Anda di halaman 1dari 12

ASAM FORMAT

FORMIC ACID
1. N a m a
Golongan
Asam karboksilat alifatik (11).
Sinonim / Nama Dagang (1,3,6,12)
Acid formique; Acido formico; Aminic acid; Formic acid; Formylic acid; Formira;
Formisotin; Hydrogen carboxylic acid; Methanoic acid; Mierenzuur.
Nomor Identifikasi
Nomor CAS

: 64-18-6 (1,4,5,6,12)

Nomor RTECS

: LQ4900000 (1,3,4,12)

Nomor EC (EINECS)

: 200-579-1 (4,6)

Nomor UN

: 1779 (1,4,6)

2. Sifat Fisika Kimia


Nama bahan
Asam format
Deskripsi (1,3,4,5,12)
Bentuk cairan, tidak berwarna, mudah terbakar, berbau tajam, berasa asam.
Rumus molekul HCOOH; Berat molekul 46,03; Titik didih 101C; Titik nyala 69oC;
Titik lebur 8oC; Berat jenis (air=1) 1,19;

Mudah larut dalam aseton; Larut dalam

air dingin, air panas, dietil eter, benzen, gliserol.


Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4) (5):
Kesehatan 3

= Tingkat keparahan sangat tinggi

Kebakaran 2

= Mudah terbakar

Reaktivitas 0

= Tidak reaktif

Klasifikasi EC (4,6,7):
C

= Korosif

Xi

= Iritan

R20

= Berbahaya jika terhirup

R21

= Berbahaya jika bersinggungan/kontak dengan kulit

R22

= Berbahaya jika tertelan

R34

= Menyebabkan luka bakar

R35

= Menyebabkan luka bakar yang parah

R40

= Memiliki keterbatasan bukti karsinogenik

R43

= Dapat menyebabkan sensitisasi karena bersinggungan/


kontak dengan kulit

R23/24/25

= Beracun jika dihirup, bersinggungan/kontak dengan kulit


dan tertelan

R36/38

= Iritasi pada mata dan kulit

S23

= Jangan menghirup uap gas/asap/uap/spray (penamaan


yang layak ditunjukkan oleh produsen)

S26

= Jika mengenai mata, bilas segera dengan air yang banyak


dan cari pertolongan medis

S45

= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika


memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah sakit/
puskesmas (perlihatkan label kemasan)

S(1/2)

= Jaga agar berada pada posisi menghadap ke atas dan


jauhkan dari jangkauan anak-anak

S36/37/39

= Pakai/kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan


pelindung mata/wajah

3. Penggunaan
Asam format merupakan pereduksi kuat dan banyak digunakan sebagai
dekalsifier

(1)

; digunakan dalam pecelupan warna kain wol, electroplating,

menggumpalkan lateks karet, regenerasi karet tua, penyamakan kulit

(1)

digunakan dalam pembuatan asam asetat, alil alkohol, format selulosa, resin
fenolik, dan oksalat

(1)

; digunakan dalam pencucian baju, tekstil, insektisida,

pendingin, industri kertas, dan di industri obat (1).


4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Dapat menimbulkan iritasi jika kontak dengan
kulit; bersifat iritan dan korosif jika terkena mata; mengiritasi jika tertelan

(5)

Organ sasaran: Sistem pernapasan, paru-paru, kulit, ginjal, hati, mata

(1,5)

, sistem

saraf pusat (5).


Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Menghirup kabut bahan dapat menimbulkan iritasi ringan pada saluran napas,
yang ditandai dengan batuk, tersedak, dan napas pendek. Menghirup cairan atau
semprotan bahan ini dapat menyebabkan kerusakan membran mukosa saluran
napas dan iritasi saluran napas (5).
Kontak dengan kulit
Dapat mengiritasi kulit, menyebabkan luka bakar. Peradangan kulit ditandai
dengan rasa gatal, kulit bersisik, kemerahan, dan kadang-kadang melepuh (5).
Kontak dengan mata
Bersifat iritan dan korosif jika terkena mata. Peradangan pada mata ditandai
dengan kemerahan, mata berair, dan gatal. Cairan atau semprotan bahan ini
dapat menyebabkan kerusakan jaringan membran mukosa mata

(5)

. Dapat

menyebabkan penglihatan menjadi kabur (4).


Tertelan
Menyebabkan luka korosif lokal

(11)

, nyeri kerongkongan, rasa seperti terbakar,

nyeri perut, kram perut, muntah, diare

(4)

. Menelan cairan bahan ini dapat

menyebabkan kerusakan membran mukosa mulut (5).


