Anda di halaman 1dari 7

POLIKRESULEN

POLICRESULEN

1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA


1.1. Golongan
Obat antiseptik dan hemostatik (1)
1.2. Sinonim/Nama Dagang (2,3,4,7,11)
2-Hydroxy-3,5-bis [4-hydroxy-2-methyl-5-sulfo-phenylmethyl]-4-methyl-
benzenesulfonic acid; 2-Hydroxy-3,5-bis [(4-hydroxy-2-methyl-5-sulfo-
phenyl)methyl]-4-methyl-benzenesulfonic acid; Albothyl; Benzenesulfonic
acid, 2-hydroxy-4-methyl-, polymer with formaldehyde; m-Cresolsulfonic acid
polymer with formaldehyde; Dihydroxydimethyldiphenylmethanedisulphonic
acid polymer; Metacresol sulphonic acid-formaldehyde; Methylenebis
(hydroxytoluenesulphonic acid) polymer; Negatan; Policresulen; Policresulen
aldehyde.
1.3. Nomor Identifikasi
1.3.1. Nomor CAS : 101418-00-2 (3,4,5)
1.3.2. Nomor EC :-
1.3.3. Nomor RTECS :-
1.3.4. Nomor UN :-

2. PENGGUNAAN
(1,7) (1) (1,7)
Pengobatan erosi serviks , vagina dan vaginitis serviks , servisitis , dan
(1)
vaginitis bakterial ; sebagai senyawa hemostatik dan antiseptik lokal yang dapat
diaplikasikan pada kulit tanpa diencerkan (gel 2%) atau diencerkan (larutan yang
mengandung bahan aktif 0,36% hingga 7,20%) untuk membersihkan luka yang
(2)
terinfeksi atau meradang, terutama pada area urogenital ; sebagai disinfektan
(5) (6)
; pengobatan gangguan ginekologi, kulit, dan membran mukosa ; pengobatan
(7)
mukositis oral dan pembengkakan gusi ; obat luar yang bekerja sebagai
antiseptik (membunuh kuman dan mencegah infeksi), hemostatik (menghentikan
(8)
perdarahan), dan astringent (menciutkan) dan menutup luka terbuka ;
pengobatan hewan ternak, kambing, kuda, babi, anjing, dan kucing (2).
2.1 Indikasi dan Dosis
A. Polikresulen 36%
Kandidiasis dan trikomoniasis (9)
Dosis: 1 ovula selang sehari

3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN


3.1. Organ Sasaran
-
3.2. Rute Paparan
3.2.1. Paparan Jangka Pendek
3.2.1.1. Terhirup
-
3.2.1.2. Kontak dengan Kulit
Efek samping yang mungkin timbul antara lain tingling pada
vagina, kandidiasis (infeksi jamur pada vagina), gatal,
terkelupasnya membran mukosa pada vagina, dan vagina
kering (1).
Efek samping yang lebih serius adalah alergi, dengan tanda-
tanda berupa gatal, bengkak, edema, kesulitan bernapas,
(1)
dan reaksi anafilaktik yang dapat mengancam jiwa .
3.2.1.3. Kontak dengan Mata
-
3.2.1.4. Tertelan
-
3.2.2. Paparan Jangka panjang
3.2.2.1. Terhirup
-
3.2.2.2. Kontak dengan Kulit
-
3.2.2.3. Kontak dengan Mata
-
3.2.2.4. Tertelan
-
4. TOKSIKOLOGI
4.1. Toksisitas
4.1.1. Data pada Hewan
LD50 oral-mencit 2500 mg/kg (2); LD50 oral-mencit 2400 mg/kg (10); LD50
(2,10) (2)
oral-tikus 3500 mg/kg ; LD50 intravena-mencit 340-380 mg/kg ;
(10)
LD50 intravena-mencit 360 mg/kg ; LD50 intravena-tikus 390-420
mg/kg (2); LD50 intravena-tikus 400 mg/kg (10);
4.1.2. Data pada Manusia
-
4.2. Data Karsinogenik
-
4.3. Data Tumorigenik
-
4.4. Data Teratogenik
-
4.5. Data Mutagenik
(2,10)
Polikresulen tidak bersifat mutagenik berdasarkan uji Ames .

5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN


5.1. Terhirup (11)
Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Berikan oksigen atau
pernapasan buatan jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.
5.2. Kontak dengan Kulit (11)
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.
Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun dan air yang banyak
sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya
selama 15-20 menit. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas
kesehatan terdekat.
5.3. Kontak dengan Mata (11)
Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20
menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah
sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
5.4. Tertelan (11)
Jangan dilakukan rangsang muntah. Jangan berikan apapun melalui mulut
pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika korban dalam kondisi sadar,
bersihkan mulut menggunakan air. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.

