Anda di halaman 1dari 17

Tugas ke :

Pendidikan Kewarganegaraan
Pancasila Sebagai Nilai Kehidupan Manusia Indonesia

Di susun oleh :
Erika Silviani
270110130006
Geologi B

Fakultas Teknik Geologi


Universitas Padjajaran
2013/2014

Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah, yang tidak pernah berhenti memberikan nikmat
dan karunia Nya kepada umat manusia. Segala puji hanya bagi-Nya, yang dengan
segala taufik dan pertolongan-Nya semata, apa pun wujud kepentingan, pasti dapat
dilaksanakan dengan baik.
Shalawat dan Salam semoga tercurah limpahkan kepada panutan alam yang
senantiasa menjadi suri tauladan yang baik bagi semua umat manusia yaitu Nabi
Muhammad S.A.W
Dengan kehendak-Nya, Alhamdulilah saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Manusia tempat nya lupa dan salah, makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna sehingga kritik dan saran untuk mebuat suatu karya yang lebih baik lagi
sangat di perlukan.

Jatinangor, 04 April 2014

Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar...i
Daftar isi....ii
Bab I
1.1 Latar belakang.1
1.2 Rumusan Masalah...1
1.3 Maksud dan tujuan..1
Bab II
2.1 pengertian pancasila2
2.2 Sejarah perumusannya .2-3
2.3 Butir-butir penguraian pancasila..3-5
2.4 Nilai Pancasila 5-6
2.5 Prinsip pancasila..6-7
2.6 Pancasila Sebagai Nilai Dasar Kehidupan Bangsa dan Negara Republik
Indonesia....8-9
Bab III
3.1 Kesimpulan........10
3.2 Saran..10
Daftar Pustaka..iii

ii

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia, pancasila berisi lima nilai kehidupan bangsa
Indonesia, maka sudah selayaknya dalam menjalankan kehidupan pemerintahan maka
pancasila inilah yang di jadikan pedoman bagi pemerintah maupun rakyat Indonesia. Banyak
nilai yang terkandung dalam pancasila, namun dewasa ini pengamalan nilai-nilai itu sudah
tidak terlihat lagi baik di kalangan masyarakat, pemerintahn apalagi generasi muda yang akan
menjadi penerus bangsa. Oleh karena itu dibuatlah makalah ini dengan harapan generasi muda
khususnya mahasiswa dapat memahami nilai yang terkandung dalam pancasila serta dapat
mengamalkannya supaya kelak dapat menjadi penerus bangsa yang amanah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah ?
1. Apa pemgertian pancasila ?
2. Bagaimana sejarah perumusannya ?
3. Apa isi butir-butir penguraian dari pancasila ?
4. Apa Makna nilai Pancasila ?
5. Bagaimana prinsip pancasila ?
6. Bagaimana Pancasila Sebagai Nilai Dasar Kehidupan Bangsa dan Negara Republik
Indonesia?
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Memahami pemgertian pancasila
2. Mengetahui sejarah perumusannya
3. Memahami isi butir-butir penguraian dari pancasila
4. Memahami Makna nilai Pancasila
5. Memahami Bagaimana prinsip pancasila
6. Memahami Pancasila Sebagai Nilai Dasar Kehidupan Bangsa dan Negara Republik
Indonesia

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sanskerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar
1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung
dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni
diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
2.2 Sejarah Perumusan Pancasila
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulanusulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yaitu :

Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin
merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri
Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima
sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup
ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam
memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.[1]

Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Sukarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat,
dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu
diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan
ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini

dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya
azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan
abadi.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya ialah :

Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945

Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945

Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27


Desember 1949

Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus


1950

Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit
Presiden 5 Juli 1959)

2.3 Butir-butir Pengamalan Pancasila


Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima
asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan
Pancasila.
36 Butir-Butir Pancasila/Eka Prasetya Panca Karsa
A. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
B. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.


