Anda di halaman 1dari 87

NEGERI S

UNIVE

AS
IT

ANG
AR
M

RS

70

MANAJEMEN PROYEK PENJADWALAN PEMBANGUNAN


GEDUNG
(Kasus Pembangunan Gedung Asrama Diklat Depag Semarang)

SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Nama
NIM
Program Studi
Jurusan

: Yugi Ardian A
: 4104000034
: Matematika
: Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2005
ABSTRAK

71

Pengolahan data yang cepat dan tepat semakin dapat diperoleh dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dengan
menggunakan komputer. Dengan komputer pula pekerjaan yang rumit dan
berulang-ulang dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan lebih
akurat. Pada permasalahan manjemen proyek misalnya, yang berkaitan
dengan penjadwalan pekerjaan yang berpengaruh secara langsung pada biaya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara menentukan
lintasan kritis pada manajemen proyek penjadwalan gedung asrama diklat
Depag Semarang dengan menggunakan Lindo. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui dan menganalisis cara menentukan lintasan kritis pada
penjadwalan proyek pembangunann gedung asrama diklat Depag Semarang
dengan menggunakan program Lindo (Linear Interactive Discrete Optimizer).
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari perencana
proyek Cv Espro yang menangani rencana penjadwalan proyek gedung
asrama diklat Depag Semarang pada bulan Maret 2004. Dari data tersebut
dapat dihitung lintasan kritisnya dengan membuat tahap-tahap
penyelesaiannya yaitu 1) menyusun daftar rencana kegiatan pelaksanaan
pembangunan gedung asrama diklat Depag Semarang, 2) menyusun network,
3) menyusun model matematika, 4) mengaplikasikan model matematika ke
dalam program lindo, serta 5) membaca hasil dan analisis keluaran lindo.
Hasil perhitungan dari manajemen proyek penjadwalan gedung
asrama diklat Depag Semarang dengan menggunakan lindo mendapatkan
lintasan kritis 28 minggu atau 189 hari dengan biaya Rp 1.449.572.574,40.
Hasil penghitungan Cv Espro hasil lintasan kritis 200 hari dengan biaya
Rp1.510.072.571,70. Dengan demikian hasil dengan menggunakan program
lindo lebih menguntungkan. Hal ini dapat diketahui dari penghematan waktu
11 hari dan penghematan biaya sebesar Rp 60.499.997,30.
Saran yang diberikan adalah Cv Espro mempertimbangkan untuk
menggunakan program Lindo dalam perhitungan penjadwalan proyek, serta
proses perkembangan pembangunan dalam skala hari agar dapat di kontrol
lebih teliti.

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi

dengan

judul

MANAJEMEN

PROYEK

PENJADWALAN

PEMBANGUNAN GEDUNG (Kasus Pembangunan Gedung Asrama Diklat

72

Depag Semarang) telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negeri Semarang
pada:

Hari

: Selasa

Tanggal

: 3 Mei 2005

Panitia Ujian
Ketua

Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam, M.Si


NIP. 130781011

Drs. Supriyono, M.Si


NIP. 130815345

Pembimbing Utama

Ketua Penguji

Dr.St Budi Waluya, M.Si


NIP. 132046848

Drs. Mashuri, M.Si


NIP. 131993875
Anggota Penguji I

Dr.St Budi Waluya, M.Si


NIP. 132046848
Pembimbing Pembantu
Anggota Penguji II

Drs. Khaerun, M.Si


NIP. 131831671

Drs. Khaerun, M.Si


NIP. 131831671

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

73

Peliharalah waktumu, sebab ia adalah kehidupanmu. Apabila telah selesai


dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain
(Qs:94;7)

Ingatlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara. Hidup sebelum


datang mati. Muda sebelum datang masa tua. Kaya sebelum datang masa
miskin. Lapang sebelum datang masa sibuk. Pintar sebelum datang masa
pikun / bodoh. ( Al-Hadist)

Jadilah seperti JEMPOL ( Jujur, Entengan, Mumpuni, Puguh, Omber,


lan Lugu).(Drs.Supriyono,M.Si)

Skripsi ini ku persembahkan untuk


Kedua orang tuaku Drs.Bagyo Djoko Atmodjo,M.Pd dan Sunarti, Bsc semoga
dengan skipsi ini dapat menyembuhkan dan membahagiakan mereka dari semua
cobaan ini menjadikan sabar dan lebih tawakal pada Allah SWT.

Terima kasih untuk


Para Sponsor yang telah mendukung penyelesaian skripsi antara lain: Para Dosen
dan Karyawan (mas pur, mbak tamie), Direktur CTC beserta staf anak perusahaan
MCC dan Jurusan Matematika, Zulfan A.M.,ST, Komunitas Kampus Sekaran,
dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Manajemen
Proyek Penjadwalan Pembangunan Gedung Dengan Memanfaatkan Program

74

Lindo (Kasus Pembangunan Gedung Asrama Diklat Depag Semarang). Skripsi


ini diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar
Sarjana Sains.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan karena
bantuan banyak pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H.A.T. Soegito, SH.,MM, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Kasmadi Imam S, M.S, Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Supriyono, M.Si, Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas
Negeri Semarang.
4. Dra. Kusni, M.Si Kepala Laboratorium Matematika FMIPA UNNES yang
telah memberikan fasilitas, ijin, semangat, dan sebagian rizkinya dalam
proses penyusunan skripsi ini.
5. Dr. St.Budi Waluya,M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
6. Drs.Khaerun, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
7. Drs H. Yusuf Hidayat, Pimpinan Balai Diklat Depag Semarang beserta
staf yang telah memberi ijin kesempatan dalam pelaksanaan penelitian dan
pengambilan data.
8. Rahmat Setiadi, ST, Direktur Cv.Espro yang telah memberi kesempatan
dalam pelaksanaan penelitian dan pengambilan data.

75

9. Tak lupa ucapan terima kasih kepada orang tuaku; Drs. Bagyo Djoko
Atmodjo, M.Pd dan Sunarti, Bsc. Yang telah ikut berkorban dengan
perhatian penulis yang amat berkurang selama studi.
Semoga segala amal baik yang telah diberikan mendapat balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT.
Akhirnya kepadaMu Allah dipanjatkan doa semoga mendapat ilmu yang
bermanfaat, amal yang baik dan rizki yang halal.

Semarang,

April 2005

Penulis,

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

76

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi


DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Permasalahan ....................................................................... 4
C. Penegasan Istilah ................................................................. 5
D. Batasan Permasalahan ..................................... 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
G. Sistematika Skripsi .............................................................. 7

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Manajemen Proyek .............................................................. 10
B. Pengantar Lindo .................................................................. 14
C. Riset Operasi ....................................................................... 21
D. Model Optimasi ................................................................... 23
E. Model Network ................................................................... 23
F. Penjadwalan Proyek ............................................................ 30
G. Lintasan Kritis ..................................................................... 33
H. Program Linier ..................................................................... 34
I. Percepatan Proyek ............................................................... 37

77

J. Aplikasi Program Lindo....................................................... 38


BAB III

METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Masalah ............................................................ 49
B. Perumusan Masalah ............................................................ 49
C. Studi Literatur ..................................................................... 49
D. Observasi ............................................................................. 50
E. Analisis ................................................................................ 50
F. Penarikan Simpulan ............................................................ 51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ................................................................... 52
B. Pembahasan .........................................................................

BABV

PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................
B. Saran ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 91


DAFTAR TABEL

Tabel 1

Grantt Chart dari suatu proyek SPC (Statistical Proses Control).........31

Tabel 2

Schedule Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Warung Internet.........40

Tabel 3

Daftar Rencana Aktivitas Pelaksanaan Pembangunan


Gedung Asrama Diklat Depag Semarang ............................................ 55

78

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tampilan Menu Utama....................................................................... 14


Gambar 2 Network Suatu Kegiatan..................................................................... 24
Gambar 3 Kegiatan A Merupakan Pendahulu Kegiatan B ................................. 27
Gambar 4 Kegiatan C, D dan E Merupakan Pendahulu Kegiatan F................... 28
Gambar 5 Kegiatan G dan H Merupakan Pendahulu Kegiatan I dan J............... 28
Gambar 6 Kegiatan L Merupakan Pendahulu Kegiatan M dan N ...................... 29
Gambar 7 Gambar yang salah Bila Kegiatan P, Q dan R Mulai dan selesai

79

pada Kejadian yang Sama .................................................................. 29


Gambar 8 Kegiatan P, Q dan R Mulai dan Selesai pada Kejadian yang Sama... 30
Gambar 9 Activity On Arch (AOA)...................................................................... 33
Gambar 10 Bagan alur pemecahan permasalahan nyata...................................... 35
Gambar 11 Tampilan Windows ........................................................................... 39
Gambar 12 Tampilan Lindo ................................................................................. 39
Gambar 13 Network Pembangunan Warung Internet .......................................... 41
Gambar 14Input Lindo ........................................................................................ 42
Gambar 15 Laporan Lindo ................................................................................... 42
Gambar 16 Lintasan Kritis Pembangunan Warung Internet ................................ 47
Gambar 17 Gedung Asrama Diklat Depag Semarang ........................................ 66

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Master DCC Proyek Asrama Diklat Depag Semarang........66


Lampiran 2 Rekapitulasi dan RAB ( Rencana Anggaran Biaya) ..........................67
Lampiran 3 Model Matematika Proyek ................................................................70
Lampiran 4 Rumusan Data Manjemen Proyek Pembangunan dengan program
Lindo ..................................................................................................71
Lampiran 5 Laporan Hasil Perhitungan dengan program Lindo .........................72
Lampiran 6 Network Proyek Pembangunan Gedung Asrama Diklat Depag
Semarang............................................................................................77
Lampiran 7 Lintasan Kritis Proyek Pembangunan Gedung Asrama Diklat

80

Depag Semarang Hasil Olahan Lindo ..............................................78


Lampiran 8 Lintasan-Lintasan Kritis Proyek Pembangunan Gedung Asrama
Diklat Depag Semarang ...................................................................79
Lampiran 9 Kurva S Schedule Pelaksananan Pekerjaan .......................................80

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemberian keputusan yang lebih cepat dan tepat semakin dituntut, pengolahan
data yang cepat dan tepat semakin dapat diperoleh dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya dengan menggunakan komputer.
Dengan komputer pula pekerjaan yang rumit dan berulang-ulang dapat
dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan lebih akurat. Itu tiada lain
akibat globalisasi yang pasti telah mulai berpengaruh pada setiap gerak
langkah kehidupan kita. Perkembangan konflik Israel dan Palestina dapat

81

segera kita ikuti dalam siaran berita atau kejuaraan sepakbola dapat kita
saksikan secara langsung dirumah tanpa harus di tempat pertandingan.
Kecendrungan yang sama juga terasa dalam perdagangan internasional,
yaitu dengan menguatnya interest antar negara. Dewasa ini, setidaknya dua
puluh persen dari barang-barang diproduksi secara lintas batas negara
(Wiryana 2002:3). Kiranya tidak perlu ditegaskan lagi, bahwa kecenderungan
yang serupa akan juga semakin dirasakan dalam bidang manajemen proyek.
Akan banyak proyek yang ditenderkan di suatu negara, ternyata dilaksanakan
oleh konsultan, kontraktor, dan manajemen proyek dari berbagai negara yang
berlainan.
Aplikasi matematika dapat dikembangkan dan dikaji melalui penelitian
operasional atau operation research (OR) yang merupakan suatu teknik untuk
memecahkan masalah optimasi. Banyak model riset operasi yang sudah
1
dikembangkan yang berhubungan dengan matematika. Salah satunya adalah
analisis jaringan yang merupakan pengembangan dari Program Linier. Teori
jaringan membahas persoalan dan pemecahan masalah manajemen proyek
yang menyangkut perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek.
Salah satu faktor penting dalam keberhasilan pengembangan penerapan
operation research adalah kemajuan yang terjadi pada teknologi informasi
(IT). Semenjak awal perkembanganya metodologi OR memerlukan proses
komputasi yang intensif. Perkembangan yang terjadi pada teknologi informasi
akhir-akhir ini telah mengakibatkan berbagai masalah yang sebelumnya tidak
dapat dipecahkan karena perhitungannya yang begitu rumit sekarang dapat

82

diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Di sisi lain berbagai masalah
yang muncul dari kasus-kasus OR memunculkan permasalahan baru yang
mengakibatkan arah penelitian di bidang teknologi tersebut.
Berawal dari sinilah peneliti tertarik untuk mempelajari program
komputer / aplikasi dibidang IT dengan pemecahan kasus program linier. Pada
bidang ilmu komputer peneliti tertarik pada program lindo karena akhir-akhir
ini perkembanganya sangat pesat dengan lahirnya Lindo Api 2 yang dapat kita
modifikasi sedemikian rupa sesuai dengan masalah yang kita hadapi (Liner
Programing Standart www.lindo.com/lindot.html). Program ini bermanfaat
pada penyelesaiaan program linier, terutama yang memuat banyak variabel.
Akan lebih sulit dilakukan kalau hanya dilakukan dengan metode simpleks
yang membutuhkan

ketelitian

dan

ketekunan

yang tinggi.