Paparan jangka panjang
Terhirup (5)
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan iritasi saluran napas
yang mengarah pada sering terjadinya serangan infeksi bronkial.
Kontak dengan kulit (5)
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan iritasi kulit berat.
Kontak dengan mata (5)
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan iritasi mata kronis.
Tertelan
Kerusakan ginjal yang ditandai dengan adanya albumin dan darah pada urin (1).

5. Stabilitas dan reaktivitas


Reaktivitas

: Stabil pada tekanan dan suhu normal

(5)

. Asam

format glasial terdekomposisi secara perlahan


pada suhu ruang dan menimbulkan kenaikan
tekanan jika disimpan dalam wadah tertutup rapat
dan tidak berventilasi (12).
Kondisi

yang

(5)

harus : Panas, sumber api, bahan tancampurkan

dihindarkan
Tak

tercampurkan

Tancampurkan

/ : Oksidator kuat, basa kuat, asam sulfida pekat

(1)

nitrometana, serbuk logam halus, permanganat

(5)

Asam format dengan


Asam sulfida pekat : Membentuk karbon monoksida (12)
Hidrogen peroksida : Meledak (12)
Furfuril alkohol : Meledak (12)
: Tidak akan terjadi polimerasi (5).

Polimerisasi

Bahaya

dekomposisi : Produk hasil pembakaran: Oksida karbon (karbon

produk
Korosivitas

monoksida, karbon dioksida) (5)


: Korosif terhadap logam. Sangat korosif dengan
adanya tembaga. Tidak korosif dengan adanya
kaca dan alumunium (5)

6. Penyimpanan

Simpan dalam wadah tertutup rapat dan bersegel

Simpan di tempat berventilasi baik (1,5).

Simpan di tempat yang sejuk (5,12).

Hindarkan dari sumber api (percikan atau nyala)

(1,5,12)

(5)

7. Toksikologi
Data pada manusia
TDL0 oral-manusia (perempuan) 2200 mg/kg, dengan efek toksik pada
- Paru-paru, toraks, atau pernapasan sputum (dahak)
- Ginjal, ureter, kandung kemih hematuria
- Nutrisi dan metabolik bruto asidosis metabolik

(3)

TCL0 inhalasi-manusia (laki-laki) 7300 g/m3/8 jam, dengan efek toksik pada

(3)

- Ginjal, ureter, kandung kemih perubahan pada komposisi urin


LDL0 oral-manusia (perempuan) 2440 g/kg, dengan efek toksik pada

(3)

- Vaskular syok
- Darah hemolisis lain dengan atau tanpa anemia
- Nutrisi dan metabolik bruto asidosis metabolik
Data pada hewan
Data iritasi:
Iritasi ringan: Kulit-kelinci 610 mg (3).
Iritasi berat: Mata-kelinci 122 mg (3).
Data toksisitas (3,6):
LD50 oral-tikus 1100 mg/kg; LC50 inhalasi-tikus 15 gm/m3/15 bulan; LD50 oralmencit

700

mg/kg;

LC50

inhalasi-mencit

6200

mg/m3/15

bulan;

LD50

intraperitoneal-mencit 940 mg/kg; LD50 intravena-mencit 145 mg/kg; LD50 oralanjing 4 gm/kg; LDL0 intravena-anjing 3 gm/kg; LDL0 intravena-kelinci 239 mg/kg;
TDL0 oral-tikus 22680 mg/kg/9 minggu kontinyu; TCL0 inhalasi-tikus 500 ppm/6
jam/12 hari intermittent; TCL0 inhalasi-tikus 64 ppm/6 jam/13 minggu intermittent;
TCL0 inhalasi-tikus 50 mg/m3/16 minggu intermittent; TCL0 inhalasi-mencit 500
ppm/6 jam/12 hari intermittent; TCL0 inhalasi-mencit 64 ppm/6 jam/13 minggu
intermittent.
Data Karsinogenik
Dinyatakan tidak karsinogenik oleh NTP, IARC, dan OSHA

(9)

Data Mutagenik (3)


Mutasi pada mikroorganisme bakteri Escherichia coli 70 ppm/3 jam; kapasitas
penghambatan fag - bakteri Escherichia coli 70 100 mmol/L; hilangnya kromosom
seks dan non disjungsi inhalasi-lalat buah Drosophila melanogaster 1000
ppm/24 jam; hilangnya kromosom seks dan non disjungsi oral-lalat buah
Drosophila melanogaster 1000 ppm; sistem tes mutasi yang tidak dinyatakan
khusus sel mamalia yang tidak dinyatakan khusus 100 mmol/L; analisis
sitogenetik sel mamalia yang tidak dinyatakan khusus 100 mmol/L; pertukaran
pasangan kromatida limfosit manusia 10 mmol/L; analisis sitogenetik ovariun
hamster 10 mmol/L.

