Rumus Matematika Matematika Keuangan
Rumus Matematika Matematika Keuangan
100
100
100
Bentuk terakhir tersebut meruoakan jumlah deret geometri turun tak
terhingga dengan :
P
Suku pertama a
100
P
r
Rasio
100
Sehingga ,
2
3
P
P P
P P
P P
P
.
...
100 P 100 100 100 100 100 100 100
P P
100 100
P
P
... -
100
100
P
xM adalah :
Dengan demikian untuk menghitung
100 P
P
M
Hitung
100 P
p
Hasil 1) dikurangi
M
100
3
Hasil 2) ditambah
p
100 M
p
Hasil 3) dikurangi
M
100
Dan seterusnya
Contoh 3
Persen Di bawah Seratus
Persen dibawah seratus adalah bentuk pecahan yang selisih antara penyebut
dan pembilangnya sama dengan seratus. Secara umum di tulis :
P
100 P
Untuk menentukan P dibawah seratus dari modal M dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
Dengan perhitungan biasa,P % di bawah seratus dari modal M adalah :
P
M
100 P
Dengan jumlah deret geometri turun tak berhinga :
P
P
P
P
100 100 100
P
100 P 100 P 1 P
1
100
100
100
Bentuk terakhir tersebut meruoakan jumlah deret geometri turun tak
terhingga dengan :
2
3
P
P P P P P P P
...
100 P 100 100 100 100 100 100 100
P P
100 100
P
P
100 ... -
100
P
xM adalah :
Dengan demikian untuk menghitung
100 P
Pengertian Bunga Tunggal
Bunga Tunggal adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka waktu
tertentu yang tidak mempengaruhi besarnya modal yang dipimjam.
Jika kita memperbungakan modal (uang ) sebesar M dengan bunga tunggal
sebesar P % setahun, dan besarnya bunga dinyatakan dengan I , maka :
Setelah t tahun, besarnya bunga :
I
M .P.t
100
M .P.t
100 12
M .P.t
100 360
M .P.t
100 365
M .P.t
100 366
P
t
100 360
M t
P
100
360
M .t 360
:
100
P
M .t
360
Bentuk
disebut angka tahun dan
disebut penbagi tetap, maka rumus
100
P
Angka bunga
Pembagi tetap
Jika ada beberapa uang yang dipergunakan atas dasar bunga yang sama maka :
Jumlah bunga
b.
1
% setahun ,dengan langkah sebagai
2
berikutini :
a.
Hitunglah besar bunga berdasarkan persentase terdekat dengan suku bunga
merupakan pembagi habis 360 !
b.
Hitunglah besar bunga yang dimaksud dengan menggunakan persen yang
sebanding!
c.
Metode persen yang seukuran
Metode persen yang seukuran menggunakan perhitungan satu tahun = 365,
sehingga perhitngan dengan metode ini mula mula harus dihitung bunga 5 %
setahun sebagai berikut :
5
t
M
100
365
M .t
5
100 365
M .t
1
M .t
100
100 73 10.000 73
100
1 1
1
1
Bilangan
73
3 30 300
I
M .t
1 1
1
10.000
3 30 300
1)
2)
P
t
NA
100
h
Keterangan :
D
= Diskonto
P
= Suku bunga diskonto
NA
= Nilai akhir
t
= waktu pinjaman
h
= 1, 12, dan 360
Diskonto dari nilai tunai
D
P
.NT
100 P
Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama pereode bunga
tertentu, misalnya satu tahun, maka setelah satu tahun kita akan mendapat bunga
sebesar P % kali modal yang kita bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tapi
ditambahkan pada modal awal untuk dibungakan lagi pada pereode berikutnya
sehingga besarnya bunga pada setiap periode berikut berbeda jumlanya ( menjadi
bunga berbunga ) maka dikatan modal tersebut dibungakan atas dasar bunga
majemuk.
Perbedaan bunga tunggal dan bunga majemuk
Untuk memahami perbedan antara bunga tunggal dengan bunga majemuk,
marilah kita perhatikan contoh contoh berikut!
Contoh :
Herman menabung uang dibank sebesar Rp 2.000.000,00 dengan suku bunga
tunggal 5 % setahun. Menjadi berapakah uang Herman setelah satu tahun?
Jawab :
Diketehui :
M = 2.000.000
P =5
t =3
I
P
M t
100
5
2.000.000 3 300.000
=
100
P
)
100
Mn
1 i n
1
1 i n
atau
NT = M ( 1 + i)-n
Menentukan nilai tunai modal dengan kalkulator
Nilai tunai modal dengan masa bunga pecahan
NT
M
1 i n 1 a i
b
Nilai akhir rente adalah jumlah seluruh angsuran dan bunga bunga yang
di hitung pada akhir masa bunga terakhir. Nilai akhir rente dinyatakan dengan
NA.Ada dua macam nilai akhir rente, yaiti nilai akhir rete pra numerando dan
nilai akhir rente post numerando.
2.a. Menghitung Akhir Rente Pra - numerando
Dengan Deret Geometri
n
1 1
atau
M 1 i
i
NA
M 1 i
1 i n 1
i
NA M 1 i
k 1
M
1 i n 1
i
Rumus diatas adalah nilai akhir rente post numerando, bentuk ( 1 + i ) dapat
dicari dalam daftar I atau dengan kalkulator.
Atau dinyatakan sebagai berikut :
n
NA M M 1 i
k 1
3.