Dengan

mengunakan program Lindo penyelesaiannya relatif cepat dan tingkat


kesalahan /error kecil. Dengan demikian dapat dilihat hasilnya dan langsung
menganalisis hasil tersebut sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Pada
ilmu riset operasi peneliti tertarik pada permasalahan penjadwalan proyek.
Dalam hal ini penjadwalan proyek akan dibahas tentang mencari lintasan
kritis, sehingga dapat diketahui berapa lama suatu proyek tersebut dikerjakan.
Diklat Depag Semarang merupakan tempat kegiatan pelatihan
dibidang keagamaan yang meliputi guru, karyawan KUA serta karyawan lain
yang bernaung dalam departemen agama. Guna melatih para CPNS Depag
diperlukan lembaga diklat secara intensif maka diperlukan suatu asrama
khusus untuk para peserta dalam masa diklat. Karena aula sudah tersedia
maka pihak departemen berencana membangun suatu asrama untuk tinggal
sementara. Rencana pembangunanya terdiri dari 3 lantai yang dimulai dari
pertengahan tahun 2004. Dalam pembangunan gedung asrama, pihak Depag
berkeinginan membangun gedung ini dengan biaya dan waktu yang efisien,

83

serta tetap mengutamakan mutu banguan yang baik ( Purwoko &


Zulfan,2005:II-8).
Pada pembangunan sebuah gedung perlu adanya penanganan
manajemen penjadwalan kerja yang baik, karena itu perlu ditangani dengan
perhitungan yang cermat dan teliti. Suatu proyek dikatakan baik jika
penyelesaian proyek tersebut efisien ditinjau dari segi waktu, biaya, dan
mempertinggi efisiensi kerja baik manusia maupun alat (Badri,1997:14).
Lama penyelesaian suatu proyek tidak harus dengan menjumlahkan
waktu keseluruhan aktivitas, tetapi cukup dengan mencari lintasan kritis.
Lintasan kritis adalah lintasan yang menentukan penyelesaian proyek secara
keseluruhan. Cara mencari lintasan kritis, antara lain dengan mengunakan
teknik evaluasi dan pengulasan proyek, metode jalur kritis, dan metode
program linier. Pada skripsi ini akan dicari lintasan kritis pembangunan
gedung asrama diklat Depag Semarang mengunakan program linear.
Mengingat proyek pembangunan gedung asrama diklat Depag Semarang
meliputi banyak kegiatan menyangkut banyak variabel, sehingga mengalami
kesulitan dan waktu yang lama jika perhitungan dilakukan secara manual,
maka dengan memanfaatkan komputer diharapkan dapat mempermudah dan
mempercepat dalam perhitungan.
Pada skripsi ini peneliti akan mengkaji tentang aplikasi program
komputer dalam manajemen proyek, dengan cara mencari lintasan kritis dari
proyek pembangunan gedung asrama diklat Depag Semarang dan mencari
nilai efisiensi yang diharapkan lebih efektif dan efisien serta tepat sasaran
yang diharapkan.

B. PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka permasalahan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Menentukan hasil analisis lintasan kritis pada penjadwalan proyek
pembangunan

gedung

asrama

diklat

Depag

Semarang

dengan

menggunakan program Lindo.


2. Bagaimana hasil analisis dengan program Lindo yang dibandingkan hasil
analisis kontraktor?

C. PENEGASAN ISTILAH
1. Program Lindo

84

Program lindo adalah salah satu software komputer dengan basis


operasi sistem windows maupun keluarga unix yang dikeluarkan Winston
(Lindo 6.1 Liner Programing Standart) Kepanjangan dari lindo adalah
Linier Interactive Discrete Optimizer. Program lindo ini dapat digunakan
untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dapat dimodelkan
dalam bentuk linier. Bagi yang tertarik dengan produk yang diberikan oleh
winston dapat mengunjungi situs di http:\\www.lindo.com.
2. Penjadwalan Proyek
Jadwal berarti pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan
urutan kerja (Tim penyusun KBBI,1996:393). Proyek berarti rencana
pekerjaan dengan sasaran khusus dengan saat penyelesaian yang jelas
(Tim penyusun KBBI, 1996:792). Penjadwalan proyek mempunyai arti
rencana pengaturan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
sasaran khusus dengan saat penyelesaian yang jelas.
3. Lintasan Kritis
Lintasan adalah jalan yang dilintasi atau dilalui (Tim penyusun
KBBI,1996:597). Kritis adalah keadaan yang paling menentukan berhasil
atau gagalnya suatu usaha (Tim penyusun KBBI,1996:531). Lintasan kritis
yaitu jalur atau jalan yang dilintasi atau dilalui yang paling menentukan
berhasil atau gagalnya suatu pekerjaan. Dengan kata lain lintasan kritis
adalah lintasan yang paling menentukan penyelesaian proyek secara
keseluruhan.

85

D. BATASAN PERMASALAHAN
Manajemen proyek penjadwalan yang dikaji di sini adalah tentang
pengoptimalan / efisiensi proyek pembangunan asrama diklat Depag pada
tahun anggaran 2004.

E. TUJUAN PENELITIAN
Pada penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan lintasan kritis pada
penjadwalan proyek pembangunan gedung asrama diklat Depag Semarang
dengan memanfaatkan lindo;
2. Untuk membandingkan hasil analisis lindo yang dibandingkan dengan
hasil analisis kontraktor.

F. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian yang dilaksanakan, diharapkan hasilnya dapat
bermanfaat bagi banyak pihak.
1. Bagi Pendidikan ; dapat mempraktekan teknik penjadwalan di dunia nyata
dengan melihat keadaan di lapangan yang begitu rumit dan saling
mempengaruhi.
2. Bagi Institusi Depag ; memberikan referensi pertimbangan masa waktu
dan anggaran yang tersedia supaya lebih efektif dan efesien.
3. Bagi Pengembang Kontrak ; dapat menetapkan kegiatan mana yang
merupakan kegiatan kritis yang menentukan waktu penyelesaian seluruh
proyek sehingga dapat diketahui pada kegiatan mana harus bekerja keras
agar jadwal dapat terpenuhi.

86

G. Sistematika Skripsi
Penulisan skipsi ini secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, bagian
awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal memuat hal judul, abstrak,
halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar
isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Bagian inti terdiri dari
lima bab. Adapun kelima bab tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bab I. Pendahuluan
Pada bab pendahuluan ini dikemukakan alasan pemilihan judul,
permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, dan sistematika skripsi.

2. Bab II. Landasan Teori


Landasan teori merupakan teori-teori yang mendasari pemecahan dari permasalahan yang disajikan. Pada bab
ini dibagi menjadi beberapa subbab yaitu manajemen proyek, program linier, lindo, riset operasi, model
network, penjadwalan proyek, lintasan kritis, masalah dualitas, percepatan proyek, aplikasi lindo, dan
penjadwalan proyek pembangunan gedung asrama Diklat Depag Semarang.

3. Bab III. Metode Penelitian


Bab ini meliputi lima hal yaitu identifikasi masalah, perumusan masalah,
observasi, analisis, dan penarikan simpulan.

4. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Bab ini berisi dua subbab, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil
penelitian berisi mengenai perhitungan penjadwalan proyek gedung
asrama Diklat Depag Semarang dengan mengunakan lindo dan membaca
hasil serta analisis keluaran dari lindo. Pada pembahasan berisi analisis
penjadwalan proyek pembangunan gedung asrama Diklat Depag
Semarang yang dipergunakan oleh Konsultan Perencana CV.Espro dan

87

analisis penjadwalan proyek pembangunan gedung asrama Diklat Depag


Semarang dengan mengunakan lindo.

5. Bab V. Penutup
Di dalam bab ini dikemukakan simpulan dan saran.

Bagian akhir skripsi memuat tentang daftar pustaka dan lampiranlampiran.

88

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Manajemen Proyek
Dengan semakin kompleks dan rumit perkembangan dunia kita dengan mudah
menemukan contoh adanya proyek, baik itu skala besar maupun kecil, proyek
komersial, pelayanan umum atau proyek pemerintah. Sebagai contoh antara
lain proyek pembangunan jalan tol, pembangunan gedung, perencanaan sistem
informasi manajemen, dan lain-lain.
Mengapa pekerjaan-pekerjaan tersebut dinamakan proyek sementara kegiatankegiatan manusia yang lain seperti menamam padi, pembayaran gaji bulanan,
pelaksanaan kuliah di perguruan tinggi tidak disebut proyek? Budi Santoso
(2003) menjelaskan bahwa ciri proyek dapat dilihat dari tujuan, kompleksitas,
keunikan, siklus hidup, dan konflik sumberdaya yang terjadi seperti tidak
permanen dan ketidakbiasaan.
1. Tujuan
Suatu proyek biasanya adalah suatu aktifitas yang berlangsung dalam waktu tertentu dengan hasil akhir tertentu.
Proyek dapat dibagi dalam sub-sub pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan proyek secara

89

keseluruhan. Proyek biasanya cukup kompleks sehingga dibutuhkan koordinasi dan pengendalian terhadap setiap subsub pekerjaan dalam hal waktu, urutan pekerjaan dan biaya.

2. Kompleksitas
Proyek biasanya melibatkan beberapa fungsi organisasi (pemasaran, personalia , engineering , produksi, keuangan)
karena diperlukan bermacam-macam ketrampilan dan bakat dari berbagai disiplin ilmu dalam menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan dalam proyek.

3. Keunikan
Setiap proyek mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dari apa yang sudah pernah dikerjakan sebelumnya. Bahkan
dalam proyek yang rutin seperti pembangunan perumahan sering terjadi hal-hal baru karena beda lokasi seperti
pencaharian tenaga kerja, pengusahaan fasilitas umum (listrik, air, telepon), pembebasan tanah dan lain-lain yang
membuat setiap proyek berbeda satu dengan yang lain. Suatu proyek adalah suatu pekerjaan yang sekali terjadi, tidak
pernah terulang dengan sama persis.

4. Siklus hidup
Proyek adalah suatu proses bekerja untuk mencapai tujuan, selama proses proyek akan melewati beberapa fase yang
disebut siklus hidup proyek. Tugas-tugas, organisasi, orang dan sumber daya lain akan berubah bila proyek memasuki
satu fase baru.

5. Tidak permanen
Proyek adalah aktifitas temporer. Organisasi sementara (panitia / Timpro) dibentuk untuk mengelola personalia,
material dan fasilitas untuk mencapai
tujuan tertentu, biasanya dalam jadwal tertentu, dan sekali tujuan tercapai, organisasi sementara tersebut akan dibubarkan
dan akan dibentuk organisasi baru untuk mencapai tujuan yang lain lagi.

6. Ketidakbiasaan (unfamiliar)
Proyek biasanya mengunakan metode / teknologi baru dan memiliki elemen yang tidak pasti dan beresiko. Kegagalan
suatu proyek bisa berakibat buruk bagi tim.