6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN


6.1. Resusitasi dan Stabilisasi
6.1.1. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas
untuk menjamin pertukaran udara (kemungkinan diperlukan
intubasi).
6.1.2. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi
ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk
menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon
dioksida.
6.1.3. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi
darah.
6.2. Dekontaminasi (12)
6.2.1. Dekontaminasi Mata
a. Lepaskan lensa kontak jika menggunakannya.
b. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah
dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
c. Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci
dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9%
diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu
liter untuk setiap mata.
d. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
e. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
f. Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
g. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke
dokter mata
6.2.2. Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku)
a. Bawa segera pasien ke pancuran terdekat.
b. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang
dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
c. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain
atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
d. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
e. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-
hati, jangan sampai terhirup.
f. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut
6.2.3. Dekontaminasi Gastrointestinal
-
6.3. Antidotum
-

7. SIFAT FISIKA KIMIA


7.1. Nama Bahan
Polikresulen
7.2. Deskripsi
(4)
Larutan bening berwarna merah-coklat ; Rumus molekul C23H24O12S3 (3,4);
Berat molekul 588,62 (3,4); Kerapatan 1,631 g/cm3 (4)
7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan
7.3.1. Peringkat National Fire Protection Association/ NFPA (Skala 0-4)
Kesehatan = -
Kebakaran = -
Reaktivitas = -
7.3.2. Klasifikasi European Commission/ EC (Frasa Risiko dan Frasa
Keamanan) (13)
Xn = Berbahaya
R22 = Berbahaya jika tertelan
7.3.3. Klasifikasi Globally Harmonized System (GHS)
-
8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS
8.1. Reaktivitas (11)
Senyawa ini bersifat stabil pada kondisi penyimpanan yang disarankan.
Uap bahan yang bercampur dengan udara dapat menimbulkan ledakan.
8.2. Kondisi yang Harus Dihindari (11,13)
Hindarkan terhadap panas, nyala, percikan, suhu yang terlalu ekstrim,
cahaya matahari langsung, bahan tak tercampurkan, dan oksidan kuat.
8.3. Bahan Tak Tercampurkan (11,13)
Asam, basa kuat, bahan pengoksidasi kuat, bahan pereduksi, logam
alkali.
8.4. Dekomposisi (13)
Produk berbahaya hasil dekomposisi: oksida nitrogen, karbon monoksida,
uap dan gas yang mengiritasi dan toksik, karbon dioksida, nitrogen.
8.5. Polimerisasi (13)
Tidak tersedia informasi.

9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI


9.1. Ventilasi (13)
Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat atau ventilasi yang
memadai agar kandungan kontaminan di udara tetap berada di bawah
batas paparan.
9.2. Perlindungan Mata (13)
Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan yang dilengkapi pelindung
wajah.
9.3. Pakaian (13)
Kenakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
9.4. Sarung Tangan (13)
Kenakan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
9.5. Respirator (13)
Kenakan respirator yang disetujui NIOSH/MSHA atau standar Eropa EN
149 yang dilengkapi pelindung seluruh wajah dengan mode tekanan
positif serta escape darurat.
10. PUSTAKA
1. PharmacyBook.net. Policresulen [Internet] 2012-2014 [cited 2014 Oct 08]
Available from: http://pharmacybook.net/policresulen/
2. The European Agency for the Evaluation of Medicinal Products. Committee
for Veterinary Medicinal Products: Policresulen (Metacresol sulphonic acid-
formaldehyde) [Internet]. 1995 [cited 2014 Sept 2014]. Available from:
http://www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Maximum_Residu
e_Limits_-_Report/2009/11/WC500015753.pdf
3. ChemicalBook. 101418-00-2 [Internet]. 2014 [cited 2014 Oct 08] Available
from: http://www.chemicalbook.com/CASEN_101418-00-2.htm
4. Guidechem. Policresulen (CAS No. 101418-00-2) [Internet]. 2010-2014
[cited 2014 Oct 08] Available from: http://www.guidechem.com/reference/dic-
385097.html
5. Chemicalland21. Policresulen [Internet] 2014 [cited 2014 Oct 08] Available
from: http://www.chemicalland21.com/lifescience/phar/ALBOTHYL.htm
6. igenericdrugs.com. Albothyl [Internet] 2003-2014 [cited 2014 Oct 08]
Available from: http://www.igenericdrugs.com/?s=albothyl
7. ChemYQ. Policresulen [Internet] [cited 2014 Oct 08] Available from:
http://www.chemyq.com/En/xz/xz13/121027yohno.htm
8. DechaCare.com Situs pelayanan kesehatan. Albothyl 10 mL [Internet] 2014
[cited 2014 Oct 13] Available from: http://www.dechacare.com/Albothyl-10-
ml-P386.html
9. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008, KOPERPOM dan CV. Sagung
Seto, Jakarta.
10. Experiential Learning Network. Policresulen suppositories drug instruction
[Internet] 2014[cited 2014 Nov 25] Available from:
http://www.pv22.com/archives/3d69c551adb0dcf0cf02d7dc/
11. Hanchem. MSDS of Policresulen (101418-00-2) [Internet] 2012 [cited 2014
Dec 12] Available from: http://hamchem.com/msds/msds101418-00-2.html
12. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit 2001. Sentra
Informasi Keracunan Nasional, Jakarta.
13. Clearsynth. Material Safety Data Sheet. Policresulen [Internet] 2014 [cited
2014 May] Available from: www.clearsynth.com/docs/MSD-CS-15-11635.pdf

Anda mungkin juga menyukai