Anda di halaman 1dari 42

AUDIO & VIDEO

Erizal, S.Si, M.Kom


Teknik Informatika
Universitas Islam Indonesia
erizalmik@yahoo.com

AUDIO

AUDIO

Didalam sistem multimedia


interaktif, elemen audio dapat
digunakan untuk membantu proses
penyajian suatu materi.
Audio juga dapat menjadi daya tarik
perhatian audience agar lebih
berminat mengikuti proses
presentasi.

Ukuran

Jumlah waktu yang diperlukan untuk


terjadinya suatu getaran atau
gelombang dinamakan perioda (T).
Sedangkan jumlah gelombang yang
terjadi setiap detik dinamakan
frekuensi (f) dengan satuan m/dt (Hz).
1 Hz = 0,001 KHz
Suara yang dapat diterima telinga
manusia berkisar antara 20 Hz s.d
20.000 KHz

Gelombang Analog

Audio Digital

Audio digital dibuat saat mengonversikan sebuah


gelombang suara ke dalam angka prosesnya
disebut digitizing (mendigitalkan).
Suara digital merupakan sampel suara.
Setiap fraksi n dalam satu detik, sampel suara
diambil dan disimpan sebagai informasi digital
dalam bit dan byte.
Kualitas dari recording digital : tergantung pada
seberapa sering sampel diambil (angka sampling
atau frekuensi, dihitung dalam kilohertz, atau
seribu sampel per detik) dan berapa banyak
angka yang digunakan untuk merepresentasikan
nilai dari tiap sampel (bitdepth, ukuran sampel,
resolusi, range dinamis).

Audio Digital Converter

Analog to Digital Converter (ADC)


mengubah amplitudo sebuah
gelombang analog ke dalam waktu
interval (samples), sehingga
menghasilkan representasi digital
dari suara.
Digital to Analog Converter (DAC)
mengubah suara digital ke alat suara
analog (speaker)

Audio Digital
Semakin sering mengambil sampel
dan semakin banyak data yang
disimpan mengenai sampel,
semakin bagus resolusi dan kualitas
suara yang ditangkap ketika diputar

Analog to Digital
Conversion

Sampling Rate

Frekuensi

Tiga frekuensi yang sering digunakan


dalam multimedia adalah kualitas CD :

44.1 kHz
22.05 kHz
11.025 kHz

Ukuran sampelnya 8 bit dan 16 bit.


Semakin besar ukuran ukuran sampel,
semakin baik data yang mendeskripsikan
suara.
Ukuran sampel 8-bit menyediakan 256 unit
untuk mendeskripsikan range dinamis atau
amplitudo (level suara dalam satu waktu)
dari potongan suara yang ditangkap.

Sistem Pengkodean
Audio Digital

Gelombang audio umumnya bersifat


kontinu dan diubah ke dalam bentuk
diskrit.
Langkah yang dilakukan adalah :
Pengambilan sampling
Kuantisasi
Pengkodean

Pengambilan Sampling

Perubahan proses yang bersifat


kontinu ke proses yang bersifat
diskrit

Contoh Sampling

(1)

Ketika melakukan sampling gelombang dengan


ADC, terdapat dua kendali :
Sampling rate : berapa banyak sample yang
diambil perdetik
Sampling precision : berapa banyak perbedaan
gradasi (level kuantisasi) yang mungkin ketika
mengambil sample

Contoh Sampling

Asumsi :

(2)

Sampling rate = 1000 per detik


Precision = 10

The green rectangles represent


samples. Every one-thousandth of a
second, the ADC looks at the wave and
picks the closest number between 0 and
9. The number chosen is shown along
the bottom of the figure. These

Contoh Sampling

(3)

Ketika DAC membuat kembali gelombang


berdasarkan representasi digital tadi,
maka akan didapat seperti garis biru
berikut :

You can see that the blue line lost quite a


bit of the detail originally found in the red
line, and that means the fidelity of the
reproduced wave is not very good. This is
the sampling error.

Contoh Sampling

(4)

Ketika DAC membuat kembali gelombang


berdasarkan representasi digital tadi,
maka akan didapat seperti garis biru
berikut :

You can see that the blue line lost quite a


bit of the detail originally found in the red
line, and that means the fidelity of the
reproduced wave is not very good. This is
the sampling error.

