Anda di halaman 1dari 3

Johnny Andrean, pria kelahiran Pontianak tahun 1978 ini merantau ke Jakarta pada tahun 80an berbekal ilmu

salon dari ibunya. Ia mengawali karirnya di dunia entrepreneur dengan


membuka sebuah salon di ujung utara Jakarta. Hingga sekarang, Johnny Andrean sudah
membuka hampir 200 salon di seluruh Indonesia.
Ayah empat anak ini mengaku bahwa problem terbesar adalah menjaga hairstylist agar tetap
mau bekerja di salonnya. Johnny pun mendirikan sekolah, dimana stylist tamatan sekolahnya
telah dibekali dengan kemampuan yang diperlukan untuk ditempatkan pada salon-salonnya
yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, ia juga menjalin hubungan yang erat dengan
setiap karyawannya, dengan memberikan gaji yang baik, bonus, komisi, serta perhatian.
Hubungan yang erat ini pula yang membantu Johnny untuk melalui tragedi Mei 1998. Kala
itu, 19 salonnya jadi korban penjarahan. Padahal, dalam satu tahun hanya bisa membuka 4
atau 5 salon. Saat itu, mereka harus berpindah-pindah di antara salon yang masih beroperasi.
Saat ini, Johnny Andrean memiliki 132 salon dan 30 sekolah tata rambut berlabel Johnny
Andrean School & Training. Dea bilang, setidaknya ada 20 hingga 30 outlet yang dibuka
setiap tahunnya oleh Johnny Andrean, baik outlet baru, maupun outlet lama yang
diremajakan. Johnny Andrean pun mengklasifikasikan salonnya ke dalam tujuh tingkatan,
yang disesuaikan dengan lokasi serta buying power dari target konsumen yang dibidik.
Membangun BreadTalk
Johnny juga membeli hak waralaba BreadTalk. Untuk itu, Johnny pergi belajar mengolah roti
ke Singapura selama beberapa bulan, sebelum akhirnya pada bulan Maret 2003 gerai
Breadtalk itu resmi muncul di Indonesia, tepatnya di Mal Kepala Gading, Jakarta. Baginya,
sebagaimana hairdressing, BreadTalk memenuhi kebutuhan masyarakat. BreadTalk adalah
premier boutique bakery. Gerai-gerai terbuka dan transparan ala BreadTalk lebih tampak
seperti toko pakaian Italia daripada sebuah bakery. Berkat pendekatan yang berani
menampilkan dapur yang terbuka dan transparan, BreadTalk laris manis diserbu pelanggan.
Mendirikan J.Co
Pada tahun 2005, Johnny mengibarkan J-Co Donuts & Coffee. Awalnya ia hendak membeli
hak waralaba dari luar negeri, namun hal ini urung dilakukan karena ia merasa donat luar
negeri kurang memenuhi standarnya. Ia rela melakukan survei dan riset ke berbagai negara,
seperti Australia, Amerika Serikat, Jepang dan berbagai negara Eropa karena ia tahu bahwa
salah satu obsesinya adalah menjadi pemain global. Ia pun menerapkan konsep open kitchen
di J.Co. Kini, ada lebih dari 40 gerai J.Co yang tersebar di Indonesia dan merambah ke
Malaysia, Singapura, Shanghai dan Filipina.
Rencananya, Johnny telah menyiapkan konsep kafe J. Lato. Ia sudah mengirimkan tim
risetnya ke Remini dan Bologna, pusat gelato paling enak. Ia akan menciptakan gelato
dengan rasa ketan item, orisinil rasa Indonesia.
Mendirikan Roppan

Pada awal tahun 2011, Johnny menciptakan waralaba berskala internasional, Roppan. Kata
Roppan berasal dari daerah di Jepang bernama Roppongi. Daerah ini terkenal dengan
berbagai restoran yang menjual beragam makanan, di antaranya pan atau roti. Japanese
Honey Toast, roti tebal yang lembut di dalam dan renyah di luar, menjadi unggulan di
Roppan. Kembali, yang membuat menarik dari gerai-gerai yang dimiliki Johnny Andrean
adalah adalah dapurnya yang ada di depan sehingga pembeli dapat melihat langsung proses
pembakaran roti. Saat ini sudah ada kira-kira 10 gerai Roppan yang tersebar di Jakarta,
Tangerang, Bandung dan Bali.
Andrean sendiri adalah tipe pekerja keras yang intens. Baginya, hidup harus selalu belajar
dari pengalaman. Bila konsep bisnis dan kualitas produk sudah diterima masyarakat, maka
dengan segera dia akan melakukan duplikasi. Inilah resep kesuksesan Johnny Andrean
sehingga waralaba yang dimilikinya beranak pinak.
Eric Pradjonggo, pemilik Cafe Cavana dan kolega dekat Johnny mengatakan bahwa Johnny
adalah orang yang spontan. Sehingga kalau ada ide, langsung digarap. Dia tidak mau
meninggalkan idenya begitu saja. Jadi, ide-idenya sering harus dibahas seketika itu juga.,
ujarnya. Dia banyak berdiskusi dengan orang-orang di dekatnya untuk mengembangkan ide
menjadi lebih detail. Tatkala ide itu bukan berasal dari dirinya, dia bisa menghubungi orang
yang mengusulkan ide itu setiap waktu untuk berdiskusi. Dia tidak pernah membiarkan ide
itu mandek di satu titik. Dia terus mengembangkannya.
Johnny juga selalu mencatat hal-hal penting. Hal ini sangat berguna kala dia melakukan
pengembangan bisnis dari ide kreatifnya. Akan tetapi, di luar kebiasaannya mencatat itu, sang
kolega menyebutkan bahwa Johnny memiliki ingatan yang sangat tajam.
Johnny juga memiliki sikap selalu senang bekerja, selalu ingin membuat yang terbaik, serta
selalu ingin meningkatkan apa yang telah dilakukan dan dibuat agar di masa mendatang
menjadi lebih baik. Hal ini pula yang selalu ditekankan dalam memotivasi para pegawainya.
Menurut Johnny Andrean Inovasi merupakan sebuah keharusan. Karena itu, dibutuhkan
kreativitas yang tinggi untuk membuat produk yang dibesut selalu tampil segar, hal pertama
yang harus dilakukan agar menjadi kreatif dan tetap kreatif adalah memiliki tim yang kreatif
dan andal. Tim ini harus diisi orang-orang yang kreatif. Satu orang kreatif tidak bisa apa-apa.
Dengan bersama-sama, kreativitas dan ide-ide kreatif tidak akan pernah berhenti.
Diluar kesibukannya sebagai pebisnis salon sukses, Johnny Andrean punya hobi tak kalah
mengasyikkan yaitu traveling alias jalan-jalan. Lewat hobinya itu ia menemukan ide-ide
kreatif kemudian ia mengasahnya untuk kepentingan bisnis.
https://studentpreneur.co/blog/profil-johnny-andrean-putra-indonesia-yang-sukses-di-bisnissalon-roti-dan-donat/
http://akuntansi17elisabeth.blogspot.co.id/2012/05/kisah-sukses-johnny-andrean.html
http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000014203676/mengenal-lebih-dekat-sosokjohny-andreanpemilik-johny-andrean-salon-breadtalk-jco---part-2/
http://marketeers.com/article/johnny-andrean-buka-tiga-salon-premium-tahun-ini.html

Anda mungkin juga menyukai