5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
C. Sila Persatuan Indonesia
1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika.
D. Sila Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat kebiijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan.
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran
dan keadilan.
E. Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak-hak orang lain.


5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
2.4 Makna Nilai dalam Pancasila
a. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan
bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan
juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat
beragama.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
c. Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan

Indonesia

sekaligus

mengakui

dan

menghargai

sepenuhnya

hikmat

kebijaksanaan

terhadap

keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..


d. Nilai Kerakyatan
Nilai

kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

dalam

permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,

dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
e. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara
lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya
abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional
dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut
adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai
tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat
dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.
2.5 Prinsip Pancasila
Prinsip adalah gagasan dasar yang mengandung kebenaran, berupa doktrin atau asumpsi,
yang terjabar dalam hukum atau tata pergaulan, yang dijadikan landasan dalam menentukan
sikap dan tingkah laku. Prinsip dipegang sebagai acuan dalam menentukan pilihan suatu
pemikiran atau tindakan, menentukan pola fikir dan pola tindak, sehingga akan mewarnai
tingkah laku pemegang prinsip dimaksud.
Contoh prinsip yang cukup banyak kita fahami di antaranya: yang penting adalah
tercapainya tujuan, sedang cara tidak bermakna, atau tujuan menghalalkan segala cara. Dalam
bahasa asing sering kita dengar ungkapan, the end justifies the mean, all is well that ends well.
Terdapat pula prinsip bahwa penyelesaian masalah adalah dengan cara tidak melawan dengan
kekerasan, kalau anda dipukul pipimu kiri, serahkan pipimu kanan. Ada juga prinsip yang
menyatakan bahwa perdamaian hanya akan terwujud dengan pengorbanan secara total, ibarat
sebatang lilin yang habis terbakar demi menerangi sekitarnya. Namun ada yang berprinsip
keadilan akan terwujud apabila dilakukan tindakan yang seimbang, kalau seorang membunuh
harus dibalas dengan dibunuh.
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang yang tidak berpegang pada suatu prinsip,
tindakannya tidak terduga dan tidak terarah, tergantung pada angin berembus, orang semacam
ini dikatakan sebagai orang yang tidak berprinsip.
Dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno menyebut sila-sila dalam
Pancasila itulah prinsip-prinsip kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila dalam bahasa Inggris
disebutnya sebagai the five principles. Dengan demikian maka sila-sila dalam Pancasila itu

memberi corak pada pola fikir dan pola tindak bangsa Indonesia dalam menghadapi segala
permasalahan hidupnya.
Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, pola pikir, sikap dan tidak bangsa Indonesia
mengacu pada prinsip yang terkandung di dalamnya. Orang bebas berfikir, bebas berusaha,
namun sadar dan yakin bahwa akhirnya yang menentukan segalanya adalah Tuhan Yang Maha
Esa. Man proposes, but God disposes, sehingga manusia rela dan ikhlas diatur. Dalam
menentukan suatu pilihan tindakan seorang memiliki kebebasan, namun kebebasan tersebut
harus dipertanggungjawabkan, dan memiliki akibat terhadap pilihan tindakannya. Dalam
menentukan pilihan tindakan, seseorang mengacu pada terwujudnya keselarasan atau harmoni
dan kelestarian alam semesta.
Prinsip Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan acuan bahwa dalam olah fikir,
olah rasa, dan olah tindak, manusia selalu mendudukkan manusia lain sebagai mitra, sesuai
dengan harkat dan martabatnya. Hak dan kewajibannya dihormati secara beradab. Dengan
demikian tidak akan terjadi penindasan atau pemerasan. Segala aktivitas bersama berlangsung
dalam keseimbangan, kesetaraan dan kerelaan.
Dengan prinsip Persatuan Indonesia, pola fikir, sikap dan tindak bangsa Indonesia selalu
mengacu bahwa negara Indonesia merupakan negara kesatuan dari Sabang sampai Merauke.
Kita mengaku bahwa negara kesatuan ini memiliki berbagai keanekaragaman ditinjau dari segi
agama, adat, budaya, ras, dan sebagainya, yang harus didudukkan secara proporsional dalam
negara kesatuan. Dalam hal terjadi konflik kepentingan, maka kepentingan bangsa diletakkan
di atas kepentingan pribadi, golongan dan daerah.
Sila