Sedangkan manjemen meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,


penempatan orang (staffing), pengendalian, dan pengarahan. Jadi Manajemen
Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengendalikan sumberdaya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan
tertentu dalam waktu tertentu dalam proses tertentu serta dengan suberdaya
tertentu. Manajenen proyek menggunakan perusahaan untuk ditempatkan pada
tugas tertentu dalam proyek. Mekanisme proyek dalam hubungannya dengan
pengelolaan, organisasi dan sumberdaya mempunyai ciri-ciri tertentu antara
lain.

90

1. Seorang manajer proyek memimpin organisasi proyek dan beroperasi


secara independen, bebas dari komando yang semestinya dari organisasi
induk.
2. Manajer proyek adalah pembawa tunggal semua usaha mencapai satu
tujuan proyek.
3. Karena setiap proyek memerlukan bermacam-macam keahlian dan
sumberdaya, maka pekerjaan-pekerjaan dalam proyek dikerjakan orang
dari berbagai fungsi.
4. Manajer proyek dan tim proyek bertangungjawab menyatukan orangorang dari berbagai fungsi/disiplin yang bekerja untuk proyek.
5. Manajer proyek menegosiasi secara langsung manajer fungsional
(pemasaran, personalia, produksi, keuangan, dan lain-lain) untuk
memberikan dukungan.
6. Proyek akan memfokuskan pada ketepatan waktu dan biaya penyerahan
hasil akhir dan kelayakan teknisnya. Sementara unit-unit fungsional (dari
organisasi induk) harus tetap menjaga kelangsungan organisasi induk
untuk mencapai tujuannya. Sebagai konsekuensi terkadang timbul konflik
pemakaian sumberdaya antara manjer proyek dan manajer fungsional.
7. Dalam proyek akan terdapat dua rantai komando-komando vertikal (dari
manajer fungsional) dan komando horisontal (dari manajer proyek).
Orang-orang dalam proyek harus melapor ke manajer fungsional dan
manajer proyek.

91

Proyek berdasarkan jenisnya dapat dikategorikan sebagai berikut antara


lain.
1. Proyek Kapital
Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan
tanah, pembelian peralatan, pemasangan fasilitas, dan konstruksi
gedung.
2. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini dapat berupa penemuan produk baru, temuan alat baru,
atau penelitian mengenai ditemukan bibit unggul untuk suatu
tanaman. Proyek ini dapat muncul di lembaga komersial maupun
pemerintah. Setelah suatu produk baru ditemukan atau dibuat
biasanya akan disusul pembuatan secara massal untuk
dikomersialisasikan.
3. Proyek yang berhubungan dengan manajemen service.
Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi
pemerintah. Proyek ini dapat berupa:
a. Perancangan struktur organisasi;
b. Pembuatan sistem informasi manajemen;
c. Peningkatan produktivitas perusahaan;
d. Pemberian pelatihan mengenai suatu metode tertentu.
B. Program Lindo

92

Proyek bersekala besar perlu manajemen dan perhitungan yang akurat. Salah
satu solusi untuk melakukan perhitungan yang akurat adalah menggunakan
program lindo. Program Lindo dapat dioperasikan dengan sistem Windows
dan keluarga Unix yang lain. Prosedur yang disajikan dalam skripsi ini
menggunakan sistem Windows. Menu utama pada program ini yaitu: File,
Edit, Solve, Report, Window, Help. Secara visual dapat dilihat pada Gambar 1
berikut.

Gb1.Tampilan Menu Utama


1. Menu File terdiri dari
a. New, digunakan untuk membuat file baru.
b. Open, digunakan untuk membuka file jika telah mempunyai data pada
file tertentu.
c. View, digunakan untuk membuka model dari disk.
d. Save, digunakan untuk menyimpan file pada disk.
e. Save As, digunakan untuk menyimpan file dengan nama baru.
f. Close, digunakan untuk menutup file.
g. Print, digunakan untuk mencetak file.
h. Print Set Up, digunakan untuk mengatur cetakan.
i. Log Output, digunakan untuk membuka atau menutup file, merekam
hasil pekerjaan.
j. Take Commands, digunakan untuk menjalankan program.
k. Basis Read, memuat penyelesaian dari model.

93

l. Basis Save, menyimpan file dengan penyelesaiannya pada disk.


m. Title, menunjukkan nama file.
n. Date, menunjukkan tanggal.
o. Elapsed Time, menunjukkan waktu yang telah dilalui sejak mulai
hingga pengerjaan.
p. Exit, digunakan jika akan keluar dari program.
2. Menu Edit
Pada menu ini terdapat beberapa pilihan, yaitu
a. Undo, digunakan untuk membatalkan perintah sebelumnya.
b. Cut, digunakan untuk memotong atau menghapus tulisan yang
telah diblok pada papan text it, mirip dengan Clear.
c. Paste dan Copy merupakan menu yang berfungsi secara simultan.
Intinya, fungsi kedua perintah tersebut adalah menyalin suatu blok
pada papan text it.
d. Find Replace, digunakan untuk mencari huruf / kata tertentu pada
papan text it dan bila perlu menggantinya.
e. Option, digunakan untuk mengisi beberapa metode optimasi,
sistem iterasi dan lain-lain yang diperlukan untuk mendapatkan
solusi proses optimasi.
f. Go to Line, digunakan untuk menggerakkan kursor pada baris
tertentu pada papan text it.
g. Paste Symbol, digunakan untuk menggandakan simbol (variabel)
yang dipakai pada kasus optimasi yang sedang dibahas.

94

h. Select All, digunakan untuk mengeblok seluruh isi papan text it


yang sedang diaktifkan.
i. Clear All, digunakan untuk membersihkan seluruh isi papan text it
yang sedang diaktifkan.
j. Choose New Font, digunakan untuk memilih bentuk huruf yang
akan digunakan untuk penulisan pada papan text it.
3. Menu Solve
Menu Solve digunakan untuk menampilkan hasil secara lengkap dengan
beberapa pilihan sebagai berikut
a. Solve, digunakan untuk menampilkan hasil optimasi dari papan
editor data secara lengkap. Tampilan hasil mencakup nilai peubah
keputusan serta nilai dual price-nya. Pada nilai peubah keputusan
ditampilkan pula nilai peubah keputusan yang nol.
b. Compile Model, digunakan untuk mengecek apakah struktur
penyusunan data pada papan editor sudah benar. Jika penulisannya
tidak benar maka akan ditampilkan pada baris keberapa terdapat
kesalahan. Jika tidak ada kesalahan, maka proses dapat dilanjutkan
untuk mencari jawaban yang optimal.
c. Pivot, digunakan untuk menampilkan nilai slack.
d. Debug, digunakan untuk mempersempit permasalahan serta
mencari pada bagian mana yang mengakibatkan solusi tidak
optimal.
4. Menu Report

95

Menu Report pada program Lindo ini adalah penyelesaian yang akan
dicari pada kasus optimasi. Penyelesaian tersebut dipecahkan secara
bertahap dan akan dicetak pada papan editor report. Pada menu report
terdapat beberapa pilihan sebagai berikut,
a. Solution, digunakan untuk mendapatkan solusi optimal dari
permasalahan program linier yang tersaji pada papan editor data.
b. Range, digunakan untuk menampilkankan hasil penyelesaian
analisis sensitivitas. Pada analisis sensitivitas yang ditampilkan
mencakup aspek allowable increase dan allowable decrease.
c. Parametric, digunakan untuk mengubah dan menampilkan hasil
hanya pada baris kendala tertentu saja.
d. Statistic, digunakan untuk mendapatkan laporan kecil pada papan
editor report.
e. Peruse, digunakan untuk menampilkan sebagian dari model atau
jawaban.
f. Picture, digunakan untuk menampilkan model dalam bentuk
matriks.
g. Basis Picture, digunakan untuk menampilkan text format dari nilai
basis dan disajikan sesuai urutan baris dari kolom.
h. Table, digunakan untuk menampilkan tabel simplek dari model
yang ada.
i. Formulation, digunakan untuk menampilkan model pada papan
editor data ke papan editor report.

96

j. Show Column, digunakan untuk menampilkan koefisien peubah


tertentu pada semua baris beserta dual price-nya.
5. Menu Window
Menu Window digunakan untuk memilih Window yang akan diaktifkan.
Pada menu Window terdapat beberapa pilihan sebagai berikut,
a. Open Command Window, digunakan jika ingin menggunakan
sintax dalam mengoperasikan software Lindo.
b. Status Window, digunakan untuk kembali ke papan editor data
yang sedang aktif jika telah membuka file data.
c. Send to Back, digunakan untuk mengaktifkan Window satu langkah
sebelumnya.
d. Tile, digunakan untuk menampilkan semua Window yang telah
aktif pada layar.
e. Arrange Icon, digunakan untuk memilih Window yang akan
diaktifkan.
f. Close All, digunakan untuk menutup semua file yang aktif.
6. Menu Help
Menu Help terdiri dari,
a. Content, digunakan untuk menunjukkan isi dari sistem Lindo.
b. Search for Help on, digunakan untuk mencari topik tertentu pada
sistem.
c. How to Use Help, digunakan untuk memberikan bantuan dalam
menggunakan sistem Help.

97

d. About Lindo, digunakan untuk menunjukkan informasi penting


tentang Lindo.

Perintah yang digunakan dalam penyusunan model pada program Lindo


adalah sebagai berikut,
1. MAX digunakan saat mulai memasukkan data yang berhubungan
dengan masalah maksimasi.
2. MIN digunakan saat mulai memasukkan data yang berhubungan
dengan masalah minimasi.
3. END digunakan untuk mengakhiri data.
4. GO digunakan dalam pemecahan masalah tersebut dan mencetak
penyelesaiannya.
5. LOOK digunakan untuk mencetak bagian yang dipilih dari data yang
ada.
6. EDIT digunakan untuk mengubah bentuk tampilan.
7. GIN digunakan agar variabel keputusannya bernilai non negatif dan
berbentuk bilangan bulat.
8. INTE digunakan variabel keputusannya bernilai nol berarti tidak dan
bernilai 1 berarti ya.
9. SUB digunakan untuk membatasi nilai maksimalnya.
10. SLB digunakan untuk membatasi nilai minimalnya.
11. FREE digunakan agar variabel keputusannya bernilai bilangan real.

98

Jika tidak ada keterangan maka software Lindo akan menganggap bahwa
semua variabel keputusan bernilai lebih besar atau sama dengan nol. Untuk
mencetak hasil optimasi, dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama,
simpan semua hasil optimasi pada papan editor report melalui program
pengolah kata

(Word, Office, dll). Cara kedua, dapat langsung dicetak

semua hasil olahan pada papan editor report melalui File Print.

C. Riset Operasi
Permasalahan yang dihadapi pada dunia industri, perdagangan, pemerintahan,
dan sebagainya semakin hari semakin komplek dan rumit. Dari permasalahan
tersebut diperlukan pengembangan dalam metodologi permecahan masalah
tersebut. Cara yang baik dalam memecahkannya menimbulkan kebutuhan
akan teknik-teknik riset operasi (operation research).
Riset operasi diartikan sebagai peralatan manajemen yang menyatukan ilmu
pengetahuan, matematika, dan logika dalam rangka memecahkan masalahmasalah yang dihadapi sehari-hari, sehingga akirnya permasalahan tersebut
dapat dipecahkan secara optimal (Subagyo,1993:4).
Operation Research juga diartikan sebagai aplikasi metode ilmiah pada
permasalahan yang kompleks yang muncul dalam manajemen sistem yang
besar yang mungkin melibatkan manusia, mesin, material dan uang yang
ditemukan antara lain pada industri, bisnis, pemerintahan, dan pertahanan.
Penerapan riset operasi didasarkan pada kebutuhan untuk mengalokasikan

99

sumber daya yang terbatas sehingga lebih efektif dan efisien. Tujuan utama
adalah membantu manajemen menentukan kebijakan dan tindakan ilmiah.
Riset operasi merupakan suatu metode untuk memecahkan masalah optimasi.
Dalam riset operasi yang dibahas meliputi dynamic programing, network
analis, markov chain, games theory, nonlinier programing, dan interger linier
programing.
Pada skripsi ini peneliti tertarik pada network analisis dengan pendekatan
program linier. Network analisis yang terdiri dari berbagai permasalahan
seperti transportasi, penugasan, rute terpendek, arus maksimum, dan
penjadwalan / manajemen proyek. Agar lebih khusus hanya akan dikaji
tentang penjadwalan proyek. Dalam penjadwalan proyek ini, akan dicari
bagaimana lintasan kritis dan biaya yang dikeluarkan. Dengan cara itu proyek
dapat berjalan dengan lancar dan tidak menimbulkan pekerjaan yang tumpang
tindih. Dengan demikian proyek akan berjalan dengan baik.
Suatu model dikatakan baik jika model tersebut bermanfaat dalam menjawab
permasalahan yang menjadi perhatian. Hal ini perlu diperhatikan dalam
membangun model dalam Operations Research. Prinsip dasar itu sebagai
berikut.
1. Jangan membangun model yang rumit jika dapat dibuat model yang lebih
sederhana.
2. Jangan mengubah permasalahan agar cocok dengan teknik atau metoda
yang ingin digunakan.