Ada dua jenis nilai tunai rente yaitu : nilai tunai rente pra numerando
dan nilai tunai rente post numerando.
3.a. Menghitung Nilai Tunai Rente Pra - numerando
Maka rumus NA diatas dapat diubah menjadi :
n
M . 1 1
NT
1
1 1 i
Atau
NT
M 1 i
n
1 1 i
i
n 1
1 i
k 1
n 1
Bentuk
1 i
k 1
NT
M
n
1 1 i
i
Jika bentuk diatas ditulis dalam notasi sigma, maka dapat ditulis sebagai :
NT M
1 i
k 1
Bentuk
1 i
k 1
4.
4.a
terbatas dan suku bunga tetap. Kita ingat kembali tentang nilai tunai rente pra
numerando. Jika rentenya tanpa batas ,maka :
Jadi, nilai tunai rente kekal pra numerando dapat ditulis dalam bentuk
NT
M 1 i
i
5.
M
i
NT
NT
k 1
M
1
1
k 1
i 1 i
1 i n
NT M 1 i
m 1
k 1
M 1 i
m 1
Anuitas adalah sejumlah pembayaran yang sama besarnya, yang dibayarkan setiap
akhir jangka waktu, dan terdiri atas bagian bungaan bagian angsuran.Jika besarnya
anuitas adalah A, angsuranperiode ke-n dinyatakan dengan an, dan bunga periode ken adalah bn, maka diperoleh hubungan:
A = an + bn , n = 1,2,3,..
Menghitung anuitas
Dengan notasi sigma:
1
A = M n
(1 i ) k
Contoh: k 1
Menghitung Pelunasan Hutang
Jika pelunasan (angsuran) dalam anuitas ke-1
adalah a1, dalam anuitas ke-n adalah an, hutang
semula M dan suku bunganya i, maka :
1.
an = a1(1+i)n-1
, an = ak (1+i)n-k
Penyusutan Dalam Masalah Nilai Suatu Barang
a. Pengertian Penyusutan dan Aktiva
Penyusutan atau depresi adalah prises pengalokasian secara periodic dari
perolehan suatu aktiva terhadap biaya perusahaan.
Aktva atau harta perusahaan adalah segala sumber daya ekonomi suatu
perusahaan yang berupa harta benda dan hak hak yang dimiliki.Ditinjau dari
manfaat aktiva dibedakan menjai dua macam , yaitu aktiva lancer dan aktiva tetap.
a. Aktiva lancar adalah uang tunai atau aktiva lain yang dapat dicairkan
menjadi uang tunai, dijual atau dipakaihabis, selama satu periode operasi
normal dari perusahaan itu.
b. Aktiva tetap adalah aktiva yang digunkan dalam menyelengarakan operasi
perusahaan. Aktiva tetap mempunyai sifat yang tahan lama tau relative
permanent, artinya lebih dari satu periode operasi yang normal dari
perusahaan. Ada dua kelompok aktiva tetap ;
Aktiva teap berwujut adalah ktiva tetap yang memiliki sifat fisik : tanah,
bangunan mesin, kendaraan, peralatan, dan lain lain.
Aktiva tetap tidak berwujud,adalah aktiva tetap yang tidak memilii sifat
fisik akan tetapi mempunyai nilai uang karena kekuatan hukumnya
misalnya ; hak paten, merek dagang, dan lain lain.
b. Perhitungan Penyusutan.
Ada beberapa perhitungan penyusutan , diantarnya sebagai berikut :
Metode garis lurus
Metode garis lurus atau metode prosentase tetap dari harga pembelian.
Rumus Besar Penyusutan tiap periode.
D
A S
n
D
r
100 %
A
S
= (1 r)2
A
1 r = 1 n S
r 1 n
S
A
A = Aktva
S = Nlai sisa atau residu
n = Perkiraan umur mafaat
r = Persentase penyusutan
A S
n
A S
n
Keterangan :
r = Tingkat penyusutan
A = Biaya perolehan
S = Nilai sisa
n = Jumlah satuan hasil produksi
Metode Jumlah Bilangan Tahun
Cara menghitung besar penyusutan dengan metode dapat dilihat contoh
sebagai berikut :
Contoh :
Biaya perolehan suatu aktiva sebesar Rp 10.000.000,00 diperkirakan umur
manfaat aktiva tersebut 4 tahu dan nilai sisanya sebesar Rp 2.000.000,00
Tentukan :
a. Tingkat penyusutan!
b. Daftar penyusutan!
Jawab :
Diketahui :
A = 10.000.000
S = 2.000.000
Bilangan tahun = 1 + 2 + 3 + 4 = 10
a. Besar penyusutan : .?
4
10
3
Tahun ke-2 =
10
2
Tahun ke-3 =
10
Tahun ke-1 =
Rp 8.000,00 = Rp 3.200.000,00
Rp 8.000,00 = Rp 2.400.000,00
Rp 8.000,00 = Rp 1.600.000,00
Tahun ke-4 =
1
10
Rp 8.000,00 = Rp 800.000,00
b. Daftar penyusutan ;
Tahun
0
1
2
3
4
A- S
8.000.000
8.000.000
8.000.000
8.000.000
Beban
Penyusutan
4/10
3/10
2/10
1/10
3.200.000,00
2.400.000,00
1.600.000,00
800.000,00
Nilai Buku
Akhir Tahun
10.000.00000
6.800.000,00
4.400.000,00
2.800.000,00
2.000.000,00