Kerakyatan

yang

Permusyawaratan/Perwakilan,

dipimpin
memberikan

oleh
petunjuk

Hikmat
dalam

Kebijaksanaan
berfikir,

dalam

bersikap

dan

bertingkahlaku bahwa yang berdaulat dalam negara Republik Indonesia adalah seluruh rakyat,
sehingga rakyat harus didudukkan secara terhormat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Aspirasi rakyat dipergunakan sebagai pangkal tolak penyusunan
kesepakatan bersama dengan jalan musyawarah. Apabila dengan musyawarah tidak dapat
tercapai kesepakatan, maka pemungutan suara tidak dilarang. Setiap kesepakatan bersama
mengikat semua pihak tanpa kecuali, dan wajib untuk merealisasikan kesepakatan dimaksud.
Dalam menentukan kesepakatan bersama dapat juga ditempuh dengan jalan perwakilan.

Prinsip Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia memberikan acuan bagi olah fikir,
olah sikap dan olah tindak bahwa yang ingin diwujudkan dengan adanya negara Republik
Indonesia adalah kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali.
Pemikiran yang mengarah pada terwujudnya kesejahteraan sepihak tidak dibenarkan.
Prinsip-prinsip yang lima tersebut merupakan pendukung dan sekaligus realisasi konsepkonsep yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, seperti konsep pluralistik, harmoni
atau keselarasan, gotong royong dan kekeluargaan, integralistik. kerakyatan dan kebangsaan.
2.6 Pancasila Sebagai Nilai Dasar Kehidupan Bangsa dan Negara Republik Indonesia
A. Pengertian Nilai, Moral dan Norma
a. Nilai dan Nilai Dasar
Menurut Suyitno, nilai merupakan sesuatu yang kita alami sebagai ajakan dari panggilan untuk
dihadapi. Nilai mau dilaksanakan dan mendorong kita untuk bertindak. Nilai mengarahkan
perhatian serta minat kita, menarik kita keluar dari kita sendiri ke arah apa yang bernilai.nilai
berseru kepada tingkah laku dan membangkitkan keaktifan kita. (Suyitno, 1984 : 11-13). Pendapat
lain menyatakan bahwa, nilai adanya ditentukan oleh subjek dan objek yang dinilai. Bagi aliran
subyektivisme, adanya nilai tergantung pada subjek yang menilai. Sebaliknya aliran obyektivisme
menyatakan bahwa adanya nilai terletak pada objek itu sendiri.
Nilai memiliki tingkatan tertentu, yaitu :
1.Nilai dasar adalah nilai yang mendasari nilai instrumental, mendasari semua aktivitaskehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang tercermin di dalam Pancasila yang secara eksplisit
tertuang dalam UUD 1945. Nilai dasar sifatnya sangat fundamental.
2.Nilai instrumental merupakan manivestasi dari nilai dasar, berupa pasal-pasal UUD 1945,
perundang-undangan, ketetapan-ketetapan, dan peraturan-peraturan lainnya yang berfungsi
menjadi pedoman, kaidah, petunjuk kepada masyarakat untuk mentaatinya.
3.Nilai praksis merupakan penjabaran dari nilai instrumental dan berkaitan langsung dengan
kehidupan nyata, yaitu suatu kehidupan yang penuh diwarnai oleh pertimbangan-pertimbangan
tertentu yang sifatnya cenderung pada hal yang bermanfaat dan menguntungkan.

b.Moral
Secara etimologis kata moral berasal dari kata mos artinya cara/adat istiadat/kebiasaan,
jamaknya mores. Kata moral sama dengan kata etos (Yunani) menurunkan kata etika. Dalam
bahasa Arab, moral berarti budi pekerti/akhlak. Dalam konsep Indonesia
Menurut Driyarka, moral atau kesusilaan adalah nilai yang sebenarnya bagi manusia, dengan
kata lain moral atau kesusilaan adalah kesempurnaan sebagai manusia atau kesusilaan adalah
tuntutan kodrat manusia. (Driyarkara, 1966 : 25). Norma atau kesusilaan adalah keseluruhan
norma yang mengatur tingkah laku manusiadi masyarakat untuk melaksanakan perbuatan yang
baik dan benar.
c. Norm
Norma dapat diperoleh dari orang tua sejak kita kecil maupun dari lingkungan yang lebih
luas seperti masyarakat setempat, sekolah, umat beragama, pemerintah daerah, negara, dan pers
serta media masa lainnya.
Norma secara normatif mengandung arti aturan, kaidah, petunjuk, pedoman yang harus
dipatuhi oleh manusia agar perilakunya tidak menyimpang dan tidak merugikan orang lain. Bagi
pelanggarnya akan mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang disepakati bersama.
Macam-macam norma antara lain :
-Norma adat sopan santun ialah aturan, kaidah yang telah disepakati sekelompok masyarakat dan
pelanggarnya mendapat sanksi adat
-Norma hukum ialah suatu kaidah, aturan yang pelaksanaannya dapat dipaksaan dan pelanggarnya
dapat ditindak dengan pasti oleh penguasa yang sah dalam masyarakat.
-Norma moral / norma sosial ialah aturan atau kaidah unruk berperilaku baik dan benar yang
berlaku universal. Pelanggarnya mendapatkan sanksi moral.
-Norma agama ialah kaidah, aturan, petunjuk yang bersumber dari Tuhan lewat Nabi/Rosul untuk
mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
2.7 Pancasila Sebagai Nilai Dasar dan Makna yang Terkandung di Dalamnya

Pancasila diterima sebagai pandangan hidup dan dasar negara membawa konsekuensi logis
bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi
pengaturan serta penyelenggaraan negara.
1.Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti keyakinan dan pengakuan yang
diekspresikan dalam bentuk perbuatan Zat Yang Maha Tunggal tiada duanya. Hal ini menuntut
manusia Indonesia untuk bersikap hidup, berpandangan hidup taat (setia pada perintah dan
hormat/cinta kepada Tuhan) dan Taklim (memuliakan Tuhan, memandang Tuhan teragung,
tertinggi dan terluhur). Nilai ini memberikan kebebasan kepada pemeluk agama sesuai dengan
keyakinannya, tak ada paksaan dan saling menghormati dan kerjasama dengan antar umat
beragama.
2.Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, bermakna : kesadaran sikap dan perilaku yang
sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan mutlak hati nurani dengan
memperlakukan suatu hal sebagaimana mestinya.
Perwujudan dari sila keempat yaitu pengakuan hak asasi manusia, menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan sikap saling
mencintai sesama manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
3.Nilai Persatuan Indonesia
Nilai persatuan Indonesia mengandung arti usaha kea arah bersatu dalam kebulatan rakyat
untuk membina Nasionalisme dalam negara .
Dalam nilai persatuan terkandung adanya perbedaan-perbedaan dalam kehidupan masyarakat
dan bangsa baik berbedaan bahasa, kebudayaan, adat-istiadat, agama maupun suku. Perbedaanperbedaan itu bukan untuk diperselisihkan namun justru menjadi daya tarik kea rah kerjasama, kea
rah resultante/sintesa yang lebih harmonis sesuai semboyan Bhineka Tunggal Ika. Dalam
membangun kebersamaan sebagai wujud nilai persatuan itu antar elemen yang terlibat di

dalamnya, satu sama lain saling membutuhkan-saling ketergantungan-saling memberi yang pada
gilirannya dapat menciptakan kehidupan selaras serasi dan seimbang.
4.Nilai

Kerakyatan

Yang

Dipimpin

Oleh

Hikmat

Kebijaksanaan

Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai sila keempat mengandung makna suatu pemerintahan rakyat dengan cara melalui badanbadan tertentu dala menetapkan sesuatu peraturan di tempuh dengan jalan musyawarah untuk
mufakat atas dasar kebenaran dari Tuhan dan putusan akal sesuai dengan rasa kemanusiaan yang
memperhatika dan mempertimbangkan kehendak rakyat untuk mencapai kebaikan hidup bersama.
Demokrasi pancasila pahamnya adalah kekeluargaan, kebersamaan. Dalam mewujudkan nilai
demokrasi pancasila, semua manusia Indonesia sebagai warga Negara dan warga masyarakat
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Menghormati dan mentaati keputusan
bersama melalui lembaga perwakilan rakyat yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
serta nulai-nilai kebebasan dan keadilan yang mengutamakan kepentingan bangsa.
Nilai demokrasi di bidang ekonomi dengan mewujudkan kesejahteraan bersama. Demokrasi
keadilan sosial berfungsi memenuhi kebutuhan hidup.
5.Nilai keadilan social Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Makna yang terkandung di dalam nilai-nilai sila kelima adalah suatu tata masyarakat yang adil
dan makmur sejahtera lahiriah batiniah, yang setiap warga negara mendapat segala sesuatu yang
menjadi haknya sesuai dengan essensi adil dan beradab.
Wujud pelaksanaannya adalah bahwa setiap warga negara harus mengembangkan sikap adil
terhadap sesama, menjaga keseimbangan, keserasian, keselarasan antara hak dan kewajiban serta
menghormati hak-hak orang lain.
Nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama yaitu:
a.Keadilan Distributif

Suatu hubungan keadilan dari Negara terhadap warganya, Negara wajib memberikan apa yang
telah menjadi hak warganya. Seperti kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup
bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban.
b.Keadilan komutatif
Suatu hubungan keadilan antara warga negara satu dan lainnya secara timbal balik.
Memperlakukan sesama manusia sebagai pribadi yang sama martabatnya dan wajib memberikan
sesama warga masyarakat sesuatu yang telah menjadi haknya.
c.Keadilan legal/ keadilan untuk bertaat
Suatu hubungan keadilan dari warga Negara terhadap Negara, pihak warga negaralah yang
wajib memenuhi keadilan dalam bentuk menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku
dalam Negara.
Selain keadilan diatas, ada juga dua bentuk keadilan lagi, yaitu
a) Keadilan Tuhan
Menyangkut masalah perbuatan dan ganjaran.
b) Keadilan Lingkungan
Kita wajib menjaga dan melestarikan lingkungan sehinnga memperoleh imbalan yang
dihasilkan oleh lingkungan kita.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara
sesungguhnya berisi: Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966
yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan
dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh ialah karena setiap
sila dalam Pancasila tidak dapat diantitesiskan satu sama lain. Secara tepat dalam Seminar
Pancasila tahun 1959
Setiap sila (dasar/ azas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu sama
lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu sila dan mencari
pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia.
3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia kita harus berpegang teguh dengan dasar dan sila-sila dalam
Pancasila. Masyarakat indonesia harus senantiasa toleransi atas perbedaan-perbedaan yang ada
di masyarakat indonesia, serta Senantiasa melakukan musyawarah setiap ada permasalahan

Daftar Pustaka
- http://eprints.undip.ac.id/3241/2/3_artikel_P'_Mulyono.pdf
- http://pormadi.wordpress.com/2007/10/01/nilai-nilai-pancasila-dan-uud-1945/
- http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/01/pancasila-sebagai-dasar-negara/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila#Butir-butir_pengamalan_Pancasila
-http://francmartinno.blog.friendster.com/2009/01/penerapan-nilai-nilai-pancasila/

iii

Anda mungkin juga menyukai