100

3. Proses deduksi harus dilakukan secara baik.


4. Proses validasi terhadap model harus dilakukan sebelum model tersebut
diimplementasikan.
5. Jangan memaksakan untuk menjawab suatu pertanyaan (permasalahan)
tertentu dari suatu model yang akan dirancang untuk menjawab pertanyaan
itu.
6. Suatu model punya karakteristik tertentu, sehingga jangan terlalu menjual
model yang dikembangkan. Suatu model sering kali menghasilkan suatu
kesimpulan yang sederhana dan menarik.
7. Suatu model yang dikembangkan memerlukan input /entry (data) yang
cermat.

D. Model Optimasi
Permasalahan optimasi merupakan permasalahan yang hampir dijumpai di
semua aspek kehidupan. Suatu bentuk khusus dari permasalahan optimasi,
adalah Linear Programming atau program linier. Program linier adalah
permasalahan optimasi, fungsi yang akan dioptimumkan merupakan suatu
penyelesaian atau solusi layak yang mempunyai nilai fungsi tujuan yang
dikehendaki. Nilai yang dikehendaki dapat berupa nilai terbesar yaitu fungsi
tujuan berupa nilai maksimum contoh masalah keuntungan dan nilai terkecil
yaitu fungsi tujuan berupa nilai minimum contoh masalah biaya harus bersifat
linier dan kendalanya dapat diekspresikan dalam bentuk sejumlah persamaan
ataupun pertidaksamaan linier dalam variable atau peubahnya. Salah satu

101

teknik dalam Operations Research yang tergolong sering diterapkan adalah


program linier.
E. Model Network
Jaringan kerja (model network) adalah suatu diagram yang digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah matematika yang cukup rumit agar
menjadi lebih sederhana dan mudah diamati. Masalah-masalah yang dapat
diatasi dengan network antara lain, masalah penjadwalan (network planning),
masalah transportasi, masalah penggantian peralatan, masalah lintasan
terpendek dan masalah penugasan. Network planning pada prinsipnya adalah
hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan atau variabel yang
digambarkan atau divisualisasikan dalam diagram network. Dengan demikian
dapat dikemukakan bagian-bagian pekerjaan yang harus didahulukan, bila
perlu dilembur atau tambah biaya, pekerjaan yang tidak perlu tergesa-gesa
sehingga alat dan tenaga kerja dapat digeser ketempat lain agar pekerjaan
lebih efektif dan efisien.
Pada skipsi ini akan dikaji masalah network yang mencari lintasan kritis guna
menyusun manajemen proyek yang profesional, yang dapat di sketsakan pada
gambar 2.
2

8
1

5
Terminal
event

Initial
event

7
4

Gambar 2. Network suatu kegiatan

102

Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu network adalah


sebagai berikut.
1.

(anak panah/busur), mewakili sebuah kegiatan atau aktivitas yaitu


tugas yang dibutuhkan oleh proyek. Kegiatan di sini didefinisikan
sebagai hal yang memerlukan duration (jangka waktu tertentu)
dalam pemakaian sejumlah resources (sumber tenaga, peralatan,
material, biaya). Kepala anak panah menunjukkan arah tiap
kegiatan, yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan dimulai pada
permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan arah dari kiri ke
kanan. Baik panjang maupun kemiringan anak panah ini sama
sekali tidak mempunyai arti. Jadi, tak perlu menggunakan skala.

2.

(lingkaran kecil/simpul/node), mewakili sebuah kejadian atau


peristiwa atau event. Kejadian (event) didefinisikan sebagai ujung
atau pertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. Sebuah kejadian
mewakili satu titik dalam waktu yang menyatakan penyelesaian
beberapa kegiatan dan awal beberapa kegiatan baru. Titik awal dan
akhir dari sebuah kegiatan karena itu dijabarkan dengan dua
kejadian yang biasanya dikenal sebagai kejadian kepala dan ekor.

103

Kegiatan-kegiatan yang berawal dari saat kejadian tertentu tidak


dapat dimulai sampai kegiatan-kegiatan yang berakhir pada
kejadian

yang

sama

diselesaikan.

Suatu

kejadian

harus

mendahulukan kegiatan yang keluar dari simpul/node tersebut.


3.

(anak panah terputus-putus), menyatakan kegiatan semu atau


dummy activity. Setiap anak panah memiliki peranan ganda dalam
mewakili kegiatan dan membantu untuk menunjukkan hubungan
utama antara berbagai kegiatan. Dummy di sini berguna untuk
membatasi mulainya kegiatan seperti halnya kegiatan biasa,
panjang dan kemiringan dummy ini juga tak berarti apa-apa
sehingga tidak perlu berskala. Bedanya dengan kegiatan biasa ialah
bahwa kegiatan dummy tidak memakan waktu dan sumbar daya,
jadi waktu kegiatan dan biaya sama dengan nol.

4.

(anak panah tebal), merupakan kegiatan pada lintasan kritis.

Selain simbol-simbol diatas, dalam penyusunan network diperlukan dua


perjanjian untuk mempermudah pembuatan sketsa proyek, yaitu,
1. di antara dua lingkaran (nodes) hanya boleh ada satu aktivitas ( anak panah
yang menghubungkannya), dan
2. aktivitas semu hanya boleh dipakai bila tidak ada cara lain untuk
menggambarkan hubungan-hubungan aktivitas yang ada dalam suatu
network serta untuk memenuhi syarat suatu network harus dimulai oleh
satu aktivitas dan diakhiri oleh satu aktivitas pula, jika network dimulai

104

atau diakhiri oleh beberapa aktivitas maka perlu ditambahkan satu


aktivitas semu baik pada awal suatu network maupun pada aktivitas akhir
suatu network.
Dalam penyusunan network, simbol-simbol tersebut digunakan dengan
mengikuti aturan-aturan sebagai berikut.
1. Setiap kegiatan diwakili oleh satu dan hanya satu anak panah dalam
jaringan kerja, atau di antara dua kejadian (event) yang sama hanya boleh
digambarkan satu anak panah. Gambar anak panah hanya sekedar
menunjukkan urutan di dalam mengerjakan pekerjaan saja, sehingga
panjang dan arahnya tidak menunjukkan letak dari pekerjaan.
2. Nama suatu kejadian dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor event.
Setiap lingkaran kejadian diberi nomor sedemikian rupa, sehingga tidak
terdapat lingkaran yang berulang kembali agar tidak terjadi circularity.
3. Kejadian harus mengalir dari event bernomor rendah ke event bernomor
tinggi.
Tidak ada dua kegiatan yang dapat diidentifikasi dengan kejadian ekor dan
kejadian kepala yang sama. Sebuah situasi seperti ini dapat timbul ketika dua
kegiatan atau lebih dapat dilakukan secara bersamaan. Dalam situasi ini
prosedur yang diberlakukan adalah memasukkan sebuah kegiatan dummy baik
pada awal suatu network maupun pada kegiatan akhir suatu network.
Adapun logika kebergantungan kegiatan-kegiatan itu dinyatakan
sebagai berikut:

105

1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat


dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut dapat dilihat
dalam Gambar 3.
A

Gambar 3. Kegiatan A merupakan pendahulu kegiatan B

Kegiatan A bisa juga ditulis (1,2) dan kegiatan B (2,3)


2. Jika kegiatan C, D, dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat dimulai,
dapat dilihat dalam Gambar 4.
1
C
D

E
3

Gambar 4. Kegiatan C,D dan E merupakan pendahulu kegiatan F


3. Jika kegiatan G dan H harus selesai sebelum kegiatan I dan J, dapat dilihat
dalam Gambar 5.
2

4
3
3

Gambar 5. Kegiatan G dan H merupakan pendahulu kegiatan I dan J

106

4. Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai,


tetapi kegiatan N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai, dapat
dilihat dalam Gambar 6.

3
4
6
L
N
Gambar 6. Kegiatan L merupakan pendahulu kegiatan M dan N
Fungsi dummy di atas adalah memindahkan seketika itu juga
(sesuatu dengan anak panah) keterangan tentang selesainya kegiatan L dari
lingkaran kejadian no. 4 ke lingkaran kejadian no. 5.
5. Jika kegiatan P, Q, dan R mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang
sama, maka kita tidak boleh menggambarkanya seperti dalam Gambar 7.
P
Q
31

32
R

Gambar 7. Gambar yang salah bila kegiatan P,Q dan R


mulai dan selesai pada kejadian yang sama
karena
gambar di atas berarti bahwa kegiatan (31,32) itu adalah kegiatan P atau Q
atau R. Untuk membedakan ketiga kegiatan

tersebut masing-masing maka harus digunakan dummy seperti dalam


Gambar 8.
P

32
Q

31
R

33

32

34

31
33

34

Gambar 8. Kegiatan P, Q dan R mulai dan selesai pada kejadian yang sama

107

Kegiatan

P = (31,32)
P = (32,34)
Q = (31,34) atau Q = (31,34)
R = (31,33)
R = (33,34)
Dalam hal ini tidak menjadi soal di mana saja diletakkannya
dummy-dummy tersebut, pada permulaan ataupun pada akhir kegiatankegiatan tersebut.

F. Penjadwalan Proyek
Setelah proyek dipecah-pecah menjadi paket-paket pekerjaan selanjutnya
dapat dibuat penjadwalanya. Yang perlu diperhatikan disini adalah waktu
pengerjaan tiap paket pekerjaan dan kejadian apa yang dihasilkan dari
serangkaian paket kerja tertentu.
Yang perlu dijadwalkan adalah aktivitas atau paket pekerjaan. Sedangkan
kejadian (events) dan lintasan kritis (milestone) hanyalah akibat dari
selesainya aktifitas. Jika orang mengerjakan pengecatan tembok maka itu
disebut aktifitas, mulai atau selesainya pengecatan adalah kejadian. Sedangkan
aktivitas pembebasan tanah akan menghasilkan milestone tersedianya lahan
untuk bangunan. Milestone digunakan untuk menandai telah selesainya
beberapa aktifitas yang kritis dan sulit.
Bagi manajemen puncak jadwal proyek mungkin tidak perlu sedetail apa yang
diperlukan oleh personel operasional di lapangan. Jadwal dari aktifitas besar
ini sering disebut jadwal induk proyek. Jadwal ini dikembangkan selama tahap
inisiasi dan dapat diperbarui setelah itu.
Penjadwalan pertama kali dikembangkan oleh Henry G yang sering disebut
Gantt charts. Diagram Grantt charts adalah hubungan antar aktifitas mana

108

yang harus mulai dulu dan aktifitas mana yang menyusulnya. Diagram
tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.
Minggu

Aktifitas

1 2

Penentuan kualitas yang perlu dikendalikan

Mengumpulkan data

Merancang peta control

Sosialisasi rancangan SPC

Training operator

Uji coba pelaksanaan SPC

Implementasi

Analisis penyebab cacat

Menghitung kemampuan proses

10

Dokumentasi

3 4

5 6

7 8

Tabel 1. Grantt Chart dari suatu proyek SPC ( Statistical Proses Control )

(Sumber:Santoso;2003:56)
Untuk mengurai kekurangan-kekurangan dari Grantt charts maka disusunlah
sebuah jaringan kerja atau network. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan jaringan kerja adalah.
1. Macam-macam aktivitas yang ada;
2. Ketergantungan

antar

aktivitas,

mana

yang

lebih

dahulu

diselesaikan mana yang menyusul;


3. Urutan logis dari masing-masing aktivitas;
4. Waktu penyelesaian tiap aktivitas.

Ada dua pendekatan dalam hal menggambarkan diagram jaringan kerja, yang
pertama, kegiatan digambarkan dengan simpul (node), Activity On Node
(AON). Sedangkan perstiwa atau event, diwakili oleh anak panah.