Contoh Sampling

(5)

Sampling error dapat dikurangi dengan


menaikkan sampling rate dan precision.
Gambar berikut sample rate dan
precision dinaikkan 2 kali lipat (20
gradasi pada rate 2000 sample per detik)

Contoh Sampling

(6)

In the following figure, the rate and the


precision have been doubled again (40
gradations at 4,000 samples per second) :

Kesimpulan

Semakin tinggi rate dan precision,


ketepatan (fidelity) representasi analog
ke digital semakin mendekati original.
Pada sound CD, fidelity sangat penting,
sehingga sampling rate yang digunakan
adalah : 44,100 sample per second dan
jumlah gradation adalah 65,536. Pada
level ini output DAC sangat mendekati
gelombang aslinya (perfect untuk
pendengaran manusia).

VIDEO

VIDEO

Gambar pada video


direpresentasikan secara elektronik
dan teknik untuk meng-encode
warna
Proses dilakukan dengan konversi
dari bentuk analog ke bentuk digital.
Implikasi terjadi pada teknik
kompresi.

Sumber Gambar Video

Gambar pada televisi dibagi menjadi


urutan garis horizontal yang disusun
dalam suatu barisan yang men-scan
layar dari atas hingga ke bawah, yang
dinamakan raster.
Jumlah baris dan bagaimana
pengaturannya selama proses scan
tergantung pada jenis display yang
bekerja dan signal TV yang
dipancarkan (broadcast).

Relevansi Issue Video

Ukuran gambar (picture) pada system TV yang


berbeda
Standard kecepatan frame (frame rates) yang
berbeda (US, Eropa, dll)
Aspect ratio (proporsi perbedaan antara lebar dan
tinggi) dan konversi antara standard yang berbeda
Gelombang analog dan bagaimana meng-kodekan
menjadi image digital
Pengkodean luma and chroma : video sering
direpresentasikan sebagai image black dan white
(dikenal luma atau Y) dengan beberapa
komponen warna (dikenal sebagai chroma atau Cb
dan Cr)

Video Analog

Kamera mengkonversi gambar ke


media penyimpan untuk ditransimisikan
yang ditangkap ke dalam sinyal analog
dan dikirimkan/disimpan ke penerima.
Tempat
Penyimpanan
Display
Transmitter

Receiver

Video Digital

Menggunakan kamera, display dan komponen


tambahan ADC (Analog to Digital Converter).

Proses encoding
Konversi gambar ke media penyimpan digital
Proses decoding kembali dalam format digital standar
Proses DAC (Digital to Analog Converter).
Tempat
Penyimpanan

ADC

Display

DAC

Encoding

Encoding

Transmitter

Receiver

Konektor

Standard Penyiaran
Video

Terdapat dua standard untuk TV analog :


NTSC dan PAL, beberapa standard lain
merupakan derivatif dari dua standard
tersebut.
Di Perancis menggunakan standard SECAM,
namun secara umum sama dengan PAL.
NTSC : National Television Standards Committee
PAL
: Phase Alternate Line
SECAM : Sequential Color and Memory

Frame Rate

Mendefinisikan metode untuk mengenkode


informasi ke dalam sinyal elektronik yang
menciptakan gambar televisi.

Standar Frame Rate


Standar

Pengguna

Deskripsi

NTSC

Amerika Serikat,
Kanada, Meksiko,
Jepang

Satu frame video terbuat dari 525 garis horizontal


yang di-scan dan digambar ke dalam tabung gambar
berlapis fosfor setiap 1/30 detik dengan electron yang
bergerak cepat. Gerakan electron membuat dua
lintasan (genap dan ganjil) ketika menggambar satu
frame video. Masing-masing lintasan melukis sebuah
field (dalam kecepatan 60 Hz), dan dua field
dikombinasikan untuk menciptakan satu frame
dengan kecepatan 30 fps (frame per second).

PAL

Inggris, Eropa
Barat, Australia,
Afrika Selatan,
Cina dan Amerika
Selatan

Meningkatkan resolusi layar menjadi 625 garis


horizontal, namun memperlambat kecepatan scan
menjadi 25 frame per detik. Sama seperti NTSC, garis
genap dan ganjil digabungkan, setiap field
memerlukan 1/50 detik untuk menggambar (50 Hz)

SECAM

Perancis, Eropa
Timur, USSR, dan
beberapa negara
lain

Menggunakan system 625 garis horizontal, 50 Hz,


namun berbeda dari system warna NTSC dan PAL
dalam hal teknologi dan metode penyiaran.

