-edu.blogspot.com/2011/07/frame-relay.html
Modul SPC CnC 2013
http://www.linuxku.com/2013/08/konfigurasi-ntp-client-pengaturan-jam-otomatis-dimikrotik.html
http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=55
82