Anda di halaman 1dari 15

Trauma Pada Tulang

Dr. Alvarez Z. Moningka, SpOT

Definisi Fraktur
Hilangnya kontinuitas tulang , tulang rawan sendi, tulang rawan
Epifisis baik yang bersifat total maupun yang parsial
Proses Terjadinya Fraktur
Mengetahui keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yg
menyebabkan fraktur.
Tulang kortikal struktur nya dapat menahan tekanan
dan tekanan memuntir (shearing)
Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan
tekanan terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan

Trauma bersifat :
1. Trauma langsung
tekanan langsung pada tulang
bersifat komunitif
jaringan lunak rusak
2. Trauma tidak langsung
energi dihantarkan ke daerah yg lebih jauh dari fraktur
jatuh dengan menahan dengan tangan ekstensi fr klavikula
Tekanan pada tulang dapat berupa :
- Tekanan berputar fr spiral / oblik
- Tekanan membengkok fr transversal
- Tekanan sepanjang aksis tulang fr impaksi, dislokasi atau
fr dislokasi
- Kompresi vertikal fr komunitif / memecah
mis : vertebra , talus atau fr buckle pada anak
- Fraktur karena remuk
- Tarikan pada ligamen / tendo menarik sebagian tulang (avulsi)

Klasifikasi Fraktur
Klasifikasi Etiologis
- Fraktur traumatik
trauma yg tiba-tiba
- Fraktur patologis
Kelemahan tulang kelainan patologis dalam tulang
- Fraktur stres
trauma terus menerus pada suatu tempat tertentu
Klasifikasi klinis
- Fraktur tertutup (simple fracture)
- Fraktur terbuka (compund fracture)
dari dalam (from within) / dari luar (from without)
- Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)
delayed union, malunion, non union, infeksi

Klasifikasi
Radiologis
Klasifikasi ini
berdasarkan
atas :
1.

Lokalisasi
- diafisis
- metafisis
- intra-artikuler
- Fraktur dengan
dislokasi

2. Konfigurasi
fraktur transversal
fr oblik
fr spiral
fr Z
fr komunitif lebih dari 2 fragmen
fr baji kompresi pada vertebra
fr avulsi
fr depresi trauma lgsg pada tengkorak
fr impaksi
fr burst fragmen kecil berpisah
fr segmental
fr epifisis

3. Menurut Ekstensi
- Fr total
- Fr tidak total (crack)
- Fr buckle / torus
- Fr garis rambut
- Fr greenstick
4. Menurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya
- Tidak bergeser ( undisplaced )
- Bergeser ( displaced )
Bergeser dapat terjadi dalam 6 cara :
a. Bersampingan
b. Angulasi
c. Rotasi
d. Distraksi
e. Over riding
f. Impaksi

Gambaran Klinis Fraktur


Anamnesis
- Penderita datang dgn riwayat trauma ringan atau hebat
- Tidak dapat menggunakan anggota gerak
- fraktur dapat terjadi didaerah bukan trauma
- Trauma : KLL, jatuh dari tempat tinggi, jatuh di kamar mandi pada
orang tua, penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan industri
dan olah raga
- Keluhan : nyeri, bengkak, gangguan fungsi ekstremitas, deformitas,
kelainan gerak, krepitasi.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan awal, perlu diperhatikan adanya :
1. Syok atau perdarahan/anemia
2. Kerusakan organ2 lain, mis : otak, sumsum tulang belakang,
organ dalam thoraks, panggul dan abdomen
3. Faktor predisposisi, mis fraktur patologis
Pemeriksaan Lokal
1. Inspeksi (LOOK)
- Bandingkan dengan bagian sehat
- Perhatikan posisi anggota gerak
- Keadaan umum penderita
- Ekspresi wajah karena nyeri
- Lidah kering atau basah
- Tanda anemia karena perdarahan
- Apakah terdapat luka pada kulit dan jar.lunak
- Ekstravasasi darah subkutan
- Derfomitas angulasi, rotasi dan kependekan
- Survey seluruh tubuh apakah ada trauma organ lain
- Perhatikan kondisi mental pasien
- Keadaan vaskularisasi

2. Palpasi (FEEL)
Dilakukan secara hati-hati karena penderita mengeluh sangat sakit
Hal-hal yg perlu diperhatikan :
- Temperatur setempat meningkat
- Nyeri tekan
- Krepitasi
- Pemeriksaan vaskuler daerah distal trauma
capillary refiling < 2 detik
- Pengukuran tungkai
3. Pergerakan (MOVE)
Melakukan pergerakan dengan mengajak penderita mengerakkan
Secara aktif dan pasif sendi proksimal dan distal dari trauma

4. Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan saraf secara sensoris dan motoris
5. Pemeriksaan Radiologis
Foto Polos
Dengan pemeriksaan klinis sudah dapat mencurigai fraktur.
Px radiologis diperlukan untuk :
- menentukan keadaan fraktur
- menentukan lokasi fraktur
- menentukan ekstensi fraktur
Imobilisasi dengan spalk yg radiolusen sebelum px radiologis
untuk menghindarkan nyeri serta kerusakan jar.lunak

Tujuan pemeriksaan radiologis :


- Untuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi
- Untuk konfirmasi adanya fraktur
- Untuk melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen
- Untuk menentukan teknik pengobatan
- Untuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak
- Untuk menentukan apakah fraktur intra artikuler atau ekstra
- Untuk melihat keadaan patologis lain pada tulang
- Untuk melihat adanya benda asing
Pemeriksaan radiologis dilakukan dengan beberapa prinsip dua :
Dua posisi proyeksi AP dan Lateral
Dua sendi diatas dan di bawah sendi yg mengalami fraktur
Dua anggota gerak pada anak-anak
Dua trauma trauma hebat menyebabkan fraktur pada dua tulang
Dua kali dilakukan foto fr tertentu seperti skapoid , ulang 10 -14 hr

Pemeriksaan Radiologis lainnya


Pemeriksaan khusus dengan :
1. Ct-scan
2. MRI
3. Radio isotop scanning

Anda mungkin juga menyukai