Teknik Scan Video Image

a. Progressive
Scan

b. Interlaced Scan

Proses Video Digital

Langkah 1 : Encoding dan


Digitalisasi video analog
Langkah 2 : Mengirim Video Digital
ke Display
Langkah 3 : Menjalankan Video
(Playback)

Langkah 1 : Encoding
dan Digitalisasi video
analog

Card encoder menerima sinyal


analog melalui kabel pada card
interface/firewire dan mengirim
sinyal ke perangkat encoding
(hardware/software) untuk di-encode
kedalam bentuk video digital.

Langkah 1 : Encoding
dan Digitalisasi video
analog

Proses digitalisasi sinyal analog ke digital :


Sampling rate, mencari nilai parameter
scanning pada video, nilai resolusi horizontal,
resolusi vertical, frame rate dan aspect ratio.
Berdasarkan parameter tersebut diperoleh total
nilai minimum sampling rate (S).
Memberikan tingkatan kuantisasi, yaitu
maksimum noise yang dibenarkan, toleransi
kehilangan paket gambar perdetiknya antara 5
s.d 10%

Langkah 1 : Encoding
dan Digitalisasi video
analog

Digitalisasi warna video : memberikan


perwakilan 3 warna : merah, biru, hijau
(RGB). Makin banyak warna yang terwakilkan
makin baik (memerlukan kapasitas
penyimpanan yang besar). Warna
direpresentasikan dalam bit (8-bit, 16-bit, 24bit, dst). Video digital menggunakan variasi
non-linier dari RGB yang dinamakan YCbCr,
dimana Y mewakili luminance atau brightness,
sedangkan CbCr merepresentasikan
chrominance (pure color).

Video Digitizer

Langkah 2 : Mengirim
Video Digital ke Display

Setelah video dibuat, kemudian disimpan dan


dikirim ke desktop untuk dijalankan ( playback).
Pengiriman data video dapat dilakukan melalui
jaringan LAN/Internet.
Digital service meliputi pengiriman (broadcast)
secara real time , non-streamed downloading atau
streaming.
Tipe broadcast video service : multicast (one to
many) dimana satu video stream melayani
banyak client atau unicast (one to one) dimana
satu video stream hanya dapat melayani satu
client. Real time broadcasting melakukan
konversi secara on the fly.

Langkah 3 : Menjalankan
Video (Playback)

Ketika stream file video diterima oleh


desktop, tipe file harus dikenali melalui
informasi pada header, kemudian
dibuka. File disimpan dalam buffer
(cache) sampai data yang diterima
cukup untuk melanjutkan playback.
Fungsi utama playback biasanya
termasuk kontrol untuk forward,
reverse, stop dan play, pengaturan
volume, view size window, dll.

Arsitektur Video Digital

Arsitektur video digital tersusun atas


sebuah format untuk mengenkode dan
memainkan kembali file video dengan
komputer dan menyertakan sebuah
player yang dapat mengenali dan
membuka file yang dibuat untuk
format tersebut. Contoh : Apple
QuickTime (.mov), Microsoft Windows
Media Format (.avi), Real Network
RealMedia (.rmi).

Kompresi Video Digital

Untuk mereproduksi satu frame dari


komponen video digital 24 bit, diperlukan
data komputer hampir 1 MB.
Video yang tidak terkompresi dengan layar
penuh selama 30 detik membutuhkan hardisk
bermuatan gigabyte.
Video dengan ukuran full-motion memerlukan
komputer yang dapat mengirimkan data
kurang lebih 30 MB per detik.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan skema kompresi video digital
atau codec (coder/decoder).

Kompresi Video Digital

Codec adalah algoritma yang digunakan untuk


mengkompresi (kode) sebuah video untuk
dikirmkan, kemudian didekode secara langsung.
Algoritma kompresi video langsung seperti
MPEG, Indeo, JPEG, Cinepak, dan Sorenson
dapat digunakan untuk mengompresi informasi
video digital dengan kecepatan yang memiliki
range dari 50:1 sampai 200:1.
Teknologi streaming diimplementasikan untuk
menyediakan kualitas video yang bagus dengan
bandwith rendah seperti Web.
Persaingan komersialisasi teknologi streaming
di web terjadi antara Microsoft, RealNetworks,
cVideo, dan Motorola.

END OF MODUL - 2

Anda mungkin juga menyukai