Informasi Ekologi
Asam format berbahaya bagi lingkungan perairan

(4)

: EC50 (96 jam, perkembangan embrio) Xenopus

Toksisitas pada amfibi

laevis 3.581.200 g/L (10);


LC50 (96 jam, kematian embrio) Xenopus laevis
4.251.500 g/L (10)
: LC50 (24 jam, kematian) Bluegill (Lepomis

Toksisitas pada ikan

macrochirus) 175000 g/L (10)


: LC50 (4 jam, kematian) nyamuk Aedes aegypti

Toksisitas pada serangga

0,04 % v/v (10)


Toksisitas pada invertebrata : EC50 (48 jam, imobilisasi) instar kutu air
(Daphnia magna) usia <24 jam 151200 g/L (10);
LC50 (kematian) Brine shrimp (Artemia salina)
pada 410000 g/L selama 24 jam (10)
Toksisitas pada tumbuhan : EC100 (7 hari, proliferasi) alga Scenedesmus
subspicatus pada 2660000 g/L (10)

perairan
8. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup

Dapat menyebabkan edema paru (4), iritasi dan luka bakar pada saluran napas (5).
Kontak dengan kulit
Menyebabkan iritasi kulit dan luka bakar
dapat menyebabkan iritasi kulit berat
menyebabkan eritema dan lepuh

(5)

. Terpapar larutan pekat bahan ini

(1)

. Dapat diserap oleh kulit. Dapat

(1,5)

Kontak dengan mata


Menyebabkan iritasi dan luka bakar pada mata
kornea, ulkus, dan scaring.

(1,5)

. Dapat menyebabkan edema

(5)

Tertelan
Berbahaya jika tertelan. Menyebabkan iritasi saluran cerna dan luka bakar yang
disertai

nyeri

perut,

muntah,

dan

kemungkinan

kematian

menyebabkan ulkus, perdarahan, dan nekrosis saluran cerna


Keracunan kronik

(5)

(1,5)

Dapat

Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan iritasi saluran napas
yang mengarah pada sering terjadinya serangan infeksi bronkial (5).
Kontak dengan kulit
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan dermatitis (5).
Kontak dengan mata
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan iritasi mata kronis (5).
Tertelan
Menelan bahan sebanyak 1 ons per hari selama 4 minggu tidak menimbulkan
efek sakit pada manusia (1).
9. Pertolongan Pertama
Terhirup
Segera pindahkan dari tempat paparan ke tempat yang berudara segar. Jika
terjadi kesulitan bernapas dapat diberikan oksigen. Segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat (5).
Terhirup bahan yang serius: Segera pindahkan dari tempat paparan. Longgarkan
bagaian pakaian yang kencang, seperti kerah baju, dasi, ikat pinggang. Jika
terjadi kesulitan bernapas dapat diberikan oksigen. Jika korban tidak bernapas,
dapat diberikan resusitasi jantung paru (RJP). Peringatan: Kemungkinan timbul
bahaya pada penolong jika dilakukan RJP pada korban yang menghirup bahan
beracun, menginfeksi, atau korosif. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat (5).
Kontak dengan kulit
Segera siram kulit dengan banyak air sekurangnya selama 15 menit. Dapat
digunakan air dingin. Tutup kulit yang teriritasi dengan emolien. Lepas pakaian
dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat (5).
Kontak kulit yang serius: Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit yang
terpapar dengan krim antibakteri. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat (5).
Kontak dengan mata

Lepaskan lensa kontak jika menggunakannya. Segera cuci mata dengan air yang
banyak (dapat digunakan air dingin) atau dengan larutan garam normal (NaCl
0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata
dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak
ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat (5).
Tertelan
Jangan merangsang muntah. Jangankan apapun melalui mulut pada pasien yang
tidak sadar/pingsan. Longgarkan bagian pakaian yang melekat ketat, seperti
kerah baju, dasi, atau ikat pinggang. Jika pasien menelan bahan dalam jumlah
besar, segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (5).
Antidotum:
Telah dilaporkan pemberian asam folinic dosis tinggi (misal 1 mg/kg setiap 4 6
jam hingga terjadi perbaikan klinis) bersamaan dengan hemodialisis, bikarbonat
IV, dan furosemide IV pada kasus keracunan akibat menelan asam format (11).
10. Penatalaksanaan

(2)

Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 g/kg BB.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)


-

Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.

Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau


muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan


sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya.

Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi saluran cerna


-

Pastikan pasien diberi sedikit air minum (1-2 cangkir untuk dewasa, -
cangkir untuk anak-anak). Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa
pemberian air minum yang banyak dapat meningkatkan risiko terjadinya
muntah yang dapat membuat esofagus pasien mengalami luka korosi dua
kali (11).

