24 76 1 PB
24 76 1 PB
2 Des 2011
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta, Jln. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta
Timur 13220
*) Email: septia_narugaara@yahoo.com
Abstrak
Studi Magnetisasi pada sistem spin menggunakan Model Ising 2D. Simulasi pada system spin
2D telah disimulasikan menggunakan model Ising untuk mempelajari karakteristik magnetisasi.
Studi magnetisasi ini diamati hanya berdasarkan pada medan magnet internal yang disebabkan
oleh pergerakan spin. Model ini dideskripsikan sebagai sistem spin dengan variasi panjang kisi (L)
yang dimulai dari 50 au sampai 250 au dengan kenaikan 50 au. Hasil menunjukkan ukuran kisikisinya adalah 50, 100, 150, 200, dan 250 au dengan puncak maksimum lokasi magnetisasi yang
paling intense masing-masing pada 0.0153, 0.00787, 0.0056, 0.0040, dan 0.0032 A/m. Namun,
suhu kritis (T/T0)C bervariasi yaitu 38.44, 36.28, 35.37, 27.84, dan 21.38 K sesuai dengan
bertambahnya L. Hasil ini menunjukkan bahwa magnetisasi bergantung pada konfigurasi spin dan
ukuran kisi. Sedangkan, suhu kritis yang teramati pada grafik magnetiasasi bervariasi dengan
bertambahnya ukuran kisi.
Kata kunci: Magnetisasi, Sistem Spin, Ising 2D, Ukuran Kisi, Temperature Kritis
Abstract
Magnetization study on spin system by Ising model 2D. Magnetization study on spin system has
been simulated using Ising 2D model. The simulation based on internal magnetic field which is
due to spin dynamic. The model is described as spin system with various lattice lengths (L) which
are ranging from 50 au to 250 au with increment 50 au. The results show that when lattice size
are 50, 100, 150, 200, and 250 au the most intense peak of magnetization locates at about 0.0153,
0.00787, 0.0056, 0.0040, and 0.0032 A/m, respectively. Nevertheless, the critical temperatures
(T/T0)C are varies from 38.44, 36.28, 35.37, 27.84, and 21.38 K with increasing L, respectively.
These results indicates that the magnetization depend on number of spin randomization in the
lattice size. Furthermore, the critical temperature also varies with increasing lattice size.
Keywords: Magnetization, Spin System, Ising 2D, Lattice Size, Critical Temperature
1. Pendahuluan
Gejala feromagnetik muncul dari sejumlah
atom dengan spin-spin yang memiliki momen
magnetic dengan arah tertentu. Deskripsi dari
teori sederhana tentang feromagnetik biasa
disebut model Ising. Model Ising dibuat oleh
Prof. Wilhelm Lenz pada tahun 1920. Nama
Ising dipakai karena murid dari Prof Wilhelm
19
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. XII No. 2 Des 2011
2. Metode Penelitian
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan di
laboratorium Komputasi Universitas Negeri
Jakarta, mulai bulan Maret sampai dengan
bulan Juni 2012.
2.2 Cara kerja
Langkah awal yang dilakukan pada
simulasi ini adalah dengan melakukan
inisialisasi dari konstanta-konstanta yang
digunakan. Selanjutnya dilakukan penentuan
konfigurasi awal dari kondisi dan ukuran spin
yang akan diamati. Secara garis besar,
langkah-langkah simulasi yang dilakukan pada
penelitian dapat dilihat pada diagram alir di
bawah ini.
20
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. XII No. 2 Des 2011
21
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. XII No. 2 Des 2011
Penelitian
ini
mempelajari
tentang
dinamika spin dalam kisi dua dimensi (LxL).
Namun demikian, pembahasan hanya dibatasi
pada bagaimana magnetisasi dipengaruhi oleh
jumlah interaksi spin didalam kisi 2D.
Sementara, sebaran dari kondisi/ probabilitas
spin (up atau down) disimulasikan dengan pola
magnetisasi hitam untuk spin up dan putih
untuk spin down. Sebaran dari probabilitas
spin pada proses magnetisasi dapat dilihat pada
gambar 1, 3, 5, 7, dan 9. Gambar tersebut
menunjukkan konfigurasi akhir atau kondisi
akhir dari konfigurasi spin setelah langkah
atau step akhir tercapai yaitu step ke 500.
Ketika luas kisi meningkat dari L=50 sampai
L=250 dengan kenaikkannya 50, terlihat
jumlah spin up meningkat dan spin down
menurun (spin up ditunjukkan dengan warna
hitam dan spin down dengan warna putih) dari
step sebelumnya. L adalah ukuran panjang kisi
dari sistem ising 2D, sedangkan N adalah
banyaknya spin atau jumlah spin didalam
dimensi LxL. Berdasarkan pada asumsi bahwa
sistem memiliki cukup energi tanpa tambahan
energi eksternal, kisi dengan spin anti parallel
merupakan keadaan saling ketergantungan
(perubahan interaksi antar tetangga) dari spin.
Pada suhu tinggi gangguan termal terjadi atas
pertukaran interaksi yang menghasilkan
orientasi spin anti-parallel, karena semua spin
22
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. XII No. 2 Des 2011
4. KESIMPULAN
1. Model ising 2D dengan metode Monte
Carlo dapat menghasilkan besaran
termodinamika berupa nilai magnetisasi
rata-rata per spin dan magnetisasi per
spin dengan nilai L yang berbeda.
2. Temperatur dapat mempengaruhi nilai
magnetisasi per spin, dengan penurunan
magnetisasi per spin tidak teratur dengan
temperatur dari 0.75-125.5 K, di setiap
kisinya dari L=50 sampai L=250. (Lihat
Lampiran).
3. Temperatur tinggi, magnetisasi per spin
kecil akan memungkinkan terjadinya
spin anti-parallel yang menunjukkan
bahwa
bahan
berubah
menjadi
antiferomagnetik
4. Magnetisasi rata-rata yang dihasilkan
dari L=50 sampai L=250 dengan
kenaikkan 50 mengalami penurunan
yang tidak teratur, karena merupakan
probabilitas.
5. Nilai magnetisasi untuk L=50 adalah
sekitar 0.015296 A/m dan L=250 adalah
sekitar 0.00320813 A/m. Semakin
panjang panjang kisi maka nilai
magnetisasi semakin menurun hingga
mendekati nol. Penurunan magnetisasi
juga memungkinkan spin parallel
berubah menjadi spin anti-parallel.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
laboran di laboratorium Komputasi Jurusan
Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta dan
semua pihak yang telah membantu penelitian
ini.
DAFTAR ACUAN
[1] Allaby, Ailsa dan Allaby, Michael. 1999. A
Dictionary
of
Earth
Sciences.
Encyclopedia.com
[2] Agarwal, Ishita.2011. Numerical Analysis
of 2-D Ising Model. University of
Bonn.German.
[3] Edelman,Neil dan Pickler,Carolyne. 13
April 2007. Detemining Curie dan Neel
Temperature of Mineral.
23
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. XII No. 2 Des 2011
24