109

Yang kedua aktivitas digambarkan dengan anak panah, Activity On Arch


(AOA). Sedangkan kejadian digambarkan dengan simpul. Di sini kita akan
menggunakan AOA.Seperti Gambar 9.

x
Anak panah
A

ES
LS

Simpul

n : nomer kejadian
A : nama aktivitas
anak panah : aktivitas
simpul
: kejadian
A

ES : waktu mulai paling awal (Earliest Start)


LS : waktu mulai paling akhir (Latest Start)

Aktivitas A selesai sebelum aktivitas B dimulai

Gambar 9. Activity On Arch (AOA) (Santoso,2003:57)

110

Khusus untuk lambang-lambang dalam simpul yang mengakhiri aktivitas,


maka istilah ES menjadi EF atau saat selesai paling awal dan LS menjadi LF
atau saat selesai paling akhir.
G. Lintasan Kritis
Linatasan kritis (Critical Path) melalui aktivitas-aktivitas yang jumlah waktu
pelaksanaannya paling lama. Jadi, lintasan kritis adalah lintasan yang paling
menentukan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, digambar dengan
anak panah tebal (Badri,1997:23).
Manfaat yang didapat jika mengetahui lintasan kritis adalah sebagai berikut.

1. Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis menyebabkan seluruh


pekerjaan proyek tertunda penyelesaiannya.
2. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang
ada pada lintasan kritis dapat dipercepat.
3. Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol melalui penyelesaian jalur
kritis yang tepat dalam penyelesaiannya dan kemungkinan di trade off
(pertukaran waktu dengan biaya yang effisien) dan crash program
(diselesaikan dengan waktu yang optimum dipercepat dengan biaya yang
bertambah pula) atau dipersingkat waktunya dengan tambahan biaya
lembur.
4. Time slack atau kelongaran waktu terdapat pada pekerjaan yang tidak
melalui lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi manajer/pimpro untuk

111

memindahkan tenaga kerja, alat dan biaya ke pekerjaan-pekerjaan di


lintasan kritis agar efektif dan efisien (Badri,1997:24).
H. Program Linier
Program Linier (PL) merupakan suatu model umum yang dapat digunakan
dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara
optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih
atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang dilakukannya,dimana masingmasing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya
terbatas. PL adalah matematika terapan dari aljabar linier. Menurut Suyitno
(1997:2) pemecahan persoalan dunia nyata dapat digambarkan alurnya secara
jelas dalam gambar 10.

DUNIA NYATA

DUNIA MATEMATIKA

Masalah kongkret

Model Matematika
Abtraksi
Operasi/manipulasi

Jawaban masalah
Secara kongkrit

Jawaban Model
Penafsiran

Gambar 10. Bagan alur pemecahan permasalahan nyata

112

Persoalan yang dikembangkan dalam program linier adalah bagaimana


mencari nilai minimum atau maksimum dari variabel yang saling terkait dan
terbatas. Program linier (PL) atau Linear programing merupakan suatu
metode untuk memecahkan permasalahan optimasi (minimasi atau maksimasi)
Menurut Suyitno (1997:2) Prinsip utama Program Linier adalah dengan
adanya:
1. Tujuan yang akan dicari optimalnya (fungsi tujuan) maksimal atau
minimal;
2. Kendala (constraints) pembatas yang merupakan keterbatasan sumber
daya atau sering disebut fungsi kendala;
3. Model matematika yang merupakan penuangan permasalahan kedalam
bahasa matematika. Model matematika berisi fungsi tujuan yang harus
berupa fungsi linier dan fungsi kendala yang berupa pertidaksamaan atau
perasamaan linier;
4. Adanya keterkaitan atar variabel.
Menurut Suyitno (1997:3) model matematika dalam program linier
dirumuskan sebagai berikut.
Fungsi tujuan
Z= c1x1+ c2x2+ .....+ cnxn
Harus memenuhi fungsi kendala
ai1x1+ ai2x2+.....+ ainxn ,=, bi, i = 1,2,.....,m
Dengan penjelasan istilah dalam Program Linier

113

xn melambangkan variabel keputusan (decision variable) adalah


kumpulan lambang / simbol matematika yang akan dicari untuk
menentukan nilainya.
bi melambangkan nilai ruas kanan (righ hand side value) yaitu nilai-nilai
yang biasanya menunjukkan jumlah (kuantitas, kapasitas, dan waktu)
ketersediaan sumber daya untuk dimanfaatkan sepenuhnya.
xn melambangkan koefisien teknis menyatakan setiap pengunaan ain dari
setiap variabel bi, dilambangkan dengan xn.
Z adalah fungsi tujuan yang belum diketahui dan yang akan dicari nilai
optimumnya (dibuat sebesar mungkin untuk masalah maksimumdan
dibuat sekecil mungkin untuk minimum).
cn melambangkan koefisien fungsi tujuan yaitu nilai yang menyatakan
kontribusi per unit kepada Z untuk setiap xn.

Petunjuk penyusunan model matematika.


1. Menentukan tipe dari masalah.
a. Masalah maksimasi menyangkut keuntungan, dan
b. Masalah minimasi menyangkut biaya dan waktu.
2. Mendefinisikan variabel keputusan. Koefisien kontribusi digunakan
untuk menentukan tipe masalah dan untuk membantu mendefinisikan
variabel keputusan.

114

3. Merumuskan fungsi tujuan. Sesudah mementukan tipe masalah dan


variabel keputusan dilanjutkan mengkombinasikan informasi ke
rumusan fungsi tujuan.
4. Merumuskan kendala. Tahap ini lebih merupakan seni dari pada ilmu
pengetahuan. Ada dua macam pendekatan dasar yaitu:
a. Pendekatan ruas kanan merupakan besar maksimum dari sumber
daya yang tersedia dalam masalah maksimum maupun minimum dari
sumber daya yang tersedia dalam masalah minimum, dan
b. Pendekatan ruas kiri merupakan koefisien teknis dari daftar dalam
tabel atau baris-baris. Meletakkan semua nilai sebagai koefisien
teknis dan daftarnya dalam baris dan kolom.
5. Persyaratan non negatif
Untuk menyelesaikan permasalahan Program Linier dapat digunakan berbagai
macam metode yaitu: metode grafik, metode vektor, metode simplek dan
metode titik dalam. Perhitungan manual dapat digunakan jika permasalahan
yang dihadapi sederhana, tetapi untuk permasalahan yang memerlukan
perhitungan yang rumit, panjang dan ketelitian yang tinggi cara tersebut
kurang efektif. Untuk perhitungan yang rumit dan panjang dapat mengunakan
bantuan komputer untuk mengolahnya. Pada skipsi ini peneliti mengunakan
piranti lunak (software) yang khusus untuk perhitungan program linier yaitu
lindo.

I. Percepatan Poyek

115

Dalam kondisi dan situasi tertentu, manajer proyek diharuskan dapat


menyelesaikan proyek dalam waktu relatif lebih cepat dibanding waktu
lintasan kritis. Dalam situasi seperti ini, program linier digunakan untuk
menentukan alokasi sumberdaya sedemikian sehingga meminimalkan biaya
tambahan yang harus dikeluarkan supaya proyek selesai lebih cepat dari waktu
yang telah dijadwalkan. Hal ini dapat dilakukan pada kondisi tertentu.

J. Aplikasi Program Lindo


Penyelesaian masalah program linear dengan banyak variabel akan lebih
mudah dengan mengunakan komputer. Perhitungan yang digunakan pada
lindo pada prinsipnya mengunakan motode simpleks yang kita kenal. Untuk
menentukan nilai optimal suatu program linier dengan lindo dilakukan
beberapa tahapan yaitu.
1. Menentukan model matematika berdasarkan data;
2. Menentukan formulasi program untuk lindo;
3. Membaca hasil report yang dihasilkan lindo.

Cara untuk menyelesaikan program linier mengunakan lindo untuk pertama


kalinya yang dioperasikan melalui windows. Pilih

klik kemudian pilih

Program dan arahkan pada Winston, dilanjutkan kearah Lindo dan diklik
seperti Gambar 11 berikut.

116

Gambar.11 Tampilan Windows


Pada layar akan muncul text it / untitled baru yang siap untuk tempat
mengetikkan formulasi seperti Gambar 12 berikut.

Gambar 12 Tampilan Lindo


Selanjutnya lindo siap mengerjakan kasus program linier. Contoh
permasalahan pembangunan kios /warung internet.
Maka langkahnya sebagai berikut.

117

1. Menyusun dan menterjemahkan permasalahan yang ada ke dalam bentuk


daftar rencana aktifitas, seperti tabel 2.
Tabel. 2 Schedule Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Warung Internet
Aktifitas

Keterangan

Aktifitas Yang

Waktu

Mendahului

(Hari)

Perijinan

Pondasi

Ps.dinding bata

10

Instalasi jaringan luar

D1

Dummy Cat luar

Listrik Stentral

Atap

Instalasi jaringan dalam

Lepa luar

Cat luar

H,D1

Barang Tetap Luar

Lepa dalam

E,G

Cat Dalam

Lantai

D2

Dummy N

Barang tetap dalam (komp dll)

L,D2

118

2. Menyusun network dari pekerjaan pembangunan warung internet yang dapat


digambarkan pada Gambar 13.
X1
(A,2)
X2
(B,4)
X3
(C,10)

(F,6)
X6

X4

(H,7)
(D,4)

(D1,0)

(E,7)

X8
X5
(I,9)

(G,5)
X7

X10
(K,8)

(L,5)
(N,6)

X9
X11

(J,2)
X13

(M,4)
X11

(D2,0)

Gambar.13. Nework Pembangunan Warung Internet


3. Menyusun dan menuliskan model matematika ke dalam program Lindo,
seperti Gambar 14.

119

Gambar.14 Input Lindo


4. Tampilan hasil Lindo dapat dilihat dalam Gambar 15.

120

121

Gambar 15. Laporan Lindo


5. Membaca dan menerjemahkan hasil perhitungan lindo sebagai berikut.
a. Lintasam kritis pembangunan warnet selesai pada waktu 44 hari diperoleh
dari objective function value.
b. Reduced cost nol menunjukkan proses telah mencapai nilai optimum.
c. Utuk melihat kelongaran waktu dilihat dari kolom Slack orSurplus yang
tidak mengakibatkan mundurnya penyelesaiaan proyek antara lain:
1) Aktifitas Listrik Sentral (E) dapat mundur 2 hari dari waktu yang
ditentukan selama 7 hari menjadi 9 hari,
2) Aktifitas (F) dapat mundur 4 hari dari waktu yang ditentukan selama
6 hari menjadi 10 hari,
3) Aktifitas D1 mempunyai nilai 13 artinya longar 13 hari karena
memang tidak membutuhkan waktu hanya tunggu,
4) Aktifitas (M) dapat mundur 1 hari dari waktu yang ditentukan
selama 4 hari menjadi 5 hari,
d. Analisis sensitivitas atau analisis kepekaan memuat informasi tentang
perubahan parameter-parameter nilai ruas kanan kendala dan fungsi tujuan
yang diperbolehkan agar jawaban lintasan kritis tidak berubah

122

1) Variabel, menunjukkan mulainya aktifitas dan berakhirnya aktifitas,


pada Current Coeficient bernilai -1 yaitu menunjukkan mulainya
aktivitas yang berawal pada X1 dan bernilai 1 yaitu menunjukkan
berakhir semua aktivitas pada X13 sedangkan yang lain adalah
pekerjaan pembangunan warnet tersebut.
2) Allowable Increase pada lintasan kritisnya dapat dinaikkan hingga
takterhingga ditunjukkan dengan infinity akan tetapi ini tidak dapat
dilonggarkan hai ini karena jika pada bukan lintasan kritisnya waktu
bertambah maka lintasan kritisnya akan berubah.
3) Allowable Decrease semua bernilai nol hal ini menunjukkan bahwa
semua aktivitas tidak dapat dipendekkan.

Righthand side ranges menunjukkan batasan ruas kanan


4) Row menujukkan aktivitas yang dilalukan.
5) Current RHS menunjukkan lama tiap-tiap aktivitas secara detail
dengan perpanjangan waktunya.
6) Allowable Increase pada lintasan kritis dapat dinaikkan hinga tak
hingga (infinity), sedang pada bukan lintasan kritis sama dengan
lama penyelesaian pada lintasan kritis. Misal aktivitas E mendapat
kelonggaran 2 hari, dan seterusnya.
7) Allowable Decrease menunjukkan percepatan waktu. Pada lintasan
kritis waktunya dapat berkurang dapat dipercepatpada waktu
tertentu,misal aktivitas B dapat dikerjakan pada waktu kurang dari 6

123

hari mulai adari awal proyek, dan seterusnya. Pada bukan lintasan
kritis dapat berkurang atau dipercepat sampai tak hingga ditunjukkan
dengan infinity.
Pada manajemen pembangunan proyek analisis sensitivitas kurang bermanfaat
karena proses dilalukan sekali. Berbeda dengan yang dilalukan secara
berulang-ulang seperti proses produksi, trasnsportasi, dan lain sebagainya.

Jadi lintasan kritis yang didapatkan dari pekerjaan pembangunan warung


internet yang dapat gambarkan seperti gambar 16

124

X1
(A,2)
X2
(B,4)
X3
(C,10)

(F,6)
X6

X4

(H,7)

(D,4)

(D1,0)

(E,7)

X8
X5
(I,9)

(G,5)
X7

X10
(K,8)

(L,5)
(N,6)

X9
X11
(M,4)
X11

(D2,0)

Gambar.16. Lintasan Kritis Pembangunan Warung Internet

(J,2)
X13

125

K. Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung Asrama Diklat Depag


Semarang
Pembangunan gedung asrama Diklat Depag Semarang merupakan tuntutan
yang dipenuhi untuk menampung para peserta diklat yang tempat tinggalnya
berada jauh dari tempat tersebut. Proyek yang direncanakan oleh Cv Espro
Semarang ini merpakan anggaran tahun 2004 dan akan diselesaikan pada
tahun haji 2004 ini.
Proyek pembangunan gedung asrama diklat Depag Semarang merupakan
pembangunan gedung bertingkat dengan 3 lantai. Cv Espro memperhitungkan
pembangunan memakan waktu 200 hari dengan perkiraan biaya
Rp.1.510.072.000,00 (Satu milyar limaratus sepuluh juta tujuhpuluh dua ribu
rupiah). Pada perencana perhitungan dalam mencari lintasan kritis
mengunakan Kurva S Schedule.
Macam-macam aktivitas proyek yang penting meliputi 11 jenis aktivitas
pakok yaitu persiapan, pekerjaan tanah/urugan, pekerjaan pasangan dan
pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan rangka atap dan plafon, pekerjaan
almunium, kaca, pintu dan jendela, pekerjaan alat penggantung dan besi,
pekerjaan cat, pekerjaan instalasi listrik, pekrjaan sanitasi dan instalasi air
serta pekerjaan lantai dan infrastuktur.
Dalam penelitian ini, penjadwalan proyek yang akan dibahas adalah mencari
lintasan kritis dari pembangunan proyek gedung asrama diklat Depag
Semarang serta keuntungan-keuntungan yang akaan diperoleh jika waktu yang
didapatkan lebih cepat dari perhitungan perencana Cv Espro.

126

Proyek pembangunan gedung asrama diklat Depag Semarang membutuhkan


tenaga kerja berkisar 20 karyawan dan 200 buruh. Upah gaji karyawan
dibayarkan setiap bulannya oleh kontraktor sedangkan untuk buruh dibayar
per minggu pada hari sabtu. Upah buruh rata-rata Rp 25.000,00/hari.

BAB III

127

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini atau langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut.

A. Identifikasi Masalah
Dalam tahap awal, peneliti membaca dan menelaah sumber-sumber
pustaka antara lain buku-buku, jurnal, serta kajian

situs internet yang

berhubungan dengan penelitian ini, sehingga memunculkan ide atau gagasan


yang akan dikaji oleh peneliti.

B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah diperlukan agar permasalahan dalam penelitian
ini jelas dan tidak melebar sehingga mempermudah pemecahan masalah demi
tercapainya tujuan penelitian. Berdasarkan ide atau gagasan yang diperoleh
pada tahap sebelumnya, dirumuskan masalah manjemen proyek penjadwalan
pembangunan gedung asrama diklat dengan lindo.

C. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan telaah pustaka yaitu pengkajian terhadap
sumber pustaka yang relevan dan berhubungan dengan permasalahan. Peneliti
juga mencari informasi melalui Teknologi Informasi (TI) guna mendorong
bahan-bahan sebagai teori pendukung dalam pemecahan masalah.

50

128

D. Observasi
Pada tahap ini dilakukan survei dan pengumpulan data pada CV Espro
selaku kontraktor pembangunan gedung asrama Diklat Depag. Juga ditunjang
oleh data lain yang didapat dari Departemen Agama setempat.

E. Analisis
Dalam tahap ini dilakukan pengkajian data berdasarkan sistem
manajemen proyek yang berlangsung dengan hasil analisis optimasi proyek
dengan mengunakan lindo,khususnya yang berkaitan mencari lintasan kritis
pada penjadwalan proyek.
Penentuan solusi program lindo untuk masalah penjadwalan proyek
meliputi enam langkah yaitu:
1. Menyusun dan menterjemahkan permasalahan yang ada ke dalam bentuk
daftar rencana kegiatan,
2. Menyusun networknya,
3. Menyusun dan menterjemahkan dari daftar rencana kegiatan ke dalam
bentuk model matematika,
4. Menuliskan model matematika ke dalam bentuk dualnya pada papan edit
lindo,
5. Menentukan penyelesaian masalah,
6. Membaca dan menterjemahkan hasil atau solusi yang diperoleh dari
keluaran lindo untuk menjawab permasalahan yang ada.

129

F. Penarikan Simpulan
Dilakukan penarikan simpulan berdasarkan penelitian dengan cara
membandingkan penjadwalan proyek pembanguna gedung asrama diklat
Depag Semarang oleh CV Espro dengan Kurva S dengan program lindo.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

130

Hasil Penellitian
Pada Penelitian ini akan ditentukan penjadwalan manajemen
pembangunan proyek gedung asrama dengan mengunakan program Lindo.
Dalam penggunaan program Lindo syarat yang harus ada adalah model
matematika yang meliputi fungsi tujuan dan fungsi kendala.
Berdasarkan kelengkapan yang ada pada CV Espro dalam proyek
pembangunan gedung asrama diklat Depag Semarang meliputi data Time
Schedule, Rencana Angaran Biaya, Rencana Waktu Pelaksanaan, dan Gambar
Gedung. Dari data tersebut akan disusun gambar network dari proyek
pembangunan gedung asrama diklat Depag Semarang disajikan dalam
Lampiran 6 dan disuusun daftar rencana aktifitas pelaksanaan pembangunan
gedung diklat Depag Semarang yang disajikan dalam tabel 3.
Dari tabel 3 diketahui bahwa proyek tersebut melibatkan berbagai macam
kegiatan membangun,yang sering disebut dengan aktifitas. Aktifitas proyek
pembangunan gedung asrama diklat Depag Semarang sangat banyak, jika
dijabarkan

seluruhnya

akan

membuat

model

menjadi

rumit

dan

membingungkan serta dalam praktek pelaksanaan pengawasan akan sulit.


Untuk mempermudah dan mengefektifkan pengawasan suatu aktifias,

maka

aktifitas yang sejenis dan berkaitan digabungkan. Hal ini dilakukan dalam
rangka menyusun suatu model dari permasalahan kongkret. Adapun aktifitas53
aktifitas yang menyangkut pembangunan gedung asrama diklat Depag
Semarang meliputi 11 aktifitas yang berbeda disajikan dalam lampiran.
Aktifitas yang kecil atau yang hanya memerlukan waktu pendek tidak masuk
dalam penyusunan network. Adapun yang masuk dalam penyusunan network
adalah 11 aktifitas pokok yaitu: (1) persiapan, (2) pekerjaan tanah / urugan,

131

(3) pekerjaan pasangan dan pondasi, (4) pekerjaan beton, (5) pekerjaan rangka
atap dan plafond, (6) pekerjaan almunium, kaca, pintu dan jendela, (7)
pekerjaan alat penggantung dan besi, (8) pengecatan, (9) pekerjaan Instalasi
listrik, (10) pekerjaan sanitasi dan instalasi air, (11) pekerjaan lantai dan
infrastuktur disajikan dalam lampiran.
Semua aktifitas yang akan dilakukan perlu diketahui waktu masing-masing
serta syarat aktifitas tersebut dapat dilakukan dalam lampiran. Perhitungan
manajemen proyek penjadwalan pembangunan gedung asrama diklat Depag
Semarang dengan bantuan program Lindo dapat dilakuan dalam beberapa
tahap.
Tahap pertama menyusun sebuah network berdasarkan data rencana waktu
pelaksanaan yang disajikan dalam lampiran 6.
Tahap kedua, menyusun tabel aktifitas dari pekerjaan membagun gedung
asrama diklat Depag Semarang yang disajikan pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3 Daftar Rencana Aktifitas Pelaksanaan Pembangunan


Gedung Asrama Diklat Depag Semarang
No

1.

Nama Pekerjaan

Persiapan

PEKERJAAN TANAH / URUGAN

Aktifitas yang

Waktu

mendahului

Minggu

Aktivitas

X1

Notasi

A-B

132

2.
3.
4.

Galian tanah pondasi foot plat


Galian tanah pondasi batu belah
Urugan

X2

X1

B-C

X3

X1

B-D

X4

X2

C-E

Pekerjaan Pasangan dan Pondasi


5.

Pasang Batu kosong/astampeng

X5

X1

B-F

6.

Pasang Pondasi Batu Belah

X6

X3

D-G

7.

Plester

X7

X1

B-H

8.

Mainan Menara

X8

X2

C-I

9.

Dummy

X9

X4

E-I

10.

Dummy

X10

X7

H-I

11.

Dummy

X11

X6

G-I

Pekerjaan Beton
12.

B.Bertulang Foot Plat Setempat

X12

X1

B-J

13.

B.Bertulang Stoof

X13

X12

J-K

14.

B.Bertulang Kolom Struktur

X14

X5

F-L

15.

B.Bertulang Kolom Praktis

X15

X12

J-M

16.

B.Bertulang Lante

X16

X8,X9,X10,X11

I-N

17.

B.Bertulang Plat Lantai dan Tritisan

X17

X13

K-O

18.

B.Bertulang Balok

X18

X15

M-P

X19

X13

K-AI

Pekerjaan Instalasi Listrik


Instalasi titik lampu dan stop kontak serta lampu SL
19.
15 Watt
20.

Pemasangan Lampu, Saklar dll

X20

X13

K-AJ

21.

Dummy

X21

X20

AJ-AI

Pekerjaan Sanitasi dan Instalasi Air


22.

Pemasangan Kloset duduk, Kran, Instalasi Air

X22

X15

M-AL

23.

Saluran U20

X23

X15

M-AM

24.

Dummy

X24

X22

Al-AM

25.

Dummy

X25

X19,X21

AI-N

26.

Dummy

X26

X23,X24

AM-N

Pekerjaan Beton
27.

Lantai Rabat Beton

X27

X16,X25,X26

N-Q

28.

Dummy

X28

X18

P-O

29.

Dummy

X29

X28

O-Q

133

30.

Beton Tangga

X30

X14

L-R

Pekerjaan Rangka Atap dan Plafon


31.

Baja Siku 70

X31

X27,X29

Q-S

32.

Baja Siku 60

X32

X27,X29

Q-T

33.

Rangka Atap Kuda yang lain

X33

X31

S-U

34.

Dummy

X34

X30

R-T

35.

Gording Tip Chanel Usuk

X35

X32,X34

T-V

36.

Atap dan Bubungan Genteng Kramik Berglasur

X36

X33

U-W

37.

Plafon

X37

X33

U-X

38.

Dummy

X38

X35

V-W

39.

Listplang

X39

X36,X38

W-Y

40.

Roling Tangga Besi

X40

X36,X38

W-Z

Pekerjaan Instalasi Listrik


41.

Penangkal Petir

X41

X33

U-AK

42.

Dummy

X42

X37

X-Y

43.

Dummy

X43

X41

AK-Y

Pekerjaan Rangka Atap dan Plafon


44.

Mur,baut,begel,Dll

X44

X39,X42,X43

Y-AA

45.

Dummy

X45

X40

Z-AA

Pekerjaan Almunium Kaca, Pintu dan Kusen


46.

Kusen, Roster, dan Daun Jendela

X46

X44,X45

AA-AB

47

Daun Pintu dan Kaca mati

X47

X46

AB-AC

Pekerjaan Alat Pengantung dan Besi


48.

Engsel H14, Kunci, Hendel

X48

X46

AB-AD

49.

Engsel H 10, Kait Angin

X49

X46

AB-AE

50.

Grendel Jendela dan Pintu

X50

X48

AD-AF

Pekerjaan Lantai dan Infrastruktur


51.

Lantai Kramik

X51

X46

AB-AO

52.

Kramik Dinding dan Pilin Lantai

X52

X47

AC-AP

53.

Dummy

X53

X50

AF-AO

54.

Dummy

X54

X52

AP-AE

55.

Dummy

X55

X49,X54

AE-AO

X56

X51,X53,X55

AO-AH

Pekerjan Cat
56.

Cat kayu dan water proofing

134

57.

Dummy

X57

X56

AH-AG

58.

Cat Tembok Dan Plafon

X58

X51,X53,X55

AO-AG

Tahap ketiga, menyusun model matematika. Meliputi menentukan


fungsi tujuan dan fungsi kendala disajikan dalam lampiran
Tahap keempat, mengaplikasikan model matematika kedalam program
lindo. Hasil dan input data yang diperoleh disajikan dalam lampiran
Tahap kelima membaca hasil dan analisis keluaran dari program lindo.
Artinya
1. Proyek pembangunan gedung asrama diklat Depag Semarang selesai pada
waktu 28 minggu atau 189 hari diketahui dari objective function value
(nilai fungsi tujuan). Untuk lintasan kritis yang dilalui dapat dilihat yang
nilai dual prices (nilai dual) bernilai 1 dan nilai slack or surplus bernilai
0 karena menunjukkan bahwa tidak ada kelonggaran waktu pada saat nilai
optimum (lama lintasan kritis ).
Salah satu lintasan kritis yang diperoleh dari Lindo adalah
X1

X3

X6

X11

X16

X27

X31

X33

X36

135

X39

X44

AA

X46

AA

AB

X51

AB

AO

X58

AO

AG

Manajemen proyek pembangunan gedung diklat Depag Semarang adalah


sebagai berikut.
a. X1 yaitu pekerjaan persiapan meliputi pembersihan lapangan,
pengukuran, pengadaan air kerja dan pengurusaan IMB harus selesai
dalam 1 minggu.
b. X3 yaitu pekerjaan galian tanah pondasi batu belah dilaksanakan
setelah minggu pertama atau setelah pekerjaan persiapan selama 2
minggu.
c. X6 yaitu pekerjaan pasang pondasi batu belah dilaksanakan setelah
minggu ke 3 setelah pekerjaan galian tanah pondasi batu belah
selesai.
d. X16 yaitu pekerjaan

beton bertulang lante dilaksanakan setelah

minggu ke 5 atau pekerjaan pasang pondasi batu belah selesai.


e. X27 yaitu pekerjaan lantai rabat beton dilaksanakan setelah minggu
ke 8 atau setelah pekerjaan beton bertulang lante selesai.
f. X31 yaitu pekerjaan pemasangan baja siku 70 pada rangka atap
dilaksanakan setelah minggu ke 12 atau setelah pekerjaan lantai
rabat beton selesai.

136

g. X33 yaitu pekerjaan rangka atap kuda setelah minggu ke 14 atau


setelah pekerjaan pemasangan baja siku 70 pada rangka atap selesai.
h. X36 yaitu pekerjaan atap dan bubungan genteng kramik berglasur
setelah minggu ke 16 atau setelah

pekerjaan rangka atap kuda

selesai.
i. X39 yaitu pekerjan lisplang setelah minggu ke 18 atau setelah
pekerjaan atap dan bubungan genteng kramik berglasur selesai.
j. X44 yaitu pemasangan mur, baut, begel setelah minggu ke 20 atau
setelah pekerjan lisplang selesai.
k. X46 yaitu pekerjaan pemasangan Kusen, Roster, dan daun jendela
setelah minggu ke 21 atau setelah pemasangan mur, baut, begel
selesai
l. X51 yaitu pekerjaan pemasangan lantai keramik setelah minggu ke
24 atau pekerjaan pemasangan Kusen, Roster, dan daun jendela
selesai.
m. X58 yaitu pekerjaan cat tembok dan plafon setelah minggu ke 26
atau setelah pekerjaan pemasangan lantai keramik selesai.
n. Selesai Total yaitu setelah minggu ke 28 atau setelah pekerjaan cat
tembok dan plafon selesai dikerjakan.
2. Value menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk melintasi aktivitas
tersebut. Akhir aktivitas menunjukkan lamanya waktu penyelesaian dalam
proyek tersebut, yaitu ditunjukkan AG dengan nilai 28 yang nilainya sama

137

dengan nilai objective function value yang menunjukkan lama lintasan


kritis.
3. Reduced cost semua bernilai 0 menunjukkan telah sampai nilai optimum.
4. Slack or surplus pada lintasan kritis bernilai nol sedangkan pada bukan
lintasan kritis dapat bernilai tidak nol. Hal ini menunjukkan adanya
kelongaran waktu pada aktivitas yang bukan lintasan kritis yang tidak
mengakibatkan mundurnya penyelesaian proyek secara keseluruhan.

PEMBAHASAN
Analisis manjemen proyek pembangunan gedung asrama diklat Depag
Semarang yang dipergunakan oleh Cv Espro.
Majemen proyek pembangunan gedung asrama diklat Depag
Semarang yang dipergunakan oleh Cv Espro yaitu menggunakan analisa
kurva S. Dengan mengunakan kurva S kita mengetahui bobot setiap
aktivitas dari total angaran yang diserap. Kita juga mengetahui prestasi
mingguan dari aktivitas minguan pada saat itu, jadi kita mengetahui
jumlah dana yang paling menyerap proses pembangunan gedung asrama
diklat Depag berdasarkan RAB (Rekapitulasi Anggaran Biaya) diperoleh
dari Cv Espro dalam lampiran 3. Penyelesaian proyek memakan waktu
200 hari dengan biaya total Rp. 1.510.072.000,00 ( Satu milyar lima ratus
sepuluh juta tujuh puluh dua ribu rupiah)
Analisa manajemen penjadwalan proyek pembangunan gedung diklat Depag
Semarang dengan menggunakan program Lindo.

138

Dengan mengunakan program Lindo lintasan kritis atau waktu


penyelesaian proyek tersebut adalah 28 minggu / 189 hari. Lintasan kritis
ditampilkan dalam lampiran 4. Jika dibandingkan antara perhitungan
dengan program lindo lebih cepat dengan program lindo. Hal ini akan
memberikan keuntungan dari segi waktu penyelesaian proyek akan lebih
cepat 11 hari, akibatnya biaya dapat dihemat. Penghematan biaya pada
tenaga buruh Penghematan yang nampak dari tenaga buruh yang
dibayarkan. Dengan tenaga buruh rata-rata 200 orang dengan upah ratarata Rp.25.000,00 per hari. Maka biaya yang dikeluarkan dalam proyek
pembangunan gedung diklat Depag Semarang dengan program Lindo
adalah sebagai berikut.
Biaya pembangunan jumlah (A) termasuk barang, alat dan tenaga kerja Rp
1.372.793.247,00
Dengan program lindo diperoleh penghematan tenaga kerja yaitu: 200
orang x Rp.25.000,00 x 11 hari = Rp.55.000.000,00
Dengan program lindo diperoleh penghematan tenaga kerja dari biaya
pembangunan secara keseluruhan menjadi Rp 1.372.793.247,00
Rp 55.000.000,00 = Rp 1.317.793.247,00
Pajak Pertambahan Nilai 10% dari nilai pembangunan = 10% x
Rp.1.317.793.247,00 = Rp 131.779.327,40.
Jadi Total Biaya pembangunan Jumlah (B) = Rp 1.317.793.247,00 +
Rp 131.779.327,40 = Rp 1.449.572.574,40

139

Penghematan yang dapat diperoleh adalah Rp 1.510.072.571,70 Rp


1.449.572.574,40 = Rp 60.499.997,30.

BAB V
PENUTUP

Pada penellitian ini atau langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut.

G. Simpulan

140

Dari permasalahan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian


ini,simpulan yang dapat diambil sebagai berikut.
a. Perhitungan manajemen proyek penjadwalan dengan cara mencari lintasan
kritisnya menggunakan program Lindo memiliki beberapa tahap, yaitu
membuat tabel aktivitas, membuat network, menyusun model
matematika, mengaplikasikan model metematika ke dalam program
lindo, menampilkan hasil keluaran dari program Lindo.
b.

Hasil perhitungan manajemen proyek penjadwalan pembangunan


gedung asrama diklat Depag Semarang mengunakan program lindo
dengan waktu yang dibutuhkan 189 hari dengan biaya Rp
1.449.572.574,40 Perhitungan yang dilakuan Cv Espro membutuhkan
waktu 200 hari dengan biaya Rp 1.510.072.571,70, sehingga diperoleh
keuntungan berupa penghematan waktu 11 hari dan biaya dapat
ditekan sebesar Rp 60.499.997,30

H. Saran
63 sebagai berikut.
Saran-saran yang dapat dikemukakan adalah
a. Dalam pembuatan network dan daftar aktivitas dibuat sejelas mungkin
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam membuat model matematika dan
dalam program Lindo harus teliti dan lengkap agar semua syarat yang
dinginkan dapat tercapai.

141

b. Dengan hasil penelitian ini disarankan Cv Espro dalam membuat


manjemen proyek penjadwalan pembangunan menggunakan Lindo
sehingga dapat lebih menghemat waktu maupun biaya.
c. Terdapat beberapa aktifitas yang dapat ditunda antara lain Pasang Batu
kosong / astampeng, urugan, plester dan lain-lain.

65

DAFTAR PUSTAKA
Badri, Sofwan. 1997. Dasar-dasar Network Planing. Jakarta: PT Rika Cipta.
Dimyati, Tjutju Tarliah & Ahmad. 1999. Operation Research Model-Model
Pengambilan Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Lindo.

Lindo
6.1
Liner
.http://www.lindo.com/lindot.html

Programing
(2 januari 2005)

Standart

Mulyono, Sri. 2002. Riset Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi UI.
Purwoko, Yusep & Zulfan AM. 2005. Proyek Pembangunan Gedung Asrama
Tingkat Dasar Balai Diklat Departemen Agama Semarang. Laporan
KP. Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro.Tidak diterbitkan.

142

Siagian. 1987. Penelitian Operasional. Jakarta: Penerbit Universitas


Indonesia.
Putriaji.2004. Penentuan Lintasan Kritis Dengan Teknik Pert-Cpm Dalam
Penjadwalan Proyek Pembangunan Taman Hiburan Rakyat
Semarang. Skipsi. Jurusan Matematika Universitas Negeri
Semarang.Tidak diterbitkan.
Santoso, Budi. 2003. Manajemen Proyek, Edisi pertama. Surabaya. Institut
Teknlogi Sepuluh Nopember Penerbit Guna Widya.
Setiyati, Herlina. 2001. Penggunaan Program Lindo Dalam Penjadwalan
Proyek Kasus Pembangunan Gedung Perpustakaan Pusat Unika
Soegijapranata Semarang. Skripsi. Jurusan Matematika Universitas
Negeri Semarang.Tidak diterbitkan.
Subagyo, Pangestu, dkk.
Yogyakarta: BPEE.

2000.

Dasar-Dasar

Operations

Research.

Taha, Hamdy A. 1996. Riset Operasi Suatu Pengantar, Edisi kelima. Jakarta:
Bina Rupa Aksara.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1997.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Wiryana, Made & Chistianto. 2001.Manajemen Proyek Berbasis Internet,
Jakarta PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Lampiran 3.
Model Matematika dari Manajemen Proyek Pembangunan Gedung Asrama Diklat
Depag Semarang
Fungsi Tujuan yaitu mencari jalur terpanjang.
Min AG-A
Fungsi Kendala yaitu aktivitas yang melalui tiap-tiap lintasan. serta nonnegatif

71

X1) B-A 1
X2) C-B 2
X3) D-B 2
X4) E-C 1
X5) F-B 2
X6) G-D 2
X7) H-B 3
X8) I-C 2
X9) I-E 0
X10) I-H 0
X11) I-G 0
X12) J-B 2
X13) K-J 3
X14) L-F 5
X15) M-J 3
X16) N-I 3
X17) O-K 5
X18) P-M 5
X19) AI-K 2
X20) AJ-K 1
X21) AI-AJ 0
X22) AL-M 1

72

X23) AM-M 1
X24) AM-AL 0
X25) N-AI 0
X26) N-AM 0
X27) Q-N 4
X28) O-P 0
X29) Q-O 0
X30) R-L 3
X31) S-Q 2
X32) T-Q 2
X33) U-S 2
X34) T-R 0
X35) V-T 1
X36) W-U 2
X37) X-U 3
X38) Y-AK 0
X39) Y-W 2
X40) Z-W 2
X41) AK-U 1
X42) Y-X 0
X43) Y-AK 0
X44) AA-Y 1

73

X45) AA-Z 0
X46) AB-AA 3
X47) AC-AB 1
X48) AD-AB 1
X49) AE-AB 2
X50) AF-AD 1
X51) AO-AB 2
X52) AP-AC 1
X53) AO-AF 0
X54) AE-AP 0
X55) AO-AE 0
X56) AH-AO 1 X57) AG-AH 0
X58) AG-AO 2
A,B,...,AP 0.

Lampiran 4.

Rumusan Data Manajemen Proyek Pembangunan Gedung Asrama Diklat Depag


Semarang Berbantuan Dengan Program Lindo

ii

Min AG-A
ST
X1) B-A>=1
X2) C-B>=2
X3) D-B>=2
X4) E-C>=1
X5) F-B>=2
X6) G-D>=2
X7) H-B>=3
X8) I-C>=2
X9) I-E>=0
X10) I-H>=0
X11) I-G>=0
X12) J-B>=2
X13) K-J>=3
X14) L-F>=5
X15) M-J>=3
X16) N-I>=3
X17) O-K>=5
X18) P-M>=5
X19) AI-K>=2
X20) AJ-k>=1

ii

iii

X21) AI-AJ>=0
X22) AL-M>=1
X23) AM-M>=1
X24) AM-AL>=0
X25) N-AI>=0
X26) N-AM>=0
X27) Q-N>=4
X28) O-P>=0
X29) Q-O>=0
X30) R-L>=3
X31) S-Q>=2
X32) T-Q>=2
X33) U-S>=2
X34) T-R>=0
X35) V-T>=1
X36) W-U>=2
X37) X-U>=3
X38) Y-AK>=0
X39) Y-W>=2
X40) Z-W>=2
X41) AK-U>=1
X42) Y-X>=0

iii

iv

X43) Y-AK>=0
X44) AA-Y>=1
X45) AA-Z>=0
X46) AB-AA>=3
X47) AC-AB>=1
X48) AD-AB>=1
X49) AE-AB>=2
X50) AF-AD>=1
X51) AO-AB>=2
X52) AP-AC>=1
X53) AO-AF>=0
X54) AE-AP>=0
X55) AO-AE>=0
X56) AH-AO>=1
X57) AG-AH>=0
X58) AG-AO>=2
END

iv

Lampiran 5
Laporan Hasil Peritungan Dengan Program Lindo
LP OPTIMUM FOUND AT STEP

46

OBJECTIVE FUNCTION VALUE


1)

28.00000
VARIABLE

VALUE

REDUCED
COST

AG
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J

28.000000
0.000000
1.000000
3.000000
3.000000
5.000000
3.000000
5.000000
4.000000
5.000000
3.000000

0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

K
L
M
N
O
P
AI
AJ
AL
AM
Q
R
S
T
U

6.000000
8.000000
6.000000
8.000000
11.000000
11.000000
8.000000
8.000000
8.000000
8.000000
12.000000
14.000000
14.000000
14.000000
16.000000

0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

vi

V
W
X
Y
AK
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
AO
AP
AH

15.000000
18.000000
20.000000
20.000000
17.000000
21.000000
21.000000
24.000000
25.000000
25.000000
26.000000
26.000000
26.000000
26.000000
28.000000

0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

ROW

SLACK OR
SURPLUS
X1)
X2)
X3)
X4)
X5)
X6)
X7)
X8)
X9)
X10)
X11)
X12)
X13)
X14)
X15)
X16)
X17)
X18)
X19)
X20)
X21)
X22)

DUAL
PRICES

0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
0.000000
1.000000

vi

-1.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

vii

X23)
X24)
X25)
X26)
X27)
X28)
X29)
X30)
X31)
X32)
X33)
X34)
X35)
X36)
X37)
X38)
X39)
X40)
X41)
X42)
X43)
X44)
X45)
X46)
X47)
X48)
X49)
X50)
X51)
X52)
X53)
X54)
X55)
X56)
X57)
X58)
NO. ITERATIONS=

1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
3.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
3.000000
0.000000
1.000000
0.000000
0.000000
3.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
0.000000
0.000000

0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
-1.000000

46

RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED:


OBJ COEFFICIENT RANGES

vii

viii

VARIABLE
AG
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
AI
AJ
AL
AM
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
AK
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
AO

CURRENT
COEF
1.000000
-1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

ALLOWABLE
INCREASE
INFINITY
INFINITY
INFINITY
0.000000
INFINITY
0.000000
INFINITY
INFINITY
INFINITY
INFINITY
0.000000
0.000000
INFINITY
0.000000
INFINITY
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
INFINITY
0.000000
INFINITY
INFINITY
INFINITY
INFINITY
INFINITY
0.000000
INFINITY
INFINITY
0.000000
INFINITY
INFINITY
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
INFINITY

viii

ALLOWABLE
DECREASE
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000

ix

AP
AH

ROW
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
X33
X34
X35

0.000000
0.000000

0.000000
0.000000

0.000000
0.000000

RIGHTHAND SIDE RANGES


CURRENT
ALLOWABLE
ALLOWABLE
RHS
INCREASE
DECREASE
1.000000 INFINITY
1.000000
2.000000
0.000000 INFINITY
2.000000 INFINITY
0.000000
1.000000
1.000000 INFINITY
2.000000
3.000000
3.000000
2.000000 INFINITY
0.000000
3.000000
1.000000
4.000000
2.000000
0.000000
1.000000
0.000000
1.000000 INFINITY
0.000000
1.000000 INFINITY
0.000000 INFINITY
0.000000
2.000000
0.000000 INFINITY
3.000000
0.000000
1.000000
5.000000
3.000000
8.000000
3.000000
1.000000
0.000000
3.000000 INFINITY
0.000000
5.000000
0.000000 INFINITY
5.000000
1.000000
0.000000
2.000000
0.000000
1.000000
1.000000
1.000000 INFINITY
0.000000
1.000000 INFINITY
1.000000
1.000000 INFINITY
1.000000
1.000000 INFINITY
0.000000
1.000000 INFINITY
0.000000
0.000000
1.000000
0.000000
1.000000 INFINITY
4.000000 INFINITY
1.000000
0.000000
1.000000
0.000000
0.000000
1.000000 INFINITY
3.000000
3.000000 INFINITY
2.000000 INFINITY
14.000000
2.000000 INFINITY
3.000000
2.000000 INFINITY
16.000000
0.000000
3.000000 INFINITY
1.000000 INFINITY
15.000000

ix

X36
X37
X38
X39
X40
X41
X42
X43
X44
X45
X46
X47
X48
X49
X50
X51
X52
X53
X54
X55
X56
X57
X58

2.000000
3.000000
0.000000
2.000000
2.000000
1.000000
0.000000
0.000000
1.000000
0.000000
3.000000
1.000000
1.000000
2.000000
1.000000
2.000000
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
0.000000
2.000000

INFINITY
1.000000
3.000000
INFINITY
1.000000
3.000000
1.000000
3.000000
INFINITY
1.000000
INFINITY
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
INFINITY
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.000000
1.000000
INFINITY

1.000000
INFINITY
INFINITY
1.000000
INFINITY
17.000000
INFINITY
INFINITY
1.000000
INFINITY
24.000000
INFINITY
INFINITY
INFINITY
INFINITY
0.000000
INFINITY
INFINITY
INFINITY
INFINITY
INFINITY
INFINITY
1.000000

ii
P

AL
X24=0

X18=5

X22=1

X28=0

X23=2

AM

AJ

AI

X19=2

X53=0

X42=0

X26=0
X48=1

X33=2

X25=0

AF

AD

X21=0
X29=0

X13=3

X50=1

X17=5

X20=1

X15=3

AH

X37=3

X57=0

C
X12=2

X8=2

X2=2

X45=0
X31=2

X27=4

B
X1=1

X4=1
X32=2
X9=0

X3=2

W
X36=2

X7=3
X7=3

X10=0

X39=2

F
X14=5

X35=1

AP

X54=0

R
X30=3

Lintasan Kritis Proyek Pembangunan Gedung Asrama Diklat Depag Semarang Hasil Olahan Lindo

ii

X55=0

X47=1

X52=1

AC

AG
X58=2

AE

AK

X34=0

AO

X44=1

X38=0

AB
X49=2

X11=0

AA

X41=1

X5=2
X6=2

X43=0

X51=2

X46=3

X16=3

X56=1

X40=2

iii
P

AL
X24=0

X18=5

X22=1

X28=0

X23=2

AM

AJ

AI

X19=2

X53=0

X42=0

X26=0
X48=1

X33=2

X25=0

AF

AD

X21=0
X29=0

X13=3

X50=1

X17=5

X20=1

X15=3

AH

X37=3

X57=0

C
X12=2

X8=2

X2=2

X45=0
X31=2

X27=4

B
X1=1

X4=1

X3=2

W
X36=2

X7=3
X7=3

X32=2
X9=0

X39=2

F
X14=5

X35=1

AP

R
X30=3

Network Proyek Pembangunan Gedung Asrama Diklat Depag Semarang

iii

X55=0

X47=1

X52=1

AC

AG
X58=2

AE

AK

X34=0

AO

X44=1

X38=0

AB
X49=2

X11=0

AA

X43=0

X5=2
X6=2

X41=1

X10=0

X51=2

X46=3

X16=3

X56=1

X40=2

X54=0

Anda mungkin juga menyukai