Tidak direkomendasikan dekontaminasi saluran cerna

(11)

Peningkatan eliminasi
Pertimbangkan hemodialisis pada kasus asidosis berat yang tidak responsif
terhadap pemberian bikarbonat IV dan/atau bertambah buruknya tanda vital.

Hemodialisis juga dapat dipertimbangkan jika fungsi ginjal mengalami


perburukan (11).
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
Batas paparan asam format (1,3):
ACGIH TWA

: 5 ppm (9 mg/m3)

ACGIH STEL

: 10 ppm (18 mg/m3)

IDLH

: 100 ppm

Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus


tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan
dipatuhinya batas paparan yang berlaku (5).
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran
pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan
area kerja (1).
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. (1)
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia (5).
Respirator: Respirator dan konsentrasi maksimum yang dapat digunakan telah
ditetapkan OSHA (1)
Untuk konsentrasi 100 ppm:
Respirator kartrid kimia yang dilengkapi pelindung wajah penuh, kartrid uap
organik, dan penyaring debu atau kabut

(8)

Setiap respirator penyuplai udara yang dilengkapi pelindung wajah penuh, helm,
dan tudung kepala (8).
Setiap alat pernapasan serba lengkap dengan pelindung wajah penuh

(8)

Konsentrasi > 100 ppm atau masuk dan keluar dari konsentrasi yang tidak
diketahui:
Peralatan pernapasan serba lengkap dengan pelindung wajah penuh yang
dioperasikan dalam kondisi perlu tekanan atau tekanan positif lain (8).
Kombinasi respirator yang meliputi respirator penyuplai udara Tipe C dengan
pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam kondisi memerlukan
tekanan atau tekanan positif lain atau mode terus mengalir dan peralatan

bantu pernapasan serba lengkap yang dioperasikan dalam kondisi


memerlukan tekanan atau tekanan positif lain (8).
Escape:
Setiap masker gas yang memberikan perlindungan terhadap uap organik dan
partikulat (8).
Setiap escape alat pernapasan serba lengkap

(8)

12. Manajemen Pemadam Kebakaran


Bahaya ledakan dan kebakaran: Mudah terbakar di dekat nyala, percikan, dan
panas. Sedikit mudah terbakar di dekat logam (5).
Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, air, busa alkohol, karbon
dioksida.(5)
Kebakaran kecil: Gunakan serbuk kimia kering

(5)

, karbon dioksida, semprotan

air, busa (12).


Kebakaran besar: Gunakan kabut, busa atau basahi dengan semprotan air,
jangan gunakan water jet (5).
13. Manajemen Tumpahan
Tumpahan sedikit: Encerkan dengan air. Gunakan bahan kering yang inert
untuk menyerap cairan, lalu masukkan ke dalam wadah pembuangan yang
sesuai. Jika diperlukan, gunakan larutan natrium karbonat encer untuk
menetralisir residu (5).
Tumpahan yang banyak: Jauhkan dari sumber api, panas dan bahan yang
mudah terbakar. Jika dapat dilakukan tanpa risiko, hentikan kebocoran dengan
segera. Serap tumpahan bahan dengan tanah kering, pasir atau bahan lain
yang tidak mudah terbakar. Jangan masukkan air ke dalam wadah
pembuangan. Jangan sentuh tumpahan bahan. Cegah tumpahan bahan masuk
ke selokan atau ruang bawah tanah, buat tanggul jika diperlukan. Gunakan
larutan natrium karbonat encer untuk menetralisir residu

(5)

14. Daftar Pustaka


1. Sitting, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens
Volume I A-F, , Noyes Publication, New Jersey, 1991. USA.

2. Kusumobroto, Hernomo O, dkk, Pedoman Penatalaksanaan Keracunan


untuk Rumah Sakit, 2001, Jakarta.
3. http://www.chemcas.org/chemical/msds/cas/VX/VW8650-4.asp

(diunduh

bulan Juni 2011)


4. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0485.htm

(diunduh

bulan

Juni 2011)
5. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924100 (diunduh bulan Juni
2011)
6. http://physchem.ox.ac.uk/msds/FO/formic_acid.html (diunduh bulan Juni
2011)
7. http://www.guidechem.com/msds/64-18-6.html (diunduh bulan Juni 2011)
8. http://www.cdc.gov/niosh/docs/81-123/pdfs/0296.pdf (diunduh bulan Juni
2011)
9. http://www.caledonlabs.com/upload/msds/3840-1e.pdf (diunduh bulan Juni
2011)
10. http://www.pesticideinfo.org/Detail_Chemical.jsp?Rec_Id=PC33152 (diunduh
bulan Juni 2011)
11. http://www.toxinz.com/Spec/2342087
12. http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/formicacid/recognition.html
(diunduh bulan Juni 2011)
Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKer Nas)
Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan
Badan POM RI, Tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai